TUGAS INDIVIDU BROADCASTING
Dosen: M. Suyanto, Prof. Dr, M.M.
OLEH
Rindy Kurniawan
09.11.2746
TI -TEHNIK INFORMASI 3C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
Ingin Menjadi Pemain Bola Prefesional SINOPSIS Filem ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang bernama Budi, dia ingin sekali menjadi pemain bola prefesional. Semenjak ia kalah di pertandingan cup sekolah, dia bertekat untuk menjadi pemain bola yang prefesional. Lalu ia mengikuti latihan bola di sekolah dengan rutin. Budi mendapatkan sahabat yang baik di lapangan hijau dan ia juga di saying oleh pelatihnya karena kedisiplinan dia. Tetapi orang tua budi tidak setuju kalaw budi menjadi terlalu ofer bermain sepak bola karena nilai di sekolahannya menurun. Ia pun kena marah oleh ibunya. Bagai mana kisah cerita budi? Apakah budi berhasil menjadi pemain bola prefesional?
Naskah INT.ruang kelas – siang hari Budi berjalan sambil menyandang tas menuju kelas dengan merundukkan kepalanya Budi (Expresi sedih sambil duduk di bangkunya) Ahhhhh BUDI melemparkan tasnya ke meja di hadapannya dengan rasa penuh kecewa dan nyesal dengan dirinya yang kalah di pertandingan cap sekolah kemarin. ANDI yang duduk di sampingnya menasehati budi yang sedang menyesal dengan dirinya. ANDI Sudahlah bud, tidak usa di sesali semua sudah terjadi kamu ambil Pelajarannya saja dari pertandingan kemarin. Justru kamu malah bangkit bud, jangan malah kayak gini. (Sambil menepukkan tangannya ke bahu BUDI) BUDI (memandang ANDI sambil tersenyum “kekecawaan mulai hilang”) Iya ndi, betul juga kata mu. Ibu guru masuk ke dalam kelas, lalu BUDI dan ANDI mengeluarkan buku untuk menjalani rutinitas belajar mengajar.
CUT TO
Fade in. INT.KANTIN SEKOLAH – SIANG HARI Murid-murid memenuhi kantin yang sederhana itu. Budi menyendiri di bangku pojok sambil memikirkan bagaimana caranya menjadi pemain bola prefesional seperti BAMBANG PAMUNGKAS. Dan budi berhayal menjadi pemain bola prefesional. BUDI (bengong sambil berhayal) RANDI Oiiiii ngapain melamun di siang bolong gini Kesambat nanti baru tau. (menepuk bahu BUDI) BUDI Ah kamu ran, lagi asik ni melamun menjadi pemain bola prefesional, kamu ganggu saja, enggak jadi kan aku nyetak gol nya padalan hampir mau aku suting. Kalau aku suting tadi pasti goll. (sambil menggaruk kepala) RANDI Hahahahahaha… kamu ini ada-ada saja budi sampai segitunya, kamu kenapa masih kepikiran tentang pertandingan yang kemarin. Sudah lah pertandingan besok kita bantai lawan kita. (sambil memakan bakso BUDI) BUDI Ah kamu ni RANDI bicara-bicara tapi bakso aku jangan kau hembat juga, masih mau aku bakso itu. (menyenggol tangan RANDI yang menyuapkan bakso ke mulutnya)
RANDI Hehehehehe bagi lah aku sikit (sambil menggaruk kepalanya) CUT TO Fade in INT.PARKIR SEKOLAH – SIANG HARI Suasana parkir rame murid yang hendak pulang kerumah masing-masing, BUDI berjalan menuju motornya datanglah ANDI dari belakang BUDI. ANDI (sambil menepuk bahu BUDI) Oi bud, bagai mana kalau siang ini kita latihan bola di lapangan dekat rumah aku BUDI (kaget sambil membalikkan badan ke arah belakang) Ha..!!! Siang ini? Sekarang? (sambil menaruhkkan tangan di dagu) ANDI Katanya mau jadi pemain bola prefesional. Ya ayo latihan, gak ada kenal cuaca mau panas hujan badai pun dia kan tetap latihan. (menghasut BUDI untuk mau berbain bola)
BUDI (tanpa berfikir panjang) Oke dah, ayoo kita menuju lapangan walau pun cuaca panas demi menjadi pemain bola prefesional.
BUDI dan ANDI mengambil motor lalu dengan semangat pergi menuju lapangan dekat rumah ANDI. CUT TO
Fade in EXT.LAPANAGAN DEKAT RUMAH ANDI – SIANG HARI Suasana sunyi di hiasi suara hembusan angin yang mengantap rimbunnya pohon di sisi kanan lapangan. ANDI dan BUDI berlari sambil membawa bola yang di bawanya dari rumah ANDI dan ANDI menendang bola kearah BUDI. ANDI Ni terima tendangan dari ku Tung…. (menendang dengan kuat kea rah BUDI) BUDI Happ.. (meloncat kearah kanan) Ah Cuma segitu tendangan mu ANDI? ANDI Tendang kemari biyar aku tendang yang lebih kuat lagi (emosi mulai timbul) Lagi asiknya bermain, dating lah RANDI dengan motor yang di kendarainya, bermaksud gabung bermain bola bersama ANDI dan BUDI.
RANDI (memarkirkan motornya di tepi lapangan dan berlari menuju ANDI dan BUDI) Woiii… aku ikut main. Ah kalian main bola enggak ngajak-ngajak. BUDI Kami enggak ada rencana mau main bola ni. (sambila menendang bola) Mereka bertiga pun asik bermain bola, saking ke asikannya bermain bola mereka tidak sadar bahwa hari sudah sore. Lalu mereka lekas pulang kerumah masingmasing dengan keadaan kotor dan berkeringat. CUT TO INT.TAMAN RIA – SORE HARI Ketika BUDI sedang asik menikmati jalanan dengan santai menggunakan motornya, terlintaslah sebundar bola di tengah jalan, lalu ia berhenti memarkirkan motornya di parkiran TAMAN dan mengambil bola tersebut, dari kejauhan terdengarlah suara anak kecil yang meminta bola tersebut, BUDI pun menghampirinya. Ketika bola di berikan kepada bocah kecil itu, lalu bocah kecil itu mengajak BUDI bermain bola bersamanya, BUDI pun tertarik dengan ajakan bocah tersebut dan mereka bermain di taman yang indah itu. BUDi (dengan gembiranya mengoper si bocah) Ayo dek tendang lagi kemari bolanya BOCAH (sambil ketawa ia menendang bola tersebut) Tung.. Ini bang (bola meluncu dengan pelannya kearah BUDI)
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 BUDI menghentikan permainan bola yang sedang berlangsung. BUDI lalu bertanya kepada si bocah. BUDI Dek, diapa namanya? (sambil memegang bola dan ingin mengembalikannya) BOCAH (menerima bola tersebut) Nama aku WAWAN bang BUDI Sama siapa WAWAN kesini? BOCAH Itu sama ibu (sambil menunjuk kea rah ibunya) BUDI Oo .. Lain hari kita main lagi ya dek, Abang mau pulang dulu. (sambil memegang kepala WAWAN) BOCAH Bener ya bang (berharap) BUDI (tersenyum lebar kepada WAWAN)
BUDI lekas berjalan mengambil motornya lalu pergi tergesa-gesa meninggalkan TAMAN yang indah itu menuju RUMAH nya. CUT Fade in INT.RUMAH BUDI – SORE HARI Ketika BUDI sampai di depan RUMAH, mesin motor BUDI dimatikan dan di dorongnya motor tersebut ke dalam garasi, ia masuk dengan diam-diam melewati pintu belakang. BUDI “semoga aku tidak ketahuan ibu” (jalan menyinjit takut ketauan ibu) IBU (berdiri di sebalik pintu dapur) Haa.. Bagus kamu nya pulang magrib-magrib kemana saja kamu? (menjewer telinga BUDI) BUDI Ampun bu.. Iiitu, BUDI tadi main bola bersama ANDI dan RANDI bu. (sambil kesakitan) IBU Bagus pulang sekolah tidak langsung pulang ke rumah ya. (semakin keras jewerannya) BUDI (merengek kesakitan) Ampun bu, janji tidak ulangi lagi.
IBU Ya sudah mandi sana, lalu solat. (melepaskan jewerannya) BUDI lekas berlari melepakan bajunya dan mandi lalu solat. CUT
INT.RUANG MAKAN – MALAM HARI IBU mempersiapkan makan malam untuk AYAH dan BUDI, teriak suara IBU memanggil BUDI dari ruang makan. BUDI pun datang ke ruang makan tuk makan malam bersama IBU dan AYAH. BUDI Emm.. enak ni ayam gorengnya (mencium sambil memjamkan mata sembari menikmati keharuman ayam) IBU Huss pakek di cium-cium segala. Ambil lalu makan AYAH (menggelengkan kepala melihat tingkah BUDI) BUDI Bu, lusa BUDI ikut pertandingan CUP SMA BUDI jadi capten lo.. (dengan gembiranya) IBU Enggak ada tanding-tanding nilai kamu jelek? Pasti gara-gara bayak bermain bola ni (sedikit emosi)
BUDI (menundukkan kepala sambil menyuapkan nasi ke mulutnya dengan penuh rasa kecewa) AYAH Kan sudah AYAH bilang dari kemarin, kamu boleh bermain bola tapi nilai kamu jangan sampai jelek, sekarang apa nyatanya nilai kamu hancurkan? AYAH dukung kalau kamu bermain bola, kamu punya bakat. Tapi itu tadi jadinya jelekkan nilai kamu. (menasehati BUDI) BUDI Iya yah, tapi BUDI boleh ya besok ikut tanding. (rasa penuh berharap) AYAH AYAH sih terserah IBU saja (sambil meminum air mineral) BUDI Boleh ya bu, BUDI janji nilai BUDI besok pasti naik. BUDI dah di percayai menjadi capten bu. (suara sedih dan penuh harapan) IBU …. (IBU diam sambil memakan seekor ayam) BUDI (terdiam sambil menghabiskan makanannya) Setelah habis makannya BUDI lekas pergi kekamar dengan penuh rasa sedih dan kecewa.
CUT INT.KAMAR BUDI – MALAM HARI BUDI membuka pintu kamar lalu merebahkan badannya ke tempat tidur, BUDI merenung memikirkan pertandingan CUP yang lusa segera di mulai. BUDI “Apa kata kawan-kawan ku, pelatih ku kalau aku besok lusa tidak jadi main pasti kecewa kali mereka” Aduh aku harus ikut pertandingan CUP ini Aku harus bisa memimpin tim aku tuk menang. (tekat yang yang kuat) CUT INT.DEPAN KELAS – PAGI HARI BUDI berjalan menuju kelas, di depan kelas ia di panggil oleh RANDI. RANDI mengajak duduk di depan kelas tuk membicarakan tentang pertandingan CUP esok hari. RANDI (menarik BUDI ke bangku depan kelas) Gimana ni besok kita tanding bud? Kamu dah siapkan?
BUDI (menundukkan kepala) Aku sih siap ran, tapi IBU ku enggak ngizinkan aku untuk bermain besok. (sedih)
RANDI (kaget dan kecewa) Lahhh…!!!! Kok bisa enggak boleh bud? BUDI Karna nilai-nilai ku jelek ran, makanya aku enggak boleh bertanding besok. (menundukkan kepala sambil menggenggam tangangnya) RANDI Waaa.. gimana ni? Bohong aja bud.. bohong demi kebaikan. (menghasud sambil memainkan alisnya) BUDI Liahat besok lah ran.. (beranjak dari kursi dan masuk kekelas) RANDI Eh tapi nanti sore latihan datangkan? kata pelatih, kita bicarakan strategi untuk besok (berteriak sambil membalikkan badan) CUT EXT.LAPANGAN BELAKANG SEKOLAH – SORE HARI Ayo semuanya lari jangan ada yang malas, pruit di tiup pelatih yang menginstruksikan latihan di sore hari ini. RANDI, kemana BUDI? RANDI Eee..eeee… (berhenti berlari dan terdiam)
BUDI (BUDI tiba-tiba berlari kelapangan menuju pelatih) Iya pak.. PELATIH Bagus kau ya, semua sudah mulai latihan kau baru datang, Ingat kau tu capten dalam pertandingan besok, kau harus bisa mimpin tim kau di lapangan hijau besok, ingat itu. (emosi kedua tangan di pinggang mata melotot kearah BUDI) BUDI Iya pak (menunduk menyesali keterlambatannya) Pelatih Kenapa kau terlambat? (ke dua tangan masih di pinggang) BUDI Tadi saya bantu orang tua dulu pak (sambil ketakutan) PELATIH Lari kau 5 keliling lapangan..!!! (emosi belum mereda) Sambil menunggu BUDI menjalankan hukuman PELATIH memberi latihan ringan pasing kepada tim untuk menjaga stamina dan menasehati tim agar lebih disiplin, jangan seperti BUDI yang terlambat datang latihan. Setelah BUDI selesai ngejalani hukuman pelatih memberikan instruksi dan strategi untuk pertandingan besok. CUT TO
Setelah latihan selesai RANDI menghampiri BUDI yang sedang melepas sepatu. RANDI (Duduk di samping BUDI sambil melepas sepatunya lalu menyenggol BUDI yang sedang melepaskan sepatu) Eh alasan apa bud yang kau bilang ke IBU kau? BUDI Aku bilang belajar kelompok ran, sebenernya aku takut untuk bohong Tapi kau bilang tidak apa-apa demi kebaikan. Aku bohong demi tim bola kita, tapi kali ini saja aku bohongnya Sehabis pertandingan aku tak mau berbohong lagi (sambil menarik tali sepatu) RANDI Iya bud tak apa do.. (meyakinkan BUDI) CUT
EXT.STADIUN MAGUO – SIANG HARI sekuruh sporter menghiasi stadiun yang sangat besar, mereka pun membawa selogan dari SMA masing-masing, tidak sedikit juga yang membawa tom-tom drum untuk menambah semangat tim yang di belanya, baju warna warni pun tersusun menghiasi staddiun maguo, tidak ketinggalan juga yel-yel dari kedua kubu sporter beradu. Tidak lama kemudian kedua tim memasuki lapangan hijau, dan sauara menggema pun terdengar dari seluruh sisi lapangan,lalu kedua tim saling berjabat tangan menandakan perdamaian di antara ke dua tim dan peruit panjang pun di
bunyikan menandakan pertandingan di mulai di ikuti suara sporter yang mendukung tim nya masing-masing. Cut to Bola di bawa oleh RANDI ia mengilik lawan kekanan dan kekiri, lalu dari sisi kiri datang seorang lawan yang menyeleding dia, lalu di rebutnya lah bola tersebut dan di bawanya ke arah gawang yang telah di jaga oleh ANDI, lalu di suting dari jarak yang cukup jauh, dan bola di tangkap ANDI dengan cekatan. Terjadilah serang menyerang antar kedua kubu,pertandingan semakin seru. Tak terasa pruit panjang babak pertama telah berbunyi, score 0-0. Kedua tim di persilahkan memasuki ruang peristirahatan. PELATIH memberi instruksi dan strategi. PELATIH RANDI kamu isi di sayap kanan ya. Ketika dapat bola kamu oper ke BUDI, Nah BUDI, kamu harus bisa lepas dri bek kiri lawan, Setelah lewat, nah baru kamu suting. Oke (dengan tegasnya menyampaikan instruksi) RANDI & BUDI Siap pak.. Waktu 15 menit pun sudah berakhir, kedua tim harus balik kelapangan tuk melanjutkan pertandinga babak ke dua. RANDI dan BUDI mengoper bola, menandakan pertandingan sudah di mulai dan sporter semkin teriak menyanyikan yel-yel mereka. CUT TO Setelah sekian lama ke dua tim mencoba meyerang ternyata belm ada satupun yang bisa mencetak goll..
Ketika bola di rebut RANDI dari sisi kiri lawan, ia membawa bolanya dia pun di ganggu oleh lawan kemudian bola yang di kaki dia di tendang kedepan bermaksud mengoper datar ke BUDI, tetapi terkena kaki lawan hingga bolanya melambung ke atas. RANDI (waduh bolanya malah melambung ke atas waktu juga tinggal sebentar lagi habis) BUDI melihat bola tersebut lalu mengejarnya dan ia sejenak terlintas “semua harapan hanya ada pada diri ku dan aku juga berjanji kepada kawankawan ku kalu pertandingan ini harus menang, aku juga berbohong kepada IBU ku demi sepak bola ini, aku harus bawa piala kerumah harus ku tunjukan kepada IBU dan AYAH” Lalu dia melompat meraih bola tersebut dan membalikkan badan, tendangan salto kuat pun tak terbendung masuk ke sisi kiri gawang lawan. GOLLLLLLL…… (sorak sporter dan sorak tim yang gembira menyambut gol spektakkuler BUDI) BUDI tercengang melihat bola masuk ke gawang lawan, seolah-olah ia tak percaya dengan apa yang di lakukan nya. RANDI dan kawan-kawan berlari menghampiri BUDI.. Dan tidak lama kemudian pruit panjang perbunyi, pertandingan CUP SMA pun berakhir. PELATIH dan para guru merlari kelapangan menghampiri tim yang susah panyah meraih kemenangan. Suara sporter pun semakin menjadi tuk merayakan kemenangan tim mereka. CUT INT.DEPANRUMAH BUDI – MAGRIB IBU yang berdiri di depan rumah sambil membawa sapu menunggu BUDI pulang dan AYAH duduk di bangku teras sambil merokok. Dari kejauhan IBU melihat BUDI berjalan mendekati rumah.
IBU Awas dia nanti (sambil memegang sapu) AYAH Bu itu BUDI, tapi bawa apa itu? (dengan penasaran AYAH berdiri mendekati ibu) BUDI BUDI berjalan membawa piala besar semakin mendekati rumah (dengan rasa takut) Ketika BUDI hampir sampai di depan rumah, AYAH melihat BUDI membawa piala besar dan mencegah IBU untuk memukulnya. AYAH memanggilnya. AYAH BUDI piala dari mana itu? (dengan rasa penasaran) BUDI IBU AYAH, BUDI minta maaf, BUDI sudah lancang kalau BUDI mengikuti pertandingan CUP sekolah. Ini piala kemenangan BUDI yah, bu (rasa takut menghantui BUDI) IBU Lancang kamu ya, sudah IBU bilang jangan main bola lagi, eh malah ikut tanding. (emosi dan kesal) AYAH Sudah-sudah IBU diakan bermain bolakan ada hasilnya dan membawa piala Anak mu itu berbakat bermain bola, jangan laa di marahi lagi (menenangkan IBU)
IBU Tapi dia berbohong yah. AYAH Dia berbohong karna apa yang diingini dia kamu larang coba klw tidak kamu larang, pasti dia tidak berbohong AYAH tau BUDI, dia anak yang baik. IBU Tapi nilai nya jadi turun yah gara-gara bola yang tidak penting itu (menyangkal) AYAH Siapa bilang bola tidak penting? Karna bola kita membela Negara seperti BAMBAMANG PAMUNGKAS itu Sapatau besok BUDI bisa menjadi salah satu di antara mereka. Nilai sekolah sih juga penting bu, tapi jangan gara-gara sekolah anak kita jadi enggak tau indahnya dunia ini. (membela BUDI) IBU mmmm… (mereda emosi IBU) BUDI Maafin BUDI ya bu, piala ini BUDI raik untuk IBU (mata berkaca-kaca dan keringat terus keluar dari tubuh BUDI) IBU IBU juga minta maaf bud, IBU telah melarang kamu kemarin (mata berkaca-kaca sambil memeluk BUDI) BUDI
IBU enggak perlu minta maaf, BUDI yang salah telah lalai belajar di sekolah BUDI janji bu, kenaikan besok nilai BUDI bagus-bagus. (memeluk IBU) IBU Ya sudah lekas mandi, kotor sekali badan mu (sambil mengambil piala dari tangan BUDI) BUDI Iya bu (berlari kedalam rumah) AYAH Besar juga pialanya (mengambila piala dari tangan IBU) IBU Anak siapa dulu? (tersenyum lebar) AYAH Ya anak kita be dua bu.. Hahahahahahaha (mengajak IBU masuk kedalam rumah) IBU akhirnya mendukung hobi BUDI untuk bermain sepak bola. BUDI sangat senang dengan kesetujuan dari IBU dan dia pun semakin rajin belajar. Semoga aku di kedepannya bisa lebih baik lagi dan cita-cita ku tercapai menjadi pemain bola prefesional.