KODE PENELITIAN: X.71
Pengembangan Jagung Hibrida berkadar Nutrisi Tinggi, Tahan Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis L.), dan Hama Gudang (Sitophilus zeamais) Potensi Hasil 11 t/ha 1. 2. 3. 4. 5.
Peneliti/Perekayasa: Dr. Mappaganggang S.Pabage Ir. A. Burhanuddin MS. Dr. Suarni MS. Abd. Rahman SP. Sampara
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012
LATAR BELAKANG Peningkatan Produktifitas Jagung: Perubahan iklim (Global warming) Serangan bulai (Perenosclerospora maydis L.) Hama gudang (Sitophilus zeamais) Nutrisi tinggi (lisin & triptofan) Produktivitas tinggi
Cekaman:
Potensi hasil rendah Vigor menurun Manurunkan hasil
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Tidak terbentuk biji Tanaman kerdil/mati
1
LATAR BELAKANG
Strategi: Penggunaan genotipe tahan bulai (Perenosclerospora maydis L.), hama gudang, nutrisi tinggi & potensi hasil tinggi (11 t/ha)
Pendekatan: Pendekatan: Pengembangan galur jagung bernutrisi Tahan bulai, hama gudang, Memiliki potensi hasil tinggi, Perakitan varietas hibrida Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
PERMASALAHAN Rumusan masalah sebagai berikut: 1. Jagung sebagai bahan pangan dibutuhkan berkadar nutrisi tinggi sehingga diperlukan varietas hibrida. 2. Kendala pengembangan jagung serangan penyakit bulai, dan hama gudang sehingga diperlukan varietas tahan. 3. Hasil penelitian Balitsereal: beberapa genotip tahan bulai, tahan hama gudang, bernutrisi tinggi, & potensi hasil tinggi. Tetapi data tingkat adaptabilitas & kestabilan produksi pada lingkungan beragam masih belum ada. 4. Perubahan iklim global penyebab terjadinya cekaman biotik, sehingga diperlukan varietas tahan. 5. Uji adaptasi varietas pada lingkungan beragam memberikan informasi daya adaptabilitas, interaksi genotipe x lingkungan, dan kestabilan sebagai dasar pelepasan suatu varietas. 6. Persyaratan pelepasan varietas: uji adaptasi di dua musim tanam (MK dan MH). 7. Balitsereal memiliki pemulia dan teknisi untuk merakit varietas jagung hibrida memanfaatkan metode baku pemuliaan tanaman.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
METODOLOGI
Kegiatan penelitian sebagai berikut: • Analisis kadar karbohidrat, lemak, dan protein: di Lab. Service BB-Biogen (SNI) • Uji ketahanan terhadap hama gudang: di Lab. Hama dan Penyakit Balitsereal • Seleksi terhadap penyakit bulai: KP. Maros • Uji adaptasi MH2012: 1) KP. Bajeng, Kab. Gowa, Kec. Bajeng, Desa. Sugitangga, Sulawesi Selatan, 2) KP. Pandu, Kab. Minahasa Utara, Kec. Wori, Desa Talawaan, Sulawesi Utara, dan 3) Lahan Petani Kab. Bonebolango, Kec. Tapa, Desa Talumpatu, Gorontalo Metode Penelitian: Laboratorium dan Lapangan Hasil Penelitian: • Kadar protein cukup tinggi genotip : HN 101 (13.630), HN 103 (13.944), dan HN 108 (13.350). • Genotip tahan bulai: genotip HN 105, dan HN 108. • Genotipe hasil tinggi: genotip HN 105 (8.28) di Bajeng, HN 104 (7.74), dan HN 103 (8.73) di Pandu.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
SINERGI KOORDINASI
Koordinasi: Pertemuan secara berkala: BPTP, Balitbangda, Diperta Propinsi/Kabupaten. Kegiatan sekolah lapang: PPL, Kelompok Tani, dan Stakeholder Lainnya
Strategi: Melibatkan semua stakeholder dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi, dan mendampingi pelaksanaan kegiatan.
Signifikansi: Penentuan lokasi tepat. Pemilihan petani tepat. Mengurangi resiko kegagalan pelaksanaan. Media diseminasi dan informasi teknologi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil: Balai sebagai penghasil teknologi melakukan perlindungan sesuai perundangan berlaku. Pengkajian, diseminasi, dan pengembangan teknologi oleh BPTP, Balitbangda, Diperta Propinsi/Kabupaten. Penangkaran hasil Litbangyasa oleh UPTD Balai Benih, Penangkar, dan Gapoktan. Pembentukan Kelompok pengguna hasil litbangyasa untuk memudahkan monitoring, evaluasi, dan koordinasi. Menggiatkan sekolah lapang di lokasi pengembangan hasil litbangysa. Wujud: Teknologi terdaftar dan dilindungi sesuai undang-undang yang berlaku. Tersebarluas dan meningkatkan kesejahteraan petani. Terbentuk kelompok pengguna teknologi litbangyasa. Memperkaya jumlah dan jenis teknologi sebagai alternatif pilihan bagi stake holder Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
Rancangan Pengembangan ke Depan: o Membuat demfarm pada sentra produksi jagung o Membuat model kerjasama produksi benih. o Merintis kegiatan perbenihan berbasis komunal. Strategi Pengembangan ke Depan: mengikutkan hasil litbangyasa pada acara pameran, gelar teknologi, baik tingkat daerah, nasional maupun internasional Tahapan Pengembangan ke Depan o Menyediakan parental dalam jumlah yang cukup o Membuat benih sebar (F1) guna mendukung kegiatan diseminasi o Membuat leaflet, brosur, dan rancangan kemasan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
FOTO KEGIATAN
1) Keragaan pertanaman uji adaptasi, 2) Keragaan tongkol siap panen.
1) Keragaan pertanaman uji ketahanan terhadap pykt bulai, 2) Pengamatan pertanaman oleh Ka. KP. Pandu. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
TERIMA KASIH DIUCAPKAN KEPADA: 1. Ka. Balitbangda Sulawesi Selatan beserta staf 2. Kepala BPTP Sulut, Sulut, Kepala KP. Pandu, Pandu, beserta staf 3. Kepala BPTP Gorontalo, Gorontalo, beserta staf 4. Dr. Rahmat Hanasiru