BAB VII PENUTUP
VII.1. Kesimpulan KLA dibentuk berdasarkan adanya konvensi Unicef karena keprihatinan kepada anak yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya. Indonesia merupakan salah satu Negara yang melaksanakan KLA. Salah satu kota yang menjalankan KLA adalah kota Surakarta. Pelaksanaan KLA di kota Surakarta mempunyai konsep adanya kelurahan layak anak. Setiap kelurahan diharapkan dapat menjalankan program yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan anak di wilayahnya. Beberapa strategi pengembangan telah disusun oleh pemerintah dalam mewujudkan KLA di kota Surakarta. Pembentukan KLA mempunyai dasar hukum yang telah terdapat di beberapa undang-undang. Salah satu undang-undang tentang perlindungan anak yang menjadi dasar acuan dalam pembentukan KLA. Dasar hukum paling utama dalam pembentukan KLA adalah undang-undang tentang hak anak. Ini terdapat kaitannya dengan pemenuhan hak anak yang merupakan tujuan utama dari pembentukan KLA. Dasar hukum menjadi pedoman untuk memberikan perlindungan terhadap hak anak khususnya di kota Surakarta. setiap dasar hukum biasanya mengandung pengertian yang dapat memudahkan masyarakat dalam memahami hal yang belum diketahui. KLA dilaksanakan di kota Surakarta/kelurahan Sangkrah pada tahun 2006 oleh Walikota Surakarta. Pada tahun 2015 kota Surakarta diharapkan telah menjadi KLA. Saat ini pelaksanaan KLA masih dikategorikan menuju dan baru menjalankan beberapa 114
program yang telah disusun oleh pemerintah. Prosentase dalam pelaksanaan KLA untuk sekarang ini masih mencapai 80% untuk menuju menjadi layak anak. Program yang telah terlaksana sebagian besar belum mencapai tujuan dari pelaksanaan KLA. Banyak sektor pemerintahan yang membantu dalam pelaksanaan KLA di kelurahan Sangkrah. Beberapa contoh dari sektor pendidikan dan sektor kesehatan. Dua sektor tersebut telah memberikan program yang berkaitan dengan pelaksanaan KLA. Sektor tersebut memenuhi hak anak dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Banyak manfaat yang diperoleh masyarakat dari sektor-sektor pemerintah yang ikut serta dalam membantu pelaksanaan KLA. Akibatnya pelaksanaan KLA akan berhasil untuk dapat memenuhi kebutuhan anak. Lembaga anak ikut serta dalam mewujudkan KLA di kelurahan Sangkrah. Masyarakat menjadi faktor penentu dalam keberhasilan KLA di kota Surakarta. Hal ini dikarenakan program yang dijalankan ditujukan untuk masyarakat terlebih anak-anak. Jika tidak ada antusiasme masyarakat maka program yang dijalankan akan mengalami kegagalan. Sebaliknya jika ada antusiasme masyarakat maka program akan berhasil dan kota Surakarta menjadi layak anak. Aktor-aktor dalam pelaksanaan KLA menjadi penentu dalam keberhasilan program. Banyak permasalahan yang dihadapi saat menjalankan program KLA. Setiap kegiatan akan terdapat suatu permasalahan. Pelaksanaan KLA mengalami permasalahan yang berasal dari sektor-sektor pemerintahan. Permasalahannya karena setiap sektor mempunyai program yang berbeda sehingga mengalami kesulitan untuk saling bekerja sama. Koordinasi dengan lembaga anak juga mengalami beberapa permasalahan karena
115
komunikasi yang tidak berjalan dengan lancar. Tetapi setiap permasalahan akan dapat teratasi dengan saling memikirkan tujuan awal dari terbentuknya KLA. Setiap kegiatan terdapat dana yang telah dianggarkan oleh pihak-pihak terkait. Pemerintah telah menganggarkan dana untuk kegiatan KLA. Dana tersebut berasal dari sektor-sektor terkait yang ikut dalam program KLA. Setiap sektor menganggarkan dana untuk program yang sesuai dengan bidangnya. Salah satu contoh dinas pendidikan memberikan dana untuk warga tidak mampu supaya dapat bersekolah. Pemerintah kelurahan mempunyai peran sebagai fasilitator dalam pelaksanaan KLA. Pengurus KLA di kelurahan mengatakan bahwa pemerintah telah melaksanakan perannya dengan baik. Masyarakat sebagian besar mengatakan pemerintah belum melaksanakan perannya. Akibatnya banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang KLA dan tujuannya. Pernyataan ini berbanding terbalik dengan pernyataan dari pemerintah. Fasilitas yang diberikan pemerintah seperti yang telah dikatakan sesuai dengan kebutuhan anak. Kelurahan Sangkrah telah memberikan fasilitas taman bacaan kepada anak-anak supaya mereka dapat belajar tidak hanya di sekolah. Fasilitas yang diberikazn memberikan banyak manfaat kepada masyarakat terlebuh kepada anak-anak. Tidak hanya taman bacaan melainkan pemerintah memberikan fsdilitas ruang PAUD bagi anak-anak sehingga mereka dapat sekolah secara gratis. Fasilitas ini sangat bermanfaat bagi warga tidak mampu untuk dapat menyekolahkan anak mereka. Pemerintah kelurahan Sangkrah telah mensosialisasikan program dan faslitas dalam rangka pelaksanaan KLA. Sosialisasi bertujuan supaya masyarakat memahami tentang KLA beserta program dan fasilitas. Lembaga anak juga ikut serta dalam
116
sosialisasi yang dilaksanakan pemerintah. Biasanya pemerintah kota memberikan perintah kepada kelurahan untuk melakukan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan secara rutin oleh pemerintah. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa peran pemerintah kelurahan Sangkrah dapat dikategorikan belum maksimal. Hal ini terlihat karena banyak masyarakat belum paham tentang KLA beserta program dan fasilitas. Kurangnya sosialisasi membuat ketidaktahuan masyarakat akan program KLA. Faslitas yang diberikan juga belum memadai kebutuhan masyarakat terutama anak-anak. Kurangnya koordinasi dengan masyarakat terkait dengan pelaksanaan program di wilayah Sangkrah.
VII.2. Saran Kelurahan Sangkrah sebaiknya lebih melaksanakan perannya sebagai fasilitator supaya pelaksanaan KLA dapat berhasil dalam memenuhi kebutuhan anak. Sosialisasi yang dilakukan secara rutin akan menambah pengetahuan bagi masyarakat sehingga mereka dapat ikut serta dalam pelaksanaan KLA. Koordinasi akan menentukan keberhasilan KLA sehingga pemerintah seharusnya dapat berhubungan baik dengan lembaga anak dan masyarakat. Menambah program yang sesuai dalam pemenuhan kebutuhan anak akan menentukan keberhasilan KLA. Sektor-sektor terkait yang ikut serta dalam pelaksanaan KLA seharusnya dapat saling bekerja sama supaya pelaksanaan KLA dapat berhasil. Hal ini dikarenakan keterkaitan program dari sektor-sektor tersebut. Kelurahan Sangkrah seharusnya lebih memperhatikan kebutuhan anak-anak karena mereka tidak hanya memerlukan secara fisik saja. Banyak anak-anak yang membutuhkan pendampingan terlebih bagi mereka
117
yang terlibat dalam masalah hukum. Pendampingan biasanya dilakukan oleh LSM yang bergerak di bidang hukum. Pemerintah kelurahan Sangkrah bekerja sama dengan LSM yang menangani anak-anak. Hal ini akan dapat memperlancar jalannya program KLA di kota Surakarta. Pendampingan anak juga akan bermanfaat untuk mengurangi jumlah anak yang terkena kasus hukum dan anak jalanan. Jika anak jalanan dapat dikurangi maka kota Surakarta akan siap menjadi layak anak. Tujuan dalam pemenuhan kebutuhan anak juga akan dapat dilaksanakan oleh pemerintah kota Surakarta. Peneliti ingin memberikan saran kepada peneliti selanjutnya supaya dapat lebih memfokuskan penelitiannya pada peran pemerintah kelurahan Sangkrah menjadi KLA. Hal ini karena pada penelitian ini lebih fokus ke peran pemerintah kelurahan saat masih menuju KLA. Peneliti selanjutkan akan lebih baik melihat dari tingkat keberhasilan pemerintah menjadikan KLA.
118