BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis deskriptif serta pengujian hipotesis, maka pada bagian ini dibahas hasil dari perhitungan yang telah dilakukan dari jawaban responden berjumlah 255 orang sebagai responden. 6.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pengembangan Karir Pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali Variabel kepemimpinan dibentuk oleh lima indikator yaitu : sikap dan perilaku pemimpin, kemampuan pemimpin membagi tugas, kemampuan pemimpin mengambil keputusan, bimbingan pemimpin kepada bawahan, dan umpan balik atas pekerjaan. Sedangkan indikator yang dominan membentuk variabel kepemimpinan ini adalah pemimpin memberikan umpan balik atas pekerjaan. Martoyo (2000) mendefinisikan kepemimpinan adalah keseluruhan aktifitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama. Kepemimpinan yang baik akan mengarahkan pegawai menuju apa yang dicita-citakan bersama. Pandangan pegawai mengenai pekerjaannya sebagai pekerjaan yang menarik sangatlah penting, melalui pekerjaan tersebut pegawai memperoleh kesempatan untuk belajar, dan memperoleh peluang untuk menerima tanggung jawab. Menurut Robbins (2003) “pegawai cenderung lebih menyukai pekerjaan-
115
116
pekerjaan yang memberi mereka kesempatan menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja”. Adanya umpan balik atas pekerjaan pegawai yang sesuai dengan ketrampilan dan kemampuan karyawan diharapkan mampu mendorong karyawan untuk mengembangkan karirnya. Hasil analisis data secara statistik memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel kepemimpinan terhadap variabel pengembangan karir yang ditunjukkan dengan nilai standardized direct effect sebesar 0,378. Ini menandakan bahwa semakin baik kepemimpinan di lingkungan Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali maka semakin baik pula pengembangan karir pegawai di kantor tersebut (p-value < 0,05). Sebaliknya jika kepemimpinan kurang/tidak baik, maka pengembangan karir pegawai akan rendah. Hasil analisis sesuai dengan referensi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Li (2004), yang berjudul “Examining The Effect of Organization Culture and Leadership Behaviors and Organizational Commitment, Job Satisfaction and Job Performance at Small and Middle Sized Firms of Taiwan.” Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari pola kepemimpinan pada komitmen organisasi. Bahwa idealized influence leaders dengan budaya inovatif akan menghasilkan karyawan yang lebih berkomitmen dan mencapai kepuasan kerja yang diinginkan dan secara ideal kepuasan kerja yang tinggi akan meningkatkan pengembangan karir pegawai. Hal ini sesuai dengan teori yang
117
dikemukakan oleh Garry Desler (2004) bahwa seorang manajer (pemimpin) sangat berperan dalam pengembangan karir individu di sebuah organisasi. 6.2 Pengaruh Hubungan Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali Hasil analisis data secara statistik memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel hubungan kerja terhadap variabel pengembangan karir yang ditunjukkan dengan nilai standardized direct effect sebesar 0,175. Ini berarti apabila hubungan kerja di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali baik, maka akan meningkatkan pengembangan karir para pegawai. Sebaliknya jika hubungan kerja dimana pegawai tersebut bekerja kurang/tidak baik, maka pengembangan karir pegawai akan rendah. Variabel hubungan kerja pada penelitian ini dibentuk oleh lima indikator, yaitu : meminta bantuan pada rekan sekerja, komunikasi yang baik antara rekan sekerja, atasan bersikap konsisten dengan perintah-perintahnya, informasi mengenai tugas dan tanggung jawab selalu disampaikan atasan, komunikasi antara atasan dan bawahan berjalan dengan. Sedangkan indikator yang dominan membentuk variabel hubungan kerja ini adalah komunikasi yang baik antara rekan sekerja. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Tohardi (2000) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan karir pegawai adalah sikap atasan, rekan sekerja dan bawahan. Hasil analisis ini sesuai dengan referensi penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ayu Nyoman Rai Wiryani (2004) dengan judul pengaruh komunikasi dan kepemimpinan terhadap semangat kerja di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Denpasar. Hasil dari penelitian adalah komunikasi dan
118
kepemimpinan berpengaruh secara serempak dan parsial terhadap semangat kerja karyawan di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Denpasar. Secara ideal, hubungan kerja pegawai yang kondusif dalam suatu organisasi akan menciptakan atau memberikan nilai lebih untuk meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai dan secara otomatis akan mempengaruhi pengembangan karir mereka. 6.3 Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali Variabel pengembangan karir dibentuk oleh lima indikator yaitu : kemampuan yang sesuai dengan jalur karir, keterampilan yang sesuai dengan jalur karir, aturan yang jelas mengenai kenaikan jabatan, kesempatan yang adil untuk kenaikan jabatan, dan penghargaan atas prestasi kerja. Sedangkan indikator yang dominan membentuk variabel pengembangan karir ini adalah penghargaan atas prestasi kerja. Pengembangan karir adalah proses dan kegiatan serta langkah-langkah untuk mempersiapkan seorang pegawai dalam rangka pengembangan potensi pegawai untuk dapat menduduki jabatan yang lebih tinggi dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tohardi (2002) bahwa indikator prestasi kerja merupakan salah satu dari faktor yang akan mempengaruhi mulus tidaknya karir seorang pegawai. Pengembangan karir sangat diharapkan oleh setiap pegawai, karena dengan pengembangan karir ini akan mendapatkan hak-hak yang lebih baik dari apa yang diperoleh sebelumnya baik material maupun non material misalnya, kenaikan pendapatan, perbaikan fasilitas, dan sebagainya. Sedangkan hak-hak yang tidak bersifat material misalnya status
119
sosial, perasaan bangga dan sebagainya. Untuk mencapai peningkatan karir maka ada syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang pegawai guna mendukung peningkatan karirnya. Prasyarat-prasyarat itu sifatnya saling mendukung, dalam arti setiap peningkatan karir seorang pegawai harus melalui beberapa kriteria yang sudah ditentukan seperti prestasi, bobot tugas/pekerjaan, adanya lowongan jabatan, efisiensi dan lain-lain. Hasil analisis data secara statistik memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel pengembangan karir terhadap variabel kepuasan kerja pegawai yang ditunjukkan dengan nilai standardized direct effect sebesar 0,403. Ini menandakan bahwa semakin baik pengembangan karir pegawai di lingkungan Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali, maka kepuasan kerja pegawai akan semakin meningkat (p-value < 0,05). Hasil analisis penelitian ini sesuai dengan referensi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sugiono (2005) dengan Judul : ”Analisis Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Pos Indonesia Cabang Malang”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai dan pelatihan merupakan program pengembangan karir yang berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Luthan (2002) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah pengembangan karir (promosi). 6.4 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali
120
Hasil analisis data secara statistik memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan antara kepemimpinan terhadap variabel kepuasan kerja pegawai yang ditunjukkan dengan nilai standardized direct effect sebesar 0,099. Ini menandakan bahwa kepemimpinan di lingkungan Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali mempengaruhi kepuasan kerja pegawai namun memiliki pengaruh yang tidak signifikan atau memberikan pengaruh yang kecil (p-value > 0,05). Kelangsungan hidup suatu organisasi dalam sejarah sangat dipengaruhi oleh pemimpin-pemimpinnya, hal yang dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan perilaku pemimpinnya, orang cenderung mengikuti pemimpinnya. Pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakkan seseorang atau sekelompok orang lain agar mereka bersedia, komit, dan setia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya (Gorda, 2006). Teori tersebut tidak terealisasi di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali, dimana kepemimpinan memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Pegawai menganggap bagaimana pun maksimalnya mereka bekerja para pemimpin tidak akan begitu memperhatikan dan tidak memberikan balas jasa yang berarti. Maka pegawai yang rajin maupun malas akan mendapatkan kompensasi yang sama. Hal ini lah yang memicu pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali tidak begitu menganggap kepemimpinan merupakan faktor penting untuk meraih kepuasan kerja mereka.
121
6.5 Pengaruh Hubungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali Hasil analisis data secara statistik memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel hubungan kerja terhadap variabel kepuasan kerja yang ditunjukkan dengan nilai standardized direct effect sebesar 0,202. Ini berarti apabila hubungan kerja di Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali baik, maka akan meningkatkan kepuasan kerja para pegawai. Sebaliknya jika hubungan kerja dimana pegawai tidak berjalan dengan baik, maka kepuasan kerja pegawai akan rendah. Davis, dkk (2004) mengatakan bahwa hubungan kerja yang baik di dalam suatu organisasi akan mendorong timbulnya prestasi kerja yang lebih baik dan kepuasan kerja yang lebih baik. Seorang pemimpin harus mengetahui apa yang diinginkan oleh bawahannya dan mengapa mereka menginginkan itu. Hubunganhubungan dalam dunia kerja adalah jejaring, bukannya tunggal. Karena itulah membutuhkan semua pihak untuk bersama-sama melakukan hal-hal yang baik. Apa yang bisa membuat hubungan-hubungan itu menjadi lebih baik adalah dengan adanya sikap-sikap positif, kooperatif dan saling menghargai. Kerangka sikap ini harus dilandasi untuk mencapai satu tujuan yang sama. Inilah yang membutuhkan
hubungan-hubungan
efektif
yang
berdasarkan
pada
kesepemahaman bersama. Hubungan yang berkualitas baik membuat setiap orang bahagia, dan hal itu menentukan bagaimana kepuasan kerja pegawai.