BAB V RENCANA AKSI
5.1. Waktu dan Kegiatan Rencana aksi bisnis perlu dilakukan dan menjadi perhatian penting secara komprehensif mengenai waktu dan dimana kegiatan-kegiatan dalam rencana bisnis akan dilakukan. Kegiatan dibagi atas 3 bagian besar, untuk memudahkan dalam pelaksanaan dan pemeriksaan, antara lain : 1. Kegiatan teknis operasional 2. Kegiatan promosi dan hubungan pelanggan 3. Kegiatan pendukung
Tabel 5.1 Rencana Jadwal Kegiatan Parthachick Farm
107
Kegiatan operasional fokus kepada peralatan yang digunakan dalam operasional perusahaan dapat di implementasikan dan di konfigurasi dengan baik, sehingga peralatan yang digunakan dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan ini pun juga terdiri dari kegiatan membangun kerjasama dengan stakeholder yang terkait dengan perusahaan, seperti contohnya vendor dan saluran distribusi. Kegiatan kerjasama kepada pihak stakeholder secara rinci adalah sebagai berikut : 1) Pencarian dan pembelian lahan yang sesuai dengan spesifkasi yang dibutuhkan untuk dapat digunakan sebagai lahan peternakan. Lahan tersebut jauh dari lingkungan rumah penduduk dan jauh dari keramaian. Serta tidak jauh dari pusat kota. 2) Setelah didapatkan lahan yang sesuai, langkah selanjutnya adalah mengurus perijinan untuk dibangun peternakan ayam. Proses ini menjadi hal yang pertama yang harus diselesaikan sebelum melangkah ke tahap selanjutnya karena ijin menjadi hal yang penting atas berjalannya peternakan. 3) Proses komunikasi awal kepada pihak vendor dan saluran distribusi. 4) Proses perjanjian kerjasama. Proses ini adalah kesepakatan kerjasama dengan pihak saluran distribusi dan vendor.Untuk mendapatkan bahan baku serta material pembangunan kandang dan instalasi produksi DOC.
108
5) Setelah proses kerjasama, perijinan dan hal diatas telah selesai maka proses selanjutnya adalah pemesanan dan pembelian peralatan, mesin dan kebutuhan produksi. 6) Pemesanan
dan
pembelian
dilakukan
agar
mengantisipasi
ketersedian barang dari pihak vendor, sehingga vendor dapat mempersiapkan segala hal baik dari pengadaan alat serta pengiriminnya. Kemudian adalah proses pembuatan mesin tetas otomatis yang dilakukan sendiri oleh perusahaan serta instalasi peralatan dan pengecheckan agar peralatan dan mesin dapat beroperasi dengan baik sesuai kapasitas serta spesifikasi yang ditentukan pada masa perencanaan awal. Proses ini dari awal pemesanan membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan hingga dapat dioperasionalkan oleh perusahaan. 7) Setelah
perlengkapan
untuk
pembangunan
peternakan dan
peralatan pendukung mesin telah dipesan, berikutnya adalah pembangunan infrastruktur dan kawasan peternakan ayam jawa super. Pembangunan kawasan ini diperlukan dengan rancangan yang baik agar dapat terhubung dengan baik antara peternakan indukan dan produksi DOC sehingga didapat efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan produksi keseluruhan kegiatan. Untuk kegiatan ini diperlukan waktu 3 bulan. Dibutuhkan waktu yang lebih lama pada bangunan kantor bangunan ruang produksi dan bangunan permanen lainnya yaitu antar 2-3 bulan sedangkan untuk
109
kandang ayam batre diperkirakan hanya membutuhkan waktu 1 bulan, karena bangunan kandang hanya menggunakan bahan baku dari bambu. 8) Kegiatan yang paling awal dari peternakan ayam jawa super adalah peternakan indukan dalam hal ini untuk menyiapkan telur sebagai bahan baku produksi DOC ayam jawa super. Kegiatan ini dilakukan pada bulan kedua tahun pertama, setelah bangunan kandang sudah hampir selesai. Proses pembibitan berlangsung setiap bulannya untuk mendapatkan calon bibit DOC ayam jawa super yaitu telur ayam jawa super. 9) Kegiatan berikutnya adalah kegiatan produksi DOC ayam jawa super, kegiatan ini berjalan pada bulan ke 3, setelah mendapatkan bahan baku telur dari peternakan indukan.
Kegiatan ini
berlangsung setiap bualnnya, sebagai pendapatan dari perusahaan. 10) Kegiatan berikutnya adalah teknis perawatan (maintenance) dan pemantauan (monitoring). Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga agar peralatan yang telah beroperasi diatas dapat berjalan dengan baik terutama mesin tetas otomatis yang terus dioperasikan 24 jam. Oleh karena itu, kegiatan ini dimulai setelah kegiatan operasi produksi selesai dilakukan, perawatan yang sifatnya over haul dilakukan pada akhir tahun, sedangkan service berkala hanya dilakukan jika terjadi gangguan pada mesin produksi. Sedangkan fungsi pemantauan adalah melakukan pemantauan dan pengecekan
110
terhadap peralatan dan mesin-mesin produksi, apakah mesin tersebut masih berungsi dengan baik. Pengecekan ini dilakukan secara berkala sehingga dapat dilakukan penanganan yang cepat yang nantinya untuk mencegah terjadinya gagal produksi.
Kegiatan promosi, iklan dan hubungan dilakukan oleh bagian pemasaran dan hubungan pelanggan. Iklan dilakukan sejak awal bulan pertama bisnis ini berjalan, hal ini untuk memperkenalkan produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan dan memperkenalkan produk kepada pelanggan dikarena produk yang dihasilkan perusahaan merupakan produk yang terbarukan (newness) sehingga dapat membangun kesadaran kepada konsumen. Bagian ini juga bertugas untuk menjaga hubungan dengan pelanggan, agar pelanggan dapat loyal kepada perusahaan. Kegiatan pendukung merupakan kegiatan yang menangani hal-hal finansial dan kepegawaian serta kegiatan pendukung lainnya. Pekerjaan yang termasuk pada bagian ini antara lain akuntansi, keuangan, kepegawaian, inventori dan hal-hal umum. Kegiatan ini dimulai sejak awal perusahaan ini berdiri.
5.2. Penanggung Jawab Masing-masing bagian atau divisi menjadi penanggung jawab dari tiaptiap kegiatan yang dilakukan. Pada awalnya semua personil bertanggung jawab kepada pendiri sekaligus direktur. Selanjutnya akan dibentuk struktur organisasi
111
yang lebih mumpuni pada setiap divisi yang ada seiring dengan bertambahnya karyawan. Setelah adanya struktur organisasi yang baik, maka masing-masing personil akan bertanggung jawab pada kepala divisi masing-masing dengan kepala divisi akan bertanggung jawab kepada direktur. Untuk saat ini yang bertanggung jawab kepada kepala divisi yaitu bagian peternakan indukan dan bagian produksi DOC. Kepala divisi memiliki kuasa penuh pada divisi yang dipimpinnya dan bertanggung jawab penuh atas berhsilnya kinerja dari semua kegiatan dalam divisi tersebut. Direksi akan bertanggung jawab baik dari sisi operasional dan juga kinerja keuangan. Direksi akan bertanggung jawab dan melaporkan kinerja perusahaan pada pemegang saham secara berkala apabila pada suatu saat perusahaan menjual kepemilikan sahamnya kepada pihak luar.
5.3. Ukuran Kinerja Ukuran kinerja dibuat agar personil yang menjalani tugasnya, dapat mencapai target yang harus dicapai. Ukuran kinerja bisnis didasarkan kepada kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing divisi dan personel didalamnya. Ukuran kinerja dari masing-masing kegiatan antara lain : 1. Kegiatan teknis operasional. a. Persentase tetas telur pada mesin tetas 100% b. Membuat laporan terkait kinerja operasional secara berkala setiap bulannya.
112
c. Kinerja peralatan minimal 99% d. Layanan antar tidak lebih dari 1 hari. 2. Kegiatan promosi, iklan dan hubungan pelanggan a. Pertumbuhan konsumen sesuai dengan proyeksi keuangan yang telah ditetapkan, yaitu minimal skenario normal b. Membuat laporan terkait kinerja promosi dan iklan secara berkala setiap bulan. 3. Kegiatan pendukung Laporan neraca dibuat secara berkala. Pada awal berjalannya perusahaan ukuran kinerja adalah bagaimana perusahaan mampu memenuhi target yang telah ditetapkan di awal dalam proyeksi finansial. Ukuran kinerja minimal adalah sesuai dengan skenario normal pada proyeksi finansial. Dalam proyeksi finansial terlihat bahwa kinerja perusahaan terkait pertumbuhan konsumsi serta luasnya pasar dari produk, oleh karena itu kinerja perusahaan terkait perluasan pasar dan saluran distribusi untuk dapat mengacu pada pertumbuhan kinerja perusahaan. Untuk mencapai misi perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang, perusahaan dapat memperluas pasar, menekankan efisiensi dan menjaga kualitas produk untuk dapat mencapai target perusahaan.
113