BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data sekunder serta pengungkapan pendapat secara langsung (brainstorming) maupun melalui kuesioner dari penelitian yang berjudul: “Faktor Penyebab Lemahnya Fungsi Sosial (Baitul Maal) BMT di Lampung” ini dapat disimpulkan bahwa, BMT di Lampung belum melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik, bahkan cenderung meninggalkannya, dengan lebih mengedepankan fungsi bisnis yang berorientasi laba. Fungsi sosial BMT dalam penelitian ini adalah menggunakan indikator jumlah dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) yang dikelola BMT bersangkutan.
Dari analisis terhadap laporan keuangan neraca sepuluh BMT tidak terlihat ada hubungan (pola) keterkaitan yang jelas antara kecenderungan pertumbuhan bisnis (tamwil) BMT dengan perkembangan fungsi sosialnya. Perkembangan fungsi bisnis BMT tidak sejalan dengan perkembangan fungsi sosialnya, di mana perkembangan tamwil jauh meninggakan baitul maal BMT.
Penyebab lemahnya fungsi sosial BMT tersebut adalah faktor manajemen yang terkait penilaian kesuksesan dan kinerja lembaga hanya dilihat dari aspek bisnis berupa pencapaian laba dan pertumbuhan aset dan belum memperhatikan perkembangan fungsi sosial. Instrumen organisasi juga belum menjamin terselenggaranya fungsi bisnis dan sosial secara seimbang dan selaras. Struktur organisasi, misalnya, belum didesain dengan mengakomodasi fungsi sosial yang seharusnya dijalankan. Motivasi dan kebijakan yang diambil pengelola BMT juga belum sepenuhnya dijiwai filosofi lembaga maupun prinsip ekonomi (muamalah) Islam secara umum yang tidak memisahkan antara kepentingan finansial dan amal (sosial keumatan).
88
Universitas Indonesia
Faktor penyebab lemahnya...., Ridwan Saifuddin, Program Pascasarjana, 2008
89 Penyebab selanjutnya adalah faktor manusia atau insan BMT baik di jajaran anggota, pengurus, maupun pengelola, yang berkaitan dengan masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola baitul maal, inisiatif dan kesadaran yang belum kuat untuk memajukan fungsi tersebut, serta jumlah pengelola BMT yang terbatas dan fokus mengurusi fungsi tamwil. Insan BMT pada umumnya belum dibekali dengan training-training menyangkut aktualisasi filosofi lembaga, baik menyangkut pengelolaan bisnis yang baik, maupun tanggung jawab sosial yang diemban oleh insan BMT dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat.
Penyebab lemahnya baitul maal BMT lainnya adalah faktor metode dan prosedur kerja, di mana fungsi maal BMT belum terstandardisasi seperti halnya fungsi tamwil-nya. Prosedur kerja yang tertuang dalam SOP (standard operating procedure) lembaga baru sebatas mengatur pengelolaan fungsi tamwil, dan belum dilengkapi dengan petunjuk/pedoman yang jelas bagi staf untuk menjalankan fungsi maal-nya, seperti prosedur dalam pengumpulan dan pendistribusian ZIS mulai dari tahap perencanaan sampai implementasi.
Faktor dana atau kemampuan finansial juga menjadi salah satu penyebab lemahnya fungsi sosial BMT, karena belum dilakukan upaya sistematis oleh pengelola BMT untuk menggali potensi dana ZIS dari masyarakat sekitarnya baik perseorangan maupun perusahaan. Namun faktor lemahnya kemampuan finansial untuk fungsi sosial BMT ini merupakan akibat atau konsekuensi dari praktik operasional BMT selama ini, baik menyangkut kelembagaan, maupun kemauan pengelola untuk memajukan fungsi sosial lembaga. Pada umumnya pengelola BMT berpendapat bahwa apabila potensi ZIS masyarakat digali dan dikelola secara sungguh-sungguh akan dapat memberi sumbangan berarti bagi perekonomian masyarakat sekitarnya.
Menyangkut faktor lingkungan (environment), menurut pandangan pengelola BMT, kesadaran masyarakat untuk menunaikan kewajiban zakat dan menyalurkan ZIS melalui lembaga pengelola seperti BMT masih belum tumbuh dengan baik.
Universitas Indonesia Faktor penyebab lemahnya...., Ridwan Saifuddin, Program Pascasarjana, 2008
90 Selain itu, lingkungan peraturan (legalitas) juga belum memberikan kepastian formal sebagai dasar bagi BMT untuk bergerak menggalang dana ZIS dari masyarakat dan menyalurkannya kepada yang berhak, yang menimbulkan keraguraguan bagi sebagian pengelola BMT untuk menggali dan mengelola dana ZIS dari masyarakat terutama dari sasaran lembaga atau perusahaan.
Secara ringkas, penelitian yang melibatkan pengurus dan pengelola BMT di Lampung ini menyimpulkan bahwa faktor manajemen paling dominan menjadi penyebab lemahnya fungsi sosial BMT, setelah itu faktor sumber daya insani, kemudian faktor metode dan prosedur kerja, faktor dana, dan faktor lingkungan eksternal.
Langkah prioritas yang penting dilakukan oleh para pengelola BMT adalah menyiapkan struktur pengelolaan (management) BMT yang lebih menjamin untuk dapat berjalannya fungsi sosial dengan baik. Membentuk unit khusus yang bertugas mengelola baitul maal dengan dukungan ketersediaan staf yang berkompeten; atau menghidupkan unit baitul maal yang telah ada dengan menempatkan staf khusus dalam unit tersebut. Alternatif lain, pengelola BMT dapat membangun jaringan kerja sama (linkage) dengan lembaga amil zakat yang sudah ada di luar kelembagaan BMT, atau beberapa BMT dalam satu wilayah bergabung membentuk lembaga amil zakat tersendiri (di luar manajemen BMT) untuk mengelola potensi ZIS di lingkungannya, baik zakat perseorangan maupun zakat lembaga.
Setelah ada kemauan dari pengurus dan pengelola untuk menghidupkan fungsi sosial dengan membentuk struktur organisasi yang mendukung fungsi tersebut, perlu dilakukan pelatihan atau training khusus bagi pengelola baitul maal supaya program-program pada unit sosial tersebut dapat berjalan sebagai mana mestinya, serta mampu memberikan manfaat sosial yang optimal bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Universitas Indonesia Faktor penyebab lemahnya...., Ridwan Saifuddin, Program Pascasarjana, 2008
91 Berjalannya dua fungsi dalam lembaga keuangan mikro syariah Baitul Maal wat Tamwil, yaitu fungsi bisnis (baitul tamwil) dan fungsi sosial (baitul maal), merupakan suatu hal yang asasi sesuai dengan prinsip muamalah dalam Islam. Ditinggalkannya salah satu dari dua fungsi tersebut, yaitu fungsi baitu maal, membuat lembaga (BMT) yang bersangkutan hanya layak menyandang atribut baitul tamwil saja.
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran
Keterbatasan penelitian ini, antara lain: ♦ Hanya meneliti satu aspek lemahnya fungsi sosial BMT di Lampung dari persepektif internal pengelola BMT. ♦ Penelitian hanya difokuskan pada masalah internal lembaga BMT, belum mengkaji persoalan yang berkaitan dengan fungsi sosial dari perspektif masyarakat atau mitra (nasabah) BMT yang bersangkutan. ♦ Responden yang diambil hanya unsur pimpinan BMT, dan tidak melibatkan unsur masyarakat dan mitra (nasabah) BMT.
Saran untuk pengelola BMT: ♦ Perlu evaluasi kembali tentang implementasi filosofi BMT sebagai lembaga yang mengemban fungsi sosial dan fungsi bisnis sekaligus, baik dalam aspek manajemen, sumber daya insani, metode kerja, serta dukungan finansial baik secara internal maupun eksternal. ♦ Perlu dilakukan analisis SWOT tentang pelaksanaan fungsi baitul maal BMT, serta manfaatnya baik bagi perkembangan lembaga, maupun bagi masyarakat di wilayah kerjanya. ♦ Alternatif yang dapat dilakukan dalam menjalankan misi sosial BMT adalah dengan menghidupkan dan menjalankan unit kerja dalam lembaga BMT yang khusus mengurusi pengelolaan ZIS, mulai dari perencanaan, penggalangan, Universitas Indonesia Faktor penyebab lemahnya...., Ridwan Saifuddin, Program Pascasarjana, 2008
92 hingga penyalurannya; atau dapat bekerja sama dengan lembaga amil zakat yang ada, dan bisa juga beberapa BMT dalam satu wilayah bergabung membentuk semacam lembaga amil zakat bersama untuk menggali potensi ZIS dari lingkungan sekitarnya. Langkah ini tentu perlu dibarengi penyiapan sumber daya insani yang memahami dan memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan tugasnya, melalui training dan pelatihan yang terencana dan berkesinambungan.
Saran untuk penelitian berikutnya: ♦ Perlu penelitian lebih lanjut yang lebih komprehensif mengenai optimalisasi fungsi dan kinerja BMT sebagai ujung tombak lembaga keuangan syariah dalam meningkatkan kapasitas ekonomi serta kemandirian umat, di samping penelitian-penelitian yang telah ada. ♦ Perlu penelitian tentang efektifitas BMT dengan status badan hukum koperasi, baik menyangkut legalitas operasinya dalam penggalangan dana masyarakat (tabungan), pelaksanaan dua pilar bisnis dan sosial, maupun prospek pengembangan dan keberlanjutannya ke depan, serta alternatif bentuk badan hukum BMT yang sesuai untuk berjalannya dua fungsi tersebut dengan baik.
Universitas Indonesia Faktor penyebab lemahnya...., Ridwan Saifuddin, Program Pascasarjana, 2008