BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai hubungan Sistem Informasi Akademik, dengan Kualitas Informasi dan Kualitas Pelayanan Sistem Informasi di Universitas Widyatama, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil analisa statistik deskriptif diketahui bahwa Sistem Informasi Akademik, Kualitas Informasi, dan Kualitas Pelayanan Sistem di Universitas Widyatama, dalam presepsi mahasiswa sudah dianggap baik, dengan beberapa hal yang perlu menjadi catatan yang mana masih pada tingkatan dianggap cukup. Baik disini dapat diartikan dengan sudah cukup sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa pada saat ini. Sistem Informasi Akademik, dalam pandangan mahasiswa sistem yang diimplementasikan oleh Universitas Widyatama secara umum sudah dapat dikatakan baik, dimana keberadaan komponen-komponen sistem yang dimaksud diketahui keberadaannya oleh mahasiswa, dimana sudah cukup sesuainya komponen-komponen Sistem dengan kegunaannya bagi mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang mereka perlukan. Hal ini ditunjukan dengan ketersediaan perangkat komputer yang dapat digunakan oleh mahasiswa, meskipun dapat dikatakan kurang ideal dari segi performa dan umur dari perangkat tersebut, namun cukup memadai untuk fungsi yang ditujukan, yaitu untuk mengakses database universitas untuk melihat data pribadi, jadwal perkuliahan, dan hal lainnya yang ditujukan bagi mahasiswa.
106
Kualitas Informasi, menurut presepsi mahasiswa dapat dikatakan baik, dengan satu hal yang menjadi catatan yang dalam presepsi mahasiswa hanya dianggap cukup baik, yaitu relevancy, dimana terkadang masih adanya ketidaksesuaian antara informasi yang diminta dengan informasi yang didapatkan. Keadaan tersebut dapat diakibatkan oleh kedua belah pihak baik dari universitas sebagai penyedia informasi, dan mahasiswa sebagai pengguna informasi. Untuk kualitas Pelayanan Sistem Informasi menurut presepsi mahasiswa dapat dikatakan baik, namun ditandai juga dengan dua variabel yang hanya memenuhi kategori cukup baik, yaitu reliability dan responsiveness. Dimana pelayanan pada kedua kategori ini masih dianggap kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh mahasiswa. Dalam beberapa kasus diakibatkan kurangnya koordinasi antara bagianbagian dalam universitas untuk pengalihan maupun penyebaran informasi, sehingga adanya data yang hilang atau perpindahan data memakan waktu yang lama, yang mengakibatkan hilangnya data mahasiswa, dan kesalahan pemberian informasi kepada mahasiswa yang dapat menyebabkan kurangnya kooperasi mahasiswa dalam memenuhi suatu prosedur. Kesalahan/kurangnya nilai tersebut dapat juga diakibatkan dari faktor mahasiswa itu sendiri yang seringkali tidak menangkap informasi secara penuh, yang mengakibatkan salah pengertian/kekurangan informasi. Untuk hubungan antara variabel yang diteliti pertama, diketahui bahwa Sistem Informasi Akademik Universitas memiliki hubungan dengan kualitas informasi yang dihasilkannya. Dimana sistem memungkinkan baik karyawan maupun teknnologi informasi dapat menyampaikan informasi bagi mahasiswa secara lengkap dan cepat untuk dapat dieksploitasi oleh mereka, dimana kesesuaian informasi dengan kebutuhan mahasiswa baik waktu, kelengkapan, dan relvansinya merupakan kualitas dari informasi.
107
Namun dalam penelitian didapatkan besarnya hubungan antara Sistem Informasi Akademik dan Kualitas Informasi di Universitas Widyatama sebesar 0,49, yang hanya masuk pada kategori cukup saja atau cenderung kurang. Ini menunjukan bahwa masih banyak faktor luar yang mempengaruhi kualitas informasi diluar model penelitian. Hal ini menunjukan bahwa meskipun dalam pengertian secara umum sistem berperan dalam pengelolaan informasi , namun dalam Universitas Widyatama mernurut pandangan mahasiswa peranan ini masih belum memadai. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya informasi dalam universitas yang untuk dapat mengetahuinya mahasiswa perlu untuk menanyakannya pada karyawan sebagai penyedia informasi, ada kalanya suatu informasi dianggap bias oleh mahasiswa karena adanya ketidakyakinan karyawan saat memberikan informasi, serta adanya informasi yang berbeda saat dari beberapa bagian universitas mengenai suatu masalah, hal ini menunjukan kurangnya koordianasi antara departemen dalam universitas. Pengaruh diluar sistem salah satunya dapat ditandai dengan keinginan mahasiswa itu sendiri terhadap mencari/meggunakan informasi, yang mana mahasiswa masih sering berada pada posisi harus mencari dengan alasan kebutuhan, dimana kebutuhan ini hanya akan muncul pada saat tertentu saja, sehingga sering berkesan terburu-buru memenuhi suatu ketentuan dari universitas. Diketahuinya bahwa dalam presepsi mahasiswa Sistem Informasi Akademik pada universitas tidak memiliki hubungan dengan Kualitas Pelayanan Sistem. Hal ini menunjukan Sistem Informasi, lepas dari fungsinya sebagai perantara informasi tidak memperngaruhi kualitas dari pelayanan yang dirasakan oleh mahasiswa. Hal ini dimungkinkan karena adanya kecenderungan mahasiswa untuk mencari informasi pada waktu yang sempit, sehingga mereka lebih mengarahkan presepsi kualitas pada informasi yang dicari dibandingkan dengan asal dan cara mencari informasi yang diperlukan. 108
Keadaan ini dapat juga dilahat dengan fakta bahwa pada penggunaan Sistem mahasiswa lebih cenderung memberikan penilaian akan kepuasan mereka terhadap kinerja sistem, salah satunya adalah bagaimana perangkat komputer yang digunakan dalam mengakses informasi memberikan rasa puas, bukan sejauh mana perangkat tersebut dapat membantu mahasiswa dalam mencari informasi. Kualitas Informasi memiliki hubungan yang kuat dengan Kualitas Pelayanan Sistem Informasi dalam lingkungan Universitas Widyatama. Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,84. Dimana dapat diasumsikan bahwa peningkatan kualitas informasi berpengaruh positif tehadap kualitas pelayanan sistem yang diterima oleh mahasiswa. Hal ini ditunjukan dengan informasi yang jelas dan lengkap semisal pada saat redistrasi ulang, akan memudahkan mahasiswa untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh universitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meskipun secara terpisah ketiga variabel yang diukur, yaitu Sistem Informasi Akademik, Kualitas Informasi, dan Kualitas Pelayanan Sistem Informasi dalam presepsi mahasiswa telah dianggap baik, namun Kualitas Informasi dianggap lebih berperan terhadap Pelayanan yang mereka terima. Dimana disini Sistem Informasi Akademik dapat dikatakan hanya sebagai perantara dalam pemberian layanan terhadap mahasiswa.
109
5.2 saran beberapa saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lepas dari tidak adanya hubungan antara Sistem Informasi Akademik secara langsung terhadap kulitas pelayanan di Universitas Widyatama, namun mengingat Sistem mempengaruhi Kualitas dari Informasi yang memiliki hubungan yang besar terhadap Kualitas Pelayanan yang diterima oleh mahasiswa Universitas Widyatama, maka Sistem perlu untuk terus diperhatikan. Peningkatan terhadap Sistem akan dapat meningkatkan keinginan/kesadaran dari mahasiswa untuk mencari informasi dari universitas. Peningkatan dapat dilakukan dengan melakukan upgrade pada unit komputer yang digunakan untuk mengakses data, penambahan unit komputer, dll. 2. Penyebaran informasi yang dirasa kurang merata dan respon terhadap penyedia informasi
yang masih dirasa kurang dari segi pemberi
layanan/informasi. Sehingga perlu dilakukannya peningkatan dengan cara memperhatikan penyebaran informasi dalam lingkungan universitas, memberikan suatu kejelasan tata cara pelayanan terhadap mahasiswa. Sebagai contoh tidak banyak yang mengetahui mengenai cara mengajukan beasiswa meskipun banyak yang berminat, serta ada kalanya informasi aktivitas kampus yang tidak diketahui oleh mahasiswa. 3. Pemberitaan perubahan prosedur yang perlu dengan segera untuk langsung diinformasikan kepada mahasiswa dengan meletakan pengumuman pada bagian-bagian universitas yang sering didatangi mahasiswa untuk mencari informasi seperti pada Prodi, PuPD, dan akademik. 4. Perlu adanya kejelasan pada informasi yang diberikan pada mahasiswa untuk memenuhi suatu prosedur yang harus dilalui. Sehingga mahasiswa dapat melakukan persiapan terlebih dahulu.
110
5. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara bagian/departemen dari universitas, dikarenakan sering adanya kesalahan maupun perbedaan pemberian informasi yang diberikan kepada mahasiswa, yang diakibatkan oleh rentang waktu penyampaian informasi antar departemen yang memakan waktu, dan beberapa sebab lainnya. Hal ini dapat diatasi dengan kesegeraan pengiformasian dan sosialisasi pada karyawan mengenai suatu data/informasi pada departemen/bagian yang terkait dengan informasi yang dimaksud. 6. Adanya kecenderungan mahasiswa untuk mengejar persyaratan di akhir akibat kurangnya informasi yang telah menjadi suatu rutinitas, yang juga menjadi keluhan dari karyawan sebagai pemberi layanan perlu untuk dilakukan perubahan. Perubahan dapat dilakukan dengan memberikan informasi secara menyeluruh sejak awal mengenai apa yang harus dipenuhi dan batasan yang ditetapkan, sebagai contih dalam pngajuan Skripsi, perlu untuk diberitakan bersamaan mengenai persyaratan sidang, mengingat penelitian umumnya banyak memakan waktu di luar lingkungan universitas, sehingga banyak mahasiswa yang baru mengetahui persyaratan saat pengajuan sidang. 7. Ketegasan informasi yang disampaikan akan memudahkan mahasiswa untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh universitas untuk pemenuhan suatu persyaratan. Mengenai hal ini sebagai salah satu contoh, dalam persyaratan pengajuan sidang terdapat syarat penyartaan hasil TOEFL, namun tidak dijelaskan batasan validasinya, yang hanya dibatasi pada beberapa institusi/universitas. Sehingga dapat menyebabkan permasalah bagi mahasiswa yang bersangkutan jika tidak peka dan tidak bertanya pada saat tersebut. 8. Perlunya penigkatan penggunaan Sistem Informasi terutama dalam penggunaan teknologi informasi, paradigma dan kebiasaan mahasiswa yang mengalami perubahan dan lebih awas terhadap teknologi dapat menjadi perantara penyampaian informasi yang dapat meningkatkan efektifitas aliran
111
informasi. Peningkatan dapat dilakukan dengan peningkatan fasilitas fisik seperti pengoptimalan pemanfaatan tv panel pada universitas, pemanfaatan Social Networking Service, maupun penggunaan e-mail maupun Short Messaging Services (SMS) untuk memberikan informasi pada mahasiswa. 9. Minat dan jenjang pendidikan universitas yang mengarahkan mahasiswa pada jenjang pendidikan ada baiknya jika didukung dengan pusat informasi pekerjaan. Saat ini Universitas Widyatama telah memberikan informasi mengenai pekerjaan bagi mahasiswa melalui SNS, namun ada baiknya jika universitas memiliki pusat informasi pekerjaan, dimana mahasiswa dapat menanyakan atau berkonsultasi mengenai pekerjaan, tempat magang/kerja praktek, serta mengenai pekerjaan sambilan. Dimana dengan ini dapat memungkinkan universitas untuk melebarkan jaringannya, baik pad perusahaan skala besar maupun dengan perusahaan skala menengah atau kecil. 10. Perlu lebih disosialisasikan dan dimanfaatkannya website milik universitas sehingga dapat lebih menunjang peran mahasiswa dalam universitas. Sebagai contoh, dapat dimanfaatkan bagi unit kegiatan mahasiswa (UKM) untuk dapat memberitakan event yang diadakannya agar diketahui seluruh mahasiswa, ajakan seminar yang diadakan oleh universitas, baik dari jurusan maupun universitas, dan hal lainnya.
112