BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah penulis kemukakan, pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil Analisis Rasio Keuangan yang dilakukan pada PT. Multi Structure Sarana dapat disimpulkan beberapa hal berikut : a. Rasio Likuiditas menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan dalam kondisi kurang baik atau tidak likuid, dimana dalam tiga tahun terakhir Current Ratio < 200%, dan Quick Ratio < 100 %. b. Rasio Leverage mengindikasikan kondisi perusahaan dalam kurang baik, dapat ditunjukkan dengan persentase nilai rasio yang cukup tinggi dimana DAR >50% dan DER sebesar 173,99%, hal ini mengindikasikan perusahaan sangat beresiko dalam menanggulangi kewajibannya. c. Rasio Aktivitas mengindikasikan tingginya nilai rasio ITO pada setiap tahunnya mengindikasikan bahwa perputaran persediaan dalam siklus produksi atau digunakan perusahaan cukup baik/cepat, dengan rata rata ITO dalam tiga tahun terakhir adalah 495,79%, artinya bahwa Rp. 1 inventory menghasilkan Rp. 4,95 penjualan. Dan rasio TATO yang cukup baik dengan rasio perbandingan asset terhadap penjualan berada pada posisi 1,19 : 1 juga mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan cukup baik, dengan upaya
71
pemanfaatan asset, namun tidak berbanding lurus dengan peningkatatan keuntungan karena banyaknya biaya biaya overhead dan kurangnya efektifitas dan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya perusahaan d. Rasio Profitabilitas menunjukkan bahwa rasio NPM yang relative masih rendah, dimana perusahaan hanya memperoleh laba sebesar Rp. 3,43 pada setiap Rp. 100 penjualan, yang artinya perolehan laba dari penjualan belum maksimal. Persentase ROA
dan ROE yang juga
relative kecil dan pemanfaatan asset dan ekuitas yang kurang optimal dalam
menghasilkan
keuntungan,
dimana
dalam
rasio
ROA
menunjukkan bahwa perusahaan hanya memberikan pengembalian sebesar Rp. 4,14 pada setiap Rp. 100 asset yang dimiliki, yang artinya pemanfaatan asset untuk memperoleh keuntungan masih kurang efektif. Dan dalam perhitungan ROE ini menunjukkan bahwa perusahaan hanya memberikan pengembalian sebesar Rp. 11,5 pada setiap Rp. 100 investasi yang ditanamkan, persentase ROE ini tidak mengindikasikan tingkat ROE yang positif, dikarenakan pembiayaan atau pendanaan perusahaan lebih banyak menggunakan instrument hutang (kewajiban). 2. Berdasarkan hasil proyeksi keuangan dengan metode persentase terhadap penjualan di dapatkan bahwa perusahaan harus menggunakan / mencari dana pihak luar/ kreditor sebesar Rp. 14,870,251,823,-. Dana ini digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan yang optimal sebagai
upaya
untuk
meningkatkan
memperoleh laba.
72
efektifitas
operasional
dalam
B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis akan memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Dari hasil perhitungan analisis likuiditas, disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan kurang baik (tidak likuid) untuk itu disarankan pada perusahaan untuk peningkatan likuiditas perusahaan dengan cara memanfaatkan asset lancar tertentu untuk menguranggi kewajiban lancar perusahaan atau sebaliknya memanfaatkan kewajiban lancar tertentu untuk menaikkan asset lancar perusahaan. Dalam hal ini penulis menyarankan perusahaan untuk melakukan peningkatan tingkat likuiditas dengan cara :
Menjual asset tetap yang tidak produktif secara tunai untuk mengurangi kewajiban lancar perusahaan.
Melalui setoran modal pemilik berupa kasa atau elemen modal lainnya untuk mengurangi kewajiban lancar perusahaan.
Melakukan pinjaman jangka panjang untuk menanggulangi kewajiban lancar perusahaan.
Melalui peningkatan produktifitas penjualan perusahaan, hal ini akan sanangat mempengaruhi likuiditas diamana meningkatnya kemampuan perusahaan untuk mengurangi kewajiban lancar.
Hal hal diatas juga akan mempengaruhi untuk memperbaiki tingkat rasio rasio keuangan berikutnya, yaitu leverage, aktivitas dan profitabilitas.
73
2. Dilihat dari rasio Leverage / Solvabilitas yang terlalu tinggi yang mengindikasikan kondisi perusahaan yang kurang likuid karena disebabkan terlalu besarnya total kewajiban yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan asset dan ekuitas . Maka diperlukan kebijakan dari manajemen perusahaan untuk menurunkan rasio Leverege
(Solvabilitas)
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam menanggulangi kewajibannnya. Untuk memperbaiki
kondisi
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
cara
memanfaatkan asset dan kewajiban dengan semaksimal mungkin untuk meningkatkan produktifitas perusahaan dalam memperoleh laba sebagai upaya untuk menekan kewajiban. Selain dari hal tersebut juga diperlukan
tambahan
setoran
modal
pemilik
untuk
menekan
kewajiban. 3. Dari sisi rasio Aktifitas yang cukup baik yang terlihat dari perhitungan ITO dan TATO yang menunjukkan persentase yang cukup tinggi, perusahaan perlu melakukan efektifitas produksi dan efisiensi dalam penggunaan factor produksi sebagai upaya untuk peningkatan tingkat pendapatan perusahaan, hal ini sebagai tujuan untuk menaikkan tingkat likuiditas perusahaan dan memperbaiki tingkat leverage perusahaan yang tidak likuid. Sehingga hubungan antar rasio rasio keuangan ini saling berbanding lurus dengan kondisi yang likuid. 4. Rasio Profitabilitas yang menunjukkan bahwa rasio yang relative masih rendah, maka perusahaan perlu untuk memperbaiki nilai rasio
74
profitabilitas dengan
meningkatkan angka penjualan atau dengan
meminimalkan biaya-biaya operasi dalam kegiatan operasional perusahaan. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut dengan meningkatkan penjualan seiring dengan adanya peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan melalui mengurangi biaya biaya overhead. Selain dari pada hal tersebut, peningkatan profitabilitas ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan asset dengan produktif dan maksimal serta melakukan penjualan terhadap asset yang tidak produktif, seperti peralatan yang sudah tua atau yang sudah tidak layak pakai, dan juga dengan memperbaiki peralatan yang bisa mendukung produktifitas perusahaan. 5. Perusahaan perlu melakukan proyeksi dana untuk periode yang akan dating untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan yang optimal sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas operasional dalam memperoleh laba. Dengan demikian perusahaan dapat segera mengantisipasi dengan merencanakan pencarian dana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaannya.
75