134
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai integrasi dari pasar-pasar nasional (national markets) menjadi pasar global. Karakteristik dari globalisasi ekonomi adalah standarisasi, hilangnya batasbatas negara, pasar bebas, liberalisasi ekonomi, interdependensi dan efisiensi karena pasar yang lebih kompetitif dan murah. Globalisasi ekonomi dimulai pada abad ke-19 dengan pembukaan pasar modal dalam proses ekspansi kolonialisme Eropa. Kemajuan teknologi di abad ke-20 semakin menguatkan globalisasi ekonomi karena jarak dan komunikasi semakin memendek dan cepat dengan ditemukannya pesawat dan alat telekomunikasi. Di akhir perang dunia ke-2, globalisasi ekonomi menjadi agenda baru dunia seiring dengan terciptanya PBB dan organisasi Bretton Woods seperti IMF dan Bank Dunia. Di akhir perang dingin globalisasi ekonomi mencapai puncaknya karena dunia menjadi satu blok (kapitalis), pada saat ini globalisasi ekonomi identik dengan ideologi ekonomi kapitalisme global dan neoliberalisme dengan agenda pengurangan intervensi negara dan pembebasan pasar. Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang dominan di dunia Barat setelah hancurnya Feodalisme. Kapitalisme tersebar luas ke seluruh dunia seiring dengan masa
135
kolonialisme dan imperialisme. Kapitalisme pada awalnya hanya menyangkut persoalan pencarian kekayaan individu dan bangsa-bangsa (wealth of nations) tetapi semenjak abad ke-20 muncul varian baru dari kapitalisme yang disebut dengan kapitalisme global. Kapitalisme global tidak memandang negara penting, negara dianggap sebagai pengganggu dari keadaan pasar yang sempurna. Pada kapitalisme global, peran negara dianggap tidak penting karena pasar dianggap sudah bisa memperbaiki dirinya sendiri (self repairing market). Kapitalisme global memunculkan organisasi transnasional yang bisa memaksakan kebijakan ke setiap negara di dunia dan perusahaan-perusahaan multinasional yang ukurannya bisa melebihi ekonomi banyak negara. Kapitalisme global adalah mode ekonomi utama abad ke-21 seiring dengan runtuhnya blok komunis selepas perang dingin. Kapitalisme global adalah unsur pembentuk globalisasi ekonomi, membuat ekonomi-ekonomi nasional semakin terkait dan terintegrasi. Paham Kapitalisme global sebelumnya membantu negara-negara mencapai rekontruksi selepas perang dunia ke-2 dan menumbuhkan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Organisasi-organisasi Bretton Woods menjadi organisasi internasional yang memberikan pinjaman berbunga rendah pada negara-negara yang terkena dampak perang dunia. Krisis ekonomi pada tahun 1970-an membuat masa-masa keemasan dari globalisasi ekonomi hilang karena neoliberalisme muncul dengan agenda utama pembebasan pasar dari intervensi pemerintah. Neoliberalisme mengajarkan bahwa kegiatan ekonomi adalah satu-satunya model yang mendasari semua tindakan dan relasi antar manusia yeng memiliki kodrat sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Hubungan antar pribadi atau hubungan legal, sosial dan politis hanyalah
136
ungkapan dari model hubungan menurut kalkulasi untung rugi dalam transaksi ekonomi. Neoliberalisme memandang pasar sebagai tolak ukur semua keberhasilan dan kegagalan kebijakan negara. Kebijakan sosial yang mengganggu kinerja pasar bebas maka seharusnya dihapus atau diubah hingga sesuai dengan prinsip pasar bebas. Menurut neoliberalisme, ekonomi akan ditentukan oleh sistem pasar, terutama sistem pasar uang internasional. Dalam neoliberalisme, negara hanya berperan sebagai pembuat peraturan dan pengadaan prasarana infrastruktur. Menurut Stiglitz, organisasi-organisasi keuangan internasional dalam globalisasi ekonomi menjadi alat negara maju untuk mendapatkan laba dan memaksakan kepentingan (neoliberalisme) pada negara miskin. Di masa lalu, negara maju ini mendapatkan kekayaannya dengan bantuan intervensi pemerintah tetapi sekarang negara miskin dilarang untuk mengikuti jejaknya dengan alasan efisiensi pasar. Bagi Stiglitz, organisasi internasional harus kembali lagi pada tujuan awalnya sebagai pemberi bantuan bagi negara-negara yang terkena dampak krisis finansial. Transparansi dan keadilan adalah pokok pikiran Stiglitz dalam hal pemerintahan untuk membangun perekonomian yang sehat. Stiglitz menerima adanya globalisasi ekonomi tetapi menolak ideologi neoliberalisme dibaliknya. Stiglitz melihat globalisasi ekonomi adalah sesuatu yang baik bila diawasi oleh suatu badan yang memiliki otoritas untuk membantu pihak yang lemah dan mencegah pelanggaran perdagangan terjadi. Globalisasi ekonomi membutuhkan regulasi karena pasar rawan krisis dan informasi antara pelaku pasar tidaklah sempurna. Stiglitz melihat perdagangan bebas dan globalisasi ekonomi
137
sebagai hal yang cukup baik tetapi masih bisa diperbaiki lagi. Globalisasi ekonomi memberi kesempatan pada milyaran orang di dunia untuk bisa kerja meski dengan gaji yang rendah tetapi hal ini bisa lebih meningkatkan taraf hidup orang-orang bila organisasi internasional dan negara kaya mementingkan kepentingan negara-negara miskin. Pemikiran Stiglitz dalam bidang filsafat ekonomi dipengaruhi oleh Adam Smith dan Keynes. Smith dan Keynes sama-sama memandang intervensi pemerintah perlu untuk memastikan pihak-pihak lemah bisa mendapatkan kesempatan bersaing dan dalam hal pencegahan terhadap praktek monopoli. Stiglitz memandang keadilan ekonomi adalah ketika ada keterbukaan (transparansi), menguntungkan semua pihak (negara kaya dan miskin), intervensi negara dan organisasi internasional ketika pasar mengalami kegagalan, mengutamakan keuntungan konsumen daripada produsen dan konservasi lingkungan hidup.
B. Saran
1. Pemerintah Pemerintah harus lebih hati-hati dalam membuat kebijakan yang bersangkutan dengan globalisasi ekonomi karena efeknya menyangkut kehidupan masyarakat luas. Pemerintah harus memperhatikan kepentingan masyarakat miskin daripada kepentingan pasar saja dan tidak begitu saja menerima paksaan intervensi dari lembaga-lembaga internasional. Pemerintah harus bisa mengukur kemampuan negaranya apakah bisa mengaplikasikan globalisasi ekonomi atau belum.
138
2. Masyarakat Masyarakat sebaiknya mempelajari tentang globalisasi ekonomi karena bisa mempengaruhi kehidupan ekonomi secara langsung. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang pro pasar karena tekanan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia lebih sering menghasilkan kemiskinan dan kesenjangan. Masyarakat yang lebih mengerti tentang globalisasi ekonomi bisa memaksa pemerintahnya untuk menolak paksaan kebijakan penghematan (austerity) bila hasilnya membuat rakyat miskin semakin sengsara. Masyarakat yang mengerti kelemahan dari globalisasi ekonomi bisa membuat gerakan global tentang penghapusan hutang bagi negara miskin dan mengembalikan kedaulatan pemerintah dalam pembangunan ekonomi di masing-masing negara. 3. Akademisi Globalisasi ekonomi adalah fenomena menarik yang sudah dan masih berjalan di dunia ini sehingga selalu dibutuhkan penelitian yang aktual mengenainya. Bahan-bahan tentang globalisasi ekonomi selalu ada dan selalu diperbarui karena globalisasi ekonomi menyangkut banyak pihak dari organisasi internasional, negara-negara hingga penduduk miskin. Di Indonesia masih jarang analisis tentang keadilan, keuntungan dan kerugian yang telah diciptakan oleh globalisasi ekonomi karena mayoritas akademisi memandang globalisasi ekonomi sebagai hal yang pasti dan tidak bisa dihentikan lajunya. Para pemikir ekonomi Indonesia juga lebih banyak menyelesaikan permasalahan matematis daripada aspek-aspek riil dari ekonomi. Globalisasi
139
ekonomi akan menjadi lebih dimengerti dampaknya bila para pemikir di bidang ekonomi, politik, hubungan internasional, pemerintahan, pembangunan, filsafat dan lain-lain menghasilkan karya-karya yang membahas segala aspek dari globalisasi ekonomi.