BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab V ini akan dibahas hasil dan pembahasan berdasarkan tahapan analisis risiko yaitu: •
Identifikasi bahaya.
•
Evaluasi paparan.
•
Evaluasi dosis respon.
•
Karakterisasi risiko.
V.1. Identifikasi Bahaya Untuk menentukan apakah ada tidaknya faktor kebisingan di lingkungan kerja PT X, dilakukan dengan survei awal. Ditemani oleh seorang KaBid Keselamatan Kerja, dilakukan survei di beberapa divisi yang ada di PT X, sehingga dipilih divisi Tempa dan Cor sebagai tempat penelitian. Pemilihan sampel dilakukan dengan menyebar kuesioner mengenai faktor-faktor pribadi pekerja yang berisikan: lama kerja, usia, kondisi kesehatan, dan sumber kebisingan yang dirasakan oleh pekerja, pengetahuan akan APD, serta lama pemaparan kebisingan yang diperoleh dari jam kerja dan diuji kesepadanannya, yang dilakukan terhadap pekerja yang terpapar dan tidak terpapar bising di PT X. Dari penyebaran kuesioner, terkumpul jumlah kelompok sampel sebanyak 47 orang dan kelompok kontrol sebanyak 33 orang. Tapi setelah dilakukan perhitungan secara statistik, dijumpai dengan jumlah kelompok sampel dan kelompok kontrol sebanyak 47 dan 33 orang tersebut, berbeda secara signifikan untuk parameter usia dan tidak berbeda secara signifikan terhadap kelompok lama kerja. Keadaan ini memang sudah terlihat di lapangan di mana kelompok kontrol memiliki usia yang jauh lebih tua dibandingkan kelompok sampel seperti terlihat pada Tabel V.1. Kelompok sampel yang diambil adalah pekerja di bengkel Divisi Tempa dan Cor PT X, sedangkan kelompok kontrol adalah pekerja yang bekerja di bagian administrasi (kantor) Divisi 46
Tempa dan Cor yaitu berasal dari bagian Personalia, Keuangan, Penjualan, Planning and Production Control (PPC), dan Pengembangan Produk. Perhitungan secara ANOVA untuk kelompok sampel 47 dan kelompok kontrol 33 ini terlihat pada Tabel V.2. Tabel V.1. Responden Berdasarkan Kelompok Usia Umur (tahun) 20 - < 25 25 - < 30 30 - < 35 35 - < 40 40 - < 45 45 - < 50 50 - < 55
Kelompok Sampel (orang) 3 22 9 7 6 0 0
Kelompok Kontrol (orang) 0 0 3 12 9 5 4
Tabel V.2. Perhitungan ANOVA Parameter Usia (thn) (thn) Lama kerja (thn)
Nilai Rata-rata Kelompok Kelompok Sampel Kontrol n=47 n=33 31,4667 41,1471 7,8830 8,4848
F hitung
F Tabel
Keterangan
54,9434 0,1991
3,9651 3,9638
Signifikan Non Signifikan
Dilihat dari Tabel V.2 mengenai perhitungan ANOVA di atas, usia antara kelompok sampel dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan dengan nilai F hitung yang lebih besar daripada F Tabel. Sedangkan untuk lama kerja F hitung lebih kecil dibandingkan F Tabel, sehingga kelompok kontrol dan kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan. Hal ini berarti bahwa kesepadanan antara kelompok kontrol dengan kelompok sampel terdapat pada parameter lama kerja, tapi tidak untuk parameter usia. Sehingga pemilihan responden yang akan diteliti lebih diperhatikan berdasarkan lama kerjanya. Hanya saja, karena penelitian ini bertujuan meneliti kebisingan yang dapat memberikan dampak berupa ketulian, dan ketulian berhubungan dengan usia
47
seseorang, maka untuk pengukuran dampak berupa pengukuran ketajaman pendengaran, parameter usia akan dimasukkan dalam pertimbangan analisis. Kesepadanan pada akhirnya dilihat dari segi lama kerja, lokasi kerja, dan lama kerja/hari dari kelompok sampel dan kelompok kontrol. Selain itu juga diperhatikan jarak dengan sumber bising, riwayat kesehatan telinga keluarga, dan riwayat kesehatan telinga pekerja. Pengurangan jumlah kelompok sampel hingga 30 orang dan kelompok kontrol hingga 25 orang yang akhirnya dijadikan sebagai responden pada penelitian ini disebabkan karena keterbatasan responden dalam hal kesediaan/ kemauan untuk diteliti. Karakteristik dari responden ini dapat dilihat pada Tabel V.3. Tabel V.3. Karakteristik Kelompok Sampel dan Kontrol PT X Atribut Jenis kelamin Pendidikan terakhir
Status Pekerjaan Lokasi kerja/hari Lama kerja/hari Sejarah penyakit telinga Penyakit telinga saat ini
Di tempat kerja Di sekitar tempat tinggal
Kelompok Sampel (Terpapar) n= 30 I. UMUM Laki-laki 100% SLTA/sederajat 100% D3 0% S1 0% Pegawai tetap 13,33% Pegawai kontrak 86,67% Tetap 100% 8 jam 100% II. Riwayat kesehatan Ada 0% Tidak Ada 100% Ada 0% Tidak Ada 100% III. Sumber bising Ada 100% Tidak Ada 0% Ada 26,67% Tidak Ada 73,33% Jawaban
Kelompok Kontrol (Tidak terpapar) n= 25 100% 56% 20% 24% 100% 0% 100% 100% 8% 92% 0% 100% 12% 88% 0% 100%
Kelompok sampel dan kontrol yang dijadikan responden semua berjenis kelamin lakilaki, mempunyai tingkat pendidikan mulai dari SLTA/sederajat hingga sarjana. Pada kelompok sampel tidak ditemukan responden yang memiliki riwayat penyakit telinga dan sedang tidak menderita penyakit telinga saat dilakukan penelitian. Sedangkan 48
pada kelompok kontrol terdapat responden yang memiliki sejarah penyakit telinga sebanyak 2 orang, tetapi tidak sedang menderita penyakit telinga saat dilakukan penelitian. Untuk kelompok sampel, sebagian besar merupakan pegawai kontrak sedangkan kelompok kontrol semuanya sudah merupakan pegawai tetap. Hal ini yang nantinya akan membedakan ada tidaknya pemeriksaan kesehatan maupun pemeriksaan telinga, karena hanya pegawai tetap yang diperiksa kesehatan dan telinganya secara berkala. Dari kuesioner yang disebarkan, 100 % responden pada kelompok sampel menyatakan ada sumber bising di tempat kerjanya, begitu juga beberapa responden pada kelompok kontrol menyatakan ada sumber bising di sekitar tempat kerjanya berupa gangguan dari mesin printer. Sedangkan sumber bising di sekitar tempat tinggal responden yang dinyatakan ada oleh kelompok sampel, tidak dijelaskan sumbernya. Untuk pengetahuan mengenai APD, dari hasil kuesioner diperoleh 100 % kelompok sampel mengerti akan pentingnya pemberitahuan, penggunaan, pemeliharaan, dan pengawasan APD. Hanya saja dalam praktek di lapangan, kelompok sampel yang diteliti 100 % tidak menggunakan APD. Hal ini disebabkan karena alasan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pekerja. Hanya 6,67 % (sebanyak 2 responden) dari hasil kuesioner yang menyatakan tetap memakai APD walaupun merasa tidak nyaman. Selebihnya sebesar 93,3 % (28 responden) menyatakan baru akan memakai APD pada saat tertentu saja. Dari tahap identifikasi bahaya ini, terdapat dua kelompok yang akan diteliti yaitu kelompok sampel yang berasal dari bengkel Departemen Tempa dan Cor dan kelompok kontrol yang berasal dari bagian administrasi Departemen Tempa dan Cor PT X. Lokasi Departemen Tempa dan Cor ini dapat dilihat pada Gambar V.1 dan Gambar V.2.
49
Untuk denah ruangan Tempa dapat dilihat pada Gambar V.1. Sumber bising yang ada pada lokasi Tempa ini ada beberapa mesin, hanya saja ketika dilakukan pengukuran mesin yang sedang memproduksi hanya Roll Forging (ket: garis putus-putus hijau) dan Mechanical Press 315 T (ket: garis putus-putus merah). Sedangkan pada lokasi Cor pengambilan sampel dilakukan pada bagian Finishing, Disamatic, Furan Line dan Melting. Sumber bising yang terdapat pada bagian-bagian tersebut adalah diantaranya Shot Blasting Machine(ket: garis putus-putus biru), Stationary Cut Off Machine (ket: garis putus-putus hijau) dan Grinding Machine (ket: garis putus-putus abu-abu) di bagian Finishing. Untuk bagian Disamatic, sumber bising berupa mesin Disamatic itu sendiri yang terdiri dari bagian-bagian seperti Hopper/Day Bin (ket: garis putus-putus merah muda) dan Casting Sorting (ket: garis putus-putus merah). Pada bagian Melting sumber bising berasal dari mesin pembangkit listrik yang digunakan (ket: garis putus-putus coklat). Sedangkan untuk bagian Furan Line sumber bising berasal dari Turn Over Machine (ket: garis putusputus orange). Sampel yang diambil bekerja pada mesin-mesin yang disebut di atas dengan jarak maksimum 1 meter. Denah ruangan Cor ini dapat dilihat pada Gambar V.2
50
12
1
14
10
5 4
17
9
2
18 7
3
23
6 8
16
15
11
152
20 21 22
LAY O UT TEM PA I K e te ra n g a n : 1 . H y d r a u lic P re s s 6 0 T 2 . H y d ra u lic P re s s 6 0 T 3 . H y d ra u lic P re s s 6 3 8 0 4 . H y d ra u lic P re s s 6 3 8 2 5 . H y d r a u lic P re s s 6 3 8 5 6 . H y d ra u lic P re s s 4 0 0 7 . H y d ra u lic P re s s 6 3 0 T 8 . H y d ra u lic P re s s 3 1 5 T 9 . H y d r a u lic P re s s 1 6 0 0 T 1 0 . M e c h a n ic a l P re s s
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
S c re w P re s s R S P P 2 5 5 /6 3 0 R o ll F o rg in g B o r 4 S p in d le U p S e tte r A lu u n iu m F u m a c e R o ta ry F u m a c e S lo t F u m a c e S lo t F u m a c e In d u c tio n F u m a c e P re s s T a n g a n
2 1 . P re s s T a n g a n 2 2 . G e rin d a R e s h a rp e n in g 2 3 . B u b u t V e rtik a l 1 5 2 . C ra n e 5 T
Gambar V.1. Lokasi Sampel di Ruangan Tempa 51
Finishing
Disamatic
Melting
Furan line
Gambar V.2. Lokasi Sampel di Ruangan Cor
52
V.2. Evaluasi Paparan Evaluasi paparan dilakukan dengan melakukan pengukuran paparan bising yang diterima pekerja serta pengukuran dampak paparan bising yang dirasakan oleh pekerja. V.2.1. Hasil Pengukuran Paparan Bising Pengukuran paparan bising yang diterima pekerja dilakukan dengan menggunakan Noise Dosimeter yang dipasang pada pekerja selama jam kerjanya (8 jam). Dari alat yang dipasang ini akan diperoleh data berupa dosis (%) dan tingkat kebisingan ratarata selama dalam 8 jam kerja dalam bentuk TWA (dB(A)). Perlakuan ini dilakukan baik kepada kelompok sampel maupun kelompok kontrol. Hasil pengukuran paparan bising yang diperoleh kelompok kontrol ditunjukkan pada Tabel V.4. Dari Tabel V.4, rentang dosis yang diterima kelompok kontrol dari 0,16 % - 19,24 % yang sebanding dengan nilai TWA sebesar 57,04 dB(A) – 77,84 dB(A). Sesuai dengan Surat Keputusan Menaker No: KEP-51/MEN/1999 dan Surat Keputusan Mentri Kesehatan No: 261/MENKES/SK/II/1998 bahwa untuk 8 jam kerja, intensitas kebisingan yang diperbolehkan adalah sebesar 85 dB(A). Sehingga untuk kelompok kontrol masih memenuhi persyaratan Nilai Ambang Batas kebisingan dengan jam kerja 8 jam. Untuk dosis yang diterima oleh kelompok sampel yang berada di Departemen Tempa berkisar antara 56,04 % - 508,8 % yang sebanding dengan 82,48 dB(A) – 92,06 dB(A) dan Departemen Cor berkisar antara 34,4 % - 87.183,4 % sebanding dengan TWA sebesar 80,4 dB(A) – 114,4 dB(A). Hasil pengukuran paparan bising untuk kelompok sampel dapat dilihat pada Tabel V.5. Nilai TWA terendah kelompok sampel Departemen Tempa sebesar 82,48 dB(A) dan kelompok sampel Departemen Cor yaitu 80,4 dB(A) masih memenuhi persyaratan baku mutu yang ada, sedangkan
53
untuk nilai tertinggi Departemen Tempa sebesar 92,06 dB(A) dan Departemen Cor sebesar 114,4 dB(A) sudah melewati dari Nilai Ambang Batas yang diperbolehkan. Bila seseorang bekerja pada suatu tempat dengan tingkat kebisingan sebesar 85 dB(A) selama 8 jam kerja, maka dosis yang diterimanya adalah 100 % (Tambunan, 2005). Dilihat dari hasil pengukuran paparan bising untuk kelompok sampel, dosis yang diterima bervariasi, hingga mencapai puluhan ribu. Dosis yang bernilai lebih dari 100 % ini memperlihatkan bahwa dosis kebisingan yang diterima oleh kelompok sampel sudah melebihi tingkat kebisingan yang diperbolehkan. Tabel V.4. Hasil Pengukuran Paparan Bising Kelompok Kontrol No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25
Dosis 8 (%) 2,5 7,44 5,58 3,01 0,32 4,17 19,24 2,97 2,15 2,06 3,92 6,92 5,90 0,16 3,60 1,34 1,77 5,08 6,89 3,93 4,57 0,16 3,83 1,86 12,11
54
TWA (dB(A)) 68,97 73,71 72,46 69,78 60,05 71,2 77,84 69,72 68,32 68,14 70,93 73,4 72,71 57,04 70,56 66,27 67,48 72,06 73,38 70,94 71,6 57,04 70,83 67,69 75,83
Tabel V.5. Hasil Pengukuran Paparan Bising Kelompok Sampel No
Kode
Bagian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Cor Disamatic Cor Disamatic Cor Disamatic Cor Disamatic Cor Furan Cor Furan Cor Furan Cor Furan Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Cor Melting Cor Melting Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Cor Finishing Tempa Tempa Tempa Tempa Tempa
Dosis 8 (%) 2.673,4 3.223,5 588,1 334,2 2.732,3 5.260,3 7.820,0 269,6 87.183,4 3.935,0 34,4 40,7 300,4 173,2 51,5 84,5 1.549,7 648,9 1.181,7 119,9 89,91 169,8 48,24 55,28 132 56,04 508,8 124,5 461,3 94,82
TWA (dB(A)) 99,3 100,08 92,69 90,2 99,4 102,2 103,9 89,3 114,4 100,9 80,4 81,09 89,8 87,4 82,1 84,3 96,9 93,12 95,7 85,78 84,53 87,29 81,83 82,42 86,2 82,48 92,06 85,95 91,6 84,76
V.2.2. Hasil Pengukuran Dampak Kebisingan V.2.2.1. Hasil Pengukuran Dampak Fisiologis Tingkat Ketajaman Pendengaran Pengukuran tingkat ketajaman pendengaran pekerja dilakukan dengan menggunakan alat Audiometer yang dioperasikan oleh teknisi dari Balai Hiperkes. Sebelum dilakukan pengukuran telah diperoleh informasi mengenai riwayat kesehatan telinga pekerja. Untuk kelompok sampel, tidak memiliki riwayat penyakit telinga dan sedang tidak menderita penyakit telinga saat dilakukan penelitian, sedangkan pada kelompok 55
kontrol memiliki sejarah penyakit telinga sebanyak dua orang, tetapi tidak sedang menderita penyakit telinga saat dilakukan penelitian. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya dampak ketulian sementara (Temporary Threshold Shift) akibat adanya kebisingan, di mana untuk pekerja yang bila ditemukan menderita TTS, kemudian diberi cukup istirahat, daya dengarnya akan pulih sempurna (Chen et al, 2007). Untuk bising yang lebih besar dari 85 dB(A) dibutuhkan waktu bebas paparan atau istirahat 3-7 hari. Bila waktu istirahat tidak cukup dan tenaga kerja kembali terpapar bising semula, dan keadaan ini berlangsung terus menerus maka ketulian sementara akan bertambah setiap hari, kemudian menjadi ketulian menetap. Dalam OSHA dikenal istilah STS (Standard Threshold Shift), yaitu berkurangnya kemampuan mendengar sebesar 10 dB(A) atau lebih (pada masing-masing telinga) dibandingkan dengan rata-rata threshold dasar (hasil audiometer tes) pada frekuensi 2000, 3000, dan 4000 Hz (Tambunan, 2005). Untuk tes audiometri ini digunakan Limited range audiometer yang terbatas dalam hal frekuensi yang menghasilkan nada murni pada 500, 1000, 2000, 3000, 4000, 6000, dan 8000 Hz. Yang ditujukan memang untuk tingkat ambang pendengaran orang dewasa yang bekerja dalam industri. Hasil pengukuran Audiometri kelompok kontrol terlihat pada Tabel V.6. Sedangkan hasil pengukuran Audiometri kelompok sampel dapat dilihat pada Tabel V.7.
56
Tabel V.6. Hasil Pengukuran Audiometri Kelompok Kontrol Telinga Kanan (dB(A)) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Telinga Kiri (dB(A))
Kode Usia (thn) K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25
43 53 49 43 40 45 39 40 40 48 39 46 39 39 27 36 39 28 52 45 50 52 44 43 52
500 Hz
1000 Hz
2000 Hz
3000 Hz
4000 Hz
6000 Hz
8000 Hz
500 Hz
1000 Hz
2000 Hz
3000 Hz
4000 Hz
6000 Hz
8000 Hz
5 15 15 25 10 25 15 25 15 10 5 20 15 20 10 15 25 10 5 25 10 15 20 20 10
10 15 5 20 5 35 10 25 10 5 5 10 5 20 5 15 20 15 10 15 20 10 15 10 5
10 10 5 10 5 25 15 10 5 5 5 20 10 20 5 10 15 15 10 20 20 10 15 10 5
15 10 5 10 5 25 15 5 5 5 25 15 5 10 5 5 15 15 10 15 20 15 10 5 20
10 15 5 10 5 30 20 5 15 10 20 25 10 10 5 10 20 15 10 15 20 20 20 10 35
10 30 5 35 5 70 35 20 15 20 25 40 10 15 10 20 25 10 10 15 50 20 20 10 65
5 15 15 35 25 70 40 25 15 25 25 70 20 15 15 25 25 25 25 20 50 25 25 20 55
10 15 5 20 5 20 5 25 15 20 5 15 5 25 10 10 25 10 10 20 15 10 10 15 5
5 15 5 10 5 20 5 25 10 15 10 15 5 25 10 5 20 5 10 10 5 10 10 5 5
5 10 5 5 5 15 5 10 5 10 10 20 5 15 5 5 20 5 10 10 20 5 10 10 5
10 10 5 10 10 20 10 15 5 25 10 20 10 20 5 5 15 10 10 5 10 5 15 5 15
15 10 5 10 15 25 15 10 10 25 10 15 5 20 5 5 10 15 10 5 25 20 10 5 25
10 30 5 25 5 30 35 5 10 20 25 35 10 20 15 10 15 10 15 10 40 15 20 30 35
15 45 10 25 15 20 35 10 15 25 25 40 15 25 10 10 20 25 10 5 35 20 25 15 40
57
Tabel V.7. Hasil Pengukuran Audiometri Kelompok Sampel Telinga Kanan (dB) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
Telinga Kiri (dB)
Usia (thn) 28 25 30 28 27 33 40 29 29 25 22 28 22 27 43 34 25 28 30 31 27 27 35 30 27 24 35 23 27 27
500 Hz
1000 Hz
2000 Hz
3000 Hz
4000 Hz
6000 Hz
8000 Hz
500 Hz
1000 Hz
2000 Hz
3000 Hz
4000 Hz
6000 Hz
8000 Hz
5 15 5 10 20 20 20 60 10 5 5 20 10 10 20 15 20 15 25 15 10 40 5 10 10 20 20 15 20 15
5 10 5 10 15 20 20 60 15 5 5 15 5 10 10 20 25 15 20 10 5 45 5 15 10 20 10 15 15 10
5 5 5 15 10 10 10 55 10 5 5 5 5 5 5 25 25 10 5 5 5 45 5 10 5 10 20 5 10 10
5 5 10 15 5 5 5 55 5 5 5 5 5 15 5 25 35 20 10 5 5 45 5 5 5 5 15 5 10 5
5 10 10 15 5 20 5 55 20 5 5 15 5 15 5 25 30 15 15 10 10 45 15 5 5 5 20 5 20 5
5 15 5 25 10 20 10 60 20 5 60 10 10 10 10 10 50 5 30 10 10 50 5 5 10 10 80 5 20 10
10 20 5 25 25 20 15 70 20 5 50 10 15 25 25 15 55 5 20 10 20 55 20 20 10 10 55 5 15 5
10 15 5 15 25 25 15 15 20 5 5 10 5 10 15 20 20 25 25 5 5 55 5 10 15 15 5 5 20 5
5 15 5 15 20 20 10 5 10 5 5 5 5 10 10 30 5 20 20 5 5 55 15 20 15 10 5 5 10 10
5 10 5 15 15 15 5 5 5 5 10 5 5 10 5 40 10 20 15 5 5 50 5 10 15 10 10 5 10 10
5 10 5 20 20 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 35 10 25 25 5 5 45 10 10 15 5 5 5 5 5
5 15 5 20 20 20 5 5 10 5 10 5 5 10 5 35 10 15 25 5 5 45 10 5 15 10 10 5 10 15
10 20 5 30 25 40 5 5 20 5 30 15 15 10 20 25 10 20 25 5 5 45 20 10 20 15 30 10 10 30
15 20 15 55 25 35 10 15 20 5 15 10 20 15 5 35 25 25 30 5 15 55 15 15 25 30 20 10 15 15
58
Dari hasil pengukuran Audiometri yang telah dilakukan terhadap kelompok kontrol dan kelompok sampel di atas, selanjutnya akan dilakukan koreksi terhadap usia. Untuk melakukan koreksi terhadap usia ini mengacu pada tahapan yang terdapat dalam Calculations and application of age corrections to audiograms yang dikeluarkan oleh OSHA pada tahun 1983 (Tabel II.7), di mana perubahan ambang dengar didefinisikan sebagai perubahan batas pendengaran relatif terhadap baseline audiogram sebesar 10 dB(A) atau lebih pada frekuensi 2000, 3000, dan 4000 Hz, pada salah satu maupun kedua telinga (www-nehc.med.navy.mil). Berdasarkan tahapan pada bab III.4.2, yang dijadikan baseline audiogram adalah sampel dengan kode S10, untuk perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran D. Dari tahapan-tahapan yang dilakukan akan dilihat pergeseran batas pendengaran dan penurunan batas pendengaran yang terjadi untuk pekerja Departemen Tempa dan Cor PT X. Untuk perhitungan pergeseran batas pendengaran diperoleh hasil untuk kelompok kontrol pada Tabel V.8. Bila dikelompokkan berdasarkan usia akan terlihat seperti pada Tabel V.9 hingga Tabel V.12.
59
Tabel V.8. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25
Usia (thn) 43 53 49 43 40 45 39 40 40 48 39 46 39 39 27 36 39 28 52 45 50 52 44 43 52
T. Kanan (dB(A)) 0 -9,3333 -10,3333 -1,6667 -5 14 8,3333 -3,3333 -3 -7,3333 8,3333 10 1,6667 3,3333 -5,6667 -0,3333 6,6667 4 -7 5,3333 11 -2 3 -3,3333 3
T. Kiri (dB(A)) -1,6667 -11 -10 -3,3333 -2 6,6667 -1,3333 1,6667 -3,3333 5,3333 3,3333 4,3333 -3,3333 8,3333 -5,6667 -3,6667 5 -1 -7 -6 -7 -7 -0,3333 -5 -2
Tabel V.9. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia 20 - < 30 Tahun No 1 2
Kode K15 K18
Usia (thn) 27 28
T. Kanan (dB(A)) -5,6667 4
T. Kiri (dB(A)) -5,6667 -1
Mengacu pada tahapan perhitungan Calculations and application of age corrections to audiograms yang dikeluarkan oleh OSHA pada tahun 1983, di mana pergeseran batas dengar didefinisikan sebagai pergeseran batas pendengaran relatif terhadap baseline audiogram sebesar 10 dB(A) atau lebih pada frekuensi 2000, 3000, dan 4000 Hz, pada salah satu maupun kedua telinga (www-nehc.med.navy.mil), sehingga untuk kelompok kontrol usia 20 - < 30 tahun masih berada pada rentang normal. 60
Selanjutnya akan dilihat untuk kelompok kontrol usia 30 - < 40 tahun pada Tabel V.10. Tabel V.10. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia 30 - < 40 Tahun No 1 2 3 4 5 6
Kode K7 K11 K13 K14 K16 K17
Usia (thn) 39 39 39 39 36 39
T. Kanan (dB(A)) 8,3333 8,3333 1,6667 3,3333 -0,3333 6,6667
T. Kiri (dB(A)) -1,3333 3,3333 -3,3333 8,3333 -3,6667 5
Seperti halnya kelompok usia 20 - < 30 tahun, bila dilihat berdasarkan Calculations and application of age corrections to audiograms yang dikeluarkan oleh OSHA pada tahun 1983, pergeseran batas pendengaran pada kontrol dengan kelompok usia 30 - < 40 tahun ini masih berada pada rentang normal. Untuk kelompok kontrol dengan kelompok usia 40 - < 50 tahun dapat dilihat pada Tabel V.11. Bila dilihat berdasarkan Calculations and application of age corrections to audiograms yang dikeluarkan oleh OSHA, ditemukan dua orang responden kelompok kontrol telah mengalami pergeseran batas pendengaran. Hal ini sudah terlihat dari hasil Audiometer tes yang dilakukan. Sedangkan untuk kelompok kontrol usia 50 - < 60 tahun dapat dilihat pada Tabel V. 12. Berdasarkan Calculations and application of age corrections to audiograms yang dikeluarkan oleh OSHA, ada satu orang responden yang mengalami pergeseran batas pendengaran lebih dari 10 dB(A).
Dapat disimpulkan untuk kelompok kontrol pergeseran batas pendengaran masih pada rentang normal dari yang disyaratkan oleh OSHA, adanya beberapa responden 61
yang mengalami pergeseran melebihi nilai normal yang disyaratkan oleh OSHA, akan dilihat hubungannya dengan normal kelompok usianya apakah dengan pergeseran batas pendengarannya tersebut telah menyebabkan terjadinya penurunan batas pendengaran terhadap normal kelompok usianya. Tabel V.11. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia 40 - < 50 Tahun No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kode K1 K3 K4 K5 K6 K8 K9 K10 K12 K20 K23 K24
Usia (thn) 43 49 43 40 45 40 40 48 46 45 44 43
T. Kanan (dB(A)) 0 -10,3333 -1,6667 -5 14 -3,3333 -3 -7,3333 10 5,3333 3 -3,3333
T. Kiri (dB(A)) -1,6667 -10 -3,3333 -2 6,6667 1,6667 -3,3333 5,3333 4,3333 -6 -0,3333 -5
Tabel V.12. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia 50 - < 60 Tahun No 1 2 3 4 5
Kode K2 K19 K21 K22 K25
Usia (thn) 53 52 50 52 52
T. Kanan (dB(A)) -9,3333 -7 11 -2 3
T. Kiri (dB(A)) -11 -7 -7 -7 -2
Untuk hasil pengukuran pergeseran batas pendengaran pada kelompok sampel dapat dilihat pada Tabel V.13. Hasil pengukuran pada kelompok sampel ini juga dikelompokkan kembali berdasarkan usianya, dan dapat dilihat pada Tabel V.14 hingga V.16. Hasil pengukuran untuk kelompok usia 20 - < 30 tahun pada Tabel V.14 memperlihatkan adanya sampel yang sudah mengalami pergeseran batas pendengaran melebihi nilai normal yang dilihat berdasarkan Calculations and application of age 62
corrections to audiograms
yang dikeluarkan oleh OSHA, hal ini menunjukkan
adanya pengaruh kebisingan terhadap batas dengar pekerja yang berada di Departemen Tempa dan Cor pada kelompok usia 20 - < 30 tahun. Karena tidak adanya pemeriksaan kesehatan telinga secara berkala terhadap pekerja dengan kelompok usia 20 - < 30 tahun yang rata-rata adalah pegawai kontrak, hasil ini tidak bisa terus dipantau untuk mengetahui kesehatan telinga pekerja. Untuk kelompok usia sampel 30 - < 40 tahun, dapat dilihat pada Tabel V.15. Seperti halnya pada kelompok umur 20 - < 30 tahun, ada beberapa sampel yang telah mengalami pergeseran batas dengar yang melebihi batas yang dinyatakan dalam batasan OSHA. Kelompok usia terakhir pada sampel, terlihat pada Tabel V.16, yaitu kelompok usia 40 - < 50 tahun, yang memperlihatkan kenormalan, bila ditinjau dari hasil Calculations and application of age corrections to audiograms yang dikeluarkan oleh OSHA kelompok usia 40 - < 50 tahun ini tidak bisa memperlihatkan adanya pengaruh kebisingan terhadap perubahan batas dengar pekerjanya disebabkan karena jumlah data yang terbatas. Terjadinya pergeseran batas pendengaran pada kelompok sampel memperlihatkan adanya kebisingan pada lingkungan kerja kelompok sampel. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan telinga secara berkala untuk mengetahui perkembangan kesehatan telinga pekerja ini.
63
Tabel V.13. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
Usia (thn) 28 25 30 28 27 33 40 29 29 25 22 28 22 27 43 34 25 28 30 31 27 27 35 30 27 24 35 23 27 27
T. Kanan (dB(A)) -1 1,6667 2 4 1 4,3333 -3,3333 49 5,6667 0 1 2,3333 1 6 -6,6667 17 25 9 -3,6667 0 1 39,3333 -3 -1,6667 -0,6667 1,6667 10,3333 0,6667 7,6667 2,6667
64
T. Kiri (dB(A)) -1 6,6667 -1,3333 12,3333 13,3333 9,3333 -5 -1 0,6667 0 4,3333 -1 1 2,6667 -5,6667 28,6667 5 14 15,3333 -1,6667 -0,6667 41 0,3333 0 9,3333 3,3333 0,3333 0,6667 2,6667 4,3333
Tabel V.14. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Sampel Berdasarkan Kelompok Usia 20 - < 30 Tahun No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kode S1 S2 S4 S5 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S16 S17 S18 S21 S22 S25 S26 S28 S29 S30
Usia (thn) 28 25 28 27 29 29 25 22 28 22 27 34 25 28 27 27 27 24 23 27 27
T. Kanan (dB(A)) T. Kiri (dB(A)) -1 -1 1,6667 6,6667 4 12,3333 1 13,3333 49 -1 5,6667 0,6667 0 0 1 4,3333 2,3333 -1 1 1 6 2,6667 17 28,6667 25 5 9 14 1 -0,6667 39,3333 41 -0,6667 9,3333 1,6667 3,3333 0,6667 0,6667 7,6667 2,6667 2,6667 4,3333
Tabel V.15. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Sampel Berdasarkan Kelompok Usia 30 - < 40 Tahun No 1 2 3 4 5 6 7
Kode S3 S6 S19 S20 S23 S24 S27
Usia (thn) 30 33 30 31 35 30 35
T. Kanan (dB(A)) 2 4,3333 -3,6667 0 -3 -1,6667 10,3333
T. Kiri (dB(A)) -1,3333 9,3333 15,3333 -1,6667 0,3333 0 0,3333
Tabel V.16. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Sampel Berdasarkan Kelompok Usia 40 - < 50 Tahun No 1 2
Kode S7 S15
Usia (thn) 40 43
T. Kanan (dB(A)) -3,3333 -6,6667
T. Kiri (dB(A)) -5 -5,6667
Penggabungan pergeseran batas pendengaran antara kelompok sampel dan kontrol dapat dilihat pada Tabel V.17. 65
Tabel V.17. Perbandingan Rata-rata Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Kontrol dan Kelompok Sampel Kelompok Usia (thn) 20 - '<30 30 - '< 40 40 - '< 50
Kelompok Kontrol T. Kanan (dB(A)) -0,8333 4,6667 0,69445
Kelompok Sampel
T. Kiri (dB(A)) -3,3333 1,3888 -1,1388
T.Kanan (dB(A)) 8,2857 1,1904 -5
T.Kiri (dB(A)) 6,9682 3,1904 -5,3335
Nilai Normal OSHA ≤ 10
Dari Tabel V.17, terlihat perbandingan rata-rata pergeseran batas pendengaran antara kelompok kontrol dan kelompok sampel pada usia 20 - < 30 tahun lebih tinggi pada kelompok sampel, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh kebisingan pada lingkungan kerja kelompok sampel. Tapi bila dilihat berdasarkan nilai normal OSHA keaadaan kelompok kontrol dan dan kelompok sampel masih berada pada rentang normal. Untuk kelompok usia 30 - < 40 tahun, berdasarkan nilai normal OSHA, baik kelompok kontrol maupun kelompok sampel masih berada pada rentang normal. Hanya saja bila dilihat dari rata-rata pergeseran batas pendengaran telinga kanan kelompok kontrol lebih besar daripada telinga kanan kelompok sampel. Hal ini disebabkan karena memang pada kelompok kontrol tersebut ada dua responden yang mengalami pergeseran batas pendengaran cenderung tinggi tapi masih dalam normal. Sedangkan untuk telinga kiri, kelompok sampel memiliki pergeseran batas dengar yang lebih besar daripada kelompok kontrol karena adanya paparan bising pada lingkungan kerja kelompok sampel. Hasil perhitungan rata-rata pergeseran batas pendengaran untuk kelompok usia 40 - < 50 tahun pada kelompok kontrol dan kelompok sampel masih berada dalam rentang normal berdasarkan nilai normal yang ditetapkan OSHA. Hasil ini bahkan cenderung
66
sangat baik, hal ini disebabkan karena jumlah data yang kurang banyak pada kelompok sampel usia ini. Untuk besarnya perubahan batas pendengaran yang dijadikan acuan adalah Gambar II.3 yang merupakan kurva penurunan batas pendengaran berdasarkan kelompok usia. Sedangkan hasil pengukuran penurunan batas pendengaran kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel V.18, nilai ini diperoleh dari tahapan ke tiga dari Calculations and application of age corrections to audiograms yang dikeluarkan oleh OSHA pada tahun 1983. Tabel V.18. Hasil Pengukuran Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25
T. Kanan (dB(A)) 5 -4,3333 -5 3,3333 0 19 11,3333 1,6667 3,3333 -2,3333 11,3333 15 6,6667 8,3333 -0,6667 4,6667 11,6667 4 -2 10,3333 16 3 8 1,6667 8
T. Kiri (dB(A)) 3,3333 -6 -5 1,6667 5 12,3333 5 6,6667 1,6667 11 8,3333 10 1,6667 11,3333 -0,6667 1,3333 10 4 -2 -1 7,6667 -2 4,6667 0 3
Bila dikelompokkan berdasarkan kelompok usianya akan terlihat seperti pada Tabel V.19 hingga V.22
67
Tabel V.19. Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia 20 - < 30 Tahun No 1 2
Kode K15 K18
Usia (thn) 27 28
T. Kanan (dB(A)) -0,6667 4
T. Kiri (dB(A)) -0,6667 4
Dilihat pada Tabel II.9, normalnya penurunan batas pendengaran pada kelompok usia 20 - < 30 tahun adalah sebesar ≤ 5 dB(A), sehingga bila dilihat dari kelompok kontrol pada kelompok usia yang sama ini masih berada pada nilai rentang normal. Tabel V.20. Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia 30 - < 40 tahun No 1 2 3 4 5 6
Kode K7 K11 K13 K14 K16 K17
Usia (thn) 39 39 39 39 36 39
T. Kanan (dB(A)) 11,3333 11,3333 6,6667 8,3333 4,6667 11,6667
T. Kiri (dB(A)) 5 8,3333 1,6667 11,3333 1,3333 10
Normal penurunan batas pendengaran kelompok usia 30 - < 40 tahun berdasarkan Tabel II.9 adalah 0 – 12 dB(A). Sehingga bila dilihat pada Tabel V.20 kelompok kontrol usia 30 - < 40 tahun masih berada dalam rentang normal penurunan batas pendengaran kelompok usianya. Untuk penurunan batas pendengaran kelompok usia 40 - < 50 tahun dapat dilihat pada Tabel V.21. Normal penurunan batas pendengaran untuk kelompok usia 40 - < 50 tahun ini adalah sebesar 5 – 20 dB(A). Sehingga hasil perhitungan penurunan batas pendengaran kelompok kontrol untuk kelompok usia 40 - < 50 tahun masih berada pada rentang normal, walaupun dari hasil perhitungan pergeseran batas pendengaran telah terjadi pergeseran pada dua orang respondennya.
68
Tabel V.21. Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia 40 - < 50 Tahun No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kode K1 K3 K4 K5 K6 K8 K9 K10 K12 K20 K23 K24
Usia (thn) 43 49 43 40 45 40 40 48 46 45 44 43
T. Kanan (dB(A)) 5 -5 3,3333 0 19 1,6667 3,3333 -2,3333 15 10,3333 8 1,6667
T. Kiri (dB(A)) 3,33333333 -5 1,6667 5 12,3333 6,6667 1,6667 11 10 -1 4,6667 0
Untuk kelompok usia 50 - < 60 tahun kelompok kontrol memiliki nilai normal penurunan batas pendengaran sebesar 10 – 30 dB(A). Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel V.22. Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap kelompok usia ini masih berada pada rentang normal kelompok usianya. Tabel V.22. Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia 50 - < 60 Tahun No 1 2 3 4 5
Kode K2 K19 K21 K22 K25
Usia (thn) 53 52 50 52 52
T. Kanan (dB(A)) -4,3333 -2 16 3 8
T. Kiri (dB(A)) -6 -2 7,6667 -2 3
Dari hasil perhitungan penurunan batas pendengaran kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa penurunan batas pendengaran kelompok kontrol masih berada pada nilai normal terhadap usia kelompoknya. Penurunan batas pendengaran kelompok sampel dapat dilihat pada Tabel V.23. Seperti halnya kelompok kontrol, kelompok sampel juga akan dibandingkan dengan kelompok usianya. Pengelompokkan berdasarkan kelompok usianya ini dapat dilihat pada Tabel V.24 hingga Tabel V.26. 69
Untuk kelompok usia 20 - < 30 tahun, terlihat pada Tabel V.24. Dengan normal penurunan batas pendengaran ≤ 5 dB(A), memperlihatkan untuk kelompok sampel telah terjadi penurunan batas pendengaran yang sangat banyak. Adanya penurunan batas pendengaran di usia muda pada kelompok sampel dapat memperlihatkan adanya pengaruh kebisingan di lingkungan tempat kerjanya. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan telinga berkala untuk terus memantau penurunan batas pendengaran ini. Untuk kelompok usia 30 - < 40 tahun, nilai normal terjadinya penurunan batas pendengaran adalah 0 – 12 dB(A), sehingga untuk kelompol sampel yang diteliti dijumpai ada tiga orang responden telah mengalami penurunan batas pendengaran berdasarkan kelompok usianya. Hal ini disebabkan karena adanya kebisingan di tempat kerja. Seperti halnya kelompok usia 20 - < 30 tahun, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan telinga berkala untuk terus pemantauan kesehatan telinga kelompok sampel ini. Hal ini dapat dilihat pada Tabel V.25 Kelompok usia 40 - < 50 tahun memiliki nilai normal penurunan batas pendengaran sebesar 5 – 20 dB(A). Untuk perhitungan yang dilakukan seperti terlihat pada Tabel V.26, penurunan batas pendengaran kelompok sampelnya masih berada dalam rentang normal. Bahkan cenderung dikatakan baik, hal ini disebabkan oleh kurang banyaknya data yang dapat memperlihatkan penurunan yang terjadi pada kelompok usia ini.
70
Tabel V.23. Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
Usia (thn) T. Kanan (dB(A)) T. Kiri (dB(A)) 28 4 4 25 6,6667 11,6667 30 7 3,6667 28 14 17,3333 27 6 17,6667 33 9,3333 14,3333 40 1,6667 0 29 54 4 29 10,6667 5,6667 25 5 5 22 6 9,3333 28 7,3333 4 22 6 6 27 11 7,6667 43 -1,6667 -0,6667 34 22 33,6667 25 30 10 28 14 19 30 8,6667 20,3333 31 5 3,3333 27 6 4,3333 27 44,3333 46 35 5,3333 5,3333 30 5,3333 7 27 4,3333 14,3333 24 6,6667 8,3333 35 15,3333 5,3333 23 5,6667 5,6667 27 12,6667 7,6667 27 7,6667 9,3333
71
Tabel V.24. Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Sampel Berdasarkan Kelompok Usia 20 - < 30 Tahun No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kode S1 S2 S4 S5 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S16 S17 S18 S21 S22 S25 S26 S28 S29 S30
Usia (thn) 28 25 28 27 29 29 25 22 28 22 27 34 25 28 27 27 27 24 23 27 27
T. Kanan (dB(A)) 4 6,6667 14 6 54 10,6667 5 6 7,3333 6 11 22 30 14 6 44,3333 4,3333 6,6667 5,6667 12,6667 7,6667
T. Kiri (dB(A)) 4 11,6667 17,3333 17,6667 4 5,6667 5 9,3333 4 6 7,6667 33,6667 10 19 4,3333 46 14,3333 8,3333 5,6667 7,6667 9,3333
Tabel V.25. Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Sampel Berdasarkan Kelompok Usia 30 - < 40 Tahun No 1 2 3 4 5 6 7
Kode S3 S6 S19 S20 S23 S24 S27
Usia (thn) 30 33 30 31 35 30 35
T. Kanan (dB(A)) 7 9,3333 8,6667 5 5,3333 5,3333 15,3333
T. Kiri (dB(A)) 3,6667 14,3333 20,3333 3,3333 5,3333 7 5,3333
Tabel V.26. Penurunan Batas Pendengaran Kelompok Sampel Berdasarkan Kelompok Usia 40 - < 50 Tahun No 1 2
Kode S7 S15
Usia (thn) 40 43
T. Kanan (dB(A)) 1,6667 -1,6667
72
T. Kiri (dB(A)) 0 -0,6667
Dari perhitungan penurunan batas pendengaran kelompok sampel ini dapat disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan batas pendengaran pada kelompok usia muda yaitu 20 - < 30 tahun dan usia menengah yaitu kelompok usia 30 - < 40 tahun. Diperlukan pemeriksaan kesehatan telinga dan tindakan pengendalian yang lebih baik lagi untuk mencegah penurunan batas pendengaran lebih lanjut. V.2.2.2. Pengaruh Waktu Uji Terhadap Ketajaman Pendengaran Keterbatasan waktu dan untuk menjaga supaya kegiatan produksi di PT X tidak terganggu, uji ketajaman pendengaran untuk melihat ada tidaknya gangguan TTS (Temporary Threshold Shift) yang seharusnya dilakukan ± 14 – 16 jam sebelum terpapar bising, dilakukan pada waktu istirahat dan ketika pulang. Dari waktu dilakukannya pengujian ini akan dilihat dampaknya terhadap pendengaran. Waktu pengujian yang dilakukan ketika jam istirahat mengindikasikan kelompok sampel telah terpapar bising selama 4 jam, sedangkan pengujian yang dilakukan pada saat pulang, mengindikasikan bahwa kelompok sampel telah terpapar bising selama 8 jam. Karena itu akan dilihat pengaruh waktu uji terhadap ketajaman pendengaran pekerja. Kelompok sampel yang dilakukan pengujian ketika istirahat dapat dilihat pada Tabel V.27. Hasil ini akan dibandingkan dengan kelompok sampel yang diuji ketika pulang, seperti yang terlihat pada Tabel V.28. Tabel V.27. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Sampel dengan Waktu Uji Istirahat No 1 2 3 4 5 6
Kode S11 S12 S13 S18 S19 S23
Usia (thn) 22 28 22 28 30 35
Waktu istirahat istirahat istirahat istirahat istirahat istirahat
73
T. Kanan (dB(A)) 1 2,3333 1 9 -3,6667 -3
T. Kiri (dB(A)) 4,3333 -1 1 14 15,3333 0,3333
Tabel V.28. Pergeseran Batas Pendengaran Kelompok Sampel dengan Waktu Uji Pulang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kode S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S14 S15 S16 S17 S20 S21 S22 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
Usia (thn) 28 25 30 28 27 33 40 29 29 25 27 43 34 25 31 27 27 30 27 24 35 23 27 27
Waktu pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang pulang
T. Kanan (dB(A)) -1 1,6667 2 4 1 4,3333 -3,3333 49 5,6667 0 6 -6,6667 17 25 0 1 39,3333 -1,6667 -0,6667 1,6667 10,3333 0,6667 7,6667 2,6667
T. Kiri (dB(A)) -1 6,6667 -1,3333 12,3333 13,3333 9,3333 -5 -1 0,6667 0 2,6667 -5,6667 28,6667 5 -1,6667 -0,6667 41 0 9,3333 3,3333 0,3333 0,6667 2,6667 4,3333
Bila dibandingkan antara waktu uji istirahat dan pulang, terlihat untuk waktu uji istirahat ada satu orang responden yang mengalami penurunan batas dengar yang melebihi dari ketetapan nilai OSHA, sedangkan pada waktu uji ketika pulang ada tujuh orang responden yang mengalami pergeseran batas dengar melebihi ketetapan nilai OSHA, hal ini terjadi disebabkan oleh waktu paparan 4 jam sebelum istirahat yang lebih kecil dibandingkan dengan waktu paparan ketika pulang yaitu 8 jam, sehingga untuk uji 8 jam lebih berpotensi mengalami pergeseran batas dengar dibandingkan dengan waktu uji 4 jam. Perbedaan ini akan lebih jelas lagi dilihat dari rata-rata pergeseran batas dengar pada Tabel V.29.
74
Tabel V.29. Rata-rata Pergeseran Batas Dengar Berdasarkan Waktu Uji Waktu uji istirahat pulang
Penurunan batas dengar T. Kanan (dB(A)) T. Kiri (dB(A)) 1,1111 5,6666 6,9027 5,1666
V.2.2.3. Hasil Pengukuran Dampak Fisiologis Tekanan Darah dan Denyut Jantung Dampak fisiologis yang dirasakan diukur dengan mengukur tekanan darah dan denyut jantung kelompok kontrol dan kelompok sampel sebelum dan sesudah terpapar bising. Hasil pengukuran tekanan darah dan denyut jantung ini dapat dilihat pada Tabel V.30 dan V.31. Tekanan darah dipengaruhi oleh banyak hal. Aktivitas fisik, stress, adanya penyakit, temperatur sekitar, adanya stimulan seperti kopi dan tembakau, dan posisi badan ketika pengukuran dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi yang luas dari pengukuran tekanan darah tersebut. Tekanan darah juga berfluktuasi dalam 24 jam, mencapai puncak tertingginya pada pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Usia juga akan mempengaruhi tekanan darah. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Dari bayi menuju anak-anak hingga remaja tekanan darah akan terus meningkat hingga dewasa. Pada orang yang lebih tua, turunnya elastisitas pembuluh akan menyebabkan naiknya tekanan sistolik. Normalnya tekanan darah bervariasi untuk setiap orang. Pada orang dewasa, tekanan sistolik memiliki range 100 – 140 mmHg, tekanan darah diastolik normal dari 60 – 90 mmHg.
75
Beberapa orang ada yang memiliki tekanan darah rendah. Pembacaan yang konsisten di bawah 95 mmHg sistolik atau 60 mmHg diastolik mengindikasikasikan adanya tekanan darah rendah (hypotensi). Begitu pula sebaliknya, adanya pembacaan yang konsisten di atas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik mengindikasikan adanya tekanan darah tinggi (hypertensi) (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 2006). Sebuah komite nasional The Joint National Committee On Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure merekomendasikan bahwa diagnosa hypertensi dapat dilakukan terhadap orang dewasa (usia > 18 thn) melalui minimal dua kali pengukuran terhadap tekanan darah. Rata-rata pengukuran tekanan darah ini dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kemungkinan hypertensi atau tidak, seperti yang terlihat pada Tabel V.32. Sehingga bila dilihat tekanan darah rata-rata kelompok kontrol dan kelompok sampel pada Tabel V.33, masih dalam rentang normal/tidak ada potensi hipertensi. Bila dilihat dari hasil pengukuran per satuan berdasarkan Tabel V.31, untuk kelompok sampel 100 % memiliki tekanan darah normal, baik itu tekanan sistolik maupun tekanan diastoliknya. Sedangkan untuk kelompok kontrol pada Tabel V.30, satu orang responden (4 %) diklasifikasikan dalam Borderline high pressure bila dilihat dari tekanan sistoliknya, hal ini karena dipengaruhi oleh faktor usia, di mana ketika usia semakin tua, penurunan elastisitas pembuluh akan menyebabkan naiknya tekanan sistolik. Untuk tekanan diastolik kelompok kontrol, dua orang responden (8 %) dalam Borderline high pressure. Bila dilihat dari usianya, tekanan diastolik ini memang sedikit tinggi, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan rutin, maksimal ada pengulangan pemeriksaan rutin setiap tahunnya.
76
Tabel V.30. Hasil Pengukuran Tekanan Darah dan Denyut Jantung Kelompok Kontrol No
Kode
Usia (thn)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25
43 53 49 43 40 45 39 40 40 48 39 46 39 39 27 36 39 28 52 45 50 52 44 43 52
Tekanan darah (mmHg) sistolik diastolik ratasebelum sesudah sebelum sesudah rata 118 123 120,5 81 86 116 124 120 72 78 105 112 108,5 77 72 109 103 106 71 64 116 112 114 80 76 125 134 129,5 86 96 109 91 100 70 61 115 136 125,5 92 96 119 115 117 83 78 120 111 115,5 70 68 112 100 106 84 70 126 128 127 76 70 110 110 110 67 68 109 110 109,5 65 68 107 114 110,5 70 74 115 105 110 72 72 117 129 123 79 72 124 128 126 86 88 148 145 146,5 86 81 112 96 104 69 62 124 108 116 74 65 134 144 139 93 96 108 97 102,5 74 65 108 132 120 68 68 128 123 125,5 71 75
77
Denyut jantung (/menit) ratarata 83,5 75 74,5 67,5 78 91 65,5 94 80,5 69 77 73 67,5 66,5 72 72 75,5 87 83,5 65,5 69,5 94,5 69,5 68 73
sebelum
sesudah
ratarata
57 74 77 79 74 93 87 68 83 92 63 64 85 86 65 88 79 62 88 64 64 88 90 87 96
57 81 76 70 70 86 84 80 76 71 78 54 80 84 78 89 60 63 81 59 63 86 96 86 78
57 77,5 76,5 74,5 72 89,5 85,5 74 79,5 81,5 70,5 59 82,5 85 71,5 88,5 69,5 62,5 84,5 61,5 63,5 87 93 86,5 87
Tabel V.31. Hasil Pengukuran Tekanan Darah dan Denyut Jantung Kelompok Sampel No
Kode
Usia (thn)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
28 25 30 28 27 33 40 29 29 25 22 28 22 27 43 34 25 28 30 31 27 27 35 30 27 24 35 23 27 27
Tekanan darah (mmHg) sistolik diastolik ratasebelum sesudah sebelum sesudah rata 99 106 102,5 66 68 123 132 127,5 71 80 132 122 127 88 77 96 104 100 59 80 117 108 112,5 70 59 132 129 130,5 85 83 116 122 119 76 72 130 125 127,5 76 76 124 107 115,5 64 64 132 127 129,5 70 82 120 104 112 68 67 125 108 116,5 78 61 132 114 123 78 76 120 116 118 68 76 121 120 120,5 68 73 116 103 109,5 77 71 127 116 121,5 76 68 132 124 128 68 69 116 108 112 72 68 121 117 119 76 80 135 123 129 65 72 116 110 113 72 72 112 123 117,5 71 76 107 121 114 57 73 110 118 114 64 68 94 101 97,5 56 63 97 101 99 65 64 128 129 128,5 81 73 120 122 121 68 70 101 112 106,5 67 68
78
Denyut jantung (/menit) ratarata 67 75,5 82,5 69,5 64,5 84 74 76 64 76 67,5 69,5 77 72 70,5 74 72 68,5 70 78 68,5 72 73,5 65 66 59,5 64,5 77 69 67,5
sebelum
sesudah
ratarata
86 83 95 84 77 68 60 78 96 70 68 78 76 74 68 76 117 118 91 88 64 79 94 67 63 56 65 88 66 69
83 84 72 109 74 69 61 60 64 66 64 65 92 76 68 73 75 99 95 90 80 69 88 78 64 62 72 81 68 74
84,5 83,5 83,5 96,5 75,5 68,5 60,5 69 80 68 66 71,5 84 75 68 74,5 96 108,5 93 89 72 74 91 72,5 63,5 59 68,5 84,5 67 71,5
Tabel V.32. Tekanan Darah Rata-rata (mmHg) Follow up tindakan
Sistolik
Diastolik
> 240
>115
200 – 239
105 – 114
Diperiksa setiap 2 minggu
Hypertensi sedang
160 – 199
50 – 104
Diperiksa minimal setiap 2 bulan
Hypertensi ringan
140 – 159
85 – 89
Diperiksa ulang setiap 1 tahun
Borderline high pressure
< 140
< 85
Diperiksa ulang setiap 2 tahun
Tekanan normal
Segera diperiksa atau dirujuk untuk perawatan
Klasifikasi
Hypertensi serius
Catatan: Berdasarkan rata-rata dari dua kali atau lebih pengukuran. (Sumber: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 2006).
Tabel V.33. Tekanan Darah Rata-Rata Kelompok Sampel dan Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia Rata-rata tekanan darah sampel Rata-rata tekanan darah kontrol (mmHg) (mmHg) Kelompok Usia (thn) sistolik diastolik sistolik diastolik sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah 20 - < 30 119 115 69 71 116 121 78 81 30 - < 40 117 116 74 74 112 108 73 69 40 - <50 119 121 72 73 115 117 77 75
Dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik kelompok kontrol diperoleh sebanyak 12 orang (48 %) mengalami kenaikan, satu orang (4 %) tekanan darahnya tetap, dan sisanya sebanyak 12 orang (48 %) mengalami penurunan tekanan darah sistolik. Untuk tekanan darah diastolik, sebanyak 10 orang ( 40 %) mengalami kenaikan, 1 orang (4 %) tetap, dan 14 orang (56 %) mengalami penurunan tekanan darah diastolik. Hal ini dapat dilihat pada Gambar V.3. Sedangkan untuk kelompok sampel, yang mengalami kenaikan tekanan darah sesudah adanya kebisingan pada sampel hanya sebanyak 12 orang (40 %), sedangkan sisanya yaitu sebanyak 18 orang (60 %) mengalami penurunan tekanan darah. Untuk tekanan darah diastolik, 15 orang (50 %) mengalami kenaikan, tiga orang (10 % ) 79
tidak mengalami perubahan tekanan darah diastolik, dan 12 orang (40 %) mengalami penurunan. Hasil ini dapat dilihat pada Gambar V.4.
Perubahan tekanan darah diastolik
Perubahan tekanan darah sistolik
naik 40%
naik 48%
turun 48%
turun 56%
tetap 4%
tetap 4%
Gambar V.3. Diagram Perubahan Tekanan Darah pada Kelompok Kontrol
Pe rubahan tek anan darah s istolik
Perubahan tekanan diastolik tetap 0%
naik 50%
turun 40%
naik 40%
turun 60%
tetap 10%
Gambar V.4. Diagram Perubahan Tekanan Darah pada Kelompok Sampel Bila dihitung secara statistik, menggunakan uji Paired Sample T Test dua sisi untuk tekanan darah dan denyut jantung pada kelompok kontrol dan kelompok sampel berdasarkan nilai probabilitasnya, memperlihatkan tekanan darah dan denyut jantung kelompok kontrol dan sampel sebelum dan sesudah pengukuran relatif sama, atau adanya kebisingan tidak menyebabkan perubahan tekanan darah dan denyut jantung secara nyata. Perhitungan secara statistik ini terlihat pada Tabel V.34. Angka yang diperoleh pada Tabel V.34 tersebut kemudian dibandingkan dengan 0,025. Bila nilai uji dua sisi > 0,025 maka tekanan darah dan denyut jantung sebelum dan sesudah relatif sama. Hal ini disebabkan karena waktu pengukuran yang dilakukan sebelum 80
dan sesudah jam kerjanya, bukan sebelum dan sesaat sesudah terpapar bising sehingga besar kemungkinan responden yang diteliti telah beristirahat terlebih dahulu sehingga tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengukuran. Tabel V.34. Hasil Perhitungan Statistik Uji Dua Sisi untuk Tekanan Darah Tekanan darah kontrol sistolik diastolik 0,4715 0,0647
Nilai p (α = 0,05) Tekanan darah sampel sistolik diastolik 0,0701 0,2582
Denyut jantung kontrol sampel 0,0768 0,1304
Biasanya, untuk denyut jantung di bawah 60 BPM atau di atas 100 BPM dapat dikatakan tidak normal. Hanya saja, banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya denyut jantung seseorang, bahkan pada orang yang sehat sekalipun. Naiknya denyut jantung dapat disebabkan oleh akibat sympathetic nervous system stimulation seperti karena adanya rasa takut, rasa marah, dan rasa sakit. Sedangkan turunnya denyut jantung seseorang dapat disebabkan karena seseorang itu selesai beristirahat, baru bangun tidur, atau vagus nerve stimulation seperti setelah muntah (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 2006). Hasil pengukuran denyut jantung pada kelompok kontrol dan kelompok sampel diperoleh seperti pada Tabel V.35. Normalnya detak jantung ini juga bervariasi bila dilihat dari usia dan kondisi fisik seseorang. Normalnya untuk orang dewasa adalah 60 BPM – 100 BPM. Dilihat dari hasil pengukuran yang dilakukan yang terlihat pada Tabel V.35, dapat disimpulkan denyut jantung kelompok sampel dan kelompok terpapar masih dalam rentang normal.
81
Tabel V.35. Rata-rata Denyut Jantung Kelompok Sampel dan Kontrol Berdasarkan Kelompok Usia Rata-rata denyut jantung Rata-rata denyut jantung Kelompok sampel (BPM) kontrol (BPM) Usia (thn) sebelum sesudah sebelum sesudah 20 - < 30 80 75 64 71 30 - < 40 81 80 81 79 40 - <50 64 65 77 73
V.2.2.4. Hasil Pengukuran Dampak Fisiologis dan Psikologis Dampak fisiologis disini adalah ada tidaknya responden merasakan gangguan pada telinga seperti
adanya dengingan pada telinga, bagaimana berkomunikasi dalam
keadaan ramai, bagaimana berkomunikasi dengan orang lain dalam jarak 1,5 meter, apakah pekerja harus berbicara keras dengan lawan bicaranya, begitu pula sebaliknya, bagaimana dalam menonton TV/mendengarkan radio, dan dampak psikologis apa yang dirasakan akibat adanya kebisingan tersebut seperti emosi meningkat dan konsentrasi terganggu. Hasil yang diukur melalui penyebaran kuesioner ditunjukkan pada Tabel V.36 berikut: Tabel V.36. Hasil Pengukuran Dampak Psikologis dan Fisiologis Karena Kebisingan NO I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV
Dampak yang dirasakan Telinga pernah berdenging Telinga sering berdenging Kadang tertinggal pembicaraan Seringkali tertinggal pembicaraan Sering harus berteriak dalam berkomunikasi Pernah harus berteriak dalam berkomunikasi Harus dengan keras bila berbicara dengan orang lain Orang lain harus dengan keras berbicara dengan responden Harus dengan keras menyetel radio/TV Sedikit keras menyetel radio/TV Konsentrasi terganggu Emosi meningkat Sakit kepala Keluhan lainnya
82
Sampel 9 2 6 1 1 6 2 1 1 18 13 3 12 2
Kontrol 5 0 3 1 0 3 0 0 0 9 17 3 2 3
Dampak psikologis yang paling besar yang dirasakan oleh kelompok sampel akibat adanya kebisingan adalah harus menyetel radio/TV dengan keras sedangkan dampak fisiologis terbesar adalah merasakan sakit kepala, untuk kelompok kontrol adanya kebisingan menyebabkan terganggunya konsentrasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith (1986), mengatakan bahwasanya kebisingan dapat menyebabkan terjadinya gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menimbulkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, stres, maupun kelelahan. Juga dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual. Dari hasil kuesioner yang disebarkan terlihat dampak yang dirasakan akibat adanya bising untuk kelompok sampel bernilai lebih besar daripada kelompok kontrol. Hanya saja pada beberapa pernyataan tertentu seperti dampak berupa konsentrasi terganggu, jumlah keluhan lebih tinggi pada kelompok kontrol. Hal ini dapat disebabkan oleh lingkungan kerja kontrol yang berada di bagian administrasi yang melakukan pekerjaan bidang perkantoran menyebabkan terkadang kelompok kontrol harus saling berkomunikasi satu dengan lainnya yang apabila dalam keadaan ramai dan banyak orang juga dapat menimbulkan kebisingan, sehingga menganggu konsentrasi. Pengaruh lainnya juga bisa berasal dari adanya keluhan sumber bising di lingkungan kerja kelompok kontrol yang berasal dari mesin printer yang dapat menganggu konsentrasi. Untuk dampak emosi meningkat yang memiliki nilai yang sama antara kelompok sampel dan kelompok kontrol dapat dilihat pada kelompok sampel memang terdapat sumber bising yang tinggi yang dapat meningkatkan adrenalin dan menyebabkan emosi akan lebih cepat meningkat. Sedangkan untuk kelompok kontrol emosi meningkat kemungkinan disebabkan karena pekerjaan bagian kantor yang juga menuntut konsentrasi tinggi ditambah dengan adanya penyebab-penyebab lainnya
83
yang telah disebutkan sebelumnya dapat menyebabkan emosi kelompok kontrol mudah naik dan meningkat. Untuk keluhan lainnya adalah beberapa responden merasa tidak nyaman akan adanya bising dan merasa pendengarannya akan terganggu dengan adanya bising. Hasil ini dapat dilihat lebih lanjut dengan menggunakan diagram pada Gambar V.5.
18 16 14 12 10 sampel
8
kontrol 6 4 2 0 I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
Dampak yang dirasakan
Gambar V.5. Grafik dampak yang dirasakan akibat adanya kebisingan di tempat kerja Keterangan : I. Telinga pernah berdenging II. Telinga sering berdenging III. Kadang tertinggal pembicaraan IV. Seringkali tertinggal pembicaraan V. Sering harus berteriak dalam berkomunikasi VI. Pernah harus berteriak dalam berkomunikasi VII. Harus dengan keras bila berbicara dengan orang lain
VIII. Orang lain harus dengan keras berbicara dengan responden IX. Harus dengan keras menyetel radio/TV X. Sedikit keras menyetel radio/TV XI. Konsentrasi terganggu XII. Emosi meningkat XIII. Sakit kepala XIV. Keluhan lainnya
84
V.3. Evaluasi Dosis Respon Evaluasi dosis respon dilakukan untuk melihat konsistensi hubungan dosis dengan efek yang diduga diakibatkan oleh adanya kebisingan di tempat kerja. Dalam hal ini yang menjadi dosis adalah rata-rata tingkat kebisingan yang diterima oleh pekerja yang sebelumnya telah diukur menggunakan Noise Dosimeter. Sedangkan responnya akan dilihat dari pergeseran batas pendengaran yang diukur menggunakan Audiometer, untuk kelompok kontrol, Departemen Tempa dan Departemen Cor. Bila ada konsistensi antara dosis dan respon, maka semakin besar dosis, semakin besar efek, sampai pada saat tidak lagi bertambah responnya, maka kurva yang didapat akan berbentuk S. Hubungan untuk masing-masing kelompok ini dapat dilihat pada Tabel V.37. Kurva dosis respon antara rata-rata dosis ini dapat dilihat pada Gambar V.6. Tabel V.37. Hubungan Dosis dan Pergeseran Batas Dengar Kode Kontrol Tempa Cor
Dosis (dB(A)) 85,4695 95,9353 115,7381
Telinga Kanan (dB(A)) 0,8134 4,6 5,9733
7
Telinga Kiri
R2 = 0,8482
6
P e n u ru n a n B a t a s D e n g a r
P e n u ru n a n B a t a s D e n g a r
Telinga kanan
5 4 3 2 1 0 80
90
100
Telinga Kiri (dB(A)) -1,84 2,2667 5,8667
110
120
7 6 5 4 3 2 1 0 -1 80 -2 -3
R2 = 0,9699
85
90
95
100
105
110
115
120
Dosis
Dosis
Gambar V.6. Kurva Dosis Respon Dosis (dB(A)) vs Pergeseran Batas Dengar (dB(A))
85
Bila dilihat berdasarkan kurva dosis respon pada Gambar V.6, telah terlihat adanya konsistensi antara dosis yang masuk dengan respon berupa pergeseran batas dengar baik pada telinga kanan maupun telinga kiri, di mana semakin besar dosis pergeseran batas dengar juga akan semakin besar. Hal ini diperkuat dengan nilai R2 untuk dosis respon telinga kanan sebesar 0,8482 dan R2 untuk dosis respon telinga kiri sebesar 0,9699. Diperlukan lebih banyak data untuk menunjukkan hubungan dosis respon yang lebih konsisten. Evaluasi dosis respon juga dilihat dari respon penurunan batas pendengaran. Seperti halnya dari dosis respon pergeseran batas pendengaran, untuk dosis respon berupa penurunan batas pendengaran juga memperlihatkan konsistensi antara dosis yang masuk dengan penurunan batas pendengaran untuk pekerja Departemen Tempa dan Cor. Nilai R2 untuk dosis respon telinga kanan sebesar 0,8999 dan R2 untuk dosis respon telinga kiri sebesar 0,9829. Hubungan antara dosis dan penurunan batas pendengaran ini dapat dilihat pada Tabel V.38 dan grafik hubungan dosis responnya pada Gambar V.7. Tabel V.38. Hubungan Dosis dan Penurunan Batas Dengar Kode Kontrol Tempa Cor
Dosis (dB(A)) 85,4695 95,9353 115,7381
Telinga Kanan (dB(A)) 5,5187 9,6 11,68
86
Telinga kiri (dB(A)) 3,68 7,2667 10,92
Telinga Kanan
Telinga Kiri 12 P enuruna n B a ta s P en deng a r a n (dB(A ))
P en u ru n a n B a ta s P en d en g a ra n ( d B ( A ))
14 R2 = 0,8999
12 10 8 6 4 2 0 80
85
90
95
100
105
110
115
120
Dosis (dB(A))
R2 = 0,9829
10 8 6 4 2 0 80
85
90
95
100
105
110
115
120
Dosis (dB(A))
Gambar V. 7. Kurva Dosis Respon Dosis (dB(A)) vs Penurunan Batas Dengar (dB(A))
V.4. Karakterisasi risiko Karakterisasi risiko dinyatakan dalam dua nilai, yaitu nilai HI dan nilai RR. Nilai HI diperoleh dengan cara membandingkan nilai tingkat kebisingan yang diterima pekerja dengan nilai tingkat kebisingan yang diperbolehkan (Pedersen, 1997). Dalam hal ini yang menjadi acuan nilai tingkat kebisingan yang diperbolehkan mengacu pada Surat Keputusan Menaker No: KEP-51/MEN/1999 dan juga Surat Keputusan Mentri Kesehatan No: 261/MENKES/SK/II/1998, yaitu sebesar 85 dB(A) pemaparan 8 jam per hari, sehingga diperoleh nilai HI untuk kelompok kontrol dan kelompok sampel pada Tabel V.39 dan Tabel V.40.
87
Tabel V.39. Nilai HI Kelompok Kontrol No
Kode
TWA (dB)
HQ =TWA/RfD
HI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25
68,97 73,71 72,46 69,78 60,05 71,2 77,84 69,72 68,32 68,14 70,93 73,4 72,71 57,04 70,56 66,27 67,48 72,06 73,38 70,94 71,6 57,04 70,83 67,69 75,83
0,81 0,87 0,85 0,82 0,71 0,84 0,92 0,82 0,80 0,80 0,83 0,86 0,86 0,67 0,83 0,78 0,79 0,85 0,86 0,83 0,84 0,67 0,83 0,80 0,89
0,82
Nilai HI kelompok kontrol pada Tabel V.39 yang sebesar 0,82 menunjukkan tidak adanya bahaya kebisingan di lingkungan kerja kelompok kontrol (yang tidak terpapar). Sedangkan untuk kelompok sampel (kelompok terpapar), seperti terlihat pada Tabel V.40, nilai HI Departemen Tempa adalah 1,03 dan Departemen Cor 1,08. Hal ini menunjukkan adanya potensi bahaya kebisingan di lingkungan kerja kelompok sampel (kelompok terpapar) yaitu pada Departemen Tempa dan Cor bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (tidak terpapar). Rekapitulasi dari hasil perhitungan RR tersebut terlihat pada Tabel V.41.
88
Tabel V.40. Nilai HI Kelompok Sampel No
Kode
Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Cor Tempa Tempa Tempa Tempa Tempa
TWA (dB) 99,3 100,08 92,69 90,2 99,4 102,2 103,9 89,3 114,4 100,9 80,4 81,09 89,8 87,4 82,1 84,3 96,9 93,12 95,7 85,78 84,53 87,29 81,83 82,42 86,2 82,48 92,06 85,95 91,6 84,76
HQ = TWA/RfD 1,17 1,18 1,09 1,06 1,17 1,20 1,22 1,05 1,35 1,19 0,95 0,95 1,06 1,03 0,97 0,99 1,14 1,10 1,13 1,01 0,99 1,03 0,96 0,97 1,01 0,97 1,08 1,01 1,08 1,00
HI
1,08
1,03
Tabel V.41. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai HI Lokasi
Nilai HI
Kontrol
0,82
Tempa
1,03
Cor
1,08
89
Nilai lain untuk menyatakan karakterisasi risiko adalah RR (Risiko Relatif). Nilai RR merupakan nilai yang diperoleh dari membandingkan jumlah penyakit diantara populasi yang terpapar terhadap jumlah penyakit diantara populasi yang tidak terpapar, di mana dalam hal ini akan dibandingkan antara pergeseran batas dengar dengan tingkat kebisingan yang diterima. Nilai RR yang
≥ 1 memperlihatkan adanya hubungan tingkat kebisingan yang
diterima dengan risiko pergeseran batas dengar pekerja. Nilai RR untuk Departemen Tempa dan Departemen Cor dapat dilihat pada Tabel V.42 dan Tabel V.43. Tabel V.42. Perhitungan RR Departemen Tempa Intensitas > 85 <85
Pergeseran Batas Dengar > 10 <10 1 4 5 27
Tabel V.43. Perhitungan RR Departemen Cor Intensitas > 85 <85
Pergeseran Batas Dengar > 10 <10 8 11 5 27
Dengan menggunakan persamaan pada Tabel II.10, diperoleh nilai RR. Rekapitulasi hasil perhitungan RR untuk Departemen Tempa dan Cor ini dapat dilihat pada Tabel V. 44. Tabel V.41. Nilai RR Departemen Tempa dan Cor Lokasi Tempa Cor
RR 1,28 2,69
90
Dari hasil RR pada Tabel V.43 di atas, diperoleh nilai RR Departemen Tempa sebesar 1,28 dan Departemen Cor sebesar 2,69. Hal ini memperlihatkan risiko terjadinya pergeseran batas dengar kelompok sampel pada bagian Departemen Tempa 1,28 kali lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Begitu juga untuk kelompok sampel Departemen Cor berisiko mengalami pergeseran batas pendengaran 2,69 kali lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. V.5. Analisis Ketidakpastian Di dalam melakukan analisis risiko seringkali terhambat oleh adanya ketidak pastian. Ketidakpastian ini bisa berasal dari sampel yang diukur, maupun alat yang digunakan. Seperti pada penelitian ini, ketidakpastian jumlah responden yang diukur menyebabkan dapat berkurangnya akurasi data. Jumlah kelompok sampel yang diukur hanya 30 orang ditambah dengan jumlah kelompok kontrol sebanyak 25 orang. Hal ini disebabkan karena adanya hambatan keterbatasan waktu penelitian. Data akan lebih akurat bila dilakukan pada populasi yang lebih banyak. Ketidakpastian pada alat yang digunakan terhambat oleh kurangnya jumlah alat. Untuk satu orang responden, penggunaan Noise Dosimeter diperlukan waktu 4–s8 jam, sedangkan alat yang dapat digunakan hanya satu buah saja. Sedangkan penggunaan alat Audiometer yang melalui badan Hiperkes mengalami hambatan pada masalah biaya dan waktu penggunaan. Data akan lebih akurat bila menggunakan alat, biaya, dan waktu yang lebih banyak.
91