82
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasar hasil analisis terhadap raw weight pada HoQ maka diputuskan bahwa atribut yang akan dikembangkan adalah kemanisan produk, aroma produk, keamanan bahan, informasi komposisi bahan pada kemasan dan tingkat harga. Selanjutnya dibuat alternatif pengembangan produk dan dilakukan pemilihan alternatif yang terbaik. Pengembangan produk dilakukan dengan menambah HFS 55, sebagai bahan pemanis, sebanyak 2%, menambah kadar flavor 0.025% dari formula awal, menambah informasi komposisi bahan pada label kemasan. Pengembangan produk dilakukan dengan batasan kenaikan biaya untuk pengembangan produk tidak boleh menyebabkan kenaikan harga jual produk. Hasil pengujian produk hasil pengembangan menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap atribut kemanisan dan aroma produk mengalami peningkatan.
5.1 Survei Pendahuluan
83
Hasil dari survei pendahuluan adalah persentase merk minuman teh yang sering diminum oleh responden. Rekapitulasi hasil ditunjukkan pada Tabel 4.8 Diagram Pareto digunakan untuk menganalisis data survei pendahuluan. Dengan diagram Pareto ditentukan produk yang akan dijadikan kompetitor, diambil persentase kumulatif yang > 80% (terdekat dengan angka 80%). Berdasar hasil analisa yang dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan dengan grafik pada Gambar 4.10 tersebut maka Teh Botol Sosro, Fruit Tea dan Fresh Tea merupakan merk yang paling banyak dikonsumsi oleh responden oleh karena itu maka Teh Botol Sosro, Fruit Tea dan Fresh Tea yang akan dijadikan sebagai produk kompetitor. 5.2 Survei Pelanggan 5.2.1 Pengujian Validitas Kuesioner Pengukuran validitas masing-masing kuesioner menggunakan persamaan Product Moment Pearson. Persamaan tersebut digunakan karena data dari masing-masing kuesioner mempunyai skala interval dan merupakan variabel kontinu. Koefisien validitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada Tabel r product moment pada Lampiran 3. Dari tabel r product moment diperoleh bahwa untuk jumlah sampel = 70, taraf kesalahan 1% maka r Tabel = 0,306 dan taraf kesalahan 5% maka r Tabel = 0,235. Hasil lengkap perhitungan koefisien validitas kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.9 Berdasar pada hasil perhitungan koefisien validitas kuesioner yang ditampilkan pada Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai r-hitung untuk tiap atribut dalam tiap kuesionernya tiap masing-masing lebih besar dari nilai r-kritis sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kuesioner tersebut valid.
84
Kuesioner yang valid menunjukkan bahwa data yang dihasilkan dari kuesioner dapat menggambarkan tujuan yang ingin dicapai dan dapat digunakan untuk pengolahan selanjutnya. 5.2.2 Pengujian Reliabilitas Kuesioner Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan dalam koefisien alpha. Data dari masing-masing kuesioner dihitung menggunakan Persamaan (2.3). Perhitungan koefisien alpha dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for Windows Release 16.0. Nilai dari koefisien alpha untuk setiap atribut dari masing-masing kuesioner dan nilai alpha keseluruhan ditampilkan pada Tabel 4.10 Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai alpha setiap atribut selalu lebih kecil dari nilai alpha keseluruhan sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner reliabel. Kuesioner yang reliabel artinya bahwa kuesioner tersebut dapat digunakan lagi untuk mendapatkan informasi yang sama dan hasilnya akan sama. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa data yang terkumpul dari kuesioner merupakan data yang valid dan reliabel sehinggan data dapat dipercaya kebenarannya dan dapat digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. 5.2.3 Pengolahan Data Hasil Kuisoner Pengolahan data hasil kuesioner dengan menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan persamaan (2.5). Dalam proses pengolahan data ini digunakan bantuan software Microsoft excel 2000. Tabel 4.11 menampilkan hasil perhitungan mean tiaptiap atribut dari tiap kuesioner. Berdasar hasil dari Tabel 4.11 tersebut dapat dilihat bahwa nilai kepentingan menunjukkan kontribusi peran dari masing-masing atribut terhadap kepuasan pelanggan.
85
Dari data hasil survei, diperoleh bahwa tingkat kepentingan tertinggi adalah rasa yang ditinggalkan dan terendah adalah rasa asam dari minuman tersebut. Hasil perhitungan mean pada kuesioner 1 menunjukkan bahwa dari dua puluh atribut ada sebelas atribut yang penting (nilai mean lebih besar atau sama dengan 3). Atribut yang penting adalah aroma, rasa yang ditinggalkan, rasa manis, dimensi, keamanan bahan, terbuat dari bahan alami, dimensi kemasan, terdapat informasi bahan, terdapat ijin DEPKES, terdapat label HALAL dan harga jual produk tersebut. Nilai kepuasan pelanggan terhadap produk saat ini ditetapkan sebagai performansi awal. Sedangkan hasil dari kuesioner ketiga menunjukkan nilai kepuasan yang diharapkan yang akan menjadi nilai goal masing-masing atribut. Dari Tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa masih terdapat gap antara tingkat kepuasan Produk Teh PT. XYZ dengan produk kompetitor. Dibanding dengan produk Teh Botol Sosro, Produk Teh PT.XYZ unggul hanya pada rasa yang ditinggalkan dan dimensi saja. Dibandingkan dengan produk Fuit Tea, Produk Teh PT. XYZ unggul di sepuluh atribut yaitu efek kesegaran, rasa yang ditinggalkan, dimensi, warna, dimensi kemasan, desain kemasan, terdapat informasi bahan, terdapat ijin DEPKES, terdapat label HALAL dan harga jual produk. Sedangkan jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan produk Fresh Tea, Produk Teh PT. XYZ hanya unggul pada atribut dimensi, dan adanya label halal. Apabila dibandingkan dengan tingkat kepuasan yang diharapkan (target) maka hanya atribut dimensi saja yang nilainya lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa masih harus dilakukan pengembangan produk.
86
5.3 Pembuatan House of Quality (HoQ) Pembuatan HoQ mengikuti langkah-langkah pada sub bab 2.11. 5.3.1 Memasukkan Data Kebutuhan Pelanggan Atribut
kebutuhan
pelanggan
dimasukkan
pada
bagian
kolom
customer
requirements. Berdasar hasil langkah penelitian sebelumnya ditetapkan ada delapan belas atribut produk yang berpengaruh pada kepuasan pelanggan.
5.3.2 Memasukkan Nilai Hasil Survei Nilai kepentingan produk minuman teh dan nilai kepuasan produk teh PT. XYZ dan kompetitor serta tingkat kepuasan yang diharapkan dari hasil survei pelanggan dimasukkan pada kolom planning matrix.
5.3.3 Penentuan Technical Relations Penentuan technical relations dilakukan dengan wawancara dengan bagian produksi perusahaan dan studi literatur. Tabel 5.1 menampilkan hasil penentuan technical relations.
Tabel 5.1 Daftar Technical Relations No
Atribut Produk
Technical Relations
1
Efek Kesegaran
Kandungan ekstrak guarana
2
Aroma
Kandungan Flavor
3
Rasa manis
Kandungan fruktosa
87
4
Rasa yang ditinggalkan
Kandungan ekstrak the Kandungan flavor Kandungan ekstrak guarana
5
Dimensi
Bahan kemasan Bentuk kemasan
6
Keamanan bahan
Kandungan flavor Kandungan fruktosa Kandungan ekstrak the Kandungan pewarna caramel Kandungan ekstrak guarana Kandungan Asam sitrat Aturan POM untuk label
7
Terbuat dari bahan alami
Kandungan ekstrak guarana Kandungan ekstrak the
8
Rasa Asam
Kandungan asam sitrat
9
Warna
Kandungan ekstrak the Kandungan pewarna caramel
10
Kekentalan
Kandungan fruktosa Kandungan ekstrak guarana Kandungan ekstrak the
11
Bentuk Kemasan
Bahan kemasan Bentuk cetakan
12
Dimensi Kemasan
Bahan kemasan Bentuk cetakan
13
Desain Kemasan
Bahan kemasan Bentuk cetakan
14
Terdapat logo merk
Aturan POM untuk label
15
Terdapat tanggal produksi
Aturan POM untuk label
16
Terdapat informasi bahan
Aturan POM untuk label
88
17
Terdapat ijin DEPKES
Aturan Pom untuk label
18
Terdapat label HALAL
Peraturan dari MUI
19
Terdapat masa kadaluarsa
Aturan POM untuk label
20
Harga jual
Kandungan flavor Kandungan fruktosa Kandungan ekstrak the Kandungan ekstrak guarana Kandungan perwarna caramel Kandungan asam sitrat Kandungan air Bahan kemasan Biaya tenaga kerja Biaya manufacturing overhead
5.3.4 Penentuan Direction Of Goodness Penentuan direction of goodness ditentukan sekaligus pada saat wawancara dan diskusi mengenai technical relations. Tabel 5.2 menampilkan direction of goodness masing-masing atribut. Tabel 5.2 Direction Of Goodness Technical requirements
Direction of goodness
Symbol
Kandungan flavor
Target is the best
Kandungan fruktosa
Target is the best
Kandungan ekstrak the
Target is the best
Kandungan ekstrak guarana
More is better
Kandungan perwarna caramel
Target is the best
Kandungan asam sitrat
Target is the best
Kandungan air
Target is the best
Bentuk cetakan
More is better
89
Bahan kemasan
More is better
Standar POM untuk label
More is better
Peraturan MUI
More is better
Biaya tenaga kerja
Less is better
Biaya manufacturing overhead
Less is better
5.3.5 Mengisi Kolom Interrelationship Matrix Dan Correlation Matrix Kolom
interrelationship
matrix
menunjukkan
hubungan
antara
customer
requirements dan technical requirements. Nilai hubungan mengikuti aturan impact symbol di Tabel 2.2. Hubungan ini ditentukan dengan wawancara dengan bagian produksi. Kolom correlation matrix menunjukkan hubungan antar technical requirements, apakah saling mendukung atau ada konflik. Penentuan hubungan ini ditentukan juga dengan wawancara dengan bagian produksi.Lamp.7
5.3.6 Penghitungan Improvement Ratio Penghitungan
improvement
ratio
menggunakan
persamaan
(2.7).
Nilai
improvement ratio menunjukkan perbandingan antara tingkat kepuasan yang diharapkan pelanggan dengan tingkat kepuasan yang dimiliki produk sekarang. Besarnya nilai improvement ratio menunjukkan besarnya tingkat perubahan yang harus dilakukan. Berdasar skala (Shilito,1994), dipaparkan di sub bab 2.11, maka untuk menentukan interval kelas dapat dicari mediannya: a. Untuk 1,00 dan 1,20 mediannya 1,10
90
b. Untuk 1,20 dan 1,50 mediannya 1,35 Sehingga interval kelas ditentukan sebagai berikut: a. 1,00 - 1,10 untuk perbaikan mudah b. 1,11 – 1,35 untuk perbaikan sedang c. lebih dari 1,36 untuk perbaikan sulit Daftar atribut dengan nilai improvement ratio dari tinggi ke rendah ditampilkan pada Tabel 5.3
Tabel 5.3 Urutan nilai improvement ratio Peringkat
Atribut
Improvement ratio
Tingkat Perubahan
1
Efek kesegaran
1.43
Sulit
2
Aroma
1.40
Sulit
3
Harga Jual
1.27
Sedang
4
Rasa yang ditinggalkan
1.23
Sedang
5
Dimensi
1.21
Sedang
6
Keamanan bahan
1.21
Sedang
7
Terbuat dari bahan alami
1.18
Sedang
8
Rasa Manis
1.16
Sedang
9
Warna
1.14
Sedang
10
Rasa Asam
1.13
Sedang
11
Bentuk kemasan
1.10
Mudah
12
Dimensi kemasan
1.09
Mudah
13
Desain kemasan
1.07
Mudah
14
Terdapat logo merk
1.05
Mudah
15
Terdapat tanggal produksi
1.04
Mudah
16
Terdapat informasi bahan
1.03
Mudah
91
17
Terdapat ijin Depkes
1.00
Mudah
18
Terdapat label HALAL
0.99
Mudah
19
Terdapat masa kadaluarsa
0.98
Mudah
20
Kekentalan
0.97
Tidak perlu
Berdasar data pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa ada dua atribut yang tingkat perubahannya sulit, delapan atribut dengan tingkat perubahan sedang, sembilan atribut dengan tingkat perubahan mudah dan satu atribut tidak perlu ada perubahan
5.3.7 Penentuan Sales Point Penentuan sales point ditentukan dengan dasar nilai tingkat kepentingan. Nilai tingkat kepentingan dibagi menjadi tiga kelas interval, Lamp. 4. Urutan Sales point untuk masing-masing atribut ditampilkan pada Tabel 5.4 Tabel 5.4 Urutan Sales point Atribut Produk
Tingkat
Sales Point
Kepentingan Efek kesegaran
3,9
1,5
Keamanan bahan
3,77
1,5
Rasa Manis
3,76
1,5
Harga Jual
3,57
1,5
Rasa yang ditinggalkan
3,57
1,5
Terbuat dari bahan alami
3,53
1,5
Terdapat tanggal produksi
3,34
1,2
Terdapat informasi bahan
3,29
1,2
Terdapat ijin Depkes
3,20
1,2
Terdapat label HALAL
3,01
1,2
92
Aroma
2,90
1,2
Warna
2,87
1,2
Rasa Asam
2,73
1
Terdapat masa kadaluarsa
2,6
1
Dimensi
2,54
1
Bentuk kemasan
2,49
1
Dimensi kemasan
2,43
1
Desain kemasan
2,23
1
Terdapat logo merk
2.08
1
5.3.8. Penghitungan Raw Weight Penghitungan raw weight dengan menggunakan persamaan (2.8). Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan normalized raw weight dengan persamaan (2.9). Nilai raw weight diperoleh dari perkalian tiga komponen yaitu tingkat kepentingan, improvement ratio dan sales point. Nilai raw weight dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan atribut produk yang harus dikembangkan karena komponen yang ada di dalamnya cukup menyeluruh. Semakin tinggi nilai maka atribut tersebut mendapatkan prioritas yang lebih utama. Urutan atribut dengan nilai raw weight tinggi ke rendah ditampilkan pada Tabel 5.5
Tabel 5.5 Urutan raw weight Peringkat
Atribut
Raw
93
Weight 1
Rasa Manis
6,80
2
Keamanan bahan
6,67
3
Efek kesegaran
6,67
4
Terdapat informasi bahan
6,41
5
Terdapat ijin Depkes
5,87
6
Rasa yang ditinggalkan
5,65
7
Terbuat dari bahan alami
5,19
8
Aroma
4,72
9
Warna
4,03
10
Harga Jual
3,89
11
Terdapat masa kadaluarsa
3,86
12
Dimensi
3,83
13
Bentuk kemasan
3,49
14
Rasa Asam
3,00
15
Terdapat label HALAL
2,90
16
Dimensi kemasan
2,83
17
Terdapat tanggal produksi
2,81
18
Desain kemasan
2,68
19
Terdapat logo merk
2,55
20
Kekentalan
2,43
5.3.9 Penghitungan Absolute Importance dan Relative Importance Absolute importance dihitung dengan persamaan (2.10). Selanjutnya dihitung relative importance dengan membuat persentase masing-masing absolute importance. Nilai absolute importance yang tinggi menunjukkan bahwa technical requirement tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap atribut-atribut produk. 4.3.10 Menentukan Nilai Target Tiap Technical Requirements
94
Nilai target ditentukan dengan studi literature. Nilai target untuk pH dan kandungan bahan ditentukan dari SNI 01-3143-1992 tentang Minuman Teh Dalam Kemasan Nilai target keseluruhannya ditampilkan pada Tabel 5.6
Tabel 5.6 Technical Relations Target Target
Technical Relations Kandungan flavor
0.1 % Maks.
Kandungan fruktosa
13.0% derajat Brix
Kandungan ekstrak teh
2% Maks
Kandungan ekstrak guarana
1.5% maks
Kandungan perwarna caramel
0,1% maks
Kandungan asam sitrat
0.2% maks
Kandungan air
Tidak terbatas
Bentuk cetakan
Ergonomis
Bahan kemasan
Aman, sesuai standard untuk minuman
Standar POM untuk label
100%
Peraturan MUI
100%
Biaya tenaga kerja
Minimum
Biaya manufacturing overhead
Minimum
Dari matrik HoQ maka akan dilihat kebutuhan teknis yang berkaitan dengan masing-masing atribut produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. matrik HoQ juga menunjukkan posisi produk terhadap produk kompetitor. Selain itu, HoQ juga bisa menunjukkan prioritas atribut dari raw weight.
95
5.4 Pembuatan Alternatif Konsep Pengembangan Produk 5.4.1 Perumusan Atribut Yang Harus Dikembangkan Sebelum pembuatan alternatif konsep, perlu dirumuskan konsep pengembangan yang akan dilakukan. Konsep pengembangan berisi hasil analisis terhadap atribut yang harus dikembangkan. Dasar yang digunakan adalah urutan raw weight. Namun urutan raw weight tidak berlaku mutlak, karena adanya keterbatasan waktu dan biaya. Oleh karena itu, atribut yang dikembangkan diprioritaskan yang penting, mean pada kuesioner pertama lebih besar atau sama dengan 3, dan pada atribut produk yang belum puas saat ini, mean pada kuesioner 2 bagian produk PT XYZ kurang dari 3. Pada Tabel 5.7 menampilkan atribut produk yang memenuhi kriteria tersebut sekaligus menampilkan persentase dan persentase kumulatif. Tabel 5.7 Daftar prioritas atribut yang dikembangkan Raw Peringkat
Persentase
Persentase
Atribut Kumulatif
Weight 1
Efek memberikan kesegaran
6,80
17.83%
17.83%
2
Keamanan komposisi bahan
6,67
17.49%
35.32%
3
Terdapat informasi komposisi bahan
6,41
16.81%
52.12%
4
Aroma
5,65
14.81%
66.94%
5
Tingkat harga
4,72
12.38%
79.31%
6
Rasa manis
4.03
10.57%
89.88%
7
Terdapat logo merk
3,86
10.12%
100.00%
Tujuh atribut dalam
Tabel 5.7 dirasa masih terlalu banyak dalam proses
pengembangan produk tahap awal ini. Oleh karena itu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mendapatkan rencana pengembangan yang lebih mendesak. Analisis dilakukan
96
dengan menggunakan Diagram Pareto. Atribut yang mendekati persentase kumulatif 80% yang akan dikembangkan. Tabel 5.8 Daftar atribut yang dikembangkan Klasifikasi Peringkat
Atribut Atribut Primer
1
Efek memberikan kesegaran
Produk
2
Keamanan komposisi bahan
Produk
3
Terdapat informasi komposisi bahan
Kemasan
4
Aroma
Produk
5
Tingkat harga
Harga
5.4.2 Pembuatan Konsep Pengembangan Produk Atribut produk yang mendapatkan prioritas pengembangan awal ditampilkan pada Tabel 5.8 Konsep pengembangan tiap-tiap atribut akan dilakukan dengan meninjau kembali keluhan pelanggan yang ditampilkan pada Tabel 4.6. Selanjutnya data keluhan pelanggan dihubungkan dengan technical relations pada Tabel 5.6 dan dengan direction of goodness pada Tabel 5.2. Hasilnya diperoleh arahan solusi pengembangan seperti ditampilkan pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Arahan Solusi Pengembangan Atribut primer Efek Kesegaran
Keluhan Kurang
berasa
Arahan Solusi terhadap
tubuh
Kandungan ekstrak Guarana dinaikkan Kandungan ekstrak teh dinaikkan Kandungan fruktosa dinaikkan
Keamanan komposisi
Tidak ada label komposisi
Aturan POM dan Depkes tentang
bahan
bahan
kandungan bahan dipenuhi Aturan POM untuk label dipenuhi
97
Terdapat informasi
Tidak ada informasi pada
komposisi bahan
kemasan
Aroma
Jenis aroma tidak sesuai
Jenis flavor diubah
Intensitas aroma kurang
Kandungan flavor dinaikkan
Aroma mudah hilang
Kandungan flavor dinaikkan
Harga jual tinggi
Efisiensi terhadap faktor-faktor
Tingkat harga
Aturan POM untuk label dipenuhi
pembiayaan (biaya material, biaya tenga kerja, biaya kemasan, biaya overhead, biaya pemasaran)
Atribut efek kesegaran dapat dikembangkan dengan tiga arahan solusi yang ditampilkan di Tabel 5.9. Atribut keamanan komposisi bahan dapat dipenuhi jika kandungan bahan sesuai dengan aturan POM. Kandungan bahan pada formula saat ini sudah memenuhi batasan tersebut sehingga sudah aman. Solusi dari terdapat informasi komposisi bahan sama dengan solusi dari atribut keamanan komposisi bahan. Sehingga, penambahan label komposisi bahan menjadi solusi dari dua permasalahan. Pada penelitian ini tidak akan dibahas efisiensi faktor-faktor biaya secara detail. Masalah harga dibatasi dengan pembatasan penambahan biaya maksimal yang tidak mengakibatkan kenaikan harga jual produk ke pasaran dalam melakukan pengembangan produk. Biaya akan dijadikan batasan pada pemilihan alternatif konsep pengembangan yang akan dilakukan.
5.4.2.1 Pembuatan konsep pengembangan atribut efek kesegaran
98
Cara yang dilakukan adalah dengan menambahkan kandungan ekstrak guarana yang memang berkhasiat untuk meningkatkan stamina dari orang yang mengkonsumsi minuman ekstrak guarana ini, penambahn ekstrak guarana dilakukan maksimal pada level 1.5 %. (sebelumnya 1.0%)
4.4.2.2 Pembuatan konsep pengembangan atribut aroma Jenis fragrance yang digunakan saat ini adalah aroma melati dengan kandungan 0.02% . Berdasar arahan solusi pada Tabel 5.9 maka ada dua hal yang dapat dilakukan yaitu mengetahui jenis flavor yang paling disukai dan meningkatkan kadar flavor. Arahan solusi itu kemudian didiskusikan lagi dengan pihak perusahaan. Pihak perusahaan menyetujui untuk melakukan strategi ke dua dan mengabaikan arahan pertama, yaitu mengubah jenis flavor, karena aroma ini sudah menjadi ciri khas dari produk sehingga sulit untuk diubah. Penambahan kadar flavor ditetapkan sebanyak 0.03% sehingga totalnya menjadi 0.05% kadar flavor. Konsep ini ditetapkan oleh perusahaan dengan pertimbangan dari bagian produksi dan bagian keuangan. Konsep ini dinilai dapat memberikan hasil yang signifikan tetapi kenaikan biayanya masih bisa ditolerir sehingga tidak perlu menambah harga jual produk.
5.5 Pemilihan Konsep Pengembangan Produk Konsep pengembangan atribut kelembutan produk yang telah disusun ada empat alternatif. Proses pemlihan akan menggunakan concept selection matrix dengan lima
99
kriteria concept selection yaitu penambahan biaya, kemudahan mendapatkan, keamanan, pengaruh terhadap kelembutan, pengaruh negatif terhadap atribut lain. Lima kriteria tersebut diberi bobot. Nilai bobot ditentukan dengan diskusi dengan perusahaan. Adapun nilai pada masing-masing atribut menggunakan skala pengukuran 3. Daftar skala untuk masing-masing concept selection ditampilkan pada Tabel 5.10. Sedangkan concept selection matrix ditampilkan pada Tabel 5.11 Tabel 5.10 Arti Skala pada concept selection matrix Kriteria Pemilihan
Arti Skala
Penambahan biaya
1
2
3
Menambah biaya
Perubahan biaya
Mengurangi
tidak signifikan
biaya
Kemudahan mendapatkan
Sulit
mudah
Sangat mudah
Keamanan
Tidak aman
aman
Sangat aman
Pengaruh terhadap kelembutan
Negatif
positif
Sangat positif
Pengaruh negatif terhadap atribut
Banyak
sedikit
Tidak ada
lain
Tabel 5.11 Concept selection matrix Kriteria Pemilihan
Bobot
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Alternatif 4
Penambahan biaya
5
2
1
1
2
Kemudahan
1
2
1
1
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
mendapatkan Keamanan Pengaruh
terhadap
100
kelembutan Pengaruh negatif
3
1
1
1
3
TOTAL
27
21
21
33
PERINGKAT
II
III
IV
I
terhadap atribut lain
Berdasar concept selection matrix maka total nilai yang terbesar adalah alternatif empat sehingga alternatif empat yang akan dipilih untuk melakukan pengembangan atribut kelembutan produk Dari hasil pemilihan konsep pengembangan produk maka pengembangan produk untuk atribut kelembutan produk dan aroma akan dilakukan dengan menambah kadar flavor 0.03% dari semula sehingga kadar flavornya menjadi 0.05%. 5.6 Pembuatan Gabungan Part Deployment Dan Process Planning Matrix Proses pembuatan gabungan part deployment dan process planning matrix mengikuti langkah yang telah dijelaskan pada sub bab 2.13. Hubungan antara whats dan hows ditetapkan dengan diskusi dengan bagian produksi perusahaan. 5.7 Pembuatan Production Planning Matrix Pembuatan production planning matrix mengikuti langkah-langkah seperti yang telah dijelaskan pada sub bab 2.14. Hasil pembuatan production planning matrix ditampilkan pada Gambar 5.1
101
Importance
Tooling
Manufacturing
Quality
Procedure
Gauge Requirement
Supplier Agreement
Supplier Conference
Machine Qualification
Operator Training
Operator Instruction
Work Analysis
Gauge Design
Maintenance instruction
Mistake Proofing
assurance
FPA Required
Hows
Planning Needs
Whats Penimbangan
Alat penimbang
2,28
bahan baku
Jumlah bahan
20,52
Jenis bahan
2,28
baku Pencampuran
Cara
bahan baku
pencampuran
Penambahan
Banyaknya
pewarna
pewarna
20,52
5,28
Jenis pewarna
5,28
Penambahan
Banyaknya
8,80
asam sitrat
bahan antiseptic
Jenis antiseptic
8,80
Penambahan
Banyaknya
8,31
flavor
fragrance
102
Jenis fragrance
8,31
Pengadukan
Cara Mengaduk
10,94
Pemanasan
Cara pemanasan
2,32
Jangka waktu
2,32
Cara
3,65
Pendinginan
pendinginan
Pengemasan
Jangka waktu
3,65
Cara
1,91
Cara menyegel
1,91
Jenis perekat
1,91
pengemasan Penyegelan
Gambar 5.1 Production Planning Matrix
Pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa Hows pada matrix sebelumnya menjadi Whats pada matrix ini. Simbol pada gambar tersebut menunjukkan hubungan antara proses produksi dengan metode produksi. Hasil dari production planning matrix adalah metode produksi yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk minuman teh yang memenuhi keinginan konsumen.
5.8 Production Trial Setelah ditetapkan strategi untuk pengembangan produk maka langkah selanjutnya adalah melakukan production trial produk hasil proses analisis pengembangan produk. Hasil produksi awal pengembangan produk kemudian di uji cobakan.
103
5.9 Pengujian Produk Pengembangan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk hasil pengembangan. Produk hasil pengembangan dikatakan sukses jika dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. 5.9.1 Pembuatan Kuesioner Kuesioner pengujian yang dibagikan kepada responden ditampilkan pada Lampiran 6. Kuesioner ini bertujuan mengetahui tingkat kepuasan atribut produk yang dikembangkan yaitu kelembutan dan aroma. 5.9.2 Penyebaran Kuesioner Kuesioner yang telah disusun kemudian disebarkan ke responden dengan teknik purposive non probablity sampling. Karakteristik responden yang dipilih sama dengan karakteristik responden pada survei pelanggan. Sebelum mengisi kuesioner responden diminta menggunakan produk hasil pengembangan.
5.9.3 Rekapitulasi Hasil Survei Pelanggan Data yang diperoleh dari pengujian produk adalah tingkat kepuasan pada atribut kelembutan produk dan aroma pada produk hasil pengembangan. Hasil survei menunjukkan bahwa rentang jawaban berada pada rentang sangat tidak puas sampai dengan sangat puas. Pengujian distribusi data dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov. Proses pengerjaan dibantu dengan software SPPS for windows release 16.0. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 14, dan dapat dilihat bahwa data terdistribusi normal.
104
5.9.4 Pengujian Validitas Kuesioner Pengukuran validitas masing-masing kuesioner juga menggunakan persamaan (2.2). Perhitungan koefisien validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Microsoft Excell 2003. Koefisien validitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada Tabel r product moment. Nilai r untuk atribut kelembutan produk 0,906 dan 0,895 untuk atribut aroma. Nilai r di atas nilai kritsis 5% ,0,306, sehingga data dinyatakan valid.
5.9.5 Pengujian Reliabilitas Kuesioner Reliabilitas kuesioner dalam pengujian ini juga dinyatakan dalam koefisien alpha. Data dari kuesioner dihitung menggunakan Persamaan (2.3). Perhitungan koefisien alpha dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for Windows Release 16.0. Hasil penghitungan koefisien alpha ditampilkan pada Lampiran 8. Nilai dari koefisien alpha keseluruhan yaitu 0,7656.
5.9.6 Pengolahan Data Pengolahan data untuk menguji hasil pengembangan produk dibanding produk sebelumnya dilakukan dengan wilcoxon match pair test. Data tingkat kepuasan atribut aroma dan kelembutan dijumlahkan dan dijadikan data mentah dalam pengujian. Perhitungan manual dengan persamaan (2.5). Dalam penelitian ini digunakan software SPSS for Windows Release 10.0. Hasil output dari SPSS ditampilkan dalam Tabel 5.12 Tabel 5.12 Output wilcoxon match pair test
105
Ranks N BARU - LAMA Negative Ranks Positive Ranks Ties Total
14a 37b 19c 70
Mean Rank 21.79 27.59
Sum of Ranks 305.00 1021.00
a. BARU < LAMA b. BARU > LAMA c. LAMA = BARU
Test Statisticsb
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
BARU - LAMA -3.424a .001
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Dari Tabel 5.12 terlihat bahwa statistik hitung dari 70 data, 14 data mempunyai selisih negatif, 37 data bertanda positif dan 19 data mempunyai nilai yang sama (ties). Dari Tabel 4.18 juga terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig. (2-tailed)/asymptotic significance untuk uji dua sisi adalah 0,001. Dalam penelitian ini adalah uji satu sisi karena yang dicari adalah apakah kepuasan konsumen meningkat atau tidak , maka probabilitas menjadi 0,001/2 = 0,0005. Disini didapat probabilitas di bawah 0,05 (0,0005<0,05). Jadi, H0 ditolak atau perbaikan produk mempunyai efek yang berarti pada peningkatan kepuasan konsumen. Data yang diperoleh dari kuesioner pengujian produk hasil pengembangan produk minuman teh PT. XYZ. Berdasarkan analisa data, diperoleh bahwa hasil pengembangan produk memiliki dampak positif terhadap kepuasan pelanggan. Pelanggan menganggap
106
produk hasil pengembangan memberikan efek kesegaran dan aroma yang lebih baik dibanding sekarang. Oleh karena itu, fomula baru ini pantas diterapkan oleh perusahaan.