BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan kadar Aspartam ini dilakukan menggunakan alat KCKT, dengan sistem kromatografi fasa terbalik, yaitu polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan kolom C18 (n-oktadesil silan). Dalam sistem ini analit yang lebih polar akan tertahan lebih lama pada fasa diam sehingga akan keluar dari kolom lebih lama daripada analit lain yang kurang polar. Aspartam terurai menjadi 2 asam amino dan metanol. Kondisi optimum KCKT diperoleh pada sistem isokratik dari campuran fasa gerak akuabidestilata : asetonitril pada perbandingan 60 : 40 dengan laju alir 1 ml/menit diperoleh pemisahan dengan waktu analisis 7 menit dan waktu retensi 2,9 menit. Akuabidestilata dan asetonitril digunakan sebagai fasa gerak karena dapat mengelusi Aspartam dan merupakan pelarut polar umum digunakan dalam kromatografi fasa balik. Sebelum analisis pada sampel dilakukan, pada tahap awal dilakukan uji kesesuaian sistem dan verifikasi metode terlebih dahulu.
36
repository.unisba.ac.id
Filename: BAB V Directory: F:\sidang Template: C:\Users\user\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm Title: Subject: Author: DELL Keywords: Comments: Creation Date: 1/26/2014 7:32:00 PM Change Number: 10 Last Saved On: 6/30/2015 12:00:00 AM Last Saved By: DELL Total Editing Time: 15 Minutes Last Printed On: 7/7/2015 3:43:00 PM As of Last Complete Printing Number of Pages: 1 Number of Words: 146 (approx.) Number of Characters: 834 (approx.)
repository.unisba.ac.id
37
Verifikasi metode bertujuan untuk membuktikan apakah suatu metode yang digunakan dapat menganalisis sampel masih dapat bekerja dengan baik sehingga dapat memberikan kepastian bahwa metode tersebut masih memenuhi persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Parameter analisis yang digunakan diantaranya: linearitas, keseksamaan dan kecermatan. Uji kesesuaian sistem
berfungsi untuk
mengetahui nilai Simpangan Baku Relatif (RSD) sebesar 0.019 % dan nilai waktu retensi 0.003 % yang dimana telah memenuhi persyaratan yang diperuntukan untuk menunjukkan adanya uji tailing pada puncak kromatogram yang sempurna. Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurvakalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x). Linearitas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal padakonsentrasi yang berbeda-beda. Linearitas berfungsi untuk melihat kemampuan suatu metode analisis dalam memperoleh responnya. Untuk mendapatkan hubungan antara konsentrasi analit (dalam ppm) dengan respon dari alat KCKT berupa Area Under Curve (AUC), dibuat kurva kalibrasi yang merupakan konsentrasi aspartam terhadap AUC. Persamaan regresi linear yang terbentuk adalah y = 155400,77x - 4864725,6 dengan koefisien korelasi r = 0,991. Dari persamaan regresi linear yang dihasilkan, maka dapat dihitung simpangan baku residual, standar deviasi dan koefisien variansinya untuk melihat derajat linearitasnya. Maka, didapat simpangan baku residual ( 173645,9915 dengan standar deviasi (
/
)
)1,117dan koefisien variansi 1,063%.
Koefisien korelasi (r) dari kurva kalibrasi yang diperoleh mendekati 1 dan nilai
repository.unisba.ac.id
38
koefisien variasi fungsi regresi (
)
< 2%. Berarti metode ini, alat KCKT dapat
memberikan respon yang sebanding terhadap konsentrasi Aspartam sehingga memiliki kelinieran yang baik.
18000000 16000000
y = 15540x - 4864725.6 R² = 0.983
14000000 Luas Area
12000000 10000000 8000000 6000000 4000000 2000000 0 0
20
40
60
80
100
120
140
Konsentrasi (ppm)
Gambar V.1 Grafik Kurva Kalibrasi terhadap AUC
Akurasi atau kecermatan merupakan kedekatan antara nilai terukur (nilai ratarata hasil analisis) dengan nilai yang diterima sebagai nilai sebenarnya, baik nilai konvensi, nilai sebenarnya ataupun nilai rujukan. Kecermatan metode digunakan untuk mengukur kecepatan atau kedekatan hasil pengujian metode analisis dengan hasil yang sebenarnya yang dilihat dari derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analisis yang sebenarnya. Kecermatan metode pada penelitian ini ditentukan dengan metode baku tinambah (standard addition method) dengan menggunakan tiga rentang
repository.unisba.ac.id
39
konsentrasi yaitu pada konsentrasi rendah, sedang dan tinggi. Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan dapat ditemukan. Kecermatan ditunjukan oleh perolehan kembali yang berada pada rentang 98-102% (Rohman, 2009). Pengerjaan akurasi yang dilakukan dengan menggunakan 3 konsentrasi, yaitu 11.1 ppm, 13.1 ppm, dan 15.1 ppm. Akurasi ini menggunakan metode baku tinambah yang dimana larutan baku akan ditambah dengan sampel yang diteliti. Diperoleh nilai rata-rata % perolehan kembali dari ketiga konsentrasi masing-masing adalah 1436,5%, 1357,19%, 1359,55%. Penyimpangan dari pegukuran ini yang sangat besar dapat disebabkan oleh karena terjadinya degradasi Aspartam pada pH asam (pH sediaan minuman serbuk kemasan). Keseksamaan atau Presisi ditujukan untuk menunjukan kesesuaian antara hasil uji individual dengan hasil rata-rata pengujian berulang pada sampel yang homogen pada kondisi pengujian yang sama, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Keseksamaan yang dilakukan adalah keseksamaan intra-day
yang dilakukan dalam satu hari. Tujuan penentuan
keseksamaan adalah untuk melihat kinerja alat dan metode analisis yang digunakan. Presisi metode dinyatakan dalam Simpangan baku Relatif atau Koefisien Variansi. Kriteria penerimaan presisi pada penetapan kadar adalah apabila RSD (KV) ≤ 2%
repository.unisba.ac.id
40
dan hasil yang diperoleh adalah 0.81% yang berarti metode yang digunakan masih memenuhi persyaratan. Batas deteksi berfungsi sebagai parameter uji batas dengan kadar analit dalam sampel adalah 3,351 ppm yag dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Batas kuantitasi berfngsi untuk konsentrasi analit yang terendah dengan kadar analit sampel adalah 11,17 ppm yang masih dapat memenuhi persyaratan. Analisis kualitatif Aspartam dari enam sampel serbuk minuman kemasan menunjukkan nilai kadar masing-masing adalah 68.834 mg/kg, 63.764 mg/kg, 65.432 mg/kg, 65.266 mg/kg, 64.056 mg/kg, 64.424 mg/kg. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 208/Menkes/Per/IV/1985, batas maksimum penggunaan zat pemanis buatan Aspartam adalah 0-40 mg. Dengan diperoleh hasil ini, maka Aspartam yang ditemukan pada sampel melewati batas maksimum penggunaan yang diperbolehkan.
repository.unisba.ac.id
Filename: BAB V Lanjutan Directory: F:\sidang Template: C:\Users\user\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm Title: Subject: Author: DELL Keywords: Comments: Creation Date: 1/26/2014 9:47:00 PM Change Number: 12 Last Saved On: 6/29/2015 11:59:00 PM Last Saved By: DELL Total Editing Time: 37 Minutes Last Printed On: 7/7/2015 3:43:00 PM As of Last Complete Printing Number of Pages: 4 Number of Words: 711 (approx.) Number of Characters: 4,058 (approx.)
repository.unisba.ac.id