BAB IV PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO
Untuk menggambarkan pencapaian pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo tahun 2008, maka data-data yang disajikan dibawah ini adalah data yang didapatkan dari Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2008, yang kemudian dikomparasikan dengan data hasil RISKESDAS dan data MASTER PLAN KESHATAN Provinsi Gorontalo.. Adapun data pada lampiran tabel profil 2008 ini sebagian besar masih sulit untuk dianalisis antara lain karena kurang lengkap serta belum konsisten. Data tersebut dapat dijadikan sebagai data pembanding antara data yang bersumber dari profil kesehatan kabupaten/kota dan data dari cakupan program yang ada pada Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2008. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan Komparatif dan trend selama kurun waktu 3 sampai 5 tahun. Gambaran tentang situasi kesehatan di Provinsi Gorontalo pada tahun 2008 disajikan antara lain melalui indikator mortalitas, morbiditas, status gizi masyarakat dan lain-lain, sebagai berikut; A.
Angka Kematian (Mortalitas)
Kematian dapat digunakan sebagai salah satu indikator berhasil tidaknya pembangunan kesehatan. Data tentang kematian dapat diperoleh dengan cara melakukan berbagai survei karena umumnya kematian terjadi di rumah, sedangkan kematian yang terjadi pada pelayanan kesehatan umumnya hanya kasus rujukan begitu pula data kematian yang ada di kelurahan hanya yang dilaporkan saja, penyebab kematian umumnya tidak dicatat. Data yang disajikan
berikut ini adalah data jumlah Kematian Bayi dan Balita, dan jumlah Kematian Ibu yang terlapor di sarana pelayanan kesehatan yang ada di kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo
1. Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian Ibu Bersalin menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu waktu melahirkan dan waktu nifas. jumlah kematian ibu melahirkan di Provinsi Gorontalo Tahun 2008 sebanyak 60 orang dari 22.398 kelahiran hidup. Berarti di Provinsi Gorontalo terdapat 268 kematian ibu melahirkan tiap 100.000 kelahiran. Angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2007 yang sebesa 229 per 100.000 kelahiran. Bila dibandingkan dengan indikator yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI yang hanya 250 kematian per 100.000 maka Angka Kematian Ibu melahirkan di Provinsi Gorontalo lebih tinggi. Jumlah ibu hamil, ibi nifas dan ibu melahirkan yang meninggal pada Tahun 2008 tertinggi berada di kabupaten Gorontalo sebanyak 17.Kasus. sedangkan terendah di Kota Goorntalo sebanyak 3 kasus kematian.
TABEL JUMLAH IBU HAMIL,IBU NIFAS, IBU MELAHIRKAN MATI PER KAB/KOTA TAHUN 2005-2008 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Kota Gorontalo
Kab Gorontalo
Kab.Boalemo
Kab Pohuwato
Kab.Bonbol
Kab Gorut
2005
5
17
9
15
5
0
2006
2
42
3
13
22
0
2007
3
20
13
10
3
8
2008
3
17
13
5
12
10
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota 2005-2008
JUMLAH
GRAFIK TREND ANGKA KEMATIAN IBU( AKI) DI PROVINSI GORONTALO THN 2002-2008
AKI
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
321
342
218
237
418
229
268
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2002-2008
Selama kurun waktu 7 tahun, kecenderungan
Angka kematian Ibu di Provinsi
Gorontalo mengalami fluktuasi, Angka Kematian Ibu tertinggi dilaporkan pada
tahun 2006 sebesar 418 Per 100.000 KH. Sedangkan kematian Ibu terendah pada tahun 2004 sebesar 218 per 1000.0000 KH, 2. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Balita (AKABA) Infant Mortality Rate atau anka kematian Bayi (AKB) merupakan indicator yang laim digunakan dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, angka kematian bayi merujuk pada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Kecenderungan
penurunan Angka kematian Bayi dan Balita dapat dipengaruhi
oleh pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya, pendapata masyarakat yang meningkat
juga
dapat
berperan
melalui
perbaikan
gizi
yang
pada
gilirannya
mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Gambaran angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian Balta (AKABA) di Provinsi Gorontalo Selama Tahun 2005-2008 digambarkan pada table berikut : TABEL : JUMLAH BALITA MATI PER KABUPATEN/KOTA TAHUN 2005-2008 250 200 150 100 50 0
Kota Gorontalo
Kab Gorontalo
Kab.Boalemo
Kab Pohuwato
Kab.Bonbol
Kab Gorut
2005
2
54
119
26
17
0
2006
18
143
5
0
11
0
2007
11
212
12
7
3
0
2008
12
128
59
14
12
7
Sumber :Profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2005-2008 Jumlah balita mati pada tahun 2008 di Provinsi Gorontalo sebanyak 232 kasus, dengan angka kematian tertinggi berada di Kabpaten Goorntalo sebanyak 128 kasus sedangka kasus kematian balita terendah di Kabupaten Goorntalo Utara sebanyak 7 kasus kematian. Gambaran jumlah kematian Balita di Kabupaten/Kota selang Tahun 2005-2008 digambarkan pada table berikut ini :
TABEL : JUMLAH BAYI MATI PER KABUPATEN/KOTA TAHUN 2005-2008 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Kota Gorontalo
Kab Gorontalo
Kab.Boalemo
Kab Pohuwato
Kab.Bonbol
Kab Gorut
2005
10
29
68
19
37
0
2006
30
64
41
0
27
0
2007
44
49
46
14
13
13
2008
29
38
48
7
42
32
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008 Berdasarkan tabel diatas, jumlah bayi yang mati di Provinsi Gorontalo selang Tahun 2005-2008 cenderung tidak mengalami perubahan
yang signifikan
pada
tahun 2005 jumlah bayi mati sebanyak 163 bayi hingga tahun 2008 jumlah bayi yang mati dilaporkan sebanyak
164 bayi. Kabupaten/Kota yang melaporkan angka
kematian bayi tertinggi tahun 2008 adalah kabupaten Boalemo sebanyak 48 kasus.
Kecenderungan angka kematian bayi dan balita serta angka kematian ibu di Provinsi Gorontalo pada tahun 2005-2008 pada umumnya mengalami penurunan namun demikian penurunan tersebut masih berada diatas standar nasional yang ditetapkan oleh Departemen keseehatan sebagaimana digambarkan pada grafik berikut ini :
GRAFIK : TREND JUMLAH KEMATIAN BAYI,BALITA DAN IBU DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2005-2008 300 250 200 150
245 225
218 177 162
163
166
164
JUMLAH BAYI MATI JUMLAH BALITA MATI
100 50
JUMLAH IBU MATI
82 57
51
60
0 2005
2006
2007
2008
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008 Angka kematian balita (AKABA) pada tahun 2007 sebanyak 245
di Provinsi Gorontalo tertinggi dilaporkan
kemudian mengalami penurunan pada Tahun 2008
sebanyak 225 namun demikian penurunan tersebut belum sesuai dengan standar nasional sebesar
kasus.
Jumlah kematian ibu nifas, ibu melahirkan dan ibu hamil di Provinsi Gorontalo selama kurun waktu 4 tahhun mengalami fluktuasi jumlah kematian tertinggi dilaporkan terjadi pada tahun 2006 sebanyak 82 , mengalami penurunan pada tahun 2007 sebanyak 57 kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi 60 kasus.
B. MORBIDITAS Tingkat kesakitan mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Gorontalo, beberapa indicator morbiditas penakit tertentu merupakan terkait denga komitmen global dalam MDGs. Angka kesakitan di rovinsi Gorontalo diperoleh dari data berbasis masyarakat baik ditingkat Rumah Sakit ataupun Puskesmas melalui sistim pencatatan dan pelaporan yang disajikan dalam
bentuk buku Profil kesehatan
Kabupaten/Kota Tahun 2008. Program utama untuk menekan angka kesakitan adalah dengan
mengembangkan
pemberantasan
sarang
sistem
nyamuk
surveilans
epidemiologi
(PSN) dan vektor penyakit
berbasis
masyarakat,
lainnya,
pengawasan
pemeriksaan kualitas air dan lingkungan, perbaikan sarana air bersih dan sanitasi dasar, pengembangan program desa sehat, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, revitalisasi Posyandu dsb. 1. Penyakit Malaria Penyakit Malaria merupakan salah satu Penyakit Menular yang merupakan penyakit endemis khusunya diwlayah Indonesia Timur, Angka kesakitan Malaria per-1.000 penduduk di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2008 dapat dilihat pada table berikut ;
TABEL : ANGKA KESAKITAN MALARIA PER 1.000 PENDUDUK TAHUN 2008 PROV.GORONTALO KAB. GORUT
40.67 2.27
KAB.BONBOL
4.94
KAB. POHUWATO
4.36
KAB. BOALEMO
5.27
KAB. GORONTALO KOTA GORONTALO
15.6 0.009
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008 Angka kesakitan penyakit Malaria pada tahun 2008 di provinsi Goorntalo mencapai 40,67 per 10.000 penduduk. Kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Gorontalo sebesar 15,56 per 1.000 penduduk
Kabupaten Gorontalo utara memiliki angka kesakitan DBD
terendah yaitu 2,27 per 1.000 penduduk. 2. Demam Berdarah Angka kesakitan penyakit demam berdarah pada tahun 2008 di provinsi Goorntalo mencapai 20.91 per 100.000 penduduk. Kasus terbanyak terdapat di Kota Gorontalo sebesar 61,29. Kabupaten Bolaemo memiliki angka kesakitan DBD terendah yaitu 3,2. Kabupaten Gorontalo utara tidak memiliki data selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ;
TABEL ANGKA KESAKITAN DBD PER 100.000 PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 PROV.GORONTALO KAB. GORUT
20.91 0
KAB.BONBOL KAB. POHUWATO KAB. BOALEMO KAB. GORONTALO
13.95 3.2 7.39 14.39
KOTA GORONTALO
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008
61.29
3. Diare Angka kesakitan penyakit Diare pada tahun 2008 di provinsi Goorntalo mencapai 3,79 per 1.000 penduduk. Kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Gorontalo sebesar 56,37 per 1.000 penduduk. Kabupaten Bolaemo memiliki angka kesakitan diare terendah yaitu 14,78 per 1.000 penduduk. Kabupaten Gorontalo utara tidak memiliki data
.
cakupan
angka
kesakitan
penyakit
diare
per
1.000
penduduk
Kabupaten/kota se Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada table berikut ;
TABEL : ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 PROV.GORONTA… KAB. GORUT
3.79 0
KAB.BONBOL KAB. POHUWATO KAB. BOALEMO
42.81 6.86 14.78
KAB. GORONTALO KOTA…
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008
56.37 39.82
di
GRAFIK : ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA, DBD DAN DIARE DI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 120 100 80 60 40 20 0 Boalemo
Kab.Goro Bone Kota PROV.GO Pohuwato Kab.Gorut ntalo Bolango Gorontalo RONTALO
DIARE
14.78
56.36
6.86
42.81
39.82
0
3.413
DBD
7.39
14.39
3.2
13.95
61.29
0
20.91
MALARIA
5.27
15.63
4.36
4.94
0.09
2.275
1.9
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008
4 Penyakit TB-Paru
Indikator Indonesia Sehat 2010 mengharapkan angka kesembuhan TB Paru mencapai 85 %. Prosentase TB paru sembuh pada tahun 2008 adalah sebanyak 75,58%. Angka kesembuhan tertinggi di kabupaten Bone Bolango sebesar 100 %. Angka kesembuhan TB Paru terendah di kabupaten Gorontalo hanya
53,86%. Kabupaten Gorontalo utara tidak memiliki data.
Selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut :
120 100 80 60 40 20 0
GRAFIK : PROSENTASE TB PARU SEMBUH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 100
98.59
93.1
75.58 53.8
51.59
0
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008
Case detection rate (CDR) Provinsi Gorontalo pada tahun 2008 dilaporkan 81,6% meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 60,6 %. Case detection rate tertinggi dilaporkan pada tahun 2004 yang mencapai 94,6 % cakupan CDR terendah dilaporkan pada tahun 2005 yang hanya mencapai 10,61%. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut :
GRAFIK : CASE DETECTION RATE (CDR) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2004-2008 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
94.6 81.6
79.1 60.6
CDR
10.61 2004
2005
2006
2007
2008
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008 5. Penyakit Campak Jumlah kasus campak di provinsi Gorontalo Tahun 2008 mencapai 381 kasus dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan dari Kota Gorontalo sebanyak 191 kasus disusul Kabupaten Gorontalo sebanyak 124 kasus. Kabupaten Bolaemo dan Kabupaten
Pohuwato tidak dilaporkan adanya kasus campak. Kabupaten Goorntalo utara tidak memiliki data. Selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ; TABEL : JUMLAH KASUS CAMPAK DI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008
100% 50%
191
124
0%
66 0
0
381 0
KASUS
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008
B. STATUS GIZI MASYARAKAT
Status gizi masyarakat dapat diukur dengan beberaa indikator, antara lain bayi dengan status gizi balita, bayi yang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi wanita subur Kurang Energi Kronis (KEK). Status Gizi Balita, Balita dengan gizi buruk adalah balita yang mempunyai berat badan dibawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Indikator status gizi masyarakat antara lain tergambar pada jumlah kunjungan neonates (KN-2), jumlah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), Balita Gizi buruk dan jumlah kunjungan bayi kesarana pelayanan kesehatan. Selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ;
1. Kunjungan Neonatus. Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau beresiko gangguan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 – 28 hari) Dalam melaksanakan pelayanan Neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi, juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.Prosentase cakupan kunjungan neonates di kabuaten/Kota Tahun 2008 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
105 100 95 90 85 80 75
105 100 95 90 85 80 75
GRAFIK : PRSENTASE KUNJUNGAN NEONATUS (KN 2) DI KABUPATEN/KOTA GRAFIK : 2008 TAHUN
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS DI PROVINSI GORONTALO 99.66 TAHUN 2008 91.01 84.2399.66
84.59 91.01
84.23
84.59
87.54
87.54 89.8
89.8
91.45
91.45
KN 2 KN 2
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008
2.
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian Perinatal dan Neonatal. BBLR dibedakan dalam 2
kategori yaitu BBLR karena premature atau BBL karena Intrauterine Growth Retardation (IUGR). Yaitu bagi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
TABEL : PROSENTASE BBLR PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008
8.27
10
5 0.89
1.87
0.82
0
1.09
0.84
0
BBLR
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008 3. Balita Gizi Buruk Prosentase cakupan balita gzi buruk yang dilaporkan pada tahun 2008 sebanyak 5,97 %, . Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2007 di Provinsi Gorontalo cakupan gizi buruk dilaporkan sebesar 8,2% kasus terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Gorontalo sebanyak 14,3%. Kota Gorontalo pada tahun 2008 tidak melaporkan adanya kasus gizi buruk berdasarkan data RISKESDAS Kota Gorontalo terdapat 64% kasus gizi buruk.
TABEL : PROSENTASE GIZI BURUK DI KABUPATEN/KOTA DAN DATA GII BURUK BERDASARKAN RISKESDAS
% BALITA GIZI BURUK
% BALITA GIZI BURUK BB/U (DATA RISKESDAS)
5.97 8.2
PROV.GORONTALO KAB. GORUT
0
3.33
KAB. BONEBOLANGO
1.34
KAB. POHUWATO
1.08
9.9 8.8
3.33
KAB. BOALEMO KAB. GORONTALO
7.5 8.5
14.33
0
KOTA GORONTALO
64
0
10
20
30
40
50
60
70
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008
4. Kunjungan Bayi
Jumlah Kunjungan bayi ke pleayanan kesehatan Tahun 2008 di Provinsi Gorontalo mencapai 19.261 kunjungan bayi, dengan jumlah bayi sebanyak 23.001. Kunjungan bayi tertinggi dilaporkan Kabupaten Gorontalo yang mencapai 100 % dari jumlah bayi yaitu 8.508. Kabupaten Pohuwato tidak melaporkan jumlah kunjungan bayi ke pelayanan kesehatan selengkapnya dapat dilihat pada table berikut JUMLAH BAYI DAN ANGKA KUNJUNGAN BAYI KE PELAYANAN KESEHATAN DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 -
JMLH BAYI
KOT A GO RO NTA LO 4,04
KAB . GO RO NTA LO 8,50
KAB . BOA LEM O 2,98
KAB . PO HU WA TO 1,31
KAB .BO NB OL
KAB . GO RUT
3,42
2,73
PRO V.G OR ON TAL O 23,0
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2008
C. UPAYA KESEHATAN 1. Cakupan persalinan Nakes (K-1 DAN K4) Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Berikut ini adalah cakupan kunjungan KI dan K4 Tahun 2008 ; TABEL CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 DI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008
Provinsi Gorontalo
68.69
44
K-4 71.32
Kab.Gorut 61.66
Kab.Bonbol
92 83
77.52
Kab Pohuwato
98
Kab.Boalemo
85.28 92
Kab.Gorontalo
85.45 89.5
Kota Gorontalo
90
0 0
K-1
20
40
60
80
100
120
Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2008 Cakupan
pelayanan
Antenatal
merupakan
salah
satu
indikator
yang
dapat
menggambarkan tingkat upaya KIA dan tingkat perilaku ibu hamil. Cakupan ini dapat dipantau
melalui K1 yaitu jumlah kunjungan pertama (baru) ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, sedangkan K4 adalah pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi sekali dalam triwulan pertama, sekali dalam triwulan kedua dan dua kali dalam triwulan ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hami Berdasarkan table diatas diketahui angka kunjungan pertema ibu hamil ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal tertinggi di kabupaten Pohuwato 98 % dan kunjungan K- 1 terendah adalah kabupaten Bone Bolango sebesar 83%, sehingga cakupan kunjungan K-1 Provinsi Gorontalo dilaporkan 44 % Cakupan kunjungan K-4 tertinggi adalah Kota Gorontalo sebesar 90% sedangkan cakupan K-4 terendah di kabupaten Bone bolango sebesar 61,66%. sehingga cakupan kunjungan K-4 Provinsi Gorontalo dilaporkan 68,69 % . K4 adalah pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi sekali dalam triwulan pertama, sekali dalam triwulan kedua dan dua kali dalam triwulan ketiga TABEL : PERSALINAN OLEH NAKES DAN DATA HASIL RISKESDAS BUMIL YANG TIDK MAU PERIKSA KEHAMILAN 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Kota Kab Prov. Kab.Gor Kab.Boa Kab.Bon Kab.Gor Goronta Pohuwa Goronta ontalo lemo bol ut lo to lo
Ditolong Nakes
89
89.5
82.96
85.52
65.52
64.73
83.97
Tdk Periksa hamil(RISKESDAS 2007)
0
4.8
22.2
33.3
14.3
0
74.6
Berdasarkan grafik diatas, kunjungan neonates tertinggi di Kabupaten Goorntalo 99,66 % sedangkan kunjungan neonates terendah di Kota Gorontalo 84.23%. Sehingga rata-rata kunjungan neonates Provinsi Gorontalo pada Tahun 2008 91.45 % . GAMBAR : DISTRIBUSI JUMLAH TENAGA DI PKM BERDASARKAN FUNGSI PELAYANAN KIA DI PROVINSI GORONTALO
KOTA GORONTALO
Pohuwato
[ %
Kab. Gorontalo
Boalemo
{ x [ % [ %
[ %
{ x
[ %
[ %
[ % [ % [ % [ % x { {x {x x {x {% [% { [ x
{ x
Kota Gorontalo
[ %
Bone Bolango
[ % [ %
Fungsi Ketenagaan - Kesehatan Ibu & Anak T Tidak Ada Tenaga $ 1 - 2 Orang [ % > 2 Orang { x Jaringan Jalan Jalan Utama Jalan Lokal Lokasi Penelitian Bukan Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian
[ %
N W
E
JUMLAH TENAGA BERDASARKAN FUNGSI (FUNGSI KESEHATAN IBU & ANAK)
S
10
0
10
20
30
Kilometers
Sumber : Master Plan Kesehatan tahun 2008
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu nifas, ibu melahirkan ,Bayi dan balita
ditentukan oleh kualitas dan kecukupan tenaga berdasarkan fungsinya.
Berdasarkan hasil pemetaan pelayanan kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2008, fungsi ketenagaan kesehatan Ibu dan anak di Puskesmas tidak terdistribusi secara merata khususnya di Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Bone Bolango terdapat Puskesmas yang tidak memiliki tenaga KIA,
Disamping itu di Kota Gorontalo
distribusi jumlah tenaga KIA di Puskesmas mencapai ratarata > 2 orang.
TABEL : DESA YANG MEMILIKI BIDAN, DIKUN DAN POLINDES DI KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN DATA PODES TAHUN 2008 PROV GORONTALO
510
153
KOTA GORONTALO
18 KAB GORUT
14
KAB BONBOL
42 48 122
31
KAB POHUWATO
68
12
KAB GORONTALO
151
52
KAB BOALEMO
26 0 ADA DUKUN
79 100
200
300
400
500
600
ADA POLINDES DAN BIDAN
Berdasarkan data podes tahun 2008 desa yang memiliki bidan dan polindes serta desa yang memiliki dukun di Provinsi Gorontalo terdapat 510 desa yang ada dukun dan hanya 153 desa diantaranya yang memiliki Polindes dn bidan. Data ini menunjukkan bahwa seluruh desa di kabupaten/Kota lebih banyak memiliki dukun dibandingkan
dengan desa yang memiliki bidan dan polindes sehingga dapat
mempengaruhi
indicator cakupan persalinan oleh nakes di kabupaten/Kota. 2 Jumlah PUS KB Baru dan KB Aktif Jumlah pasangan usia subur di provinsi Gorontalo pada Tahun 2008 mencapai 240.245 yang termasuk KB aktif mencapai 75,54% dan yang termasuk dalam KB baru 8,15%. Prosentase KB aktif tertinggi dilaporkan oleh Kabupaten Boalemo yang mencapai 82,60% dari jumlah PUS. Selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ;
JUMLAH PUS, KB AKTIF DAN KB BARU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 -
JUMLAH PUS
KOTA KAB. KAB. GORONT GORONT BOALEM ALO ALO O
KAB. POHUW ATO
KAB. BONEBO LANGO
KAB. GORUT
PROV.G ORONTA LO
28.464
121.668
25.618
24.493
25.506
14.496
240.245
% KB BARU
2.07
0.01
31.19
16.09
17.65
17.48
8.15
% KB AKTIF
75.57
75.09
82.60
70.42
70.60
82.52
75.54
3.Desa UCI
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) UCI .pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Suatu desa telah mencapai target UCI apabila >= 80% atau lebih bayi di desa tersebut mendapat imunisasi lengkap yang terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 3 dosis polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak sebelum berumur 1 tahun.
TABEL : PROSENTASE DESA UCI DI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2005-2008 120 100 80 60 40 20 0
KOTA KAB. KAB. KAB. KAB. GORONTA GORONTA POHUWA BONEBOL BOALEMO LO LO TO ANGO
KAB. GORUT
PROV.GOR ONTALO
2008
81.63
63.69
70.73
22.12
36.69
67.86
53.9
2007
70
59
50
42
49
71
56
2006
84.78
31.50
39.02
100.00
47.19
0.00
50.82
2005
85.75
92.64
70.69
100
54.41
0
75.99
4 .Cakupan Imunisasi Campak
5. Cakupan Imunisasi Campak
Pada tahun 2007 Provinsi Gorontalo termasuk kedalam 7 Provinsi yang tidak mencapai target tingkat perlindungan program dengan cakupan campak > 80% sehingga upaya meningkatkan cakupan imunisasi campak terus dilakukan untuk mencapa target menurunnya kasus campak pada tahun 2010. Cakupan imunsiasi campak di provinsi Gorontalo Tahun 2008 84,7%, Cakupan imunisasi campak tertinggi dilaporkan Dinas Kesehaatn Kabupaten Boalemo yang mencapai
90,21% disusul Kabupaten Gorontalo 86,95%. Cakupan imunisasi campak terendah di Kabupaten Pohuwato 78,33%. Selengkanya dapat dilihat pad grafik berikut ini ;
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 92 90 88 86 84 82 80 78 76 74 72
90.21 86.95 83.62
83.51
84.7 81.96
78.33
TABEL : CAKUPAN IMUNISASI DASAR (CAMPAK,POLIO DAN BCG) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2005-2008 DENGAN DATA RISKESDAS 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2005
2006
2007
2008
DATA RISKESDAS 2007
BCG
81.86
64.42
32.48
90.85
86.9
CAMPAK
68.7
56.04
32.41
84.7
81.1
POLIO 3
72.75
58.13
31.2
89.57
69.6
Berdasarkan table diatas, cakupan imunisasi dasar (BCG,Campak dan Polio3) di Provinsi Gorontalo selama
tahun 2005 –2008 tertinggi pada tahun 2008 dengan capaian BCG
mencapai 90,85%,Campak 84,7% dan Polio3 89,57% data tersebut sejalan dengan data hasil RISKESDAS tahun 2007.
6. Cakupan Bumil yang mendapat tablet Fe-1 dan Fe-3
BUMIL MENDAPAT TABLET FE-1 DAN FE 3 PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0 KOTA KAB. KAB. KAB. KAB.BON GORONT GORONT BOALEM POHUW BOL ALO ALO O ATO Fe-1 90.5 95.1 91.6 90.0 76.3 Fe-3
78.6
85.4
81.8
77.2
63
KAB. PROV.GO GORUT RONTAL O 92.2 90.4 0
70.8
7. Cakupan Penduduk Miskin yang mendapat pelayanan kesehatan
GRAFIK : PENDUDUK MISKIN MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 250 200
120.6
100
150 100 50 0
100 62.74
85.2 85
99.94 99
75.63 100
80.2 0 100
91.09 Cak Yankes Cak Askeskin
D. KESEHATAN LINGKUNGAN
Akibat dari lingkungan yang kurang sehat mempunyai resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sehingga diperlukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar
1. Kepala Keluarga yang memiliki Jamban sehat
TREND KK. YANG MEMILIKI JAMBAN SEHAT DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2005-2008
50
46.81
40 30
39.91 32.84
35.4 % KK MEMILIKI JAMBAN SEHAT
20 10 0 2005
2006
2007
2008
2. Cakupan Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat Kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,sarana pembuangan air limbah,ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai, dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Cakupan rumah tangga sehat diharapkan akan meningkat dengan adanya keterlibatan yang berkesinambungan dari lintas sektor dan berbagai komponen masyarakat dalam memberikan motivasi dan
keteladanan tentang budaya perilaku hidup bersih dan sehat sehingga berkembang dan membudaya di masyarakat Menurut data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2008, persentase rumah sehat yang ada di Provinsi Gorontalo mencapai 68,59 %, jumlah ini masih jauh dari target nasional yaitu 75 %. Persentase rumah sehat tertinggi terdapat di Kota Gorontalo yaitu 63,36% dan yang terendah adalah Kabupaten Gorontalo utara 43,06%. Dari angka-angka diatas dapat diketahui bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hunian sehat dan tempat umum lainnya yang sehat masih perlu ditingkatkan, keadaan lingkungan yang tidak layak mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap status derajat kesehatan masyarakat.
TABEL ; PROSENTASE RUMAH SEHAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
% RUMAH SEHAT
KOTA KAB. KAB. KAB. KAB. PROV.G KAB. GORONT GORONT BOALEM POHUW BONEBO ORONTA GORUT ALO ALO O ATO LANGO LO 69.36
61.12
60.85
86.44
63.53
43.06
68.59
GRAFIK ; ROSENTASE RUMAH SEHAT DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2005-2008 80 70 60 50 40 30 20 10 0
74.6
68.59 54.2
52.81 % RMH SEHAT
2005
2006
2007
2008
E. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Rumah tangga berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut data Profil Kesehatan Kab/Kota persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat diprovinsi Gorontalo adalah 59,57 %, persentase rumah tangga berperilaku bersih dan sehat yang tertinggi terdapat di Kabupaten Boalemo yaitu 66,17 % sedangkan yang terendah adalah kabupaten Bone Bolango yaitu 29,87%. Kabupaten Pohuwato tidak tersedia data.
Selengkapnya persentase rumah tangga berperilaku
hidup bersih dan sehat ini dapat dilihat pada grafik berikut:
GRAFIK ; RUMAH TANGGA BER-PHBS TAHUN 2008 DENGAN DATA RISKESDAS PROVINSI GORONTALO 70 60 50 40 30 20 10 0
PROFIL 2008 RISKESDAS 2007
KOTA KAB. KAB. KAB. KAB. GORONTA GORONTA POHUWA BONEBOL BOALEMO LO LO TO ANGO
KAB. GORUT
PROV.GO RONTALO
62.53
60.61
66.17
0
29.87
43.06
59.57
42
41.1
26.6
26.1
35.2
0
36.5
2. Posyandu Aktif
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan Ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
TABEL ; PROSENTSE POSYANDU AKTIF PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 PROV.GORONTALO KAB. GORUT KAB.BONBOL KAB. POHUWATO KAB. BOALEMO KAB. GORONTALO KOTA GORONTALO 0
10
20
30
40
50
60
F. SUMBER DAYA KESEHATAN
1. Jumlah Tenaga Medis
Jumlah Tenaga Medis di Provinsi Gorontalo sebanyak 213 orang yang terdiri dari dokter Spesialis sebanyak 29 orang , dokter umum 163 orang , dokter gigi 21 orang. Tenaga
tersebut terdistribusi ke Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten/Kota dengan rincian sebagai berikut ;
JUMLAH DOKTER SPESIALIS,DOKTER UMUM DAN DOKTER GIGI DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
KOTA KAB. KAB. KAB. KAB. KAB. GORONT GORONT BOALEM POHUWA BONEBOL GORUT ALO ALO O TO ANGO
PROV.GO RONTAL O
Spesialis
20
6
2
1
0
0
29
Dokter umum
62
41
25
24
8
3
163
Dokter Gigi
8
4
6
0
2
1
21
Ratio dokter umum per 100.000 penduduk adalah 18,0 sedangkan ratio dokter gigi per 100.000 penduduk adalah 2,0. Angka ini masih sangat rendah bila dibandingkan dengan indikator Indonesia Sehat 2010 yang menetapkan ratio dokter dan dokter gigi sebesar 40 untuk dokter umum dan 11 untuk dokter gigi. Untuk ratio tenaga medis per
puskesmas adalah 2,75, dengan
demikian setiap
puskesmas mempunyai
tenaga medis / dokter 2-3 orang. Melihat jumlah tenaga medis yang masih kurang, maka diperlukan penambahan tenaga. Jumlah tenaga paramedis khususnya tenaga perawat dan bidan di Provinsi Gorontalo Tahun 2008 sebanyak 1119 orang yang tersebar di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum daerah di kabupaten/Kota dengan rincian sebagai berikut :
GRAFIK ; JUMLAH TENAGA PERAWAT DAN BIDAN DI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
G.
KOTA KAB. KAB. KAB. KAB. GORONTA GORONTA POHUWAT BONEBOLA BOALEMO LO LO O NGO
KAB. GORUT
PROV.GOR ONTALO
Perawat
268
279
95
67
68
13
790
Bidan
66
115
47
45
49
5
329
SARANA KESEHATAN
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan keseahtan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada, termasuk yang ada dimasyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) diantranya adalah
Posyandu (POS Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok bersalin desa) dan Desa Siaga. Provinsi Gorontalo Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat dapat dilihat pada tiga jenis UKBM yang ada yaitu Desa Siaga, Posyandu dan Polindes. Cakupan ketiga jenis UKBM tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Jumlah Desa Siaga Desa siaga merupakan salah satu pendukung untuk mewujudkan masyarakat yang mandiriuntuk hidup sehat. Jumlah desa siaga di provinsi Gorontalo pada tahun 2008 sebanyak 251 buah. Kabupaten Gorontalo dengan jumlah desa siaga terbanyak 112
buah, kabupaten Gorontalo utara dengan jumlah desa siaga 11 buah. Selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :
TABEL : JUMLAH DESA SIAGA DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 300 250 200 150 100 50 0
KOTA KAB. KAB. KAB. KAB. GORONT GORONT BOALEM POHUWA BONEBO ALO ALO O TO LANGO
DESA SIAGA
25
112
33
30
40
KAB. GORUT
PROV.GO RONTAL O
11
251
2. Jumlah Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal dimasyarakat .Posyandu memiliki minimal 5 program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga berencana, Pernaikan gizi, Imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau
perkembangannya
Posyandu
dibagi
atas
4
strat,
yaitu
posyandu
Protama,Posyandu Madya,Posyandu purnama dan Posyandu Mandiri. Selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ini ;
TABEL ; JUMLAH POSYANDU DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
KOTA GORONT ALO
KAB. GORONT ALO
KAB. BOALEM O
130
407
154
POSYANDU
KAB. KAB. POHUWA BONEBOL TO ANGO 176
197
KAB. GORUT
PROV.GO RONTALO
162
1226
3. Jumlah Polindes
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pelayanan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan Anak, termasuk keluarga berencana. Jumlah polindes di provinsi gorontalo pada Tahun 2008 sebanyak 139 buah, terbanyak di Kabupaten Bone Bolango 48 buah.
JUMLAH POLINDES DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2008 160 140 120 100 80 60 40 20 0
POLINDES
KOTA KAB. KAB. KAB. KAB. GORONTA GORONTA POHUWAT BONEBOL BOALEMO LO LO O ANGO 14
0
24
31
48
KAB. GORUT
PROV.GOR ONTALO
22
139
H.
PEMBIAYAAN KESEHATAN
GRAFIK ; PROSENTASE APBD KESEHATAN TERHADAP APBD KABUPATEN /KOTA TAHUN 2008 15.09
4.66
5.6
4.97
5.81
0
1.44