PROFIL KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya upaya yang dilaksanakan oleh seluruh komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sektor serta kesinambungan dengan upaya – upaya yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya. Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, Tujuan Pembangunan Kesehatan Provinsi Gorontalo adalah ”Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat”. Tujuan tersebut diwujudkan dalam Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan pemerintah yang dijabarkan sesuai dengan amanat Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Tahun 2012–2017 sebagai tolok ukur dalam penyusunan perencanaan program / kegiatan di bidang kesehatan. Upaya pemerintah dalam mencapai target – target sesuai tugas pokok dan fungsi masing – masing SKPD terdapat dalam Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo setiap tahun. Pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo saat ini telah banyak memberikan kontribusi terhadap pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Salah satu indikatornya dapat dilihat dariIndeks Pembangunan Manusia (IPM)Provinsi Gorontalo tahun 2013 yakni 71,77, capaian ini terjadi peningkatan dari tahun 2012 yakni 71,31. Pencapaian IPM ini tidak lepas dari peran serta pemerintah, lintas sektor dalam merencanakan dan melaksanakan program kesehatan khususnya untuk kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat dan program strategis lainnya dibidang kesehatan. Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat terus dilaksanakan dan dievaluasi, terutama pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) yang belum memenuhi target, Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan status gizi masyarakat yang merupakan indikator kinerja untuk terus diupayakan penurunannya dari tahun ke tahun.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
1
Profil Kesehatan Tahun 2014 B. Maksud Dan Tujuan Adapun Maksudpenyusunan profil kesehatan Provinsi Gorontalo ini adalah menyajikan data dan informasi kesehatan yang diharapkan dapat dipergunakan oleh seluruh komponen baik ditingkat pusat, daerah, swasta dan bagi pengambil kebijakan dengan harapan bahwa pembangunan kesehatan ini dapat diawali dari proses perencanaan yang dilakukan secara komprehensif dengan data – data yang akurat baik yang bersumber dari Kabupaten / Kota, lintas sektor dan Dinas Kesehatan Provinsi sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Gorontalo. Tujuan dari penyusunan profil kesehatan ini adalah untuk memberikan informasisituasi
kesehatan,
gambaran
umum
tentang
derajat
kesehatan
dan
lingkungan, situasi upaya kesehatan serta situasi sumber daya kesehatan. C. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo 2012 adalah: Bab I. Pendahuluan Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sistematika penyajian profil kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012. Bab II. Gambaran Umum. Berisi gambaran umum Provinsi Gorontalo yang meliputi keadaan geografis, administrasi,kependudukan,
ekonomi,
pendidikan,
sosial
budaya
dan
lingkungan. Bab III. Situasi Derajat Kesehatan Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan Berisi uraian tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan
dan
sanitasi
dasar,
perbaikan
gizi
masyarakat,
pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Pelayanan menurut indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya. Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan Berisi uraian tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VI. Kesimpulan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
2
Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO A. Keadaan Geografis Dan Topografi Secara geografis Provinsi Gorontalo terletak di antara 0,19’ – 1,15’ Lintang Utara (LU) dan 121,23’ – 123,43’ Bujur Timur (BT). Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol Toli – Toli (Sulawesi Tengah) dan Laut Sulawesi, Sebelah barat berbatasan
dengan
Kabupaten
Donggala
(Sulawesi
Tengah),
Sebelah
timur
berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini (Gorontalo). Peta wilayah Provinsi Gorontalo di sajikan dalam gambar sebagai berikut : Gambar :2.1 Peta Provinsi Gorontalo
Provinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara. Luas wilayah Provinsi Gorontalo mencapai 12.215,44 km2, dengan jumlah penduduk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten
/
Kotatahun
2014
sebesar
1.144.586
jiwa.
Peningkatan
inimencapai36% dari kondisi tahun 2001 (840.386 jiwa), juga jumlah kecamatan tahun 2014 berjumlah 77 Kecamatan dengan memiliki 732 Kelurahan / Desa. Pembagian wilayah di Provinsi Gorotalo tahun 2014 dapat dilihat pada gambar diatas.Data BPS Tahun 2014 luas wilayah Provinsi Gorontalo terluas yakni Kabupaten Pohuwato 4.244,31 km2dengan persentase 35,83%, terendah wilayah Kota Gorontalo sebesar 1% dengan luas 64,8 KM². Gambaran wilayah Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut: Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
3
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 2.2 Persentase Luas Daerah menurut Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Kota Gorontalo, 64,8 Km2 : 1 % Gorontalo utara, 1.230,1 Km2 : 10 % Kab. Gorontalo, 2.124,6 Km2 : 17 % Bone Bolango, 1.984,3 Km2 : 16 % Boalemo, 2.567,4 Km2 : 21 %
Pohuwato, 4.244.3 Km2 : 35 %
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2014. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo tahun 2010 sebesar 1.056.600 jiwa yang terdiri dari Laki – laki 520.876 jiwa dan perempuan 535.724 jiwa meningkat ditahun 2014 mencapai 1.144.586 jiwa terdiri dari laki – laki 567.324 jiwa dan perempuan sebanyak 577.762 jiwa. Berikut trend peningkatan jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 5 tahun. Gambar : 2.3 Trend Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin Provinsi Gorontalo Tahun 2010 – 2014
2010
2011
2012
Jumlah
2013
567,3241,144,586 577,262
Perempuan 554,473 1,123,350 568,877
Laki-Laki 532,8371,068,939 536,102
522,9051,044,284 521,379
520,8761,056,600 535,724
Tahun
2014
Sumber : BPS Prov. Gorontalo Tahun 2014
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
4
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar 2.3 menunjukkan trend jumlah penduduk yang cenderung meningkat, kepadatan penduduk terbanyak berada di Kota Gorontalo sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk terkecil yakni Pohuwato. Peningkatan penduduk di Provinsi Gorontalo perlu dibarengi dengan kebijakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, penurunan angka kemiskinan, dan pemanfaatan sumber daya baik alam maupun tenaga kerja. Jumlah penduduk menurut golongan umur dapat di gambarkan melalui piramida penduduk, dimana dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk (juta), sedangkan badan piramida sebelah kiri menunjukkan jumlah penduduk laki – laki dan sebelah kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Gambar : 2.4 Piramida penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2014 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 15
10
5 PEREMPUAN
0
5
10
15
LAKI-LAKI
Sumber : Profil Kabupaten / Kota se Provinsi Tahun 2014
Gambar piramida penduduk diatas menunjukkan jumlah penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2014 tertinggi terdapat pada kelompok umur 5 – 9 tahun dengan jumlah penduduk 117.404 jiwa, persentase laki – laki 10,75% dan perempuan 9,77%sedangkan jumlah penduduk terendah ada pada golongan umur 75 tahun ke atasdengan persentase laki – laki 0,65% dan perempuan 1,08%.Struktur penduduk dalam piramida penduduk dapat dijadikan dasar kebijakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan kependudukan, sosial dan program kesehatan yang saat ini memprioritaskan pada kesetaraan gender yakni kebutuhan laki – laki dan perempuan sesuai golongan umur muda, dewasa dan tua.Piramida ini juga menjelaskan bahwa adanya peningkatan kelahiran yang termasuk usia muda tahun 2014 dibandingkan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
5
Profil Kesehatan Tahun 2014 dengan tahun 2013 yakni pada kelompok umur 0 – 4 tahun, dimana jumlah penduduk di usia tersebutlaki – laki 8,75% ditahun 2013 meningkat menjadi 10,75% ditahun 2014 dan perempuan 9,41% ditahun 2013 meningkat menjadi 9,43% ditahun 2014. Pada kelompok usia tua, juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni persentase penduduk laki – laki 0,64% ditahun 2013 meningkat menjadi 0,65% ditahun 2014, sedangkan permpuan 0,96% ditahun 2013 meningkat menjadi 1,08% ditahun 2014. Hal ini dapat diartikan sebagai peningkatan kondisi kesehatan dan kesejahteraan penduduk, dapat pula dimaknai sebagai beban tanggungan kelompok usia dewasa karena kelompok usia tua termasuk dalam kelompok tidak produktif. Salah
satu
indikator
keberhasilan
pembangunan
bangsa
yakni
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Saat ini secara nasional Indonesia menempati ranking 121 dari 187 negara.IPM Indonesia pada kurun waktu 3 tahun terus mengalami peningkatan dari angka 72,27 ditahun 2011 naik menjadi 73,81 ditahun 2013. Adapun IPM Provinsi Gorontalo tahun 2011 yakni 70,82 mengalami peningkatan ditahun 2012 mencapai 71,31 dan ditahun 2013 naik lagi mencapai 71,77. Berikut dapat dilihat gambar pencapaian IPM sampai dengan 2013 nasional dan provinsi. Gambar : 2.5 Trend IPM Provinsi Gorontalo dengan IPM Nasional Tahun 2011 -2013
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2014
IPM sangat dipengaruhi derajat kesehatan, pendidikan dan tingkat ekonomi masyarakat (pengeluaran perkapita / daya beli masyarakat).
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
6
Profil Kesehatan Tahun 2014 B. Gambaran Ekonomi -
Angka Kemiskinan Pencapaian
pembangunan
dibidang
ekonomi
tidak
lepas
dari
kondisi
kesejahteraan masyarakat, mata pencaharian masyarakat Provinsi Gorontalo antara lain bidang pertanian, perdagangan dan perikanan.Dari hasil sensus oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo persentase penduduk miskin dari tahun ke tahun mengalami penurunan.Hasil sensus penduduk tahun 2011 di Provinsi Gorontalo terdapat 18,75% penduduk miskin, angka ini mengalami penurunan hingga tahun 2014 menjadi 17,41%.Secara nasional penurunan angka kemiskinan masih sulit dicapai, pada profil kesehatan tahun 2013 telah diuraikan pencapaian angka kemiskinan nasional mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Di Provinsi Gorontaloupaya penanggulangan kemiskinan banyak dilakukan dan merupakan program prioritas Kepala Daerah. Strategi saat ini dilaksanakan antara lain pembangunan rumah layak huni bagi keluarga miskin, pembangunan sarana dan prasarana didaerah terpencil, penyediaan bibit dan benih bagi petani, menyediakanseluas-luasnya lapangan pekerjaan guna meningkatkan pendapatan dalam rumah tangga masyarakat. Berikut angka kemiskinan Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu tahun 2011 – 2014 : Tabel : 1.1 Persentase Kemiskinan Provinsi Gorontalo Tahun 2011 -2014 Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, dan Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo Tahun 2011-2014 Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Persentase Penduduk Miskin (Persen)
Garis Kemiskinan (Rupiah/Kapita/Bulan)
(1)
(2)
(3)
(4)
Mar-11 Sep-11 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13 Mar-14 Sep-14
198,42 192,24 186,44 186,76 191,44 198,47 194,17 195,1
18,75 18,02 17,33 17,22 17,51 18,00 17,44 17,41
187.215 195.685 203.907 212.476 221.457 233.942 243.547,28 247.610,86
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo
Gambaran secara makro perekonomian di Provinsi Gorontalo dapat dilihat melalui besaran PDRB. PDRB terdiri dari 2 (dua) sisi pendekatan yaitu sektoral maupun penggunaan. Kondisi makro ekonomi masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
7
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 2.6 Persentase Kemiskinan Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Perbandingan Persentase Kemiskinan Kab/Kota se-Provinsi Gorontalo 21.57
21.47
21.79
19.16
17.19
Gorontalo
Pohuwato
Boalemo
Gorontalo Utara
Bone Bolango
5.99 Kota Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan perbandingan angka kemiskinan di Kabupaten / Kota dimanapenduduk miskin tertinggi di Kabupaten Boalemo yakni 21,79%, Kabupaten Gorontalo dengan penduduk miskin sebesar 21,57% dan terendah Kota gorontalo yakni 5,99%.Berdasarkan data diatas
diharapkan pemerintah lebih
mengupayakan program – program yang tepat sasaran serta dilakukan monitoring dilapangan hingga ke desa langsung pada sumber permasalahan yakni pada keluarga miskin sebagai pelaku ekonomi tataran rumah tangga. -
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
daerah yang secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi). Laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui besaran perubahan nilai PDRB ADHK tahun berjalan terhadap tahun sebelumnya. PDRB Provinsi Gorontalo atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 sebesar 25.201.097 (jutaan rupiah) dan PDRB atas dasar hargakonstan
sebesar 20.781.308 (jutaan rupiah) dengan pertumbuhan
ekonomi sebesar 7,29 persen.Pada tahun 2013, laju pertumbuhan perekonomian Provinsi Gorontalo yaitu mencapai 7,76% dengan PDRB perkapita mencapai 10.703.000 (jutaan rupiah). Berbeda dengan pencapaian nasional, ditahun 2012 pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6,4% turun ditahun 2013 menjadi 5,78%. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
8
Profil Kesehatan Tahun 2014 Laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo dibandingkan dengan pencapaian nasional pada kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambarberikut : Gambar : 2.7 Trend laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo dan Nasional Tahun 2010– 2014
Gambar diatas menunjukkan angka laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo pada 5 tahun terakhir. Secara NasionalProvinsi Gorontalo masih memiliki permasalahan perekonomian masyarakat baik dari segi sektoral, penggunaan maupun daya beli masyarakat yang masih sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh masih tingginya
angka
kemiskinan
mencapai
10,96%
di
tahun
2014,
banyaknya
pengangguran sebesar 4,18% ditahun 2014 sehingga berdampak pula pada pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat
akan berdampak negatif terhadap pencapaian derajat
kesehatan
masyarakat karena perlunya penyediaan bahan makanan yang berkualitas pada tatanan Rumah Tangga tidak optimal. C. Gambaran Tingkat Pendidikan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 menggariskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkaan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Adapun Sistem Pendidikan Nasional adalah
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
9
Profil Kesehatan Tahun 2014 keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sektor pendidikan merupakan salah satu strategi pembangunan di provinsi Gorontalo. Peningkatan pendidikan di Provinsi Gorontalo di fokuskan pada pemberian kesempatan kepada penduduk untuk memperoleh pendidikan gratis dan
layak
terutama penduduk dengan kelompok usia sekolah (umur 7 – 24 tahun).Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo tahun 2014,Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)menggambarkan banyaknya penduduk usia sekolah yang masih sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya, dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar : 2.8 Angka Partisipasi Kasr (APK) &Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan bahwa persentase tertinggi murid yang saat ini sedang mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) sesuai umur dan jenjang pendidikan / APM tahun 2013 sebanyak 92,21% meningkat di tahun 2014 sebesar 100,97%, SMP/MTs sebesar 59,82% meningkat menjadi 73,06% dan meningkat pula pada jenjang pendidikan SMA/MA yakni 44,67% di tahun 2013 meningkat 65,87% ditahun 2014.Hal ini menunjukkan upaya pemerintah terhadap masyarakat dalam menekan Angka Putus Sekolah maupun anak yang tidak pernah sekolah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
10
Profil Kesehatan Tahun 2014 Data tingkat pendidikan yang bersumber dari profil Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo pada lampiran profil ini belum menggambarkan jumlah dan persentase di tingkat Provinsi dikarenakan beberapa Kabupaten tidak bisa memperoleh data jumlah murid yang sedang sekolah saat ini di seluruh tingkatan pendidikan.Sedangkan data penduduk umur 10 tahun ke atas yang melek huruf menurun dari tahun 2013 dengan capaian 55,58% menurun di tahun 2014 menjadi 42,64%. Data ini hanya dilaporkan oleh 4 (empat) Kabupaten/Kota yakni Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara. Yang tidak memiliki data pendidikan yakni Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo. Upaya sektor pendidikan dewasa ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar tawar lagi, sama halnya dengan kesehatan.Pemahaman tentang pendidikan itu sendiri harus dilakukan secara menyeluruh, prinsip utama dalam meningkatkan pendidikan masyarakat adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan, melihat para siswa (peserta didik) sebagai manusia yang bermartabat yang memiliki banyak potensi dan kemampuan serta di dukung oleh komitmen politik (political will) terutama dari pemerintah untuk mengupayakan pembaharuan - pembaharuan di bidang pendidikan. D. Visi dan Misi Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 1. Visi Visi
pembangunan
daerah
Provinsi
Gorontalo
yakni
“Terwujudnya
Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo”. 2. Misi Untuk mencapai visi daerah selang 5 (Lima) tahun ke depan, maka misi yang di emban pemerintah daerah adalah : a.
Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi pemanfaatan potensi kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan, sekaligus mengembangkan potensi unggulan dengan mengakselerasi secara cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat.
b.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kualitas penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
11
Profil Kesehatan Tahun 2014 c.
Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya Perikanan dan Kelautan, Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perkebunan dan Pariwisata yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat serta memelihara dan melestarikan danau limboto sebagai sumber persediaan air bersih, untuk pengembangan perikanan air tawar dan daerah pariwisata dan meningkatkan pengelolaan DAS sebagai wujud memelihara lingkungan (Pro Green).
d.
Mengembangkan nilai – nilai religi dalam kehidupan bermasyarakat yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara dan melestarikan keragaman budaya dan adat istiadat serta memperkuat peran Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan terhadap anak, termasuk issue Kesetaraan Gender dalam Pembangunan.
e.
Menciptakan sinergitas diantara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.
Tujuan pembangunan kesehatan dalam hal ini terdapat pada misi ke-2 yang ditargetkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia dengan tingkat kualitas siap pakai pakai, sekaligus bertujuan memberikan jaminan yang memadai melalui layanan “Gratis” terhadap penyelenggaraan pendidikan dasar hingga menengah, termasuk di bidang kesehatan melalui pola insentif yang diistilahkan Universal Total Coverage. Hal ini menjadi peran strategis untuk memastikan pemerintah daerah menciptakan sistem yang berkeadilan dari akses maupun mutu pelayanan kesehatan yang baik khususnya bagi warga miskin (Pro-Poor). Menyingkapi persoalan dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan pembangunan kesehatan yakni melalui Rencana Strategi (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 yang menetapkan Visi, Misi dan Strategi maupun program – program kesehatan sebagai berikut : 1.
Visi Visi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 2012-2017 adalah “Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan” dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya masyarakat untuk hidup sehat, memperoleh
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
12
Profil Kesehatan Tahun 2014 akses atas sumber daya kesehatan, dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau; Mandiri, adalahterwujudnya masyarakat mandiri untuk hidup sehat, melalui upaya pencegahan; Berkeadilan, adalah terwujudnya pelayanan kesehatan yang adil dan merata di Provinsi Gorontalo. 2.
Misi Untuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan ditempuh melalui misi sebagai berikut : a. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungan. b. Menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan. c. Menggerakkan dan memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. d. Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan yang merata. e. Meningkatkan kapasitas aparatur dan kinerja layanan organisasi.
3. Tujuan Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017, Tujuan Jangka Menengah Pembangunan Kesehatan Provinsi Gorontalo adalah ”Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat”
yang dijabarkan
dana Tujuan Rencana Strategi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 20122017 sebagai berikut : a. Peningkatan status kesehatan gizi masyarakat, b. Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan, c. Peningkatan fasilitas kesehatan dasar dan rujukan serta menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan d. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) e. Terpenuhinya tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepualauan (DTPK), f. Peningkatan kinerja aparatur dan layanan organisasi 4.
Sasaran Sasaran program yang ingin dicapai pada tahun 2013 sebagaimana Renstra tahun 2012-2017 untuk mencapai tujuan diatas yakni :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
13
Profil Kesehatan Tahun 2014 a.
Meningkatnya statuskesehatan dan gizi masyarakat dengan : 1)
Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 243,3/100.000 KH Tahun 2012 menjadi 200/100.000 KH Tahun 2013
2)
Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 18,5/1000 KH Tahun 2012 menjadi 17/1000 KH Tahun 2013
3)
Menurunkan prevalensi kekurangan gizi (standar WHO 2005) dari 14,44% Tahun 2012 menjadi 14,22% Tahun 2013.
4)
Meningkatnya Usia Harapan Hidup menjadi 67,52% Tahun 2013
5)
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani menjadi 71%
6)
Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes yang memiliki kompotensi kebidanan menjadi 93,50%
b.
7)
Cakupan kunjungan bayi menjadi 85,45%
8)
Angka Kematian Balita (AKABA) menjadi 19,70/1000 KH
9)
Angka Kematian Neonatal (AKN) menjadi 11/1000 KH
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular melalui, : 1)
Cakupan desa/kelurahan UCI menjadi 75%
2)
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100%
3)
Cakupan penemuan dan penangan penderita penyakit TBC BTA Positif 86%
4) c.
Cakupan penemuan dan penangan penderita DBD 100%
Meningkatnya fasilitas dan akses pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo ditandai dengan : 1) Rasio posyandu per satuan balita : 11,65% 2) Rasio puskesmas per satuan penduduk : 0,08 3) Rasio Pustu per satuan penduduk : 0,24 4) Jumlah Posyandu : 1330
d.
Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko financial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin, melalui : 1) Jumlah masyarakat miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis sebanyak 170.392 Jiwa 2) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin : 100%
e.
Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada 5 tatanan, ditandai dengan: 1) Persentase rumah tangga yang ber-PHBS 67,5%
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
14
Profil Kesehatan Tahun 2014 2) Persentase rumah tangga pengguna air bersih yang sehat : 63,5% 3) Persentase penduduk dengan akses sanitasi dasar yang layak : 60% f.
Meningkatnya perilaku masyarakat tentang penganekaragaman makanan khas daerah Gorontalo, sehingga diharapkan persentase balita gizi buruk menurun menjadi 4,03%.
g.
Meningkatnya pemenuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepualauan (DTPK), melalui : 1) Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk : 0,007 2) Rasio Dokter Gigi per satuan penduduk : 0,02 3) Rasio Dokter spesialis per satuan penduduk : 0,05 4) Rasio Dokter Umum per satuan penduduk : 0,26 5) Rasio Perawat per satuan penduduk : 1,23 6) Rasio Bidan per satuan penduduk : 0,66 7) Rasio Nutritionis per satuan penduduk : 0,27 8) Rasio apoteker per satuan penduduk : 0,06
5.
h.
Meningkatnya kapasitas aparatur Dinas Kesehatan.
i.
Meningkatnya kinerja organisasi Dinas Kesehatan.
Strategi dan Kebijakan Untuk mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi dan kebijakan yang diambil Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 2012-2017 adalah sebagai berikut : a. Strategi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo : 1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif. 2) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan. 3) Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan. 5) Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang merata dan bermutu.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
15
Profil Kesehatan Tahun 2014 6) Meningkatkan
manajemen
kesehatan
yang
akuntabel,
transparan,
berdayaguna dan berhasil guna. b. Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan KB 2) Perbaikan Gizi Masyarakat 3) Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan 4) Pengembangan sistem jaminan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin. 5) Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengasan obat dan makanan. 6) Pemberdayaan
masyarakat
dan
penanggulangan
bencana
&
kirisis
kesehatan 7) Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. 8) Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan 9) Peningkatan kualitas manajemen perencanaan program dan pembiayaan kesehatan serta sistem informasi kesehatan 6.
Program/Kegiatan : Program yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2013 ada 15 program dengan 46 kegiatan, untuk mendukung pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dengan rincian sebagai berikut: a.
Program pelayanan administrasi perkantoran - Pelayanan jasa administrasi perkantoran
b.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur - Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran
c.
Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur - Bimtek peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
d.
Program peningkatan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan - Penyusunan anggaran, penatausahaan dan laporan keuangan SKPD - Rakor pelaksanaan anggaran pembangunan kesehatan tahun 2013 - Monitoring, evaluasi dan pelaporan
e.
Program obat dan perbekalanan kesehatan - Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kefarmasian - Peningkatan pengawasan dan bahan berbahaya
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
16
Profil Kesehatan Tahun 2014 f.
Program upaya kesehatan masyarakat - Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas jaringannya - Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan - Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana - Peningkatan pelayanan kesehatan dan penderita gangguan jiwa
g.
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat - Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat - Pelayanan kesehatan pada kampung nelayan desa siaga aktif - Bimtek pelayanan posyandu terintegrasi PAUD dan bina KB kepada kader posyandu - Jaminan Kesehatan Semesta (JAMKESTA)
h.
Program perbaikan gizi masyarakat - Pemberian tambahan makanan dan vitamin - Pelatihan tenaga mulok ilmu gizi berbasis makanan khas daerah gorontalo - Survey pemantauan status gizi keluarga sadar gizi
i.
Program pengembangan lingkungan sehat - Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
j.
Program pencegahan dan penaggulangan penyakit menular dan tidak menular - Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular langsung - Peningkatan imunisasi - Pencegahan Penularan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) - Penanggulangan dan pencegahan penyakit tidak menular - Survailance epidemiologi dan penanggulangan KLB
k.
Program standarisasi pelayanan kesehatan - Bimtek pelaksanaan program pembangunan - Pembekalan dr/drg PTT dan pembinaan teknis dr/drg PTT - Penyusunan Renja SKPD bidang kesehatan - Rapat koordinasi penyusunan tenaga PTT dr/ drg/ bidan PTT dan tugsus nakes tahun 2014 - Peningkatan pengolahan data dan sistem informasi kesehatan - Bimtek bagi tim penilai angka kredit dan KTI jabatan fungsional kesehatan - Penilaian tenaga kesehatan teladan
l.
Program pelayanan kesehatan penduduk miskin - Pelayanan sunatan masal - Pengobatan masal
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
17
Profil Kesehatan Tahun 2014 - Pelayanan rujukan pasien miskin keluar daerah m. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak - Kemitraan bidan dan dukun melalui rumah tunggu persalinan kecamatan IPM rendah - Pendampingan puskesmas/ kecamatan IPM rendah dalam peningkatan cakupan dan penerapan program kesehatan ibu dan anak - Orientasi penggunaan dan pemanfaatan buku KIA bagi PKK, kader, dan masyarakat - Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan penjaringan anak sekolah di Kecamatan IPM rendah n.
Program pembinaan upaya kesehatan - Pelayanan administrasi laboratorium kesehatan
o.
Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan mata - Pelayanan kesehatan klinik mata.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
18
Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN PROVINSI GORONTALO Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan upaya antar program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya – upaya yang telah dilaksanakan sebelumnya. Gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Gorontalo yakni potensi dan permasalahan pembangunan kesehatan berdasarkan dari hasil pencapaian program kesehatan, kondisi lingkungan stratgis, yang dipengaruhi oleh penduduk, pendidikan, kemiskinan perkembangan sektor lainnya. Permasalahan kesehatan yang terjadi berikut hasil dari upaya yang telah dilakukan menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan strategi pada masa yang akan datang. Berdasarkan Visi, Misi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, maka pemerintah Provinsi bersama dengan Kabupaten / Kota berupaya mencapai target – target program pembangunan kesehatan yang diimplementasikan melalui komitmen bersama yakni : Mewujudkan Good and Clean Governance melalui sinkronisasi perencanaan yang tepat dan evidence based dengan menciptakan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) kepada seluruh satuan kerja dengan memanfaatkan teknologi informasi melaui dukungan dan peran Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten / Kota dalam pencapaian brand topik tahun 2015 : 1). Menurunkan Jumlah AKI, AKB, AKABA hingga 50% dari tahun 2014 2). Menurunkan Jumlah Kasus Balita gizi Buruk 50% dari tahun 2014 3). Meningkatkan cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menjadi 100%. Gambaran tentang derajat kesehatan selengkapnya meliputi indikator mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat. Mortalitas terdiri dari indikator Angka Kematian Bayi (AKB) per-1000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per-1000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir. Morbiditas dilihat dari indikator – indikator Angka Kesakitan Malaria per 1000 Penduduk, Angka Kesembuhan TB Paru BTA +, Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap Penduduk Beresiko), Angka Acute Flacid Paralysis (AFP) pada anak usia <15 tahun per 100.000 anak dan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk. Sedangkan status gizi dilihat dari indikator Persentase Balita dengan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
19
Profil Kesehatan Tahun 2014 Status Gizi di bawah garis merah (BGM) dan jumlah kasus balita gizi buruk. Keadaan ini masih dipengaruhi oleh keadaan social ekonomi dan budaya masyarakat yang mengakibatkan perubahan kondidi kependudukan, mobilitas penduduk dan kondisi lingkungan. Situasi derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Gorontalo tahun 2014 dapat dilihat dari capaian Angka kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi yakni 194,7/100.000 Kelahiran Hidup, angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 251,7/100.000 KLH. Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami capaian fluktuatif pada kurun waktu 3 tahun yakni pada tahun 2012 mencapai 18,7/1000 KLH mengalami penurunan signifikan ditahun 2013 yakni 13,3/1000 KLH, angka ini kemudian mengalami kenaikan ditahun 2014 menjadi 13,9/1000 KLH. Begitu pula halnya pencapaian Angka Kematian Balita (AKABA), angka ini merupakan keseluruhan jumlah kematian Neonatal, Bayi dan Balitayang mengalami fluktuasi dari tahun 2012 mencapai 20,9/1000 KLH menurun ditahun 2013 sebesar 15/1000 KLH, angka ini meningkat ditahun 2014 sebesar 15,3/1000 KLH. Capaian indikator derajat kesehatan di Provinsi Gorontalo selengkapnya diuraiakn pada bab ini. Untuk angka kesakitan di Provinsi Gorontalo saat ini masih perlu meningkatkan lg upaya pengendalian penyakit – penyakit terutama penyakit degeneratif, sedangkan untuk penykit menulardiupayakan penemuan sebanyak – banyaknya terhadap kasus penyakit sedini mungkin agar upaya pencegaran dan penanggulangan dapat dilakukan secara cepat, efektif dan efisien.Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti Polio, Campak, Dipteri, Pertusis, Hepatitis B dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal secara nasional sudah sangat menurun, dibuktikan pada tahun 2014 Indonesia telah dinyatakan bebas Polio. Cakupan program yang merupakan indikator derajat kesehatan masyarakat Provinsi Gorontalo Tahun 2014 adalah sebagai berikut : A.
Angka Kematian (Mortalitas) Mortalitas atau kejadian kematian dalam masyarakat seringkali digunakan sebagai indikator dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian. Angka mortalitas yang dibahas dalam profil ini merupakan laporan rutin dari Kabupaten / Kota yang berpengaruh signifikan terhadap derajat kesehatan masyarakat, beberapa indikator mortalitas :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
20
Profil Kesehatan Tahun 2014 -
Angka Kematian Anak 1.
Angka Kematian Neonatal (AKN) yakni kematian yang terjadi sebelum bayi berumur 1 bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
2.
Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meniggal antara fase kelahiran hingga bayi umur <1 tahun disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah per 1000 kelahiran hidup ditahun itu.
3.
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah balita sampai dengan usia 59 bulan (bayi + anak balita) yang meninggal disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu per 1.000 kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama.
-
Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu (maternal) adalah kematian ibu karena kehamilan, melahirkan atau selama nifas. Angka kematian ibu sudah mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun hal ini masih jauh dari target yang sudah ditentukan tahun 2014, meskipun pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan bersalin yang meliputi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan kunjungan pertama ibu hamil (K1) dan kunjungan ke empat (K4) cenderung mengalami peningkatan. Penyebab utama kematian ibu yakni akibat menderita penyakit pada kehamilan dan perdarahan pada saat persalinan. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah anemia, ibu hamil yang menderita penyakit degeneratif dan kondisi ibu yang masuk dalam kelompok resiko tinggi. Gambaran angka mortalitas di Provinsi Gorontalo selengkapnya dapat dilihat
dalam uraian berikut : 1. Angka Kematian Neonatal Angka kematian neonatal adalah jumlah bayi usia sampai 28 hari yang meninggal disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu per 1.000 kelahiran hidup pada wilayah dan kurun waktu yang sama. Tinggi rendahnya Neonatal
Mortality Rate (NMR) berguna untuk menggambarkan 3 (tiga) hal yakni Pelayanan Antenatal Care (ANC) yang berkualitas, Pelayanan Post Natal dan Program pertolongan persalinan dan penanganan kasus kegawatdaruratan neonatal essensial.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
21
Profil Kesehatan Tahun 2014 Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, angka kematian neonatal (AKN) cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2010 ke tahun 2012 mengalami peningkatan. Sedangkan di tahun 2012 AKN mencapai 11,7/1000 Kelahiran Hidup menurun terus tahun 2013 hingga tahun 2014 dengan AKN mencapai 9,8/1000 KLH. Berikut angka kematian neonatal selama kurun wktu 5 (lima) tahunsebagai berikut : Gambar : 3.1 Trend Angka Kematian Neonatal (AKN) Kurun Waktu 5 Tahun Provinsi GorontaloTahun 2010 - 2014 20.0
Target RPJMD tahun
18.0 16.0 14.0 12.0
11.7
10.0 8.0 6.0
10
9.8
2013
2014
8.7 7.2
4.0 2.0 0.0 2010
2011
2012
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan trend kematian neonatal pada kurun waktu 5 tahun. Peningkatan capaian AKN disebabkan antara lain tertinggi oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2011 sebesar 39%, kemudian Asfiksia sebanyak 27%, selebihnya karena kelainan kongenital dan lain – lain. Hal ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan amat menentukan kondisi bayinya, begitu juga peningkatan yang terjadi ditahun 2012. Permasalahan dan tantangan diwaktu itu adalah mempersiapkan calon ibu agar benar – benar siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatannya sehingga mampu melindungi janin dan bayi dari infeksi. Penurunan AKN dari tahun 2012 hingga sekarang dikarenakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi melalui kunjungan ke sarana kesehatan secara umum dilihat dari capaian Provinsi lebih meningkat dibandingkan tahun – tahun sebelumnya, sehingga penanganan dan pengawasan terhadap bayi sakit dapat segera ditangani.Berikut angka kematian neonatal dilihat dari capaian Kabupaten / Kota se Provinsi gorontalo.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
22
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 3.2 Jumlah dan Angka Kematian Neonatal (AKN) Kabupaten / Kota Provinsi GorontaloTahun 2014 59 60 50 40
41 35 29
30 20
16 9.2
9.3
Kota Gtlo
Kab. Gtlo
17
17 11.4 6.3
10
8.3
0 Boalemo Jumlah
Pohuwato
Bonbol
Gorut
Angka
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Dari gambar diatas dapat diketahui jumlah kematian neonatal yang dilihat dari pencapaian Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo. Jumlah kematian neonatal Provinsi Gorontalo tahun 2014 yakni mencapai 198 kematian neonatal (9,8/1000 KLH), jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebanyak 202 kematian neonatal dengan angka kematian sebesar (10/1000 Kelahiran Hidup).Capaian menurut Kabupaten/Kota tertinggi jumlah kematian neonatal yakni terjadi di Kabupaten Gorontalo sebanyak 59 neonatal, disusul Kabupaten Boalemo sebanyak 41 neonatal dan terendah Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo Utara masing – masing sebanyak 17 neonatal mati. Tetapi secara angka kematian neonatal, tertinggi terjadi di Kabupaten Boalemo dan terendah di Kabupaten Pohuwato. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk dan jumlah lahir hidup di Kabupaten Gorontalo jauh lebih banyak dibandingkan Kabupaten Boalemo, sehingga mempengaruhi besaran angka kematian yang dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup diwilayah tersebut. Kematian neonatal tertinggi disebabkan karena BBLR yakni sejumlah 85 neonatal mati dengan persentase 42,93%, BBLR dapat disebabkan karena kondisi kesehatan ibu pada saat hamil dan melahirkan terutama maslah Gizi ibu hamil yang tidak tercukupi dan penyebab lainnya yang berkaitan. Jumlah tertinggi selanjutnya yakni kematian yang disebabkan oleh Asfiksiayang merupakan suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
23
Profil Kesehatan Tahun 2014 spontan dan teratur, jumlah ini mencapai 43 kematian neonatal dengan persentase 21,72%. Proporsi penyebab kematian neonatal selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar : 3.3 Proporsi Kematian Neonatal Berdasarkan Faktor Penyebab Provinsi GorontaloTahun 2014 22.22 % 1.52 %
42.93 %
2.02 %
5.56 %
21.72 %
4.04 %
BBLR
Asfiksia
Sepsis
Kelainan Kongenital
Ikterus
Masalah Laktasi
Lain - Lain
Sumber : Seksi KIA Dinas kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014
2. Angka Kematian Bayi(AKB) Di Provinsi Gorontalotrend AKB dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi, ditahun 2010 capaian AKB mencapai 12,9/1000 KLH. Angka ini terus mengalami peningkatan hingga tahun 2012 dengan AKB 18,7/1000 KLH. Ditahun 2013 AKB mengalami penurunan hingga 13,3/1000 KLH tetapi mengalami peningkatan ditahun 2014 yakni mencapai 13,9/1000 KLH. Gambar : 3.4 Trend Angka Kematian Bayi Provinsi Gorontalo Tahun 2010 –2014 25
Target Nasional AKB : 23/1000 KLH
20 15
17
18
20.9 15.3
15
10 5 AKABA
0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
24
Profil Kesehatan Tahun 2014 AKB di tahun 2014 sudah mencapai target nasional (23/1000 KLH) maupun target RPJMD 2012-2017 (16/1000 KLH), namun hal ini masih menjadi permasalahan dari segi jumlah anak mati yang harus terus diturunkan. Walaupun terjadi penurunan AKB saat ini, namun penurunan kematian cenderung melambat dalam 3 tahun terakhir bahkan di tahun 2014 mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan. Dari data yang bersumber dari Kabupaten / Kota angka kematian yang terjadi yakni angka kematian neonatal yang merupakan penyumbang terbesar AKB, kematian neonatal
menunjukkan
jumlah yang tinggi dibandingkan dengan angka kematian bayi dan balita. ini mengakibatkan proporsi kematian neonatal semakin besar dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan seluruh kematian bayi dan balita. Berdasarkan hasil sementara SDKI tahun 2012, sebanyak 59,4% kematian bayi dan 47,5% kematian balita terjadi pada usia neonatal. Oleh karena itu, AKN harus diturunkan dengan upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menjamin pertolongan persalinan yang aman sesuai dengan tujuan akhir MDGs 5 tentang memperbaiki kesehatan ibu.Dari angka kematian bayi dan balita per 1000 KLH di Provinsi Gorontalo dapat dilihat jumlah kematian bayi dan balita sebagai berikut : Gambar : 3.5 Jumlah dan Angka Kematian Bayi (AKB)Menurut Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014 Target RPJMD Tahun 2014 : AKB
16/1000 KLH, Nasional : 23/1000 KLH
72
72 28.1
50
13.1
26
Kota Gtlo
Kab. Gtlo
14.2
9.6
11.3
Boalemo Pohuwato
36
23
11.3 Angka Jumlah
Bonbol
Gorut
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan jumlah dan angka kematian pada bayi, dimana kematian bayi terbanyak terjadi di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo masing – masing sebanyak 72 bayi mati. Kematian bayi pada gambar
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
25
Profil Kesehatan Tahun 2014 diatas yakni jumlah kematian neonatal di tambah dengan kematian bayi (usia 0-11 bulan). Tetapi untuk angka kematian lebih tinggi terjadi di Kabupaten Boalemo (28,1/1000 KLH) dibandingkan Kabupaten Gorontalo (11,3/1000 KLH), hal ini dikarenakan perbandingan jumlah kelahiran hidup yang jauh lebih tinggi di Kabupaten Gorontalo.Jumlah kematian bayi terbesar selanjutnya yakni di Kota Gorontalo sejumlah 50 kematian bayi dengan angka kematian 13,1/1000 KLH. Jumlah kematian bayi terendah terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara dengan 23 kematian (11,3/1000 KLH) sedangkan dilihat dari angka terendah Kabupaten Pohuwato. Adapun penyebab kematian Bayi di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar : 3.6 Proporsi Angka Kematian Bayi (AKB)Brdasarkan Penyebab Provinsi Gorontalo Tahun 2014 Pneumonia 16% Lain - Lain 41%
Diare 25%
Gizi Buruk Infeksi 1% 7%
Kelainan Saraf 1%
Kelainan Kongenital 9%
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Diare dan Pneumonia merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita di Provinsi Gorontalo tahun 2014. Kematian bayi yang disebabkan oleh Diare mencapai 20 bayi dengan persentase 25% dan berikutnya Pneumonia sejumlah 12 bayi dengan persentase 15%, sedangkan jumlah kematian terendah diakibatkan oleh kelainan syaraf 1 bayi dengan persentase 1%. Manajemen
Terpadu
Balita
Sakit
(MTBS)
berbasis
masyarakat
merupakan upaya ditingkat pelayanan kesehatan dasar beserta masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi penyakit pada anak. Banyak anak-anak yang tidak dapat menjangkau tenaga kesehatan dapat ditolong oleh kaderDinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
26
Profil Kesehatan Tahun 2014 kader kesehatan yang berada diwilayah Puskesmas dan melaporkan denga cepat kejadian penyakit yang ada dimasyarakat. Program ini berhasil menjangkau anak balita sakit di wilayah yang sangat sulit. Tanpa dedikasi para kader dan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan, sebagian besar anak balita di wilayah sulit ini tidak mendapatkan akses ke layanan pengobatan. 2. Angka Kematian Balita (AKABA) Pada target pencapaian MDGs menurunkan angka kematian anak merupakan Goals ke 4 sekaligus merupakan Goals yang harus dicapai diakhir tahun 2015. Angka kematian anak dalam hal ini adalah Angka Kematian Balita (AKABA) usia 0 – 59 bulan. seperti halnya angka kematian neonatal dan bayi, AKABA ini juga dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup disuatu wilayah. Di Provinsi Gorontalo trend AKABA dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar : 3.7 Trend Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Gorontalo Tahun 2014 Target Nasional AKABA : 32/1000 KLH
25 20 17
20.9
18
15
15
15.3
10 5
AKABA
0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
27
Profil Kesehatan Tahun 2014 Untuk data jumlah dan AKABA ditahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar : 3.8 Jumlah dan Angka Kematian Balita (AKABA)Menurut Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Target RPJMD Tahun 2014 : AKABA
18,50/1000 KLH, Nasional : 32/1000 KLH
81 55 14.43
75
29.27
12.72 28
Kota Gtlo
Kab. Gtlo
Boalemo
16.14
10.35
Pohuwato
41
Bonbol
12.74 26
Angka Jumlah
Gorut
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan besaran jumlah dan angka kematian balita di Provinsi Gorontalo. Jumlah balita mati tertinggi di Kabupaten Gorontalo sebesar 81 balita mati dengan angka kematian 12,72/1000 KLH. Kematian tertinggi selanjutnya terjadi di Kabupaten Boalemo sebanyak 75 kematian balita dengan angka 29,27/1000 KLH, jumlah kematian balita terendah berada di Kabupaten Gorontalo Utara yakni 26 balita mati dengan angka kematian 12,74/1000 KLH. Angka kematian balita terendah terjadi di Kabupaen Pohuwato yang hanya mencapai 10,35/1000 KLH. Adapun penyebab kematian Balita di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada gambar berikut :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
28
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 3.9 Proporsi Angka Kematian Balita (AKABA)Brdasarkan Penyebab Provinsi Gorontalo Tahun 2014 Diare 19% DBD 11% Thypoid 7%
Lain - Lain 59%
Kel. Saluran Cerna 4%
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Diaremerupakan penyebab utama kematian balita di Provinsi Gorontalo tahun 2014. Kematian balita yang disebabkan oleh Diare mencapai 19% balita berikutnya kemtian balita yang disebabkan oleh DBD dengan persentase 11%, Thypoid 7% dan terendah diakibatkan oleh kelainan saluran cerna 4%bayi. Manajemen
Terpadu
Balita
Sakit
(MTBS)
berbasis
masyarakat
merupakan upaya ditingkat pelayanan kesehatan dasar beserta masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi penyakit pada anak. Banyak anak-anak yang tidak dapat menjangkau tenaga kesehatan dapat ditolong oleh kaderkader kesehatan yang berada diwilayah Puskesmas dan melaporkan denga cepat kejadian penyakit yang ada dimasyarakat. Program ini berhasil menjangkau anak balita sakit di wilayah yang sangat sulit. Tanpa dedikasi para kader dan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan, sebagian besar anak balita di wilayah sulit ini tidak mendapatkan akses ke layanan pengobatan. -
Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu maternal adalah kematian ibu karena kehamilan, melahirkan atau selama nifas. Angka kematian ibu sudah mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun hal ini masih jauh dari target yang sudah ditentukan tahun 2014, meskipun pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan bersalin yang meliputi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan kunjungan pertama ibu hamil (K1) dan kunjungan ke empat (K4) cenderung mengalami peningkatan. Penyebab utama kematian ibu yakni akibat menderita penyakit
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
29
Profil Kesehatan Tahun 2014 pada kehamilan dan perdarahan pada saat persalinan. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah anemia, ibu hamil yang menderita penyakit degeneratif dan kondisi ibu yang masuk dalam kelompok resiko tinggi. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penilaian derajat kesehatan ibu yang juga masuk menjadi target MDGs Goals nomor 5 yakni, meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian ibu hingga 3/4 sampai tahun 2015. Selain itu, target dari MDGs 5 ini mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015(102/100.000 KLH). Angka kematian ibu secara nasional menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus – menerus. Berdasarkan survei dari SDKI terakhir tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar 120 per 100.000 Kelahiran Hidup, angka ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan namun masih jauh dari target yang harus dicapai. Jumlah kematian ibu di Provinsi Gorontalo tahun 2014 mencapai 39 ibu mati, jumlah ini menurun dibandingkan dengan kematian ibu di tahun 2013 yakni mencapai 52 ibumati. Untuk Provinsi Gorontalo belum dapat menghitung Angka Kematian Ibu dikarenakan jumlah kelahiran belum mencapai 100.000 kelahiran hidup,tetapi guna mengukur capaian kinerja bidang kesehatan ditingkat daerah berdasarkan Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melalui komitmen antara Kepala Daerah dalam hal ini Gubernur, Wakil Gubernur dan Satuan Kerja Dinas Kesehatan maka untuk melihat keberhasilan program kesehatan ibu dihitung dengan menggunakan jumlah dan angka kematian ibu. Indikator AKI sangat dibutuhkan daerah sebagai tolok ukur dalam perencanaan dan evaluasi bidang kesehatan selanjutnya, sehingga setiap tahunnya tetap menghitung capaian kinerja membandingkan jumlah kematian dengan kelahiran hidup dalam konstanta 100.000 KLH. Tahun 2014dari jumlah Kematian ibu sebanyak 39 ibu matitertinggi terjadi pada kelompok umur 20 – 34 tahun sebanyak 32 kematian ibu. Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yakni 52 ibu mati. Jumlah kematian ibu per Kabupaten / Kota selengkapnya digambarkan melalui grafik berikut :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
30
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 3.10 Jumlah Kematian Ibu Berdasarkan Umur Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014
16 14 12 10 8 6 4 2 0
Target Nasional : 102/100.000 KLH, Target RPJMD 2014 : 159,1/100.000 KLH
3
1
11 0 4 0
7 0 Kota Gtlo
1 Kab. Gtlo
Boalemo
<20 Thn
2
0 4 0
3 0 Pohuwato
20 - 34 Thn
Bonbol
0 3 0 Gorut
>35 Thn
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan jumlah kematian ibu berdasarkan golongan umur dimana pada golongan umur <20 tahun jumlah kematian 1ibu yang terjadi di Kabupaten Gorontalo. Kematian ibu pada golongan umur 20 – 34 tahun terjadi 32 kematian ibu tertinggi di Kabupaten Gorontalo sebanyak 11 ibu mati dan terendah di Kabupaten pohuwato dan Gorut masing – masing 3 ibu mati. Pada kelompok umur >35 tahun terjadi 6 kematian ibu yang tertinggi terjadi di Kabupaten Gorontalo 3 kematian ibu, di Kabupaten Pohuwato 2 kematian dan Kota Gorontalo 1 kematian ibu.Kematian ibu tertinggi terjadi pada kelompok umur 20 – 34 tahun, hal ini dikarenakan antara lainusia tersebut merupakan usia produktif seorang wanita, sehingga kehamilan diusia ini lebih banyak di bandingkan dengan usia lainnya yang secara tidak langsung juga menyebabkan resiko kematian terbanyak ada pada range umur ini. Jumlah penduduk dengan usia kehamilan tertinggi 20 – 34 tahunjuga dibuktikan dengan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013di daerah perkotaan maupun pedesaan tertinggi kehamilan pada usia prodiktif yakni 20 – 34 tahun. Sehingga pada rentan umur tersebut terdapat banyak kejadian kematian diakibatkan banyaknya kehamilan diusia tersebut.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
31
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 3.11 Proporsi penduduk yang sedang hamil berdasarkan laporan rumah tangga Menurut kelompok umur dan tempat tinggal, Indonesia 2013
Sumber : Riskesdas Tahun 2013
Sedangkan trend kematian ibu di Provinsi Gorontalo dari kurun waktu tahun 2010 hingga 2014 mengalami fluktuasi yakni sebanyak 40 ibu mati di tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2011 meningkat sebanyak 49 ibu mati hingga tahun 2013 meningkat lagi menjadi 52 ibu mati. Di tahun 2014 angka ini mengalami penurunan yakni sebanyak 39 kematian ibu (194,7/100.000 KLH). Data selengkapnnya dapat dilihat melalui gambar berikut : Gambar : 3.12 Trend Jumlah dan Angka Kematian Ibu kurun waktu 5 (Lima) tahun Provinsi Gorontalo Tahun 2010–2014 249.7 210
243.3
251.7 194.7
177
160 Target RPJMD AKI 2014 : 159,1/100.000 KLH
110 60
40
49
48
52
39
2012
2013
2014
10 2010
2011
Angka
Jlh
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2010 – 2014
Trend angka kematian ibu di Provinsi Gorontalo yang mengalami fluktuatif selama kurun waktu 5 tahun ini menggambarkan bahwa masalah
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
32
Profil Kesehatan Tahun 2014 yang sama yang menjadi penyebab kematian ibu belum terselesaikan dengan baik. Masalah utama penyebab kematian ibu berdasarkan laporan dari penyebab kematian ibu Kabupaten / Kota adalah masih tingginya persentase perdarahan yang terjadi di tahun 2014 sebanyak 10 kejadian dengan persentase
25,6%.
kegawatdaruratan
Hal
obstetri
ini
disebabkan
sebagai
akibat
terlambatnya dari
penanganan
keterlambatan
sarana
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dengan resiko tinggi.Selain itu juga terdapat faktor tenaga kesehatan yakni bidan yang belum melakukan penanganan kegawatdaruratan obstetri secara optimal. Sesuai data kesehatan ibu Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2013, dari 779 bidan yang berada di Provinsi Gorontalo (baik bidan PNS dan bidan PTT) hanya 232 bidan yang telah dilatih Asuhan Persalinan Normal (APN). Pelatihan APN bertujuan agar terlaksananya persalinan normal dengan baik dan benar, selain itu penyebab
lainnya
adalah
kepesertaan
KB
berkualitas
yang
masih
kurang.Berikut data jumlah dan persentase kematian ibu berdasarkan penyebab kematian : Gambar : 3.13 Jumlah dan Persentase Kematian Ibu Berdasarkan Penyebab Kematian Provinsi Gorontalo Tahun 2014
10 (25.6 %)
17 (43.6 %)
8 (20.5 %) 4 (10.3 %)
Perdarahan Infeksi
Hipertensi Lain - Lain
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014 Penyebab lain Kematian Ibu dipengaruhi pula karena rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil yang merupakan penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Permasalahan yang terjadi ini tentunya menjadi tanggungjawab seluruh lapisan, lingkungan kesehatan, lintas sektor dan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
33
Profil Kesehatan Tahun 2014 masyarakat, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh. Sehingga penyelesaian masalah yang antara lain berupa kebijakan, program kegiatan oleh pemerintah dan peran serta keluarga maupun masyarakat agar dapat bersama – sama berkomitmen berupaya menjaga kesehatan ibu dan menurunka angka kematian ibu dengan tepat. Berdasarkan data penyebab kematian ibu diatas bahwa tiga faktor utama penyebab kematian ibuyakni pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (25,6%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan; proporsinya berkisar antara kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen. Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu yang adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan sebesar 20,5%. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan, danakan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. Sedangkan persentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu melahirkan adalah infeksi (10,3%). Dari data yang ada, upaya pelayanan terhadap ibu hamil sudah cukup tinggi dilihat dari cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014 mencapai 91%, secara nasional capaian ini sudah mencapai target yakni 90% (Target Nasional) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. pelayanan K1 100,2% an K4 mencapai 89,1%. Sehingga faktor penyebab kematian saat ini difokuskan pada ibu hamil dengan resiko tinggi yang dikarenakan penyakit dan kebutuhan gizi ibu hamil yang masih kurang. Perbandingan dengan hasil survei SDKI bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan provinsi Gorontalo tahun 2014 sebesar 91%sudah meningkat dibandingkan dengan 73% capaian dalam SDKI 2007. Apabila dilihat dari Kondisi geografis, persebaran penduduk dan sosial budaya merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya aksesibilitas terhadap tenaga pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan tentunya kondisi
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
34
Profil Kesehatan Tahun 2014 geografis yang sulit sehingga memerlukan sarana dan prasarana serta tenaga yang siap diwilayah tersebut. 1. Usia Harapan Hidup (UHH) Usia Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah disuatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pembrantasan kemiskinan. Tabel :3.14 Capaian Usia Harapan Hidup (UHH) Provinsi Gorontalo Tahun 2006-2013 85
Target RPJMD 2013 UHH : 67,52
80 75 70
65.6
66.2
65.9
66.4
66.8
67.1
67.47
67.54
2010
2011
2012
2013
65 60 55 50 2006
2007
2008
2009 Tahun
UHH
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Usia harapan hidup Provinsi Gorontalo dari kurun waktu tahun 2006 sampai 2012 mengalami peningkatan, dimana tahun 2006 capaian usia harapan hidup 65,6 tahun terus meningkat hingga tahun 2013 mencapai 67,54 tahun. Peningkatan UHH Provinsi Gorontalo seiring dengan peningkatan IPM, dari 71,31% ditahun 2013 meningkat menjadi 71,77% di tahun 2014.Meningkatnya
upaya
kesehatan
melalui
pelayanan
kesehatan
di
Puskesmas dan meningkatnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
35
Profil Kesehatan Tahun 2014 Dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan dapat dilihat dari capaian Usia Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian Ibu (Ibu) dan pencapaian Angka Kematian Bayi (AKB). Pengukuran IPM ini dibuat utuk menentukan lokasi program dan kegiatan yang akan direncanakan dan dilaksanakan ke depan. B.
Angka Kesakitan (Morbiditas) 1.
Angka Kesakitan TB Tuberculosis adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri yang berpengaruh
pada
paru,
sistim
kekebalan
tubuh
yang
baik
dapat
mengendalikan penyakit ini. Menurut WHO penyakit TB adalah penyebab kematian yang besar untuk ODHA diseluruh dunia, sehingga percepatan penanggulangan dan pengendalian penyakit ini secara nasional ditargetkan melalui komitmen global Millenium Development Goals (MDG’s) hingga tahun 2015 melalui goal 6 (enam) yakni Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya. Hasil Riskesdas tahun 2013 prevalensi penduduk Indonesia yang di diagnosis TB Paru menurut Riskesdas 2013 yakni 0,4%. Gorontalo termasuk dalam 5 (Lima) Provinsi dengan TB Paru tertinggi (0,5%), Provinsi lain adalah Jawa Barat (0,7%), Papua (0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Banten (0,4%) dan Papua Barat (0,4%). Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar :3.15 Prevalensi TB Paru Menurut Provinsi Tahun 2007 & 2013
Sumber : Riskesdas Tahun 2013
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
36
Profil Kesehatan Tahun 2014 Angka Kasus Baru TB Paru BTA positif yang di Notifikasi per Kabupaten /Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 yang bersumber dari profil kesehatan Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar :3.16 Proporsi Pasien Tb Paru Positif Tahun 2014
Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Prov. Gorontalo Thn 2014
Berdasarkan data diatas, kasus baru TB Paru BTA + yang ditemukan di Provinsi Gorontalo Tahun 2014, terbanyak di Kabupaten Gorontalo yaitu sebanyak 620 kasus paling sedikit di Kabupaten Pohuwato sebanyak 124 kasus, rata – rata Provinsi Gorontalo Case Notification Rate (CNR) adalah 179 per 100.000 penduduk. Angka ini tidak dapat menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan karena penemuan kasus ini berdasarkan kinerja dari petugas di lapangan. Capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan CNR (Case Notification Rate) mencapai 163 per 100.000 penduduk tahun 2013. Adapun indikator keberhasilan program pengobatan TB Paru BTA positif dapat diukur dalam angka success rate. Persentase Success Rate (SR) adalah Persentase pasien TB Paru BTA positif yang dinyatakan sembuh ditambah dengan % penderita TB paru BTA + yang selesai berobat. Provinsi Gorontalo angka success rate mencapai 85,3%, tertinggi di Kabupaten Bone Bolango mencapai 98,5% dan terendah di Kabupaten Pohuwato yang hanya 15,2%. Data capaian program selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
37
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.17 Persentase Angka Success Rate TB Paru BTA Positif di Kabupaten / Kota se-Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan persentase capaian success rate TB terendah SR adalah Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo Utara. Secara Nasional angka Provinsi ini sudah mencapai target. Analisis ini dibuat berdasarkan data yang ada pada aplikasi SITT dan hasilnyapun sangat tergantung dengan kinerja petugas puskesmas untuk melakukan input data pada aplikasi tersebut. Secara manual Angka SR Kabupaten / Kota sudah > 95% akan tetapi di aplikasi SITT yang terbaca adalah angka yang diinput oleh petugas Puskesmas/Kabupaten. 2. Angka Kesakitan Pneumonia Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan yang terbanyak didapatkan dan sering merupakan penyebab kematian hampir di seluruh dunia. Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi napas >50 kali/menit), sesak dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang). Di Indonesia menurut hasil Riskesdas insiden dan prevalensi pneumonia tahun 2013 adalah 1,8% dan 4,5%. Lima Provinsi yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi menurut umur adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) (4,6% dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan 5,7%), Sulawesi Barat (3,1% - 6,1%) dan Sulawesi Selatan (2,4% dan 4,8%). Hasil Riskesdas menyatakan Provinsi Gorontalo mengalami insiden dan prevalensi pneumonia Tahun 2013 yakni 1,7% dan 4,1%.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
38
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.18 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita Kabupaten / Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Profil Kes. Kabupaten / Kota Tahun 2014
Persentase
Cakupan
penemuan
kasus
pneumonia
balita
di
kabupaten/kota se Provinsi Gorontalo masih jauh dari standar Nasional (85%), Provinsi Gorontalo baru mencapai 49.5%. Angka tertinggi adalah Kabupaten Boalemo 99% dan terendah Kabupaten Pohuwato 13.1%. Cakupan penemuan pneumonia balita sangat tergantung pada ketrampilan petugas dalam melakukan diagnosa dan tata laksana secara tepat kasus pneumonia balita, selain itu juga kerja sama serta koordinasi dengan praktek-praktek swasta juga mendukung dalam pencapaian target penemuan kasus pneumonia balita. Kasus yang ditemukan sama artinya telah dilakukan tata laksana sesuai standar. Upaya ini diharapkan dapat membantu menekan angka kematian bayi balita akibat penumonia. 3. Kasus HIV / AIDS AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebut dengan retroviruses yang sering disebut dengan HIV.Virus AIDS menyerang sel darah putih khususnya yang disebut dengan T-lymphocytes. Seseorang yang terinfeksi HIV AIDS system kekebalan tubuhnya akan menurun drastis. Kasus HIV /AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan termasuk di Provinsi Gorontalo, sampai Desember 2014 kasus HIV/AIDS dilaporkan kasus HIV sebanyak 37 kasus, AIDS sebanyak 75 kasus.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
39
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.19 Jumlah Kasus HIV dan AIDS Berdasarkan Kelompok umur Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014
Untuk kasus HIV Aids dilakukan analisis berdasarkan ditribusi kelompok umur, berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa penderita HIV/Aids terbanyak pada kelompok usia produktif 25 -49 tahun, Kasus HIV 37 kasus dan Aids 75 kasus. Data ini dapat menjadi pertimbangan dalam merencanakan kegiatan atau intervensi untuk melakukan pengendalian penyakit HIV Aids, Meskipun prevalensinya kecil akan tetapi jumlah kasus yang terus meningkat setiap tahunnya merupakan permasalahn yang harus dicarikan solusinya. Indikator kinerja pada tahun 2015 adalah ODHA (orang dengan HIV aids) yang diberikan obat ARV (Anti Retroviral Virus). Target MDGs untuk HIV dan Aids adalah menghentikan laju penyebaranserta membalikkan kecenderungan pada tahun 2015. Kedua hal ini belum sepenuhnya kita laksanakan karena di Indonesia khususnya di Provinsi Gorontalo keadaan tidak terkendali. Masalah utama yang harus diatasi adalah rendahnya pengetahuan dan kesadaran tentang isu – isu HIV Aids serta terbatasnya layanan untuk menjalankan tes untuk pengobatan dan stigma yang kuat yang menganggap bahwa HIV hanya memihak pada orang – orang yang tidak bermoral, menjadi tantangan bersama.Berbagai kebijakan pemerintah diarahkan dalam penanggulangan AIDS, salah satunya sejak tahun 1994 pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden No. 26 tahun 1994 dibentuklah Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) ditingkat Nasional yang
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
40
Profil Kesehatan Tahun 2014 kemudian disusul terbentuknya KPA seluruh Provinsi dan masih banyak lagi kebijakan
internasional
terkait
dengan
pengendalian
lajunya
epidemik
HIV/AIDS. Dari kebijakan ini muncul langkah – langkah prioritas yang mencantumkan program ini dalam perencanaan strategis pembangunan kesehatan, menetapkan dan memperkuat KPA untuk mengkoordinasikan upaya penanggulangan HIV/AIDS bersama perangkat daerah lainnya. 4. Kasus Diare Diare
atau
diarrhea
adalah
sebuah
penyakit
dimana
penderita
mengalami rangsangan buang air besar yang terus menerus dengan tinja atau feses dengan kandungan air berlebihan. Gambar :3.20 Presentase Kasus Diare yang di Tangani per Kabupaten / Kota Se - Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014
Persentase kasus diare yang ditemukan dan ditangani sesuai standar di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 adalah 102,7%, angka ini secara Nasional telah mencapai target, dengan asumsi angka kesakitan 214 per 1000 penduduk dan target penemuan sebesar 10%. Berdasarkan hasil kajian diare tahun 2014 angka kesakitan diare adlah 997 per 1000 penduduk,ini berarti hampir semua penduduk
di
Indoensia
pernah
sakit
diare,
oleh
karenanya
perlu
dipertimbangkan bahwa target penemuan kasus diare dapat ditingkatkan, 1520% sehingga penemuan kasus dapat lebih maksimal khususnya untuk tata laksana sesuai standar. Saat ini program pemerintah yang dapat dilakukan untuk intervensi dalam pengendalian penyakit diare adalah LROA (Layanan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
41
Profil Kesehatan Tahun 2014 Rehidrasi Oral Aktif) dan untuk indikator kinerja program diare selanjutnya adalah Kabupaten /Kota dengan persentaseLROA aktif dipuskesmas. 5. Kasus Kusta Berdasarkan
indikator
kinerja
Nasional
program
kusta
adalah
persentase kasus kusta pada anak usia 0-14% serta kasus kusta cacat tk II < 5%.Kusta adalah penyakit infeksi menahun yang disebabkan kuman kusta yang menyerang kulit dan saraf tepi yang disebut dengan mycobacterium leprae. Dalam tubuh manusia, kuman dapat ditemukan dikulit, kelenjar keringat, folikel rambut dan air susu ibu. Penyakit kusta (lepra) masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup besar di Indonesia,beban Kusta di Indonesia terbagi atas dua, yaitu provinsi dengan bebab kusta rendah (low endemik) dan Provinsi dengan kasus baru 10 atau lebih (High endemik).Tahun 2013 Provinsi Gorontalo masih termasuk kategori Provinsi dengan beban kusta tinggi (High Endemik) dengan Penemuan kasus sebesar 19,23 per 100.000 penduduk, dengan proporsi terbanyak penderita adalah laki-laki sebesar 62,96% dan perempuan sebanyak 37,04%. Demikian juga dengan kasus pada anak dan angka kecacatan tingkat II, pada tahun 2014 persentase kasus kusta dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar :3.21 Persentase Kasus Kusta pada Anak dan Cacat Tkt. II per Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014
Gambar di atas menunjukkan proporsi angka kasus kusta. Provinsi Gorontalo pada tahun 2014 masih diatas <5%, yaitu kasus pada anak
6%
dan kasus cacat tk. II 8,7%. Capaian ini menurun dibandingkan dengan tahun
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
42
Profil Kesehatan Tahun 2014 2013 dengan angka proporsi cacat tk. II sebesar 6,5% melebihi standar Nasional. Artinya penularan kasus kusta
masih terjadi dan juga penemuan
kasus yang terlambat, untuk kedepan indikator kinerja program kusta adalah % cacat pada kasus baru kusta yang ditemukan, intervensi program yang diharapkan memiliki daya ungkit dalam pencapaian kinerja ini adalah kegiatan RVS (Rapid Village Survey) yaitu kegiatan yang dilakukan dilokasi endemis kusta yang bertujuan untuk menemukan kasus kusta sedini mungkin sebelum terjadinya cacat. Adapun proporsi paling besar kasus dengan cacat tk. II adalah di Kabupaten Gorontalo Utara (31,6%) dan terendah adalah Kabupaten Gorontalo (2,4%). Angka proporsi cacat tk.II menunjukkan kinerja petugas dalam case finding
dan
case
holding,
bisa
diasumsikan
kinerja
petugas
rendah
kemungkinan lain adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda dini kusta. Untuk kasus kusta pada anak secara Nasional di tetapkan targetnya yakni <5%. Untuk Tahun 2014 Provinsi Gorontalo sebesar 6% menurun dibandingkan tahun sebelumnya yakni 9,7%, dengan proporsi kasus kusta pada anak terbesar di kabupaten Gorontalo sebesar 14,6% dan terendah di Kota Gorontalo yakni 3,6%. Tingginya kasus pada anak menunjukkan masih tingginya penularan kusta di masyarakat. 6. Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) per 100.000 Penduduk < 15 tahun Acute Flaccid Paralysis (AFP) merupakan gejala awal dari penyakit polio. AFP adalah semua anak < 15 tahun dengan kelumpuhan (paralysis/paresis) yang sifatnya layuh (Flaccid) terjadi secara mendadak (Acute), bukan disebabkan oleh ruda paksa. Data surveilans menyatakan insiden polio tertinggi pada usia< 3 tahun (50 – 75%). Indikator yang harus dicapai pada surveilans AFP ini adalah non polio AFP Rate dan specimen adekuat. Secara Nasional telah memenuhi target yaitu >2 per 100.000 anak usia<15 Tahun, dengan specimen adekuat >80%. Termasuk di Provinsi Gorontalo untuk tahun 2014 AFP (Non Polio) Rate per 100.000 mencapai 5,65 / 100.000, capaian ini menurun dibandingkan dengan tahun
2013 AFP Rate (Non Polio) adalah
5,87 per
100.000 anak usia < 15 Tahun, akan tetapi angka ini belum merata di Kabupaten / Kota.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
43
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.22 Jumlah kasus AFP per Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo dan AFP Rate per 100.000 penduduk usia < 15 tahun
Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014
Dalam strategi pencapaian eradikasi polio (endgame Polio strategy) salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah survilance AFP yang berkualitas. Provinsi Gorontalo Untuk tahun 2014
AFP Rate per 100.000 penduduk usia
< 15 tahun adalah 5,65. Angka ini telah melebihi target Nasional (> 2 per 100.000 penduduk usia <15 tahun). Intervensi program yang dilakukan adalah peningkatan kualitas surveilans juga penatalaksanaan specimen sesuai standar. Gambar di atas menunjukkan jumlah kasus AFP per Kabupaten / Kota, tertinggi kasus AFP terjadi di Kabupaten Boalemo sejumlah 9 kasus, Kabupaten Gorontalo sebanyak 4 Kasus, Kabupaten Pohuwato dan Bone Bolango masing masing sebanyak 2 kasus dan terendah Kabupaten Gorotalo dan Gorontalo Utara masing – masing 1 Kasus. 7. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam berdarah atau demam dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan atau menyebarkan virus dengue. Gejala dari demam dengue ini adalah demam, sakit kepala, kulit kemerahan yang tampak seperti campak, nyeri otot dan persendian. Jumlah kasus DBD yang dilaporkan di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 berjumlah 289 kasus dengan angka Insiden Rate (IR) per 100.000 penduduk 26,5 (Angka Nasional 51 per 100.000 penduduk). angka ini meningkat dibandingkan dari jumlah kasus ditahun 2013 yakni sebanyak 243 kasus.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
44
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.23 Jumlah Kasus DBD dan Angka Insiden Rate per 100.000 Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2013
Gambar diatas menujukkan di tahun 2014 jumlah kasus DBD
yang
ditemukan adalah 289 kasus dengan Incidence Rate (IR) 26.5 per 100.000 penduduk, target Nasional IR DBD adalah 20 per 100.000 penduduk. Cakupan program ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan IR 21,6 / 100.000 penduduk. Hal ini berarti bahwa angka kesakitan DBD di Provinsi Gorontalo masih cukup tinggi. Selain itu juga penyakit DBD di Provinsi Gorontalo untuk tahun 2014 menduduki peringkat I, sebagai penyakit yang sering menyebabkan KLB di wilayah Provinsi Gorontalo pada tahun 2014. Meskipun Insiden Rate DBD masih jauh dari angka nasional, tetapi berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) selama tahun 2014 DBD merupakan salah satu penyakit menular yang paling sering menimbulkan KLB yakni sebanyak 46 KLB sepanjang tahun 2014. Intervensi program yang dilaksanakan adalah selain menggiatkan kegiatan 3M Plus, Kegiatan PSN/Jumat bersih, Jumantik (Juru Pemantau Jentik) 1 rumah 1 jumantik, Pokjanal DBD (merupakan sarana untuk menyeimbangkan peran pemerintah dan masyarakat serta multi sektor dalam pengendalian dan penanggulangan DBD. Sebagai sarana komunikasi lintas sektor dalam pengendalian
DBD,
fogging
menjadi
alternatif
terakhir
kegiatan
penanggulangan dan dilakukan berdasarkan hasil surveilans epidemiologi. 8. Kasus Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi sasaran prioritas komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDG’s) tujuan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
45
Profil Kesehatan Tahun 2014 ke – 6 yakni perang terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya. Berbagai
upaya
untuk
pengendalian
penyakit
malaria
ini
diantaranya
pencegahan dengan penggunaan kelambu dan penyemprotan dalam ruangan agar terhindar dari nyamuk pembawa penyakit malaria.Data Riskesdas sebanyak 15 Provinsi mempunyai prevalensi malaria di atas angka Nasional sebagian besar berada di Indonesia Timur. Gorontalo mempunyai Insiden malaria 0,2% dan Prevalensi 1,1%.Insiden tertinggi terjadi di Papua dengan angka 31,4% dan terendah di Bali dengan 0,3%. Gambar :3.24 Insiden Malaria Menurut Provinsi Tahun 2007 & 2013
Sumber : Profil Kes. Kab / Kota Tahun 2013
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 di Provinsi Gorontalo kasus malaria dapat dilihat dari angka Annual Paracite incidence (API) yang menunjukkan angka 1,2 per 1000 penduduk. Angka ini sudah mencapai target Nasional dimana pemerintah telah menargetkan secara Nasional API sebesar (1,25 per 1000 penduduk). Guna mengukur pencapaian API dalam upaya pengendalian penularan malaria saat ini dilihat dari Angka Slide Positif Rate (SPR).
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
46
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.25 Angka SPR (Slide Positif Rate) Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2013
Dari gambar diatas menunjukkan persentase angka SPR (penderita positif dengan pemeriksaan sediaan darah) terhadap kasus malaria masih tinggi, angka Kabupaten / Kota tertinggi terjadi di Kabupaten Boalemo yakni 21,7%, kemudian Kabupaten Bone Bolango 10,3%, terendah di Kabupaten Gorontalo Utara yakni 0,96%. Provinsi Gorontalo mencapai 7,2%. Pencapaian SPR tahun 2014 ini menurun dibandingkan dari 9,38%, angka ini masih tinggi dari target Nasional yang seharusnya dicapai yakni <5%. Annual Paracite Incidence (API) di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 telah mencapai target yaitu < 1 per 1000 penduduk, akan tetapi di kabupaten/kota masih terdapat daerah endemis malaria. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa % slide positif malaria dibandingkan dengan sediaan yang diperiksa masih cukup tinggi 7.2% seharusnya < 5%. Dengan SPR (Slide Positif Rate) yang masih >5% dan API < 1 per 1000 penduduk menjadi pertimbangan dilakukan intervensi program yaitu meningkatkan jumlah sediaan darah yang di periksa baik dengan mikroskopis maupun dengan RDT dan ABER (Annual Blood
Examination Rate) % nya akan mencapai > 10% dalam satu tahun terhadap jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu, sehingga data API < 1 Per 1000 penduduk dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan. 9. Filariasis Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular kronik yang disebabkan oleh sumbatan cacing filaria dikelenjar / saluran getah bening,
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
47
Profil Kesehatan Tahun 2014 menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar / saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa elefantiasis. Di Provinsi Gorontalo mulai melaksanakan Pemberian Obat Masal Pencegah (POMP) filariasis sejak tahun 2007 dikab/kota meskipun selesainya tidak serentak dan pada tahun 2013 semua kab/kota telah melaksankan POMP selama 5 tahun berturut turut dengan cakupan < 85%.
Hasil ini belum mencapai target
Nasional (85%) dan juga kondisi di lapangan yang didapati bahwa banyak masyarakat yang tidak mengkonsumsi obat tersebut karena takut efek samping. Tahun 2013 pertama kali dilakukan kegiatan TAS (transmission Assessment Survey) yaitu kegiatan pengambilan darah jari pada anak sekolah dasar untuk mengetahui apakah masih terjadi transmisi kasus filariasis. Tahap ke II dilakukan pada tahun 2014 di Kabupaten Boalemo dan ditetapkan cut of pointnya adalah 9, dan hasil positif di Boalemo adalah 87, sehingga kabupaten Boalemo direkomendasikan untuk melakukan POMP lagi pada tahun 2016. Untuk Kabupaten/Kota lain TAS tahap II dilakukan pada tahun 2015. Gambar :3.26 Hasil Pelaksanaan Transmission Asessment Survey (TAS) Tahap I & II per Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Seksi P2 Dinas kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014
10. Cakupan Desa / Kelurahan terkena KLB di tangani < 24 jam Kejadian Luar Biasa (KLB) menurut Departemen Kesehatan RI dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004 dijelaskan sebagaitimbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
48
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.27 Frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Menular Provinsi GorontaloTahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa penyakit menular yang paling banyak meneyebabkan KLB (kejadian Luar Biasa) selama Tahun 2014 di Provinsi Gorontalo adalah DBD, Chikungunyah, Diare, rabies. Berdasarkan data ini maka dapat dilakukan intervensi berdasarkan prioritas masalah khususnya dalam penanggulangan penyakit menular. Target Nasional Kejadian Luar Biasa (KLB) ditangani < 24 jam adalah 90% pada Tahun 2013, KLB yang paling sering terjadi pada tahun 2014 adalah DBD dengan frekuensi sebanyak 46 kasus, kemuadian Chikungunyah sebanyak 26 kasus. Selain KLB DBD dan Chikungunya terdapat pula Diare, Rabies, AFP, Keracunan Makanan, Hepatitis A dan Malaria.Jumlah KLB selengkapnya dapat dilihat di lampiran profil ini. C.
Status Gizi Masyarakat Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber daya manusia, semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
49
Profil Kesehatan Tahun 2014 Status
gizi
adalah
suatu
keadaan
tubuh
yang
diakibatkan
oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variable pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai (Gibson, 1990). Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir, 2001). Gambaran status gizi masyarakat di Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari indikator sebagai berikut : 1.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants atau Berat Bada Lahir Rendah (BBLR). Keadaan BBLR di Provinsi Gorontalo pada tahun 2012 berjumlah 560 bayi atau 2,9% dan meningkat pada tahun 2013 yakni 721 bayi atau 3,5% dan meningkat pada tahun 2014 yakni 829 bayi atau 4,2%. Penyebab adanya BBLR ini diakibatkan oleh faktor kesehatan ibu pada saat hamil antara lain penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, Diabetes Melitus, Toksemia Gravidarum dan Nefritis Akut. Selain itu, faktor usia ibu hamil juga sangat mempengaruhi terjadinya BBLR, usia yang masih muda pada ibu hamil banyak mengakibatkan kejadian prematuritas tertinggi di masyarakat. Data BBLR Kabupaten / Kota selengkapnya dapat dilihat dari gambar berikut :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
50
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.28 Jumlah dan Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Provinsi Gorontalo Tahun 2014
100% 99% 98% 97% 96% 95% 94% 93%
1.9
73
4.2
3.9 8.0
2.8
4.7
5.2 829
250 205
68
Jlh
120
113
%
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan jumlah kejadian bayi BBLR tertinggi di Kabupaten Gorontalo yakni 250 bayi dengan BBLR dan jumlah kejadian bayi BBLR terendah di Kabupaten Pohuwato yakni 68 bayi dengan BBLR. Persentase kejadian BBLR tertinggi di Kabupaten Boalemo yakni 8,0% dan terendah di Kota Gorontalo yakni 1,9%. Kejadian BBLR diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah kesehatan ibu selama hamil dan pemeriksaan ibu hamil pada sarana kesehatan serta yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku kesehatan ibu hamil. Faktor lain yang berpengaruh yakni kualitas dari pelayanan Antenatal Care (ANC) terpadu dan terintegrasi yang kurang maksimal. Jika kualitas ANC baik maka penemuan / deteksi dini faktor resiko ibu hamil dapat diatasi sejak dini pula. Saat ini intervensi yang sering dilakukan cenderung setelah bayi dilahirkan bukan pada saat ibu hamil melalui pengawasan pada ibu yang mempunyai faktor resiko tertentu. Upaya jangka pendek yang dilakukan melalui perencanaan terpadu untuk pelayanan ANC sesuai waktu pelaksanaan ANC yang harus dilakukan, misalnya pada saat ibu hamil trimester pertama sampai ketiga dilakukan pengawasan bagi ibu yang beresiko sehingga kasus BBLR dapat diatasi sejak dini dengan membuat program konsumsi makanan dan vitamin bagi ibu hamil. Upaya
jangka
panjang
yang
dilakukan
yakni
peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan kepada masyarakat, yang saat ini telah dilakukan dan merupakan program inovasi Dinas Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
51
Profil Kesehatan Tahun 2014 Kesehatan Provinsi Gorontalo yang telah dilakukan sejak tahun 2008 melalui pembelajaran Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo baik pembelajaran formal di SD, SMP, dan SMA, non formal dalam bentuk pelatihan dan sosialisasi serta in formal di tingkat rumah tangga. Upaya jangka panjang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir, serta lahir mati sebagai akibat dari penyebab yang dapat dicegah dan menurunkan prevalensi kekurangan gizi. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa kondisi kejadian BBLR di Provinsi Gorontalo secara nasional berada pada peringkat ke-6 yakni 13,2% di atas rata-rata nasional yakni 10,2%, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar :3.29 Kecenderungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada balita Indonesia Tahun 2010 dan 2013
Sumber : Riskesdas Tahun 2010, 2013
Hasil Riskesdas tahun 2013 se Provinsi Gorontalo menunjukkan bahwa kejadian BBLR tertinggi di Kabupaten Pohuwato yakni 22,4% dan terendah di Kabupaten Gorontalo Utara yakni 4,8%, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
52
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :3.30 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada balita Di Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Riskesdas 2013 2.
Kasus Gizi Buruk Guna mengukur tingkat status gizi masyarakat di Provinsi Gorontalo pemerintah melalui Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melaksanakan kegiatan Surveilans Gizi dan Pemantauan Status Gizi (PSG) yang merupakan tindakan dan perhatian terhadap kasus gizi buruk yang terjadi. Gizi buruk merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus, serta perlu penanganan yang cermat dan sistematik, hingga diketahui akar penyebabnya dan selanjutnya disiapkan program strategik untuk mencegah agar kasus gizi buruk tidak terjadi, dan kasus gizi kurangyang ada tidak jatuh ke kasus gizi buruk. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah antara lain melalui revitalisasi Posyandu dalam meningkatkan kapasitasnya mendukung pelaksanaan surveilans gizi atau Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)-Gizi. Pemantauan Status Gizi (PSG) adalah salah satu metode penilaian status gizi penduduk, khususnya anak balita, dan merupakan bagian dari Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Sedangkan KADARZI adalah keluarga yang mampu mengenali masalah gizi anggota keluarganya dan mampu mengatasi masalah tersebut baik sendiri maupun dengan bantuan pihak lain. Melalui pelaksanaan PSG-KADARZI diharapkan tersedia informasi status gizi balita dan perilaku keluarga sadar gizi yang terintegrasi secara berkala. Hal ini bermanfaat untuk keperluan perencanaan, penetapan kebijakan dan evaluasi program perbaikan gizi, (Laporan PSG Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
53
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gorontalo, 2013). Persentase status gizi di Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari gambar berikut : Gambar : 3.31 Jumlah Kasus Gizi Buruk di temukan Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014 700 600 500 400 300 200 100 -
608 592 321324 32 47
111 92
59
2013
65
35 47
50 17
2014
Sumber : Profil Dinas kesehatan Kab/Kota tahun 2014
Gambar :3.32 Persentase Gizi Kurang, Gizi Buruk dan Prevalensi Kurang Gizi Tahun 2013
Sumber : Laporan PSG Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2013
Gambar diatas menunjukkan gambaran status gizi yang dilihat dari indikator Prevalensi kekurangan gizi yakni gizi buruk dan gizi kurang. Dari hasil pemantauan status gizi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo diperoleh hasil capaian gizi kurang di Provinsi Gorontalo mencapai 8,1%, kontribusi terbesar ada pada Kabupaten Pohuwato yakni 10,9%
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
54
Profil Kesehatan Tahun 2014 masyarakat dengan gizi kurang. Sedangkan gizi buruk mencapai 2,2% dengan tertinggi ada pada Kabupaten Gorontalo sejumlah 3,4%. Angka ini terus mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil survey PSG di tahun 2012 dimana prevalensi gizi kurang mencapai 14,44% menurun di tahun 2013 hingga mencapai 10,3%. Upaya perbaikan gizi di Provinsi Gorontalo dilakukan dengan 2 (dua) strategi yakni strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang. 1. Strategi jangka pendek penanganan masalah gizi pada balita gizi buruk dan ibu hamil KEK dan Anemiamelalui Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau
Theurapeutic
Feeding
Center
(TFC).
Sampai
saat
ini
seluruh
Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo telah memiliki PPG/TFC dan 2 (dua) diantaranya sudah menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yakni Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone Bolango. 2. Strategi jagka penjang pencegahan masalah gizi dan kesehatan melalui pembelajaran Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo baik pembelajaran formal di SD, SMP, dan SMA, non formal dalam bentuk pelatihan dan sosialisasi serta in formal di tingkat rumah tangga. Upaya jangka panjang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir, serta lahir mati sebagai akibat dari penyebab yang dapat dicegah dan menurunkan prevalensi kekurangan gizi. Selain itu, program nasional yang saat dilaksanakan di Provinsi Gorontalo, yakni Gerakan Nasional Sadar Gizi. Intervensi gizi dalam upaya Gerakan Nasional Sadar Gizi melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek merupakan tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh Sektor Kesehatan dalam bentuk imunisasi, pemberian PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen tablet besi-folat ibu hamil, promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagainya. Sedangkan intervensi sensitive adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sector kesehatan yang sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
55
Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Upaya kesehatan mencakup upaya – upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar. Upaya kesehatan di Provinsi Gorontalo diutamakan pada pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi, gizi masyarakat dan pengendalian penyakit yang dilaksanakan disarana pelayanan kesehatan mulai dari Posyandu, Poskesdes, Puskesmas sampai Rumah Sakit. Saat ini, jumlah Puskesmas di Provinsi Gorontalo sejumlah 93 unit, Puskesmas Pembantu 232 unit dan Puskesmas keliling 93 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan jarak tempuh ke fasilitas kesehatan masih ada daerah terpencil yang cukup sulit dijangkau. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota dengan sistem rujukan pelayanan kesehatan yang berjalan. A. Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan Ante Natal Care(ANC)adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52). Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
56
Profil Kesehatan Tahun 2014 pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Tujuan dari pelayanan antenatal adalah : 1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat. 2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi. 3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. Cakupan pelayanan ibu hamil yakni dilihat dari Kunjungan pertama (K1) dan Kunjungan ke empat (K4).Di Provinsi Gorontalo menurut data profil kesehatan Kabupaten / Kota tahun 2014 capaian kunjungan ibu hamil K1 sudah mencapai target nasional yakni 100,2% melebihi target nasional yakni sebesar 95%.Sedangkan pelayanan K4 ditahun 2014 mencapai 89,1% masih belum mencapai target yakni 95%. Cakupan tahun 2014 ini tidak mengalami perubahan yang signifikan disbanding tahun 2013 dimana persentase K1 tahun 2013 mencapai 100,8% dan berada diatas target nasional. Sedangkan cakupan K4 tahun 2013 yakni 88,3% dibandingkan dengan tahun 2014 angka ini mengalami peningkatan, tetapi masih diperlukan upaya untuk mencapai target yang telah ditentukan tersebut. Kesenjangan antara K1 dan K4 tidak terlalu jauh, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dan kemauan ibu hamil dalam memeriksakan diri ke petugas kesehatan sudah cukup baik namun tetap tidak melupakan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 menunjukkan kunjungan pertama (K1) ideal di Provinsi Gorontalo mencapai >60%. K1 ideal yakni indikator untuk melihat frekuensi yang merujuk pada periode trimester saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Sedangkan K4 Kementerian Kesehatan menetapkan K4 sebagai salah satu indikator ANC. (Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Kemkes RI 2010). Berikut gambaran cakupan indikator ANC K1 ideal dan ANC K4 Indonesia tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas tahun 2013.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
57
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 4.1 Cakupan Indikator ANC K1 ideal dan ANC K4 menurut Provinsi, Indonesia 2013
Sumber : Riskesdas Tahun 2013
Sedangkan capaian Provinsi Gorontalo menurut laporan Kabupaten / Kota cakupan K1 dari tahun ke tahun sudah memenuhi target yang telah ditetapkan dan K4 ibu hamil menurun dari angka K1 yakni 89,1%.Capaian kunjungan ibu hamil K1tahun 2014 tertinggi di Kabupaten Gorontalo Utara dengan capaian 112%, capaian ini sangat baik seiring dengan rendahnya jumlah kematian ibu di Kabupaten tersebut yakni wilayah dengan kematian ibu terendah yakni 3 kematian ibu. Cakupan K1 tertinggi selanjutnya yakni Kabupaten Pohuwato dengan capaian 104,6% dan terendah K1 di Kabupaten Boalemo dengan persentase 85,2%. Sedangkan untuk cakupan kunjungan K4 ibu hamil tertinggi di Kota Gorontalo yakni sebesar 92,6%, hal ini secara langsung dipengaruhi oleh tongkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat serta akses terhadap sarana kesehatan yang mudah dijangkau. K4 tertinggi selanjutnya di Kabupaten Pohuwato mencapai 92,3% dan terendah di Kabupaten bone Bolango yakni 85%. Masih tingginya angka kematian ibu terkait dengan kualitas penanganan dan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan masa nifas serta antenatal care. Kunjugan ibu hamil ini sangat perlu dilakukan guna menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Sehingga memerlukan upaya dengan kerjasama seluruh
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
58
Profil Kesehatan Tahun 2014 masyarakat dalam mengantisipasi resiko yang terjadi pada kehamilan sampai pada persalinan. Gambar : 4.2 Persentase Cakupan K1 dan K4 Berdasarkan Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014 120 100
98.8
92.6
100.2
99.2 89.1
85.2
Kab. Gtlo
Kab. Boalemo
104.6 92.3
112 92.9
87.6
85
100.2 89.1
80 60 40 20 0 Kota Gtlo
Kab. Kab. Bonbol Kab. Gorut Pohuwato K1
Prov
K4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
2. Persalinan
Oleh
Tenaga
Kesehatan
yang
memiliki
Kompetensi
Kebidanan Yang di maksud persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan meliputi dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum dan bidan. Tenaga kesehatan merupakan orang yang memiliki keahlian dalam membantu persalinan sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Gorontalo rata – rata Kabupaten / Kota memperlihatkan penurunan dibandingkan tahun 2013. Persalinan nakes akansangat mempengaruhidalam upaya penurunan AKI dan AKBjika dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar. Kenyataan yang ada selama ini masih terdapat persalinan nakes yang masih dilaksanakan diluar fasilitas kesehatan atau dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang belum memenuhi standar. Kematian ibu melahirkan biasanya akibat kondisi darurat. Sebagian besar kelahiran berlangsung normal, tetapi sebagian kecil diikuti komplikasi akibat pendarahan, infeksi dan kelahiran yang sulit. Komplikasi persalinan dapat menimbulkan konsekuensi sangat serius. Berbagai potensi masalah lainnya bisa Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
59
Profil Kesehatan Tahun 2014 dicegah apabila para ibu memperoleh perawatan oleh tenaga kesehatan terlatih yang tepat sewaktu persalinan.Kurangnya tenaga kesehatan khususnya bidan desa serta kurangnya kualitas bidan akibat kurangnya tenaga terlatih menjadi penyebab masih adanya masyarakat yang memilih bersalin di tenaga persalinan tradisional / dukun. Meskipun saat ini sudah ada program kemitraan bidan dan dukun namun tetap saja persentase persalinan oleh tenaga kesehatan masih kurang optimal yakni 91%. Berikut gambaran persalinan nakes di Provinsi Gorontalo : Gambar : 4.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2013 - 2014 120 100
99
92.8
89.5 87.4
94.3
91.8
103.5 99.1
109.1 99.2
99.8 83.9
96.8
91
80 60 40 20 0 Kota Gtlo
Kab. Gtlo
Kab. Boalemo
Kab. Kab. Bonbol Kab. Gorut Pohuwato
Thn 2013
Prov
Thn 2014
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan adanya penurunan capaian persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan, yakni pada tahun 2013 mencapai 96,8% mengalami penurunan ditahun 2014 menjadi 91%. Penurunan persalinan oleh tenaga kesehatan ini rata – rata terjadi diseluruh Kabupaten / Kota, di Kabupaten Gorontalo Utara misalnya ditahun 2013 dengan capaian 109,1% menurun menjadi 99,2%. Berikutnya di Kabupaten Pohuwato sebanyak 103,5% menurun menjadi 99,1%, sedangkan Kabupaten lainnya yang di tahun 2013 rata – rata capaian persalinan nakes diatas 90%, turun menjadi rata – rata dibawah 90% ditahun 2014. Angka ini akan menjadi perhatian ditahun mendatang karena tidak mencapai target yakni 95% persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Dari hasil Riskesdas tahun 2013 menyajikan proporsi tempat bersalin di fasilitas kesehatan (RS, RB/klinik/praktek nakes,Puskesmas/Pustu) dan Polindes
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
60
Profil Kesehatan Tahun 2014 /Poskesdes serta dirumah menurut karakteristik. Pada kelompok ibu berumur resiko tinggi (umur ibu kurang dari 20 tahun dan umur 35 tahun ke atas) nasional lebih banyak yang melahirkan dirumah mencapai 64,5%. Peningkatan persalinan oleh tenaga kesehatan dikarenakan peningkatan jumlah bidan di sarana
kesehatan
sehingga
mampu
melakukan
pertolongan
persalinan,
meningkatnya jumlah rumah tunggu sebagai tempat sementara untuk upaya menuju ke sarana kesehatan terdekat ibu yang akan melakukan persalinan. Tahun 2012 sebanyak 41 rumah tunggu dan tahun 2013 sebanyak 28 rumah tunggu, faktor berikutnya adanya kepesertaan jaminan kesehatan untuk memudahkan pembiayaan masyarakat yang akan melakukan persalinan. Gambar : 4.4 Proporsi Kelahiran 1 Januari 2010 sampai saat wawancara menurut tempat bersalin dan Provinsi, Indonesia Tahun 2013
Sumber : Riskesdas Tahun 2013 Gambar diatas menunjukkan 70,4% kelahiran pada periode 1 janiari 2010 saat wawancara terjadi di fasilitas kesehatan di polindes/poskesdes dengan persentase tertinggi di rumah bersalin, klinik, praktek dokter/praktek bidan (38,0%) dan terendah di poskesdes/polindes (3,7%), namun masih terdapat 29,6% yang melahirkan dirumah/lainnya. Provinsi Gorontalo mencapai 68% ibu yang melahirkan pada fasilitas pelayanan kesehatan sedangkan masih ada sekitar 32% yang melahirkan dirumah/lainnya. Dari data tersebut dapat dilihat Provinsi Gorontalo masih memerlukan perhatian terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan baik di fasilitas kesehatan atau rumah, karena masyarakat Gorontalo sebagian masih menempati daerah terpencil dengan tingkat pendidikan rendah Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
61
Profil Kesehatan Tahun 2014 sehingga pengetahuan dan jangkauan untuk melakukan persalinan masih perlu ditingkatkan lagi. Upaya pemerataan tenaga kesehatan yang berkompeten untuk menolong persalinan dan upaya pemerataan fasilitas kesehatan perlu dilakukan pemerintah guna menekan serendah – rendahnya jumlah kematian ibu yang masih tinggi di Provinsi Gorontalo. 3. Peserta KB Baru dan KB Aktif Keluarga Berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Ini dilaksanakan guna mencapai keluarga sejahtera yakni upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Jenis – jenis peserta KB yakni peserta KB baru, peserta KB lama dan peserta KB aktif. Sedangkan kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dan sel sperma. Adapun tujuan KB yakni meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.Target nasional mengenai kesehatan reproduksi yang akan dicapai hingga tahun 2015 yang terangkum dalam indikasi keberhasialn Millenium development Goals (MDGs) adalah cakupan layanan KB pada pasangan usia subur (PUS) 70%. Cakupan peserta KB aktif yang tinggi belum menjamin kematian ibu rendah karena tingkat pengetahuan terhadap kontrasepsi jangka panjang sehingga masih perlu konseling kepada petugas kesehatan di tingkat dasar agar petugas
kesehatan
dapat
memberikan
sosialisasi
atau
pengetahuan
ke
masyarakat tentang kontrasepsi jangka panjang dan pengaruh positifnya terhadap pasangan usia subur. Kematian ibu cenderung dialami oleh pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik karena ketidaksesuaian penggunaan sehingga banyak menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan. Lebih lanjut kahamilan yang tidak diinginkan tersebut dapat memicu terjadinya abortus dan faktor resiko lainnya yang merupakan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
62
Profil Kesehatan Tahun 2014 penyebab utama kematian ibu saat ini, tetapi hal tersebut tidak membuat PUS beralih untuk memilih kontrasepsi jangka panjang dikarenakan faktor kurangnya pengetahuan akan manfaat MKJP, faktor takut dan malu saat pemasangan alatkontrasepsi dan faktor seringnya tidak tersedia alat kontrasepsi jangka panjang yang dipilih oleh masyarakat di layanan kesehatan. Berikut jenis kontrasepsi yang digunakan dan kondisi di Provinsi Gorontalo yakni Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang terdiri dari IUD, MOP, MOW dan Implan. Sedangkan jenis kontrasepsi Non MKJP terdiri dari Suntik, Pil dan Obat Vagina.Di Provinsi Gorontalo kondisi tahun 2014peserta KB aktif sejumlah 95.341 peserta PUS dengan persentase 68,3% (Tidak termasuk capaian di kabupaten Pohuwato) sehingga jumlah maupun persentasenya akan lebih tinggi dri keadaan sekarang. Peserta KB baru dari sumber Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo di tahun 2014yakni sejumlah 20.093 peserta dengan persentase 70,4%. Jumlah peserta KB aktif tahun 2014 ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yakni ditahun 2013 jumlah peserta KB aktif sejumlah 117.828 PUS, tetapi dalam persentase peserta KB aktif capaian ini mengalami
peningkatan
dibandingkan
tahun
2013
dengan
capaian
66,6%.Perbandingan peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan oleh PUS selengkapnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Gambar :4.5 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Provinsi Gorontalo Tahun 2014 0.5%
12.7%
25.7%
2.1% 16.4%
39.1% 3.5%
IUD
MOP
MOW
Implan
Kondom
Suntik
Pil
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
63
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar diatas menunjukkan proporsi kontrasepsi aktif di Kabupaten / Kota tahun 2014 terbanyak menggunakan kontrasepsi Suntik sebanyak 39,1%, tertinggi berikutnya penggunaan kontrasepsi Pil sebanyak 25,7%, kemudian Implan sebanyak 16,4% dan terendah penggunaan terhadap kontrasepsi Medis Operatif Pria (MOP) sebanyak 0,5%.Dewasa ini angka kematian ibu terus meningkat,
program keluarga
berencana
(KB)
ini
diselenggarakan
oleh
pemerintah dengan tujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yang nantinya diharapkan dapat berkontribusi dalam penyelamatan terhadap ibu dan peningkatan mutu sumber daya manusia. 4. Desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) Upaya untuk peningkatan Desa UCI (Universal Child Immunization)Salah satu target keberhasilan program immunisasi adalah tercapainya UCI yang merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di 100% Desa/ Kelurahan. Desa UCI (Universal Child Immunization) adalah desa dengan 80% anak usia kurang dari 1 tahun di desa tersebut telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai umur yang terdiri dari HB0 1 kali, BCG 1kali, DPTHB 3kali, Polio 4 kali,Campak 1 kali. Sesuai dengan Keputusan Menkes RI dan Riskesdas (2010) menyatakan UCI adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua
bayi
(anak
dibawah
umur
1
tahun)
Pertumbuhan
pencapaian
Desa/Kelurahan UCI selama ini belum secara merata mencapai 100% bahkan masih banyak yang belum mencapai target. Karena itu pemeritah melakukan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization 2010–2014 (GAINUCI 2010 - 2014) yang merupakan upaya percepatan pencapaian UCI diseluruh desa/kelurahan pada tahun 2014 melalui suatu gerakan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh masyarakat dan berbagai pihak terkait secara terpadu di semua tingkat administrasi. Di Provinsi Gorontalo tahun 2014 capaian UCI desa yakni 85,7%, persentase ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 dengan capaian UCI 80%.Perbandingan cakupan UCI desa per Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
64
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :4.6 Perbandingan Cakupan UCI Desa per Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2013 - 2014 Target Nasional : 90% Target RPJMD 2014 : 81,25% RP
95.1 92.9 83.9 68
66
99 90.5
84.2 85.5
73.7
KOTA GTLO KAB. GTLO
80.5
80
85.7
70.7
KAB. KAB. BOALEMO POHUWATO 2013
KAB. BONBOL
KAB. GORUT
PROV
2014
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2013 - 2014
Gambar diatas menunjukkan perbandangan peningkatan UCI desa dari tahun 2013 Cakupan Desa UCI di Provinsi Gorontalo
adalah mencapai 80%
dengan cakupan tertinggi Kabupaten Boalemo 95,1 % dan Terendah Kota Gorontalo
68%. Sedangkan di tahun 2014 UCI meningkat yakni mencapai
85,7% dengan capaian tertinggi di Kabupaten Pohuwato 99% dan terendah di kota Gorontalo yang hanya mencapai 66%. Dari capaian tersebut masuh perlu upaya meningkatkan cakupan UCI yang telah ditargetkan secara nasional sebesar 90% dan target daerah 81,25%. 5. Cakupan Imunisasi Campak Imunisasi campak merupakan suatu proses memasukkan virus campak yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh guna merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkn antibodi atau kekebalan terhadap penyakit campak. Sehingga manfaat imunisasi campak pada bayi sangatlah penting karena campak dapat menular dengan mudah.Target Nasional Imunisasi Campak yaknilebih dari 90% bayi diimunisasi campak, sedangkan capaian di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 berdasarkan laporan Kabupaten / Kota mencapai 96,4%. Hasil ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 dengan capaian 99,9% bayi diimunisasi campak. Cakupan imunisasi campak merupakan indikator tingkat perlindungan program, dimana capaian dalam tiga tahun terakhir sudah Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
65
Profil Kesehatan Tahun 2014 mencapai target yang telah ditentukan secara nasional.Namun demikian hal ini belum
seiring
dengan
pencapaian
Desa
/
Kelurahan
Unniversal
Child
Immunization (UCI) dimana imunisasi dasar lengkap harus dilakukan terhadap seluruh bayi yang ada, UCI tahun 2014 berdasarkan pelaporan Kabupaten / Kot mencapai 85,7%. Ini berarti anak yang di imunisasi campak masih ada yang terlewatkan
imunisasi
sebelumnya
yakni
imunisasi
BCG,
DPT-HB
ataupolio,sehingga UCI Desa belum dapat dicapai sesuai target.Imunisasi campak di Provinsi Gorontalo selama kurun waktu tahun 2013 sampai 2014 selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut: Gambar :4.7 Persentase Imunisasi Campak Provinsi Gorontalo Tahun 2013– 2014 2013
140.0
121.5
114.6
120.0 100.0
2014
94.7 92.4
101.3 98.1
80.0
105.3 85.4 83.7
107.3 95.9 86.2
99.9 96.4
60.0 40.0 20.0 Kota Gtlo
Kab. Gtlo Kab. Boalemo Kab. PohuwatoKab. Bonbol Kab. Gorut
Prov
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2013– 2014
Gambar diatas menunjukkan peesentase cakupan imunisasi campak, dimana terjadi penurunan capaian tahun 2013 dibandingkan dengan 2014.Di tahun 2013 capaian imunisasi campak yakni 99,9% tertinggi terjadidi Kabupaten Gorontalo Utara 121,5%, disusul Kabupaten Pohuwato 114,6%, Kabupaten Gorontalo 98,1% dan Kabupaten Boalemo merupakan Kabupaten dengan capaian imunisasi campak paling rendah sebesar 83,7%. Sementara ditahun 2014 Kabupaten dengan imunisasi campak tertinggi masih sama yakni Kabupaten Gorontalo Utara dengan capaoan 107,3% (2014), terdapat dua Kabupaten
yang
mengalami
peningkatan
dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya yakni Kabupaten Gorontalo dari 98,1% (2013) meningkat 101,3% (2014) dan Kabupaten Boalemo tetapi masih merupakan Kabupaten yang
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
66
Profil Kesehatan Tahun 2014 terendah cakupan imunisasinya dibandingkan dengan Kabupaten yang lain selama dua tahun terakhir yakni 83,7% (2013) meningkat 85,4% (2014). Dari uraian diatas harus diketahui bahwa setian bayi harus mendapatkan imunisasi campak yang dilakukan tepat waktu untuk menghindari terserangnya penyakit campak, orang tua harus mengetahui mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi campak. Orang tua juga harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak sehingga dapat mengurangi jumlah kematian pada anak setiap tahunnya. B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Akses
dan
mutu
pelayanan
kesehatan
merupakan
kesempatan
untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Saat ini akses dan mutu pelayanan kesehatan diidentifikasi melalui proses perencanaan yang berbasis kesetaraan gender, hal ini dilakukan dalam upaya memenuhi sumber daya dan memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ada 2 (dua) faktor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yakni pelayanan kesehatan yang di harapkan (expected services) dan pelayanan yang dirasakan (perceived services). Selain peningkatan sarana pelayanan dan mutu pelayanan kesehatan, akses terhadap pelayanan kesehatan juga dapat melalui program Jaminan Pelayanan Kesehatan secara menyeluruh (Universal Coverage). Untuk mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, pemerintah telah mengupayakan melalui Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2011 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk menjamin seluruh rakyat agar mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak, termasuk didalamnya kesehatan. Hal ini diperkuat dengan di syahkannya UU BPJS II pada bulan Oktober 2011. Prioritas pembangunan daerah di bidang kesehatan yakni dengan pemberian jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, peningkatan pelayanan pos pelayanan terpadu, pusat kesehatan masyarakat pembantu (Pustu) dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) ditingkat Kabupaten / Kota serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam peningkatan pelayanan pos kesehatan ditingkat desa. Di Provinsi Gorontalo telah di kembangkan program Jaminan Kesehatan Semesta (JAMKESTA)
yang
terintegrasi
dengan
Jaminan
Kesehatan
Nasional
(JKN).
Latarbelakang adanya Jamkesta ini yakni dari banyaknya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan terutama masyarakat miskin yang dilihat dari banyaknya penggunaan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Desa / Kelurahan, hal ini
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
67
Profil Kesehatan Tahun 2014 menandakan masih banyaknya masyarakat miskin yang belum tercover dengan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang merupakan program pemerintah pusat ke daerah. Hingga saat ini sebanyak 235.058 penduduk yang telah dicover dan dilayani di tahun 2014 dari 1.144.586 jumlah penduduk ditahun tersebut, sedangkan sebanyak 504.292 penduduk telah tercover Jamkesmas. Berikut data kepesertaan Jaminan Kesehatan di Provinsi Gorontalo selengkapnya : Tabel :4.1 Kondisi Kepesertaan Jaminan Kesehatan di Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : Seksi Promkes dan JPKM Dinkes Prov. Gorontalo Tahun 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat penduduk dengan kepesertaan jaminan kesehatan beserta realisasinya ditahun 2014. Begitupun dengan penduduk mampu yang saat ini keseluruhan jaminan kesehatan baik penduduk miskin dan penduduk mampu telah dicober dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang bertujuan agar seluruh masyarakat dapat memiliki jaminan kesehatan yang adil dan merata. Program ini juga didukung oleh Dinas kesehatan dan RSUD Kabupaten / Kota dalam hal pendataan peserta dan pelayanan peserta. Pelaksanaan jaminan kesehatan ini juga diupayakan dalam rangka membangun kesadaran hidup sehat untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional. Akses dan mutu pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo juga dapat dilihat dari pelayanan kesehatan penduduk miskin, pelayanan kesehatan usia lanjut, pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
68
Profil Kesehatan Tahun 2014 1.
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut dengan jumlah penduduk usia
lanjut 77.737 (Laki – laki 35.149 jiwa, Perempuan 42.588 jiwa) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebagai berikut: Gambar :4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (Usila) 60 Tahun ke Atas Provinsi Gorontalo Tahun 2014 58.83 56.50
PROV 28.05 28.16
KAB. GORUT
38.41
KAB. BONBOL
67.51
9.97 15.00 6.38 5.34
KAB. POHUWATO KAB. BOALEMO KAB. GTLO
70.09
77.84 93.95 92.58
KOTA GTLO 0
20
40 Perempuan
60
80
100
Laki - Laki
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Upaya pelayanan kesehatanusia lanjut adalah suatu upaya yang menyeluruh pada usia lanjut meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut ditingkat puskesmas secara khusus yakni penyuluhan, deteksi dan diagnosa dini usia lanjut, diagnosa kelainan usia lanjut, proteksi dan tindakan khusus pada usia lanjut dan pemulihan. Sedangkan secara umum dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas lainnya yang terkait.Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan usia lanjut ialah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi pelayanan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya, dalam pemecahan masalah usia lanjut, dalam bentuk pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut. Tahun 2013 persentase pelayanan terhadap usia lanjut mencapai 59,37% yang terdiri dari capaian pelayanan penduduk usila laki – laki sebanyak 56,93% dan pelayanan terhadap usila perempuan sebanyak 61,48%. Dibandingka dengan tahun 2014 capain ini mengalami penurunan yakni dengan capaian 57,77% yang terdiri dari Laki – laki 56,50% dan perempuan 58,83%.Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
69
Profil Kesehatan Tahun 2014 kesehatan usia lanjut sudah terprogram dan dilaksanakan baik di tingkat posyandu, pustu, poskesdes maupun puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar di daerah, namun permasalahan rendahnya cakupan yang timbul karena proses pencatatan dan pelaporan yang tidak dilaksanakan. 2.
Pelayanan Kesehatan Jiwa Untuk mewujudkan program Indonesia Bebas Pasung, yang dicanangkan
oleh Menteri Kesehatan RI pada tahun 2010 di Jakarta, maka pada tahun 2011 Provinsi Gorontalo menindak lanjuti program tersebut, sampai dengan saat ini. Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat yaitu berupa pelayanan kesehatan langsung kepada penderita gangguan jiwa berat yang ada di rumah. Kegiatan ini dilaksanakan bersama pemegang program jiwa di Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas setempat. Selain itu dilaksanakan penyuluhan kesehatan terhadap keluarga dan lingkungan sekitarnya, dimana dukungan sangat diperlukan dalam penyembuhan penderita yaitu dalam hal kepatuhan minum obat. Penyuluhan lainnya yang disampaikan adalah bahwa gangguan jiwa dapat disembuhkan, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderiata gangguan jiwa. Untuk peningkatan keterampilan petugas kesehatan dokter dan perawat dalam hal menangani penderita gangguan jiwa telah dilaksanakan di Provinsi Gorontalo melalui Dana Dekonsentrasi. Namun belum semua petugas program kesehatan jiwa di puskesmas yang dilatih. Yang menjadi kendala besar sampai dengan saat ini, belum adanya dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater) di Provinsi Gorontalo. Selama ini yang dilakukan adalah berkonsultasi langsung dengan psikiater dari Kementerian Kesehatan RI di Jakarta. Selain itu kendala lainnya yang dihadapi yakni tidak adanya dukungan keluarga dari beberapa keluarga penderita. Dan yang paling utama belum ada Rumah Sakit Jiwa untuk Provinsi Gorontalo Tingginya kasus penderita gangguan jiwa, tentunya penyebabnya selain faktor keturunan juga antara lain karena masalah ekonomi, masalah keluarga dan masalah sosial lainnya. Berikut data jumlah penderita gangguan jiwa berat di Kabupaten Kota seProvinsi Gorontalo keadaan sampai dengan Desember 2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
70
Profil Kesehatan Tahun 2014 Tabel : 4.2 Jumlah Penderita Gangguan Jiwa Berat, Yang di Pasung dan Bebas Pasung Di Provinsi Gorontalo sampai dengan Tahun 2014
DATA PASIEN GANGGUAN JIWA BERAT, YANG DI PASUNG DAN BEBAS PASUNG
DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2011 s/d 2014 NO
KAB/KOTA
Ggn Jiwa Berat
Yang di Pasung
Bebas Pasung
1.
Kota Gorontalo
118
5
3
2.
Kabupaten Gorontalo
118
18
15
3.
Kabupaten Boalemo
45
4
4
4.
Kabupaten Pohuwato
36
8
4
5.
Kabupaten Bone Bolango
67
11
10
6.
Kabupaten Gorontalo Utara
69
37
33
TOTAL
453
83
69
Tabel diatas menunjukkan jumlah pasien gangguan jiwa berat di Provinsi Gorontalo sebanyak 453 orang dan 83 orang diantaranya mengalami tindakan pemasungan, dengan pemberian terapi obat antipsikotik baik injeksi maupun oral secara berkala di Puskesmas melalui bantuan obat yang di peroleh dari Kementerian Kesehatan RI, serta tidak kalah pentingnya dukungan keluarga dan masyarakat sehingga 69 orang berhasil dibebaskan dari pemasungan sampai dengan tahun 2014. Sedangkan 14 orang diantaranya yang belum bebas pasung walaupun sudah mendapatkan pengobatan namun keluarga penderita belum bersedia untuk melepaskan pasungnya karena trauma waktu yang lalu berupa tindak kekerasan. 3.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Pelayanan kesehatan tradisional berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 103 tahun 2014 adalah penerapan kesehatan tradisional yang menfaat dan keamanannya terbukti secara empiris dengan memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasan manfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah.Di
Provinsi
Gorontalo
program
kesehatan
tradisional,
alternative,
komplementer dan kesehatan kerja merupakan rangkaian kegiatan penunjang untuk pencapaian program MDG’s dalam menurunkan angka kematian ibu dan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
71
Profil Kesehatan Tahun 2014 anak serta pencegahan penyakit. Berikut bentukpembinaan pelayanan kesehatan tradisional, alternative dan komlementer Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Tabel :4.3 Pembinaan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014
NO
KAB/KOTA
JLH JLH DESA PKM / KEL
BATTRA YANG DA METODE YANG DIGUNAKAN
PEMBINAAN BATTRA
KUNJUNGAN PASIEN
PENGEMBANGAN JLH PASIEN FASILITAS JENIS JENIS BATTRA BATTRA BATTRA BATTRA JLH PETUGAS KADER BATTRA TOGA TOTAL TOTAL DIRUJUK KE KESTRAD KETRAMPILAN RAMUAN ASING DG SIPT DG STPT LAINNYA KUNJUNGAN DILATIH DILATIH DILATIH DIBINA RS/PKM
1 KOTA GORONTALO
10
50
413
29
442
0
0
0
0
0
31
0
445
8
0
0
2
2 KAB. GORONTALO
21
87
726
32
758
0
0
0
0
0
8
0
667
5
0
0
12
3 KAB. BOALEMO
11
82
327
0
327
0
0
0
0
0
0
0
169
3
0
0
0
4 KAB. POHUWATO
16
88
661
107
768
0
0
0
0
0
0
0
540
3
0
0
1
5 KAB. BONBOL
21
165
559
79
638
0
0
1
0
1
0
0
663
4
0
0
1
6 KAB. GORUT
15
114
529
166
695
0
0
0
0
0
2
0
565
4
0
0
18
PROV. GORONTALO 93
586
3215
413
3628
0
0
1
0
1
41
0
3049
27
0
0
34
Sumber : Seksi Kestrad Alkom dan Kesker Dinkes Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Berdasarkan data diatas bahwa jumlah pengobatan tradisional di Provinsi Gorontalo sebanyak 3215, jumlah ketrampilan tradisional ini lebih rendah dibandingkan ditahun 2013 yakni sejumlah 3320 jenis pengobatan dan yang paling banyak adalah Batra Pijat Urut sebanyak 1220. Dari keseluruhan pengobatan tradisional baru satu orang pengobat yang memiliki Surat Terdaftar Pengobatan Tradisional (STPT) yaitu batra yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Disamping itu upaya peningkatan kapasitas petugas pengelola kestrad terus dilaksanakan
melalui
pelatihan-pelatihan
baik
yang
dilaksanakan
oleh
Kementerian Kesehatan RI maupun Dinas Kesehatan Provinsi dan pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), sebanyak 27 orang petugas yang dilatih keterampilan battra dan pembinaan tanaman obat keluarga sebanyak 34 Toga. Berikut data penyehatan tradisional menurut jenis selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut :
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
72
Profil Kesehatan Tahun 2014 Tabel :4.4 Data Penyehatan Tradisional Menurut Jenisnya Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2014
OSTEOPATH
BATTRA BEKAM
APITERAPIS (SENGAT LEBAH)
BATTRA SHIATSU
BATTRA PIJAT TUINA
PANGHUSADA TENAGA DALAM
BATTRA PARANORMAL (PEWASKITA)
PENGHUSADA REIKI
BATTRA QIGONG (CHINA)
YOGI
HIPNOTARAPIS
BATTRA MEDITASI
BATTRA TOUCH FOR HEALTH
BATTRA LAINNYA YANG SEJENISNYA
BATTRA GURAH
SHINSHE
HOMEOPATH
AROMATERAPIST
SPA TERAPISHT
BATTRA ARYUWEDA
1
1
52
2
1
1
0
0
1
0
87
0
0
0
5
0
0
13
62
0
0
0
0
0
28
0
0
0
0
1
0
0
442
2
21
87
326
20
19
218
0
0
0
0
0
0
0
23
0
0
7
29
0
0
10
74
0
0
0
0
0
28
0
0
0
0
0
0
31
785
3
KABUPATEN BOALEMO
11
82
130
11
10
129
3
0
0
0
0
1
0
6
0
0
0
4
0
0
0
33
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
327
4
KABUPATEN POHUWATO
16
88
247
45
2
221
4
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
3
0
0
126
22
0
0
0
0
0
64
1
0
0
0
0
0
29
768
5
KABUPATEN BONE BOLANGO
20
165
242
54
34
146
0
1
0
0
0
0
0
19
0
0
0
43
0
0
0
19
0
0
0
0
1
76
0
0
0
0
0
0
3
638
6
KABUPATEN GORONTALO UTARA
15
114
148
24
16
211
14
0
0
0
0
3
0
7
0
0
0
3
0
0
2
6
0
0
0
0
16
0
0
0
0
0
0
0
153
603
PROVINSI GORONTALO
93
586
1220 155 82 977 23
2
1
0
0
5
0
146
0
0
7
87
0
0 151 216
0
0
0
0
17 196
1
0
0
0
1
0
216
3563
BATTRA LAINNYA YANG SEJENIS
CHIROPRAKTOR
127
BATTRA RAMUAN INDONESIA (JAMU
AKUPUNTURIS
50
BATTRA AJARAN AGAMA
AKUPRESURIS
10
KABUPATEN GORONTALO
BATTRA KEBATINAN
BATTRA PIJAT REPLEKSI
KOTA GORONTALO
KABUPATEN/ JUMLAH JUMLAH KOTA PUSKESMAS DESA/KEL
BATTRA DUKUN BAYI
1
NO
BATTRA PIJAT URUT
BATTRA SUNAT
RAMUAN
BATTRA PATAH TULANG
PENATA KECANTIKAN KULIT/RAMBUT
KETERAMPILAN
TOTAL
Sumber : Seksi Kestrad Alkom dan Kesker Dinkes Provinsi Gorontalo Tahun 2014
C. Perilaku Hidup Masyarakat 1. Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku
hidup
bersih
dan
sehat
(PHBS)
merupakan
wujud
dari
pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu berupaya dalam membiasakan diri berprilaku hidup bersih dan sehat. Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing – masing dan masyarakat dapat menerapkan cara – cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Pengertian PHBS sendiri adalahsekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Tujuan PHBS yakni untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat dengan melaksanakan 10 indikator PHBS dalam rumah tangga yakni : 1) Persalinan oleh tenaga kesehatan, 2) Member bayi ASI eksklusif, 3) Menimbang balita setiap bulan, 4) Menggunakan air bersih, 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) Menggunakan jamban sehat, 7) Membrantas jentik dirumah sekali
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
73
Profil Kesehatan Tahun 2014 seminggu, 8) Makan sayur dan buah setiap hari, 9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari dan 10) Tidak merokok dalam rumah. Terdapat 20 dari 33 Provinsi yang memiliki PHBS yang baik dibawah proporsi nasional. Proporsi nasional yakni 32,3%. Gambar :4.9 Proporsi Rumah Tangga Yang Memenuhi KriteriaPHBS Baik Indonesia Tahun 2013
Sumber : Riskesdas Tahun 2013
Secara nasional menurut hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 pencapaian Rumah Tangga yang memenuhi kriteria PHBS Indonesia mencapai 32,3%, sedangkan Provinsi Gorontalo berdasarkan laporan Kab/Kota tahun 2013 mencapai 59,3%. Caaian ini mengalami peningkatan ditahun 2014 yakni
mencapai64,0%,
pencapaian
tertinggi
di
Kota
Gorontalo
dengan
82,1%,tertinggi selanjutnya diKabupaten Gorontalo Utara yang ditahun 2013 memiliki capaian PHBS terendah yakni 23,4% meningkat di tahun 2014 mencapai 65,4%.Kabupaten terendah di tahun 2014 yakni Kabupaten Pohuwato dengan capaian 2014 46,4%.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
74
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :4.10 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kabupaten / Kota seProvinsi Tahun 2013 - 2014
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
82.1 82.6
64.9 48.7 47.5
52.2
Kota Gtlo Kab. Gtlo
46.4 38.1
Kab. Kab. Boalemo Pohuwato
2013
65.4
64.6 61.1
64.0 59.3
23.4
Kab. Bonbol
Kab. Gorut
Prov
2014
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
2. Persentase Posyandu Aktif Pos Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jd posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat dibidang kesehatan dengan penanggungjawab kepala desa. Konsep posyandu berkaitan erat dengan keterpaduandalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen
Kesehatan, 1987). Jumlah posyandu di Provinsi Gorontalo tahun 2013 yakni 1.310 sedangkan jumlah yang aktif adalah 757 (57,79%). Posyandu diselenggarakan untuk melayani balita ( imunisasi dan timbang berat badan) dan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia (Posyandu Lansia). Tujuan posyandu untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan – kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
75
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :4.11 Proporsi Posyandu Menurut Strata Provinsi Gorontalo Tahun 2014 1.68%
0
3.66%
39.47%
55.19%
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar di atas menunjukkan proporsi strata posyandu, persentase tertinggi ada pada strata Madya sebanyak 55,19%, terbanyak berikutnya ada pada strata Purnama (39,47%) sedangkan pada strata pratama sebanyak 3,66%. Jumlah posyandu terendah ada pada strata Pratama yang hanya 3,66% dan terendah posyandu mandiri yakni 1,68%. Terendah yang berarti terdapat pelayanan lengkap yakni strata Mandiri sebanyak 1,46%. 3. Desa Siaga Aktif Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah – masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga aktif merupakan pengembangan dari desa siaga, pengembangan desa siaga mencakup upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar ke masyarakat desa, menyiapsiagakan mesyarakat dalam menghadapi masalah – masalah kesehatan serta memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kriteria desa siaga aktif adalah : -
Desa yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada diwilayah
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
76
Profil Kesehatan Tahun 2014 tersebut
seperti,
Puskesmas
Pembantu
(Pustu),
Pusat
Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya. -
Penduduknya mengembangkan Upaya kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakat menerapkan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Gambar : 4.12 Jumlah Desa / Kelurahan Siaga Menurut Strata Provinsi Gorontalo Tahun 2014 600 500
484
400 300 206
200 100 0
128
92
62.44
46
124.85 30 28.57
66.67 56
Kota Gtlo
Kab. Gtlo
Kab. Boalemo
14.63
66.12
18 Kab. Kab. Bonbol Kab. Gorut Pohuwato Jumlah %
Prov
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
D. Keadaan Lingkungan Pemeliharaan lingkungan hidup adalah salah satu tujuan dari tercapaian target MDGs goal 7 yakni Memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target percepatan pembangunan kesehatan tahun 2015 di harapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat. Penyehatan lingkungan dapat dilihat dari indikator Rumah Sehat, persentase Keluarga yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak, Tempat – tempat umum (TTU) dan Tempa pengolahan Makanan (TPM)
yang
layak.
Sebagaimana
komitmen
pemerintah
terhadap
Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
77
Profil Kesehatan Tahun 2014 Upaya bidang kesehatan untuk mewujudkan target – target kesehatan lingkungan melalui program dan kegiatan di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada pembahasan berikut : 1. Rumah Sehat Definisi Rumah menurut World Health Organization (WHO) adalah : suatu struktur fisik di mana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, di mana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu. Menurut
penulisan
Aswar,
dalam
buku
Pengawasan
Penyehatan
Lingkungan Pemukiman oleh Djasio Sanropie, rumah bagi manusia mempunyai arti : a. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari. b. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada. c.
Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
d.
Sebagai lambang status sosial yang dimiliki, yang masih dirasakan sampai saat ini.
e.
Sebagai tempat untuk meletakkan atau menyimpan barang-barang yang dimiliki yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan. Pada tahun 2013 jumlah rumah yang layak sesuai syarat kesehatan di
Provinsi Gorontalo yakni sejumlah 132.156 unit rumah dengan persentase 56,7%, capaian ini meningkat di tahun 2014 menjadi 144.678 unit rumah dengan persentase 62,68% rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Penilaian terhadap rumah yang memenuhi syarat ilihat darikondisi fisik rumah, lantai, ventilasi kondisi
jamban
dan
persyaratan
penilaian
kesehatan
lainnya.Berikut
perbandingan cakupan rumah sehat per Kabupaten / Kota selang tahun 2013 dan 2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
78
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar :4.13 Persentase Rumah Sehat Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2013 – 2014 90 80
85.26 75.7 64.29
70 62
60
66.8
61.87 56
62.68 56.7
50
50
41.5 39.24
40
42 38.57
30 20 10 0 Kota Gtlo
Kab. Gtlo
Kab. Boalemo
Kab. Kab. Bonbol Kab. Gorut Pohuwato 2013
Prov
2014
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan persentase Rumah Sehat Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo dalam kurun wktu 2 tahun mengalami peningkatan. Di tahun 2013 persentase rumah sehat mencapai 56,7%, pencapaian ini meningkat di tahun 2014 yakni mencapai 62,68%. Jumlah rumah sehat terbanyak berada di Kota Gorontalo dengan capaian85,26%, kemudian di Kabupaten Pohuwato mengalami kenaikan cukup signifikan yakni 50% ditahun 2013 meningkat mencapai 66,8%ditahun 2014. Terendah capaian rumah sehat di Provinsi Gorontalo terdapat di Kabupaten Bone Bolango dengan persentase 39,24% dan terendah selanjutnya di Kbupaten Gorontalo Utara yang hanya 38,57%.Capaian ini diharapkan meningkat setiap tahunnya seiring peningkatan taraf hidup masyarakat dan perkembangan ekonomi masyarakat Provinsi Gorontalo yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. 2. Penduduk yang memiliki Akses Air Minum yang Layak Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010
menyatakan bahwa persyaratan kualitas air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air yang layak diminum mempunyai standar tertentu yakni telah memenuhi persyaratan fisik, kimiawi, bakteriologis dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Berdasarkan data Riskesdas
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
79
Profil Kesehatan Tahun 2014 tahun 2013 proporsi Rumah tangga yang mengolah air minum sebelum diminum Provinsi Gorontalo mencapai 82,5%, sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pekerjaan Umum 2013, akses air minum di Indonesia saat
ini
baru
melayani
58,05%
dengan
kelayakan
sanitasi
mencapai
57,35%.Persentase akses air minum yang memenuhi syarat kesehatan Nasional Tahun 2013 ditarget sebesar 63,5%.Dari target ini dapat dilihat terlebih dahulu capaian rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum hasil Riskesdas tahun 2013 sebagai berikut : Gambar : 4.14 Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Improved Menurut Provinsi Tahun 2007, 2010 dan 2013
Sumber : Riskesdas Tahun 2013
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, 2010 dan 2013 kecenderungan proporsi Rumah Tangga yang memiliki akses sumber air minum nasional mengalami peningkatan yakni tahun 2007 : 62,0%, tahun 2010 : 62,9%, tahun 2013 : 66,8% dengan capaian Provinsi Gorontalo berdasarkan Riskesdas yakni 70,4% rumah tangga yang memiliki akses sumber air minum
Improved.Target capaian Provinsi Gorontalo tahun 2014 tentang persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas yakni 68,87%, dari capaian Riskesdas capaian ini sudah melebihi target provinsi, tetapi masih perlu peningkatan terus menerus terhadap akses air minum yang layak ini. Data capaian indikator akses air minum memenuhi syarat Provinsi Gorontalo Tahun 2014 yang bersumber dari Profil Kesehatan Kabupaten / Kota mengalami
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
80
Profil Kesehatan Tahun 2014 peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013.Dimana pada tahun 2013 persentaase penduduk dengan akses air minum memenuhi syarat sebesar 58% naik di tahun 2014 sebesar 66,32%. Selengkapnya dapat dilihat dari gambar berikut : Gambar :4.15 Persentase Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Layak Kabupaten / Kota se Provinsi Gorotalo Tahun 2013 - 2014
Prov Kab. Gorut
60.1
51
Kab. Bonbol
48 39.4
Kab. Pohuwato Kab. Boalemo
66.3
58
52.2
56 63.4
15
Kab. Gtlo
74.8 75
Kota Gtlo
78 2014
86.6
2013
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2013 - 2014`
Gambar diatas menunjukkan capaian kabupaten / Kota menurut laporan rutin dari program Kesehatan Lingkungan tahun 2014 tentang proporsi penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak sebesar 66,3%. Capaian ini masih lebih rendah dari target daerah yang menargetkan sebesar 67% penduduk dengan akses air minum yang layak. Tertinggi akses air minum adalah di Kota Gorontalo dari tahun 2013 sebesar 78% meningkat di tahun 2014 menjadi 86,6%. Kemudian tertinggi berikutnya di Kabupaten Boalemo tahun 2013 dengan capaian 75% meningkat menjadi 74,8% ditahun 2014. Hasil terendah tahun 2013 di Kabupaten Boalemo yang hanya mencapai 15% penduduk dan ditahun 2014 terendah di Kabupaten Pohuwato dengan capaian 39,4%. Dari pencapaian ini rata – rata seluruh kabupaten / Kota mengalami peningkatan dan upaya ini bukan tanpa kendala melainkan masih terdapat beberapa kendala dan upaya penyelesaian masalah pada masyarakat.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
81
Profil Kesehatan Tahun 2014 3. Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak Upaya untuk dapat meningkatkan akses sanitasi yang layak terus dilakukan karena
merupakan
faktor
fundamental
dalam
mencapai
kesehatan
masyarakat.Sanitasi yang buruk berdampak negatif pula kualitas kehidupan masyarakat.Target RPJMD Provinsi Gorontalo terhadap Akses Sanitasi yang Layak adalah 61% tahun 2014. Dari tahun 2013 akses sanitasi belum mencapai optimal,
hal
ini
antara
lain
dikarenakan
kesadaran
masyarakat
untuk
menggunakan sarana sanitasi (jamban) belum secara merata dilakukan. Berikut data penduduk dengan akses sanitasi yang layak Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo tahun 2014yakni : Gambar :4.16 Persentase Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2013– 2014
Prov
58.3
53
Kab. Gorut
29
Target RPJMD 61%
32.3 39.1 38
Kab. Bonbol
49 50
Kab. Pohuwato Kab. Boalemo
57
Kab. Gtlo
55
61.6 62
Kota Gtlo
77 0
10
20
30 2014
40
50
60
70
80
85.6 90
2013
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Gambar diatas menunjukkan persentasependuduk dengan akses sanitasi layak (Jamban Sehat) yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah dan belum mencapai target (61%). Akses sanitasi layakyang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalahjenis leher angsa sebanyak 538.996 penduduk dan yang memenuhi syarat sebanyak 510.616 penduduk atau 94,73%. Sarana jamban sehat berikutnya yakni jenis Komunal sebanyak134.601 penduduk pengguna dengan jumlah yang memenuhi syarat sebanyak 120.184 atau sebanyak 89,29%. Sarana jenis komunal yakni sarana yang digunakan secara bersama termasuk MCK.Untuk jenis sarana plengsengan masuk pada kategori tidak memenuhi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
82
Profil Kesehatan Tahun 2014 syarat kesehatan sehingga jumlah penduduk yang menggunakan sarana tersebut dimasukkan pada kelompok yang tidak mendapatkan akses sanitasi yang layak yaitu sebesar 17.232 penduduk pengguna. Dalam upaya penyehatan lingkungan juga terdapat program yang dilaksanakan di desa yakni melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). STBM merupakan Desa yang sudah melakukan upaya penerapan sanitasi berbasis masyarakat minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/ Natural Leader dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total. Untuk Tahun 2014 Persentase Desa yang melaksanakan STBM diProvinsi Gorontalo sebesar 60,4%, capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebesar 35,8%. Tertinggi persentase STBM adalah di Kota Gorontalo (100%), kemudian disusul kabupaten Gorontalo Utara (100%) Pohuwato (99%) KabupatenBoalemo (60,7%), Kabupaten Gorontalo sebanyak 46,3% dan terendah Desa yang melaksanakan STBM yakni Kabupaten Pohuwato (11,43%). Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penyehatan lingkungan adalah sebagai berikut : -
Kebijakan pemerintah daerah yang belum berkomitmen terhadap program menyangkut akses air minum yang layak dengan dibuktikan alokasi anggaran dari APBD untuk program tersebut mulai dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten masih rendah.
-
Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk mendukung program pemerintah (program pemberdayaan sering gagal) karena masyarakat lebih bergantung pada bantuan secara fisik dari pemerintah.
-
Kesiapan sumber Daya Manusia (SDM) yang ada diwilayah Kabupaten / Kota masih kurang
-
Adanya tupoksi ganda terhadap petugas sanitarian sehingga tidak fokus pada pencapaian program penyehatan lingkungan.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
83
Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan 1. Puskesmas Puskesmas di Provinsi Gorontalo di tahun 2014 berjumlah 93 puskesmas, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yakni 92 puskesmas.Jumlah puskesmas ini masih belum mencapai target untuk melayani jumlah penduduk yang yang ada di Provinsi gorontalo.Hal ini dibuktikan dengan penghitungan rasio jumlah puskesmas dibandingkan dengan jumlah penduduk per 100.000 yakni 8. Hal ini berarti 1 puskesmas di Provinsi Gorontalo melayani sebanyak rata – rata jumlah penduduk 130.535 jiwa, sedangkan target nasional pemenuhan sarana pelayanan kesehatan yakni 1 puskesmas melayani 30.000 penduduk. Sehingga masih dibutuhkan tambahan Puskesmas di Provinsi Gorontalo untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat sesuai target dan fungsi adanya Puskesmas. Semakin terpenuhi secara merata jumlah puskesmas dibandingkan dengan penduduk yang dilayani maka semakin terpenuhi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di wilayah tersebut. Dari 93 puskesmas di Provinsi Gorontalo terbagi atas 22 puskesmas rawatinap
dan
71
puskesmas
non
rawat
inap.Puskesmas
tersebut
di
dukungdengan 232 puskesmas pembantu (PUSTU) yang rata – rata 1 puskesmas didukung 2 pustu di Kabupaten / Kota.Hal ini berarti 1 pustu rata – rata siap melayani 4.948 penduduk dengan rasio 20 per 100.000 penduduk. Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) tahun 2014 yakni 288 unit dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sejumlah 1.310 unit yang terdiri dari Posyandu pratama 48 (3,66%), madya 723(55,19%), purnama 517 (39,47%) dan posyandu mandiri 22 (1,68%).
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
84
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 5.1 Jumlah Puskesmas menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo Tahun 2014 Kabupaten/Kota
Kota Gorontalo
Kabupaten Gorontalo
Kabupaten Boalemo
Kabupaten Pohuwato
Kabupaten Bone Bolango
Kabupaten Gorontalo Utara
10 Puskesmas
21 Puskesmas
11 Puskesmas
16 Puskesmas
20 Puskesmas
15 Puskesmas
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014
Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.Puskesmas merupakan ujung tombak dari program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang saat ini merupakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).Peran puskesmas sangat krusial dimana merupakan posisi pelayanan kesehatan dasar yang berperan sebagai kontak pertama kepada masyarakat. Perkembangan Puskesmas menjadi tingkatan yang lebih memenuhi kebutuhan masyarakat meliputi Puskesmas dengan kemampuan PONED. Puskesmas PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar, PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan,
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
85
Profil Kesehatan Tahun 2014 perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih. Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan puskesmas non perawatan disipakan untuk melakukuan pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan PONED. Kriteria pengembangan puskesmas menjadi puskesmas poned yaitu puskesmas sudah berfungsi baik, puskesmas sudah berfungsi menolong persalinan, diutamakan puskesmas perawatan, melayani 50.000 - 100.000 penduduk (kecuali puskesmas di kepulauan) dapat dijangkau dengan waktu tempuh paling lama 2 jam dengan transportasi umum setempat, tenagasekurang – kurangnya 1 orang dokter, 1 orang bidan dan 1 orang perawat yang tinggal disekitar dari segi pendistribusian puskesmas poned minimal 4 puskesmas untuk setiap Kabupaten / Kota. Sedangkan penentuan pengembangan puskesmas poned tersebut harus didahului dengan pemetaan sesuai dengan kebutuhan dan puskesmas poned yang berada di perbatasan dengan Kabupaten / Kota tetangga perlu malakukan koordinasi dengan Rumah Sakit di kedua Kabupaten / Kota. Berikut tabel pengembangan puskesmas poned di Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo. Dari data 93 jumlah Puskesmas di Provinsi Gorontalo, terdapat 22 Puskesmas mampu Poneddengan jumlah Puskesmas Poned aktif sejumlah 14 Puskesmas. Adapun Puskesmas dengan kriteria mampu PONED tetapi tidak aktif, hal ini dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksana di Puskesmas sebagai ketentuan pelayanan Poned tidak lengkap. Ini sering terjadi karena SDM yang telah mengikuti pelatihan Poned baik dokter, perawat maupun bidan mengalami mutasi ke tempat tugas lain, sehingga harus mempersiapkan SDM terlatih lainnya untuk melaksanakan tugas pelayanan Poned. Begitupun halnya dengan Puskesmas yang belum mampu Poned, untuk mengembangkannya sulit dikarenakan kurangnya SDM terutama dokter Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sementara yang melakukan pelayanan saat ini hanyalah dokter yang merupakan Pegawai Tidak Tetap (PTT) serta terdapat faktor lain yakni tidak adanya peralatan penunjang Poned di Puskesmas tersebut. Pengembangan puskesmas poned di Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari tabel berikut : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
86
Profil Kesehatan Tahun 2014 Gambar : 5.2 Jumlah Puskesmas berdasarkan Kriteria PONED dan PONED Aktif Provinsi Gorontalo Tahun 2014 Jumlah PKM : 93, PONED : 22, PONED Aktif : 14
25 21
20
20 16
15
15 11
10 10 5 5
6
5
4
3
1 1
2
4 2
2
1
0 Kota Gorontalo
Kab. Gorontalo
Jumlah PKM
Kab. Boalemo
Kab. Pohuwato
Jumlah PKM PONED
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo Utara
Jumlah PKM PONED AKTIF
Sumber : Seksi Yankes dan Rujukan Dinkes Prov. Gorontalo Tahun 2014
2. Rumah Sakit Di Provinsi Gorontalo tahun 2014 terdapat 12 unit rumah sakit yang terdiri dari 9 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan 3 Rumah Sakit Swasta (2 RS Umum dan 1 RS Ibu dan Anak).5 (lima) RSUD merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yakni 1). BLUD RS Prof. DR. Aloe Saboe Kota Gorontalo, 2). BLUD RS MM. Dunda Limboto, 3). BLUD RS Tani dan Nelayan Boalemo, 4).BLUD RS Pohuwato dan 5). BLUD RS Toto Kabila. 4(empat) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yakni RSUD Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo, RSUD Otanaha Kota Gorontalo, RSUD Tombulilato di Kabupaten Bone Bolango dan RSUD Zainal Umar Sidiki (ZUS) di Kabupaten Gorontalo Utara. Terdapat 2 (dua) RS umum swasta yakni RS Bunda Kota Gorontalo dan RS Islam Kota Gorontalo.RS khusus dengan pengelolaan swasta terdiri dari 1 RS yakni RS bersalin Siti Hadijah Kota Gorontalo. Jumlah sarana ini masih sama dengan tahun 2013 hanya status dari RS Zainal Umar Sidiki yang pada tahun 2013 masing merupakan RS Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beralih status menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Gorontalo Utara. Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan Rumah Sakit antara lain dengan melihat perkembangan sarana rumah sakit, perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
87
Profil Kesehatan Tahun 2014 tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.Rasio tempat tidur (TT) rumah sakit umum milik pemerintah terhadap 750 penduduk berdasarkan target RPJMD di Provinsi Gorontalo tahun 2014 yakni 1 per 750 penduduk dengan jumlah penduduk Provinsi gorontalo 1.144.586 jiwa sehingga diperoleh rasio 1 per 750 penduduk. Hal ini berarti 1 (satu) tempat tidur RS di Provinsi Gorontalo sudah dapat memenuhi target dengan melayani sebanyak 750 penduduk setiap tahunnya. Makin tinggi rasio TT rumah sakit terhadap penduduk maka semakin tinggi kemampuan penyediaan fasilitas perawatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Capaian ini akan terus meningkat dikarenakan saat ini terdapatRumah Sakit Provinsi sebagai fasilitas rawat inap bagi masyarakat Gorontalo. Tabel :5.1 Cakupan Pelayanan Rumah Sakit Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Sumber : RS Kabupaten/Kota Prov. Gorontalo Tahun 2014
Tabel diatas menunjukkan indikator kinerja pelayanan Rumah Sakit di Provinsi Gorontalo dimana jumlah TT terbanyak dimiliki oleh RS Aloe Saboe Kota Gorontalo dengan jumlah 350 TT, kemudian TT pada RS MM. Dunda Kabupaten Gorontalo sejumlah 255 TT, sedangkan yang terendah berada di Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki Kabupaten Gorontalo Utara sejumlah 12 TT. Bed Occupancy
Rate (BOR) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu, persentase pemakaian TT tertinggi yakni di RS Toto Kabila dengan persentase 79% selanjutnya RS Aloe Saboe Kota Gorontalo dengan 70,7% terendah pemakaian TT yakni RS Otanaha dengan persentase 21,1%. Ke depan dengan adanya pelayanan kesehatan yang dijamin pemerintah dan jaminan kesehatan mandiri diharapkan dapat memanfaatkan sarana pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
88
Profil Kesehatan Tahun 2014 kesehatan baik tingkat dasar maupun rujukan sehingga kebutuhan masyarakat akan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik. 3. Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah (PP) tentang tenaga kesehatan yakni PP nomor 32 tahun 1996 yang menyatakan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Yang termasuk dengan
tenaga
kesehatan
diantaranya
adalah
tenaga
dokter,
tenaga
keperawatan yang meliputi perawat dan bidan. Adapun jenis Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan menurut peraturan pemerintah ini di kategorikan menjadi 9 (sembilan) yakni 1) Medis, 2) Keperawatan, 3) Kefarmasian, 4) Kesehatan Masyarakat, 5)Gizi, 6) Keterapian Fisik, 7) Keteknisan Medis, 8) Tenaga Kesehatan Lainnya, 9) Non Tenaga Kesehatan (Penunjang). Yang dimaksud dengan Non tenaga kesehatan yakni tenaga kesehatan tetapi tidak melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan. Kebutuhan tenaga kesehatan dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan serta kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Gorontalo. Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk dapat dilihat pada gambar berikut : Tabel :5.2 Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun2009 –2014 INDIKATOR
2009
2010
2011
2012
2013
2014
TARGET NASIONAL
Rasio Dokter
20
25
30
34
22
27
40
Rasio Bidan
60
40
50
50
48
54
100
Rasio Perawat
85
181
108
109
105
114
158
Rasio Apoteker
4
8
4
-
4
5
9
Rasio Sarjana Kesmasy
19
40
42
35
22
22
35
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota & RS Prov. Gorontalo Tahun 2009 - 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat keadaan tenaga kesehatan di Provinsi Gorontalo selama kurun waktu tahun2009 sampai dengan 2014 jumlah dan rasio tenaga kesehatan tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
89
Profil Kesehatan Tahun 2014 sebelumnya dimana rasio dokter tahun 2013 yakni22 per 100.000 penduduk meningkat menjadi27 per 100.000 penduduk di tahun 2014. Hal ini menunjukkan adanya upaya pemenuhan kebutuhan SDM khususnya dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi sesuai standar nasional. Untuk kebutuhan dokter yang harus dipenuhi yakni 40 per 100.000 penduduk.Di tingkat Kabupaten / Kota sebaran dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan baik ditingkat dasar maupun rujukan rata – rata secara kuantitas meningkat tetapi hal ini masih mengalami kekurangan dikarenakan rasio yang sesuai target yang telah ditentukan belum tercapai, begitu juga dengan jumlah bidan, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Gambaran tenaga kesehatan tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut : Gambar : 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga Provinsi Gorontalo Tahun 2014 97
Tenaga Non Kesehatan
457
Tenaga Kesehatan Lainnya 104
Keteknisan Medis Keterapian Fisik Gizi
16 195 256
Kesmas Kefarmasian
136 1978
Keperawatan Medis
306
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota& RS Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tenaga kesehatan dikelompokkan dalam 9 (sembilan) jenis tenaga. Sehingga diharapkan guna merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan di daerah agar benar – benar sesuai kebutuhan dan tepat sasaran.Saat ini jumlah seluruh tenaga kesehatan baik di Kabupaten / Kota maupun Provinsi dengan jenis dan fungsi masing – masing seperti yang terlihat pada gambar di atas. Lebih lengkap dan jelasnya sebaran tenaga baik di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan Provinsi dapat di lihat pada lampiran dari profil kesehatan ini.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
90
Profil Kesehatan Tahun 2014 Saat ini kebutuhan tenaga kesehatan didasarkan pada Standar Ketenagaan Minimal Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Dimana disebutkan tenaga dokter yang minimal diharapkan berada di Puskesmas agar dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik Puskesmas Rawat Inap minimal memiliki 2 dokter, sedangkan standar Puskesmas Non Rawat Inap minimal 1 dokter. Begitu pula standar untuk tenaga bidan di Puskesmas yakni satu Puskesmas Rawat Inap minimal memiliki 7 bidan, sedangkan Puskesmas Non Rawat Inap minimal memiliki 4 bidan. Standar untuk bidan ini tidak termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa, tentunya di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa minimal memiliki masing – masing 1 orang tenaga bidan. Secara umum tenaga di Provinsi Gorontalo masih berada dibawah target standar yang layak dipenuhi satu daerah untuk melayani kebutuhan akan kesehatan masyarakatnya. Namun demikian pemerintah sudah berupaya memenuhi kebutuhan tenaga ini hingga di daerah terpencil dan kepulauan dengan melaksanakan program peningkatan kapasitas SDM kesehatan melalui pengadaan dokter dan bidan PTT yang akan di distribusikan ke daerah terpencil dan sangat terpencil di seluruh Kabupaten/Kota.Tetapi permasalahan distribusi pegawai maupun PTT saat ini masih kurang efektif, sedangkan kebutuhan akan tenaga terutama dokter dan dokter spesialis di Kabupaten / Kota belum terpenuhi sehingga masih membutuhkan upaya sampai pada pemberlakuan reward dan punishment dari pemerintah untuk menempatkan tenaga kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
91
Profil Kesehatan Tahun 2014 4. Pembiayaan Kesehatan Tabel :5.3 Anggaran APBD Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010– 2014
Kab / kota
2010
2011
2012
2013
2014
27.351.668.206
17.758.936.289
20.026.516.071
32.857.364.683
51.244.512.477
42.479.843.500
34.374.472.000
37.420.760.555
41.330.424.230
51.454.445.788
23.186.067.011
35.098.285.442
96.842.231.311
18.240.664.782
45.393.155.523
15.163.680.652
24.596.907.468
30.776.740.368
37.427.315.211
33.676.623.524
8.117.579.000
15.903.209.553
22.282.114.994
26.334.918.522
38.440.401.687
14.309.819.019
32.246.933.012
26.700.274.214
33.676.623.524
33.676.623.524
4 245.233.629.254 189.867.310.952
253.885.762.523
Kota goronta lo Kab. Goront alo Kab. Boalem o Kab. Pohuwa to Kab. Bone bolango Kab. Gorut
JUMLA H
130.608.657.388
162.387.472.862
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2010-2014
Tabel di atas menunjukkan jumlah anggaran APBD Kabupaten / Kota dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dimana pada tahun 2010 APBD Kabupaten / Kota mencapai Rp. 130.608.657.388,- meningkat hingga tahun 2014 mencapaiRp. 253.885.762.523,-Kabupaten dengan alokasi APBD kesehatan tertinggi di tahun 2014 yakni Kabupaten Gorontalo yang mengalokasikan Rp. 51.454.445.788,- anggaran di Kabupaten ini tertinggi dikarenakan wilayah yang paling luas dengan jumlah penduduk yang paling tinggi dibandingkan dengan Kabupaten lain sehingga kebutuhan akan biaya kesehatan sesuai dengan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
92
Profil Kesehatan Tahun 2014 keadaan masyarakat dilapangan.Sedangkan APBD terendah yakni dialokasikan Kabupaten Pohuwato Rp. 33.676.623.524,-. Tabel :5.4 Anggaran APBD Provinsi Gorontalo Tahun 2014 TOTAL BELANJA APBD 2014 : Rp. 80.491.019.536,o BELANJA LANGSUNG : PAGU : Rp. 64.177.285.000,REALISASI : Rp. 62.266.991.208,PERSENTASE : 97,02% o
BELANJA TIDAK LANGSUNG : PAGU : Rp. 16.313.734.536,REALISASI : Rp. 14.019.983.935,PERSENTASE : 85,93%
Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinkes Provinsi Gorontalo Tahun 2014
Tabel :5.5 Anggaran dan Realisasi Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana Dinas Kesehatan Provinsi Grontalo Tahun 2014
NO
SUMBER DANA
ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
%
1
APBN
19.270.057.000,-
17.985.416.308,-
93,33
2
APBD
80.491.019.536,-
76.253.108.235,-
94,77
3
PHLN
2.824.582.327,-
2.446.022.934,-
86,59
TOTAL
102.585.658.863,-
96.684.547.477,-
94,24
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
93
Profil Kesehatan Tahun 2014
Tabel :5.6 Anggaran Belanja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2014 NO
URAIAN Belanja Tidak
1
Langsung
APBD (Rp)
16.313.734.536,64.177.285.000,-
Belanja Langsung
64.177.285.000,-
3
Belanja Langsung
-
PHLN
-
TOTAL
JUMLAH
16.313.734.536,-
2
3
APBN (Rp)
80.491.019.536,-
19.270.057.000,-
19.270.057.000,-
19.270.057.000,-
2.824.582.327,-
102.585.658.863,-
Tabel :5.7 Anggaran dan Realisasi Pembangunan Kesehatan Dana Dekonsentrasi Satker Dinas Kesehatan Provinsi Grontalo Tahun 2014
NO
URAIAN
ANGGARAN (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1
DK Satker Dikes (01)
5.242.100.000,-
4.741.069.691,-
90,44
2
DK Satker Dikes (03)
7.664.968.000,-
7.373.239.400,-
96,19
3
DK Satker Dikes (04)
604.637.000,-
598.274.758,-
98,46
4
DK Satker Dikes (05)
3.805.728.000,-
3.500.419.259,-
91,98
5
DK Satker Dikes (07)
1.207.444.000,-
1.084.486.806,-
89,82
6
DK Satker Dikes (12)
742.180.000,-
687.926.400,-
92,69
19.267.057.000,-
17.985.416.314,-
93,35
TOTAL
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
94
Profil Kesehatan Tahun 2014
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan data profil yang diuraikan pada bab diatas yang tersaji dalam Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2014, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : A.
Kesimpulan 1.
Provinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara. Luas wilayah Provinsi Gorontalo mencapai
12.215,44 km2, dengan jumlah penduduk berdasarkan estimasi
ditahun 2014 sebesar 1.144.586 jiwa. 2.
Situasi derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Gorontalo tahun 2013 dapat dilihat dari capaian Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi, masing – masing 194,7/100.000 Kelahiran Hidup. Jumlah balita mati tertinggi di Kabupaten Gorontalo sebesar 81 balita mati dengan angka kematian 12,72/1000 KLH. Kematian tertinggi selanjutnya terjadi di Kabupaten Boalemo sebanyak 75 kematian balita dengan angka 29,27/1000 KLH, jumlah kematian balita terendah berada di Kabupaten Gorontalo Utara yakni 26 balita mati dengan angka kematian 12,74/1000 KLH. Angka kematian balita terendah terjadi di Kabupaen Pohuwato yang hanya mencapai 10,35/1000 KLH.
3.
Secara garis besar penyebab kematian Ibu ada tiga faktor utama yakni pendarahan (25,6%), hipertensi saat hamil(20,5%) atau pre eklamasi dan infeksi (10,3%), sehingga dari penyebab ini dapat diupayakan program / kegiatan
lebih
pada
pencegahan
dan
penanggulangan
penyakit
dan
peningkatan status gizi masyarakat. 4.
Upaya untuk dapat meningkatkan akses sanitasi yang layak terus dilakukan karena merupakan faktor fundamental dalam mencapai kesehatan masyarakat. Sanitasi
yang
buruk
berdampak
negatif
pula
kualitas
kehidupan
masyarakat.Target RPJMD Provinsi Gorontalo terhadap Akses Sanitasi yang Layak adalah 61% tahun 2014. 5.
Cakupan pelayanan ibu hamil yakni dilihat dari Kunjungan pertama (K1) dan Kunjungan ke empat (K4).Di Provinsi Gorontalo menurut data profil kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
95
Profil Kesehatan Tahun 2014 Kabupaten / Kota tahun 2014 capaian kunjungan ibu hamil K1 sudah mencapai target nasional yakni 100,2% melebihi target nasional yakni sebesar 95%.Sedangkan pelayanan K4 ditahun 2014 mencapai 89,1% masih belum mencapai target yakni 95%. Cakupan tahun 2014 ini tidak mengalami perubahan yang signifikan disbanding tahun 2013 dimana persentase K1 tahun 2013 mencapai 100,8% dan berada diatas target nasional. Sedangkan cakupan K4 tahun 2013 yakni 88,3% dibandingkan dengan tahun 2014 angka ini mengalami peningkatan, tetapi masih diperlukan upaya untuk mencapai target yang telah ditentukan tersebut. Kesenjangan antara K1 dan K4 tidak terlalu jauh, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dan kemauan ibu hamil dalam memeriksakan diri ke petugas kesehatan sudah cukup baik namun tetap tidak melupakan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan. 6.
Penyakit infeksi terutama HIV/AIDS, TB, Malaria dan DBD masih menjadi permasalahan resius. Ditambah lagi meningkatnya faktor risiko dan kematian yang ditimbulkan oleh penyakit degenerative karena perubahan pola hidup masyarakat
yang berisiko tinggi semakin memberikan kontribusi terhadap
penyakit yang bersifat kronis, sudah pasti juga meningkatkan beban pengendalian (pelayanan dan pembiayaan). Double Burden istilah dalam transisi epidemiologi pun mewarnai isu-isu kesehatan. Belum lagi masih adanya
neglected diseases ( kusta, Diare, Ispa, Hepatitis, Filariasis/kecacingan), serta masalah sporadic (MERS, Flu Burung, SARS)
yang kian mengancam status
kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan upaya preventif (imunisasi, perlindungan kelompok berisiko, dll) yang belum maksimal. 7.
Puskesmas di Provinsi Gorontalo di tahun 2014 ini berjumlah 93 puskesmas, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yakni 92 puskesmas. Rasio puskesmas dibandingkan dengan jumlah penduduk per 100.000 yakni 8. Berarti 1 puskesmas di Provinsi Gorontalo melayani sebanyak rata – rata jumlah penduduk 130.535 jiwa, sedangkan target nasional yang harus dicapai yakni 1 puskesmas melayani 30.000 penduduk. Dari 93 puskesmas di Provinsi Gorontalo terbagi atas 22 puskesmas rawat inap dan 71 puskesmas non rawat inap.Terdapat 232 puskesmas pembantu (PUSTU) yang rata – rata 1 puskesmas didukung 2 pustu di Kabupaten / Kota.Hal ini berarti 1 pustu rata – rata siap melayani 4.948 penduduk dengan rasio 20 per 100.000 penduduk. Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) tahun 2014 yakni 288 unit dan Pos
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
96
Profil Kesehatan Tahun 2014 Pelayanan Terpadu (Posyandu) sejumlah 1.310 unit yang terdiri dari Posyandu pratama 48 (3,66%), madya 723 (55,19%), purnama 517 (39,47%) dan posyandu mandiri 22 (1,68%). 8.
Bertambahnya
anggaran
kesehatan
terutama
dari
kemampuan
APBD
Kabupaten / Kota dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mengalami peningkatan cukup signifikan dari Rp. 130.608.657.388,- tahun 2010 meningkat menjadi Rp. 253.885.762.523,- di tahun 2014. 9.
Upaya penurunan AKI, AKB dan AKBA melalui program – program inovasi di Kabupaten / Kota maupun Provinsi. -
Kota Gorontalo, adanya Memorandum Of Understanding (MOU) dalam program “Save Blood For Mother” antara Dinas Kesehatan, Puskesmas dan PMI Kota Gorontalo untuk persediaan darah di khususkan untuk ibu hamil dengan resiko tinggi.
-
Kabupaten Gorontalo, adanya program Gugus Tugas (GEGAS) yakni sistem rujukan kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi antara Puskesmas, Dinas kesehatan Kabupaten dan Rumah Sakit. Dalam hal ini melibatkan pula Pemerintah setempat yakni Camat.Adanya MOU antara Dinas kesehatan dan Kementerian Agama berupa pelaksanaan kelas pra nikah dengan tujuan agar para pasangan muda dapat mengatur kualitas dan kehidupan keluarganya kelak.Untuk kesehatan anak, adanya MOU antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yakni berupa syarat penerimaan siswa baru di Taman Kanak – Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) adalah imunisasi lengkap.
-
Kabupaten Boalemo, adanya program Bersih Bersinergi (Bersama Ibu hamil, Bersalin, Nifas dan Emergency Rawan Gizi)
-
Kabupaten Pohuwato, adanya Gerakan sayang Ibu (GSI) antara Dinas Kesehatan, PKK dan Pemberdayaan Perempuan.
-
Kabupaten Bone Bolango, adanya program Mutiara Berlian (Muliakan Hati Atas Ridho Allah Bersama Lindungi Ibu dan Anak) berupa sistim rujukan kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi antara Puskesmas, Dinas kesehatan Kabupaten, Rumah sakit dan Pemerintah Daerah.
-
Provinsi Gorontalo, 1). adanya SMS Gateway “SMS Sayang ibu dan Anak” yang kontinyu dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali. Berisi data ibu
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
97
Profil Kesehatan Tahun 2014 hamil resiko tinggi lengkap (Nama, Alamat, Jenis Resti dan Bidan penanggungjawab). Data ibu hamil resti ini kemudian diteruskan ke Dinas kesehatan Kabupaten / Kota dan program terkait di Dinas kesehatan Provinsi seperti program Gizi untuk penanggulangan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil.2). Program Rumah Tunggu Kelahiran, yang bertujuan memberikan tempat atau ruangan yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi ibu hamil dan pendampingnya (suami, kader,dukun atau keluarganya) agar bisa berada dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan (Poskesdes, Puskesmas dan rumah sakit) selama beberapa hari sampai menunggu persalinan tiba dan setelah bersalin. 3). Menyediakan Ambulance sayang Ibu dan anak lengkap dengan sopir dan bidan yang siaga 24 jam setiap harinya disalah satu Kabupaten dengan jumlah kematian ibu terbanyak di tahun 2014. B.
Saran 1.
Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian indikator AKI dan AKB diperlukan terobosan upaya strategis, operasional dan lokal spesifik, sehingga akan mampu mendapatkan target percepatan sebagaimana yang diharapkan. Upaya akselerasi pencapaian MDGs dilakukan melalui pendekatan wilayah dengan melakukan berbagai langkah strategis sesuai permasalahan yang ada di lapangan. Pendekatan Wilayah, dimaksud, merupakan upaya intervensi secara terfokus dan memberi dampak yang optimal, tepat sasaran dan tepat penganggaran.
2.
Perlu adanya pemetaan masalah, penguatan peran masyarakat, peningkatan pengendalian
penyakit
menular
dan
tidak
menular,
penguatan
peran
masyarakat melalui pembentukan UKBM yang meliputi Posbindu, Posyandu, Desa Siaga dan lain - lain serta mendorong penyediaan fasilitas publik untuk gaya hidup sehat; yang merupakan upaya promotif dan preventifuntuk mencapai target, serta mendukung SJSN, SKN dan RPJMN 2015-2019, RPJMD 2012-2017, yang merupakan upaya reformasi birokrasi, penguatan SDM kesehatan,
peningkatan
peran
aktif
Kabupaten
/
Kota,
penguatan
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dan upaya pembangunan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional. 3.
Melakukan koordinasi di setiap Kabupaten/Kota, puskesmas, merumuskan rekomendasi, tindak lanjut sehingga target pembangunan kesehatan yakni
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
98
Profil Kesehatan Tahun 2014 peningkatan umur harapan hidup, penurunan angka kematian ibu melahirkan, penurunan angka kematian bayi/anak dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 4.
Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk tahun mendatang serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang ada.
5.
Melakukan pencegahan masyarakat luas dari penyakit melalui upaya promotif – preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.
6.
Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit terutama didaerah terpencil.
7.
Promosi
kesehatan
yang
memungkinkan
penduduk
mencapai
potensi
kesehatannya secara penuh, penduduk yang tidak sakit agar lebih tahan terhadap penyakit. 8.
Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
9.
Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
10. Penggerakan peran serta masyarakat melalui UKBM. 11. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat. 12. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner. 13. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
99
RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN NO A. 1 2 3 4 5 6
INDIKATOR
L
ANGKA/NILAI L+P
P
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2
Rasio Beban Tanggungan 7 Rasio Jenis Kelamin 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs b. SMA/ SMK/ MA c. Sekolah menengah kejuruan d. Diploma I/Diploma II e. Akademi/Diploma III f. Universitas/Diploma IV g. S2/S3 (Master/Doktor) B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 Jumlah Kematian Neonatal 13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 14 Jumlah Bayi Mati 15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 16 Jumlah Balita Mati 17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 18 Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu
567,324
577,262
56,821.00 39,049.00 8,861.00 12,608.00 4,960.00 7,867.00 1,798.00
57,105.00 39,944.00 8,618.00 12,577.00 5,388.00 8,924.00 1,581.00
113,926.00 78,993.00 17,479.00 25,185.00 10,348.00 16,791.00 3,379.00
10,182
9,849
20,031
13 130
9 68
11 198
13 179
7 100
10 279
18 195
10 111
14 306
19
11
15
195
B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ Proporsi kasus baru TB BTA+
1,175 56.46
906 43.54
CNR kasus baru BTA+ Jumlah seluruh kasus TB
205.49 1,208
158.17 928
211.26
162.02
15.55 70.56 7.33
14.35 71.08 7.43
CNR seluruh kasus TB Kasus TB anak 0-14 tahun Persentase BTA+ terhadap suspek Angka kesembuhan BTA+ Angka pengobatan lengkap BTA+ Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ Angka kematian selama pengobatan Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus HIV Jumlah Kasus AIDS Jumlah Kematian karena AIDS Jumlah Kasus Syphilis Donor darah diskrining positif HIV Persentase Diare ditemukan dan ditangani
Km Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2 per 100 penduduk 49.2 produktif 98.3 42.64 %
43.78
39
77.89
78.51
1.92 50.77 33 63 16 14 0.00 0.00
1.57 48.26 14 22 13 8 0.00 0.00
2
11,840 732 1,144,586 3.9 96.7
41.55
Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
20 21 22 23 24 25 26
Satuan
% % % % % % %
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 3
Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3
Tabel 4
per 1.000 Kelahiran Hidup neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Balita per 1.000 Kelahiran Hidup Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Tabel 4 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 6
2,081 Kasus % per 100.000 181.81 penduduk 2,136 Kasus per 100.000 186.62 penduduk 0.51 % 11.18 % 75.07 % 12.27 %
Tabel 7 Tabel 7
87.33 % per 100.000 1.75 penduduk 49.53 % 47 Kasus 85 Kasus 29 Jiwa 22 Kasus 0.00 % 0.00 %
Tabel 9
Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 9
Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13
NO
INDIKATOR
27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR)
L
ANGKA/NILAI L+P
P 122
58
21.50
10.05
180 Kasus per 100.000 15.73 penduduk
No. Lampiran Tabel 14 Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun
7.22 %
Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
9.44 % per 100.000 1.49 penduduk per 10.000 1.77 Penduduk
Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B 29 Incidence Rate DBD 30 Case Fatality Rate DBD 31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 32 Case Fatality Rate Malaria 33 Angka Kesakitan Filariasis 34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 35 Persentase obesitas 36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam C. C.1 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
Satuan
UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Penanganan komplikasi kebidanan Penanganan komplikasi Neonatal Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pelayanan kesehatan bayi Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Imunisasi dasar lengkap pada bayi
Tabel 15
2.40
1.16
83.33
166.67
111.11 %
Tabel 17
73.85
74.19
73.96 %
Tabel 17
2
10
0 0
0 0
0
0
2
10
0 0
0 0
24.15
22.00
4.38
7.09
0.50
#DIV/0!
5.35 12 0 0 0
Kasus % Kasus Kasus
#DIV/0! 0 #DIV/0! 12 0 0 0
% Kasus % Kasus % Kasus Kasus per 100.000 23.07 penduduk 5.68 %
#DIV/0!
0.00
0.00
0.00
0 0.00 0.00
0 0.00 0.00
0 0.00 0.00
31.72
per 100.000 penduduk <15 tahun
per 1.000 penduduk berisiko % per 100.000 penduduk % %
Tabel 16
Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21
Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25
100.00
%
Tabel 26
0.00
%
Tabel 26
95.28 %
Tabel 28
% % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 33 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 43 Tabel 43
100 89.06 91.02 87.80 91.88 123.21 86.79 73.61 30.53
98 4.06 92.31 84.10 33.43 48.35
100 4.27 90.16 80.99 35.89 49.05
98.72 84.74
94.07 88.79
39.71 48.63 85.13 99 4.16 91.24 82.56 34.66 82.56 85.66 96.41 86.75
NO 59 60 61 62
INDIKATOR Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Baduta ditimbang Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM)
L 75.08 76.34 77.22
P 76.11 74.86 78.58
4.09
3.96
ANGKA/NILAI L+P
Satuan
No. Lampiran
75.60 % 75.60 % 77.90 %
Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45
4.03 %
Tabel 45
NO
INDIKATOR
63 Pelayanan kesehatan anak balita 64 Balita ditimbang (D/S) 65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
L 45.81 73.61
P 46.30 74.40
1.50 100.00 93.97
1.63 100.00 94.87
ANGKA/NILAI L+P
Satuan
No. Lampiran
46.05 % 74.00 %
Tabel 46 Tabel 47
1.57 % 100.00 % 94.40 %
Tabel 47 Tabel 48
95.31 56.62
96.02 56.75
0.16 29.98 60.59 95.65 56.68
56.62 56.50
56.75 58.83
56.68 % 57.77 %
73.82 5.81
99.68 8.05
3.27
2.56
1.44
1.11
sekolah sekolah % %
Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 76 77 78
Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Cakupan Kunjungan Rawat Inap Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 80 81 82 83
Bed Occupation Rate (BOR) di RS Bed Turn Over (BTO) di RS Turn of Interval (TOI) di RS Average Length of Stay (ALOS) di RS
153.63 % 86.35 % 6.26 % per 100.000 pasien 2.85 keluar
1.23 58.87 50.27 2.99 3.96
per 100.000 pasien keluar % Kali Hari Hari
Tabel 53 Tabel 54 Tabel 54 Tabel 55
Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-PHBS
64.05 %
Tabel 57
62.68 % 66.32 % 87.02 % 58.31 % % 88.85 % 39.13 % 85.75 % 9.81 %
Tabel 58
C.4 Keadaan Lingkungan 88 Persentase rumah sehat 89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 92 Desa STBM 93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM memenuhi syarat diuji petik
D. D.1 94 95 96 97
98 99 100 101 102 103
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Rawat Inap Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas pembantu Jumlah Apotek RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita UKBM Poskesdes Polindes Posbindu
11.00 1.00 22.00 67.00 93.00 232.00 110.00 100.00 1,310.00 57.79 1.17
RS RS
% Posyandu % per 100 balita
288.00 Poskesdes 52.00 Polindes 38.00 Posbindu
Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 65
Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 69 Tabel 69 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70
NO
INDIKATOR
L
P
104 Jumlah Desa Siaga 105 Persentase Desa Siaga D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis 107 Jumlah Dokter Umum 108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 111 Jumlah Bidan 112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 113 Jumlah Perawat 114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 115 Jumlah Perawat Gigi 116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 118 Jumlah Tenaga Sanitasi 119 Jumlah Tenaga Gizi D.3 Pembiayaan Kesehatan 120 Total Anggaran Kesehatan 121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 122 Anggaran Kesehatan Perkapita
44.00 66.00
46.00 123.00
2.00
24.00
615.00 106.54 343.00
960.00
13.00 11.00 52.00 43.00 32.00
47.00 45.00 165.00 100.00 163.00
ANGKA/NILAI L+P Satuan 484.00 Desa 66.12 %
90.00 Orang 189.00 Orang 24.38 per 100.000 penduduk 26.00 Orang 2.27 per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk 1,303.00 Orang 113.84 per 100.000 penduduk 60.00 Orang 56.00 Orang 217.00 Orang 143.00 Orang 195.00 Orang
364,987,289,442.00 Rp 6.96 % 318,881.49 Rp
No. Lampiran Tabel 71 Tabel 71
Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72
Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77
Tabel 81 Tabel 81 Tabel 81
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JUMLAH
LUAS NO
KABUPATEN / KOTA
WILAYAH 2
(km ) 1
2
3
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH
RATA-RATA
KEPADATAN
RUMAH
JIWA/RUMAH
PENDUDUK
TANGGA
TANGGA
per km 2
8
9
10
DESA
KELURAHAN
DESA + KELURAHAN
4
5
6
7
0
50
50
202,184
52,677
3.84
2558.3
1
Kota Gorontalo
79.0
2
Kab. Gorontalo
1,806.7
191
14
205
374,771
116,041
3.23
207.4
3
Kab. Boalemo
1,736.6
84
0
84
149,392
37,030
4.03
86.0
4
Kab. Pohuwato
4,455.6
102
3
105
142,066
35,591
3.99
31.9
5
Kab. Bone Bolango
1,984.6
160
5
165
166,235
30,911
5.38
83.8
6
Kab. Gorontalo Utara
1,777.0
123
0
123
109,938
22,335
4.92
61.9
11,839.5
660
72
732
294,585
3.89
96.7
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten/Kota Tahun 2014
1,144,586
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JUMLAH PENDUDUK NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS KELAMIN
5
6
1
2
3
4
1
0-4
57,713
54,421
112,134
106.05
2
5-9
60,989
56,415
117,404
108.11
3
10 - 14
55,761
52,922
108,683
105.36
4
15 - 19
55,615
60,090
115,705
92.55
5
20 - 24
51,150
52,475
103,625
97.47
6
25 - 29
50,802
50,836
101,638
99.93
7
30 - 34
46,528
47,223
93,751
98.53
8
35 - 39
45,185
44,901
90,086
100.63
9
40 - 44
39,002
39,808
78,810
97.98
10
45 - 49
31,836
32,747
64,583
97.22
11
50 - 54
25,488
26,621
52,109
95.74
12
55 - 59
18,741
19,954
38,695
93.92
13
60 - 64
12,466
15,441
27,907
80.73
14
65 - 69
7,714
10,216
17,930
75.51
15
70 - 74
4,666
6,933
11,599
67.30
16
75+
3,668
6,259
9,927
58.60
567,324
577,262
1,144,586
98.28
JUMLAH
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten/Kota Tahun 2014
49
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JUMLAH NO
VARIABEL
1
2
PERSENTASE
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
3
4
5
6
7
8
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
382,738
364,969
747,707
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
159,045
159,780
318,825
41.55
43.78
42.64
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
1,929
5,037
6,966
0.50
1.38
0.93
b. SD/MI
54,616
52,293
106,909
14.27
14.33
14.30
c. SMP/ MTs
56,821
57,105
113,926
14.85
15.65
15.24
d. SMA/ MA
39,049
39,944
78,993
10.20
10.94
10.56
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
8,861
8,618
17,479
2.32
2.36
2.34
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
12,608
12,577
25,185
3.29
3.45
3.37
g. AKADEMI/DIPLOMA III
4,960
5,388
10,348
1.30
1.48
1.38
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
7,867
8,924
16,791
2.06
2.45
2.25
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)
1,798
1,581
3,379
0.47
0.43
0.45
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten/Kota Tahun 2014
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JUMLAH KELAHIRAN NO
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
LAKI-LAKI HIDUP
1
2
MATI
PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP + MATI
MATI
HIDUP + MATI
4
5
6
7
8
10
11
12
1
Kota Gorontalo
10
1,850
16
1,866
1,962
16
1,978
3,812
32
3,844
2
Kab. Gorontalo
21
3,253
42
3,295
3,117
21
3,138
6,370
63
6,433
3
Kab. Boalemo
11
1,308
30
1,338
1,254
21
1,275
2,562
51
2,613
4
Kab. Pohuwato
16
1,414
12
1,426
1,292
7
1,299
2,706
19
2,725
5
Kab. Bone Bolango
20
1,286
19
1,305
1,254
12
1,266
2,540
31
2,571
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,071
16
1,087
970
14
984
2,041
30
2,071
93
10,182
135
10,317
9,849
91
9,940
20,031
226
20,257
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
13.1
9.2
9
HIDUP
11.2
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JUMLAH KEMATIAN NO
KABUPATEN / KOTA
1
JUMLAH PUSKESMAS
2
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
ANAK BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYI
5
6
7
8
9
NEONATAL
BAYI
4
a
a
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
ANAK BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
10
11
12
13
14
15
a
1
Kota Gorontalo
10
19
27
2
29
16
23
3
26
35
50
5
55
2
Kab. Gorontalo
21
42
49
5
54
17
23
4
27
59
72
9
81
3
Kab. Boalemo
11
26
46
3
49
15
26
0
26
41
72
3
75
4
Kab. Pohuwato
16
10
17
1
18
7
9
1
10
17
26
2
28
5
Kab. Bone Bolango
20
20
23
3
26
9
13
2
15
29
36
5
41
6
Kab. Gorontalo Utara
15
13
17
2
19
4
6
1
7
17
23
3
26
93
130
16
195
68
100
11
111
198
279
27
306
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
13
179 18
2
19
7
10
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi - a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
1
11
10
13.9
1
15.3
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
KEMATIAN IBU NO
1
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
2
JUMLAH LAHIR HIDUP
4
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 tahun
20-34 tahun
≥35 tahun
JUMLAH
< 20 tahun
20-34 tahun
≥35 tahun
JUMLAH
< 20 tahun
20-34 tahun
≥35 tahun
JUMLAH
< 20 tahun
20-34 tahun
≥35 tahun
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
JUMLAH
1
Kota Gorontalo
10
3,812
0
2
0
2
0
1
1
2
0
4
0
4
0
7
1
8
2
Kab. Gorontalo
21
6,370
0
3
1
4
1
6
2
9
0
2
0
2
1
11
3
15
3
Kab. Boalemo
11
2,562
0
3
0
3
0
1
0
1
0
0
0
0
0
4
0
4
4
Kab. Pohuwato
16
2,706
0
1
0
1
0
1
1
2
0
1
1
2
0
3
2
5
5
Kab. Bone Bolango
20
2,540
0
3
0
3
0
0
0
0
0
1
0
1
0
4
0
4
6
Kab. Gorontalo Utara
15
2,041
0
1
0
1
0
2
0
2
0
0
0
0
0
3
0
3
93
20,031
0
13
1
14
1
11
4
16
0
8
1
9
1
32
6
39
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
194.70
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JUMLAH SELURUH KASUS TB
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ JUMLAH PENDUDUK NO
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
L
P
L
P
L+P
1
2
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
11
12
13
14
15
JUMLAH
%
16
17
18
1
Kota Gorontalo
10
99,093
103,091
202,184
244
54.95
200
45.05
444
241
54.77
199
45.23
440
2
0.45
2
Kab. Gorontalo
21
188,153
186,618
374,771
332
53.55
288
46.45
620
343
54
292
45.98
635
2
0.31
3
Kab. Boalemo
11
73,221
76,172
149,393
169
59.09
117
40.91
286
172
59
121
41.30
293
2
0.68
4
Kab. Pohuwato
16
72,465
69,601
142,066
81
46
95
53.98
176
83
46
98
54.14
181
5
Kab. Bone Bolango
20
83,704
82,531
166,235
230
64.43
127
35.57
357
245
65
134
35.36
379
5
1.32
6
Kab. Gorontalo Utara
15
55,165
54,773
109,938
119
60.10
79
39.90
198
124
60
84
40.38
208
0
0.00
93
571,801
572,786
1,144,587
1,175
56
906
44
2,081
1,208
57
928
43
2,136
11
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
205.49
158.17
181.81 211.26
162.02
186.62
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
0.00
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 TB PARU NO
KABUPATEN / KOTA
1
2
SUSPEK
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK
BTA (+) L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
-
-
4,730
241
199
440
-
-
9.30
2
Kab. Gorontalo
1,723
1,934
3,657
332
288
620
19.27
14.89
16.95
3
Kab. Boalemo
1,715
1,175
2,890
169
117
286
9.85
9.96
9.90
4
Kab. Pohuwato
969
912
1,881
81
95
176
8.36
10.42
9.36
5
Kab. Bone Bolango
2,115
1,279
3,394
230
127
357
10.87
9.93
10.52
6
Kab. Gorontalo Utara
1,016
1,005
2,021
119
79
198
11.72
7.86
9.80
7,538
6,305
18,573
1,172
905
2,077
15.55
14.35
11.18
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) BTA (+) DIOBATI NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
L
P
L+P
L
P
ANGKA KEBERHASILAN JUMLAH KEMATIAN PENGOBATAN SELAMA PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
L+P
L
P
L+P
JUMLA H
%
JUMLA H
%
JUMLA H
%
JUMLA H
%
JUMLA H
%
JUMLA H
%
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
Kota Gorontalo
245
175
420
235
95.92
171
97.71
406
96.67
2
0.82
1
0.57
3
0.71
96.73
98.29
97.38
0
1
1
2
Kab. Gorontalo
79
61
140
66
83.54
50
81.97
116
82.86
10
12.66
9
14.75
19
13.57
96.20
96.72
96.43
1
3
4
3
Kab. Boalemo
156
119
275
106
67.95
87
73.11
193
70.18
38
24.36
32
26.89
70
25.45
92.31
100.00
95.64
7
2
9
4
Kab. Pohuwato
98
78
176
50
51.02
32
41.03
82
46.59
5
5.10
3
3.85
8
4.55
56.12
44.87
51.14
1
1
2
5
Kab. Bone Bolango
171
102
273
159
92.98
100
98.04
259
94.87
9
5.26
1
0.98
10
3.66
98.25
99.02
98.53
2
2
4
6
Kab. Gorontalo Utara
124
84
208
0
0.00
0
0.00
64
30.77
0
0.00
0
0.00
73
35.10
0.00
0.00
65.87
0
0
0
873
619
1,492
616
70.56
440
71.08
1,120
75.07
64
7.33
46
7.43
183
12.27
77.89
78.51
87.33
11
9
20
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
2
2
2
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 PNEUMONIA PADA BALITA NO
1
JUMLAH BALITA
KABUPATEN / KOTA
2
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
Kota Gorontalo
10,004
9,581
19,585
1,000
958
1,959
220
22.0
187
19.52
407
2
Kab. Gorontalo
13,980
13,866
27,845
1,398
1,387
2,785
687
49.1
675
48.68
1,362
48.9
3
Kab. Boalemo
7,512
7,815
15,328
751
782
1,533
782
104.1
701
89.7
1,483
96.8
4
Kab. Pohuwato
5,688
5,807
11,495
569
581
1,150
117
20.6
116
20.0
233
20.3
5
Kab. Bone Bolango
8,797
8,201
16,998
880
820
1,700
609
69.2
557
67.9
1,166
68.6
6
Kab. Gorontalo Utara
5,664
5,331
10,995
566
533
1,100
207
36.5
206
38.6
413
37.56
51,645
50,601
102,246
5,165
5,060
10,225
2,622
5,064
49.53
JUMLAH (KAB/KOTA)
50.76948
2,442
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
48.25998
20.78121
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
HIV NO
AIDS
KELOMPOK UMUR
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
SYPHILIS
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
P
L+P
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
≤ 4 TAHUN
0
1
1
2.13
0
2
2
2.35
0
1
1
0
0
0
0.00
2
5 - 14 TAHUN
0
1
1
2.13
0
1
1
1.18
0
0
0
0
0
0
0.00
3
15 - 19 TAHUN
2
0
2
4.26
1
0
1
1.18
0
0
0
0
0
0
0.00
4
20 - 24 TAHUN
13
1
14
29.79
20
8
28
32.94
7
4
11
3
2
5
22.73
5
25 - 49 TAHUN
13
10
23
48.94
37
10
47
55.29
8
8
16
10
6
16
72.73
6
≥ 50 TAHUN
5
1
6
12.77
5
1
6
7.06
1
0
1
1
0
1
4.55
33
14
47
63
22
85
16
13
29
14
8
22
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
70.21
29.79
74.12
25.88
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
55.17
44.83
63.64
36.36
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 DONOR DARAH
NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV
JUMLAH PENDONOR
L
1
2
P
POSITIF HIV
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
UDD-PMI Kota Gorontalo
10,698
942
11,640
10,698
100.00
942
100.00
11,640
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
2
UTD RSTN Kab.Boalemo
734
236
970
734
100.00
236
100.00
970
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
11,432
1,178
12,610
11,432
100.00
1,178
100.00
12,610
100.00
0
0.00
0
-
0
0.00
JUMLAH
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 DIARE NO
1
JUMLAH PENDUDUK
KABUPATEN / KOTA
2
DIARE DITANGANI
JUMLAH TARGET PENEMUAN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
Kota Gorontalo
99,093
103,091
202,184
2,121
2,206
4,327
2,400
113.2
2,735
124
5,135
119
2
Kab. Gorontalo
188,153
186,618
374,771
4,026
3,994
8,020
3,580
88.9
4,253
106
7,833
98
3
Kab. Boalemo
73,221
76,172
149,393
1,567
1,630
3,197
1,325
84.6
1,255
77
2,580
81
4
Kab. Pohuwato
72,465
69,601
142,066
1,551
1,489
3,040
1,195
77.1
1,257
84
2,452
81
5
Kab. Bone Bolango
83,704
82,531
166,235
1,791
1,766
3,557
1,753
97.9
1,699
96
3,452
97
6
Kab. Gorontalo Utara
55,165
54,773
109,938
1,181
1,172
2,353
1,573
133.2
1,776
152
3,349
142
571,801
572,786
1,144,587
12,237
12,258
24,494
11,826
96.6
12,975
105.9
24,801
101.3
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
214
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 14 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 KASUS BARU NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
PB + MB
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
0
1
1
15
9
24
15
10
25
2
Kab. Gorontalo
29
12
41
0
0
0
29
12
41
3
Kab. Boalemo
2
0
2
4
5
9
6
5
11
4
Kab. Pohuwato
0
0
0
37
14
51
37
14
51
5
Kab. Bone Bolango
8
5
13
14
6
20
22
11
33
6
Kab. Gorontalo Utara
0
1
1
13
5
18
13
6
19
39
19
83
39
78
38
166
78
122
122
58
180
134.48
65.52
136.07
63.93
67.78
32.22
21.5
10.0
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
58
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
15.7
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 KASUS BARU NO
KABUPATEN / KOTA
PENDERITA KUSTA 4
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
CACAT TINGKAT 2
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1
2
1
Kota Gorontalo
25
1
4.00
5
20.0
2
Kab. Gorontalo
41
6
14.63
1
2.44
3
Kab. Boalemo
11
0
0.00
0
0.00
4
Kab. Pohuwato
51
2
3.92
3
5.88
5
Kab. Bone Bolango
33
2
6.06
2
6.06
6
Kab. Gorontalo Utara
19
2
10.53
6
31.58
180
13
7.22
17
9.44
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
1
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 KASUS TERCATAT NO
KABUPATEN / KOTA
Pausi Basiler/Kusta kering
Multi Basiler/Kusta Basah
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
0
1
1
12
12
24
12
13
25
2
Kab. Gorontalo
34
16
50
0
0
0
34
16
50
3
Kab. Boalemo
2
0
2
4
5
9
6
5
11
4
Kab. Pohuwato
0
0
0
52
21
73
52
21
73
5
Kab. Bone Bolango
5
3
8
16
5
21
21
8
29
6
Kab. Gorontalo Utara
0
0
0
11
4
15
11
4
15
41
20
61
95
47
142
136
67
203
2.4
1.2
1.8
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 KUSTA (PB) NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
KUSTA (MB) RFT PB
PENDERITA PBa
L
P
RFT MB
PENDERITA MBa
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
Kota Gorontalo
1
1
2
1
100
1
100
2
100
21
10
31
18
86
8
80
26
84
2
Kab. Gorontalo
2
1
3
2
100
1
100
3
100
43
23
66
38
88
20
87
58
88
3
Kab. Boalemo
2
0
2
0
0
0
0
0
0
4
5
9
0
0
0
0
0
0
4
Kab. Pohuwato
0
0
0
1
0
1
0
2
0
38
13
51
22
58
7
54
29
57
5
Kab. Bone Bolango
1
1
2
1
100
2
200
3
150
24
11
35
18
75
11
100
29
83
6
Kab. Gorontalo Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
3
9
5
83.3
5
166.7
10
111.1
130
62
192
96
74
46
74
142
74
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : a = Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVNSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
1
2
3
4
5
1
Kota Gorontalo
10
58,258
4
2
Kab. Gorontalo
21
107,987
1
3
Kab. Boalemo
11
41,893
9
4
Kab. Pohuwato
16
41,011
0
5
Kab. Bone Bolango
20
52,989
2
6
Kab. Gorontalo Utara
15
34,298
2
93
336,436
18
JUMLAH (KAB/KOTA)
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
5.35
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu338,221 sebesar:
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
JUMLAH KASUS PD3I NO
DIFTERI
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH KASUS L 1
2
TETANUS (NON NEONATORUM)
TETANUS NEONATORUM
PERTUSIS P
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L
P
L+P
MENINGGAL
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Kota Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Kab. Gorontalo
2
10
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Kab. Boalemo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Kab. Pohuwato
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Kab. Bone Bolango
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Kab. Gorontalo Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
10
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
0.00
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JUMLAH KASUS PD3I NO
KABUPATEN / KOTA
CAMPAK
PUSKESMAS
POLIO JUMLAH KASUS
1
2
HEPATITIS B
MENINGGAL
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
Kota Gorontalo
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Kab. Gorontalo
21
2
10
12
0
0
0
0
0
0
0
3
Kab. Boalemo
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Kab. Pohuwato
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Kab. Bone Bolango
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Kab. Gorontalo Utara
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
93
2
10
12
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
0.0
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
10
53
44
97
1
2
3
1.9
4.5
3.1
2
Kab. Gorontalo
21
57
53
110
3
3
6
5.3
5.7
5.5
3
Kab. Boalemo
11
4
14
18
1
2
3
25.0
14.3
16.7
4
Kab. Pohuwato
16
4
5
9
0
0
0
0.0
0.0
0.0
5
Kab. Bone Bolango
20
14
7
21
1
2
3
7.1
28.6
14.3
6
Kab. Gorontalo Utara
15
5
4
9
0
0
0
0.0
0.0
0.0
137 24.1
127 22.0
264 23.1
6
9
15
4.4
7.1
5.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 93 INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
1
SUSPEK
KABUPATEN / KOTA
2
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA POSITIF
L
P
L+P
4
5
6
L
P
L+P
7
8
9
MENINGGAL
CFR
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
P
L+P
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
Kota Gorontalo
0
0
16
0
0
0.00
0
0.00
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
2
Kab. Gorontalo
348
269
617
3,402
6,405
9,807
348
10.23
269
4.20
617
6.29
0
0
0
0.00
0.00
0.00
3
Kab. Boalemo
1,135
1,083
2,218
1,125
1,076
2,201
118
10.49
37
3.44
155
7.04
0
0
0
0.00
0.00
0.00
4
Kab. Pohuwato
277
428
705
362
659
1,021
30
8.29
6
0.91
36
3.53
0
0
0
0.00
0.00
0.00
5
Kab. Bone Bolango
507
516
1,023
507
516
1,023
67
13.21
37
7.17
104
10.17
0
0
0
0.00
0.00
0.00
6
Kab. Gorontalo Utara
815
833
1,648
1,194
1,338
2,532
15
1.26
8
0.60
23
0.91
0
0
0
0.00
0.00
0.00
3,082
3,129
6,227
6,590
9,994
16,584
578
8.77
357
4
162
0.98
0
0
0
0
0.00
0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO
1,144,586 0.50
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
#DIV/0!
#DIV/0!
0.00
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 PENDERITA FILARIASIS NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
P
L+P
L
P
L+P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Kota Gorontalo
10
0
0
0
0
0
0
2
Kab. Gorontalo
21
0
0
0
0
0
0
3
Kab. Boalemo
11
0
0
0
0
0
0
4
Kab. Pohuwato
16
0
0
0
0
0
0
5
Kab. Bone Bolango
20
0
0
0
0
0
0
6
Kab. Gorontalo Utara
15
0
0
0
0
0
0
93
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
0
TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN NO KABUPATEN / KOTA
1
2
LAKI-LAKI
PUSKESMAS
PEREMPUAN
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0
0
0
0
0
1
Kota Gorontalo
10
2
Kab. Gorontalo
21
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0
0
0
0
0
3
Kab. Boalemo
11
48,289
50,237
98,526
2,937
6.08
2,926
5.82
5,863
5.95
0
0
0
0
0
0
4
Kab. Pohuwato
16
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0
0
0
0
0
5
Kab. Bone Bolango
20
27,218
25,771
52,989
57
0.21
129
0.50
186
0.35
0
0
0
0
0
0
6
Kab. Gorontalo Utara
15
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0
0
0
0
0
75,507
76,008
151,515
2,994
3.97
3,055
4.02
6,049
3.99
0
0
0
0
0
0
93 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS LAKI-LAKI
PEREMPUAN
OBESITAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Kota Gorontalo
10
68,309
73,809
142,118
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
2
Kab. Gorontalo
21
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3
Kab. Boalemo
11
3,131
3,171
6,302
1,111
35.48
1,217
38.38
2,328
36.94
0
0
0
0
0
0
4
Kab. Pohuwato
16
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
5
Kab. Bone Bolango
20
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
6
Kab. Gorontalo Utara
15
0
0
0
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
71,440
76,980
148,420
1,111
1.56
1,217
1.58
2,328
1.57
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS
PEREMPUAN USIA 30-50 TAHUN
1
2
3
4
1
Kota Gorontalo
10
2
Kab. Gorontalo
3
Kab. Boalemo
4
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN PAYUDARA
IVA POSITIF
TUMOR/BENJOLAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
58,016
0
0.00
0
0
0
0.00
21
63,604
1
0.00
1
100
0
0.00
11
20,674
0
0.00
0
0
0
0.00
Kab. Pohuwato
16
47,289
0
0
0
0
0
0.00
5
Kab. Bone Bolango
20
26,947
0
0
0
0
0
0.00
6
Kab. Gorontalo Utara
15
0
0
0
0
0
0.00
1
0
1
100.00
0
0.00
JUMLAH (KAB/KOTA)
93
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
0 216,530
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 YANG TERSERANG NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
JUMLAH JUMLAH KEC DESA/KEL
2
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL)
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA
DIKETAHUI
DITANGGU-LANGI
AKHIR
L
P
L+P
0-7 HARI
3
4
5
6
7
8
9
10
11
8-28 HARI
1-11 BLN
1-4 THN
5-9 THN
10-14 THN
12
13
14
15
16
JUMLAH KEMATIAN
15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 THN THN THN THN THN
17
18
19
20
21
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
70+ THN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
1
2
3
Kab.Gtlo 1
AFP
1
1
20/01/14
20/01/14
28/01/14
1
0
1
1
3
33.3
0.0
33.3
100.0
0.0
200
2
MALARIA
1
1
22/04/14
22/04/14
05/05/14
20
22
42
3
0
0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
3
CIKUNGUNYA
2
4
02/06/14
12/25/2014
30/12/14
25
34
59
8
0
0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
4
Kerac.Makanan
2
2
05/06/14
7/16/2014
20/07/14
20
23
43
0
0
0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
5
DBD
12
30
01/01/14
12/12/2014
20/12/14
19
26
45
4
0
0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
1
Boalemo 1
Chikungunya
1
1
31/03/14
31/03/14
-
18
19
37
2
Chikungunya
1
1
06/06/14
06/06/14
-
1
3
4
1
3
Hepatitis A
1
1
24/04/14
24/04/14
-
4
2
6
4
DBD
1
1
05/04/14
05/04/14
-
1
1
2
5
DBD
1
2
03/09/14
03/09/14
-
0
3
3
2
6
DBD
1
2
0
4
4
4
1
6 1
1
4
16
8
2
1
4
1
0
0
0
613
401
1,014
2.94
4.74
3.65
0.0
0.0
0.0
0
0
0
1,146
1,391
2,537
0.09
0.22
0.16
0.0
0.0
0.0
0
410
394
804
0.98
0.51
0.75
0.0
0.0
0.0
0
0
613
401
1,014
0.16
0.25
0.20
0.0
0.0
0.0
1
1
235
218
453
0.0
1.38
0.66
0.0
33.33
33.33
0
2
2
0
0.0
0.0
50
50
1 1
1
0
1
0.0
0.0
Bonbol 1
Demam Berdarah
Kabila
Oluhuta
19/03/14
19/03/14
24/03/14
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
899
943
1,842
0.0
100
2
Demam Berdarah
Kabila
Poowo barat
19/04/14
19/04/14
20/04/14
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
3
Demam Berdarah
Kabila
Tumbihe
22/09/14
25/09/14
26/09/14
3
0
3
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
4
Demam Berdarah
Kabila
Tumbihe
11/10/14
07/06/14
10/06/14
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
5
Demam Berdarah
Kabila
Pauwo
17/12/14
11/10/14
13/11/14
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
6
Demam Berdarah
Kabila
Dutohe
09/06/14
18/12/14
18/12/14
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0.0
7
Demam Berdarah
Kabila
Tanggilingo
27/12/14
28/12/14
30/12/14
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
8
Demam Berdarah
Kabila
Dutohe
27/12/14
28/12/14
30/12/14
1
1
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
9
Demam Berdarah
TombulilatoTombulilato
09/01/14
10/01/14
11/01/14
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
10
Demam Berdarah
TombulilatoAlo
27/09/14
28/09/14
30/09/14
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0.0
11
Demam Berdarah
Tapa
Talulobutu selatan 19/03/14
19/03/14
21/03/14
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
12
Demam Berdarah
Tapa
Kramat
14/10/14
15/10/14
17/10/14
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
13
Demam Berdarah
TilongkabilaMoutong
16/04/14
16/04/14
20/04/14
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
14
Demam Berdarah
TilongkabilaMoutong
03/04/14
04/07/14
06/07/14
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
15
Demam Berdarah
Bulango selatan Ayula selatan
02/05/14
02/05/14
04/05/14
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
16
Demam Berdarah
Bulango selatan Huntu Barat
28/08/14
03/09/14
04/09/14
0
2
2
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
17
Demam Berdarah
Bulango timur Popodu
04/06/14
05/06/14
08/06/14
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
18
AFP
Suwawa
23/09/14
-
-
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
19
AFP
Suwaw Tengah Duano
15/02/14
-
-
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
20
Rabies
Bulango Timur Bulotalangi Timur 01/04/14
01/04/14
-
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
100.00
0.0
100
21
Rabies
Tapa
03/09/14
03/09/14
-
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0.0
100
100
22
Diare
Bulango UluOwata
10/02/14
11/02/14
13/02/14
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0.0
100
100
23
Cikungunya
Tapa
Kramat
05/03/14
07/03/14
-
5
15
20
0
0
0
1
1
2
0
6
3
0
1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
24
Cikungunya
Tapa
Donggala
08/03/14
08/03/14
-
7
10
17
0
0
0
1
5
0
0
7
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
100
Boludawa
Donggala
0.11
-
0.05
100
100
100
0.0 100
0.0
Gorut 1
Diare
2
2
-
-
-
1
1
2
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
0
0
0
0
0
0
100.0
100.0
2
DBD
2
6
01/01/14
02/01/14
-
4
5
9
0
0
0
2
0
0
2
3
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
3
Rabies
1
1
15/08/14
16/08/14
17/08/14
8
3
11
0
0
0
1
5
1
4
2
0
0
0
0
2
0
2
928
921
1,849
2,770
4,619
7,389
25.0
0.0
18.2
4
AFP
2
2
15/11/14
15/11/14
06/12/14
1
1
2
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0
0.0
0.0
5
Keracunan Makanan
1
1
10/10/14
11/10/14
12/10/14
6
12
18
0
0
0
1
2
2
2
3
2
0
0
0
0
0
0
297
295
592
887
1,479
2,366
0.0
0.0
0.0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN / KOTA
1
2
JUMLAH
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
%
4
5
6
1
Kota Gorontalo
0
0
-
2
Kab. Gorontalo
38
33
86.8
3
Kab. Boalemo
8
8
100
4
Kab. Pohuwato
5
5
100
5
Kab. Bone Bolango
5
5
100
6
Kab. Gorontalo Utara
50
50
100
106
101
95.28
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 IBU HAMIL NO
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
1
2
3
4
JUMLAH
K1
K4
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS JUMLAH % JUMLAH % 9
10
11
12
13
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % 14
15
1
Kota Gorontalo
21
4,333
4,281
98.8
4,012
92.6
4,136
3,840
92.8
3,642
88.1
3,839
92.8
2
Kab. Gorontalo
11
7,503
7,444
99.2
6,683
89.1
7,159
6,258
87.4
6,338
88.5
6,338
88.5
3
Kab. Boalemo
16
2,838
2,844
100.2
2,417
85.2
2,719
2,496
91.8
2,399
88.2
2,545
93.6
4
Kab. Pohuwato
20
2,751
2,877
104.6
2,538
92.3
2,625
2,602
99.1
2,449
93.3
2,603
99.2
5
Kab. Bone Bolango
15
3,163
2,939
92.9
2,771
87.6
3,019
2,533
83.9
2,406
79.7
2,555
84.6
6
Kab. Gorontalo Utara
93
2,092
2,344
112.0
1,778
85.0
1,997
1,982
99.2
1,780
89.1
2,016
101.0
176
22,680
22,729
100.2
20,199
89.1
21,655
19,711
91.0
19,014
87.8
19,896
91.9
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO 1
KABUPATEN / KOTA 2
JUMLAH JUMLAH IBU PUSKESMAS HAMIL 3
4
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
Kota Gorontalo
10
4,333
4,026
92.9
3,573
82.5
576
13.3
314
7.2
569
13.1
5,032
116.1
2
Kab. Gorontalo
21
7,503
7,444
99.2
6,683
89.1
6,683
89.1
0
-
0
-
13,366
178.1
3
Kab. Boalemo
11
2,838
2,507
88.3
2,361
83.2
191
6.7
55
1.9
31
1.1
2,638
93.0
4
Kab. Pohuwato
16
2,751
2,168
78.8
1,833
66.6
304
11.1
138
5.0
191
6.9
2,466
89.6
5
Kab. Bone Bolango
20
3,163
2,130
67.3
2,033
64.3
255
8.1
120
3.8
104
3.3
2,512
79.4
6
Kab. Gorontalo Utara
15
2,092
2,314
110.6
1,930
92.3
0
-
0
-
0
-
1,930
92.3
93
22,680
20,589
90.8
18,413
81.2
8,009
35.3
627
2.8
895
3.9
27,944
123.2
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO 1
KABUPATEN / KOTA 2
JUMLAH PUSKESMAS
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN)
3
4
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS TT-2 TT-3 TT-4 JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % %
TT-1 JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
TT-5
12
JUMLAH
%
13
14
1
Kota Gorontalo
10
46,521
119
0.3
26
0.1
122
0.3
25
0.1
21
0.0
2
Kab. Gorontalo
21
97,440
6,560
6.7
5,975
6.1
704
0.7
589
0.6
0
-
3
Kab. Boalemo
11
25,397
2,507
9.9
0
-
0
-
0
-
0
-
4
Kab. Pohuwato
16
40,267
2,168
5.4
0
-
0
-
0
-
0
-
5
Kab. Bone Bolango
20
38,404
2,287
6.0
110
0.3
69
0.2
9
0.0
30
0.1
6
Kab. Gorontalo Utara
15
29,979
3,398
11.3
1,930
6.4
0
-
0
-
0
-
93
278,008
17,039
6.1
8,041
2.9
895
0.3
623
0.2
51
0.0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN / KOTA
1
2
JUMLAH JUMLAH IBU PUSKESMAS HAMIL 3
4
FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1 Kota Gorontalo
10
4,333
4,084
94.3
3,516
81.1
2 Kab. Gorontalo
21
7,503
7,444
99.2
6,683
89.1
3 Kab. Boalemo
11
2,838
2,779
97.9
2,399
84.5
4 Kab. Pohuwato
16
2,751
2,877
104.6
2,538
92.3
5 Kab. Bone Bolango
20
3,163
2,939
92.9
2,771
87.6
6 Kab. Gorontalo Utara
15
2,092
2,344
112
1,778
85.0
93
22,680
22,467
99.1
19,685
86.8
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
JUMLAH PUSKESMAS 3
JUMLAH IBU HAMIL 4
PERKIRAAN BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN 5
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
JUMLAH BAYI
L
P
L+P
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
59.8
1,930
2,009
3,939
290
301
591
108
37.3
96
31.9
204
34.5
1
Kota Gorontalo
10
4,333
867
518
2
Kab. Gorontalo
21
7,503
1,501
827
55.1
3,425
3,396
6,821
514
509
1,023
181
35.2
191
37.5
372
36.4
3
Kab. Boalemo
11
2,838
568
577
101.7
1,421
1,478
2,899
213
222
435
96
45.0
87
39.2
183
42.1
4
Kab. Pohuwato
16
2,751
550
542
98.5
1,413
1,359
2,772
212
204
416
0
0.0
0
0.0
279
67.1
5
Kab. Bone Bolango
20
3,163
633
804
127.1
1,662
1,525
3,187
249
229
478
74
29.7
66
28.9
140
29.3
6
Kab. Gorontalo Utara
15
2,092
418
71
17.0
1,058
998
2,056
159
150
308
60
37.8
53
35.4
113
36.6
93
22,680
4,536
3,339
73.61
10,909
10,765
21,674
1,636
1,615
3,251
519
31.7
493
30.5
1,291
39.7
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 PESERTA KB AKTIF NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
NON MKJP
MKJP
JUMLAH PUSKESMAS IUD
% 5
MOP
%
6
7
MOW
%
8
9
IMPLAN
%
JUMLAH
%
KON DOM
10
11
12
13
14
3
4
1
Kota Gorontalo
10
6,018
21.8
286
1.0 1,006
3.6
4,414
16.0 11,724
42.4
445
2
Kab. Gorontalo
21
4,764
7.2
137
0.2
937
1.4 11,133
16.9 16,971
25.8
1,729
3
Kab. Boalemo
11
201
4.8
2
0.0
116
2.8
165
3.9
484
11.5
70
4
Kab. Pohuwato
16
912
4.3
85
0.4
164
0.8
5,713
26.8
6,874
32.3
5
Kab. Bone Bolango
20
5,695
22.1
257
1.0
894
3.5
5,640
21.9 12,486
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,014
6.3
1
0.0
13
0.1
1,541
93
18,604
11.6
768
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
0.5 3,130
1.9 28,606
% 15
1.6
SUNTIK
%
16
17
PIL
%
OBAT VAGINA
%
18
19
20
21
LAIN NYA
%
22
23
JUMLAH
%
MKJP + NON MKJP
24
25
26
% MKJP + NON MKJP 27
8,783
31.8
6,701
24.2
0
0.0
0
0.0
15,929
57.6 27,653
100
2.6 30,627
46.5
16,510
25.1
0
0.0
0
0.0
48,866
74.2 65,837
100
1.7
2,689
63.8
970
23.0
0
0.0
0
0.0
3,729
88.5
4,213
100
1,096
5.1
5,936
27.9
7,407
34.8
0
0.0
0
0.0
14,439
67.7 21,313
100
48.4
2,284
8.9
5,573
21.6
5,461
21.2
0
0.0
0
0.0
13,318
51.6 25,804
100
2,569
16.0
392
2.4
6,927
43.1
6,180
38.5
0
0.0
0
0.0
13,499
84.0 16,068
100
17.8 51,108
31.8
6,016
3.7 60,535
37.6
43,229
26.9
0
0.0
0
0.0
109,780
68.2 160,888
100
9.6
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 PESERTA KB BARU NO
KABUPATEN / KOTA
IUD 1
2
NON MKJP
MKJP
JUMLAH PUSKESMAS %
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
%
JUMLAH
%
KONDOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
MKJP + % MKJP NON + NON MKJP MKJP
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1
Kota Gorontalo
10
610
28.4
7
0.3
167
7.8
847
39.4
1,631
75.8
40
1.9
306
14.2
174
8.1
0
0.0
0
0.0
520
24.2
2,151
100
2
Kab. Gorontalo
21
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0
3
Kab. Boalemo
11
709
32.3
141
6.4
2
0.1
116
5.3
968
44.2
47
2.1
773
35.3
404
18.4
0
0.0
0
0.0
1,224
55.8
2,192
100
4
Kab. Pohuwato
16
912
4.3
85
0.4
164
0.8
5,713
26.8
6,874
32.3
1,096
5.1
5,936
27.9
7,407
34.8
0
0.0
0
0.0
14,439
67.7
21,313
100
5
Kab. Bone Bolango
20
1,109
13.7
15
0.2
27
0.3
2,110
26.0
3,261
40.2
378
4.7
2,274
28.0
2,198
27.1
0
0.0
0
0.0
4,850
59.8
8,111
100
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,014
6.3
0
0.0
13
0.1
1,541
9.6
2,568
16.0
392
2.4
6,927
43.1
6,180
38.5
0
0.0
0
0.0
13,499
84.0
16,067
100
93
4,354
8.7
248
0.5
373
0.7
10,327
20.7
15,302
30.7
1,953
3.9
16,216
32.5
16,363
32.8
0
0.0
0
0.0
34,532
69.3
49,834
100.0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN / KOTA
1
2
JUMLAH PUSKESMAS
JUMLAH PUS
PESERTA KB BARU
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
1
Kota Gorontalo
10
30,403
2,151
7.1
27,653
91.0
2
Kab. Gorontalo
21
77,465
65,837
85.0
65,837
85.0
3
Kab. Boalemo
11
26,838
3,309
12.3
18,418
68.6
4
Kab. Pohuwato
16
26,424
5,596
21.2
23,144
87.6
5
Kab. Bone Bolango
20
28,013
8,111
29.0
25,804
92.1
6
Kab. Gorontalo Utara
15
18,689
16,067
86.0
16,068
86.0
93
207,832
101,071
48.6
176,924
85.1
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO 1
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
2
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kota Gorontalo
10
1,850
1,962
3,812
1,850
100
1,962
100.0
3,812
100
35
2
Kab. Gorontalo
21
3,253
3,117
6,370
3,253
100
3,117
100.0
6,370
100
114
3
Kab. Boalemo
11
1,308
1,254
2,562
1,308
100
1,254
100.0
2,562
100
111
4
Kab. Pohuwato
16
1,414
1,292
2,706
1,266
89.53
1,181
91.4
2,447
90.4
5
Kab. Bone Bolango
20
1,286
1,254
2,540
1,286
100
1,254
100.0
2,540
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,071
970
2,041
1,065
99.44
1,111
114.5
2,176
93
10,182
9,849
20,031
10,028
98.5
9,879
100.3
19,907
99.4
JUMLAH (KAB/KOTA)
L+P
L
1
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
BBLR P
L
1.9
38
1.9
73
1.9
3.5
136
4.4
250
3.9
8.5
94
7.5
205
8.0
30
2.4
38
3.2
68
2.8
100
61
4.7
59
4.7
120
4.7
106.6
56
5.3
57
5.1
113
5.2
407
4.1
422
4.3
829
4.2
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN / KOTA
1
2
JUMLAH PUSKESMAS
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) L P L+P
JUMLAH BAYI
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Kota Gorontalo
10
1,930
2,009
3,939
1,880
97.4
1,932
96.2
3,812
96.8
1,818
94.2
1,889
94.0
3,707
94.1
2
Kab. Gorontalo
21
3,425
3,396
6,821
3,228
94.2
3,087
90.9
6,315
92.6
2,971
86.7
2,817
83.0
5,788
84.9
3
Kab. Boalemo
11
1,421
1,478
2,899
1,292
90.9
1,220
82.5
2,512
86.7
1,259
88.6
1,183
80.0
2,442
84.2
4
Kab. Pohuwato
16
1,413
1,359
2,772
1,351
95.6
1,277
94.0
2,628
94.8
1,141
80.8
1,065
78.4
2,206
79.6
5
Kab. Bone Bolango
20
1,662
1,525
3,187
1,286
77.4
1,254
82.2
2,540
79.7
1,056
63.5
978
64.1
2,034
63.8
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,058
998
2,056
1,033
97.6
936
93.8
1,969
95.8
930
87.9
787
78.9
1,717
83.5
93
10,909
10,765
21,674
10,070
92.3
9,706
90.2
19,776
91.2
9,175
84.1
8,719
81.0
17,894
82.6
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN / KOTA
1
2
JUMLAH PUSKESMAS
JUMLAH BAYI (0-6 BULAN) L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
10
1,498
1,571
3,069
741
49.5
750
47.7
1,491
48.6
2
Kab. Gorontalo
21
1,192
1,212
2,404
443
37.2
505
41.7
948
39.4
3
Kab. Boalemo
11
1,421
1,478
2,899
223
15.7
232
15.7
455
15.7
4
Kab. Pohuwato
16
615
639
1,254
532
86.5
568
88.9
1,100
87.7
5
Kab. Bone Bolango
20
1,663
1,525
3,188
23
1.4
26
1.7
49
1.5
6
Kab. Gorontalo Utara
15
568
541
1,109
364
64.1
419
77.4
783
70.6
93
6,957
6,966
13,923
2,326
33.4
2,500
35.9
4,826
34.7
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO 1
KABUPATEN / KOTA 2
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
JUMLAH PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
10
1,930
2,009
3,939
1,875
97.2
1,951
97.1
3,826
97.1
2
Kab. Gorontalo
21
3,425
3,396
6,821
0
0.0
0
0.0
5,492
80.5
3
Kab. Boalemo
11
1,421
1,478
2,899
1,367
96.2
1,423
96.3
2,790
96.2
4
Kab. Pohuwato
16
1,413
1,359
2,772
0
0.0
0
0.0
1,848
66.7
5
Kab. Bone Bolango
20
1,662
1,525
3,187
1,252
75.3
1,206
79.1
2,458
77.1
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,058
998
2,056
780
73.7
700
70.1
1,480
72.0
93
10,909
10,765
21,674
5,274
48.3
5,280
49
17,894
82.6
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN UCI
% DESA/KELURAHAN UCI
4
5
6
10
50
33
66.0
Kab. Gorontalo
21
205
172
83.9
3
Kab. Boalemo
11
84
78
92.9
4
Kab. Pohuwato
16
105
104
99.0
5
Kab. Bone Bolango
20
165
141
85.5
6
Kab. Gorontalo Utara
15
123
99
80.5
93
732
627
85.7
NO
KABUPATEN / KOTA
1
2
1
Kota Gorontalo
2
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PUSKESMAS
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO
1
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
2
JUMLAH LAHIR HIDUP
Hb < 7 hari P
L
L+P
BCG P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Kota Gorontalo
10
1,850
1,962
3,812
2,160
116.76
2,140
109.07
4,300
112.80
1,890
102.16
1,993
101.58
3,883
101.86
2
Kab. Gorontalo
21
3,253
3,117
6,370
3,173
97.54
2,875
92.24
6,048
94.95
3,439
105.72
3,124
100.22
6,563
103.03
3
Kab. Boalemo
11
1,308
1,254
2,562
1,283
98.09
1,263
100.72
2,546
99.38
1,323
101.15
1,362
108.61
2,685
104.80
4
Kab. Pohuwato
16
1,414
1,292
2,706
1,190
84.16
1,118
86.53
2,308
85.29
1,526
107.92
1,465
113.39
2,991
110.53
5
Kab. Bone Bolango
20
1,286
1,254
2,540
1,124
87.40
1,141
90.99
2,265
89.17
1,370
106.53
1,281
102.15
2,651
104.37
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,071
970
2,041
1,003
93.65
951
98.04
1,954
95.74
1,202
112.23
1,162
119.79
2,364
115.83
93
10,182
9,849
20,031
9,933
97.55
9,488
96.33
96.95
10,750
105.58
10,387
105.46
21,137
105.52
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
19421
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO
1
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH BAYI (SURVIVING INFANT)
JUMLAH PUSKESMA S
L
2
a
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 P
L+P
CAMPAK
POLIO 4 P
L
L+P
L
IMUNISASI DASAR LENGKAP
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
Kota Gorontalo
10
1,930
2,009
3,939
1,835
95.1
1,801
89.6
3,636
92.3
1,837
95.1813
1,787
88.9497
3,624
92.00
1,868
96.7876
1,770
88.1035
3,638
92.36
1,643
85.1295
2,097
104.38
3,740
94.948
2
Kab. Gorontalo
21
3,425
3,396
6,821
3,467
101.2
3,134
92.3
6,601
96.8
3,453
100.818
3,076
90.5771
6,529
95.72
3,589
104.788
3,322
97.821
6,911
101.32
2,428
70.8905
2,403
70.7597
4,831
70.8254
3
Kab. Boalemo
11
1,421
1,478
2,899
1,265
89.0
1,294
87.6
2,559
88.3
1,312
92.3293
1,284
86.8742
2,596
89.55
1,254
88.2477
1,221
82.6116
2,475
85.37
1,233
86.7699
1,243
84.1001
2,476
85.4088
4
Kab. Pohuwato
16
1,413
1,359
2,772
1,553
109.9
1,464
107.7
3,017
108.8
1,543
109.2
1,456
107.138
2,999
108.19
1,514
107.148
1,405
103.385
2,919
105.303
1,514
107.148
1,405
103.385
2,919
105.303
5
Kab. Bone Bolango
20
1,662
1,525
3,187
1,407
84.7
1,347
88.3
2,754
86.4
1,409
84.7774
1,368
89.7049
2,777
87.14
1,415
85.1384
1,333
87.4098
2,748
86.23
1,398
84.1155
1,339
87.8033
2,737
85.8801
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,058
998
2,056
1,202
113.6
1,162
116.4
2,364
115.0
1,130
106.805
1,123
112.525
2,253
109.58
1,129
106.711
1,076
107.816
2,205
107.247
1,028
97.1645
1,071
107.315
2,099
102.091
93
10,909
10,765
21,674
10,729
98
10,202
95
20,931
96.6
10,684
94.0734 20,896
96.4104
9,244
84.7374
9,558
88.7877 18,802
86.7491
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
97.9375 10,094
93.7668 20,778
95.87 10,769
98.7167 10,127
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
JUMLAH PUSKESMAS 3
JUMLAH BAYI L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH
L+P S
%
L
P
11
12
13
14
ANAK BALITA (12-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P L+P % % S S 15
16
17
18
JUMLAH
L+P S
%
L
P
L+P
19
20
21
22
23
24
BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P % % S S 25
26
27
L+P S
%
28
29
30
7
8
9
10
3,558
1,467
84.12
1,486
81.92
2,953
83.00
8,074
7,572
15,646
5,096
63.12
4,915
64.91
10,011
63.98
9,818
9,386
19,204
6,563
66.85
6,401
68.20
12,964
67.51
6,821
1,487
43.42
1,648
48.53
3,135
45.96
11,575
12,807
24,382
9,220
79.65
9,520
74.33
18,740
76.86
15,000
16,203
31,203
10,707
71.38
11,168
68.93
21,875
70.11
1
Kota Gorontalo
10
1,744
2
Kab. Gorontalo
21
3,425
3
Kab. Boalemo
11
1,421
1,478
2,899
1,224
86.14
1,200
81.19
2,424
83.62
6,088
6,332
12,420
3,755
61.68
3,687
58.23
7,442
59.92
7,509
7,810
15,319
4,979
66.31
4,887
62.57
9,866
64.40
4
Kab. Pohuwato
16
1,492
1,486
2,978
1,346
90.21
1,330
89.50
2,676
89.86
4,760
4,448
9,208
3,981
83.63
3,730
83.86
7,711
83.74
6,252
5,934
12,186
5,327
85.20
5,060
85.27
10,387
85.24
5
Kab. Bone Bolango
20
1,663
1,525
3,188
1,549
93.14
1,442
94.56
2,991
93.82
7,133
6,676
13,809
6,422
90.03
6,082
91.10
12,504
90.55
8,796
8,201
16,997
7,971
90.62
7,524
91.74
15,495
91.16
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,058
998
2,056
1,038
98.11
1,036
103.81
2,074
100.88
4,606
4,333
8,939
3,768
81.81
3,632
83.82
7,400
82.78
5,664
5,331
10,995
4,806
84.85
4,668
87.56
9,474
86.17
93
10,803
10,697
21,500
8,111
75.08
8,142
76.11
16,253
75.60
42,236
42,168
84,404
32,242
76.34
31,566
74.86
63,808
75.60
53,039
52,865
105,904
40,353
76.08
39,708
75.11
80,061
75.60
JUMLAH (KAB/KOTA)
1,814
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P % % SƷ S
3,396
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
JUMLAH PUSKESMAS
BGM P
DITIMBANG
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Kota Gorontalo
10
3,891
3,927
7,818
3,061
3,081
6,142
78.7
78.5
78.6
67
2.2
69
2.2
136
2.2
2
Kab. Gorontalo
21
6,561
6,788
13,349
5,806
5,999
11,805
88.5
88.4
88.4
53
0.9
56
0.9
109
0.9
3
Kab. Boalemo
11
4,380
4,556
8,936
2,241
2,205
4,446
51.2
48.4
49.8
177
7.9
158
7.2
335
7.5
4
Kab. Pohuwato
16
2,838
2,804
5,642
2,500
2,455
4,955
88.1
87.6
87.8
287
11.5
265
10.8
552
11.1
5
Kab. Bone Bolango
20
3,374
3,110
6,484
2,612
2,755
5,367
77.4
88.6
82.8
105
4.0
113
4.1
218
4.1
6
Kab. Gorontalo Utara
15
2,538
2,379
4,917
1,990
2,022
4,012
78.4
85.0
81.6
56
2.8
73
3.6
129
3.2
93
23,582
23,564
47,146
18,210
18,517
36,727
77.2
78.6
77.9
745
4.1
734
4.0
1,479
4.0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
1
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
2
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
10
8,074
7,572
15,646
4,949
61.3
4,824
63.7
9,773
62.5
2
Kab. Gorontalo
21
11,575
12,807
24,382
4,434
38.3
4,613
36.0
9,047
37.1
3
Kab. Boalemo
11
6,088
6,332
12,420
2,757
45.3
2,869
45.3
5,626
45.3
4
Kab. Pohuwato
16
4,760
4,448
9,208
2,254
47.4
2,165
48.7
4,419
48.0
5
Kab. Bone Bolango
20
7,133
6,676
13,809
3,244
45.5
3,195
47.9
6,439
46.6
6
Kab. Gorontalo Utara
15
4,606
4,333
8,939
1,711
37.1
1,856
42.8
3,567
39.9
93
42,236
42,168
84,404
19,349
45.8
19,522
46.3
38,871
46.1
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 BALITA NO
1
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
2
BGM P
DITIMBANG
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Kota Gorontalo
10
10,017
9,594
19,611
7,520
7,472
14,992
75.1
77.9
76.4
81
1.1
81
1.1
162
1.1
2
Kab. Gorontalo
21
15,864
16,135
31,999
12,034
12,115
24,149
75.9
75
75.5
92
0.8
102
0.8
194
0.8
3
Kab. Boalemo
11
7,509
7,810
15,319
4,632
4,474
9,106
61.7
57
59.4
177
3.8
158
3.5
335
3.7
4
Kab. Pohuwato
16
6,052
5,813
11,865
5,237
4,970
10,207
86.5
85
86.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
5
Kab. Bone Bolango
20
8,796
8,201
16,997
6,331
6,383
12,714
72.0
78
74.8
105
1.7
113
1.8
218
1.7
6
Kab. Gorontalo Utara
15
5,664
5,331
10,995
3,921
3,930
7,851
69.2
74
71.4
141
3.6
189
4.8
330
4.2
93
53,902
52,884
106,786
39,675
39,344
79,019
73.6
74
74.0
596
1.5
643
1.6
1,239
1.6
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
JUMLAH PUSKESMAS 3
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
JUMLAH DITEMUKAN
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
10
31
16
47
31
100
16
100
47
100
2
Kab. Gorontalo
21
175
149
324
175
100
149
100
324
100
3
Kab. Boalemo
11
50
42
92
50
100
42
100
92
100
4
Kab. Pohuwato
16
40
25
65
40
100
25
100
65
100
5
Kab. Bone Bolango
20
18
29
47
18
100
29
100
47
100
6
Kab. Gorontalo Utara
15
6
11
17
6
100
11
100
17
100
93
320
272
592
320
100
272
100
592
100
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
1
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH
JUMLAH PUSKESMAS
2
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) L
P
SD DAN SETINGKAT
L+P JUMLAH
L
P
L+P
JUMLAH
%
7
8
JUMLAH
%
JUMLAH
%
9
10
11
12
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
%
4
5
6
13
14
15
1
Kota Gorontalo
10
2,121
2,126
4,247
1,994
94.0
2,008
94.4
4,002
94.2
126
126
100
2
Kab. Gorontalo
21
4,513
4,237
8,750
4,492
99.5
4,236
100.0
8,728
99.7
338
338
100
3
Kab. Boalemo
11
1,713
1,482
3,195
1,470
85.8
1,314
88.7
2,784
87.1
146
146
100
4
Kab. Pohuwato
16
1,753
1,459
3,212
1,603
91.4
1,351
92.6
2,954
92.0
143
140
97.90
5
Kab. Bone Bolango
20
1,830
1,596
3,426
1,655
90.4
1,445
90.5
3,100
90.5
143
143
100
6
Kab. Gorontalo Utara
15
1,334
1,221
2,555
1,250
93.7
1,145
93.8
2,395
93.7
122
122
100
93
13,264
12,121
25,385
12,464
94.0
11,499
94.9
23,963
94.4
1,018
1,015
99.71
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
94.0
94.9
94.4
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN /KOTA
JUMLAH PUSKESMAS
1
2
3
1
Kota Gorontalo
10
2
Kab. Gorontalo
21
3
Kab. Boalemo
4
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TETAP TETAP PENCABUTAN 4
5
875
0.11
-
-
0.0
11
168
433
0.4
Kab. Pohuwato
16
-
-
0.0
5
Kab. Bone Bolango
20
58
651
0.1
6
Kab. Gorontalo Utara
15
21
108
0.2
93
339
2,067
JUMLAH (KAB/ KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
92
6
0.2
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH
JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI
%
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
6
7
8
MASSAL 1
2
4
5
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1
Kota Gorontalo
126
126
126
100
4,101
3,922
8,023
2,706
66
2,785
71.0
5,491
68.4
933
55.6
858
56.0
1,791
55.8
2
Kab. Gorontalo
-
-
0
-
0.0
28,747
27,067
55,814
28,747
100
27,067
100.0
55,814
100.0
-
-
-
-
0.0
-
0.0
-
0.0
3
Kab. Boalemo
146
-
0
146
100
1,713
1,482
3,195
1,470
86
1,314
88.7
2,784
87.1
-
-
-
-
0.0
-
0.0
-
0.0
4
Kab. Pohuwato
-
-
0
-
0.0
0.0
-
0.0
0.0
-
0.0
5
Kab. Bone Bolango
-
0
-
0.0
-
-
-
0.0
-
0.0
-
-
-
0.0
-
0.0
6
Kab. Gorontalo Utara
-
-
-
JUMLAH (KAB/ KOTA)
58
100
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
-
147
17
12
17
11.6
-
-
-
477
143
30.0
289
60.6
34,561
32,471
67,032
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
0.0 -
0.0
-
17
0.0
12
0.0
29
0.0
32,940
95.3
31,178
96.0
64,118
95.7
####
####
####
-
####
####
####
0.0 -
0.0
-
17
0.0
12
0.0
29
0.0
950
56.6
870
56.8
1,820
56.7
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 USILA (60TAHUN+) NO
KABUPATEN / KOTA
1
2
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kota Gorontalo
5,470
8,787
14,257
5,064
92.58
8,255
93.95
13,319
93.42
2
Kab. Gorontalo
13,496
16,040
29,536
9,459
70.09
12,485
77.84
21,944
74.30
3
Kab. Boalemo
4,138
4,328
8,466
221
5.34
276
6.38
497
5.87
4
Kab. Pohuwato
1,600
2,096
3,696
240
15.00
209
9.97
449
12.15
5
Kab. Bone Bolango
4,912
6,253
11,165
3,316
67.51
2,402
38.41
5,718
51.21
6
Kab. Gorontalo Utara
5,533
5,084
10,617
1,558
28.16
1,426
28.05
2,984
28.11
35,149
42,588
77,737
19,858
56.50
25,053
58.83
44,911
57.77
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 PESERTA JAMINAN KESEHATAN NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN
1
2
L
JUMLAH P
L+P
3
4
5
0
0
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN
0
1.2 PBI APBD
L
% P
L+P
6
7
8
1,619,301
0.00
0.00
141.47
0
906,447
0.00
0.00
79.19
0
0
473,855
0.00
0.00
41.40
1.3 Pekerja penerima upah (PPU)
0
0
179,521
0.00
0.00
15.68
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri
0
0
17,528
0.00
0.00
1.53
1.5 Bukan Pekerja (BP)
0
0
41,950
0.00
0.00
3.67
2
Jamkesda
0
0
139,123
0.00
0.00
12.15
3
Asuransi Swasta
0
0
0
0.00
0.00
0.00
4
Asuransi Perusahaan
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0
0
1,758,424
0.00
0.00
153.63
1
Jaminan Kesehatan Nasional
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JUMLAH KUNJUNGAN NO
RAWAT JALAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
1
Kota Gorontalo
142,273
205,840
348,113
168
411
579
518
475
993
2
Kab. Gorontalo
88,746
129,110
217,856
1,334
1,744
3,078
283
293
576
3
Kab. Boalemo
41,215
48,195
89,410
795
942
1,737
152
176
328
4
Kab. Pohuwato
35,148
43,479
78,627
1,143
1,197
2,340
204
144
348
5
Kab. Bone Bolango
22,249
34,013
56,262
518
261
779
67
49
116
6
Kab. Gorontalo Utara
30,429
39,372
69,801
871
1,217
2,088
412
463
875
360,060
500,009
860,069
4,829
5,772
10,601
1,636
1,600
3,236
16,949
19,080
36,029
7,463
11,203
18,666
126
65
191
535
640
1,175
694
907
1,601
0
0
0
SUB JUMLAH I 1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
2
RSUD Otanaha
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
13,715
16,964
30,679
6,650
9,538
16,188
128
120
248
4
RSUD Tani dan Nelayan
4,227
7,344
11,571
1,715
2,181
3,896
4
9
13
5
RSUD Pohuwato
4,996
5,634
10,630
2,333
2,629
4,962
0
0
0
6
RSUD Toto Kabila
6,636
9,913
16,549
2,905
4,353
7,258
0
0
0
7
RSUD Tombulilato
570
846
1,416
290
349
639
3
0
3
8
RSUD zainal Umar Sidiki
1,673
2,047
3,720
241
312
553
0
0
0
9
RSUD Hasri Ainun Habibie RS Swasta RS Islam RS Bunda RS Siti Hadijah
6,636
9,913
16,549
2,905
4,353
7,258
0
0
0
672 1,105 1,025
523 1,149 1,335
1,195 2,254 2,360
1,046 1,651 232
1,095 2,457 1,301
2,141 4,108 1,533
0 0 0
0 0 0
0 0 0
58,739
75,388
128,318
28,125
40,678
61,021
261
194
455
1 2 3
SUB JUMLAH II 1
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA)
0 418,799
0 575,397
0 988,387
0 32,954
0 46,450
0 71,622
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
567,324
577,262
1,144,586
567,324
577,262
1,144,586
73.8
99.7
86.4
5.8
8.0
6.3
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
0 0 1,897
0 1,794
0 3,691
TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH SAKIT
1
2
a
1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
2
RSUD Otanaha
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
4
RSUD Tani dan Nelayan
5
RSUD Pohuwato
6
RSUD Toto Kabila
7
RSUD Tombulilato
8 9 1 2 3
JUMLAH TEMPAT TIDUR 3
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
PASIEN KELUAR MATI
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
350
7,464
11,202
18,666
266
229
495
154
150
304
35.6
20.4
26.5
20.6
13.4
16.3
50
694
907
1,601
7
16
23
5
5
10
10.1
17.6
14.4
7.2
5.5
6.2
255
6,650
9,538
16,188
285
364
649
72
87
159
42.9
38.2
40.1
10.8
9.1
9.8
78
1,715
2,181
3,896
51
46
97
24
17
41
29.7
21.1
24.9
14.0
7.8
10.5
94
2,333
2,624
4,957
49
46
95
37
29
66
21.0
17.5
19.2
15.9
11.1
13.3
127
2,905
4,353
7,258
62
90
152
27
58
85
21.3
20.7
20.9
9.3
13.3
11.7
64
290
349
639
10
13
23
-
1
1
34.5
37.2
36.0
-
2.9
1.6
RSUD Zainal Umar Sidiki
12
-
-
553
-
12
-
21.7
-
-
-
RSUD Hasri Ainun Habibie RS Swasta : RS Islam RS Bunda RS Siti Hadijah
50
285
253
538
-
KABUPATEN/KOTA Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
71 90 30 1,080
0 1,651 232 22,336
0 2,457 1,301 31,407
2,361 4,108 1,533 54,296
0 23 0 730
1 0 25 0 805
1 33 48 0 1,547
2
0 19 0 321
1
0 20 0 348
3 24 39 0 669
-
-
-
4.0
1.9
7.0
4.0
5.6
13.9 -
10.2 -
14.0 11.7 -
11.5 -
8.1 -
10.2 9.5 -
3.3
2.6
2.8
1.4
1.1
1.2
TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH SAKIT
1
2
a
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA DIRAWAT TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN 3
4
5
6
BOR (%)
BTO (KALI)
TOI (HARI)
ALOS (HARI)
7
8
9
10
1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
350
18,666
90,280
71,614
70.7
53.33
2.01
3.8
2
RSUD Otanaha
50
1,601
3,849
3,895
21.1
32.02
9.00
2.4
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
255
16,188
59,755
59,453
64.2
63.48
2.06
3.7
4
RSUD Tani dan Nelayan
78
3,896
17,107
11,892
60.1
49.95
2.92
3.1
5
RSUD Pohuwato
94
4,957
19,150
19,150
55.8
52.73
3.06
3.9
6
RSUD Toto Kabila
127
7,258
36,559
43,817
78.9
57.15
1.35
6.0
7
RSUD Tombulilato
64
639
1,957
1,957
8.4
9.98
33.5
3.1
8
RSUD Zainal Umar Sidiki
12
553
1,552
1,552
35.4
46.08
5.11
2.8
9
RSUD Hasri Ainun Habibie
50
538
1,859
1,859
10.2
10.76
30.47
3.5
RS Swasta 1
RS Islam
71
2,361
9,980
10,229
38.5
33.25
6.75
4.3
2
RS Bunda
90
4,108
21,498
17,390
65.4
45.64
2.76
4.2
3
RS Siti Hadijah
30
1,533
4,032
4,031
36.8
51.10
4.51
2.6
54,296
232,068
215,189
58.9
50.27
2.99
3.96
KABUPATEN/KOTA Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
1,080
TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 RUMAH TANGGA NO 1
KABUPATEN / KOTA 2
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
% BER- PHBS
4
5
6
7
8
1 Kota Gorontalo
52,677
30,475
57.9
25,017
82.1
2 Kab. Gorontalo
116,041
17,422
15.0
11,311
64.9
3 Kab. Boalemo
32,218
16,720
51.9
8,142
48.7
4 Kab. Pohuwato
35,591
24,159
67.9
11,220
46.4
5 Kab. Bone Bolango
33,141
10,640
32.1
6,875
64.6
236,299
80,703
34.2
52,798
65.4
505,967
180,119
35.6
115,363
64.0
6 Kab. Gorontalo Utara JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH SELURUH RUMAH
1
2
4
-1 RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH YANG BELUM (RUMAH SEHAT) MEMENUHI JUMLAH % SYARAT 5
6
7
0 RUMAH DIBINA %
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
Kota Gorontalo
41,812
33,965
81.23
7,847
2,241
28.56
2
Kab. Gorontalo
76,504
48,429
63.30
28,075
28,075
100
3
Kab. Boalemo
29,923
16,415
54.86
13,508
3,603
26.67
4
Kab. Pohuwato
32,917
21,989
66.80
10,928
10,928
100
5
Kab. Bone Bolango
27,326
10,722
39.24
18,343
8,557
6
Kab. Gorontalo Utara
22,335
7,959
35.63
10,704
230,817
139,479
60.43
89,405
JUMLAH (KAB/KOTA)
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
1
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
1,686
75.23
35,651
85.26
759
2.70
49,188
64.29
2,098
58.23
18,513
61.87
-
0.00
21,989
66.80
46.65
-
0.00
10,722
39.24
10,704
100
656
6.13
8,615
38.57
64,108
71.71
5199
8.11
144,678
62.68
TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
137
2993
0
0
0
0
21019
113372
21014
113296
175,115
86.6
0
0
5918
13670
2181
13670
410
8467
366
8467
2413
36878
2627
36876
0
0
0
0
1827
31959
1827
31959
280,359
74.8
38
150
383
2571
295
2769
162
4410
72
4158
88
3703
1
388
0
0
0
0
451
8945
451
8944
94,704
63.4
199
2241
0
0
0
0
280
3501
280
159
374
2262
321
2262
0
0
0
0
2588
5314
2588
5314
56,011
39.4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5096
30594
4383
22517
86,739
52.2
101
637
90
540
134
740
134
916
197
2208
300
0
292
6042
228
4976
6
0
26
0
26
8504
26
8504
66,122
60.1
4118
22345
4054
24160
6435
16981
2610
17355
1201
21230
1170
15428
3304
51878
3314
47495
6
0
26
0
31007
198688
30289
190534
759050
66.3
Kab. Gorontalo
374,771
23,688
186,913
24,788
189,387
0
0
Kab. Boalemo
149,392
9,902
117,362
5,999
78,295
43
94
4
Kab. Pohuwato
142,066
5,823
46,305
4,377
46,035
222
222
5
Kab. Bone Bolango
166,235
12,875
83,719
9,115
64,222
0
6
Kab. Gorontalo Utara
109,938
8,572
58,365
5,603
51,186
1,144,586
68,101
56712
464078
%
23
2993
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
22
137
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
21
2644
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
20
152
3
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
19
2644
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
18
152
JUMLAH SARANA
17
0
2
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
16
0
JUMLAH SARANA
15
0
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
14
0
34,953
JUMLAH SARANA
13
6,830
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
12 21229
37,438
JUMLAH SARANA
11 3727
7,241
JUMLAH SARANA
10 21392
202,184
530102
MEMENUHI SYARAT
9
Kota Gorontalo
JUMLAH (KAB/KOTA)
MEMENUHI SYARAT
3752
1
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8
MEMENUHI SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JUMLAH SARANA
7
MEMENUHI SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
6
MEMENUHI SYARAT
TERMINAL AIR
JUMLAH SARANA
5
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
4
JUMLAH SARANA
2
MEMENUHI SYARAT
SUMUR BOR DENGAN POMPA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
PENDUDUK
JUMLAH SARANA
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
SUMUR GALI TERLINDUNG
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK
TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
NO
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM
JUMLAH
%
1
2
4
5
6
7
1
Kota Gorontalo
62
62
49
79.03
2
Kab. Gorontalo
167
180
135
75.00
3
Kab. Boalemo
0
1629
1471
90.30
4
Kab. Pohuwato
5
5
5
100.00
5
Kab. Bone Bolango
76
424
342
80.66
6
Kab. Gorontalo Utara
61
35
30
85.71
371
2335
2032
87.02
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 JENIS SARANA JAMBAN
16
29,215
152,274
27,576
146,492
2
Kab. Gorontalo
374,771
2,171
41,891
2,058
41,891
100.00
26,905
167,321
26,905
3
Kab. Boalemo
149,392
809
20,164
657
16,250
80.59
10,315
82,807
4
Kab. Pohuwato
142,066
963
10,951
856
10,951
100.00
13,166
56,052
5
Kab. Bone Bolango
166,235
1,274
22,526
1,082
20,118
89.31
11,622
6
Kab. Gorontalo Utara
109,938
489
13,705
314
7,786
56.81
5,935
1,144,586
6,872
134,601
6,059
120,184
89.29
97,158
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
17
18
19
20
21
22
% PENDUDUK PENGGUNA
15
91.42
JUMLAH SARANA
14
23,188
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
13
1,092
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA 12
25,364
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
11
1,166
JUMLAH SARANA
10
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
% PENDUDUK PENGGUNA 9
202,184
% PENDUDUK PENGGUNA
8
Kota Gorontalo
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
7
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA 6
1
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
CEMPLUNG
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
5
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
4
MEMENUHI SYARAT
PLENGSENGAN
% PENDUDUK PENGGUNA
2
LEHER ANGSA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
23
24
JUMLAH
%
25
26
96.20
136
614
136
614
100
922
2,772
922
2,772
100
173,066
85.6
167,321
100
3,323
14,172
3,323
14,172
100
2,287
8,912
2,287
8,912
100
232,296
62.0
8,445
72,179
87.17
286
1,346
286
916
68.05
1,321
5,539
287
2,664
48.10
92,009
61.6
8,768
52,417
93.51
1,192
3,382
1,026
3,382
100
1,065
2,884
763
2,884
100
69,634
49.0
52,787
8,433
44,452
84.21
118
346
117
346
100
19
141
-
-
0
64,916
39.1
27,755
5,516
27,755
100
23
90
-
-
0
21
-
-
-
0
35,541
32.3
538,996
85,643
510,616
94.73
5,078
19,950
97.39
5,635
85.1047
667,462
58.3
4,888
19,430
20,248
4,259
17,232
TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
DESA MELAKSANAKAN STBM
DESA STOP BABS (SBS)
DESA STBM
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
1
Kota Gorontalo
50
50
100
25
50
-
0
2
Kab. Gorontalo
205
95
46.3
23
11.22
-
0
3
Kab. Boalemo
84
51
60.7
11
13.10
-
0
4
Kab. Pohuwato
105
104
99.0
12
11.43
-
0
5
Kab. Bone Bolango
165
19
11.5
0
0
-
0
6
Kab. Gorontalo Utara
123
123
100
0
0
-
0
732
442
60.4
71.0
9.70
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
0
0
TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 TEMPAT-TEMPAT UMUM YANG ADA
HOTEL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
122
28
25
10
5
2
36
228
122
100
28
100
25
100
10
100
6
120
2
100
36
100
228
100
2
Kab. Gorontalo
304
113
38
21
2
-
11
489
245
80.6
92
81.4
30
78.9
21
100.0
1
50
0
-
9
81.8
398
81.4
3
Kab. Boalemo
146
61
19
11
1
-
6
244
106
72.6
39
63.9
17
89.5
11
100.0
1
100
0
-
4
66.7
178
73.0
4
Kab. Pohuwato
131
46
20
19
1
-
8
225
128
97.7
45
97.8
20
100
16
84.2
1
100
0
-
5
62.5
215
95.6
5
Kab. Bone Bolango
163
33
14
20
2
-
0
232
163
100
33
100
14
100
20
100.0
2
100
0
-
0
-
232
100
6
Kab. Gorontalo Utara
104
39
10
13
1
-
2
169
96
92.3
37
94.9
10
100
12
92.3
1
100
0
-
2
100
158
93.5
970
320
126
12
2
860
88.7
274
85.6
116
88.9
1,410
2
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
SLTA
11
Kota Gorontalo
SLTP
10
1
1
SD
%
TEMPAT-TEMPAT UMUM
JUMLAH
NON BINTANG
%
BINTANG
JUMLAH
PUSKESMAS
%
SLTA
JUMLAH
SLTP
HOTEL
RUMAH SAKIT UMUM
%
SD
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
8
NON BINTANG
7
BINTANG
RUMAH SAKIT UMUM
KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS
NO
SARANA PENDIDIKAN
SARANA KESEHATAN
JUMLAH TTU
SARANA PENDIDIKAN
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
6
94
9
63
1,587
92.1
90
95.7
12
100.0
2
100.0
56
88.85
TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO
1
KABUPATEN / KOTA
2
JUMLAH TPM
JASA BOGA
4
RUMAH DEPOT AIR MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM)
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
%
JASA BOGA
RUMAH DEPOT AIR MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM)
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
Kota Gorontalo
1,094
28
181
126
136
471
43.05
14
111
38
203
366
33.46
2
Kab. Gorontalo
1,669
21
60
90
288
459
27.50
3
19
17
305
344
20.61
3
Kab. Boalemo
252
5
41
29
13
88
34.92
9
27
1
127
164
65.08
4
Kab. Pohuwato
249
2
53
27
155
237
95.18
1
14
7
129
151
60.64
5
Kab. Bone Bolango
649
16
48
58
132
254
39.14
16
0
0
100
116
17.87
6
Kab. Gorontalo Utara
332
0
86
29
37
152
45.78
0
54
5
21
80
24.10
4,245
72
469
359
761
1661
39.13
43
225
68
885
1221
28.76
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 65
NO
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
JASA BOGA
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
PERSENTASE TPM DIBINA
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JASA BOGA
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK PROVINSI GORONTALO 0 TAHUN 2014 0
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
JUMLAH TPM DIBINA
JUMLAH TPM DIUJI PETIK
1
Kota Gorontalo
366
5
31
28
16
80
21.86
471
5
37
29
4
75
15.9
2
Kab. Gorontalo
344
21
60
90
288
459
133.43
459
0
0
0
0
0
0
3
Kab. Boalemo
164
5
41
29
13
88
53.66
88
5
41
29
13
88
100
4
Kab. Pohuwato
151
11
45
45
122
223
147.68
237
0
0
0
0
0
0.0
5
Kab. Bone Bolango
116
1
16
0
100
117
100.86
254
254
0
0
0
0
0.0
6
Kab. Gorontalo Utara
80
0
54
5
21
80
100
152
252
0
0
0
0
0.0
1221
43
247
197
560
1047
85.75
1661
516
78
58
17
163
9.81
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
NAMA OBAT 2
Alopurinol tablet 100 mg Aminofilin tablet 200 mg Aminofilin injeksi 24 mg/ml Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kaplet 500 mg Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Metampiron tablet 500 mg Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) Atropin sulfat tablet 0,5 mg Atropin tetes mata 0,5% Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) Betametason krim 0,1 % Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml Deksametason tablet 0,5 mg Dekstran 70-larutan infus 6% steril Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) Diazepam Injeksi 5mg/ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) Diagoksin tablet 0,25 mg Efedrin tablet 25 mg (HCL) Ekstrks belladona tablet 10 mg Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) Etakridin larutan 0,1% Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml Fenobarbital tablet 30 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg Fenol Gliserol tetes telinga 10% Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg Furosemid tablet 40 mg Gameksan lotion 1 % Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g Gentian Violet Larutan 1 % Glibenklamida tablet 5 mg Gliseril Gualakolat tablet 100 mg Gliserin Glukosa larutan infus 5% Glukosa larutan infus 10% Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) Griseofulvin tablet 125 mg, micronized Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Haloperidol tablet 5 mg Hidroklorotiazida tablet 25 mg Hidrkortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Kaptopril tablet 12,5 mg Kaptopril tablet 25 mg Karbamazepim tablet 200 mg Ketamin Injeksi 10 mg/ml
SATUAN TERKECIL 3
KEBUTUHAN 4
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
tablet tablet tablet tablet kapsul kaplet botol tablet ampul
126,050 33,493 5,766 10,454 268,296 1,453,059 36,455 460,515 7,004
82,050 23,237 602 4,400 62,210 1,291,471 32,924 235,956 939
75,821 69,970 6,978 25,308 141,991 914,702 7,053 373,398 5,280
157,871 93,207 7,580 29,708 204,201 2,206,173 39,977 609,354 6,219
125.24 278.29 131.46 284.18 76.11 151.83 109.66 132.32 88.79
tablet
1,116,111
793,542
1,546,101
2,339,643
209.62
tube
9,193
2,764
1,653
4,417
48.05
supp
2,557
1,515
8,652
10,167
397.61 122.94
pot
5,924
1,981
5,302
7,283
tablet
3,500
100
-
100
tablet
1,750
-
100
100
vial tablet tablet tablet tablet botol ampul krim ampul tablet botol botol tablet ampul tablet tablet ampul tablet tablet tablet ampul botol ampul ampul tablet tablet tablet botol ampul tablet tablet botol
7,403 1,244,485 5,550 10,350 645 13,621 32,845 756,095 13,802 311,591 3,885 396,274 19,125 67,089 58,651 56,575 136,532 5,242 2,080 2,054 84,177 363 19,321 115,029 76,656 -
1,791 582,498 800 8,500 7,427 12,821 765,189 4,304 118,540 4,127 574,550 16,250 45,825 3,900 28,257 25,011 2,803 740 180 66,458 154 4,812 25,275 19,749 -
2,342 940,144 700 2 870 3,293 11,326 763,904 2,850 216,094 1,453 54,107 24,750 38,909 44,717 7,250 68,000 6,469 812 1,230 103,298 122 1,998 65,017 31,886 -
4,133 1,522,642 800 9,200 2 870 10,720 24,147 1,529,093 7,154 334,634 5,580 628,657 41,000 84,734 48,617 35,507 93,011 9,272 1,552 1,410 169,756 276 6,810 90,292 51,635 -
187,632
63,131
87,059
150,190
7,798 126,235 1,210,507 8,928 910 354 200,298 4,594 30,103 10,750 73,588 13,563 97,276 498,518 25,791 269,802 120,750 487,730 32,739 -
2,964 79,428 859,449 7,045 372 76 86,680 2,298 13,441 4,100 74,050 7,198 72,390 293,608 17,134 259,151 21,400 223,479 7,009 -
1,141 87,910 795,975 3,853 1,758 944 56,755 1,300 22,034 11,401 176,152 3,208 23,497 91,210 21,532 214,181 67,100 201,836 3,502 -
4,105 167,338 1,655,424 10,898 2,130 1,020 143,435 3,598 35,475 15,501 250,202 10,406 95,887 384,818 38,666 473,332 88,500 425,315 10,511 -
sach botol tablet tablet botol botol botol ampul tablet tablet tablet tablet tablet tube tablet tablet tablet tablet tablet tablet tablet vial
2.86 5.71 55.83 122.35 14.41 88.89 #DIV/0! #DIV/0! 134.88 78.70 73.52 202.24 #DIV/0! 51.83 107.40 143.63 158.64 214.38 126.30 82.89 62.76 68.12 176.88 74.62 #DIV/0! 68.65 201.67 #DIV/0! #DIV/0! 76.03 35.25 78.49 67.36 #DIV/0! 80.04 52.64 132.56 136.75 #DIV/0! 122.07 234.07 288.14 71.61 78.32 117.85 144.20 340.00 76.72 98.57 77.19 149.92 175.44 73.29 87.20 32.11 #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
1
2
70 71 72 73 74 75 76 77 78
Klofazimin kapsul 100 mg microzine Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol tetes telinga 3 % Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg 79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg 83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml 89 Mebendazol tablet 100 mg 90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg 91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 92 Metronidazol tablet 250 mg 93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % 96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % 97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g 98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g 99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) 100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml 104 Paracetamol tablet 100 mg 105 Paracetamol tablet 500 mg 106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) 107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg 108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 109 Povidon Iodida larutan 10 % 110 Povidon Iodida larutan 10 % 111 Prednison tablet 5 mg 112 Primakuin tablet 15 mg 113 Propillitiourasil tablet 100 mg 114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 115 Reserpin tablet 0,10 mg 116 Reserpin tablet 0,25 mg 117 Ringer Laktat larutan infus Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 118 4% 119 Salisil bedak 2% 120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% 128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg 130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp 133 Triheksifenidil tablet 2 mg 134 Vaksin Rabies Vero 135 Vitamin B Kompleks tablet VAKSIN 136 BCG 137 T T 138 D T 139 CAMPAK 10 Dosis 140 POLIO 10 Dosis 141 DPT-HB 142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS 143 POLIO 20 Dosis 144 CAMPAK 20 Dosis Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
kapsul kapsul botol tablet ampul ampul tablet tablet
147,248 6,935 1,657,917 200 600 23,554 5,000
102,802 2,589 2,350,994 181 22,404 2
112,710 1,291 1,332,022 670 7,600 8
215,512 3,880 3,683,016 851 30,004 10
tablet
30
-
-
-
botol
41,435
13,137
11,146
24,283
58.61
tablet
522,132
4,616,686
203,365
4,820,051
923.15
tablet
190,709
58,090
141,671
199,761
104.75
tablet ampul vial vial vial sach botol tablet
7,232 960 33,394 1,655 2,091 -
300 27,328 185 249 -
113,762 15,953 1,517 1,804 -
114,062 43,281 1,702 2,053 -
1577.18 0% 129.61 102.84 98.18 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
tablet
52,635
19,757
30,083
49,840
94.69
ampul tablet tablet botol botol ampul tablet tablet botol tube vial ampul botol tablet tablet botol tablet tablet botol botol tablet tablet tablet tablet tablet tablet botol
77,005 96,400 400 14,577 1,803 13,201 9,462 14,752 1,050 31,253 38,360 604,000 1,626,174 24,946 919,644 4,886 1,223 806,947 58,008 38,211 22,781 6,575 52,010 53,569
4,902 69,747 8,515 801 3,990 5,508 4,855 9,849 19,602 208,300 1,572,412 3,900 38,437 587,322 1,753 75,929 276,794 31,210 47,164 33,945 1,195 17,945 22,460
14,117 48,035 20,000 9,002 4 7,519 2,353 17,356 12,283 3,307 453,200 1,356,888 4,380 117,814 1,108,123 3,515 14,625 610,359 9,300 47,639 9,374 5 14,930 15,157
19,019 117,782 20,000 17,517 805 11,509 7,861 22,211 22,132 22,909 661,500 2,929,300 8,280 156,251 1,695,445 5,268 90,554 887,153 40,510 94,803 43,319 1,200 32,875 37,617
24.70 122.18 5000.00 #DIV/0! 120.17 #DIV/0! 44.65 87.18 83.08 150.56 0% 70.82 59.72 109.52 180.13 #DIV/0! 626.36 184.36 107.82 7404.25 109.94 69.84 248.10 190.15 18.25 63.21 70.22
tube kotak vial vial vial ampul vial ampul botol botol kapsul kapsul ampul tablet ampul tablet vial tablet vial vial vial vial vial vial vial vial vial
#DIV/0! 146.36 55.95 222.15 425.50 0% 127.38 0.20 0%
6,442
2,762
4,831
7,593
117.87
14,298 3 50,492 2,880 65,076 69,616 15,279 1,087,800 15,048 2,201 1,976,687
7,079 20,196 61,079 25,560 2,869 619,544 11,583 597 1,248,597
5,104 12,202 83,224 26,648 8,377 1,945,324 16,093 178 2,259,922
85.21 0% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 64.16 #DIV/0! 0% 221.75 74.99 73.60 235.78
25,932 37,486 4,909 28,928 42,154 47,508 64,403 -
11,150 5,942 3,621 8,603 10,568 7,148 10,812 -
2,086 903 501 10,176 3,910 9,630 29,925 -
12,183 32,398 144,303 52,208 11,246 2,564,868 27,676 775 3,508,519 13,236 6,845 4,122 18,779 14,478 16,778 40,737 -
183.92 35.21 177.49 51.04 18.26 83.97 64.92 34.35 35.32 63.25
TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 PEMILIKAN/PENGELOLA NO 1
FASILITAS KESEHATAN KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
2
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
1
8
2 1
11 1
22 296 67 93 232 14 13 7 147 3,628 2 2
765 1 0 24 10 0
22 296 67 93 232 6 9 44 191 12
5 86 21
20 22 51 338 3,640 2 2 765 1 5 110 31 -
TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH
%
4
5
11
11
100
1
1
100
12
12
100.00
TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 STRATA POSYANDU NO 1
KABUPATEN / KOTA 2
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI JUMLAH
%
POSYANDU AKTIF JUMLAH
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
Kota Gorontalo
0
0.00
0
0.00
124
94.66
7
5.34
131
131
100
2
Kab. Gorontalo
0
0.00
362
80.98
79
17.67
6
1.34
447
85
19.02
3
Kab. Boalemo
0
0.00
58
38.41
89
58.94
4
2.65
151
93
62
4
Kab. Pohuwato
13
8.33
79
50.64
62
39.74
2
1.28
156
156
100
5
Kab. Bone Bolango
35
16.99
98
47.57
73
35.44
0
0.00
206
73
35.44
6
Kab. Gorontalo Utara
0
0.00
126
57.53
90
41.10
3
1.37
219
219
100
JUMLAH (KAB/KOTA) 48 RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
3.66
723
55.19
517
39.47
22
1.68
1310
757
57.79
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
1.2
TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES POLINDES POSBINDU
NO
KABUPATEN / KOTA
DESA/ KELURAHAN
1
2
4
5
6
7
1 Kota Gorontalo
50
11
19
10
2 Kab. Gorontalo
205
55
11
25
3 Kab. Boalemo
84
41
11
0
4 Kab. Pohuwato
105
46
0
1
5 Kab. Bone Bolango
165
108
2
2
6 Kab. Gorontalo Utara
123
27
9
0
732
288
52
38
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 DESA/KELURAHAN SIAGA
NO
KABUPATEN / KOTA
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
1
2
4
5
6
7
8
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
%
9
10
1
Kota Gorontalo
50
46
0
0
0
46
92.00
2
Kab. Gorontalo
205
87
24
17
0
128
62.44
3
Kab. Boalemo
84
3
36
17
0
56
66.67
4
Kab. Pohuwato
105
9
12
6
3
30
28.57
5
Kab. Bone Bolango
165
35
98
73
0
206
124.85
6
Kab. Gorontalo Utara
123
12
6
0
0
18
14.63
732
192
176
113
3
484
66.12
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
DR SPESIALIS a
TOTAL
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
Kota Gorontalo
-
-
-
2
15
17
2
15
17
2
Kab. Gorontalo
-
-
-
3
28
31
3
28
31
3
Kab. Boalemo
-
-
-
5
9
14
5
9
14
4
Kab. Pohuwato
-
5
2
7
5
2
5
Kab. Bone Bolango
-
-
-
3
7
10
3
6
Kab. Gorontalo Utara
-
-
-
6
7
13
6
-
-
-
24
68
92
14 5 2 6 9 1 5 2
16 10 1 2 8 1 4 4
30 15 3 8 17 2 9 6
10 2 7 6 3 7 2 4 1
17 4 13 4 5 4 1 4 3
27 6 20 10 8 11 3 8 4
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe RSUD Otanaha BLUD RSU MM. Dunda Limboto RSUD Tani dan Nelayan RSUD Pohuwato RSUD Toto Kabila RSUD Tombulilato RSUD Jainal Umar Sidiki RSUD Hasri Ainun Habibie
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
97
19
-
3
3
-
-
-
8
9
-
-
-
-
5
5
-
-
-
7
-
2
2
7
10
-
2
2
-
7
13
-
1
1
-
24
68
92
21
22
24 2 12 8 9 16 3 9 3
33 4 23 5 7 12 2 8 7
57 6 35 13 16 28 5 17 10
2
86
1
1 1 -
1 -
1 -
2 1
-
6
3
8
9
-
5
5
-
-
2
2
-
-
-
2
2
-
-
-
1
1
-
-
-
21
22
-
-
1
-
1
1 1
1
1 -
3 -
1 -
101
187
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
44
46
66
123
110
169
279 24.376
-
25
28 2.4463
-
-
-
-
24
1 0.0874
1
1 -
-
1
1
2 -
-
3
4
20
3
-
189 16.513
2
3 1
L+P
-
termasuk S3
55
18
90 7.8631
42
17
-
a
90
P
16
-
Keterangan :
46
L
15
TOTAL
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
44
-
DOKTER GIGI SPESIALIS L P L+P
2
3
4
26 2.2716
TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
L
PERAWATa P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
NO
UNIT KERJA
BIDAN
1
2
PERAWAT GIGI L+P
1
Kota Gorontalo
51
16
72
88
5
10
15
2
Kab. Gorontalo
143
54
160
214
5
12
17
3
Kab. Boalemo
95
36
58
94
0
5
5
4
Kab. Pohuwato
55
38
63
101
0
2
2
5
Kab. Bone Bolango
48
11
41
52
0
3
3
6
Kab. Gorontalo Utara
59
25
101
126
1
1
2
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
451
180
495
675
11
33
44
1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
48
42
127
169
1
4
5
2
RSUD Otanaha
11
5
23
28
0
1
1
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
25
32
113
145
0
3
3
4
RSUD Tani dan Nelayan
22
25
64
89
1
2
3
5
RSUD Pohuwato
27
31
69
100
0
1
1
6
RSUD Toto Kabila
19
10
41
51
0
1
1
7
RSUD Tombulilato
4
10
6
16
0
0
0
8
RSUD Jainal Umar Sidiki
8
8
22
30
0
2
2
9
RSUD Hasri Ainun Habibie RS Swasta :
1
RS Islam
11
18
30
48
0
0
0
2
RS Bunda
10
25
25
50
0
0
0
3
RS Siti Hadijah
14
0
13
13
0
0
0
164
163
465
628
2
14
16
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
0 615 106.54
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
343
960
1303 113.84
0 13
47
60 5.24
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
2
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa
TOTAL
APOTEKER
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
1
Kota Gorontalo
1
9
10
-
3
3
1
12
13
2
Kab. Gorontalo
1
3
4
-
4
4
1
7
8
3
Kab. Boalemo
2
2
-
3
3
4
Kab. Pohuwato
2
4
6
0
0
-
4
6
5
Kab. Bone Bolango
1
1
2
0
0
-
6
Kab. Gorontalo Utara
0
7
7
3
5
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
5
26
31
1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
-
8
8
2
RSUD Otanaha
-
2
2
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
-
2
2
4
RSUD Tani dan Nelayan
1
9
10
5
RSUD Pohuwato
1
8
9
6
RSUD Toto Kabila
-
7
RSUD Tombulilato
-
8
RSUD Jainal Umar Sidiki
9
RSUD Hasri Ainun Habibie
3 1
4
2 1
1
2
8
3
12
15
8
39
47
2
14
16
16
2
6
8
3
3
8
11
3
2 5
2
-
-
5 1
2
5
-
13
3
-
1
3 -
3
-
1
3
2
-
2
5
10
13
3
9
12
1
13
14
1
-
5
4
-
5
3
-
6 -
6
-
-
9 -
RS Swasta : 1
RS Islam
0
5
5
0
1
1
5
1
6
2
RS Bunda
0
2
2
1
1
2
2
2
4
3
RS Siti Hadijah
1
2
3
0
1
1
3
1
4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1
4
5
2
2
4
3
6
9
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
6
30
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
36 3.15
5
15
20
1.75
11
45
56 4.89
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
1
2
KESEHATAN MASYARAKATa L P L+P 3
4
KESEHATAN LINGKUNGANb L P L+P
5
6
7
8
1 Kota Gorontalo
6
25
31
6
23
29
2 Kab. Gorontalo
12
32
44
12
24
36
3 Kab. Boalemo
6
31
37
2
3
5
4 Kab. Pohuwato
1
10
11
7
8
15
5 Kab. Bone Bolango
5
17
22
4
12
16
6 Kab. Gorontalo Utara
4
18
22
8
18
34
133
167
39
88
26 127
1
3
4
1
5
6
1
1
3
3
13
20
33
2
3
5
4 RSUD Tani dan Nelayan
4
8
12
1
1
2
5 RSUD Pohuwato
1
2
3
1
2
3
6 RSUD Toto Kabila
5
13
18
1
2
7 RSUD Tombulilato
1
6
7
-
-
-
8 RSUD Jainal Umar Sidiki
3
5
8
-
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 2 RSUD Otanaha
-
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto
-
3
9 RSUD Hasri Ainun Habibie
RS Swasta : 1 RS Islam
0
0
3
0
0
1
2 RS Bunda
0
0
0
0
0
0
3 RS Siti Hadijah
0
0
0
1
0
1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
18
32
50
4
12
16
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
52
165
217
43
100
18.96
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan b termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
143 12.49
TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
NUTRISIONIS
TOTAL
DIETISIEN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
1
Kota Gorontalo
4
22
26
-
-
-
4
22
26
2
Kab. Gorontalo
2
33
35
-
-
-
2
33
35
3
Kab. Boalemo
3
22
25
-
-
-
3
22
25
4
Kab. Pohuwato
5
15
20
-
5
15
20
5
Kab. Bone Bolango
8
20
28
-
-
-
8
20
28
6
Kab. Gorontalo Utara
4
22
26
-
-
-
4
22
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
26
134
160
-
-
-
1
10
11
-
-
-
4
4
-
-
-
1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
2
RSUD Otanaha
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
2
8
10
-
-
-
4
RSUD Tani dan Nelayan
3
7
10
-
-
5
RSUD Pohuwato
1
7
8
-
-
6
RSUD Toto Kabila
-
7
7
-
-
-
7
RSUD Tombulilato
-
2
2
-
-
8
RSUD Jainal Umar Sidiki
-
2
2
-
-
9
RSUD Hasri Ainun Habibie
-
-
26
-
-
26
134
160
1
10
11
-
4
4
2
8
10
-
3
7
10
-
1
7
8
-
7
7
-
-
2
2
-
-
2
-
-
2 -
RS Swasta : 1
RS Islam
0
2
2
0
0
0
2
RS Bunda
1
0
1
0
0
0
3
RS Siti Hadijah
0
1
1
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
6
29
35
-
-
-
-
2 1
-
6
2
-
1 1
1
29
35
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
163
195
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
32
-
-
-
32
163
195 17.04
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
FISIOTERAPIS L P L+P
TENAGA KETERAPIAN FISIK OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA L P L+P L P L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
AKUPUNKTUR L P L+P
TOTAL
1
Kota Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
-
2
Kab. Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
-
3
Kab. Boalemo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
-
4
Kab. Pohuwato
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
-
5
Kab. Bone Bolango
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
-
6
Kab. Gorontalo Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
2
RSUD Otanaha
2
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
4
RSUD Tani dan Nelayan
5
RSUD Pohuwato
6
RSUD Toto Kabila
7
RSUD Tombulilato
-
-
-
8
RSUD Jainal Umar Sidiki
-
-
9
RSUD Hasri Ainun Habibie
-
-
-
3 -
1 1
5 -
3 -
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
0
-
-
-
-
0
0
-
-
-
-
0
0
-
-
-
-
0
0
-
-
0
0
-
-
-
-
0
0
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
5 -
4
-
2
2 -
1
4
5
1
1
-
2
1 1
3
RS Swasta : 1
RS Islam
0
0
2
RS Bunda
0
1
3
RS Siti Hadijah
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
6
1 -
10
16
-
-
-
1 -
6
1 -
10
16
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
6
10
16
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
10
16 1.40
TABEL 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 TENAGA KETEKNISIAN MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
RADIOGRAFER
RADIOTERAPIS
TEKNISI ELEKTROMEDIS
ANALISIS KESEHATAN
TEKNISI GIGI
REFRAKSIONIS OPTISIEN
ORTETIK PROSTETIK
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN L P L+P
TEKNISI TRANSFUSI DARAH
TEKNISI KARDIOVASKULER
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
35
1
Kota Gorontalo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
Kab. Gorontalo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
3
Kab. Boalemo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Kab. Pohuwato
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Kab. Bone Bolango
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Kab. Gorontalo Utara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
-
1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
-
-
2
RSUD Otanaha
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
5
5
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
RSUD Tani dan Nelayan
1
2
3
-
-
-
1
1
-
-
5
RSUD Pohuwato
2
5
7
-
-
-
4
6
-
6
RSUD Toto Kabila
-
3
3
-
-
-
1
1
-
-
-
7
RSUD Tombulilato
-
-
-
-
-
-
-
8
RSUD Jainal Umar Sidiki
-
-
-
-
-
-
9
RSUD Hasri Ainun Habibie
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
-
-
1
2
-
-
3 -
-
4
2 -
2
-
-
2
-
2
1
1
L+P
1
1 -
3
-
-
-
-
-
-
-
-
11
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3
3
-
-
-
-
-
-
-
2
3
5
-
-
-
-
-
-
-
1
7
8
-
-
-
-
-
-
-
2
6
8
-
-
-
-
-
-
-
1
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
-
-
1
-
-
1
1
2
2
-
2
1
1
3
-
24 3
3
10
18
-
-
-
-
-
-
3
9
12
-
-
-
-
-
-
8
15
23
-
-
-
-
-
-
-
2
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
1
1
2
-
5
6 -
3
8
RS Swasta : 1
RS Islam
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
4
2
RS Bunda
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
3
3
RS Siti Hadijah
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
3
35
-
-
-
11
26
48
-
-
-
-
-
-
-
-
-
50
104
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
9
17
8
2
14
-
1
1
1
3
6
1
1
3
-
30
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
9
17
35
-
-
8
2
14
-
1
1
13
27
51
-
-
-
-
-
-
1
3
6
1
1
3
-
-
-
32
51
107 9.348
TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
1 2 3 4 5 6
Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara
TENAGA KESEHATAN LAIN PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN LAINNYA KESEHATAN
TOTAL
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
9 -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
9
15 15
24 24
-
-
1
-
1
-
9 -
11
16 -
25 -
16
25
2
2
-
1
1
1
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
-
-
-
-
2
2
2
RSUD Otanaha
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
RSUD Tani dan Nelayan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
RSUD Pohuwato
-
-
-
6
RSUD Toto Kabila
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
RSUD Tombulilato
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
RSUD Jainal Umar Sidiki
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
RSUD Hasri Ainun Habibie
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
9
13
9
L+P
-
4
9
13
RS Swasta : 1
RS Islam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
RS Bunda
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
RS Siti Hadijah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
4
9
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
13
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
2
4
11
-
13
24
37
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
26
48
74
-
-
-
3
15 -
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
2
-
3
13
24
37
26
51
77
TABEL 80 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014 TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
2
1
Kota Gorontalo
2
Kab. Gorontalo
3
Kab. Boalemo
4
Kab. Pohuwato
5
Kab. Bone Bolango
6
Kab. Gorontalo Utara
PEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG PERENCANAAN
TENAGA PENDIDIK
TENAGA KEPENDIDIKAN
JURU
TENAGA PENUNJANG KESEHATAN LAINNYA L P L+P
L
P
L+P
27
28
29
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10 -
9 -
4 -
19 -
7 -
1
8 -
11 -
1
2
13 -
28
18
46
-
7
7
-
2
2
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
15
75
68
-
-
-
-
-
101
214
-
-
-
7
7
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
173
189
362
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
RSUD Otanaha
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
BLUD RSU MM. Dunda Limboto
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
RSUD Tani dan Nelayan
3
10
13
3
3
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
14
5
RSUD Pohuwato
4
9
13
1
2
3
5
11
6
RSUD Toto Kabila
-
-
-
-
-
7
RSUD Tombulilato
-
-
-
-
8
RSUD Jainal Umar Sidiki
-
-
-
-
9
RSUD Hasri Ainun Habibie
-
-
-
3
25
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
6
2
1
-
-
3
3
-
3
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
29
23
52
9
20
29
JUMLAH (KAB/KOTA)
47
50
97
48
63
111
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
97
-
-
3
56
4
-
-
-
41
3
-
3
14
-
113
-
3
8
-
-
97
-
-
1
6
-
-
-
-
2
143
-
-
40
-
13
68
-
-
56
97
-
10
75
-
-
76
14
41
56
-
3
40
8
22
BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
36
6
-
32
143
41
18
1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
17
21
TOTAL
-
77
69
146
-
-
-
-
-
-
-
3
6
9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12
14
26
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
41
11
-
-
-
-
56
97
16
14 -
25 -
-
-
41
49
90
225
252
477
TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2014
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
2
APBD KAB/KOTA
261,656,210,475
a. Belanja Langsung
138,884,014,735
b. Belanja Tidak Langsung
122,772,195,740
APBD PROVINSI
66,713,466,667
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi
3
18.28
2,536,181,667
- APBD Provinsi
64,177,285,000
APBN :
36,617,612,300
10.03
- Dana Alokasi Umum (DAU)
0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
0.00
- Dana Dekonsentrasi
0.00
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota
4
71.69
14,723,020,000
4.03
- BOK
8,222,540,000
2.25
- JKN
13,672,052,300
3.75
- Lain-lain (sebutkan)
0.00
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0.00
(sebutkan project dan sumber dananya) - GF ATM Komponen Malaria Round 8 5
379,841,750
SUMBER PEMERINTAH LAIN
0.10 0.00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
364,987,289,442
TOTAL APBD KAB/KOTA
3,758,296,577,498
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
7.0 318,881.49
1. Jumlah lahir hidup antara KIA dan Gizi berbeda. KIA (tabel 6) Gizi (tabel 37) KIA 20.031 GIZI 19.771 2. Jumlah bayi 0-11 bulan Gizi (tabel 39 & 44) seharusnya sama dengan jumlah bayi di KIA (tabel 33 & 40) KIA : 21.673 Gizi : 0-6 Bulan 13.923 6-11 Bulan 21.049
1,850 3,253 1,308 1,414 1,286 1,071
1,962 3,117 1,254 1,292 1,254 970
10,182
9,849
1,850 3,253 1,308 1,266 1,286 1,070
1,962 3,117 1,254 1,181 1,254 970
10,033
9,738
3,812 6,370 2,562 2,706 2,540 2,041 20,031
KOTA KABGOR BOAL PHWTO BONBOL GORUT PROV
3,812 6,370 2,562 2,447 2,540 2,040 19,771
KOTA KABGOR BOAL PHWTO BONBOL GORUT PROV
tabel 33 & 40)