BAB IV. METODE PENELITIAN
4. 1. Ruang Lingkup Penelitian Evaluasi ketersediaan data dan informasi ekologi dilakukan di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Evaluasi ini dikaitkan dengan kebutuhan data dan informasi ekologi untuk penilaian kinerja pengelolaan taman nasional, dimana kinerja pengelolaan taman nasional yang digunakan dalam penelitian ini diacu dari Laporan Akhir Analisa Standar Minimal Pengelolaan Kawasan Konservasi (Dephut 2004). Kinerja pengelolaan taman nasional ini terdiri dari empat prinsip, yaitu : prinsip kemantapan kawasan, kelestarian fungsi ekologi, kelestarian fungsi ekonomi, dan kelestarian fungsi sosial budaya. Evaluasi data dan informasi dalam penelitian ini dibatasi pada prinsip kelestarian fungsi ekologi yang terdiri dari 12 indikator (lampiran 2). Ruang lingkup penelitian evaluasi ketersediaan data dan informasi ekologi untuk penilaian kinerja pengelolaan taman nasional ini, adalah : a. Penelitan ini melakukan kajian terhadap pengelolaan data dan informasi ekologi di TNGHS. Yang dimaksud dengan data dan informasi di TNGHS adalah data dan informasi yang dihasilkan oleh aktivitas manjemen, meliputi : kegiatan monitoring dan kegiatan penelitian baik oleh TNGHS sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain. b. Evaluasi dilakukan untuk menilai kesenjangan antara kebutuhan data untuk penilaian kinerja pengelolaan taman nasional (data yang dibutuhkan tersebut mengacu kepada kebutuhan data yang terdapat dalam Standar Minimal Pengelolaan Kawasan Konservasi) dengan ketersediaan data dan informasi ekologi yang terdapat di TNGHS.
4. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Januari 2010. Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Gunung HalimunSalak (TNGHS).
23
4. 3. Bahan dan Alat Bahan dan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : panduan pertanyaan, alat perekam, dan kamera.
4. 4. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. 4. 4. 1. Data Primer Data primer didapat melalui observasi lapangan (observasi non partisipan) dan wawancara tidak terstruktur terhadap sejumlah responden serta diskusi kepada pihak-pihak yang memiliki kompetensi (kepentingan dan mewakili). Pengamatan lapangan/observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui pengelolaan data dan informasi ekologi di TNGHS. Pengamatan ini dimaksudkan untuk memverifikasi hasil penelusuran dokumen, studi pustaka dan informasi dari pengelola dan berbagai pihak
yang memiliki peran menghasilkan data dan
informasi ekologi. Wawancara mendalam (WD) dilakukan terhadap narasumber yang memiliki kepentingan dan mewakili terhadap data yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang pendapat, persepsi terhadap kondisi pengelolaan data dan informasi ekologi di TNGHS. Responden dipilih dengan menggunakan kriteria, yaitu : memiliki kompetensi (kepentingan dan mewakili) terhadap kajian penelitian. Wawancara tidak terstruktur dilakukan terhadap pihak-pihak terkait diantaranya : a. Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Data yang diambil meliputi kebijakan pengelolaan, perencanaan, pelaksanaan, permasalahan dan kendala, serta harapan pengelola. b. Para pihak yang terkait : masyarakat sekitar Taman Nasional, LSM, Peneliti dan pemerintah daerah. Data yang diambil meliputi persepsi terhadap pengelolaan data dan informasi ekologi Taman Nasional dan harapan terhadap pengelolaan Taman Nasional.
24
4. 4. 2. Data sekunder Data sekunder yang terkait didapat melalui studi literatur berupa dokumen laporan tahunan, peraturan perundangan dan dokumen atau data pendukung lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan data dan informasi ekologi di TNGHS. Data-data tersebut diperoleh dari Balai TNGHS, instansi-instansi terkait dan lembaga serta pribadi-pribadi individu yang memiliki kepentingan dan mewakili sebagai sumber informasi tentang pengelolaan data dan informasi ekologi di TNGHS. Dokumen dikumpulkan dan diseleksi untuk menemukan dokumen yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kesesuaian dokumen dibangun dengan membuat kriteria kesesuaian dokumen. Kriteria untuk dokumen adalah dokumendokumen yang memiliki substansi terkait dengan topik penelitian (ketersediaan data dan informasi ekologi untuk penilaian kinerja pengelolaan taman nasional); dokumen cetak atau digital; tahun publikasi sampai dengan Januari 2010; dan dapat berupa laporan-laporan rutin administrasi, artikel jurnal, buku, laporan hasil penelitian dan jurnal yang ditulis baik dengan bahasa Indonesia maupun Inggris atau keduanya (bilingual).
4. 3. 3. Validitas data Menurut Sugiyono (2009), validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data ”yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Tugas peneliti adalah menyajikan bukti-bukti dan landasan atau dasar yang kuat untuk dapat menjaga validitas datanya.. Pada penelitian ini uji validitas yang akan digunakan adalah a. Teknik feedback merupakan cara bagaimana peneliti meminta umpan balik baik itu berupa saran, masukan, kritik, dan komentar dari narasumber (Alwasilah 2002). Hal ini penting untuk dilakukan agar dapat teridentifikasi bias, asumsi dan kelemahan logika penelitian. Teknik ini dilakukan untuk dapat memverifikasi informasi kepada narasumber serta
25
meminta saran, masukan, kritik, dan komentar baik itu melalui kegiatan wawancara dan atau diskusi terbatas dengan ahli dan atau peneliti lainnya. b. Teknik Rich Data atau data yang melimpah merupakan cara untuk mendapatkan informasi atau data dari berbagai sumber sehingga dapat diperoleh data yang terperinci dan lengkap (Alwasilah 2002). Data yang melimpah ini berfungsi untuk menguatkan dan memperkaya interpretasi terhadap fenomena penelitian.
4. 4. Analisis 4. 4. 1. Pendekatan Analisis Analisis dokumen adalah teknik digunakan untuk melakukan analisis data yang dapat berupa kata, kalimat, paragraf, sub-bagian, bagian dari dokumendokemen baik laporan, surat, transkrip wawancara, dan dokumen-dokemen tertulis lainnya. Kelebihan teknik ini adalah adanya jarak antara peneliti dengan obyek penelitian sehingga tidak mengganggu obyek penelitian, lebih ekonomis, dapat direplikasi serta tidak terbatas dengan ruang dan waktu. Kelemahannya adalah jika sumber data yang ingin di teliti sangat sedikit/kurang terdokumentasi dengan baik, terlebih jika tidak ada kesepakatan antar penguji akan menyulitkan dalam menentukan validitas (Henderson 1991 dan Krippendorf 1980; Borg et al. 1989; Henderson 1991; Fraenkel et al.1996 diacu dalam Pratiwi 2008).
4. 4. 2. Analisis Data Menentukan data yang dibutuhkan untuk penilaian suatu kinerja pengelolaan taman nasional. Kebutuhan data ini mengacu pada verifier yang telah ada di dalam Standar Kinerja Pengelolaan Taman Nasional (Dephut 2004). Selanjutnya mengumpulkan dokumen-dokumen, laporan dan lain-lain yang tersedia di TNGHS yang sesuai dengan kriteria data yang dibutuhkan tersebut. Dokumen yang dikumpulkan dibatasi pada dokumen atau laporan yang berhubungan dengan indikator-indikator kriteria kelestarian fungsi ekosistem. Dokumen-dokumen tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis terhadap data dan informasi tersebut dilakukan dengan membangun kriteria kecukupan data sebagai berikut :
26
a. Kriteria ketersediaan, terdiri dari : - kelengkapan - aksesibilitas (kemudahan data tersebut untuk diperoleh/diakses) b. Kriteria kualitas data, terdiri dari : - metode pengumpulan data - representatif (keterwakilan data tersebut terhadap obyek yang di nilai) - kebaruan (up dating) Kriteria dan ukuran ketercukupan data dan informasi disesuaikan dengan karakteristik untuk masing-masing indikator. Kriteria dan ukuran ketercukupan data dan informasi untuk tiap data disajikan selengkapnya dalam lampiran 3. Nilai ketercukupan tiap data tersebut selanjutnya dilakukan penilaian lebih lanjut untuk mengetahui ketercukupan data dan informasi total pada level indikator. Masing-masing data dan informasi tersebut memiliki bobot yang berbeda untuk menilai ketercukupan totalnya pada level indikator. Bobot nilai tersebut merupakan nilai relatif (pendekatan) dan bukan nilai mutlak dari dari data dan informasi tersebut. Matrik pembobotan nilai digunakan untuk mengambil keputusan nilai total dari data-data tersebut. Setiap data dalam indikator satu per satu akan disilangkan bobot nilainya sampai menghasilkan satu nilai tunggal, yaitu nilai ketercukupan data dan informasi untuk level indikator. Matrik untuk menghasilkan ketercukupan data dan informasi ekologi ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.