75
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian Dengan merujuk pada Maholtra (2007), rancangan penelitian adalah
kerangka atau cetak biru dalam melaksanakan suatu proyek riset, dimana di dalamnya terperinci prosedur-prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menstruktur atau memecah masalah-masalah penelitian. Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh yang mencakup hal-hal yang akan dilakukan oleh seorang peneliti, mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis data dengan penekanan khusus pada atribut atau indikator dari variabel yang ada. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka di bawah ini adalah table klasifikasi desain penelitian yang akan digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini :
Gambar 4.1. Desain Penelitian Sumber : Maholtra (2007)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif, dimana menurut Sugiyono (2013), metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini merupakan penelitian Asosiatif - Deskriptif, dimana menurut Sugiyono (2013), tujuan utama penelitian asosiatif adalah untuk memperoleh penjelasan mengenai hubungan sebab akibat, yang dalam hal ini antara kualitas pusat perbelanjaan, citra pusat perbelanjaan, motivasi belanja utilitarian dan hedonis terhadap pengalaman berbelanja konsumen yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen pusat perbelanjaan. Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, maka penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui survei konsumen yang berkunjung ke pusat perbelanjaan dengan menggunakan alat pengumpul data kuisioner (Solimun, 2005). 4.2.
Variabel Penelitian
4.2.1. Definisi Variabel Konsep Karena penelitian ini berdasarkan tingkat eksplanasinya (level of explanation) termasuk dalam kategori penelitian asosiatif, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh satu atau lebih variabel bebas (Independen variable) terhadap variabel antara (Interpening Variable) ataupun variabel terikat (Dependen Variable) (Sugiono, 2013). 76 http://digilib.mercubuana.ac.id/
a.
Variable Independent atau Variable Bebas, adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Dalam penelitian ini maka variable independennya adalah variabel “Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan”, “Motivasi Belanja Utilitarian” dan “Motivasi Belanja Hedonis”.
b.
Variable Dependent atau variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable independen/bebas. Dalam penelitian ini maka variable dependennya adalah variabel “Kepuasan Pelanggan”.
4.2.2. Definisi Variabel Operasional. Definisi Variabel Operasional menurut Sugiyono (2013), adalah definisi yang dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran. Tujuannya adalah agar pembaca lain juga memiliki pengertian yang sama. Definisi Variabel Operasional dibentuk dengan cara mencari indikator empiris konsep. Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis yang diajukan, variabel-variabel dalam analisis ini dapat diidentifikasikan secara garis besar menjadi dua yakni: Variabel Eksogen dan Variabel Endogen : a.
Variabel Eksogen (Exogenous Variable) : adalah variabel yang nilainya tidak dipengaruhi/ditentukan oleh variabel lain di dalam model; setiap variabel eksogen selalu variabel independen. Jika antara
77 http://digilib.mercubuana.ac.id/
variabel eksogen dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabelvariabel tersebut. b.
Variabel Endogen (Endogenous Variable) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi/ditentukan oleh variabel lain di dalam model, dikenal juga dengan istilah variabel dependen. Variabel ini mempunyai anak-anak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya ialah mencakup semua variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara endogenous mempunyai anak panah yang menuju kearahnya dan dari arah variabel tersebut dalam sutau model diagram jalur. Sedang variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju kearahnya. Untuk variabel eksogen dan endogen dalam penelitian pemasaran
dan perilaku konsumen sering dikenal dengan istilah variabel laten atau konstruk, dengan klasifikasi sebagai berikut : c.
Variabel konstruk eksogen diwakili oleh konstruk “Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan (X1)”, “Motivasi Belanja Utilitarian (X2)” dan “Motivasi Belanja Hedonis (X3)”.
a.
Variabel konstruk endogen diwakili oleh konstruk “Kepuasan Konsumen (Y)”.
4.2.3. Pengukuran Variable Penelitian. Setelah masing-masing variabel ditentukan, selanjutnya pada
78 http://digilib.mercubuana.ac.id/
masing-masing
variable
ditentukan
definisi
indikatornya
dengan
menggunakan skala pengukuran dalam Skala Ordinal. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, dimana apabila digunakan dalam pengukuran maka akan didapat data kuantitatif. Tabel 4.1. Tabel Variabel Penelitian Variable
Dimensi Kenyamanan (X1.1)
Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan (X1)
Kualitas Pelayanan (X1.2)
“The Effect of Ketersediaan Shopping Mall’s Tenant (X1.3) Attributes Toward Costumer Lingkungan Satisfaction of ABC Mall (X1.4) Mall and XYZ Mall” (Astono, 2014) Focus Marketing (X1.5)
Motivasi Belanja Utilitarian (X2) “Effects of Utilitarian and Hedonic Shopping Value and Consumer Satisfaction on Consumer Behavioral Intentions” (Bakirtas et al. 2015)
Ketersediaan Produk (X2.1)
Indikator
Skala
1. Lokasi pusat perbelanjaan mudah untuk dicapai. 2. Pusat perbelanjaan menyediakan fasilitas yang konsumen butuhkan. 1. Pelayanan petugas pusat perbelanjaan sangat ramah dan membantu. 1. Tenant yang tersedia sangat bervariasi. 2. Tersedianya fasilitas hiburan (Cinema, Karaoke, Playground, dll).
Ordinal
1. Pusat perbelanjaan memiliki desain arsitektur yang baik. 1. Pusat perbelanjaan memberikan discount secara berkala. 2. Pusat perbelanjaan menyelenggarakan banyak acara yang atraktif (acara tematik, Life Show anak-anak, Eksebisi, Fashion Show, dll).
1. Ketersediaan produk di dalam toko 2. Harga produk terjangkau Ordinal
Ekspektasi Produk (X2-2)
1. Ketersediaan produk yang dibutuhkan ada di dalam toko 2. Kualitas produk yang dibutuhkan baik
79 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Lanjutan tabel 4.1 Variable
Motivasi Belanja Hedonis (X3) “Effects of Utilitarian and Hedonic Shopping Value and Consumer Satisfaction on Consumer Behavioral Intentions” (Bakirtas et al. 2015)
Kepuasan Konsumen (Y) “The Impact of store atmosphere on hedonic and utilitarian shopping values, customer satisfaction and customer purchase intention” (Gholami et al. 2016)
Dimensi
Indikator
Menikmati Aktifitas Belanja (X3-1)
1. Perjalanan berbelanja benar-benar aktifitas yang menyenangkan.
Lepas dari Aktifitas Rutin (X3-2)
1. Perjalanan berbelanja benar-benar seperti lepas dari aktifitas rutin.
Menghabiskan Waktu (X3-3)
1. Dibandingkan dengan hal lain, menghabiskan waktu dengan berbelanja benar-benar menyenangkan.
Senang dengan Produk yang berbeda (X3-4) Mencari produk baru (X3-5) Kepuasan Berbelanja (Y.1) Tempat yang Tepat untuk Berbelanja (Y.2)
Skala
Ordinal
1. Kenikmatan mencoba produk yang berbeda di dalam toko. 1. Menyenangkan saat mencari produk yang baru. 1. Puas dengan pusat perbelanjaan. 2. Berniat untuk berbelanja. 1. Pusat perbelanjaan merupakan tempat yang baik untuk berbelanja. 2. Akan datang kembali ke pusat perbelanjaan di waktu mendatang.
1. Akan merekomendasikan pusat Tempat yang perbelanjaan ini kepada teman. Direkomendasi 2. Menyarankan kepada orang lain untuk (Y.3) membeli di pusat perbelanjaan ini
Ordinal
Sumber : Data Sekunder Diolah (2017)
1).
Dimensi Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan (X1) Dalam penelitian yang dilakukan oleh Astono (2014) disebutkan
bahwa akan ada lima belanja atribut mal, yaitu Convenience, Service Quality, Tenant Presence, Mal Environment (Wong et al. 2012) dan Marketing Focus (Singh dan Prashar, 2013). Dengan mengadaptasi dari jurnal tersebut, terdapat 5 dimensi kualitas pusat perbelanjaan yang menjadi preferensi bagi kualitas atribut pusat perbelanjaan. 80 http://digilib.mercubuana.ac.id/
X1-1
X1-2
Atribut Pusat Perbelanjaan - X1
X1-3
X1-4
X1-5
Gambar 4 .2. Dimensi Kualitas Pusat Perbelanjaan (X1) Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017)
1). 2). 3). 4). 5). 2).
Kenyamanan (X1-1). Kualitas Pelayanan (X1-2). Ketersediaan Tenant (X1-3). Lingkungan Pusat Perbelanjaan (X1-4). Fokus Marketing (X1-5).
Dimensi Motivasi Belanja Utilitarian (X2) dan Hedonis (X3) Penelitian Bakirtas et al. (2015) menyatakan bahwa konsumen
dipengaruhi oleh nilai belanja utilitarian dan hedonik saat mereka membuat keputusan untuk membeli. Mereka lebih memilih beberapa produk untuk memuaskan hasrat hedonis mereka dan beberapa untuk memenuhi harapan utilitarian mereka (Westbrook dan Black, 1985). Kedua motif belanja ini diambil sebagai lawan dari masing-masing. Namun, konsumen dipengaruhi oleh kedua jenis nilai belanja bersama saat berbelanja untuk sebagian besar produk (Babin et al. 1994, Oppewal dan Holyoake, 2004). Dengan mengadaptasi pada penelitian ini, terdapat 2 dimensi motivasi belanja utilitarian meliputi : 81 http://digilib.mercubuana.ac.id/
X2-1
Motivasi Belanja Utilitarian - X2
X2-2
Gambar 4 . 3 . Dimensi Motivasi Belanja Utilitarian (X2) Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017)
1). Ketersediaan Produk (X2-1) 2). Ekspektasi Produk (X2-2) Sedangkan untuk motivasi belanja hedonis (X3), dimensinya meliputi : X3-1
X3-2
Motivasi Belanja Hedonis – X3
X3-3
X3-4
X2-5
Gambar 4 . 4 . Dimensi Motivasi Belanja Utilitarian (X2) Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017)
1). 2). 3). 4). 5).
Menikmati Aktivitas Belanja (X3-1). Melepaskan Diri dari Aktivitas Rutin (X3-2). Menghabiskan Waktu (X3-3). Gembira dengan Produk yang Berbeda (X3-4). Mencari Produk Baru (X3-5). Tujuan
konsumen
untuk
memuaskan
hasrat
hedonis
dan
memperoleh harapan utilitarian dapat terjadi pada waktu bersamaan atau waktu yang berbeda (Dhar dan Wertenbroch, 2000, Roy dan Ng, 2012). 82 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3).
Dimensi Kepuasan Konsumen (Y) Menurut jurnal Saeed Gholami et al (2016), dinyatakan bahwa
tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk meneliti nilai pengalaman belanja konsumen dalam berbelanja dengan menggunakan konsep nilai utilitarian dan hedonis dan untuk mengetahui dampak dari masing-masing
nilai
belanja
terhadap
kepuasan
konsumen
serta
mengidentifikasi dampak dari setiap nilai belanja pada niat perilaku konsumen seperti 'merekomendasikan untuk menyimpan', dan 'kembali ke toko'. Dalam jurnal ini, variabel tentang kepuasan pelanggan diukur dalam 3 dimensi sebagai berikut :
Y-1 Kepuasan Konsumen (Y)
Y-2
Y-3
Gambar 4 . 5 . Dimensi Kepuasan Konsumen (Y) Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017)
1). Kepuasan Belanja (Y-1). 2). Tempat yang Tepat untuk Berbelanja (Y-2). 3). Tempat yang Direkomendasikan (Y-3) 4.3.
Teknis Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya dana apa alat yang digunakan. Teknik
83 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengumpulan data merupakan metode atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data sehingga dapat diperlihatkan penggunaanya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 4.3.1. Angket (Kuesioner) : Menurut Arikunto (2010), Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang pribadi atau hal-hal yang responden ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2013), angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam teori lain, metode angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya (Suliyanto, 2006). Dengan metode angket ini, responden diwawancarai melalui kuisioner. Setiap jawaban
diselaraskan
dengan
dasar
teori
yang
melandasi parameter penelitian. Data diperoleh dari wakil populasi yang diwakili oleh responden yang sudah pernah berkunjung dan berbelanja di Pejaten Village. Selain metode angket, metode lain yang digunakan oleh peneliti adalah metode observasi di mana peneliti secara langsung melakukan pengamatan pada lokasi penelitian yakni Pusat perbelanjaan Pejaten Village. 84 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penilaian terhadap variabel yang diidentifikasi tentang analisis pengaruh kualitas dan citra pusat perbelanjaan terhadap pengalaman belanja yang utilitarian dan hedonis serta pengaruhnya pada kepuasan pelanggan dan keinginan berbelanja di pusat perbelanjaan dilakukan dengan pernyataan berskala. 4.3.2. Skala Kuisioner Dalam kuisioner ini digunakan skala Likert 1-5 (skala Likert lima tingkatan), di mana responden diberikan kebebasan untuk menentukan pendapat atau opini sesuai dengan yang dialaminya terhadap indikatorindikator pada kuisioner tersebut. Kriteria Jawaban pada skala Likert terdapat pada tabel berikut ini : Tabel 4 .2. Skala Likert
Sumber : Schiffman dan Kanuk (2007) Skala Likert merupakan bentuk skala sikap yang paling popular, karena mudah bagi para peneliti untuk mempersiapkan/menafsirkan dan mudah bagi konsumen untuk menjawab (Schiffman & Kanuk, 2007). Selanjutnya dijelaskan bahwa keuntungan skala Likert yang utama 85 http://digilib.mercubuana.ac.id/
adalah memberikan pilihan kepada peneliti untuk mempertimbangkan jawaban terhadap setiap pertanyaan secara terpisah atau menggabungkan semua
jawaban
untuk
menghasilkan
angka
keseluruhan
yang
dijumlahkan. Karena sifat ini, skala Likert sering disebut skala yang dijumlahkan. Alasan pemilihan skala Likert dengan lima tingkatan ini antara lain kesesuaian dengan berbagai penelitian sebelumnya, memperbesar variasi jawaban bila dibandingkan empat skala dan agar memperlihatkan kecenderungan pemilihan responden terhadap variabel. Begitu pula jika dibandingkan dengan skala Likert tujuh tingkatan yang akan memberikan variasi jawaban yang terlalu beragam bagi responden. 4.3.3. Wawancara : Menurut Sugiyono (2012), wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal hal dengan lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui obeservasi. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada beberapa pelanggan serta karyawan pengelola pusat perbelanjaan Pejaten Village. 4.3.4. Studi Kepustakaan : Menurut Suharsimi Arikunto (2010), Studi Pustaka adalah metode
86 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengumpulan data dengan cara mencari informasi melalui buku-buku, koran, majalah dan literature lainnya. Dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mempelajari tulisan-tulisan berupa bukubuku literature dan sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan obyek pembahasan sebagai landasan teori. 4.4
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
4.4.1
Populasi Populasi merupakan kumpulan dari individu-individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono (2013), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh pengunjung yang berkunjung dan berbelanja ke Pusat Perbelanjaan Pejaten Village yang ditentukan oleh peneliti sebanyak minimal 3 (tiga) kali. Berdasarkan wawancara dengan Mall Director Pejaten Village, Ibu Mulyawati Santoso, dalam periode Januari hingga December 2015, setiap minggunya pusat perbelanjaan ini dikunjungi oleh pengunjung baik pengunjung yang bermukim di sekitar mal maupun pengunjung dari luar daerah obyek penelitian ini sebanyak rata-rata 183.429 orang. Sehingga jika dirataratakan dalam sehari, mall ini dikunjungi oleh (183.429/7) = 26.204 orang pengunjung. Berdasarkan data jumlah pengunjung tersebut, belum diketahui pasti berapa jumlah pengunjung yang sudah pernah berbelanja 87 http://digilib.mercubuana.ac.id/
minimal 3 (tiga) kali di pusat perbelanjaan ini. Hal ini akan menentukan teknik pengambilan sampel. 4.4.2
Sampel Mengutip dari http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisisampling-dan-teknik-sampling.html, Arikunto (2010) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti), dimana bagian dari populasi ini diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sedangkan Sugiyono (2013) memberikan pengertian bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Tujuan pengambilan sampel objek penelitian dalam sampel pastinya lebih sedikit dibanding populasi. Hal ini berkenaan dengan tujuan sampel, yaitu : a). Masalah biaya Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, terlebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampel ialah satu cara untuk mengurangi biaya. b). Masalah waktu Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang
88 http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih tepat. c). Percobaan yang sifatnya merusak Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel. d). Masalah ketelitian Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Masih mengutip dari sumber yang sama, sebuah sampel dapat dikatakan sebagai sampel yang representatif terhadap populasi apabila sampel tersebut memiliki : a). Akurasi atau ketepatan Tingkat ketidak-adaan bias atau kekeliruan dalam sampel. Adapun tolak ukur adanya bias atau kekeliruan dalam sampel adalah populasi. Oleh karena itu, agar sampel dapat memprediksi dengan baik suatu populasi maka
sampel
harus mempunyai
karakteristik populasi.
89 http://digilib.mercubuana.ac.id/
selengkap mungkin
b). Presisi Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi peneliti dengan karakteristik populasi. Presisi diukur oleh simpangan baku. Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel dengan simpangan baku dari populasi, makin tinggi pula tingkat presisinya. Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang harus digunakan ketika melakukan kegiatan penelitian. Mengingat jumlah populasi tidak diketahui (tingkat kunjungan konsumen ke mal yang pernah berbelanja tidak diketahui), maka menurut Hair et al. (2006) dalam buku Multivariate Data Analysis, disebutkan apabila populasi dari sample tidak diketahui dan jika besaran sample akan menyulitkan untuk mendapat model yang cocok, maka disarankan ukuran sampel yang sesuai antara 100-200 responden. Dalam hal ini, jumlah kuesioner yaitu sebanyak 200 responden dimana responden disini adalah pengunjung yang pernah berkunjung dan berbelanja ke pusat perbelanjaan Pejaten Village minimal 3 (tiga) kali. 4.4.3
Teknik Pengambilan Sampel Pemilihan teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel yang dapat menggambarkan populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Probabilty Sampling, dimana penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Menurut Sugiyono (2013) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen 90 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan berstrata secara proporsional. Misalnya suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Elemen sampel dipilih karena peneliti percaya bahwa sampel tersebut dapat mewakili populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, tahap pertama pengambilan sampel adalah menemukan responden yang cocok sebagai kriteria yang sudah ditetapkan. Adapun kriteria responden yang ditetapkan adalah sebagai berikut : -
Responden merupakan pengunjung yang terpilih, dimana pengunjung tersebut (baik pria atau wanita) telah pernah berbelanja minimal tiga kali (3x) di Pejaten Village.
-
Pengunjung yang dipilih berusia minimal 18 tahun dan atau dengan pendidikan minimal tamat SLTA (karena pelanggan yang telah tamat SLTA dianggap telah mampu memberikan pendapat yang rasional, mengambil keputusan dan mampu untuk menjawab pertanyaan dalam kuisioner).
4.5
Metode Analisa Data
4.5.1
Instrumen Penelitian Kualitas data sangat menentukan kualitas penelitian. Kualitas data tergantung pada kualitas alat (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Menurut Arikunto (2010), instrumen penelitian adalah sesuatu yang penting dan strategis kedudukannya dalam pelaksanaan penelitian. Dimana penelitian dipengaruhi pula oleh
91 http://digilib.mercubuana.ac.id/
instrument yang dipergunakan (Suharsaputra, 2012). Dalam suatu penelitian kuantitatif (adanya jarak antara subjek dan objek) yang bersifat verifikasi hipotesis, instrument penelitian merupakan alat yang dipakai untuk menjembatani antara subjek dan objek (secara subtansial antara halhal teoritis dan empiris, antara konsep dan data) (Suharsaputra, 2012). Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variable yang diteliti. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus mempunyai skala (Sugiyono, 2013). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Berdasarkan sifatnya, kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang berisikan pertanyaan tertutup (close-ended question) di mana responden digiring untuk memilih salah satu jawaban dari berbagai alternatif jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti dan pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun secara terstruktur, untuk memudahkan responden menjawabnya. Sebelum suatu kuesioner yang merupakan instrument dalam penelitian digunakan secara luas, terlebih dahulu dilakukan uji coba (pretesting) dengan tujuan untuk mengeliminir kemungkinan terjadinya masalah yang mungkin timbul dalam pengisian kuesioner (Maholtra, 2007). Uji yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reliabilitas dengan jumlah sample yang diuji adalah sebanyak 30 sampel. Alat ukur yang 92 http://digilib.mercubuana.ac.id/
digunakan adalah program SPSS (Special Package for Statistic Science) versi 23. 4.5.2. Uji Instrumen Penelitian Dalam uji instrumen penelitian, diukur validitas dan reabilitas dari kuisioner nya, peneliti dengan menggunakan alat ukur SPSS (Special Package for Statistic Science) versi 23. a.
Uji Validitas : Dalam setiap penelitian, setelah data dikumpulkan sebagai bahan untuk meneliti lebih lanjut, maka harus dipastikan bahwa angket
tersebut
memenuhi
kriteria
tertentu
sehingga
dapat
memberikan informasi yang terpercaya dimana data tersebut harus mempunyai validitas. Menurut Sugiyono (2013), validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butirbutir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable. Uji ini akan lebih baik dilakukan secara terpisah antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, sehingga dapat diketahui pertanyaan variabel mana yang terbukti tidak valid. Pada penelitian ini, pengujian validitas yang akan dilakukan adalah validitas isi atau content validity, yaitu validitas yang diperoleh dari keabsahan atau legalitas dari data yang diperoleh dalam penelitian
93 http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrument mencakup
seluruh
kawasan
isi
obyek
yang
hendak
diukur
(komprehensif) atau sejauh mana item-item instrument mencakup atribut yang hendak diukur. Dari data yang diperoleh, validitas diperoleh dari hasil ouput alat ukur statistic SPSS yang akan muncul pada tabel Item-Total Statistic yang akan menilai kevalidan masing-masing pertanyaan yang diberikan. Hal ini bisa dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation dari masing-masing pertanyaan (r tabel yang digunakan sebesar 0,139). - Jika r hitung > r tabel, maka dikatakan valid. - Jika r hitung < r tabel, maka dikatakan tidak valid. b.
Uji Reliabilitas. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengevaluasi data yang sah secara terus menerus atau untuk mengetahui adanya kejanggalan (terdapat data yang tidak sah), dimana jika sebuah data memiliki kejanggalan maka disebut data yang tidak reliabel. Pengujian ini harus ada untuk meyakinkan bahwa data tersebut layak digunakan. Menurut Sugiyono (2013), reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang digunakan apakah dapat diandalkan atau tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
94 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam penelitian ini, reliabilitas pertanyaan dilihat dari hasil output SPSS pada tabel nilai Cronbach’s Alpha pada masing-masing pertanyaan. Menurut Riduan (2013), pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut : 1.
Cronbach’s Alpha 0.000 – 0.199 = Tidak reliabel
2.
Cronbach’s Alpha 0.200 – 0.399 = Reliabilitas rendah
3.
Cronbach’s Alpha 0.400 – 0.599 = Reliabilitas rukup
4.
Cronbach’s Alpha 0.600 – 0.799 = Reliabilitas tinggi
5.
Cronbach’s Alpha 0.800 – 1.000 = Reliabilitas sangat tinggi
4.5.3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. a.
Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menentukannya terlebih dahulu dibuat hipotesis pengujian (Ghozali, 2016) yaitu : - Hipotesis Nol (Ho)
: Data terdstribusi secara normal
- Hipotesis Alternatif (HA)
: Data tidak terdistribusi secara normal
95 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dasar pengambilan keputusannya, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada data yang diolah melebihi nilai 0,05 maka data terdistribusi normal (Ghozali, 2016). b.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2016). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari multikolonieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat di dilihat dari pertama, nilai tolerance dan lawannya, kedua dilihat dari variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijealaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance).
96 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nilai cuttoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2016). Penelitian ini menggunakan nilai Durbin Watson (DW) untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Ketentuan pengambilan keputusan yaitu : 1. Jika DW < dL, maka Ho ditolak 2. Jika DW > dU, maka Ho diterima 3. Jika dL < DW > dU, maka tidak ada kesimpulan
d.
Uji Heteroskedastisitas Asumsi Heteroskedastisitas adalah asumsi dimana varians residual titik sama untuk satu pengamatan kepengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterskedastisitas. Dalam penelitian ini digunakan Uji Glesjer. Dasar Pengambilan keputusan : 1. Jika probabilitasnya (nilai sig) > 0,05 (alpha) maka H0 tidak ditolak
97 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Jika probalititasnya (nilai sig) < 0,05 (alpha) maka H0 ditolak. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1.
Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas
2.
Ha : ada gejala heteroskedastisitas
3.
Ho diterima bila t hitung < t tabel berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung > t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas.
4.5.4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2016). Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual secara statistik, dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F dan nilai koefisien determinasi. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. a). Uji Signifikansi Parameter Parsial (Uji Statistik t). Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial menerangkan variasi variabel terikat/dependen
(Ghozali,
2016).
Pengujian
parsial
regresi
dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
98 http://digilib.mercubuana.ac.id/
individual mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel yang lain itu konstan. Untuk melakukan pengujian t maka dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut: t = βn/Sβn Dimana : t βn Sβn
= Mengikuti fungsi t dengan derajat kebebasan (df). = Koefisien regresi masing-masing variabel. = Standar error masing-masing variabel.
Dasar pengambilan keputusan : a. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) atau t hitung < t table, berarti hipotesa tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak, bila dilakukan uji secara parsial. b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau t hitung > t table, berarti hipotesa terbukti maka H0 ditolak dan Ha diterima, bila dilakukan uji secara parsial b). Uji Signifikansi Simultan atau uji Model (Uji Statistik F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 5 % (0,05). Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari nilai F tabel maka hipotesis
alternatif
yang
menyatakan
bahwa
semua
variabel
independen secara stimultan berpengaruh signifikan tehadap variabel dependen (Sugiyono, 2013). 99 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) atau F hitung < F table, berarti hipotesis tidak terbukti. Maka H0 diterima Ha ditolak bila dilakukan secara simultan. b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau F hitung > F table, berarti hipotesis terbukti. Maka H0 ditolak dan Ha diterima bila dilakukan secara simultan. c) Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2). Untuk melihat seberapa besar variabel X1, X2 dan X3 mempunyai hubungan terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (Kd) yang merupakan kuadrat koefisien korelasi (Ghozali, 2016). Semakin besar R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan vartiabel dependen. Analisis koefisien determinasi dapat dianalisis menggunkan software SPSS (Statistical Products and Solution Service). Rumus Analisis Koefisien determinasi:
Kd = (γs)2 X 100% Dimana : Kd γs
= koefisien determinasi = koefisien korelasi Rank Spearmen
100 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.5.5. Model Persamaan Regresi Regresi berganda yaitu model regresi untuk menganalisis lebih dari satu variabel independen. Persamaan regresi yang dirumuskan berdasarkan hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b2X2 + e
Keterangan: Y A b1 b2 b3 X1 X2 X3 e
= Kepuasan Konsumen Pusat Perbelanjaan = Konstanta = Koefisien regresi variabel Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan = Koefisien regresi variabel Motivasi Belanja Utilitarian = Koefisien regresi variabel Motivasi Belanja Hedonis = Variabel Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan = Variabel Motivasi Belanja Utilitarian = Variabel Motivasi Belanja Hedonis = Error
101 http://digilib.mercubuana.ac.id/