32
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian yang mengambil judul “Karakterisasi Reservoar Batupasir Formasi Ngrayong Lapangan ANUGERAH dengan Menggunakan Analisis AVO dan LMR” ini dilaksanakan di PT. Geo Cepu Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Mei 2014 sampai dengan awal bulan Juli 2014. Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan penelitian No
Mei-14
Kegiatan 1
1
Studi Literatur
2
Pengolahan data
3
Analisis dan pembahasan
4
Penyusunan skripsi
2
3
Juni-14 4
1
2
3
Juli-14 4
1
2
3
4
4.2 Data dan Perangkat Penelitian Data dan Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data log sumur
4. Data Time Velocity Table
2. Data Seismik 3D Pre stack gather
5. Data Marker
3. Data Checkshot
6. Software Hampson-Russel (HRS-9/1.2)
33
4.3 Tahapan Penelitian 4.3.1
Pengolahan Tahap 1
1. Log Checking Di bawah ini adalah tabel ketersediaan data log pada setiap sumur: Tabel 4.2 Log checking Sumur CAL
GR
SP
LLD
LLS
NPHI
RHOB
Mg 2 Mg 3 Mg 4 Mg 5
YES YES YES YES
YES YES YES YES
NO YES YES NO
YES NO NO YES
NO YES YES YES
YES YES YES YES
YES YES YES YES
YES YES YES YES
NO NO NO NO
2. Log Transform Log transform ini bertujuan untuk memprediksi nilai log tertentu untuk dengan menggunakan log lain sebagai input perhitungan.
Tabel 4.3 Log transform No
Log Input
Equation
Sumur
Log Output
1.
P-wave
Castagna’s Equation
Semua sumur
S-wave
Semua sumur Semua sumur Semua sumur
P-impedance
Semua sumur
Mu-Rho
=ax 2.
P-wave
=
3.
S-wave
=
4.
P-impedance dan S-
= c=2
+b
;
S-Impedance Lambda-Rho
Impedance 5.
S-Impedance
34
3.
Log Crossplot
Tujuan dari crossplot ini adalah untuk menguji sensitivitas log sehingga dapat diketahui jenis log yang paling baik dalam memisahkan litologi dan fluida pada reservoar disumur tersebut. Ada 3 jenis crossplot yang dilakukan yaitu : PImpedance (sumbu X) dan Gamma Ray (sumbu Y), dengan menggunakan colour key resistivitas. Crossplot selanjtunya adalah S-Impedance (sumbu X) dan Gamma Ray (sumbu Y), dan crossplot yang ketiga adalah Lambda-Rho (sumbu X), MuRho (sumbu Y), dengan menggunakan colour key resistivitas.
4.3.2 1.
Pengolahan Data Tahap 2
Pre-conditioning Pre-Stack Gather
Sebelum digunakan untuk tahapan selanjutnya, terlebih dahulu dilakukan preconditioning data seismik. Adapun tujuan dari proses ini adalah untuk memperbesar S/N rasio sehingga hasilnya lebih diharapkan akan lebih optimal.
Tabel 4.4 Geometri data seismik lapangan “ANUGERAH” Parameter
Inline
Xline
Number of
243
92
Start Number
1149
5167
1
1
20 m
20 m
Number Invrement Spacing
35
Bandpass Filter
Dengan filter ini kita dapat melakukan pemilihan range frekuensi berdasarkan batasan tertentu seperti : low cut, low pass, high cut, dan high pass. Adapun parameter bandpass filter yang dilakukan adalah 14/16/45/55.
Super Gather
Super gather adalah proses pengumpulan trace seismik pada CDP yang berdekatan dengan range offset tertentu sehingga seismik menjadi lebih clear.
Trim Static
Proses ini membantu menyelesaikan masalah migrasi move-out pada data seismik pre-stack. Trim static dengan menentukan optimal shift dengan cara crosscorrelating untuk di aplikasikan pada trace lain dalam sebuah gather.
Gambar 4.1 Base Map penelitian
36
Gambar 4.2 Pre-Stack Gather
Gambar 4.3 Bandpass Filter
37
Gambar 4.4 Super Gather
Gambar 4.5 Trim Static
38
2. Analisis AVO
Pick AVO
Pick AVO dilakukan dengan data input berupa data pre-stack gather yang sudah dikenai proses pre-conditioning (trim static) untuk mengetahui respon amplitudo seismik pada interest zone (reservoar) yang ditunjukkan oleh kurva hubungan gradient terhadap offset.
AVO Atribute Volume
AVO atribut volume memungkinkan kita untuk melihat produk AVO seperti: intercept, gradient, dan poisson’s ratio scaled pada volume seismik. Selain itu dilakukan juga crossplot AVO atribut dengan skala warna gradient, dibuat dengan memplot data sebaran intercept dan gradient.
4.3.3 Pengolahan Data Tahap 3 1. Incident Angle, Angle Gather dan Angle Stack Sebelum pembuatan angle gather, terlebih dahulu dilakukan analisis sudut datang (incident angle) pada seismik yang digunakan, dalam hal ini adalah trim static. Proses pengecekan sudut datang ini memasukkan data time velocity table dan diperoleh sudut maksimal pada interest zone (reservoar) berkisar antara 0-16°. Selanjutnya dilakukan pembuatan angle gather dan angle stack untuk melihat respon trace seismik terhadap pengaruh sudut datang atau offset. Dari proses ini diketahui bahwa data seismik terlihat lebih clear pada angle stack 8-16°.
39
Gambar 4.6 Incident angle
Gambar 4.7 Angle Gather
40
Gambar 4.8 Angle Stack
4.3.4 Pengolahan Data Tahap 4 1. Picking Horizon Dalam penelitian ini picking horizon dilakukan pada data seismik angle stack 816 pada batas interest zone secara inline dan juga xline.
2. Wavelet Analysis dan Well-Seicmic Tie Wavelet analysis adalah tahap pemilihan wavelet yang paling cocok dengan seismogram sintetik untuk melakukan well seismic tie. Proses well seismic tie sendiri merupakan pengikatan antara data log sumur dan data seismik dengan menggunakan data checkshot sebagai koreksi kedalaman, sehingga data seismik dalam domain time dapat match dengan data log sumur dalam domain depth.
41
Proses pemilihan wavelet untuk well-seismic tie ini dilakukan dengan cara cobacoba sampai ditemukan jenis wavelet yang paling cocok. Frekuensi dominan pada data seismik juga harus dipertimbangkan agar pemilihan wavelet dapat maksimal. Frekuensi dominan pada data seismik adalah sekitar 24 Hz. Seismik yang digunakan dalam well-seismic tie adalah angle stack 8-16.
3. Inversi Seismik Model Awal (Initial Model) Sebelum proses inversi, terlebih dahulu dilakukan pembuatan model awal untuk melihat batas litologi secara umum dari nilai Acoustic Impedance (AI) dan Shear Impedance (SI) pada tiap lapisan.
Analisis Inversi dan Proses Inversi Analisis inversi ini memungkinkan kita untuk menentukan parameter yang akan digunakan pada proses inversi. Inversi akan maksimum jika kesesuaian antara seismogram sintetik dengan data seismik aslinya sudah cukup baik, ditunjukkan dengan nilai error yang relatif kecil.
4. Transformasi Lambda-Mu-Rho Proses transformasi ini menggunakan data input hasil inversi Acoustic Impedance (AI) dan Shear Impedance (SI.)
42
5. Slicing Map Slicing dilakukan dengan domain waktu (time) dengan acuan horizon Bottom Z (+10 ms) pada hasil inversi Acoustic Impedance (AI), Shear Impedance (SI), Lambda-Rho (
), dan Mu-Rho (
). Hasil slicing ini selanjutnya diinterpretasi.
43
4.4 Diagram Alir Mulai
Data Seismik
Data Sumur Incident Angle Log checking
3D Pre-Stack gather Angle Gather
Log Transform
Pre-conditioning -Filter Bandpass -Super gather -Trim Static
Angle Stack Log Crossplot
Analisis AVO Checkshot
Picking Horizon AVO Atribute Volume Wavelet Analysis
Well Seismic Tie
-Intercept -Gradient -Poisson Ratio
Initial model AI dan SI
Analisis Inversi
Inversi AI dan SI
Transformasi LMR
Slice map AI,SI, Lambda-Rho dan Mu-Rho
Analisis dan Interpretasi
Selesai Selesai
Gambar 4.8 Diagram alir penelitian
Pick AVO