BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Anatomi, Patologi Anatomi dan Bedah Anak 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Semarang sebagai tempat pemeliharaan hewan coba dan laboratorium Patologi Anatomi Waspada, pada Bulan April-Juni 2015. 4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental Post-test only control group design dengan
memberikan perlakuan berupa
pemberian phosphodiesterasetype
5
inhibitorspada tikus Sprague Dawley yang dilakukan torsi detorsi testis. 4.4 Populasi dan Sampel 4.4.1 Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah tikusSprague Dawley jantan yang diperoleh dari pemeliharan hewan Universitas Brawijaya, Malang. 4.4.2 Sampel 4.4.2.1 Kriteria Inklusi 1. Tikus Sprague Dawley usia minimal 8 minggu 2. Tikus Sprague Dawley tidak sakit 25
26
3. Tikus Sprague Dawley dengan berat badan 150-300 gram 4.4.2.2 Kriteria Eksklusi 1.TikusSprague Dawley jantan yang memiliki kelainan anatomi testis 4.4.2.3 Kriteria Drop Out Tikus mati selama penelitian 4.4.3 Cara Pengambilan Sampel Pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini
dengan
menggunakan
caraRandomized Sampling. Tikus Sprague Dawley jantan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. 4.4.4 Besar Sampel Sampel minimal dihitung dengan menggunakan kriteria WHO sebanyak 5 ekor sampel per kelompok. 4.5 Variabel Penelitian Variabel Bebas Pemberianphosphodiesterase type 5 inhibitors Variabel Terikat Derajat inflamasi torsio testis
27
4.6 Definisi Operasional Tabel 4. Definisi Operasional No
Variabel
Unit
1
Pemberian Phospodiesterase type 5 inhibitors
Skala Nominal
phosphodiesterasetype 5 inhibitors adalah suatu zat sintetis untuk phosphodiesterasetype 5 inhibitors di dalam sel. Pada
penelitian
ini
phosphodiesterasetype
5
inhibitorsdiberikan secara oral dengan menggunakan sonde dengan dosis 0,45 mg setelah 4 jam dilakukan tindakan torsi-detorsi testis. Dosis didapatkan dari hasil konversi dosis manusia dewasa ke dosis tikus. 2
Derajat Inflamasi Derajat
inflamasi dinilai berdasarkan parameter
gambaran histologi yang menggunakan klasifikasi Cosentino. Grade I Gambaran strutktur testis normal dengan sel germinal yang teratur. Grade II Gambaran struktur testis yang kurang teratur Grade III Gambaran struktur testis dengan inti sel germinal piknotik disertai dengan penyusutan dinding batas tubulus seminiferus Grade IV Gambaran struktur testis dengan dikelilingi oleh sel germinal yang nekrotik.
Ordinal
28
4.7 Materi/Bahan dan Alat Penelitian 4.7.1 Materi/Bahan Testis tikus yang diperoleh setelah tikus diterminasi dengan cara dislokasi servikal/leher phosphodiesterasetype 5 inhibitors Pelet makan hewan 4.7.2 Alat Kandang tikus Sonde Lambung Penjepit Gunting Skapel Stopper Glass Jar Gelas Beker kimia dengan ketelitian ± 0.1 ml Object Glass Mikroskop
29
4.8 Prosedur Pengumpulan Data 4.8.1 Persiapan dan Pembagian Tikus Seluruh tikus jantan Sprague Dawley disesuaikan lingkungannya di unit pemeliharaan hewan percobaan (UPHP) selama 2 hari dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok dengan simple random sampling. Selama kondisi standar semua tikus diberikan pakan tikus dan air secukupnya. 4.8.2 Intervensi kelompok 4.8.2.1 Kelompok Kontrol: (n=5). Semua tikus di kelompok ini dilakukan torsi/detorsi testis dan di bawah kondisi standar. 4.8.2.2 Kelompok Perlakuan: (n=5). Semua tikus di kelompok ini dilakukan torsio/detorsi testis terlebih dahulu. Kemudian diberikan 0,45 mg phosphodiesterase type 5 inhibitorsper oral menggunakan sonde lambung dan di bawah kondisi standar. 4.8.3 Jenis Data Penelitian ini menggunakan jenis data primer yang diperoleh dari gambaran mikroskopik. 4.8.4 Cara Kerja Penelitian ini dimulai dengan intervensi terbuka torsio testis tikus Sprague Dawley. Hal pertama yang dilakukan adalah
tindakan anestesi
inhalasi Tikus Sprague Dawley dengan menggunakan etil klorida. Setelah dianestesi, kulit skrotum tikus dicukur dan diberikan antiseptik. Insisi bagian pararaphe skrotum dilanjutkan dengan tindakan torsio testis 720º searah
30
jarum. Untuk mempertahankan keadaan torsio, dilakukan fiksasi dengan menjahit testis yang telah ditorsi ke dinding skrotum selama 4 jam. Setelah 4 jam, dilakukan tindakan detorsi testis. Setelah itu, tikus diberikan Phosphodiesterase type 5 inhibitors dalam bentuk sediaan sildenafil secara oral dengan dosis 0,45 mg. Dosis obat merupakan hasil konversi dari dosis penggunaan rata-rata pada manusia. Satu jam pasca pemberian phoshphodiesterase, tikus lalu diterminasi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan gambaran histopatologi. 4.8.5 Pemeriksaan Gambaran Histopatologi Testis Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop Olympus CX21 dengan perbesaran 400X. Pembacaan gambaran histopatologi dilakukan oleh dr.Siti Amarwati Sp.PA (K) sebagai ahli di bidang patologi anatomi.Preparat diamati pada 5 lapangan pandang dengan menggunakan perbesaran 400X. Di mana per tiap lapangan pandang dilihat gambaran derajat inflamasi testis dengan menggunakan klasifikasi derajat inflamasi oleh Cosentino dkk.
31
4.9 Alur Penelitian
Tikus Sprague Dawley Jantan
Randomisasi
Adaptasi Lingkungan selama 2 2 hari
Tindakan Torsio Testis dan Detorsi Testis 4 jam kemudian
Kelompok I
Kelompok II
Pemberian Phosphodiesterase(PDE) type 5 inhibitors
Tanpa pemberian Phosphodiesterase(PDE) type 5 inhibitors
Kemudian tikus diberikan anestesi dan dibunuh dengan cara cervival dislocation setelah 1 jam perlakuan untuk diteliti lebih lanjut tentang derajat inflamasi testis dengan mengamati gambaran Gambar 7 . histopatologi Gambar Alurtestis. Penelitian
Gambar 7. Bagan Alur Penelitian
32
4.10 Analisis Data Data pada penelitian ini diolah menggunakan program komputer. Pengolahan data digunakan dengan uji Mann-Whitney U Test. Data dinyatakan bermakna apabila P<0,05. 4.11 Etika Penelitian Izin Penelitian dilakukan dengan menggunakan ethical clearance No. 330/EC/FK-RSDK/2015 dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP dr. Kariadi Semarang dan kepada UPHP (Unit Pemeliharaan Hewan Percobaan) Universitas Negeri Semarang (UNNES)yang telah disetujui.
33
4.12Jadwal Penelitian Tabel 5. Jadwal Penelitian
Kegiatan
Waktu (Bulan) 1
Penyusunan Proposal Penelitan Seminar Proposal Penelitian Revisi Proposal Penelitian Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan dan Pengolahan Data Penyusunan Laporan Seminar Hasil Penelitian
2
3
4
5
6
7
8