BAB IV METODE PENELITIAN
4.1.
Jenis Desain Penelitian Berdasarkan pendekatan yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian
survey. Menurut Kerlinger (2000:660) penelitian survey mengkaji populasi yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari variabelvariabel sosiologis dan psikologis. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat bila digunakan sampel yang representatif. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif dengan melakukan survei yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan atau disebut sebagai explanatory research. Hasil survey akan diperoleh melalui jawaban dari serangkaian kuesioner yang telah diberikan sebelumnya kepada responden terkait dengan pengembangan karir dan kompensasi terhadap kinerja karyawan di PT.LIG Insurance Indonesia.
4.2.
Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal yang terkait
dengan pengaruh pengembangan karir dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. LIG Insurance Indonesia.
54
55
4.3.
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kantor pusat PT. LIG Insurance Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta. Penelitian ini termasuk dalam penelitian populasi, yakni keseluruhan subyek penelitian. Populasi yang menjadi analisa dalam penelitian adalah karyawan PT. LIG Insurance Indonesia yang berjumlah 130 orang. Ke 130 karyawan merupakan populasi untuk pengambilan data kuesioner. Yang bertujuan menguji pengaruh pengembangan karir dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. LIG Insurance Indonesia. Pemilihan lokasi penelitian di PT. LIG Insurance Indonesia didasarkan atas perimbangan objektif sesuai dengan tujuan penelitian serta didasarkan atas kemudahan memperoleh data, hasil penelitiannya di harapkan dapat memberi masukan kepada pengambil kebijakan di tingkat manajerial perusahaan tersebut.
4.4.
Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian adalah sepeangkat asumsi yang saling berkorelasi
satu dengan yang lain mengenai fenomena alam semesta. Dan pada dasarnya ada 3 (tiga) pendekatan penelitian yang selama ini digunakan dalam penelitian ilmiah yaitu Penelitian Kualitatif, Penelitian Kuantitatif, dan Penelitian Trianggulasi (yang merupakan penggabungan dari Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif). Penelitian ini merupakan Penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi
56
disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah dalam bentuk angka atau numerik, sehingga penelitian kuantitatif diidentikkan dengan Penelitian numerik. Penarikan kesimpulan pada penelitian kuantitatif bersifat deduktif yaitu menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
4.5.
Variabel Penelitian Menurut Nazir (2003), variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-
macam nilai. Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bias ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, defenisi variable penelitian adalah merupakan suatu objek atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam -macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan 3 variabel, terdiri dari 2 variabel bebas (independent variable) dan 1 variabel terikat (dependent variable). Variabel bebasnya adalah pengembangan karir (X1) dan kompensasi (X2), dan variabel terikatnya adalah kinerja karyawan (Y).
57
Definisi Operasional variabel Penelitian Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel, bisa disebut juga sebagai semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya pengukuran atas variabel yang dilakukan. Dalam penelitian ini operasional variabelnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel Variabel
Dimensi
Pengembangan Karir (X1)
1. Perencanaan Karir Individu
Henry Simamora (2006)
Kompensasi (X2) Siti Al.Fajar dkk (2010)
Skala
Minat untuk dipromosikan
ordinal
Kepuasan Karir
ordinal
Persamaan karir
ordinal
Kepedulian atasan
ordinal
Informasi promosi
ordinal
1. Kompensasi langsung
Pembayaran kinerja
ordinal
2. Kompensasi tidak langsung
Bayaran tidak berkerja
ordinal
Program perlindungan
ordinal
Tunjangan siklus hidup
ordinal
Jaminan sosial
ordinal
THR
ordinal
Pengembangan diri
ordinal
Fleksibilitas karir
ordinal
Peluang naik hasil
ordinal
Pujian dan Pengakuan
ordinal
Kenyamanan tugas
ordinal
Persahabatan
ordinal
Pemenuhan standar mutu
ordinal
Kesesuaian pekerjaan
ordinal
Proses kerja dan
ordinal
Pengetahuan tentang deskripsi pekerjaan
ordinal
2. Manajemen Karir Institusional
3. Imbalan Karir
4. Imbalan Sosial
Kinerja (Y)
Indikator
1. Kualitas kerja
Gomes (2001) 2. Pengetahuan tentang
58
pekerjaan
keterampilan
ordinal
3. Kreatifitas
Ide atau gagasan
ordinal
4. Kerjasama
Kesediaan berkerjasama
ordinal
5. Kehandalan
Kehadiran
ordinal
Penyelesaian pekerjaan
ordinal
Semangat akan tugas baru
ordinal
Tanggung jawab pekerjaan
ordinal
Kepribadian
ordinal
Keramahan
ordinal
Integritas
ordinal
6. Inisiatif
7. Kualitas pribadi
4.6.
Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiono (2006:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan kantor pusat PT. LIG Insurance Indonesia yang berjumlah 130 orang. Selanjutnya, penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel (Sukmadinata, 2011:251).Untuk menentukan jumlah sampel digunakan pendekatan sebagaimana disampaikan oleh Gay dan Diehl serta Roscoe. Secara umum, Gay dan Diehl (1992:140-141), jumlah sample minimal yang dapat diterima untuk suatu studi tergantung dari jenis studi yang dilakukan. Beberapa pedoman yang dianjurkan adalah: a. Jika penelitianya korelasional,
59
sampel minimumnya adalah 30 sample. b. Apabila penelitian kausal-komparatif, sampelnya minimal sebanyak 30 subjek per group. Berdasarkan panduan di atas, maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan Karyawan yang telah mempunyai masa kerja di atas 2 Tahun di lingkungan PT. LIG Insurance Indonesia. Penarikan sampel seperti ini dikenal dengan teknik sensus, yaitu cara pengambilan sampel secara menyeluruh terhadap semua individu sebagai anggota populasi. Pertimbangan ini disebabkan karena populasinya tidak terlalu banyak, dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 71 orang/responden.
4.7. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh melalui pengumpulan dokumen yang terkait dengan latar belakang perusahaan, jumlah karyawan, struktur organisasi. Sementara itu data primer dikumpulkan menggunakan kuesioner, yaitu suatu dokumen yang berisikan pertanyaan pertanyaan dan tipe item lainnya yang dirancang untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk analisis (Neuman, 2003). Dasar digunakannya metode kuesioner adalah karena keuntungannya sebagai berikut: 1.
Menghemat biaya yang dikeluarkan dan dapat menjangkau banyak orang dalam waktu yang relatif singkat.
60
2.
Mengurangi tekanan terhadap subyek untuk segera menjawab. Hal ini penting dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, dimana subyek membutuhkan waktu untuk memperlihatkan pertanyaan dengan seksama sebelum memberikan jawaban.
3.
Memberikan rasa anonimitas pada responden, sehingga dapat memberikan jawaban yang terbuka terhadap pertanyaan yang bersifat sensitif.
4.
Data yang diperoleh sudah terstandardisasi sehingga memudahkan pengolahan data. Walaupun demikian, pengumpulan data menggunakan kuesioner juga
memiliki keterbatasan, yaitu: 1.
Data yang dihasilkan sifatnya kurang mendalam.
2.
Kurang dapat mengontrol ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan responden.
3.
Responden dapat bertanya kepada orang lain sehingga dapat terjadi bias terhadap jawaban.
4.
Pertanyaan atau instruksi yang kompleks dapat menyebabkan kesalahan dalam menangkap pertanyaaan atau instruksi sebenarnya.
4.8.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, terdapat dua cara untuk pengumpulan data melalui:
1.
Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pernyataan yang diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendasarkan pada laporan tentang diri
61
sendiri (self report) atau pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi subyek atau informasi yang diteliti. Teknik ini dipilih semata-mata karena responden adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interpretasi responden tentang pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data guna menguji hipotesis dan model kajian. Untuk memperoleh data tersebut digunakan kuesioner
yang
bersifat
tertutup
yaitu pernyataan
yang
dibuat
sedemikian rupa hingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja atau kepada satu jawaban saja. Sedangkan penyusunan skala pengukuran digunakan metode Likerts Summated Ratings (LSR), dengan skor 0 sampai dengan 4. 2.
Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yaitu karyawan di PT. LIG Insurance Indonesia melalui jawaban atas serangkaian daftar pertanyaan tersusun secara sistematis yang telah dikirimkan sebelumnya untuk diisi oleh responden.
4.9.
Analisis Data
4.9.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan
62
untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Cara yang dilakukan adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai total seluruh butir pernyataan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2003). =
r xy = koefisien korelasi Product Moment antara item dan total n
= Jumlah subyek yang akan diteliti
X
= Skor tiap item
Y
= Total nilai untuk setiap variabel yang diteliti Untuk menyatakan butir valid atau tidak valid digunakan
ketentuan Corrected Item-Total Correlation (CITC) atau disebut dengan r (koefien korelasi) sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid, sedangkan
Jika r hitung < r tabel, maka dinyatan tidak valid (Priyatno, 2008:23).
Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi, keterpercayaan atau keterandalan alat ukur dalam penggunaannya. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperolah hasil yang relative sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik. Sebaliknya, apabila diperoleh suatu hasil yang
63
berbeda-beda dengan subjek yang sama, maka dikatakan inkonsistensi. Suatu alat ukur yang reliable adalah alat ukur yang mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas (cronbach’s alpha). Cronbach’s Alpha berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliable alat ukur tersebut. Formula statistika yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach, dengan rumus sebagai berikut :
N N 1
2
1
2
item
total
Keterangan:
α = Cronbach’s Alpha/ Reliabilitas kuesioner N = banyaknya pernyataan σ2 item = variance dari pernyataan σ2 total = variance dari skor Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan pernyataan tersebut reliabel, apabila nilai Cronbach Alpha di atas 0,6 (Arikunto, 2002).
4.9.2. Uji Asumsi Klasik 1.
Uji Normalitas Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data
(Santosa, dan Ashari, 2005). Jadi data terdistribusi normal maksudnya adalah data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Distribusi normal data dengan bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median.
64
Untuk mengetahui bentuk distribusi data bisa menggunakan grafik distribusi dan analisis statistik. Bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal dimana bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng, sedangkan analisis statistik menggunakan analisis keruncingan dan kemencengan kurva dengan indikator keruncingan dan kemencengan. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data sudah terdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka data tidak terdistribusi normal dan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang
mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksir Ordinary least square (OLS ) atau metode kuadrat kecil tidak efisien baik daIam sampel kecil maupun sampel besar. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah Heteroskedastisitas dapat dengan menggunakan uji glejser dan multivariate standardized Scatterplot Adapun tahap-tahap daIam uji glejser yaitu : 1.
Lakukan regresi terhadap model yang digunakan.
65
2.
Setelah mendapatkan nilai residual ei dan regresi OLS, selanjutnya regresikan nilai absolut ei, terhadap variabel x. Model persamaan
dimana : = Nilai absolut residual. Xi = Variabel penjelas. Vi = Variabel penggangu. Hipotesis yang digunakan : Ho : βi = 0 tidak terdapat heteroskedastisitas Ha : βi = 0 terdapat Heteroskedastisitas Dengan level of sicnificant ( α = 0,05) t tabel = t α/2 ; n-1 = t 0,0025 ; 68 = 2,00
Kriteria uji Terima Ho jika t hitung < t tabel Terima H0 jika p value > 0,05 Sedang secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.
66
3.
Uji Multikolenearitas Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti
diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari regresi. Tujuannya untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah atau problem multikolinearitas. Untuk melihat adanya multikolinearitas, dapat digunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance dari hasil Collinearity Statistic berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS for Windows. Apabila nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai tolerance mendekati angka 1, maka dapat diindikasikan tidak ada gejala multikolinearitas.
4.9.3. Analisis Regresi Liniear Berganda Regresi linier berganda didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Persamaan umum regresi linier berganda adalah :
Y
= a + b1X1 + b2X2
Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 dengan hipotesa statistik : Ho : β1 = β2 = 0 Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0 Uji signifikansi koefisien beta (β) digunakan uji t
67
Kriteria keputusan
Jika t hitung > t tabel dan Sig (p) < 0,05 : Ho ditolak, dan Ha diterima (Terdapat pengaruh)
Jika t hitung ≤ t tabel dan Sig (p) > 0,05 : Ho diterima, Ha ditolak (Tidak terdapat pengaruh)
Untuk mengetahui nilai t tabel digunakan derajat kebebasan (df) = n- k - 1 pada level of significance (α) sebesar 5%. Uji hipotesis 3 dengan F test digunakan untuk menguji hubungan dua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel
terikat.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
dimana F = Nilai F test atau F hitung R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel independent n = Jumlah sampel Setelah didapatkan nilai Fhitung melalui rumus diatas, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Jika F hitung > F tabel dan Sig (p) < 0,05 : Ho ditolak, dan Ha diterima (Terdapat pengaruh).
68
b. Jika F hitung ≤ F tabel dan Sig (p) > 0,05 : Ho diterima, Ha ditolak (Tidak terdapat pengaruh). Untuk mengetahui nilai F tabel digunakan derajat kebebasan (df) = n- k - 1 pada level of significance (α) sebesar 5%. Untuk menghasilkan derajat ketepatan terhadap pengujian dan analisis data maka penulis menggunakan alat bantu Software Statistic Product Service Solution (SPSS) versi 19. 4.9.4. Analisis Korelasi Dimensi Antar Variabel Tabel 4.4. Korelasi Dimensi Antar Variabel Variabel Terikat Variabel bebas
KINERJA Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Pengem bangan Karir
X1.1
Y1,X1.1
Y2,X1.1
Y3,X1.1
Y4,X1.1
Y5,X1.1
Y6,X1.1
Y7,X1.1
X1.2
Y1,X1.2
Y2,X1.2
Y3,X1.2
Y4,X1.2
Y5,X1.2
Y6,X1.2
Y7,X1.2
Kompen sasi
X2.1
Y1,X2.1
Y2,X2.1
Y3,X2.1
Y4,X2.1
Y5,X2.1
Y6,X2.1
Y7,X2.1
X2.2
Y1,X2.2
Y2,X2.2
Y3,X2.2
Y4,X2.2
Y5,X2.2
Y6,X2.2
Y7,X2.2
X2.3
Y1,X2.3
Y2,X2.3
Y3,X2.3
Y4,X2.3
Y5,X2.3
Y6,X2.3
Y7,X2.3
X2.4
Y1,X2.4
Y2,X2.4
Y3,X2.4
Y4,X2.4
Y5,X2.4
Y6,X2.4
Y7,X2.4