BAB IV METODE PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya
Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini disebabkan karena potensi cadangan pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya telah dieksploitasi cukup besar, namun proses penambangannya masih banyak menimbulkan masalah lingkungan (eksternalitas negatif). Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-April 2012. 4.2
Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan responden menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Responden yang diamati yaitu nelayan, masyarakat pengguna jalan yaitu kendaraan roda 2 dan 4.Data yang diperoleh dari nelayan adalah biaya produksi dan jumlah produksi serta jumlah effort. Masyarakat pengguna jalan menggunakan kendaraan diwawancarai untuk mendapatkan data tambahan waktu tempuh akibat jalan rusak. Data sekunder diperoleh dari studi literaturdan data-data statistik yang berasal dari instansi-instansi terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya, dan perusahaan pasir besi. Studi literatur dibutuhkan untuk membandingkan kecepatan aktual dan konsumsi BBM kendaraan roda dua dan empat pada jalan kondisi normal. 4.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposivesampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dipilih secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Elemen utama sampel dalam penelitian ini
terdiri atas
dua kelompok responden. Kelompok responden
pertama adalah nelayan, kelompok responden kedua adalah masyarakat pengguna jalan dengan menggunakan sepeda motor dan kendaran roda empat yang ditemui di lokasi penelitian. Analisa struktur biaya produksi diambil 5 perusahaan pasir besi yang memiliki izin usaha pertambangan yang ada di Kecamatan Cipatujah. 29
Analisa kerusakan jalan, sampel adalah ruas jalan yang dilalui dari Kecamatan Cipatujah-Kalapagenep. Sektor perikanan sampel adalah nelayan perikanan tangkap yang berdomisili di Kecamatan Cipatujah. Pengumpulan data primer menggunakan teknik wawancara yang dipandu dengan menggunakan kuesioner.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah. Pengambilan data primer melalui kuisioner terhadap 67 kendaraan pengguna jalan (56 sepeda motor dan 11 mobil penumpang). Wawancara mendalam juga dilakukan untuk mendapatkan informasi dari 3 orang informan kunci yang memiliki kompetensi untuk menjelaskan mengenai keberadaan penambangan pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya, dan 5 orang nelayan untuk mendapatkan struktur biaya perikanan tangkap secara umum. Tabel 2 Rincian Informan dan Sampel No 1 2 3 4 5
Informan Kunci dan Sampel Pejabat Dinas Perikanan Pejabat Dinas ESDM Pejabat Dinas PU dan Pengairan Nelayan Cipatujah Masyarakat Pengguna Jalan Sepeda Motor Mobil penumpang Jumlah
Jumlah (org) 1 1 1 5 56 11 75
Data sekunder penelitian ini digunakan berupa data urut waktu (time series) yang meliputi data landing produksi perikanan tangkap, harga ikan per kilogram per tahun dan indeks harga konsumen (consumers price index), biaya dan jumlah produksi perusahaan penambangan pasir besi, kondisi ekonomi lokal dan regional di wilayah studi, dan tulisan di media massa mengenai eksternalitas penambangan pasir besi. Dalam memperkirakan nilai kerusakan jalan yang berakibat pada meningkatnya biaya bahan bakar, dibutuhkan data pemakaian bahan bakar ratarata kendaraan roda dua dan empat. Kerugian peningkatan waktu tempuh dibutuhkan data series upah minimum Kabupaten Tasikmalaya sebagai proxy pendapatan responden pengguna jalan dengan kendaraan pada tahun 2007-2010.
30
Tabel 3 Matriks Penelitian No 1
Tujuan Mengkaji pola ekstraksi aktual dan biaya produksi aktual Mengestimasi nilai eksternalitas negatif akibat penambangan pasir besi terhadap kerusakan jalan dan perikanan.
Metoda Analisis Deskriptif
Jenis Data Produksi Aktual penambangan
Sumber Data Laporan produksi perusahaan
Penilaian ekonomi kerusakan jalan efek dalam produktivitas pengguna jalan dan efek dalam produktivitas perikanan
Data primer &sekunder 1. Jumlah kendaraan yang melintas pada masing -masing kelas jalan dalam kondisi jalan yang layak (Lv) 2. Harga bahan bakar minyak (Pbbm) 3. Jumlah rata – rata kendaraan pertahun (Lv mean) 4. Kecepatan kendaraan pada kelas jalan dalam kondisi layak (Vg) 5. Jumlah kendaraan yang melintas pada kondisi jalan rusak (nLv) 6. Kecepatan kendaraan pada kelas jalan pada kondisi rusak (Vb) 7. Biaya rata –rata bahan bakar pada kecepatan normal (ACg) 8. Biaya rata – rata bahan bakar pada kondis jalan rusak (ACb) 9. Waktu tempuh pada kondisi jalan layak (tg) 10. Waktu tempuh pada kondisi jalan rusak (tb) 11. Pendapatan pengguna jalan (roda 2 & 4) 12. Jumlah produksi perikanan tangkap PPI Pamayangsari 13. Harga rata – rata produk perikanan, IHK tasikmalaya
Dinas pekerjaan umum, dinas lalu lintas, bina marga, studi literatur, kuisioner, tally sheet,DKP,BPSKab.Tasikmalaya
3
Menentukan laju ekstraksi optimal dengan memperhitungkan eksternalitas.
Hotelling rule (NPV)
Dinas ESDM, Perusahaan pasir besi
4
Mengestimasi nilai pajak untuk setiap output pasir besi
Persamaan garis linier dua titik
Data sekunder 1. Cadangan terbukti pasir besi tahun (S) 2. Jumlah ekstraksi tahunan (Qt) 3. Harga jual pasir besi rata –rata (P) 4. Lama rata – rata Izin konsesi pasir besi (T) 5. Biaya produksi rata – rata perton pasir besi (C ) Data dikaitkan dengan hasil perhitungan eksternalitas tujuan dua
2
31 31
4.4
Analisis Data Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, beberapa analisis yang digunakan
adalah sebagai berikut : 4.4.1 Pola Ekstraksi Aktual Kajian mengenai ekstraksi aktual yang ada selama ini menggunakan data laporan produksi beberapa tahun terakhir, sehingga dapat dilihat penyimpangan apa saja yang terjadi dalam ekstraksi pasir besi. Hasil kajian tersebut digunakan untuk melihat kecenderungan jumlah produksi dibandingkan dengan pola ekstraksi optimal. 4.4.2 Analisis Kerusakan Lingkungan a.
Nilai Kerusakan Jalan Metode valuasi ekonomi yang digunakan adalah pendekatan valuasi
ekonomi
berdasarkan
biaya
(cost–basedvaluation),
dengan
menghitung
peningkatan biaya bahan bakar dan peningkatan waktu tempuh akibat kerusakan jalan.Valuasi diterapkan terhadap peningkatan waktu tempuh rata-rata dua jenis kendaraan yaitu kendaraan roda empat dan sepeda motor. Kehilangan waktu tempuh ini akan berkaitan langsung dengan kehilangan kecepatan kendaraan dijalan yang secara tidak langsung berasosiasi dengan peningkatan konsumsi BBM karena kendaraan berjalan lebih lambat. Nilai kerusakan dihitung dengan nilai yang hilang akibat kondisi jalan yang tidak baik, yaitu nilai tambahan waktu perjalanan, dan biaya penambahan konsumsi BBM berdasarkan rumus sebagai berikut: ∑
...……….………….(1)
Cjln = Nilai kerusakan jalan (Rp) WTn = Waktu tempuh pada jalur pengangkutan pasir besi saat jalan rusak WT0 = Waktu tempuh pada jalur pengangkutan pasir besi saat jalan tidakrusak BTn = Konsumsi BBM kendaraan seharusnya BTo = Konsumsi BBM kendaraan saat penelitian I = pendapatan rata-rata responden E = damage factor kontribusi truk pasir besi terhadap kerusakan jalan (i,j adalahmobil penumpang, sepeda motor), Firdaus (1999) dalam Mudjiatko (2006) menerangkan Damage factor adalah nilai daya rusak kendaraan terhadap jalan yang diakibatkan oleh beban
32
sumbu kendaraan yang melaluinya. Nilai daya rusak ini sebanding dengan pangkat empat sampaidengan pangkat lima dari beban itu sendiri. Untuk nilai damage factor dari keberadaan kendaraan pengangkutan pasir besi terhadap kerusakan jalan didapatkan dengan dengan rumus LIDDLE sebagai berikut : .
…………………………………………(2)
Dimana :
L = Beban Sumbu Kendaraan (ton) k = 1 : untuk sumbu tunggal k = 0.086 : untuk sumbu tandem k = 0.021 : untuk sumbu triple Rumus diatas mengindikasikan bahwa samakin berat suatu kendaraan yang
lewat makaakan semakin besar tingkat kerusakan yang diakibatkannya terhadap konstruksi jalan. b.
Nilai Perubahan Produktivitas Perikanan Teknik pengukuran perubahan produktivitas inidihitung berdasarkan jumlah
perubahan output perikanan akibat adanya penambangan pasir besi didaerah pantai.Formula perhitungan menggunakan rumus (Fauzi dan Anna 2005): ………………………………………(3) Keterangan: DNP = Perubahan Nilai Produksi pada periode t (Rp) NOt = Nilai Output pada Periode t (Rp) Xt
= Output pada periode t (Kg)
DW = Perubahan Produktivitas (Kg) Perubahan produktivitas diukur berdasarkan rumus (4) dan (5) berikut: – ∑
…………………………………………..(4) …………………………………………..(5)
adalah produktivitas rata-rata dari tahun ke 1 sampai tahun basis (Tb ), tahun basis adalah tahun dimana perubahan produktivitas terjadi, n adalah jumlah tahun pengamatan.
33
4.3 Analisis Laju Ekstraksi Optimal Pasir Besi Tanpa Dan Dengan Adanya Eksternalitas Negatif Laju ekstraksi optimal tanpa adanya eksternalitas didapatkan dengan teknik memaksimisasi keuntungan menggunakan rumus Hotelling. Langkah pertama kita harus menghitung fungsi biaya a.
Menentukan fungsi biaya (
penambangan pasir besi dilakukan dengan
analisa regresi ; …………………………………………….(6) Fungsi penerimaan (TR) didapatkan dari regresi jumlah produksi Qt dengan total penerimaan penjualan. , b.
Maksimisasi fungsi f( p, , Max PVNR = ∑
TR
………………………………………..(7)
,Ct) adalah ………………………….…(8) Dengan kendala S 0 > 0
ρ adalah tingkat diskonto, T adalah tahun izin pertambangan hasil optimasi. Penentuan tingkat diskonto dalam model ini menggunakan tingkat bunga ratarata lima tahun (2007-2011) suku bunga Bank Indonesia. Permasalahan maksimisasi dengan kendala diatas disusun
dalam suatu
ekspresi Persamaan Langrangian. Persamaan Langrangian kemudian digunakan untuk memecahkan persoalan optimasi dinamik dalam bentuk diskrit. Model yang akan dibangun berusaha memaksimumkan nilai sekarang dari total keuntungan bersih yang diterima di masa yang akan datang. Manfaat bersih didefinisikan sebagai pendapatan dari kegiatan eksploitasi dikurangi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan biaya yang secara tidak langsung ditanggung oleh masyarakat. Disini akandidapatkan laju ekstraksi optimal pada setiap periode ekstraksi. Persamaan 8 diatas akan menghasilkan estimasi laju ekstraksi tanpa pertimbangan eksternalitas, selanjutnya persamaan 8 diatas dapat dimodifikasi untuk mendapatkan berapa lama laju ekstraksi dengan mempertimbangkan eksternalitas dalam fungsi biaya sebuah perusahaan penambangan. Langkah pertama adalah menjumlahkan kembali fungsi biaya perusahaan menjadi biaya produksi (Ct) eksternalitasnya (Ceks) sehingga fungsi biaya total: 34
………………………………………. (9) Proses maksimisasi dengan pertimbangan eksternalitas harus menggunakan persamaan 9 yang telah dimodifikasi menjadi Max PVNR = ∑
TR
………………….…(10)
Dengan kendala S
>0
4.4.4 Analisis Tingkat Pajak Lingkungan Pajak yang tepat akibat eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan pasir besi diperkirakan dari keseimbangan sosial antara fungsi permintaan dan penawaran pasir besi. Fungsi penawaran (Qs) diestimasi dari kurva biaya marginal (MC) yang berada diatas biaya variabel rata-rata (AVC). Kurva permintaan (Qd) diestimasi dari kurva penerimaan marginal (MR). Fungsi penawaran ……………………………………..(11) Fungsi permintaan …………………………………….….(12) Penyelesaian fungsi permintaan dan penawaran tersebut akan menghasilkan nilai perkiraan tingkat pajak yang optimum pada saat jumlah produksipasir besi dengan mempertimbangkan eksternalitas memenuhi: ………………………………………...(13) ……………………………………….(14) Dimana: MB = marginal benefit MC = Marginal privat cost, MSC = Marginal social cost MD=marginaleksternalitas/kerusakaan.
35
4.5
Batasan dan Pengukuran
1. Dampak penambangan pasir besi yang dinilai hanya pada dua sektor, yaitu jalan dan perikanan. 2. Dampak lingkungan kerusakan jalan dinilai dari perubahan waktu tempuh dan peningkatan konsumsi BBM, sedangkan dampak lain seperti pencemaran udara, kesehatan masyarakat, biaya perawatan jalan, dan perawatan kendaraan belum tercakup dalam penelitian ini. 3. Jumlah tangkapan adalah jumlah berat tangkapan untuk semua jenis tangkapan di PPI Pamayangsari oleh perahu dibawah 1 GT tanpa membedakan perjenis spesies tangkapan. 4. Harga pasir besi adalah harga jual dalam bentuk konsentrat pasir atau magnetic degree (MD). 5. Stok atau cadangan terbukti adalah stok awal saat perizinan perusahaan tambang tanpa ada penambahan stok. 6. Laju ekstraksi optimal dengan eksternalitas disini adalah kondisi rente pengambilan pasir besi dengan adanya pajak lingkungan sama dengan tingkat diskonto. 7. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga nominal Bank Indonesia tahun 2007 – 2011. 8. Untuk mengurangi dampak depresiasi nilai mata uang, semua nilai dalam penelitian ini telah dikonversi kedalam nilai riil. 4.6 Asumsi Penelitian 1. Nilai eksternalitas yang dihitung saat penelitian diasumsikan menjadi nilai eksternalitas untuk tahun 2011, dan dijadikan sebagai dasar estimasi dalam interpolasi nilai eksternalitas tahun 2007-2010. 2. Kurva biaya diasumsikan bersifat polinomial kuadratik bahwa biaya ekstraksi dipengaruhi oleh jumlah produksi (Q). Turunan pertama variabel total biaya (C terhadap tingkat produksi Q positif (C > O), kemudian variabel total biaya (C terhadap
tingkat
produksi Q(C> 0). Asumsipertama dan kedua
menggambarkan bahwa bentuk fungsi biaya terhadap tingkat produksi adalah convex. Asumsi ini menjelaskan bahwa semakin besar jumlah cadangan pasir besi, maka total biaya cenderung mengecil dan sebaliknya, semakin kecil
36
jumlah cadangan yang tersisa, maka biaya ekstraksi perunitnya semakin besar. Justifikasi dari asumsi ketiga
ini
mengacu
pada
idenya
Ricardo(1817) dalam Halimatusadiah (2000) yang menyatakan bahwa deposit exhaustible resources dengan kualitas yang lebih tinggi (yang berarti memerlukan biaya yang lebih rendah) akan digarap terlebih dahulu dibanding deposit dengan kualitas rendah. Hal ini sama dengan yang tejadi pada tanah pertanian (Fisher1981:24) dalam Halimatusadiah (2004). Fungsi biaya ini diestimasi dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) 3. Kondisi pasar dalam membentuk
fungsi biaya adalah
pasar persaingan
sempurna. 4. Dampak yang ditimbulkan pada jalan, dan perubahan produktivitas perikanan diasumsikan disebabkan hanya oleh penambangan pasir besi. 5. Kurva eksternalitas bersifat non linier positif, dimana peningkatan produksi pasir besi menyebabkan peningkatan nilai kerusakan lingkungan.
37