BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam hias tenun Baduy sebagai acuan eksplorasi. Geometrical Forest diartikan sebagai hutan dengan bentuk-bentuk geometris, dimana biasanya hutan memiliki bentuk yang natural dan organik. Geometrical Forest adalah perpaduan antara bentuk-bentuk geometris dengan warna-warna alam ( dianalogikan dengan hutan).
Gambar 4.1 Imageboard “Geometrical Forest” Latar belakang diambilnya tema yang berkaitan dengan hutan adalah karena masalah dunia tentang hutan yang tak kunjung selesai. Terutama hutan-
hutan di Indonesia yang selalu mendapat sorotan internasional tentang kerusakan yang terjadi secara besar-besaran baik karena bencana alam maupun karena ulah manusia ( illegal logging).
4.2 Fungsi Karya Karya yang dihasilkan memiliki nilai estetis sekaligus nilai fungsional. Fungsi dari karya ini adalah sebagai produk tekstil yang kemudian dapat digunakan sebagai produk fashion, seperti pakaian (atasan maupun bawahan), selendang, tas, sepatu, bandana atau ikat kepala, dan tali pengikat pinggang. Karya ini juga digunakan sebagai media pengenalan dari ragam hias baru yang diciptakan dari hasil eksplorasi ragam hias tenun Baduy yang bercita rasa tinggi dan memberikan nilai lebih kepada para penggunanya karena menggunakan citra ragam hias Nusantara sebagai rasa kecintaan terhadap budaya bangsa.
4.3 Ragam Hias Terpilih Dari hasil eksplorasi bentuk yang telah dilakukan sebelumnya, akhirnya didapatkanlah ragam-ragam yang terpilih dengan mengacu pada bentuk yang geometris dan perkiraan tren warna
Le-Cuir-A-Paris
Spring/Summer 2007 dan Color Trends Autumn/Winter 2007/2008.
Dok. www.fashiontrendsetter.com
Gambar 4.2 Tren Warna Spring/Summer 2007
Dok. www.fashiontrendsetter.com
Gambar 4.3 Tren Warna Autumn/Winter 2007/2008
Berikut adalah ragam hias yang terpilih: Ragam Hias A Repetisi yang dinamis dan penempatan jarak yang rapat menghasilkan tekanan pada bidang. Sehingga menimbulkan kesan padat.
Ragam Hias B Penyusunan ragam hias diagonal menimbulkan komposisi yang dinamis dan terkesan lebih ringan karena penempatan jarak modul yang diberi ruang.
Ragam Hias C Bentuk overlapping pada ragam hias menghasilkan permainan warna. Bidang persegi berwarna merah menjadi aksen dengan warna yang kontras.
Ragam Hias D Pemberian warna dan penyusunan modul yang berpusat pada satu titik menghasilkan efek visual kedalaman ruang.
Ragam Hias E Penempatan dengan metode mirror menghasilkan ragam hias yang simetris dengan aksen garis vertikal berwarna tua (dingin) yang memotong garis horisontal berwarna muda (panas).
Ragam Hias F Aksen mirror menghasilkan penekanan pada sumbu vertikal sehingga ragam hias tampak feminin. Penggunaan warna monochromatic memberikan kesan yang lembut pada ragam hias.
Ragam Hias G Ragam hias memiliki repetisi linear yang menghasilkan bidang tampak tersusun dengan rapi dan diimbangi dengan pemilihan warna panas yang menghasilkan kesan nyaman.
Ragam Hias H Bentuk simetri berupa rotasi menghasilkan komposisi yang menarik pada ragam hias. penggunaan warna cerah menimbulkan kesan ceria dan bersemangat.
Ragam Hias I Komposisi bidang persegi yang dipadukan dengan garis menghasilkan kesan seimbang dan teratur sehingga ragam hias tampak tegas. Warna yang digunakan adalah warna natural dan hangat sehingga dapat memperhalus tampilan ragam hias.
Pemilihan hasil eksplorasi didasari oleh pemenuhan unsur-unsur estetis yaitu warna, bentuk, garis dan irama. Hasil eksplorasi diatas memiliki hal-hal sebagai berikut: 1. Warna, sesuai dengan imageboard yaitu warna-warna alam yang dianalogikan sebagai warna-warna hutan. 2. Bentuk, hasil eksplorasi dapat diterapkan pada kain dengan bentuk dua dimensi (teknik cetak saring) dan tiga dimensi (teknik tenun Doby). 3. Garis, ragam hias yang dihasilkan memiliki ciri khas garis dari tenun Baduy, yaitu geometris. 4. Irama, penempatan modul-modul ragam hias yang terpilih dapat menghasilkan irama repetition dan komposisi yang menarik.
4.4 Proses Produksi dan Penerapannya pada Kain
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.4 Kain A
1. Bahan
: Katun Jepang
2. Ukuran
: 50cm x 75cm
3. Teknik
: Bordir
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.5 Kain B
1. Bahan
: Linen silk
2. Ukuran
: 50cm x 75cm
3. Teknik
: Bordir
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.6 Kain C
1. Bahan
: Katun
2. Ukuran
: 50cm x 75 cm
3. Teknik
: bordir
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.7 Kain D
1. Bahan
: Katun
2. Ukuran
: 50cm x 75cm
3. Teknik
: bordir
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.8 Kain E
1. Bahan
: Linen silk
2. Ukuran
: 50cm x 75cm
3. Teknik
: bordir
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.9 Kain F
1. Bahan
: katun Drill
2. Ukuran
: 50cm x 75cm
3. Teknik
: bordir
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.10 Kain G
1. Bahan
: Benang katun
2. Ukuran
: 60cm x 150cm
3. Teknik
: tenun Doby
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.11 Kain H
1. Bahan
: Benang katun
2. Ukuran
: 60cm x 60cm
3. Teknik
: tenun Doby
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.12 Kain I
1. Bahan
: Benang katun
2. Ukuran
: 60cm x 75cm
3. Teknik
: tenun
Foto dok. Pribadi
Gambar 4.13 Kain J
1. Bahan
: Bulu Kuda halus
2. Ukuran
: 20cm x 120cm
3. Teknik
: bordir
Penggunaan warna juga mengacu pada asosiasi warna terhadap pribadi seseorang yang diambil dari buku Visual Design In Dress oleh Marian L. David, yaitu: 1. Merah jingga : semangat, tenaga, kekuatan, pesat,
hebat,
gairah.
2. Jingga
: hangat, semangat muda, ekstremis, menarik.
3. Kuning jingga: kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan,
optimisme,
terbuka. 4. Kuning
: cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat.
5. Hijau muda
: tumbuh, jaya, segar, istirahat, tenang.
6. Biru
: damai, setia, konservatif, pasif terhormat, lembut, ikhlas.
7. Biru ungu
: spiritual, hebat, kematangan, kesederhanaan, rendah hati, tenang, sentosa.
8. Ungu
: misteri, kuat, supremasi, formal, melankolis, pendiam, agung (mulia).
9. Coklat
: hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, tenang, sentosa, rendah hati.
10. Hitam
: kuat, resmi, keahlian, kematian.
11. Putih
:
senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang.
4.5 Sketsa Desain Penerapan pada Produk Fashion
Gambar 4.14 Desain I
Gambar 4.15 Desain II
Gambar 4.16 Desain III