BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini ingin mengungkap apakah ada hubungan lari 30 Meter dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri II Kota Gorontalo. Pada bab ini menyajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferensial sebagai pengujian hipotesis. Lebih jeasnya dijelaskan sebagai berikut: 1.1.1 Hasil Penelitian 1.1.1.1 Analisis Statistik Deskriptif 1. Variabel Lari 30 Meter Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel bebas lari 30 meter dapat dilihat pada tabel 4.1,dan tabel 4.2sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil analisis statistik deskriptif skorlari 30 meter siswa SMPN 11 Kota Gorontalo. Statistik
Hasil
Ukuran sampel Waktu tercepat Waktu Terlama Rerata waktu Modus Median
20 4,70 5.75 5.27 5,24 5.26
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui waktu tercepat yang diperoleh siswa adalah 4.74 detik dan waktu terlama adalah 5.75 detik, sedangkan waktu rata-rata yang dicapai adalah 5.27
detik. Penyebaran data kecepatan lari 30 meter siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo dapat dilihat pada tebel distribusi frekuensi berikut ini: Tabel 4..2 Distribusi Frekuensi variabel kecepatan lari 30 meter siswa. No
Kelas Interval
F
f kum
1
4,7
-
4,87
2
10%
2
4,88
-
5,05
2
10%
3
5,06
-
5,23
2
10%
4
5,24
-
5,41
6
30%
5
5,42
-
5,59
6
30%
6
5,6
-
5,77
2
10%
20
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kecepatan lari 30 meter diatas dapat terlihat bahwa ada 6 orang siswa atau 30% memperoleh skor kecepatan lari 30 meter sekitar rata-rata, ada 6 orang siswa atau 30% memperoleh skor lebih cepat dari kecepatan rata-rata, dan 8 orang siswa atau 40 % memperoleh skor lebih lambat dari kecepatan rata-rata. Jadi dapat di simpulkan bahwa kecepatan lari 30 meter siswa SMPN 11 Gorontalo cenderung lambat. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada Tabel 4.2 di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.1
FREQUENSI
6
4
2
4,75
4,75
5,055
5,235
5,415
5,595
5,775
Skor Kecepatan Lari 30 Meter Gambar 4.1: Histogram Frekuensi Kecepatan lari 30 meter 1.1.2 Daya ledak otot tungkai Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel bebas daya ledak otot tungkai dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil analisis statistik deskriptif untuk skor daya ledak otot tungkai siswa SMPN 11 Kota Gorontalo Statistik Hasil
Ukuran sampel
20
Skor tertinggi
59
Skor terendah
32
Rerata skor
46
Modus
50
Median
45,5
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui skor tertinggi daya ledak otot tungkai yang diperoleh siswa adalah 59 dan skor terendah adalah 32, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 46. Penyebaran data daya ledak otot tungkai siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi variabel Daya ledak otot tungkai No
Kelas Interval
F
f kum
1
32
-
37
2
10%
2
38
-
43
3
15%
3
44
-
49
9
45%
4
50
-
55
4
20%
5
56
-
61
2
10%
20
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi daya ledak otot tungkai diatas dapat terlihat bahwa ada 9 orang siswa atau 45% memperoleh skor sekitar rata-rata, ada 5 orang siswa atau 25% memperoleh skor di bawah rata-rata, dan 6 orang siswa atau 30% memperoleh skor di atas ratarata. Jadi dapat di simpulkan bahwa daya ledak otot tungkai SMPN 11Gorontalo cenderung rata-
rata. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada Tabel 4.4 di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.2.
10
FREQUENSI
8
6
4
2
31,5
37,5
43,5
49,5
55,5
61,5
Skor Daya ledak otot Tungkai Gambar 4.2: Histogram Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai 1.1.3 Hasil Lompat Jauh Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel terikat hasil lompat jauh dapat dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil analisis statistik deskriptif skorhasil Lompat Jauh siswa SMPN 11Kota Gorontalo. Statistik Hasil Ukuran sampel
20
Skor tertinggi
4.55
Skor terendah
3.30
Rerata skor
3.86
Median
3,4
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui skor tertinggi daya ledak otot tungkai yang diperoleh siswa adalah 59 dan skor terendah adalah 32, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 46. Penyebaran data daya ledak otot tungkai siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi variabel Hasil lompat jauh
No
Kelas Interval
F
f kum
1
3,3
-
3,54
3
15%
2
3,54
-
3,77
4
20%
3
3,78
-
4,01
9
45%
4
4,02
-
4,25
2
10%
5
4,26
-
4,49
1
5%
6
4,50
-
4,73
1
5%
20
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi daya ledak otot tungkai diatas dapat terlihat bahwa ada 9 orang siswa atau 45% memperoleh skor sekitar rata-rata, ada 7orang siswa atau 35% memperoleh skor di bawah rata-rata, dan 4 orang siswa atau 20% memperoleh skor di atas ratarata. Jadi dapat di simpulkan bahwa hasil lompat jauh Siwa SMPN 11Gorontalo cenderung rendah. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada Tabel 4.6 di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.3.
FREQUENSI
10
8
6
4
2
3,295
3,545
3,775
4,015
4,255
4,495
4,735
Skor Hasil Lompat Jauh Gambar 4.3: Histogram Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai
1.1.4 Analisis Statistik Inferensial 1. Analisis Statistik Inferensial a. Pengujian Normalitas Pengujian Normalitas dilakukan sebagai persyaratan analisis data,adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi Hasil Lompat jauh siswa (Y) atas Kecepatan Lari 30 meter (X1), dan pengujian normalitas galat regresi Hasil Lompat jauh siswa(Y) atas Kecepatan daya ledak otot tungkai (X2) . Pengujian normalitas data menggunakan uji galat taksiran (Y- Yˆ ) dengan menggunakan uji Lilliefors ( ) Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut: H0 : Populasi galat taksiran berdistribusi normal H1 : Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah H0 jika L0 Ltabel dan tolak H0 jika L0 Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih α = 0,05
1) Pengujian normalitas Persamaan Galat regresi hasil lompat jauh atas Kecepatan Lari 30 meter siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan normalitas galat regresi rumus Lilieforse diperoleh nilai L0 = 0,1286 dan Ltabel = 0,1982 dengan pada taraf signifikan = 0,05. Terlihat bahwa L0
Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas. Untuk itu digunakan uji F. Dengan menggunakan bantuan program program Excel For Windows 2013 diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 4.7. (Perhitungan disajikan pada lampiran 3).
Tabel 4.7 : Hasil uji Anova Persamaan regresi Y atas X1 Sumber Variansi
Derajat
Jumlah
Kebebasan Kuadrat (dk) (JK)
Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)
Fhitung Ftabel
299,2163
20
118116
Regresi (a)
1
297,298
297,298
(regresi (b|a) Residu
1 20
0,72493 1,19376
0,725 0,066
Tuna Cocok
14
1,050
0,075
Kesalahan(error)
4
0,144
0,036
Total
10,93
4,41
2,09
5,84
Berdasarkan tabel uji anova atau Ftes,Pada uji signifikansi Persamaan regresi diperoleh Fhitung = 10,93 lebih besar dari Ftabel = F(0,95)(1,18) = 4,41 menunjukkan persamaan regresi Yˆ = 5,9551- 0,3909X1 signifikan pada taraf 5 % dengan dk pembilang = k – 2 dan dk penyebut n – k. Sementara pada uji Linieritas persamaan regresi diperoleh Fhitung = 2,09 lebih kecil dari Ftabel =
F(0,95)(14,4) = 5,84 Hal ini berarti bahwa persamaan regresi Yˆ =7,6311-0,7155 X1berpola linier menunjukkan konstanta sebesar 7,6311yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dari variabel Kecepatan Lari 30 meter (X1), maka nilai hasil lompat jauh (Y) adalah 7,6311. Koefisien regresi sebesar -0,7155 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai Kecepatan Lari 30 meter akan memberikan penurunan skor sebesar 0,7155 pada hasil lompat jauh siswa. (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran). Uji Persamaan Regresi Sederhana daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo Dari hasil analisis regresi sederhana data variabel daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa menghasilkan arah regresi b sebesar 0,0251 dan konstanta a sebesar 2,7014. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi Y = 2,7014+ 0,0251 (X2) Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas. Untuk itu digunakan uji F. Dengan menggunakan bantuan program program Excel For Windows 2013 diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 4.8. (Perhitungan disajikan pada lampiran) Tabel 4.7 : Hasil uji Anova Persamaan regresi Y atas X2 Sumber
Derajat
Jumlah
Rata-rata
Variansi
Kebebasan
Kuadrat
Jumlah Kuadrat
(dk)
(JK)
(RJK)
20
118116
Regresi (a) (regresi (b|a) Residu
1 1 20
297,298 0,72493 1,19376
297,298 0,725 0,066
Tuna Cocok
12
1,050
0,075
Kesalahan(error)
6
0,144
0,036
Fhitung
Ftabel
299,2163
Total
6,19
4,41
2,15
4,00
Berdasarkan tabel uji anova atau Ftes, Pada uji signifikansi Persamaan regresi diperoleh Fhitung = 6,19 lebih besar dari Ftabel = F(0,95)(1,18) = 4,41 menunjukkan persamaan regresi Yˆ = 5,9551- 0,3909X1 signifikan pada taraf 5 % dengan dk pembilang = k – 2 dan dk penyebut n – k. Sementara pada uji Linieritas persamaan regresi diperoleh Fhitung = 2,15 lebih kecil dari Ftabel = F(0,95)(12,6) = 4,00 Hal ini berarti bahwa persamaan regresi Y = 2,7014+ 0,0251 (X2) berpola linier menunjukkan konstanta sebesar 2,7014 yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dari variabel daya ledak otot tungkai (X2), maka nilai hasil lompat jauh (Y) adalah 2,0714. Koefisien regresi sebesar 0,0251 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai daya ledak otot tungkai akan memberikan penambahan skor sebesar 0,0251 pada hasil lompat jauh siswa. (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran). 2) Uji Persamaan Regresi Ganda Kecepatan Lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo Dari hasil analisis regresi ganda kecepatan lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh
siswa menghasilkan arah regresi b1 sebesar -0,601,arah regresi
b2sebesar 0,018 dengan konstanta a sebesar 6,188. Dengan demikian bentuk hubungan dari ketiga variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi ganda Y = 6,188– 0,601 (X2)+ 0,0251 (X2) Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi. Untuk itu digunakan uji F. Pada uji signifikansi Persamaan regresi ganda diperoleh Fhitung = 13,703 lebih besar dari Ftabel = F(0,95)(2,17) = 3,63 menunjukkan persamaan regresi ganda Y = 6,188– 0,601 (X2)+ 0,0251 (X2)signifikan pada taraf 5 % dengan dk pembilang m = 2 dan dk penyebut n–m-1= 17.
Adapun persamaan regresi ganda data variabel Kecepatan Lari 30 meter (X1) dan daya ledak otot tungkai (X2) dengan hasil lompat jauh (Y) secara bersama-sama adalah Yˆ = 5,038 0,2008X1 + 0,0292X2. Hal ini menunjukkan bahwa hasil lompat jauh akan meningkat bila skor Kecepatan Lari 30 meter berkurang dan skor daya ledak otot tungkai meningkat. (Proses pengujian selengkapnya terdapat pada lampiran). 1.1.5 Pengujian Hipotesis a. Pengujian hipotesis 1. Dalam pengujian statistiknya, hipotesis dirumuskan sebagai berikut: Ho : r< 0 melawan H1 : r ≥ 0 Dimana: Ho :
Tidak terdapat hubungan negatif signifikan antara kecepatan lari 30 meter dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo.
H1:
Terdapat hubungan yang negatif antara kecepatan lari 30 meterdengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Besarnya tingkat hubungan antara variabel Kecepatan Lari 30 meter (X1) dengan hasil
lompat jauh (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi (r X1Y) =
-0,6147 menunjukkan
hubungan negatif yang tinggi diantara kedua variabel. Karena rX1Y lebih kecil dari nol, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat hubungan negatif antara Kecepatan Lari 30 meter dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri11 Kota Gorontalo. Sedangkan koefisien determinasi r2= 0,3783 menunjukkan 37,83 % kontribusi variabel Kecepatan Lari 30 meter terhadap hasil lompat jauh sedangkan sisanya 63,17 % dipengaruhi oleh faktor variabel lain. Selanjutnya dengan membandingkan t hitung = 3,31 pada taraf kesalahan 5 % untuk uji dua pihak dengan ttabel = 2,048 (hasil interpolasi) ternyata t hitung lebih besar dari pada t tabel. Dengan
demikian koefisien korelasi yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi dimana sampel diambil. (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran). b. Pengujian hipotesis II. Dalam pengujian statistiknya, hipotesis dirumuskan sebagai berikut: Ho : r< 0 melawan H1 : r ≥ 0 Ho : Tidak terdapat hubungan yang negatitif signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. H1 : Terdapat hubungan yang negatif signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Besarnya hubungan antara variabel daya ledak otot tungkai (X2) dengan hasil lompat jauh (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi (rX2Y) = 0,5059 menunjukkan tingkat hubungan yang sedang diantara kedua variabel. Namun karena rhitung lebih dari nol pada taraf kesalahan 5 % sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat hubungan positif antara antara daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Sedangkan koefisien determinasi r2= 0,2559 menunjukkan 25,59% besarnya kontribusi variabel daya ledak otot tungkai terhadap hasil lompat jauhsiswa sedangkan sisanya 74,41 % dipengaruhi oleh faktor variabel lain. Selanjutnya dengan membandingkan t hitung = 2,448 pada taraf kesalahan 5% untuk uji dua pihak dengan ttabel = 2,048 (hasil interpolasi) ternyata t hitung lebih besar dari pada t tabel. Dengan demikian koefisien korelasi yang signifikan dan dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi dimana sampel diambil. (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran G2). c. Pengujian hipotesis III. Dalam pengujian statistiknya, hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Ho :R = 0 melawan H1 : R ≠ 0 Ho
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara Kecepatan Lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo.
H1
: Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara Kecepatan Lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Besarnya hubungan secara bersama-sama antara variabel Kecepatan Lari 30 meter (X1)
dan daya ledak otot tungkai (X2) dengan hasil lompat jauh (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi (Rx1 x2 y) =0,71 hubungan ini secara kualitatif dapat dinyatakan tinggi, dan besarnya lebih dari korelasi antara X1 dengan Y, maupun X2 dengan Y. Besarnya korelasi (RX1X2Y) = 0,71 berlaku untuk sampel yang diteliti sehingga Ho ditolak dan Hi diterima. Maka terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara Kecepatan Lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo Sedangkan koefisien determinasi r2= 0,5041 menunjukkan 50,41% kontribusi variabel Kecepatan Lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai terhadap hasil lompat jauh sedangkan sisanya49,59 % dipengaruhi oleh faktor variabel lain. Selanjutnya dengan membandingkan harga Fhitung = 13,703 pada taraf kesalahan 5 % dengan Ftabel = 3,59 (hasil interpolasi) ternyata Fhitung lebih besar dari pada Ftabel. Dengan demikian koefisien korelasi ganda yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi dimana sampel diambil.
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan statistik deskriptif terlihat bahwa kecepatan lari 30 meter, daya ledak otot tungkai dan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo berada pada kategori sedang. Jika kita memninjau variabel Kecepatan Lari 30 meter persentase pengkategorian skor siswa yang berada pada kategori tinggi lebih besar daripada skor siswa yang berada pada kategori rendah meskipun selisih pengkategorian persentase skornya sangat tipis. Sementara skor daya ledak otot tungkai cenderung seimbang antara persentase jumlah siswa yang memperoleh skor tinggi dan rendah. Lain halnya dengan hasil lompat jauh ternyata persentase pengkategorian skor siswa yang tinggi lebih kecil dibandingkan dengan persentase kategori rendah dengan selisih yang cukup besar. Ini mengindikasikan bahwa hasil lompat jauh di SMP Negeri 11 Kota Gorontalo masih rendah. Berdasarkan hasil pengujian statistik inferensial yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan bahwa hubungan antara Kecepatan Lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai secara bersama-sama dengan hasil lompat jauh signifikan. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
4.2.1 Hubungan antara Kecepatan Lari 30 meter dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Kecepatan Lari 30 meter memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan hasil lompat jauh dalam penelitian ini, tingkat hubungan diantara keduanya cukup tinggi. Artinya makin cepat waktu yang ditempuh seseorang dalam lari 30 meter akan semakin besar skor hasil lompat jauh yang akan diperolehnya, begitupun sebaliknya semakin lambat waktu yang ditempuh seorang dam berlari 30 meter maka akan semakin kecil skor hasil lompat jauh yang akan diperolehnya.
Pernyataan di atas diperkuat dengan beberapa studi empiris. Misalnya Al Hafidz (2010), Lari awalan merupakan gerakan pertama dalam lompat jauh, yang bertujuan untuk memperoleh kecepatan yang tinggi, yang akan membawa tubuh ke arah horizontal untuk memperoleh hasil yang optimal, siswa harus mencapai jarak yang cukup dan memungkinkan berlari dalam mencapai persiapan yang tepat untuk tindakan akhir, awalan lari yang jelek/lambat hanya akan menghasilkan prestasi yang jelek, namun sebaliknya apabila awalan lari baik maka dapat menghasilkan prestasi lompat jarak jauh yang lebih baik dari sebelumnya Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa Kecepatan Lari 30 meter memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil lompat jauh.
4.2.2 Hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh. Daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh siswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo ternyata memiliki hubungan positif yang signifikan . Oleh karena itu, hubungan kedua variabel yakni daya ledak oto tungkai dan hasil lompat jauhsiswa SMP Negeri 11 Kota Gorontalo. Sehingga diperlukan latihan-latihan seperti membiasakan melakukan gerak eksplosif seperti melompat, meloncat dan berlari, yang dapat merangsang peningkatan daya ledak otot tungkai yang tentunya akan berpengaruh pada peningkatan hasil lompat jauh.
4.2.3 Hubungan Kecepatan Lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh Kecepatan Lari 30 meter dan daya ledak otot tungkai memiliki hubungan yang signifikan secara bersama-sama dengan hasil lompat jauh SMP Negeri 11 Kota Gorontalo,
Dimana
hubungan yang ada secara kualitatif termasuk kategori tinggi. Artinya agar hasil lompat jauh
meningkat maka perlu adanya kecepatan dalam berlari 30 meter dan daya ledak otot tungkai yang tinggi Daya ledak otot tungkai dan kecepatan lari merupakan unsur fisik yang mempengaruhi hasil
lompat
jauh. Daya ledak otot
tungkai diperlukan
agar
hasil lompatnnya juga
maksimal,sedangkan kecepatan lari merupakan sumbangan awal yang dapat membantu meningkatkan hasil lompatan. Maka dari itu tanpa power otot tungkai dan kecepatan lari yang maksimal, siswa akan mengalami kesulitan untuk mencapai prestasi lompat jauh yang maksimal.