BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF Dari data yang diperoleh sebanyak 45 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. Tabel 4.1 Analisis Descriptive Statistics
Std. N
Minimum Maximum
Mean
Deviation
LDR
45
40,22
108,42
75,1242
16,76969
CAR
45
10,47
46,79
16,2878
5,83834
BOPO
45
40,20
114,63
74,7560
18,27576
ROA
45
,18
4,93
2,1869
1,02516
Valid
N 45
(listwise)
Dari tabel 4.1 statistik deskriptif dapat dilihat bahwa dari 45 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011 memiliki rasio LDR dengan nilai minimum sebesar 40,22 yaitu pada bank Victoria dan memiliki nilai maksimum sebesar 108,42 yaitu pada bank BTN serta 54
nilai rata-rata sebesar 75,1242 dengan standar deviasi sebesar 16,76969. Hal ini menunjukan bahwa dari 45 sampel yang diuji terdapat rata-rata sebesar 75,1242 faktor LDR yang berpengaruh terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan ROA. Dan untuk CAR dapat dilihat bahwa terdapat nilai minimum sebesar 10,47 yaitu pada bank Bumiputera dan memiliki nilai maksimum sebesar 46,79 yaitu pada bank Capital serta nilai rata-rata sebesar 16,2878 dengan standar deviasi sebesar 5,83834. Hal ini menunjukan bahwa dari 45 sampel yang diuji terdapat rata-rata sebesar 16,2878 faktor CAR yang berpengaruh terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan ROA. Untuk rasio BOPO, dari sampel sebanyak 45 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 dapat dilihat bahwa rasio BOPO memiliki nilai minimum sebesar 40,20 yaitu pada bank Mandiri dan nilai maksimum sebesar 114,63 yaitu pada bank Bumiputera dan nilai rata-rata sebesar 74,7560 dengan standar deviasi sebesar 18,27576. Hal ini menunjukan bahwa dari 45 sampel yang diuji terdapat rata-rata sebesar 73,7560 faktor BOPO yang berpengaruh terhadap ROA. Pada variabel dependen yaitu Return On Assets ( ROA ) yang digunakan dari 45 sampel perusahaan perbankan periode 2009-2011 memiliki nilai maksimum sebesar 4,93 dan nilai minimun sebesar 0,18. Dan untuk nilai standar deviasi 1,02 serta nilai rata-rata sebesar 2,18. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan bank yang diukur dengan ROA masuk dalam kriteria sangat sehat, hal ini sesuai
55
dengan ketentuan Bank Indonesia yaitu rasio dengan tingkat rasio ROA ≥ 1.215% yaitu masuk kriteria sangat sehat. B. UJI ASUMSI KLASIK 1.Uji Multikolinearitas Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 5,741 ,921
LDR -,005 CAR -,042 BOPO -,033 a. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa Standardized Coefficients Beta
,008 ,022 ,007
-,084 -,238 -,593
T 6,233
Sig. ,000
-,666 -1,888 -4,897
,509 ,066 ,000
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,923 ,923 ,999
1,084 1,084 1,001
Uji multikolinearitas merupakan pengujian asumsi dalam regresi berganda yang menyatakan bahwa varial independen harus terbebas dari faktor multikolinearitas. Uji multikolinearitas ini menggunakan nilai Variance Inflation Factor ( VIF ). Toleransi dalam multikolinearitas terjadi antara > 0,1 dan VIF <10.
Dari pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas diketahui bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance dibawah 0,1 dan tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF diatas 10. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen, atau dapat dikatakan bahwa tidak ditemukannya multikolinearitas antar variabel independen.
56
2. Uji Autokorelasi Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
d i m e n s i o n 0
R ,632a
1
R Square ,399
Adjusted R Square ,355
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson ,82327 ,843
a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA
Autokorelasi diukur dengan uji Durbin Watson dengan ketentuan bahwa akan terjadi korelasi positif apabila DW <-2 ( kurang dari minus dua ), tidak terjadi autokorelasi apabila DW antara -2 ( minus dua ) sampai plus +2 ( plus dua ), dan terjadi autokrelasi negatif apabila nilai DW >+2 ( plus dua ). ( Danang Sunyoto ). Dari pengujian Durbin Watson diatas dapat dilihat pada tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai DW sebesar 0,843, dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.
57
3.Uji Heterokedasitas Gambar 4.1 Uji Heterokedasitas
Dari uji heterokedasitas menunjukan titik-titik yang ada menyebar di atas dan dibawah nol yang kemudian membentuk suatu pola tertentu. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya heterokedasitas.
58
4.Normalitas Distribusi Data Tabel 4.4 Uji Normalitas Distribusi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
45
Normal Parametersa,b
Most
Mean
,0000000
Std. Deviation
,79470892
Extreme Absolute
Differences
,110
Positive
,110
Negative
-,058
Kolmogorov-Smirnov Z
,739
Asymp. Sig. (2-tailed)
,645
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai K-S pada residual hasil regresi telah terdistribusi secara normal, karena memiliki nilai probabilitas asymp sig (2tailed) lebih besar dari α=0,05. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : -
Jika Asymp.Sig > 0,05 maka distribusi data adalah normal.
-
Jika Asymp.Sig < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki sebaran data berdistribusi normal dan layak digunakan dalam penelitian ini.
59
C. UJI PERSAMAAN LINIER BERGANDA Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS ( Statistical Product and Services Solution ) diperoleh informasi sebagai berikut : Tabel 4.5 Analisis Uji Linier Berganda Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 1 (Constant) 5,741
Std. Error
Beta
,921
T
Sig.
6,233
,000
LDR
-,005
,008
-,084
-,666
,509
CAR
-,042
,022
-,238
-1,888
,066
BOPO
-,033
,007
-,593
-4,897
,000
a. Dependent Variable: ROA
Y=5,741-0,005(LDR)-0,042(CAR)-0,033(BOPO)+e Besarnya koefisien masing-masing variabel independen dapat di interpretasikan bahwa : a. Besarnya nilai konstanta adalah sebesar 5,741 menunjukkan bahwa jika semua variabel bebas dianggap konstan atau tidak berpengaruh terhadap ROA, maka besarnya ROA adalah 5,741.
60
b. Setiap kenaikan satu satuan variabel LDR akan menurunkan tingkat kinerja perbankan yang diukur dengan ROA sebesar -0,005. c. Setiap kenaikan satu satuan variabel CAR akan menurunkan tingkat kinerja perbankan yang diukur dengan ROA sebesar -0,042. d. Setiap kenaikan satu satuan variabel BOPO akan menurunkan tingkat kinerja perbankan yang diukur dengan ROA sebesar -0,033. D. UJI HIPOTESIS 1.UJI ANOVA F ( SIMULTAN ) Tabel 4.6 Uji Anova F ANOVAb Model
Sum Squares
1
of
Mean Df
Square
F
Sig.
Regression 18,454
3
6,151
9,076
,000a
Residual
27,789
41
,678
Total
46,242
44
a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA Uji F dilakukan untuk mengetahui bahwa variabel independen ( LDR, CAR, dan BOPO ) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
61
Pada tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti masih dibawah nilai alpha=0,05. Hal ini menunjukan bahwa dari variabel independen yang diuji yaitu LDR, CAR, BOPO secara simultan berpengaruh terhadap tingkat kinerja perbankan yang diukur dengan ROA.
2.UJI PARSIAL (t ) Tabel 4.7 Uji Parsial T Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 1 (Constant) 5,741
Std. Error
Beta
,921
T
Sig.
6,233
,000
LDR
-,005
,008
-,084
-,666
,509
CAR
-,042
,022
-,238
-1,888
,066
BOPO
-,033
,007
-,593
-4,897
,000
a. Dependent Variable: ROA
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa variabel independen yaitu LDR dan CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja perbankan yang diukur dengan ROA. Karena nilai signifikansinya berada diatas nilai alpha = 0,05. Sedangkan untuk variable independen BOPO menunjukan
62
bahwa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan yaitu ROA. Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% diperoleh persamaan analisi regresi linier berganda sebagai berikut : Y= 5,741-0,005X1-0,042X2-0,33X3+e 1 . Rasio LDR Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah rasio LDR ( Loan Deposit Ratio ) mempengaruhi kinerja perbankan yaitu ROA. Pengujian dilakukan dengan menggunakan persamaan linier berganda. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukan hasil t sebesar -0,666 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,509 berada lebih besar dari nilai alpha=0,05. Hal ini menyatakan bahwa pengaruh rasio LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perbankan yaitu ROA. Nilai signifikansi t (sig-t) sebesar 0,509 lebih besar dari 0,05artinya bahwa ada kecenderungan pengaruh LDR terhadap ROA positif, akan tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan atau tidak berarti. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007), yang menyatakan bahwa LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil perhitungan statistic dengan uji t menunjukan bahwa variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA) . Hal ini menunjukan bahwa semakin kecil Loan to Deposit Ratio maka laba yang diperoleh bank (ROA) akan semakin kecil. Hal tersebut menunjukan bahwa kecilnya Loan to Deposit Ratio disebabkan karena bank yang bersangkutan tidak mampu meningkatkan penyaluran kredit secara efektif. Hal ini
63
dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain ketidakstabilan perekonomian suatu Negara atau tingkat inflasi yang tinggi. Karena bank tidak akan menambah beban kerjanya yang akan menyebabkan tingkat kemacetan kredit / NPL yang semakin tinggi maka penyaluran kredit dibatasi sehingga hal ini juga akan berdampak pada penurunan profitabilitas bank (ROA) yang diperoleh bank tersebut. 2 . Rasio CAR Pengujian hipotesis yang kedua dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah rasio CAR mempengaruhi kinerja perbankan yaitu ROA. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukan hasil t sebesar -1,888 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,066 berada lebih besar dari nilai alpha =0,05. Hal ini menyatakan bahwa pengaruh rasio CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perbankan yaitu ROA. Hal ini dikarenakan semakin tinggi nilai CAR, menunjukkan semakin tinggi tingkat profitabilitas bank tersebut, sehingga struktur modal bank semakin kuat. Semakin kuatnya struktur modal yang dimiliki oleh bank, maka bank akan dapat menjaga profitabilitasnya dengan baik. Tingginya CAR tidak akan berpengaruh terhadap profitabilitas karena permodalan yang kuat.Besarnya modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Muhammad Alhaq (2012) yang menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. .
64
3 . Rasio BOPO Pengujian hipotesis yang ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah rasio BOPO mempengaruhi kinerja perbankan yaitu ROA. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukan hasil t sebesar -4,897 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 berada lebih kecil dari nilai alpha =0,05. Hal ini menyatakan bahwa pengaruh rasio BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perbankan yaitu ROA. Dengan demikian secara parsial hipotesis Ha3 diterima, artinya untuk mengukur tingkat profitabilitas/rentabilitas suatu bank variabel BOPO yang merupakan proxy efisiensi operasional seperti yang digunakan BI dapat dibenarkan. Hasil regresi parsial ini memberi bukti semakin efisien kinerja operasional suatu bank maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007) yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh yang terjadi antara BOPO terhadap ROA adalah negatif dan signifikan.
3. UJI KOEFISIEN DETERMINASI ( R-square ) Tabel 4.8 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
d i m e n s i o n 0
1
R ,632a
R Square ,399
Adjusted R Square ,355
a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA
65
Std. Error of the Estimate ,82327
Nilai koefisien ditunjukan dengan nilai adjusted R-square dari model regresi yang digunakan untuk mengetahui besarnya indeks pengungkapan pengaruh peranan variabel
independen
secara
simultan
mempengaruhi
perubahan
yang
mempengaruhi variabel independen. Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa besarnya adjusted R-square sebesar 0,355. Hal ini menunjukan bahwa persentase variabel independen yang terdiri atas LDR, CAR, BOPO terhadap variabel dependen yaitu ROA sekitar 35,5 %. Sedangkan sisanya yaitu 64,5 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. E. PEMBAHASAN Analisis pengaruh rasio LDR, rasio CAR dan rasio BOPO pada 15 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 20092011 secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan ROA dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Yuliani (2007) dan Muhammad Alhaq ( 2012 ). Dengan hasil tersebut menunjukan bahwa dengan LDR tinggi cenderung akan meningkatkan kinerja perbankan yang diukur dengan ROA. Karena salah satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank adalah Loan toDeposit Ratio (LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Besar-
66
kecilnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut. Dengan tingkat LDR yang baik dalam penelitian ini menunjukan bahwa bank tersebut mampu dalam menjaga profitabilitasnya dengan baik dan tidak akan berpengaruh terhadap profitabilitas bank tersebut. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman,
dan
sebagainya.
Semakin
tinggi
nilai
CAR
mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk didalamnya risiko kredit. Hasil penelitian terhadap rasio CAR dalam penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Muhammad Alhaq (2012) menunjukkan bahwa Capital AdequacyRatio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). BOPO diukur secara kuantitatif dengan mengunakan rasio efisiensi. Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah mengunakan semua faktor produksinya dengan efektif dan efisien. Adapun efisien usaha bank diukur dengan mengunakan rasio operasional dibandingkan dengan pendapatan operasi (BOPO). BOPO merupakan perbandingan antara total biaya dengan total pendapatan operasional. Karena dengan menggunakan semua faktor produksinya secara efektif dan efisien, maka kinerja bank juga akan meningkat. Hasil penelitian terhadap rasio BOPO dalam penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
67
yang dilakukan Yuliani (2007) yang menunjukan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
68