BAB III UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN A. Gambaran Umum SMA N 1 Kajen 1. Tinjauan Sejarah SMA Negeri 1 Kajen didirikan tahun 1979, timbulnya gagasan untuk mendirikan SMA di Kajen sebetulnya sudah sejak awal PELITA II tahun 1974.
Pada waktu itu setelah selesai melaksanakan PELITA I
Kabupaten Pekalongan telah banyak kemajuannya sebagai hasil – hasil PELITA I.
Namun masih ada beberapa sektor yang tertinggal apabila
dibandingkan dengan sektor lainnya yaitu sektor pendidikan.
Secara
ekstrim dapat dikatakan apabila suatu daerah tidak maju dalam pembangunan pendidikan maka pembangunan desa, daerah dan sektoral lainnya akan mengalami hambatan yang besar. Berpijak
pada
pemikiran
itulah
sejak
awal
PELITA
II
pembangunan sektor pendidikan mendapat prioritas sehingga oleh pemerintah daerah dianggarkan cukup besar. Sebenarnya masyarakat sudah menginginkan adanya suatu Sekolah Lanjutan Atas di Kajen. Ini terbukti dengan adanya usaha masyarakat yang didukung Pemerintah setempat untuk mendirikan Sekolah Farming Menengah Atas pada tahun 1974.
Tetapi
karena kurangnya dana dan kemantapan perencanaan maka dalam tahun
39
40
1975 Sekolah tersebut ditutup dan para siswanya digabungkan dengan Sekolah Menengah Atas Farming di Ungaran.1 Disamping Sekolah Menengah Atas Farming di Kajen juga pernahdidirikan SPG C II untuk menampung guru-guru yang belum memiliki Ijazah SPG. Jadi jelas bahwa rakyat didaerah Kajen khususnya dan umumnya di daerah Kabupaten Dati II Pekalongan wilayah selatan sudah lama mengharapkan adanya suatu sekolah lanjutan atas untuk menampung tamatan SMP yang sudah ada sejak tahun 1953. Dari uraian diatas dapat dibayangkan bagaimana antusias masyarakat di Kajen ketika mendengar bahwa Pemerintah Daerah menentukan lokasi SMA Unit baru di Kajen pada tahun 1978.Mereka dengan spontan membantu sepenuhnya segala syarat-syarat untuk dapat terealisasinya rencana tersebut.
Kira-kira pada bulan Januari 1979 atas
dasar Daftar Isian Proyek (DIP) Departemen P dan K Nomor 09/XXXIII/3/78 tanggal 17 Maret 1978, dimulailah Pembangunan Gedung Unit Baru SMA Negeri di Kajen yang terdiri dari: a. 9 Ruang teori @ 72m2 ……………………………………….
648 m2
b. 2 Ruang Lab. IPA ……………………………………………
238 m2
c. 1 Ruang perpustakaan ………………………………………
112 m2
d. 1 Ruang Kepala Sekolah …………………………………….
140 m2
e. 1 Ruang Workshop/Ketrampilan …………………………… f. WC, Gudang, Selasar/Curculation space ……………………..
1
Dokumentasi SMA N 1 Kajen, 16 Oktober 2014.
120 m2 110 m2
41
Dan akhirnya pada tanggal 5 Januari 1980 gedung tersebut diresmikan oleh Bapak Karsono, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Pekalongan. Sejak itulah masyarakat Kajen khususnya dan Pekalongan bagian selatan sudah dapat memanfaatkan gedung yang megah ini.Gedung SMA Kajen yang megah pada saat itu adalah termasuk Proyek Sektoral yang dibiayai oleh Departemen P dan K dengan anggaran yang cukup besar diatas tanah seluas 2 Ha. Sungguh suatu paket dari Pemerintah Pusat yang besar artinya bagi perkembangan masyarakat pedesaan di Pekalongan kawasan selatan. Pada bulan Juli 1979 atas dasar: a. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0188/019791 tanggal 3 September 1979 tentang Pembukaan Sekolah. b. Surat Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Tengah Nomor: 905/P/1.03.4/M.79 tanggal 7 Mei 1979 perihal: Penerimaan murid kelas I tahun ajaran 1979/1980 si SMP/SMA Unit baru yang dibangun atas dasar DIP 1978/1979.2 Dan Berkat kerjasama yang baik, Panitia pendiri SMA dibantu oleh guru-guru SMA Negeri Pekalongan dibawah pimpinan Bapak Muchsin telah berhasil menerima murid angkatan pertama sebanyak 3 kelas, dengan jumlah pendaftar 210 orang yang diterima 150 orang. Pelaksanaan pelajaran berjalan dengan lancar di bawah pimpinan Bapak Sujatno, BA dan Bapak Moch. Toyib. Sungguh besar guru-guru SMA Negeri Pekalongan dalam
2
Dokumentasi SMA N 1 Kajen, 16 Oktober 2014.
42
masa transisi dan bantuan tersebut terus dibutuhkan sampai guru-guru tetap SMA Kajen terpenuhi secukupnya.3 2. Letak Geografis SMA N 1 Kajen menurut letak geografisnya adalah terletak di jalan Mandurorejo, desa Nyamok, kecamatan Kajen. Adapun batas wilayahnya antara lain: a. Sebelah Utara
: Jalan Mandurorejo, desa Nyamok, Kajen.
b. Sebelah Timur
: Kantor pos kecamatan Kajen.
c. Sebelah Selatan
: Pemukiman Penduduk.
d. Sebelah Barat
: Tanah kosong
3. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Sekolah “Unggul dalam Prestasi Luhur dalam Budi Pekerti dan Peduli Lingkungan”. b. Misi Sekolah 1) Menghasilkan tamatan yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik yang beriman dan bertaqwa serta berbudi pekerti luhur. 2) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang PAIKEM, Aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan berlandaskan IPTEK 3) Menumbuhkan jiwa disiplin, kompetitif dan sportif dalam berprestasi secara berkelanjutan.
3
Dokumentasi SMA N 1 Kajen, 16 Oktober 2014.
43
4) Menciptakan warga sekolah yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap visi sekolah. 5) Menerapkan manajemen sekolah yang partisipatif, komunikatif, transparan dan akuntabel. 6) Menciptakan suasana pembelajaran yang peduli pada pelestarian hidup. c. Tujuan Sekolah 1) Dalam bidang akademik menduduki 10 besar tingkat propinsi 2) Dalam bidang non akademik menjuarai tingkat propinsi, nasional 3) Memiliki daya saing baik ditingkat lokal, maupun nasional 4) Jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi favotit semakin meningkat 5) Jumlah pelanggaran tata tertib sekolah semakin menurun 6) Semua warga sekolah telah memahami visi dan misi sekolah.4
4
Dokumentasi SMA N 1 Kajen, 16 Oktober 2014.
44
4. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI SMA 1 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KOMITE 5. 1.Agus Dwi S., SH., 6. MH.
KEPALA SEKOLAH Drs. H. Eko Supriyanto, M.Pd. WAKIL KEPALA SEKOLAH
7.
2.H.Ibnu Sudiyono
8. 3.H. Tukirin, S.Pd.
9.
4. Drs. Rizak
10.
1. 2. 3. 4.
Urusan Kurikulum : Urusan Sarpras : Urusan Kesiswaan : Urusan Humas :
Ahmad Basuki, S.Pd. Drs. M. Sokibin Ikhsanudin, S.Pd.M.Pd Wiyanto, S.Pd
5. Drs. Taryudi
PETUGAS TATA USAHA
6. H. Mashadi, SH. 7. Drs. H. Afifudin, M.Si. UNIT
LABORAN
8. M. Fajari 1. IPA Linggar S & 9. Daryanto, S.IP. Indang S 2. TIK Ardli Fitrianto
3. Bahasa No’imah
UNIT PERPUSTAKAAN 1.Kepala : Drs.Anasrullah 2.Pengelola : 2.1. Sudiyati 2.2. Diah Kurniasari 2.3. Awal Ba’do
1. Kepala TU : Suroso, S.IP. 2. Bendahara & Urusan Personalia : Hartono 3. Bend.Pengelola Komite : Kusdiantho, SE. 4. Bend Pemungut IOT : Indang Lestariningsih 5. Urusan Kesiswaan : Muh. Sumhudi, Supriyanto 6. Perlengkapan : Muh. Sumhudi Hartono 7. Bag. Umum/Persuratan : Dyah Utami 8. Wirausaha sekolah : Kristiana, S.Pd. 9. Layanan Khusus : 1. Daman 2. Kodri 3. Mulari 4. Dasmulyo 5. Riyanto 6. Kusnadi
GURU MAPEL
SISWA
45
5. Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan Tabel 1 Data Guru SMA N 1 Kajen
No.
Nama
Gol/Ruang
Guru Mapel
1.
Drs. Eko Supriyanto, M. Pd.
IV/b
Bhs. Inggris
2.
Drs. Khamid, M. Si.
IV/b
Bhs. Indonesia
3.
Drs. Rizak
IV/a
Biologi
4.
Tukirin, S. Pd.
IV/a
Fisika
5.
Keman, S. Pd.
IV/a
Biologi
6.
V. Farida Sumaryanti, S. Pd.
IV/a
Biologi
7.
Drs. Kisworo
IV/a
Bhs. Jerman
8.
Soegeng, BA
IV/a
Pend. Agama Islam
9.
Ahmad Hardanny, S.Pd.
IV/a
Sejarah Indonesia
10.
Eko Susanto, S.Pd.
IV/a
Bhs. Inggris
11.
Suharto, S.Pd.
IV/a
Ekonomi
12.
Tri Martyastuti L, S. Pd.
IV/a
Fisika
13.
Drs. M. Sokibin
IV/a
Seni Rupa
14.
Ikhsanudin, S. Pd, M. Pd.
IV/a
Penjasorkes
15.
Dra. Sri Kusmaniyah, M.Pd.
IV/a
Bhs. Indonesia
16.
Dzikronah, S.Pd.
IV/a
Sosiologi
17.
Malichatun, S. Pd.
IV/a
Kimia
18.
Dra. Khuzaemah
IV/a
Pend. Agama Islam
46
19.
Wiyanto, S.Pd.
IV/a
Seni Musik
20.
Suwito, S.Pd, M.Pd.
IV/a
Bhs. Inggris
21.
Ahmad Basuki, S.Pd.
IV/a
Matematika
22.
Eko Prawito, S.Pd, M.Pd.
IV/a
Matematika
23.
Eko Ardianto, S.Pd, M.Pd.
IV/a
Penjasorkes
24.
Wiwiek Septiani, S.Pd.
III/d
Bhs. Inggris
25.
Sumito, S.Pd.
III/d
Bhs. Indonesia
26.
Ragil Murniati, S.Pd.
III/d
Fisika
27.
Dewi Kartika Y, S.Si, M.Pd.
III/d
Matematika
28.
Slamet Nuridin, S.Pd.
III/c
PKn
29.
Murzanah Wahyu R, S.Pd.
III/c
Bhs. Indonesia
30.
Cholis Sibah, S.Pd.
III/c
Bhs. Jawa
31.
Setyorini, S.Pd.
III/c
Kimia
32.
Retno Widiarso, S.Kom
III/c
TIK
33.
Sukardi, S.Pd.
III/c
Geografi
34.
Suhada, S.Pd.
III/c
PKn + Antropologi
35.
Sudiyati, S.PAK
III/c
Pend. Agama Kristen
36.
Siti Rodhiyah, S.Pd.
III/c
Bhs. Perancis
37.
Riyono, S.Pd.
III/c
Ekonomi
38.
Hadi Siswanto, S.S.
III/c
Sejarah
39.
Munasifah, S.Pd.
III/b
Ekonomi
40.
Eko Wiarso, S.Pd.
III/b
Kimia
47
41.
Sifaudin, S.Pd.
III/b
Bhs. Jawa
42.
Widiyani, S.Sos.
III/b
Sosiologi
43.
Niken Emiria F, S.Pd.
III/b
Bhs. Inggris
44.
Gus Akhmad R, S.Pd.
III/b
Bhs. Inggris
45.
Agustinus Sugeng
Pend. Agama Katolik
46.
Vanny Dwi Ardian, S.Pd.
Penjasorkes
47.
Dina Radlia, S.Pd.
Matematika
48.
Munawaroh, S.Pd.
Geografi
49.
Drs. Sajiyo
Geografi
50.
Erwiniani Widiyanti, S.Pd.
Bhs. Indonesia
51.
Wasio
Pend. Agama Hindu
52.
Dewi Aisyah, S.Pd.
Matematika
53.
Zaerofi, S.Ag.
Pend. Agama Islam
54.
Susiowati Rahayu, S.Pd.
Sejarah
Tabel 2 Data Tenaga Kependidikan SMA N 1 Kajen No.
Nama
Golongan
Tugas
1.
Suroso, S.IP.
III/b
Ka. TU
2.
Kusdiantho, SE
II/d
Pelaksana
Ur
Keuangan Komite 3.
Dhiyah Kurniasary
II/d
Pustakawan
Adm.
48
4.
Daman
II/c
Petugas
Pelaksana
Khusus (Pelaksana K3) 5.
Kodri
II/c
Petugas
Pelaksana
Khusus (Pelaksana K3) 6.
Muh. Sumhudi
II/b
Pelaksana
Ur.
Adm.
Ur.
Adm.
Kurikulum 7.
Hartono
II/a
Pelaksana
Kepegawaian 8.
Mulari
I/c
Petugas layanan khusus (Pelaksana K3)
9.
Dasmulyo
I/c
Petugas layanan khusus (Pesuruh)
10.
Dyah Utami
Pelaksana
Ur.
Adm.
Persuratan dan Arsip 11.
Supriyanto
Pembantu
Pelaksana
Ur. Adm. Kurikulum 12.
Indang Lestari
Laboran Biologi dan Fisika
13.
No’imah
Laboran
Kimia
dan
Bahasa 14.
Awal Ba’do
Pustakawan
15.
Kusnadi
Penjaga Sekolah Siang Hari
49
16.
Rini Indriarsih, SE
Koperasi
17.
Linggar SP, S.Pd.
Teknisi Lab. IPA
18.
Ardi Fitrianto RS
Teknisi Komputer
19.
Ganang Hariyanto
Penjaga Sekolah Malam Hari
20.
Lilik Dwi Yunianto
Penjaga Sekolah Malam Hari
21.
Dedi Tatang Martion
Penjaga Sekolah Pagi Hari
6. Keadaan Siswa Tabel 3 Data Siswa SMA N 1 Kajen No.
Kelas
Lk
Pr
Jumlah
1.
10 A
10
28
38
2.
10 B
10
28
38
3.
10 C
11
27
38
4.
10 D
11
26
37
5.
10 E
10
26
36
6.
10 F
10
26
36
7.
10 G
11
24
35
8.
10 H
10
26
36
50
9.
10 I
9
24
33
10.
11 A
15
21
36
11.
11 B
14
23
37
12.
11 C
16
20
36
13.
11 D
13
22
35
14.
11 E
17
20
37
15.
11 F
9
25
34
16.
11 G
10
26
36
17.
11 H
10
26
36
18.
11 I
9
28
37
19.
12 IPA 1
8
22
30
20.
12 IPA 2
10
22
32
21.
12 IPA 3
8
24
32
22.
12 IPA 4
10
22
32
23.
12 IPA 5
10
22
32
34.
12 IPS 1
8
24
32
25.
12 IPS 2
10
22
32
26.
12 IPS 3
9
24
33
27.
12 IPS 4
8
24
32
286
652
938
Jumlah Keseluruhan
51
7. Sarana dan Prasarana Tabel 4 Data Sarana dan Prasarana SMA N 1 Kajen No.
Nama
Jumlah
1.
Ruang Kelas
27
2.
Lab. Biologi
1
3.
Lab. Kimia
1
4.
Lab. Fisika
1
5.
Lab. Komputer
1
6.
Lab. Bahasa
1
7.
Ruang Perpustakaan
1
8.
Ruang Multimedia
1
9.
Ruang Teleconfrence
1
10.
Ruang Aula
1
11.
Ruang ICT
1
12.
Ruang Seni Musik
1
13.
Ruang Kepala Sekolah
1
14.
Ruang Guru
2
15.
Ruang TU
1
16.
Ruang BK
1
17.
Mushola
1
18.
UKS
1
52
19.
Kamar Mandi Guru
3
20.
Kamar Mandi Siswa
12
21.
Ruang OSIS dan Pramuka
1
22.
Koperasi
1
23.
Kantin
8
24.
Lapangan Upacara
1
25.
Lapangan Basket
1
26.
Lapangan Voli
2
27.
Lapangan Bulu Tangkis
1
28.
Tempat Parkir
2
29.
Gudang
1
8. Prestasi yang Dicapai Tabel 5 Prestasi SMA N 1 Kajen Tahun Ajaran 2014/2015 No
Kelas
Jenis Loamba
Pradibta Nursulistiyono
10 D
2
Aisya Bella
10 B
3
Maulida Cahyaning F.
XI IPA 1
4
Eri Setiani
XII IPA 4
5
Ikhtiar Anugrah H.
XI IPA 1
1
Nama
Tingkat
Juara
Debat B. Inggris
Kab.
I
Karya Ilmiah Siswa
Kab.
I
53
6
Ulyana Safitri
XI IPA 2
7
Sakagani C.R
XI IPA 3
8
Fahmi Zuhda
XI IPS 3
9
M. Dinung Adi Y
XI IPA 2
10
Elsya Riyani
XI IPS 3
11
Layla Safira
XI IPA 2
12
Audina Oktarina
XI IPA 3
13
Misericordinas
XI
14
Maulidiane Z
XI IPS 2
15
Maeleni
XI IPA 1
16
Rifki Nur
XI IPA 1
17
Elizabet F K S H
XI IPA 3
18
Alex Samudra
XI IPS 3
19
Fausia A
XI IPA 4
20
Avid Wahyu
XII IPA 1
21
Uswatun K
XII IPA 1
22
Tantri Andika
XII IPA 2
23
Nyssa Azaria
XII IPA 2
24
Aditya kresna
XII IPA 3
25
Restu Dwi C. A
XII IPA 3
Lomba Paduan Suara
Kab.
I
54
26
Wirnawansyah
XII IPA 4
27
Galuh Esti P
XII IPA 4
28
Aisyah Azzahra
XII IPA 5
29
M. Fajar D.J
XII IPS 1
30
Kholisa Herawati
XII IPS 1
31
Sativa Rizki W
XII IPS 1
32
Alifa Noor A
XII IPS 3
33
Dwi Setiowati
XII IPS 3
34
Indah permatasari
XII IPS 3
35
Ikhsan Mahfudin
XI IPA 3
36 37
Sakagini Catur Rabumareta Ulum Nidhamuddin
XI IPA 3 Kreanova XI IPA 3
Kab.
III
55
B. Upaya Guru dalam Pembentukan Kecerdasan Emosional Siswa 1. Upaya Guru dalam Membentuk Kesadaran Diri Siswa Berdasarkan hasil wawancara bahwa upaya guru dalam membentuk kesadaran diri siswa SMA N 1 Kajen yaitu: Menurut Ibu Rini Anggorowati, S. Pd., beliau mengatakan bahwa: “Jadi intinya berusaha untuk memberikan kepada anak, mengenalkan kepada anak untuk bisa memahami tentang dirinya juga menerima tentang dirinya baik itu kelebihan maupun kekurangannya juga menyangkut hal itu. Kemudian juga memiliki kesiapan dalam menjalani hidup dan mengerti resiko yang akan dihadapi sebagai konsekuensi yang dia lakukan yang mungkin dia dengan cara mengevaluasi diri, instropeksi diri ata istilahnya ya bisa mengevaluasi diri untuk merancang ke depannya itu biar lebih baik, kemudian juga dengan cara muhasabah, evaluasi diri atau instropeksi diri.”5 Ibu Farida Sumaryanti, S. Pd. menambahkan: “Untuk menanamkan kesadaran diri pada siswa biasanya kalau saya dengan cara memberi contoh sehingga dengan diberi contoh dia akan lebih mudah tau daripada kalau kita mendorong dia supaya tau siapa dia.”6 Bapak Drs. Eko Supriyanto, M. Pd. menambahkan: “Agar anak itu timbul suatu kesadaran maka yang pertama saya lakukan adalah setiap guru harus memberikan teladan bagi anak, teladan itu harus dilakukan dengan pembiasaan, kalau sudah terjadi pembiasaan maka akan terjadi internalisasi anak maka akan menimbulkan suatu karakter, lha itulah tahapan-tahapan yang saya lakukan agar anak benar-benar merasa kita itu satu keluarga besar sehingga tidak ada pembeda antara guru, siswa dan juga kepala
5
Rini Anggorowati, S. Pd., Guru BK SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014. 6 V. Farida Sumaryanti, S. Pd., Guru Biologi SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014.
56
sekolah tapi semuanya adalah suatu ikatan untuk mencapai tujuan bersama, hanya tugasnya yang berbeda-beda.”7 2. Upaya Guru dalam Menciptakan Suasana Hati yang Menyenangkan Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa upaya yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana hati hati siswanya agar menyenangkan meliputi beberapa hal sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Eko Supriyanto, M. Pd.: “Di antara sekian ratus siswa saya berusaha senantiasa ada di dekat anak, saya berusaha sharing dengan anak sehingga saya selalu memanfaatkan saat-saat bersama anak, misalnya pada saat saya keliling ada kelas yang masih belum ada gurunya, saya berusaha masuk, kita sharing, kita berikan motivasi, kita saling take and give, usulan apa yang mereka sampaikan kepada sekolah, ternyata itu menjadi semacam sarana kita berbagi permasalahan dengan anak, sekolah menyampaikan masalah, anak menyampaikan permasalahan sehingga ada titik temu dalam pemecahan masalah.”8
Ibu Khuzaemah, S. Pd.I. menambahkan: “Pertama masuk kelas jangan cemberut dulu, kan begitu...ya kan paling ndak kalau pun kita misalnya pas hati itu, waktu itu kita gundah...artinya manusia kan punya masalah ya tetapi diusahakan masalah itu jangan dibawa masuk ke kelas ya kita mengefreshkan diri kita sendiri juga artinya ya kita berusaha menyenangkan orang lain, kita berusaha menyenangkan siswa dan kita juga berusaha menyenangkan diri kita sendiri.”9 Ibu Rini Anggorowati, S. Pd. menambahkan: “Untuk menciptakan suasana hati siswa agar menyenangkan, karena saya itu seringnya jadwal masuk kelasnya itu siang hari, maka biasanya yang saya lakukan adalah dengan memberikan permainan-permainan kepada anak sehingga harapan saya perasaan 7
Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014. 8 Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014. 9 Khuzaemah, S. Pd. I, Guru PAI SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 30 Oktober 2014.
57
anak bisa senang walaupun itu sudah siang. Permainan itu bisa berupa tepuk-tepuk tangan atau yang lain. Jadi dengan seperti itu minimal anak bisa tersenyum.”10 Ibu Farida Sumaryanti, S. Pd. menambahkan: “Untuk menciptakan suasana hati biar menyenangkan itu kalau misalnya saya melihat ada anak yang sudah ngantuk, terus ada anak yang kayaknya sedang ada masalah, biasanya kalau untuk ngantuk saya membangkitkan mereka supaya akhirnya menjadi tidak ngantuk dengan saya beri cerita-cerita yang lucu, tapi kalau untuk anak-anak yang saya lihat sepertinya bermasalah biasanya saya panggil sendiri, kemudian saya tanya, kenapa mereka sedih dan biasanya itu mereka ngaku kenapa mereka seperti itu.”11 Berdasarkan hasil observasi, guru berusaha menciptakan suasana hati siswa agar menyenangkan dengan cara diputarkan video yang dapat mengembalikan semangat serta perasaan senang pada siswa yang disertai dengan gerakan-gerakan sederhana yang ditirukan oleh seluruh siswa di kelas tersebut.12 3. Upaya Guru dalam Memotivasi Siswa Upaya guru dalam memotivasi siswa dilakukan dengan cara yang bermacam-macam, misalnya yang dikatakan oleh Bapak Drs. Eko Supriyanto, M. Pd.: “Saya biasanya memotivasi anak-anak misalnya dalam kejuaraan itu yang seharusnya juara tetapi tidak, ini kan harus kita lakukan pendekatan, kalau kita tidak hati-hati maka mereka akan down, saya kasihkan bimbingan, kasih semangat, jadikanlah ini sebagai acuan untuk sukses yang berikutnya, orang yang gagal dalam suatu hal, itu bisa jadi kesuksesan yang tertunda, artinya jangan kita langsung patah semangat, ayo kita bareng-bareng, masih ada hari lain untuk kita mencari sukses, alkhamdulillah anak-anak juga 10
Rini Anggorowati, S. Pd., Guru BK SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014. 11 V. Farida Sumaryanti, S. Pd., Guru Biologi SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014. 12 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas X A Tanggal 4 November 2014.
58
termotivasi, memang sebetulnya yang kita butuhkan adalah guru, figur orang yang bisa bombongi anak, bukan marahi anak, selama ini orang kan hanya bisanya memarahi, marah tapi dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh anak, negative thinking kepada anak, kalau saya berusaha apapun yang terjadi itu adalah konsumen yang harus saya layani, anak itu adalah target sasaran kerja saya, dan saya berusaha antara produsen dan konsumen saling mengerti, saling memadai apa kemauan mereka sehingga saya selalu berusaha, andaikan mereka gagal, masih ada hari esok lagi, dan ternyata dengan cara-cara sederhana, dengan sentuhan-sentuhan itu anak bisa menerima.”13 Ibu Farida Sumaryanti, S. Pd. menambahkan: “Kalau misalnya ada anak yang menemui kegagalan, saya tidak menyalahkan mereka tapi biasanya saya hanya mengatakan naaa...mungkin saat ini tidak berhasil itu karena satu, kamu belajarnya tidak serius, meskipun saya yakin dia tidak belajar tapi saya mengatakannya bahwa pasti kamu belajarnya tidak serius, belajarnya pasti kurang, paling dibacanya hanya sekali, coba dibaca empat kali.”14 Ibu Khuzaemah menambahkan: “kegagalan itu berarti keberhasilan yang tertunda berarti gagal kita pada saat ini bukan berarti kita gagal untuk selamanya, itu hanya untuk batu loncatan saja, untuk kita lebih bisa meloncat lebih tinggi lagi perlu usaha lagi sehingga hasilnya jauh lebih baik lagi.”15 4. Upaya Guru dalam Mengajarkan Siswa agar Siswa dapat Menerima Perbedaan-perbedaan Upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa dapat menerima perbedaan-perbedaan yang ada antara lain seperti yang diungkapkan oleh
13
Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014. 14 V. Farida Sumaryanti, S. Pd., Guru Biologi SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014. 15 Khuzaemah, S. Pd. I, Guru PAI SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 30 Oktober 2014.
59
Ibu Khuzaemah, S. Pd. I: “dalam Islam pun kan banyak perbedaan, banyak aliran-aliran kan seperti itu, banyak perbedaan-perbedaan seperti itu, terus prinsipnya Islam itu rahmatan lil ‘alamin, jadi perbedaan itu jangan dijadikan sebagai ajang untuk saling membenci satu dengan yang lain, saling menyalahkan.”16 Bapak Drs. Eko Supriyanto, M. Pd. menambahkan: “Perbedaan itu sunatullah, tidak semua orang ini sama, saya beri contoh yang paling mudah sajalah, dalam saya menarik iuran orang tua (IOT) itu kami bedakan, kami klasifikasikan, anak yang termasuk kelompok orang tuanya A, B, dan C itu saya bedakan, kenapa? sebab kalau kita sama ratakan, itu yang akan timbul adalah ketidakadilan, tapi dengan saya klasifikasi A, B, dan C maka mereka tahu oh berarti ada perbedaan, ini dari orang tua kaya, ini sedang, ini kurang mampu, inilah akhirnya kami membuat suatu aturan sehingga kalau yang orang tuanya kaya IOTnya sekian, yang kurang mampu kami bebaskan, lha anak itu akhirnya mengerti perbedaan, kemudian kami buat keputusan, akhirnya anak-anak tahu, oh dia dibebaskan karena kurang mampu, dia membayar penuh karena dia orang tuanya kaya, oh mereka diskon 50% karena mereka tergolong menengah, jadi kan jelas. inilah kita mengajarkan perbedaan, di dunia itu selalu ada perbedaan.”17 Ibu Farida Sumaryanti, S. Pd. menambahkan: “Untuk menerima perbedaan di antara mereka itu karena saya guru biologi biasanya saya beri contoh saja, kenapa rambut itu berbeda, ada yang kriting, ada yang lurus? karena asalnya itu dari orang tua yang berbeda, coba kalau orang tua kamu sama semua, yang dalam satu keluarga saja belum tentu mempunyai sifat yang sama sehingga kalau misalnya, coba diingat kalau dirumah apakah kakakmu sama dengan kamu, tidak kan, pasti beda, dengan perbedaan yang seperti itu bukan berarti tidak bisa bekerja sama, tetep bisa bekerja sama, rambut boleh tidak sama, tapi pikiran bisa sama.”18 16
Khuzaemah, S. Pd. I, Guru PAI SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 30 Oktober 2014. 17 Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014. 18 V. Farida Sumaryanti, S. Pd., Guru Biologi SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014.
60
5. Upaya Guru dalam Menanamkan Sikap Terpuji pada Siswa Beberapa upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan sikap terpuji kepada siswa antara lain seperti yang diungkapkan oleh Ibu Rini Anggorowti, S.Pd.: “Mungkin yang utama itu ya menanamkan kejujuran pada anak, pada prinsipnya bahwa anak itu harus bisa jujur karena dari jujur itu kan melakukan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya dan tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan, itu jujur. Kemudian jujur di sini sebenarnya itu perbuatan melaksanakan sesuatu dengan jujur dan benar, sesuai keadaan yang sebenarnya, kemudian juga tidak mengada-ada, tidak pula menyembunyikan sesuatu akan tetapi juga apabila yang disembunyikan itu suatu rahasia atau menjaga nama baik seseorang maka itu diperbolehkan. Jadi intinya kalau itu perlu kita rahasiakan terkait nama baik ya harus bisa kita sembunyikan.”19 Beliau juga menambahkan: “Kemudian selain jujur itu juga mungkin dalam menanamkan sikap terpuji itu ada toleran terhadap orang lain, ada kebersamaan, saling menjaga, saling menghormati antara siswa dengan gurunya, siswa dengan orang tua, itu juga termasuk bagaimana cara kita menanamkan sikap-sikap terpuji kepada orang lain tidak hanya kepada sesama siswa, tetapi juga sama gurunya, sama orang tua kemudian juga sama pegawai, selain guru ya mungkin ada tata usaha itu juga harus dihargai, dihormati. Kemudian juga jangan berprasangka jelek kepada teman-teman kita sendiri dan orang lain, jadi intinya harus bersifat husnudhon, berprasangka baik kepada siapapun.”20 Bapak Drs. Eko Supriyanto menambahkan: “Anak-anak ini kan masih dalam pertumbuhan remaja, kami berupaya semaksimal mungkin pada anak-anak ini kita gunakan salam, senyum, sapa, itu 7S, salam, senyum, sapa, santun, sopan....itu kami berusaha dalam kehidupan ini agar diterapkan, nah dengan tiap hari kita saling bersalaman, saling menyapa itu
19
Rini Anggorowati, S. Pd., Guru BK SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014. 20 Rini Anggorowati, S. Pd., Guru BK SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014.
61
terasa sekali bahwa keluarga besar ini akan terasa saling memiliki.”21 Beliau juga menambahkan: “Karena pembiasaan tadi, pembiasaan diteladani akhirnya menjadi sebuah karakter, nah oleh karena itu dari hal-hal yang kami lakukan tadi dari sikap budi pekerti, sikap terpuji kami dahulukan kemudian kami tingkatkan dengan pengamalan PAI, sholat tepat waktu, senang bershadaqah, infaq, itu kan dalam rangka menumbuhkan sikap terpuji, jadi anak-anak ini kita selalu upayakan bahwa apapun yang mereka lakukan itu akan membalik pada diri mereka, kalau kita baik kepada orang lain, insya Allah kita akan dibaiki orang, kalau kita jelek pada orang, bisa jadi orang lain akan jelek pada kita, makanya kita membuat suatu muhasabah dan instropeksi. Kita juga menekankan anak-anak di balik uangmu itu ada hak orang lain lho yang harus kamu kasihi artinya rejeki yang dari orang tua itu ada hak orang lain, ada untuk infaq, untuk menyantuni anak yatim, makanya kami berusaha pada muharram kemarin ada santunan anak yatim, itu kan suatu contoh bahwa kita menekankan pada anak untuk menghargai martabat orang lain sekaligus kita juga memberikan sebagian harta kita kepada orang lain karena hak mereka ada di kita.”22
Selain itu, siswa diajarkan agar selalu menjaga kerukunan antar sesama, bersikap toleran terhadap teman yang non muslim. Guru sering mengingatkan kepada siswa untuk selalu menaati tata tertib yang ada di sekolah demi terciptanya suasana aman dan nyaman.23
Ibu V. Farida Sumaryanti, S. Pd. menambahkan: “Saya akan selalu memberi contoh ke kamu itu yang baik supaya kamu jadi orang yang baik meskipun saya bukan orang yang baik, kalau misalnya memang ada yang harus dipuji ya kita harus 21
Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014. 22 Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014. 23 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas XI A, Tanggal 2 Oktober 2014.
62
mengatakan kalau itu baik tapi kalau misalnya itu tidak baik tetapi itu harus dikatakan baik maka saya juga akan mengatakan itu baik, tetapi......ada tetapinya, kalau untuk sikap terpuji si masalahnya kan belum tentu untuk masing-masing orang itu sama. Kalau di kelas saya mengatakan seberapa pun guru, itu harus dihormati walaupun usianya masih muda karena banyak guru-guru muda sekarang. Siapa pun itu, kalau dia guru maka harus dihormati.”24 6. Upaya Guru dalam Membina Hubungan dengan Siswa Upaya yang dilakukan guru dalam membina hubungan dengan siswa dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, antara lain seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Eko Supriyanto, M. Pd.: “Sebagai seorang pimpinan itu kan punya anak buah, ya kami selalu berupaya saling berkomunikasi pada guru, kami berusaha selalu ada silaturahim pada guru, keluarga guru kemudian dengan anak-anak, kami juga kadang ada rapat OSIS, rapat dengan Komite, itu kami informasikan kegiatan-kegiatan di sekolah, ini kan dalam bentuk bagaimana jalinan silaturahim itu ada, ini kami lakukan merasa nyaman dari dulu dengan semua pihak, kami tidak pernah meninggalkan satu unsur pun membangun SMA Kajen artinya apa? Kajen itu dibangun dengan unsur kebersamaan, partisipasi, semua pihak itu punya andil, tidak hanya kepala sekolah, tanpa peran mereka tidak mungkin kita bisa sebesar ini.”25 Ibu Rini Anggorowati, S. Pd. menambahkan: “Kalau untuk menjalin hubungan dengan siswa, karena jam masuk kelas saya itu pendek, jadi yang saya lakukan yaitu dengan membolehkan anak untuk konsultasi melalui sms karena jika di sekolah mungkin waktu mereka terlalu pendek untuk datang langsung ke BK, selain itu dengan sms saya kira itu bisa menambah keakraban saya dengan anak sehingga jika mereka ada masalah maka anak tidak ragu-ragu untuk menyampaikannya kepada saya. Jadi dengan seperti itu hubungan antara saya dengan anak tetap terjalin walaupun intensitas ketemunya itu jarang.”26 24
V. Farida Sumaryanti, S. Pd., Guru Biologi SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014. 25 Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014. 26 Rini Anggorowati, S. Pd., Guru BK SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014.
63
Ibu Khuzaemah, S. Pd. I. menambahkan: “Ya santai tapi prinsip kita itu bisa saling isi, manfaat itu, yang mendukung satu dengan yang lain artinya aktivitas kita ya bisa didukung oleh siswa, ketika siswa ada sesuatu ya kita mendukung aktivitas siswa artinya sama-sama memberi manfaat, saling membantu satu dengan yang lain, yang namanya manfaat kan bukan madharat, saling mengarahkan terus kemudian tidak harus di kelas saja, kalau di kelas kadang situasinya formal tapi kalau di luar kelas misalnya ekskul, seperti kemarin rohis ada mabit, naa justru kesempatan seperti itu menjadikan kita tahu anak, kalau di kelas kita tidak hafal anak karena jumlah yang kita ajar banyak sekali, nggak mungkin kita hafal seluruhnya tapi dengan kita bersama-sama dengan orang yang “se” akhirnya kita jadi tahu.”27 Ibu Farida Sumaryanti, S. Pd. menambahkan: “Membina hubungan dengan semua siswa kalau saya itu berusaha menjadi sama dengan mereka, jadi kadang saya dikatakan guru gaul, karena apa? karena kalau anak-anak main ini saya harus bisa, anak ikut ini saya harus bisa supaya apa? supaya nanti ketika saya bersama mereka saya tidak kelihatan kuper, terus dengan seperti itu maka mereka bisa merasa lebih dekat dengan saya, mereka bisa curhat dengan saya dan akhirnya mereka jadi dekat dengan saya meskipun mereka sudah lulus biasanya ketika di sini biasanya akan mengatakan Bu....kangen, ndak seperti ini, seperti ini...atau mungkin kalau saya jajan kemudian saya lihat mereka juga suka kadang suatu saat saya bawakan jajan itu ke kelas seperti itu sehingga akhirnya mereka akan naaa.....ko podho jajane, kaya gitu ya, lha dengan seperti itu maka menjadi lebih akrab menurut saya dibandingkan karena kalau tidak ada rasa di antara guru dengan siswa, itu menurut saya rasanya hambar, tapi kalau kemudian mereka dekat dengan saya, mungkin ketika saya ada masalah, mereka bisa memberikan solusi demikian juga sebaliknya tapi kalau saya merasa bahwa saya sangat berbeda dengan mereka, saya tidak mau berhubungan dengan mereka terlalu dekat, itu mereka juga akan merasa seperti itu sehingga akhirnya ketika mereka ada masalah, saya tanya mereka tidak akan pernah ngaku tapi ketika saya berhubungan dengan cara yang seperti tadi, akhir saya menjadi dekat dan sampai tua pun, mereka yang sudah lulus pada waktu saya jadi wali kelas, tapi ketika mereka sudah jadi orang semua, mereka ingat saya, bukan kemudian mereka memberi sesuatu kepada saya, minimal ya ingat selalu pada saya, itu yang 27
Khuzaemah, S. Pd. I, Guru PAI SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 30 Oktober 2014.
64
saya suka, jadi kalau mereka merasa dekat dengan saya itu bagi saya merupakan sesuatu yang menyenangkan dibandingkan mereka takut dengan saya, kalau saya sukanya mereka dekat dengan saya, bukan takut dengan saya, tapi karena kadang saya itu disiplin, nah itu kadang yang menyebabkan mereka takut dengan saya.”28 7. Faktor-faktor Penghambat Upaya Guru dalam Pembentukan Kecerdasan Emosional Siswa Faktor-faktor yang dapat menghambat upaya-upaya guru dalam membentuk kecerdasan emosional antara lain seperti yang dikemukakan oleh guru-guru SMA N 1 Kajen sebagai berikut: a) Mentalitas guru yang tidak mau berubah “Semua kegiatan itu ada faktor pendukung dan faktor penghambat, biasanya di sini yang jadi penghambat adalah satu, mentalitas guru yang tidak mau berubah, mengapa saya sebut mentalitas? karena guru ini adalah sosok perubahan, agent of change, agen perubahan, kalau gurunya tidak mau berubah, dia akan menjadi hambatan untuk maju, hambatan untuk membawa siswa ke arah yang baik itu sulit karena orang kalau butuhnya sudah mapan, dia tidak akan bisa maju, orang yang ingin maju adalah orang yang bersedia menghadapi tantangan, makanya sekali lagi mentalitas harus berubah, itu yang harus kita ubah.29 b) Perbedaan tingkat usia guru “Perbedaan tingkat usia, ini kalau tidak diakomodir biasanya akan jadi penghambat, guru itu kan ada yang tua, muda, ya mungkin relatif muda, dan saya kebetulan pada kondisi muda tidak, tua tidak, saya berusaha bagaimana agar merubah mindset mereka ini bisa mendukung program sekolah, artinya tigas guru itu tidak hanya mengajar kemudian pulang, guru harus menyelesaikan perangkat pembelajaran, guru harus menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang lain yang notabene untuk kegiatan-kegiatan sekolah, perbedaannya harus kita sikapi.”30
28
V. Farida Sumaryanti, S. Pd., Guru Biologi SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014. 29 Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014. 30 Drs. Eko Supriyanto, M. Pd., Kepala Sekolah SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 14 November 2014.
65
c) Keterbatasan waktu “Ya keterbatasan waktu, itu yang sering kejadian, kadang kalaupun di kelas kadang kan kita ada jadwal ternyata banyak acara yang spontan tanpa direncanakan itu menjadikan apa yang sudah kita rencanakan misalnya untuk materi tertentu, ini kan dengan waktu yang sedikit otomatis kita bisa berbuat secara maksimal.”31 d) Jumlah siswa “Terus kemudian yang menghambat banyaknya anak juga, kita tidak hafal karakter anak, terlalu banyak siswa sehingga kita dekatnya dengan anak-anak tertentu yang kita bisa sharing, tidak semua anak karena saking banyaknya anak yang kita hadapi, yang “se” itu tadi cenderung lebih dekat daripada anak-anak yang tidak “se”, sepemikiran, setujuan, itu biasanya lebih dekat dan hubungannya itu nyambung walaupun mereka sudah lulus tapi mereka masih kabar-kabaran, kadang sms-an.”32
e) Kondisi lingkungan yang tidak selamanya mendukung “Faktor penghambat yang lain kondisi, lingkungan kita tidak selamanya mendukung apa yang kita sampaikan, tidak semua orang berpikiran positif ketika kita menyampaikan sesuatu yang positif, artinya tidak semua orang husnudhon dengan apa yang kita inginkan, ada yang dianggap pamer atau mungkin dianggap berlebihan, dan seterusnya dan itu wajar.”33
31
Khuzaemah, S. Pd. I, Guru PAI SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 30 Oktober 2014. 32 Khuzaemah, S. Pd. I, Guru PAI SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 30 Oktober 2014. 33 Khuzaemah, S. Pd. I, Guru PAI SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 30 Oktober 2014.
66
f) Siswa yang tidak mau diajak sharing. “Faktor-faktor yang menghambat itu biasanya kalau anak itu tidak mau diajak sharing, kemudian tidak mau tahu, anak egois gitu ya...sikap egois seperti itu, itu tidak bisa diajak untuk ditunjukkan mana yang baik, mana yang tidak karena mereka merasa bahwa “saya yang benar” biasanya itu yang menghambat tapi kalau mereka mau sharing mau cerita dengan saya pasti menurut saya bisa teratasi semuanya meskipun bukan kemudian saya merasa bahwa saya mampu semuanya, tidak...ada batasbatas tertentu, ada batas-batas kemampuan seseorang, saya mampu di bidang ini tapi saya tidak mampu di bidang itu, dan saya sadari itu sih, bukan saya merasa bisa semuanya.”34
34
Farida Sumaryanti, S. Pd., Guru Biologi SMA N 1 Kajen, Wawancara Pribadi, SMA N 1 Kajen, 08 November 2014.