Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015
GURU DALAM MEMBANGUN KECERDASAN SISWA H. Zainuddin Syarif STAI Miftahul Ulum Pamekasan. DPK STAIN Pamekasan
[email protected]
Learning is a communication of human’s existence that is othentic to be owned, continued and completed, the process of education should give a place to the insideout, process of self empowerment, based on the character paradigm and self motive. To achieve those all, the teachers are demanded to no only be able to transfer knowledge owned but inspire the students. The inspiring teachers will always give motivation and pattern modal to their students in order to face the era changes, inspiring teachers can design teaching methods well in order they have a compelling power, change, use for the sake of manage a more complete life paradigm concept. Keyword : inspiring teacher, Transfer of Knowledge
A.
Pendahuluan
berhasil.
Guru
sangat
Guru merupakan salah satu
dalam rangka pembentukan sumber
dalam
daya
manusia
rangka mewujudkan suatu proses
oleh
karena
belajar mengajar. Fungsi guru akan
menempatkan diri sebagai tenaga
menyampaikan,
profesional yang baik, bertanggung
komponen
yang
penting
memberikan
mentransformasikan
ilmu
dan
kepada
jawab
sesuai
yang
berperan
itu
berkualitas,
harus
dengan
profesinya.
menjadi bisa, apa yang belum tahu
hanya sekadar menguasai ilmu dan
menjadi
menghafal
belajar
sehingga
mengajar
itu
proses
dikatakan
semua
tidak
tugas
anak didik dari apa yang belum bisa tahu,
Belajar
dapat
teori
cukup yang
dihasilkan orang lain. Belajar berarti
Guru dalam Membangun Kecerdasan Siswa
|1
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 melakukan proses berpikir dengan
memperhatikan
melatih peserta didik agar berpikir
kognitif dan psikomotorik. Maka,
kritis terhadap setiap fakta yang
peran Guru yang inspiratif selalu
ditemukan,
ingin
cermat
dalam
aspek
perubahan,
peka
afektif,
terhadap
menemukan masalah dan kreatif
situasi dan konteks hidup siswanya.
dalam
Menjadi guru inspiratif tentu saja
menggagas
solusi
penyelesaiannya.
tidak dapat diraih dengan hanya
Selama ini kita mengenal dua jenis guru, yaitu guru kurikulum dan guru inspiratif. Guru kurikulum mengajar sesuai dengan apa yang menjadi guru
standarnya,
inspiratif
sedangkan
mengajar
dengan
sesuatu yang membuat siswanya kreatif
dan
termotivasi.1
(baca;
mengajar dan mendidik). Mengarah kepada perkataan seorang William A.
Ward,
sebagaimana
dikutip
oleh….. bahwa “Guru yang biasabiasa
saja
memberitahu.
...Guru
yang baik menjelaskan.Guru yang bagus
menunjukkan
caranya.
Tetapi
biasa
menginspirasi
muridnya”. Proses
guru
bagaimana yang
luar
murid-
2
pembelajaran
perlu
pembaruan kreatifitas dengan tetap
1 Rhenald Kasali, dalam opini Kompas “Kurikulum "Berpikir" 2013” tanggal 28 Desember 2012 2
https://rajiesaputra.wordpress.com/201 3/05/28/istilah-4-karakter-guru-dariwilliam-arthur-ward/ tanggal 30 Desember 2014
sekadar
"berbeda",
membutuhkan terhadap
ia
komitment
perubahan,
tinggi
memahami,
serta mampu membawa siswanya memahami dunia melalui dirinya sendiri.3 Jika ingin berubah secara dinamis maka harus bersedia untuk “melihat” dan bersikap melalui nilainilai humanis. Artinya, “Melihat”, berarti
mengandaikan kita harus
bersedia
terbuka
sesuatu
perubahan
kepada
segala
yang
terjadi.
“Melihat”, membutuhkan kemauan, sekaligus
analisa.
Agar
mampu
"melihat" dengan maju, maka harus melihat pada dua sisi atau segi, yaitu melihat apa yang kontras, dan melihat apa yang konfrontratif.4 Pengalaman
kontras,
mengajak berpikir lain, kreatif dan imajinatif.
Di
sini
seorang
guru
3 Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005, cet. 12), hlm. 60 4 Imam Tholkah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan Mengurai Antara Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 34
Guru dalam Membangun Kecerdasan Siswa
|2
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 dituntut agar tidak hanya melihat
profesional itu meliputi antara lain,
dari apa yang biasannya, melainkan
keinginan untuk memperbaiki diri
dari apa yang tak biasa. Dengan
dan
"melihat" yang tak biasa, maka
perkembangan zaman.
siswa diajak untuk berpikir, bahwa ada banyak pilihan, ada banyak hakiki.
Maka
guru
Seorang yang
bermutu
pedagogik
kerohanian,
baru
menyediakan pahlawan
kepribadian
diri
dan
kemudian
untuk
juga
dan
menjadi
menyiapkan
mengikuti
S.T
Kartono
menawarkan model pembelajaran
hendaknya menjadi pribadi yang dalam
untuk
A. Menjadi Guru Inspiratif
ragam, ada banyak jalan menuju kebenaran
keinginan
harus
berupaya potensi
digunakan
adalah
transformatif.
Yaitu,
mengtransformasikan yang
seseorang
ada
karena
pada ia
diri
sebagai
para peserta didik untuk menjadi
makhluk bebas, sehingga ia dapat
pembela nusa dan bangsa. Dengan
mentransformasikan dirinya dengan
kata lain, yang diutamakan sebagai
lingkungan, adat istiadat, lembaga
pendidik
masyarakat
pertama-tama
adalah
sekitarnya.6
fungsinya sebagai model atau figure
Guru
keteladanan,
memberikan motivasi dan modal
baru
kemudian
sebagai fasilitator atau pengajar. Efektifitas
seorang
guru,
memiliki
keunggulan
dalam
mengajar
(fasilitator)
dalam
hubungan (relasi dan komunikasi) dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan juga relasi dan komunikasinya dengan pihak lain (orang tua, komite sekolah, pihak sebagai
terkait),
segi
guru
profesionalitasnya.5
5
administrasi dan
sikap
Sikap-sikap
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat, 2005), hlm. 19
inspiratif
Artinya
akan
selalu
keteladanan kepada para siswanya untuk
mampu
perubahan. tantangan
Tantangan bakal
ditundukkan, tersebut
menghadapi mampu
meski
tidaklah
demi selalu
tantangan
ringan.
Selain
mengajar berdasarkan kurikulum, guru inspiratif mesti memberikan bekal
lain
siswanya kerasnya
bagi
kehidupan
dalam tantangan
para
menghadapi perubahan
zaman.
6 St. Kartono, Menjadi Guru untuk Muridku, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm 6
Guru dalam Membangun Kecerdasan Siswa
|3
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 Semoga
para
guru-guru
merta mengejar nilai. Seorang guru
terpanggil untuk ikut mencerdaskan
inspiratif
kehidupan
Dengan
bingkai metode belajar mengajar
yang
dengan baik agar siswa memiliki
hanya
daya gugah, daya ubah, dan daya
bangsa.
menggunakan sangat
pandangan
luas,
bertujuan
yakni
tidak
untuk
mendapatkan
peningkatan kesejahteraan setinggi mungkin
yang
dengan
tidak
sebuah
diberangi
perubahan
guru yang betul-betul memegang secara
pada
prinsip
dan bekerja
profesional
dikerjakan
secara
harus riil.
bisa
Sejatinya,
menjadi para pelayan bagi anakanak
didik
pun
diupayakan
harus
bisa
dengan
penuh
tanggung jawab sebab ini berbicara nasib
masa
depan
bangsa
ke
depan.
demi
memahat
menata
sempurna.
dan
konsep
paradigma kehidupan yang
dan
tanggung jawab. Menjadi seorang teguh
guna,
mampu
lebih
7
Untuk seseorang
dapat
membantu
melepaskan
diri
dari
pola-pola dominan, diperlukan sikap positif
berupa
pemikiran
bebas/berfantasi dan pengambilan resiko. Sebenarnya sikap ini telah dimiliki seseorang ketika bermain di rumah,
tetapi
mengalami
kebebasan
penekanan
pembelajaran menekankan
sekolah pada
ini oleh yang
pemikiran
dengan jawaban yang benar tanpa
Di
sisni
peran
modalitas
membosankan.
karakter dan jiwa yang dimiliki para
mempunyai
peserta
berani
didik
akan
sangat
Siswa pemikiran
mengambil
yang kreatif,
resiko
demi
mempengaruhi pengambilan sikap
mengharapkan sesuatu yang unik
dalam
memecahkan
dan berguna, sensitif pada desain
persoalan
yang
Indonesia. bangsa
dihadapi
Pembentukan
yang
baik,
setiap bangsa
kreatif
baik
manusia atau yang tercipta secara
bertanggung
alamiah. Berfikir kreatif senantiasa bergairah
dan inovatif, solidaritas tinggi, serta
kesenangan.
persatuan
dan
kesatuan patut diaplikasikan dalam kehidupan bernegara
berbangsa serta
diciptakan
karakter
jawab, bervisi masa depan, kreatif mengedepankan
yang
tidak
dan
B. Kreatif,
dan semerta-
Guru dalam Membangun Kecerdasan Siswa
menikmati
Inovatif
dan
professional 7
Ibdi
|4
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 Peng Kheng Sun menguraikan
modal
utama
bagi
model-model pembelajaran secara
menjadi
aktif. Model
selalu
kehidupan
masa
oleh
kompetitif.
Proses
diimpikan
semacam ini
dan
dinantikan
manusia
siswa
untuk
mandiri
dalam
depan
yang
pembelajaran
setiap guru, siswa. Pemikir kreatif
yang inovatif, membiasakan siswa
kerap memimpikan sesuatu yang
belajar dan bekerja terpola dan
tampaknya tidak mungkin terjadi
sistematis, baik secara individual
atau solusi yang terkadang konyol
maupun
terhadap suatu masalah. Melangkah
lingkungan
dari pengalaman konkret ke berpikir
ruang bagi mereka untuk berkreasi
abstrak yang dapat menghasilkan
dan mencipta.9 Daya kritis siswa
“loncatan intuitif” melalui sebuah
sangat
desain pembelajaran aktif.
perkembangan
Pembelajaran meliputi tiga hal utama yaitu fakta, konsep dan nilai. Fakta-fakta yang dieksplorasi harus dapat
dikonseptualisasi
untuk
melahirkan nilai-nilai yang dapat diaplikasikan Maka
dalam
kehidupan.
meningkatnya
kehidupan
di
masa
tantangan depan,
menuntut pengembangan teori dan siklus
belajar
secara
berkesinambungan. Hal ini, siklus belajar dapat dikembangkan dalam sebuah
sistem
yang diharapkan pada diri siswa.
8
Berpikir yang kreatif dengan
yang
dengan
menyediakan
berpengaruh
Quotient)
terhadap
EQ
(Emotional
atau
emosional.
kecerdasam
Kecerdasan
emosional
ini untuk mengenali, mengolah, dan mengontrol
emosi
agar
mampu
melakukan respons secara positif terhadap
setiap
merangsang
kondisi
munculnya
yang emosi-
emosi tersebut. Dalam diri masingmasing
individu
memiliki
kontribusi
dibanding
IQ
peranan lebih
EQ besar
(intelligence
10
Quotient).
pembelajaran
menentukan terbentuknya karakter
kelompok
Selanjutnya,
menghidupkan
kecerdasan SQ (Spiritual Quotient), dengan
pembelajaran
yang
bertumpu pada bagian dalam diri
pola membebaskan dapat menjadi 9 8
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasinya, dan Inovasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 15
Ibid
10
John Goleman, Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional. (Jakarta: PT. Gramedia, 1997), hlm. 10
Guru dalam Membangun Kecerdasan Siswa
|5
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 yang berhubungan dengan kearifan
emosi.13
di luar ego dan jiwa sadar serta
menghadapi
berkaitan dengan pencarian nilai.
menghadapi,
Pada prisipnya manusia memiliki
tidak menyerah pada rasa tidak
banyak kecerdasan, tetapi jika tidak
berdaya atau putus asa.
dibarengi
dengan
kecerdasan
spiritual, jiwa tidak akan merasakan kebahagiaan.11
Didorong
dengan
menghidupkan Adversity Quetient (AQ),
yakni
kecerdasan
yang
dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan
dan
sanggup
untuk
bertahan hidup, dalam hal ini tidak mudah
menyerah
menghadapi hidup.12
setiap
Stein
menjelaskan adalah
dalam
&
kesulitan
Book
bahwa
(2004)
ketahanan
kemampuan
untuk
menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan penuh
dan
tekanan
situasi
tanpa
berantakan,
dengan
dan
mengatasi
pasif
Ketahanan
ini
kemampuan dan
sabar,
menghadapi kepala
menjadi
secara
serta
tetap
dengan tenang
kemampuan
kesulitan
dingin,
aktif
kesulitan.
berkaitan
untuk
yang
tanpa
dengan terbawa
Orang
yang
tahan
kesulitan
akan
bukan
menghindari,
Oleh karena itu, guru harus melibatkan
aspek
pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
(action).
Tanpa
ketiga
aspek tersebut, maka pendidikan tidak
akan
efektif.
Dengan
pendekatan yang diterapkan secara sistematis
dan
berkelanjutan,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. adalah
Kecerdasan bekal
emosi
penting
ini
dalam
mempersiapkan anak menyongsong masa akan
depan, lebih
mudah
menghadapi tantangan tantangan
karena
seseorang
dan
berhasil
segala
macam
kehidupan,
termasuk
untuk
akademis.
berhasil
Sehingga
secara secara
graduatif—diharapkan perseta didik tidak hanya sekadar mengetahui sesuatu
dengan benar (to know),
tetapi
juga
dengan
benar
mengamalkannya (to
do),
menjadi
diri sendiri (to be). Muhibbin Syah menjelaskan,
bahwa
dalam
11
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 30 12
Paul G. Stolz, Ph.D, Adversity Quotient : Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (edisis terjemahan. PT Grasindo: Jakarta, 2013), hlm. 60
13 Stein. S. J & Book. H. B, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses (Terjemahan. Bandung: Kaifa, 2004), hlm 80.
Guru dalam Membangun Kecerdasan Siswa
|6
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 mengolah Proses Belajar Mengajar
munculnya sikap solider antarteman
guru tidak hanya berorientasi pada
seprofesi.
kecakapan-kecakapan
professional
yang
Dalam
kontek,
guru
tidak
hanya
berdimensi ranah cipta (kognitif) ,
menjalankan
tetapi kecakapan yang berdimensi
pemindah
ranah rasa (afektif) dan ranah karsa
(Transfer of Knowledge) dari guru
sebagai
hidup
ke murid (top Down), tetapi juga
dalam
berfungsi
keterampilan
(Psikomotorik). perspektif
Sebab,
psikologi
pendidikan,
fungsi
guru
ilmu
pengetahuan
sebagai
menanamkan
orang
nilai,
yang
membangun
mengajar pada prinsipnya berarti
karakter
proses perbuatan seseorang (guru)
potensi besar yang dimiliki murid
yang membuat orang lain (siswa)
secara berkelanjutan.
belajar,
dalam
seluruh
dimensi
arti
mengubah 14
perilakunya.
Perilaku ini meliputi tingkah laku yang
bersifat
keterampilan
terbuka
seperti
membaca
(ranah
karsa), juga yang bersifat tertutup seperti berpikir (ranah cipta), dan berperasaan (ranah rasa). P.
Siegart
(1998), sikap
dasar
disebut dasar
bagi
altruistik
kepentingan kerja
hanya
sebagai
menjalankan
fungsi
pemindah
pengetahuan
ilmu
(Transfer
of
Knowledge) dari guru ke murid (top Down),
tetapi
juga
berfungsi
sebagai orang yang menanamkan
ada
tiga
mengembangkan
potensi
yang
murid
dimiliki
besar secara
sikap
dapat kita fahami dari dua sisi.
(1)
adanya
Yaitu meliputi, pendidikan sebagai
antara
sikap
sebuah
sikap
non-
product), dan pendidikan sebagai
dalam
diri
dengan (2)
tidak
berkelanjutan. Karena, pendidikan
altruistik/egoistik individu;
Dalam proses pendidikan, guru
untuk
adalah
keseimbangan
Rahardi
individu
profesional. itu
mengembangkan
nilai, membangun karakter serta
dalam
menyebutkan
serta
sebagai
Ketiga
adanya luhur
keseharian;
penonjolan
dalam dan
praktik (3)
sebuah
produksi proses
(education (education
as as
process). Satu-satunya orang yang benar-benar
belajar
ialah
yang
dengan tepat memahami apa itu belajar, yang mengerti dan dengan
14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 30
begitu menciptakan kembali proses belajarnya,
Guru dalam Membangun Kecerdasan Siswa
yang
mampu
|7
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 menerapkan langkah belajar sesuai
Pendidikan Mengurai Antara Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004)
stuasi eksistensi yang kongret. C. Penutup Pembelajaran komunikasi
merupakan
eksistensi
yang
otentik
untuk
dimiliki,
manusiawi
kepada
manusia,
dilanjutkan,
dan
disempurnakan. Proses pendidikan seharusnya kepada
memberi
tempat
inside-out,
pemberdayaan paradigma,
proses
diri,
berdasar
karakter,
dan
motif
sendiri. Dengan self awareness dan self insight, peserta didik dapat “terhubung”
dengan
mempunyai
dirinya
pemahaman
dan lebih
tentang dirinya. Pendekatan belajar perkembangan Quotient),
EQ
dengan
(Emotional menghidupkan
kecerdasan SQ (Spiritual Quotient), yang bertumpu pada bagian dalam diri
yang
berhubungan
dengan
kearifan di luar ego dan jiwa sadar serta berkaitan dengan pencarian nilai,
didorong
oleh
Adversity
Quetient (AQ).
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat, 2005) St. Kartono, Menjadi Guru untuk Muridku, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm 6 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasinya, dan Inovasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 15 John Goleman, Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional. (Jakarta: PT. Gramedia, 1997) Abu
Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001)
Paul G. Stolz, Ph.D, Adversity Quotient : Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (edisis terjemahan. PT Grasindo: Jakarta, 2013) Stein. S. J & Book. H. B, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses (Terjemahan. Bandung: Kaifa, 2004) Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Andi Offset, 1995)
Sumber Media Massa: DAFTAR PUSTAKA Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005, cet. 12) Imam Tholkah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela
Rhenald Kasali, dalam opini Kompas “Kurikulum "Berpikir" 2013” tanggal 28 Desember 2012 https://rajiesaputra.wordpress.com /2013/05/28/istilah-4-karakterguru-dari-william-arthur-ward/ tanggal 30 Desember 2014
Guru dalam Membangun Kecerdasan Siswa
|8