BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
A. Analisis bentuk kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan menerapkan tata tertib bagi siswa. Apabila terdapat siswa yang melakukan kenakalan akan dikenakan sanksi secara bertahap, meliputi : 1. Teguran baik secara tertulis maupun lisan 2. Pemanggilan orang tua atau wali murid 3. Saksi yang lebih berat, yakni sanksi skors (pemberhentian belajar sementara bagi siswa yang bersangkutan), hingga akhirnya sanksi drop out, apabila sanksi skors dirasakan tidak bisa mengatasi kenakalan siswa tersebut. Dari hasil wawancara dengan Sugiyanto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan diketahui bahwa pada umumnya siswa SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan memiliki kenakalan atau bentuk pelanggaran sekolah yang ringan. Dari hasil wawancara itu pula dapat diperoleh keterangan bahwa apabila ada siswa yang mempunyai pelanggaran yang ringan maka pihak sekolah melalui guru kelasnya masing-masing akan memberikan teguran secara lisan dan
92
93
langsung
kepada
siswa
yang
bersangkutan
agar
jangan
mengulangi
perbuatannya.1 Dapat dipahami bahwa pada umumnya siswa SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan memiliki kenakalan atau bentuk pelanggaran sekolah yang ringan, seperti: 1. Setiap hari terdapat siswa yang datang terlambat ke sekolah. Di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan setiap hari pasti ada siswa yang datang terlambat ke sekolah dengan berbagai macam alasan, seperti: rumahnya jauh, hujan, bangun kesiangan, dan lain sebagainya. SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan telah mengantisipasi siswa agar tidak datang terlambat ke sekolah dengan cara memberikan kelonggaran waktu bagi siswa untuk masuk ke dalam kelas yakni 15 menit, apabila dalam waktu 15 menit tersebut siswa belum juga hadir di kelas maka dianggap alpa (hadir tanpa keterangan). Hal ini dilakukan sebagai upaya agar siswa lebih menghargai waktu dan tidak lagi datang terlambat ke sekolah. 2. Terdapat siswa yang tidak membawa buku/alat pelajaran pada jam pelajaran yang bersangkutan. Di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan setiap hari ada siswa yang tidak membawa buku/alat pelajaran pada jam pelajaran yang bersangkutan dengan berbagai macam alasan, seperti: kelupaan, belum memiliki buku paket tersebut, hilang, dan lain sebagainya. SDN 02 Kalijoyo 1
Hasil wawancara dengan Sugiyanto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan tanggal 20 Maret 2012.
94
Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan telah mengantisipasi siswa yang tidak membawa buku/alat pelajaran dengan cara memberikan pinjaman buku kepada siswa yang tidak membawa buku paket pelajaran atau dengan cara menyuruh siswa tersebut untuk bergabung dengan teman sebangku yang membawa buku paket pelajaran. 3. Terdapat siswa yang keluar kelas pada waktu jam pelajaran tanpa seizin guru. Di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan ada beberapa siswa yang keluar pada waktu jam pelajaran tanpa seizin guru, siswa tersebut berkumpul atau bergerombol di tempat-tempat tertentu seperti: di kantin, di toilet, di musholla, di area belakang sekolah, dan lain sebagainya. SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan telah mengantisipasi siswa yang keluar kelas pada waktu jam pelajaran tanpa seizin guru dengan cara menutup pintu kelas agar siswa tidak melihat temantemannya yang bermain di lapangan atau di luar kelas, serta membuat metode pengajaran yang menarik seperti metode cerita dan lain sebagianya. Hal ini dilakukan agar anak tidak cepat merasa bosan di dalam kelas. 4. Terdapat siswa yang tidak memakai seragam dan atribut sekolah dengan benar. Di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan ada beberapa siswa yang tidak memakai seragam dan atribut sekolah dengan benar dengan berbagai macam alasan, seperti: seragam sekolahnya ikut tercuci, rusak/robek, topinya ketinggalan, dan lain sebagainya. SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan telah mengantisipasi
95
siswa yang tidak memakai seragam dan atribut sekolah dengan benar dengan cara memberikan sanksi yang berupa teguran langsung kepada siswa agar tidak mengulangi perbuatannya lagi dan memberikan nasehat agar lebih memperhatikan kebutuhan atau peralatan sekolahnya khususnya seragam sekolah. 5. Terdapat siswa yang membawa barang-barang tanpa rekomendasi dari guru terkait seperti telepon genggam (HP) dengan alasan untuk berkomunikasi dengan orang tua karena rumahnya jauh. Di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan terdapat beberapa siswa yang membawa barang-barang tanpa rekomendasi dari guru terkait seperti telepon genggam (HP) dengan alasan untuk berkomunikasi dengan orang tua karena rumahnya jauh. Untuk itu SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan telah mengantisipasi siswa yang membawa barang-barang tanpa rekomendasi dari guru terkait dengan cara melarang dan memberikan sanksi berupa penambahan kredit point dan memberikan nasehat serta teguran keras kepada siswa yang bersangkutan. Hal ini dilakukan semata-mata agar tidak ditiru atau dicontoh oleh siswa yang lain. 6. Terdapat siswa yang mencorat-coret tembok, meja dan kursi di kelas. Di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan ada siswa yang mencorat-coret tembok, meja dan kursi di kelas dengan berbagai macam alasan, seperti: iseng, tidak ada yang tahu, biar mejanya bagus, dan lain sebagainya. SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan
96
telah mengantisipasi siswa yang mencorat-coret tembok, meja dan kursi di kelas dengan cara memberikan sanksi pemberian kredit point dan juga teguran yang keras kepada siswa yang bersangkutan, serta siswa yang bersangkutan diminta untuk menghapus coretan-coretannya hingga bersih. Hal ini sebagai bentuk hukuman dan memberikan efek jera kepada siswa yang ingin iseng untuk melakukan corat-coret di tembok, kursi ataupun di meja. 7. Terdapat siswa yang berbuat gaduh, baik tindakan maupun ucapan pada saat jam belajar Di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan setiap hari ada siswa yang berbuat gaduh, baik tindakan maupun ucapan pada saat jam belajar dengan berbagai macam alasan, seperti: bosan di dalam kelas, ingin bermain dengan temannya, tidak mengerti pelajaran yang diberikan, dan lain sebagainya. Guru kelas di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan telah mengantisipasi siswa yang berbuat gaduh, baik tindakan maupun ucapan pada saat jam belajar dengan memberikan teguran dan mengkondisikan siswa agar tetap tertib dan tenang serta menunggu hingga jam pelajaran selesai. Dari hasil wawancara itu pula dapat diperoleh keterangan bahwa apabila ada siswa yang mempunyai pelanggaran yang ringan maka pihak sekolah melalui guru kelasnya masing-masing akan memberikan teguran secara lisan dan langsung kepada siswa yang bersangkutan agar jangan mengulangi perbuatannya. Akan tetapi apabila pelanggaran tersebut dianggap sebagai bentuk pelanggaran
97
yang cukup berat, maka pihak sekolah melalui kepala sekolah akan memanggil orang tua atau wali murid untuk datang ke sekolah guna menyampaikan bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh siswa tersebut serta mencarikan solusi yang tepat agar perbuatannya tersebut tidak ditiru oleh siswa yang lain. Itulah beberapa bentuk permasalahan siswa yang dianggap sebagai kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Tentu saja hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk mengatasi permaalahan siswa tersebut.
B. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Adanya siswa yang nakal tidak terlepas adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya siswa bermasalah tersebut. Dari hasil observasi, diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan adalah sebagai berikut:2 1. Adanya sikap pemanjaan dari orang tua, serta pembiaran kenakalan siswa dari orang tua. Adanya sikap pemanjaan dari orang tua yang terlalu menyayangi anaknya akan membuat orang tua membiarkan perilaku yang dilakukan oleh anaknya, sehingga anak akan belajar bahwa sengaja tidak patuh dalam hal yang kecil-kecil umumnya akan mendapatkan perhatian yang lebih besar daripada perilaku yang baik. Jadi kadang anak yang merasa diabaikan, demi 2
Hasil wawancara dengan Sugiyanto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan tanggal 20 Maret 2012.
98
menarik perhatian orang tua atau gurunya, sengaja berbuat salah dengan harapan akan memperoleh perhatian lebih. Bentuk pemanjaan dari orang tua ini melahirkan sikap siswa, seperti: Malas belajar, Tidak mengerjakan pekerjaan rumah, Tidak membawa alat-alat pelajaran ke sekolah, Bolos sekolah, dan lain sebagainya. Tentu saja hal ini tidak boleh terjadi, adanya sikap ketegasan dan bentuk pengajaran yang baik dari orang tua diharapkan dapat memupus rasa manja pada diri anak. Apalagi anak pada usia sekolah dasar sangatlah riskan bersikap manja terhadap orang tuanya, perlu adanya kontrol dan ketegasan dari orang tua terhadap sikap-sikap atau bentuk perilaku anak yang salah. 2. Tidak adanya teguran dari pihak manapun Ketidaktahuan siswa bahwa perilakunya itu tidak baik atau tidak dibenarkan. Anak mungkin saja sudah diberi tahu berulang kali dan ia pun hafal kata-kata aturannya itu, tetapi ia tidak mengerti konsep yang dikandung dari aturan itu dan kapan ia harus menerapkannya. Sebagai contoh, anak bisa mengerti bahwa mencuri adalah tidak boleh, tetapi ia belum tentu tahu bahwa mencontek juga termasuk mencuri. Tidak adanya teguran dari pihak manapun melahirkan sikap siswa, seperti: Membuang sampah sembarangan di sekolah, Saling mengejek, Mencorat-coret tembok, dan bangku sekolah, dan lain sebagainya. 3. Adanya kebosanan dari siswa Pelanggaran
dapat disebabkan
oleh kebosanan. Bila anak tidak
memiliki kegiatan untuk mengisi waktu luang, maka kadang kala anak ingin
99
membuat kehebohan atau kadang bisa juga ia hendak menguji kekuasaan orang dewasa dengan melihat seberapa jauh ia dapat melakukan sesuatu tanpa dihukum. Contoh kebosanan dari siswa ini melahirkan sikap siswa seperti: Berbicara sendiri dengan temannya saat pelajaran, Mencorat-coret buku paket, Keluar kelas tanpa izin, dan lain sebagainya. 4. Kurangnya perhatian dan motivasi dari guru tentang sikap dan perilaku yang baik Faktor penyebab terjadinya kenakalan pada siswa juga dapat disebabkan karena kurangnya perhatian dan motivasi dari guru. Seorang anak yang mempunyai citra diri yang sangat buruk dan sangat dipengaruhi oleh kegagalannya sendiri pasti membutuhkan penghargaan. Kurangnya perhatian dan motivasi dari guru kepada siswa akan melahirkan siswa yang memiliki perilaku acuh tak acuh dan merasa tidak diperdulikan. 5. Adanya permasalahan dalam keluarga Adanya permasalahan dalam keluarga dapat membuat siswa memiliki perasaan kurang disayang dan diperhatikan, sehingga akan melahirkan siswasiswa yang memiliki perilaku yang kasar, berbicara kotor, suka mengejek teman, suka berbohong. Hal ini merupakan akibat dari kurangnya didikan dari orang tua serta ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu. Dengan adanya keterbukaan dari siswa atas permasalahan dalam keluarga yang sedang dihadapi diharapkan guru ikut membantu memberikan nasehat dan solusi yang terbaik agar siswa dapat menghadapi permasalahan keluarga dengan baik dan bijaksana.
100
Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan yang dapat diamati oleh peneliti. Di sekolah-sekolah yang tata tertibnya tidak konsisten biasanya akan terjadi berbagai macam masalah yang sangat menghambat proses belajar mengajar. Selain itu, tidak terlaksananya peraturan atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya berbagai bentuk kenakalan yang dilakukan siswa, baik di dalam maupun di luar sekolah.
C. Analisis Usaha Guru Dalam Mencegah Kenakalan Siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Adapun dalam mengatasi kenakalan siswa guru di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan melakukan langkah-langkah antisipasi sebagai berikut: 1. Melakukan tindakan konseling apabila terdapat siswa yang melakukan pelanggaran di sekolah Pendekatan konseling adalah sebuah pendekatan dalam menangani tingkah laku negatif peserta didik yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku negatif tersebut menjadi tingkah laku positif dengan usaha-usaha tertentu. Pendekatan konseling digunakan agar tingkah laku positif. Sementara
pendekatan
bimbingan
adalah
suatu
pendekatan
dalam
meningkatkan tingkah laku positif agar menjadi lebih baik lagi. Meskipun dalam beberapa tingkah laku atau kasus, pendekatan bimbingan dan konseling bisa tidak berhasil atau tidak ada perubahan tingkah laku. Pada
101
akhirnya pendekatan bimbingan konseling adalah usaha yang dapat dilakukan oleh siapapun termasuk guru untuk membantu peserta didik agar peserta didik yang memiliki tingkah laku positif menjadi lebih baik, dan peserta didik yang memiliki tingkah laku negatif berubah menjadi tingkah laku positif. Tindakan konseling yang dilakukan oleh guru di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan adalah memberikan naseihat dan jalan keluar bagi siswa-siswa yang memiliki permasalahan baik terhadap teman, keluarga maupun guru. Dengan tindakan konseling ini diharapkan siswa mempunyai jalan pikiran terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Sehingga lambat laun perilaku nakalnya dapat hilang. 2. Menggiatkan Ekstrakurikuler di sekolah Kenakalan siswa juga dapat terjadi karena adanya kelebihan waktu yang dimiliki oleh siswa tersebut. Dengan adanya kelebihan waktu mereka akan berkumpul dan melakukan permainan yang tidak bermanfaat yang lambat laun nantinya akan berubah menjadi perilaku yang negatif. Untuk itu maka guru di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan melakukan antisipasi dengan cara menggiatkan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah diharapkan kelebihan waktu yang dimiliki oleh siswa dapat digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat serta hasrat bermain yang dimiliki pada anak dapat disalurkan kedalam kegiatan positif ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Ekstrakurikuler juga merupakan tempat atau wadah bagi penyaluran bakat
102
dan minat siswa di bidang tertentu seperti olah vokal, olah tubuh, olah fikir dan lain sebagainya. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang dimiliki oleh SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan antara lain: 1. Olah raga, dilaksanakan setiap hari Senin 2. PMR, dilaksanakan setiap hari Selasa 3. Tilawatil Qur’an, dilaksanakan setiap hari Rabu 4. Pramuka, dilaksanakan setiap hari Jum’at 5. Kesenian, dilaksanakan setiap hari Sabtu Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan dibidang olah vokal, oleh tubuh dan olah fikir dapat disalurkan dengan baik. Serta diharapkan pula dapat memanfaatkan waktu luang yang dimiliki oleh siswa untuk dipergunakan ke dalam kegiatan yang positif dan bermanfaat. 3. Guru kelas melakukan pengelolaan kelas dengan baik Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru kelas di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan untuk meredam kenakalan yang terjadi pada siswa adalah dengan cara melakukan pengelolaan kelas dengan baik. Dengan pengelolaan kelas yang baik maka suasana belajar di kelas akan menjadi nyaman dan menyenangkan. Pengelolaan kelas oleh guru di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan dilakukan dengan cara :
103
a. Guru bersama-sama siswa membersihkan kelas dengan peralatan kebersihan yang dibawa oleh siswa dari rumah. b. Guru bersama-sama siswa melakukan penataan meja dan kursi kelas. c. Guru bersama-sama siswa menerapkan sistem piket kebersihan di kelas sebelum jam pelajaran dimulai yang dilakukan oleh siswa secara bergiliran. d. Guru bersama-sama siswa melakukan kesepakatan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama di dalam kelas, mencantumkan sanksi bagi siswa yang melanggar kesepakatan tersebut, serta mencantumkan barang-barang yang tidak boleh dibawa masuk ke dalam kelas. Bentuk kesepakatan seperti: tidak boleh melakukan corat-coret di dalam kelas, tidak boleh berbuat gaduh, tidak boleh membuang sampah sembarangan, tidak boleh makan atau minum di dalam kelas, dan lain sebagainya. Dengan pengelolaan kelas yang baik maka diharapkan dapat terjalin komunikasi dan kesepakatan yang baik antara guru dan siswa di dalam kelas. Sehingga suasana belajar di kelas dapat nyaman dan menyenangkan. 4. Guru melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan siswa Untuk mengatasi kenakalan siswa, guru kelas di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan juga melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan siswa. Pemeriksaan ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Tujuan dari pada pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui isi barang bawaan siswa dan untuk mengingatkan siswa agar tidak membawa barang-
104
barang yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran di sekolah. Dengan adanya pemeriksaan barang bawaan siswa diharapkan dapat meminimalisir kenakalan siswa yang diakibatkan oleh barang yang mereka bawa ke sekolah untuk dipertontonkan kepada teman-temannya yang lain, seperti: membawa senjata tajam, buku porno, narkoba dan lain sebagainya. Pemeriksaan barang bawaan siswa terbukti ampuh dan efektif dalam mengurangi tingkat kenakalan yang terjadi pada siswa. Dengan mengetahui isi barang bawaan siswa maka guru dapat mengontrol dan mengawasi apa yang sedang dilakukan oleh para anak didiknya di dalam kelas. Itulah beberapa usaha guru yang dilakukan untuk mencegah kenakalan yang dilakukan oleh siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Di dalam upaya ketertiban siswa di sekolah, tidak hanya siswa saja yang dijadikan obyek yang selalu disalahkan namun diperlukan juga manajemen sekolah yang baik agar dalam pelaksanaan ketertiban sekolah dapat berjalan dengan baik.