BAB III OBJEK PENELITIAN
III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Pada tahun 1871 – 1885, saat masa awal pencairan dan penemuan minyak di Indonesia, industri minyak di Indonesia mulai di awal abad 19. Mulai tahun 1885 selama masa eksploitasi minyak oleh penjajah, berdiri Royal Dutch Company di Pangkalan Berandan (Sumatera Utara). Pada pasca 1885, dilakukannya pencarian minyak di Jawa Timur (Surabaya) dengan konsesi Sultan Kutai dengan JH Meeten di Sanga-Sanga. Pada tahun 1890, perusahaan ini mendirikan kilang Wonokromo & Cepu. 2 tahun kemudian, perusahaan ini melakukan pembangunan kilang minyak di Pangkalan Berandan. Pada tahun 1894, perusahaan mendirikan kilang Balikpapan oleh Shell Transport and Trading. Pada tahun 1899, muncul Undang-Undang Pertambangan Pemerintah Hindia Belanda (Indische Mijnwet) yang mengatur kegiatan pencarian minyak bumi di Indonesia. Amerika Serikat (AS) berusaha masuk ke Indonesia tapi dicegah pemerintah Belanda. Namun, karena tekanan AS kepada Den Haag, akhirnya muncul perusahaan patungan AS dan Belanda yakni SHELL dan NIAM (Jambi, Bunyu, dan Sumatera Utara). Standard Oil yang dibuat oleh AS masuk dan dipecah menjadi Standard Oil of New Jersey (membentuk Anak Perusahaan American petroleum Co) dan Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM). NKPM menemukan lapangan Talang Akar (Sumsel) yang merupakan lapangan terbesar di Hindia Belanda mendirikan Kilang Sungai Gerong di seberang Kilang Plaju milik Shell. 19
Pada tahun 1922, Standard Oil of California masuk ke Kalimantan dan Irian Jaya. 6 tahun kemudian, Gulf Oil (AS) masuk ke Sumatera Utara. Setahun kemudian, Standard Oil of California masuk ke Sumatera Utara. Pada tahun 1933, Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan Madura menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya ada bagian pemasaran Standard Oil of New York sekarang bernama Mobil Oil. Pada tahun 1947 Penggabungan SVPM diubah statusnya menjadi PT Standard Vacuum Petroleum (Stanvac). Pada masa Perjuangan minyak Pra-PERTAMINA, Selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak berhenti. Lalu, muncullah perjuangan Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, dan Aceh Timur yang mengakibatkan munculnya "Laskar Minyak" mensuplai keperluan pesawat terbang dan kendaraan lain. Berdirinya perusahaan minyak pribumi adalah didirikan PTMSU. Pada tahun 1945, didirikan PTMN Cepu di lokasi ex SHELL (Lap. Nglobo, Semanggi Ledok dan Wonokromo). Pada tahun 1950, PTMN Cepu berubah menjadi PTMNRI Cepu dan PTMN Sumatera Utara berubah menjadi PTMRI Sumatera Utara. Pada tahun 1954, PTMNRI Sumatera Utara berubah menjadi TMSU. Pada tanggal 22 Juli 1957, TMSU ditetapkan menjadi PT ETMSU (eksploitasi). Pada Agustus 1951, Gubernur Sumatera Mr. Teuku H. Moh. Hasan mengajukan sebuah mosi yang memperjuangkan pertambangan minyak dan disokong oleh kabinet secara bulat pada 2 Agustus 1951 dan dibentuk sebuah komisi. Perjuangan di parlemen salah satunya adalah merintis UU pertambangan yang mengganti Indische Mijnwet. Pada tanggal 24 Oktober 1956, PP No. 24/1956 diputuskan tambang minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan kepada SHELL. 20
Pada Juli 1957 Jend. AH. Nasution mendapatkan pelimpahan tugas tambang minyak Sumut. Rehabilitasi lapangan dan ekspor hasil untuk pembangunan. Lalu, Pemerintah RI mengambil alih semua perusahaan Belanda di Indonesia. (Kecuali SHELL karena kepemilikannya bersifat internasional) sehingga terjadi perubahan nuansa kedaerahan menjadi nasional (AH Nasution, 1957). Pada tanggal 10 Desember 1957, berdirinya PT Permina sebagai perusahaan minyak pertama bersifat nasional. Pada tahun 1959, berdiri NV NIAM (NV Nederlands Indische Aardolie Maatschappij) yang merupakan perusahaan patungan AS dan Belanda. Pada tanggal 31 Desember 1959, 50% saham diambil alih pemerintah RI dan NV NIAM berubah jadi PT Permindo. 1961 PT Permindo dikukuhkan menjadi PN Permigan di mana PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan PTMN menjadi PN. PERMIGAN. Pada tanggal 4 Januari 1966, Permigan dilikuidasi karena peristiwa G30S/PKI (Perbum) di mana Aset Permigan diberikan kepada PN Pertamin dan PN Permina. Pada tahun 1968, PN Pertamin dan PN Permina merger menjadi PN Pertamina. Pada tahun 1971 diterbitkan UU No. 8 tahun 1971 yang mengukuhkan PN Pertamina menjadi Pertamina. Pada tahun 2001, diterbitkan UU Migas No 22 tahun 2001 yang akhirnya mengantar Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero). Pada tahun 2003, Pertamina berubah status menjadi PT Pertamina (Persero) di mana adanya perubahan mendasar ada pada peran regulator menjadi player.
III.1.2. Bidang Usaha Perusahaan PT. PERTAMINA (Persero) ini mempunyai 2 (dua) bidang usaha yang terdiri dari Usaha Hulu dan Usaha Hilir. Kegiatan usaha PERTAMINA Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi 21
dan produksi minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh PERTAMINA Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, PERTAMINA Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas. Kegiatan usaha PERTAMINA Hilir meliputi pengolahan, pemasaran dan niaga, perkapalan serta distribusi produk Hilir baik di dalam maupun ke luar negeri yang berasal dari kilang PERTAMINA maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan.
III.1.3. Produk-produk Produk-produk dari PT. PERTAMINA (Persero) terbagi atas beberapa kategori produk yang terdiri dari: 1. Bahan Bakar Minyak (BBM), yang terbagi atas: -
Minyak Bensin, yang disebut juga Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. 22
-
Minyak Tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik didih antara 150°C dan 300°C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating, dll yang umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan).
-
Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (di atas 1.000 RPM), yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.
-
Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk cair pada suhu rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).
-
Bahan Bakar Minyak Laut (MFO) bukan merupakan dari jenis distilat tetapi dari jenis residu dan memiliki hitam gelap berwarna. Bahan Bakar Minyak Laut (MFO) yang lebih tebal dari minyak diesel dan memiliki titik lebih tinggi daripada menuangkan minyak diesel. Penggunaan MFO pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur industri besar, Power Station Uap dan lain-lain yang sangat memperhatikan untuk aspek ekonomi bahan bakar. 23
2. Bahan Bakar Khusus (BBK), yang terbagi atas: -
Aviation Gasoline (BBM Pesawat udara) merupakan bahan bakar yang berasal dari fraksi minyak bumi dirancang untuk bahan bakar transportasi udara (penerbangan) di pesawat yang menggunakan Combustion Engine Internal, Mesin piston, atau mesin resiprokal dengan pengapian busi.
-
Aviation Turbine Fuel (BBM pesawat udara berturbin) adalah bahan bakar untuk jet ataupun turbo jet jenis pesawat (baik penuh jenis jet atau balingbaling satu).
-
Bio Pertamax adalah bahan bakar kendaraan bermotor modern yang bermutu tinggi dan ramah lingkungan, hasil pencampuran 95% Pertamax dan 5% Etanol murni.
-
Bio Solar merupakan salah satu jenis bahan bakar hayati non-fosil (biofuel).
-
Pertamax adalah motor gasoline Tanpa Timbal dengan kandungan aditif lengkap generasi Mutakhir yang akan membersihkan Intake Valve Port Fuel Injector dan Ruang Bakar dari Carbon deposit dan mempunyai RON 92 (Research Octane Number) dan dianjurkan juga untuk kendaraan berbahan bakar bensin dengan perbandingan kompresi tinggi.
-
Pertamax Plus merupakan bahan bakar superior Pertamina dengan kandungan energi tinggi dan ramah lingkungan, diproduksi menggunakan bahan baku pilihan berkualitas tinggi sebagai hasil penyempurnaan formula terhadap produk Pertamina sebelumnya. Pertamax Plus telah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter (WWFC).
24
-
Pertamina Dex merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas (HSD mempunyai cetane number 45), memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga yang lebih besar.
-
Pertamax Racing merupakan bahan bakar yang digunakan khusus untuk kendaraan balap yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pembalap.
-
Premium merupakan bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
3. Bahan Bakar Subsidi, yang terbagi atas: -
Bio Solar merupakan salah satu jenis bahan bakar hayati non-fosil (biofuel).
-
Premium merupakan bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. 25
4. Non BBM, yang terbagi atas: -
Aspal yang mempunyai sifat water proofing dan adhesive.
-
Pelumas (Lube Base Oil) merupakan suatu senyawa hidrokarbon yang dihasilkan dari proses distilasi residu vakum lama.
-
Pelarut (Solvent) yang tediri dari 5 (lima) jenis yaitu: a. Law Aromatic White Spirit. b. Special Boiling Point. c. Special Gas-Oil d. Minasol-M e. Pertasol CA and CB
-
Green Coke yang Diproses dari senyawa karbon berbentuk padat menggunakan Delayed Cooking Unit yang mampu mengubah minyak berat (short residu).
-
Slack Wax
-
Heavy Aromate yang diproduksi di Kilang PERTAMINA UP IV Cilacap sebagai produk samping yang dihasilkan oleh unit Naptha Hydrotreated Unit.
-
Sulphur
5. Gas, yang terbagi atas: -
Bahan Bakar Gas (BBG) adalah gas bumi yang telah dimurnikan dan aman, bersih, andal, murah. Dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Komposisi BBG sebagian besar terdiri dari gas metana dan etana lebih
26
kurang 90% dan selebihnya adalah gas propana, buthana, nitrogen dan karbondioksida. -
Liquified Petroleum Gas merupakan produk gas cahaya yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau juga dihasilkan dari kondensasi gas alam di Pabrik Unit Pengolahan.
-
Musicool
6. Petrokimia, yang terbagi atas: -
Asam Tereftalat Murnis
-
Benzene merupakan dasar dari hidrokarbon disebut sebagai 'aromatik'. Ini adalah cairan tak berwarna yang jelas, dengan karakteristik berbau aromatik.
-
Paraxylene merupakan cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang baik.
-
Polytam yang diproduksi di PERTAMINA UP III Plaju, yang diproses melalui gas polymerized propylene yang dimodifikasi dengan agen aditif seperti anti oksidan, anti blok dan agen slip.
-
Propylene yang diproduksi di Kilang PERTAMINA RU VI Balongan pada Residue Catalytic Cracker (RCC).
7. Pelumas, yang terbagi atas: -
Air Cooled Motorcycle or Small Engine Oil
-
Automatic Transmissions & Manual Transmissions Oils
-
Circulating Oils
-
Grease
-
Heat Transfers Oils 27
-
Heavy Duty Diesel Oils
-
Industrian and Marines Engine Oils
-
Industrian Compressor Oils
-
Industri Pelumas Hidrolik
-
Industri Pelumas Turbin
-
Industri Pelumas Gear
-
Pelumas Mesin Gas Alam
-
Pelumas Mesin Mobil Penumpang
-
Pelumas Diesel Mobil Penumpang
-
Pelumas Powershift & Hydraulic Untuk Alat Berat
-
Pelumas Pendingin
-
Produk Khusus
-
Pelumas Mesin Kecil Berpendingin Air
III.1.4. Struktur Organisasi Struktur Organisasi merupakan struktur yang menggambarkan pembagian pekerjaan berdasarkan jabatannya. Pada PT. PERTAMINA (Persero) ini, terdapat 2 (dua) struktur organisasi yang terdiri dari Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Dewan Komisaris merupakan dewan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan Terbatas (PT). Dewan Direksi merupakan dewan yang ditunjuk untuk memimpin PT. Dewan Komisaris pada PT. PERTAMINA (Persero) ini terdiri dari: -
Presiden Komisaris : Sugiharto 28
-
Komisaris Independen dan Bendahara : Umar Said
-
Komisaris : Nurdin Zainal
-
Komisaris : Evita Herawati Legowo
-
Komisaris : Anny Ratnawati
-
Komisaris : Triharyo Indrawan Soesilo
-
Komisaris : Luluk Sumiarso
Dewan Direksi pada PT. PERTAMINA (Persero) ini terdiri dari: -
Direktur Utama : Karen Agustiawan
-
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko : Frederick Siahaan
-
Direktur Hulu : Bagus Setiardja
-
Direktur Pengolahan : Edi Setianto
-
Direktur Pemasaran dan Niaga : Djaelani Sutomo
-
Direktur Umum : Waluyo
-
Direktur Sumber Daya Manusia : Rukmi Hadihartini
-
Direktur Keuangan : M. Afdal Bahaudin
III.1.5. Visi dan Misi Perusahaan PT. PERTAMINA (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak di industri perminyakan dan gas mempunyai visi dan misi dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaannya. Visi perusahaan ini adalah menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia. Misi perusahaan ini adalah perusahaan ini menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsipprinsip komersial yang kuat. 29
III.1.6. Tata Nilai Perusahaan PT. PERTAMINA (Persero) menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut: 1. Bersih (Clean) Dikelola
secara
profesional,
menghindari
benturan
kepentingan,
tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi nilai kepercayaan dan integritas, serta berpedoman pada asas-asas tata korporasi yang baik. 2. Kompetitif (Competitive) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. 3. Percaya Diri (Confident) Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggan bangsa. 4. Fokus pada Pelanggan (Customer Focused) Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. 5. Komersial (Commercial) Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. 6. Berkemampuan (Capable) Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan 30
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
III.1.7. Pengesahan oleh Notaris PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)". Sesuai akta pendiriannya, maksud dari perusahaan perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Adapun tujuan dari perusahaan perseroan adalah untuk: 1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien. 2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 31
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya. 2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan. 3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG. 4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3. Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
32