BAB III OBJEK PENELITIAN
III.1
Pengenalan dan Visi serta Misi Perusahaan PT Gema Nada Pertiwi (GNP) adalah perusahaan rekaman suara musik yang
belokasi Jl. Kebon Jeruk XV no.13 Maphar, Tamansari, Jakarta. Sebagai anggota dari ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia, PT. Gema Nada Pertiwi (GNP) memproduksi dan mendistribusikan rekaman musik yang sah dan asli dalam bentuk kaset, Compact Disc (CD) dan Video Compact Disc (VCD). Pada tahun 1970, PT GNP yang pada saat itu masih bernama Hins Collection, bergabung dengan 6 (enam) perusahaan rekaman musik Indonesia lainnya untuk mendirikan sebuah perusahaan dengan nama PT Perina Utama Indonesia. Pada tahun 1982, PT GNP mulai memfokuskan produk rekaman musiknya pada musik tradisional Indonesia dan lagu daerah. Pada tanggal 24 Mei 1985, Hins Collection menjadi sebuah Perusahaan Terbatas (PT) dengan nama PT Gema Nada Pertiwi. Semetara itu, nama Hins Collection masih digunakan sebagai nama dari salah satu label untuk musik asing atau luar negeri. Karena pada saat itu, musik dan lagu-lagu dari Amerika Serikat dan Eropa Barat mendominasi industri musik Indonesia. Pada Juli 1987, pemerintah Indonesia melarang produksi dan distribusi tanpa izin dari “musik barat”. Hal itu terjadi karena tekanan dari Amerika Serikat yang menunjukkan minta dari perusahaan rekaman besar disana. Pada saat itu, pengertian akan hukum “intellectual property” di Indonesia masih sangat rendah. 35
Dalam usaha untuk menanggulangi masalah tersebut, beberapa perusahaan rekaman musik di Indonesia memutuskan untuk membeli izin dari perusahaan rekaman besar asing supaya mereka dapat terus mendistribusikan musik barat. Namun PT GNP memilih untuk berdiri sendiri dan memfokuskan diri pada “musik Indonesia”, pada umumnya seperti keroncong, lagu daerah, musik tradisional Indonesia, serta lagu pop. Seiring dengan bertumbuhnya industri musik Indonesia dan internasional, PT GNP terus mengembangkan produk-produknya, dan pada saat ini PT GNP memiliki katalog yang mewakili berbagai macam tipe musik. Walaupun demikian, PT GNP tetap berpegang pada komitmennya untuk terus melestarikan dan mempopulerkan dengan terus memproduksi dan mendistribusikan produk-produk PT GNP. Selain itu, sejak suksesnya pertunjukkan perdana dari “Gema Nada Pertiwi Art Delegation” di Shanghai tahun 1996, yang juga melibatkan pengutusan artis-artis PT GNP sebagai duta seni untuk mempromosikan musik tradisional Indonesia dan lagu-lagu daerah di berbagai festival seni dalam dan luar negeri. Melalui usaha tersebut, PT GNP berharap dan percaya musik tradisional Indonesia, lagu-lagu daerah dan tari-tarian yang indah ini akan lebih dikenal dan dinikmati di seluruh dunia, dan berharap keindahan seni, tari, musik, dan lagu Indonesia setidaknya dapat mengurangi kesan negatif pada Indonesia khususnya disebabkan oleh peristiwa kerusuhan di tahun 1998.
III.2
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi
yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang, yang masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Hal ini akan membuat suatu organisasi menjadi berwujud dan konkrit, dan biasanya akan dituangkan ke dalam bagan 36
organisasi. Berikut ini adalah gambar dan uraian tugas struktur organisasi PT Gema Nada Pertiwi.
Struktur Organisasi PT. Gema Nada Pertiwi
Gambar III.1
37
Penjelasan Struktur Organisasi PT. Gema Nada Pertiwi (PT. GNP) : RUPS : •
Memperoleh seluruh informasi yang relevan tentang Perusahaan
•
Meminta pertanggungjawaban Komisaris dan Direktur Utama yang berkaitan dengan pengelolaan Perusahaan.
•
Melakukan pengambilan keputusan tentang pengubahan Anggaran Dasar Perusahaan,
penggabungan,
peleburan,
pengambilalihan,
kepailitan,
dan
pembubaran Perseroan. Komisaris Utama & Direktur Utama : •
Memimpin perusahaan termasuk di dalamnya memantau perkembangan perusahaan.
•
Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan.
•
Sebagai pembuat keputusan dengan pertimbangan karyawannya.
•
Menetapkan visi dan misi perusahaan.
•
Dan bertanggung jawab terhadap seluruh kelangsungan hidup perusahaan .
Legal : •
Bertugas membuat kontrak perjanjian antara perusahaan dengan artis.
•
Membuat kontrak perjanjian antara perusahaan dengan perusahaan rekaman lain yang berkaitan dengan penggunaan hak cipta.
•
Membuat laporan Bagian Legal.
Produksi : •
Membuat perencanaan produksi dan bahan baku yang dibutuhkan.
38
•
Pada bagian mastering adalah suatu divisi yang membuat master sebuah lagu terutama untuk album kompilasi.
•
Bertugas memproduksi dan atau memperbanyak master lagu kepada CD dan VCD.
•
Membuat laporan Bagian Produksi.
Keuangan dan Tax: •
Mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan, termasuk bagian perpajakan yang bertugas memenuhi kewajiban perpajakan.
•
Bertanggung jawab mengawasi pembelian yang dilakukan bawahannya.
•
Menangani invoicing yang berkaitan dengan pembelian.
•
Membuat laporan keuangan perusahaan.
Penjualan : •
Menerima pesanan dari pelanggan.
•
Memeriksa surat pesanan yang diterima dari langganan atau salesman.
•
Mengeluarkan barang dari gudang.
•
Menentukan tanggal pengiriman barang.
•
Membuat surat jalan untuk dikirim ke agen atau konsumen.
•
Membuat laporan Bagian Penjualan.
Marketing : •
Bertugas memasarkan produk perusahaan.
•
Ikut serta dalam kegiatan tender yang diikuti perusahaan.
•
Membuat Laporan Bagian Penjualan.
39
III.3
Penerapan Pajak Pertambahan Nilai PT Gema Nada Pertiwi PT Gema Nada Pertiwi (GNP) sebagai Subjek Pajak telah dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak sejak tanggal 21 Agustus 1985 melakukan penyerahan dan perolehan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak. Objek Pajak Pertambahan Nilai PT Gema Nada Pertiwi (GNP) adalah penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean. Pajak Pertambahan Nilai yang diterapkan PT Gema Nada Pertiwi (GNP) dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak berupa produk rekaman suara, dengan cara mengalikan tarif 10% dengan Nilai Lain yaitu Harga jual rata-rata sebagai Dasar Pengenaan Pajak. Mengalikan tarif 10% dengan Harga Jual dan Nilai Penggantian sebagai Dasar Pengenaan Pajak dalam hal perolehan Jasa Kena Pajak. Jenis Barang Kena Pajak yang berkaitan dengan pengenaan PPN pada PT GNP adalah :
1.
Kaset isi jenis A adalah produk rekaman suara di atas pita kaset dengan Harga Jual Rata-rata sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp. 8.000 (delapan ribu rupiah) yang berisi : a. lagu berbahasa Indonesia dan yang berisi lagu campuran yang berbahasa Indonesia dan berbahasa daerah, yang seluruh pencipta dan penyanyinya warga negara Indonesia; atau b. lagu instrumentalia yang seluruh penciptanya warga negara Indonesia.
2. Kaset isi jenis C adalah produk rekaman suara di atas pita kaset dengan Harga Jual Rata-rata sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp. 7.500 (tujuh ribu lima ratus rupiah) yang berisi : a. lagu yang seluruhnya berbahasa daerah yang seluruh pencipta dan penyanyinya warga negara Indonesia; atau 40
b. rekaman cerita, lawak, wayang, dan rekaman yang sejenis lainnya dalam bahasa Indonesia/Daerah; atau c. suara burung dan suara hewan lainnya; atau d. lagu keagamaan.
3. Compact Disc jenis CD.1 adalah produk rekaman suara di atas Compact Disc dengan Harga Jual Rata-rata sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah) yang berisi : a. lagu berbahasa Indonesia dan yang berisi lagu campuran yang berbahasa Indonesia dan berbahasa daerah, yang seluruh pencipta dan penyanyinya warga negara Indonesia; atau b. lagu instrumentalia yang seluruh penciptanya warga negara Indonesia; atau c. lagu keagamaan. 4. Compact Disc jenis CD.2 adalah produk rekaman suara di atas compact disc dengan Harga Jual Rata-rata sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp. 48.000 (empat puluh delapan ribu rupiah) yang berisi : a. lagu berbahasa asing dan yang berisi lagu campuran yang berbahasa asing dan berbahasa Indonesia atau Daerah, selain lagu keagamaan; atau b. lagu yang satu atau lebih penciptanya atau penyanyinya warga negara asing; atau c. lagu instrumentalia yang satu atau lebih penciptanya warga Negara asing. 5. Video Compact Disc jenis VCDK.1 adalah produk rekaman suara di atas video compact disc dengan harga jual eceran di atas Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) yang berisi : 41
a. lagu berbahasa Indonesia dan yang berisi lagu campuran yang berbahasa Indonesia dan berbahasa daerah beserta tayangan gambar (Video Compact Disc Karaoke), yang seluruh pencipta dan penyanyinya warga negara Indonesia; atau b. lagu instrumentalia beserta tayangan gambar (Video Compact Disc Karaoke) yang seluruh penciptanya warga negara Indonesia; atau c. lagu keagamaan beserta tayangan gambar (Video Compact Disc Karaoke). 6. Video Compact Disk jenis VCDK. Ekonomis adalah produk rekaman suara di atas Video Compact Disc dengan harga jual eceran sampai dengan Rp. 10.000,(sepuluh ribu rupiah) yang berisi :
a. lagu berbahasa Indonesia dan yang berisi lagu campuran yang berbahasa Indonesia dan berbahasa daerah beserta tayangan gambar (Video Compact Disc Karaoke), yang seluruh pencipta dan penyanyinya warga negara Indonesia; atau b. lagu instrumentalia beserta tayangan gambar (Video Compact Disc Karaoke) yang seluruh penciptanya warga negara Indonesia; atau c. lagu keagamaan beserta tayangan gambar (Video Compact Disc Karaoke).
III.4
Stiker Lunas PPN Untuk pajak yang terutang atas penyerahan produk rekaman suara PT GNP
memungut dan menyetor dengan cara penebusan Stiker Lunas PPN. Bentuk, ukuran, warna, isi, dan teks Stiker Lunas PPN yang dipakai PT GNP sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-81/PJ./2004. Stiker Lunas PPN menandakan produk yang dijual PT GNP adalah asli dan sudah dibayar PPN. Pengusaha rekaman 42
suara yang ditunjuk PT GNP untuk memberikan rekomendasi yang diperlukan dalam rangka penebusan Stiker Lunas PPN adalah ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia). Pengajuan Stiker Lunas PPN dilakukan PT GNP ditujukan kepada Kanwil DJP Jakarta Barat.
Langkah-langkah pengajuan Stiker Lunas PPN yang ada kaitannya dengan PPN adalah : 1. Dibuat rekap Faktur Pajak Masukan pada periode tertentu sehingga diketahui jumlah nilai Pajak Masukan tersebut. 2. Kemudian diperhitungkan terhadap jumlah nilai Stiker Lunas PPN yang perusahaan ajukan, dengan begitu jumlah nilai Stiker Lunas PPN dikurang nilai Faktur Pajak itulah yang perusahaan setorkan atau bayarkan ke negara. Apabila masih ada faktur pajak yang belum digunakan atau dikompensasikan dengan penebusan Stiker Lunas PPN yang akan dilaporkan maka dikreditkan pada SPT Masa PPN Formulir 1195 B dengan membayar sejumlah yang dikreditkan tersebut dengan SSP (Surat Setoran Pajak).
Berkas permohonan stiker PPN yang diterapkan PT GNP adalah : 1. Surat Setoran Pajak (SSP) asli dan fotokopi yang telah dilegalisir. Merupakan dokumen yang digunakan oleh PT GNP untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Pos atau Bank persepsi. 2. Fotokopi KTP, SIM, NPWP.
43
Merupakan nomor yang dimiliki PT GNP sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. 3. Surat Kuasa Merupakan dokumen yang berisi pelimpahan wewenang dari PT GNP kepada sesorang dalam hal pengurusan permohonan Stiker Lunas PPN rekaman suara yang diberi meterai Rp 6.000,- dan pengambilan Stiker Lunas PPN rekaman suara yang diberi meterai Rp 6.000,-. 4. Kode Stiker – fotokopi 2 (dua) kali Merupakan isi Stiker Lunas PPN termasuk di dalamnya nama produsen yang terdiri dari maksimal 17 karakter. 5. Surat Permohonan (Kop Surat) – fotokopi 2 (dua) kali Merupakan dokumen yang digunakan PT GNP dalam meminta Stiker Lunas PPN. 6. Daftar pembelian – fotokopi 2 (dua) kali. Merupakan dokumen yang digunakan PT GNP sebagai perincian pengiriman barang yang mencatat daftar barang, harga dan hal-hal lain yang biasanya terkait dengan pembayaran. 7. Surat Pernyataan Merupakan dokumen yang digunakan PT GNP sebagai pernyataan keabsahan Fakur Pajak yang diberi materai Rp. 6.000,-. 8. Rekapitulasi Faktur Pajak Masukan & pendukungnya – fotokopi 2 (dua) kali
44
Merupakan dokumen yang digunakan PT GNP sebagai daftar ringkasan bukti pungutan pajak untuk mengetahui jumlah Pajak Masukan, identitas penjual, jenis Barang Kena Pajak yang dibeli yang akan atau dapat dikreditkan. 9. SPT PPN bulan ybs – fotokopi 2 (dua) kali Merupakan dokumen yang digunakan PT GNP untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban , menurut ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
Bedasarkan hasil wawancara serta observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada PT GNP, informasi lain mengenai penerapan serta hambatan yang diperoleh yaitu : •
PT GNP menggunakan Faktur Pajak Standar dalam transaksi penjualan.
•
PT GNP menggunakan Faktur Pajak Standar dan Faktur Pajak Sederhana dalam transaksi pembelian.
•
Pemberian cuma-cuma pada PT GNP tidak terutang PPN tetapi dianggap sebagai sumbangan atau biaya yang masuk ke dalam koreksi fiskal.
•
Untuk transaksi yang terkena pajak yang tidak dapat dikreditkan PT GNP tetap melaporkannya di dalam Surat Pemberitahuan (SPT).
•
PT GNP menggunakan e-SPT dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban.
•
PT GNP melakukan revisi Surat Pemberitahuan (SPT) guna mengantisipasi adanya pemeriksaan pajak.
45
•
Pembayaran dan pengajuan Stiker Lunas PPN oleh PT GNP dilakukan sebelum tanggal 10 dan dilaporkan sebelum tanggal 20 untuk masa pajak yang bersangkutan.
•
Faktur Pajak disimpan secara rapi dan tertib.
•
PT. GNP menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan ke dalam buku besar mengenai perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak.
•
Untuk transaksi bulan Desember, hambatan yang dapat terjadi pada PT GNP adalah Faktur Pajak Masukan baru terbit pada bulan Februari dimana akibatnya Faktur Pajak Masukan tersebut keburu hangus.
46
III.4
Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan Untuk setiap transaksi yang terjadi di dalam perusahaan, dengan data-data dan
atau bukti-bukti yang telah diperoleh PT GNP mencatatnya dengan mengikuti aturan perpajakan dan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, adapun beberapa transaksi yang dicatat oleh perusahaan seperti : Pembelian Perusahaan membeli persediaan secara tunai sehingga jurnal atas pembelian Barang Kena Pajak yang PPN-nya dapat dikreditkan yaitu : Dr.
Persediaan
xxx
Dr.
PPN Masukan
xxx
Cr.
Kas / Bank
xxx
Penjualan Perusahaan menjual produknya kepada salah satu distributor secara tunai sehingga jurnal atas penjualan atau penyerahan Barang Kena Pajak yang PPN-nya dapat dikreditkan yaitu : Dr.
Kas / Bank
xxx
Cr.
Penjualan
xxx
Cr.
PPN Keluaran
xxx
Penyetoran PPN Perusahaan mengajukan Stiker Lunas PPN ke Kanwil DJP Jakarta Barat sehingga jurnal atas penebusan Stiker Lunas PPN tersebut adalah : Dr.
PPN Keluaran
xxx
Cr.
PPN Masukan
xxx
Cr.
Kas / Bank
xxx 47