BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif, karena sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan informasi secara sangat tepat dan teliti tentang karakteristik yang sangat luas dari suatu populasi. Data yang disajikan dari penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Berupa cerita dari para responden atau informan tentang pertimbangan, pengalaman, pengetahuan, tradisis, filasafat atau pandangan hidup mereka. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan “bagaimana”, “mengapa”, yang pada prinsipnya adalah mencari jawaban detail melalui wawancara mendalam.30 Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.31 Moleong32 menyatakan: “Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.. Data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, foto, catatan lapangan, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, arsip, dan dokumen penting lainnya”.
30
Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Press. 2008 hal 10-11 31 Lexy, J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif-Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008 hal 5 32
Ibid. 11
32
33
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai kegiatan promosi humas sekolah guna mempertahankan popularitas sekolah, khususnya sekolah SMA Plus PGRI Cibinong. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada data berupa angka. Penelitian deskriptif digunakan karena penelitian ini tidak menguji atau membuat prediksi, tetapi karena sifat penelitiannya yang mencari dan bukan menguji. 3.2 Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan varian penelitian studi kasus. Denzin dan Lincoln33 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Bogdan34 menyatakan bahwa metodologi dalam penelitian kualitatif, pada dasarnya adalah research procedurse which produce descriptive data; people’s own written or spoken words and abservable behavior (prosedurprosedur penelitian yang digunakan untuk menghasilkan data deskriptif; yang ditulis atau diucapkan orang dan perilaku-perilaku yang dapat diamati). Dari penjelasan tersebut, peneliti memilih menggunakan metode kualitatif karena peneliti berusaha untuk mendeskripsikan suatu gelaja berdasarkan data yang diperoleh langsung dari narasumber terkait dengan objek penelitian. Mengenai objek penelitian yang dimaksud adalah kegiatan promosi yang dilakukan humas. 33 34
Ibid. 5 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS. 2007, 84.
34
Robert K. Yin35 di dalam bukunya yang berjudul “Studi kasus Desain & Metode”, menyatakan: “Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan How atau Why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengkontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bila mana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata”. Studi kasus tunggal ini akan mendeskripsikan strategi humas dalam kegiatan promosi, dimana menggunakan satu obyek (kasus) di satu lokasi, yaitu SMA Plus PGRI Cibinong. Kegiatan promosi humas SMA Plus PGRI Cibinong dalam Mempertahankan Popularitas merupakan kasus yang diangkat penulis. Alasan memilih kasus tersebut karena SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah SMA Model seKabupaten Bogor dan keberhasilan SMA Plus PGRI Cibinong dalam
mempertahankan
popularitasnya
membuat
penulis
tertarik
untuk
mengetahui kegiatan promosi yang dilakukan humas SMA Plus PGRI Cibinong.
3.3 Subyek Penelitian Sebagai subjek dari penelitian ini adalah SMA Plus PGRI Cibinong, karena sekolah ini memiliki keunikan tersendiri dari sekolah-sekolah lainnya yaitu pembelajaran yang berbasis Quantum Learning. Penulis dapat memahami bahwa dalam menentukan key informan dan informan berdasarkan pada karakteristik yang sesuai dengan tujuan penulis atau yang dianggap memiliki informasi yang lebih relevan dengan masalah pokok penelitian.
35
Robert K. Yin. Studi Kasus Desain dan Metode. Terjemahan: M. Djauzi Mudzakir. Jakarta: PT Rajawali Pers. 2008, 1.
35
1.
Key informan adalah “orang utama yang merupakan kunci yang diharapkan menjadi narasumber informasi dalam suatu penelitian”.36 Bapak Arie Sucipto, S. S selaku Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas merupakan key informan dalam penelitian ini. Berdasarkan jabatan beliau, secara langsung melakukan kegiatan humas sebagai tugas sehari-hari di sekolah tersebut. Pencantuman nama telah mendapatkan izin dari Key Informan.
2.
Informan dalam penelitian ini adalah Drs. Agus Rohiman, M. Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Plus PGRI Cibinong, Bpk Iwan Gunawan S,Pd selaku Wakil Kepala sekolah Urusan Kesiswaan, Bpk Rohajon selaku Pembina Teknik komputer Jaringan (TKJ), Bpk Iwan Cakrayana selaku Pembina Multimedia (MM), Bpk Ikhsan selaku Pembina Rancangan perangkat Lunak (RPL), siswa. Pencantuman nama-nama diatas telah mendapatkan izin dari para Informan. Sugiyono37, informan dalam penelitian ini ialah sumber utama yang dapat
memberikan masukan mengenai
kegiatan promosi humas SMA Plus PGRI
Cibinong dalam mempertahankan reputasi. Kriteria dari seorang informan antara lain : a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses ekulturasi, sehingga sesuatu itu tidak hanya diketahui tapi juga dimengerti b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti 36
Rosady Ruslan. Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2008, hal 6
37
Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. 2005 hal 56
36
c. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan hasil ‘kemasannya sendiri’. 3.4 Teknik Pengumpulan data Data penelitian berdasarkan cara perolehan dan sumber data dibedakan menjadi: 1.
Data Primer Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk
menjawab masalah risetnya secara khusus. Data diperoleh langsung dari sumbernya dan diperlukan waktu lebih lama dalam pengumpulannya dibanding data sekunder.38 Teknik pengumpulan data menggunakan: a.
Wawancara mendalam adalah riset yang dilakukan dengan cara melakukan
percakapan
dua
orang
yakni
sumber
informasi.
Wawancara studi kasus bertipe open-ended, dimana peneliti dapat bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fata suatu peristiwa di samping opini mereka mengenai peristiwa yang ada. Pada beberapa situasi,
peneliti
bahkan
bisa
meminta
responden
untuk
mengetengahkan pendapatnya sansdiri terhadap peristiwa tertentu sebagai dasar penelitian selanjutnya.39 Wawancara dengan pihak internal SMA Plus PGRI Cibinong Bapak Arie Sucipto, S. S selaku Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas. 38
Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005, hal 45 Robert K. Yin. Studi Kasus Desain & Metode. Terjemahan: M. Djauzi Mudzakir. Jakarta: PT. Rajawali Pers. 2008 hal 108 39
37
Dalam hal ini mereka terlibat langsung kegiatan-kegiatan kehumasan. Selain itu wawancara pun dilakukan dengan pihak internal lainnya seperti Wakil Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Pembina RPL (Rancangan Perangkat Lunak), Pembina TKJ (Teknik Komputer Jaringan), Pembina Multimedia. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari divisi bagian kehumasan SMA Plus PGRI Cibinong. Data primer merupakan data penelitian berupa informasi-informasi penelitian yang diperoleh secara langsung dari informan melalui wawancara. 2.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah
diolah oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi.40 Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SMA Plus PGRI Cibinong yang berupa data-data perusahaan. Teknik pengumpulan data menggunakan: a. Studi Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan informasi yang berasal dari catatan penting, baik dari lembaga/organisasi maupun perorangan.41 Peneliti mengumpulkan data-data berupa fakta, gambar-gambar dari kegiatan promosi yang dilakukan humas.
40
J. Supranto. Statistik Teori dan aplikasi Edisi 6 Jilid 1. Erlangga. Jakarta: Erlangga. 2000 hal 10 Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Press. 2008 hal 56 41
38
b. Studi Kepustakaan Riset Kepustakaan/Studi Pustaka ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat dan mengolah bahan penelitian.42 Peneliti mengumpulkan data-data dari buku-buku kepustakaan.
3.5 Definisi Konsep dan Fokus Penelitian Konsep dari penelitian ini akan diarahkan kepada rangkaian kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif yang dilakukan humas SMA Plus PGRI Cibinong. Fokus penelitian akan difokuskan pada bauran humas SMA Plus PGRI Cibinong dalam melakukan promosi untuk mempertahankan popularitas. Humas yang dimaksud adalah
bagian struktur organisasi sekolah yang
melakukan suatu kegiatan promosi. Bauran Humas adalah kegiatan promosi yang dilakukan Humas SMA Plus PGRI Cibinong. Promosi yang dimaksud adalah kegiatan Humas SMA Plus PGRI Cibinong dengan tujuan mempertahankan popularitas sekolah. Popularitas yang dimaksud adalah mempertahankan image/citra maupun reputasi sekolah dimata masyarakat. Fokus penelitian mengenai kegiatan promosi yang dijabarkan melalui bauran Public Relations.yang diantaranya yaitu:
42
Mustika Zed. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2004 hal 3
39
1.
Publications Menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
2.
Event (penyusunan program acara) Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk mempengaruhi opini publik.
3.
News (menciptakan berita) Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan bulletin, dan lain-lain yang biasanya mengacu teknis penulisan 5W+1H ( Who, What, Where, When, Why dan How) dengan sistematika penulisan “piramida terbalik”, yang paling penting menjadi lead dan yang kurang penting diletakkan ditengah batang berita.
4.
Community Involvement ( kepeduliannya kepada komunitas) Keterlibatan tugas sehari-hari seorang public relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
5.
Inform or image ( memberitahukan atau meraih citra) Ada dua fungsi utama dari public relations, yaitu memberitahukan kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif dari suatu proses “nothing” diupayakan menjadi “something”. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu
40
menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra. 6.
Lobbying and Negotiations ( pendekatan dan bernegosiasi) Mengadakan pendekatan dengan melakukan keterampilan melobi dan kemampuan
bernegosiasi
untuk
mencapai
kesepakatan
(deal)
atau
memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh sehingga timbul saling menguntungkan (win-win solutions). 7.
Social Responsibility (tanggung jawab sosial) Aspek tanggung jawab sosial dalam dunia public relations adalah cukup penting, tidak hanya mementingkan keuntungan materi bagi lembaga atau organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian kepada masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh simpati atau empati dari khalayaknya. Teori ini dijadikan peneliti sebagai fokus peneltian karena teori ini sangat
mencerminkan strategi yang dilakukan humas. Kelengkapan bauran humas dalam teori ini mencerminkan proses menentukan kegiatan humas, yang sesuai dengan judul penelitian ini. Namun lengkap atau tidaknya kegiatan promosi dalam teori ini dilakukan humas sekolah SMA Plus PGRI Cibinong teruji di hasil akhir.
41
3.6
Teknik Analisis Data Dalam
penelitian
ini,
teknik
analisis
data
yang
dilakukan
dalam
menggambarkan data yang diperoleh dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:43 1. Reduksi Reduksi bukan sesuatu yang terpisah dari analisis karena merupakan bagian dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan
akhir
dapat
digambarkan.
Reduksi
data
terjadi
secara
berkelanjutan hingga laporan akhir. Bahkan sebelum data secara actual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memomemo). 2. Model data (data display) Kita mendefinisikan model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model kualitatif selama ini adalah teks naratif.
43
Elvinaro Ardianto. Metode Penelitian untuk Public Relations: Kuantitatif dan kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2010
42
3. Penarikan/verifikasi kesimpulan Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah
makna
sesuatu,
mencatat
keteraturan,
pola-pola,
penjelasan,
konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-proposisi. (Miles dan Huberman, dalam Emzir. 2010:129-133).
3.7
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemerikasaan data sangat penting untuk mengukur kebenaran data
yang diperoleh, maka dari itu data yang diperoleh di cross-check dengan menggunakan Triangulasi diantaranya yaitu: 1. Triangulasi Sumber Suatu metode yang membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber-sumber yang berbeda. 2. Triangulasi Waktu Suatu metode dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia selalu berubah setiap saat. 3. Triangulasi Teori Suatu metode yang memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap.
43
4. Triangulasi Periset Suatu metode dengan menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara. 5. Triangulasi Metode Suatu usaha periset untuk mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama. 44 Dari penjelasan tersebut
untuk menjamin
keabsahan data peneliti
menggunakan Triangulasi Sumber yaitu memperoleh informasi dari beberapa sumber yang berhubungan dengan penelitian ini.
44
Rahmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009. Hal 100