BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakkan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus 2011. Tempat penelitian di daerah Kabupaten Cirebon (Peta pada lampiran 2) dan laboratorium Struktur Hewan Jurusan Biologi, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
C. Sampel Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah jenis burung merpati balap (Columba livia) yang diperoleh dari beberapa peternak atau penggemar di Kabupaten Cirebon. Spesies terdiri dari 30 Jantan, diperoleh secara purposive dari
48
49
10 Desa di Kabupaten Cirebon kemudian ditentukan dengan acak sederhana diperoleh tiga jantan untuk setiap desa.
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap pendahuluan a. Observasi
lapangan
dilakukan
untuk
mengetahui
keberadaan
dan
perkembangan penggemar Merpati Balap di Kabupaten Cirebon. Pengamat mendatangi penggemar merpati balap yang berada di lapangan yang biasa digunakan untuk latihan dan lomba balapan antar merpati, mendokumentasi dan melihat aktivitas serta melakukan wawancara bebas dengan penggemarpenggemar merpati balap. b. Persiapan penelitian. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakkan dalam penelitian, serta wawancara bebas kepada penggemar merpati balap. Wawancara adalah
proses mendapatkan keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan subyek dengan memakai panduan wawancara. Wawancara yang digunakkan Wawancara bebas (tanya jawab bebas namun pewawancara menggunakan tujuan sebagai pedoman) “Seberapa besar potensi yang dimiliki daerah Kabupaten Cirebon terkait dengan merpati balap?” Cuplikan wawancara yang dilakukan ketika peneliti melakukan observasi sebagai langkah awal penelitian sebelum pengambilan data.
50
2. Tahap Pelaksanaan a. Pengambilan unit sampel, pengambilan unit sampel dilakukan secara purposive sesuai dengan tujuan penelitian, menanyakan kepada penggemar merpati balap yang dapat dipercaya informasinya sebagai langkah awal untuk pengambilan unit sampel kemudian dari informasi yang diperoleh dilakukan pencuplikan unit sampel berikutnya sampai memperoleh unit sampel yang cukup mewakili untuk setiap daerah di Kabupaten Cirebon. Setiap desa atau daerah yang sudah ditentukan menjadi unit sampel, kemudian untuk memperoleh unit populasi dilakukan sampel random sederhana yaitu tiap unit populasi diberi nomor. Kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara random, baik menggunakan random numbers ataupun dengan undian biasa (Nazir, 2005), sehingga diperolah satu jantan dan tiga betina per unit sampling dari setiap daerah. Total sampel yang diperoleh yaitu 10 betina dan 30 jantan jenis merpati balap. Setelah diperoleh secara acak sederhana sampel merpati balap diidentifikasi di tempat masing-masing daerah, dan untuk identifikasi anatomi pembedahan dilakukan di rumah peneliti dan pengamatan anatomi bulu burung dilakukan di Laboratorium Struktur Hewan, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI. Dalam pelaksanaan dicatat waktu, tempat, dan lainlain supaya terhindar dari kekeliruan serta waktu pelaksanaan identifikasi morfologi dan anatomi yaitu ± dua bulan. Beberapa daerah pencuplikan unit sampel ditunjukkan oleh Gambar 3.1.
51
Gambar 3.1 Beberapa Daerah Pencuplikan Unit Sampel (Sumber: dokumentasi pribadi)
b. Identifikasi morfologi. Identifikasi morfologi meliputi ukuran panjang total sayap, paruh (culmen dan tomia mandubula), warna mata (iris), leher (cervical vertebrae), punggung, kaki kanan dan kiri (femur-metatarsus-digit I,II,III,IV), ekor (caudal vertebrae), cere, diameter kepala (orbit), diameter tubuh (body), serta panjang total tubuh. Pengukuran dilakukan menggunakan meteran dengan satuan (cm), untuk memudahkan pengukuran digunakkan metode handling, yaitu memegang merpati dengan posisi jari tengah dan telunjuk menjepit kedua kaki serta ibu jari menjepit ekor, prosedur kerja akan dijelaskan sebagai berikut.
D Wi C Dk
Gambar 3.2. Pengukuran Dengan Metode Morphometric L: Panjang total, Tail: Panjang ekor, W: Panjang sayap, B1: Panjang paruh, C: Cere, B2: Panjang leher, Tar: Panjang tarsus, D: Panjang Digiti, Wi: Warna iris (Sumber: BirdMorpho.svg)
52
Menurut Kent & Carr, 2000 “morfo” berarti bentuk dan struktur, sedangkan morfologi adalah ilmu mengenai bentuk dan anatomi tubuh. Campbell dan Lack, 1985 menyatakan bahwa “morfo” menunjukkan perbedaan
bentuk
spesies
dalam
suatu
populasi
khususnya
pada
polimorfisme. Lebih lanjut dijelaskan bahwa morfologi merupakan ilmu mengenai bentuk yang biasa digunakan untuk mempelajari karakteristik eksternal seperti anatomi. Pengukuran morfologi tubuh dapat dilakukan dengan mengukur ukuran-ukuran tulang tubuh. Istilah tulang digunakan pada suatu kerangka yang menopang tubuh dan tempat perlekatan otot (North & Bell, 1990). Menurut Hafez & Dyer, (1969) ukuran tulang merupakan sifat yang diturunkan. Bentuk tulang dan pelekatan antara struktur internal tulang disesuaikan dengan fungsinya (Campbell & Lack, 1985). c. Identifikasi anatomi. Identifikasi anatomi meliputi identifikasi bentuk struktur bulu plumage, plumulae, dan filoplumae diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 X, 100 X, 400 X, serta penimbangan berat otot pectoralis mayor dan minor dengan satuan (gram). Bulu plumae primer dan sekunder diperoleh dari bagian sayap dan ekor merpati balap, sedangkan bulu plumulae dan filoplumae diperoleh dari bagian tubuh (dada). Bulu tersebut diperoleh ketika burung sudah dimatikan untuk mempermudah ketika dicabut dengan pinset pencabut bulu dari bagian-bagian tubuhnya. Otot pectoralis mayor dan minor diperoleh dari bagian tubuh tepatnya dada burung yang sudah dimatikan memudian dibedah dan dipisahkan antara otot pectoralis mayor dan minor (Gambar 3.13.). Semua kegiatan dicatat dan
53
didokumentasi serta di tempatkan dalam wadah terpisah yang diberi label untuk memudahkan proses penimbangan dan pengamatan selanjutnya.
Otot pectoralis minor
Otot pectoralis mayor
Gambar 3.3. Pembedahan Otot Pectoralis Mayor dan Minor (Sumber: dokumentasi pribadi)
E. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif yaitu mengukur menggunakan pengukuran sederhana terhadap satu spesies yang sama yaitu merpati balap, total 30 ekor jantan diambil nilai rata-ratanya dan melihat, serta mendeskripsikan gambaran bentuk dan struktur dari setiap karakteristik ciri-ciri morfologi dan anatominya terkait dengan kebiasaan yang dimiliki merpati yang dijadikan merpati balap di Kabupaten Cirebon.
54
F. Alur Penelitian
Studi Literatur
Tahap Pendahuluan Observasi dengan Metode Wawancara
Tahap Pelaksanaan 1. Pengukuran morfologi dan anatomi yang dipilih, serta penimbangan otot pectoralis merpati balap. 2. Pengamatan struktur anatomi bulu plumage, plumulae, filoplumae di laboratorium menggunakkan mikroskop.
Pembuatan Laporan
Analisis Data
Laporan
Gambar 3.4. Bagan Alur Penelitian