BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-16 mei tahun 2013. Lokasi pengambilan sampel sumber air minum ini di Lingkungan 1 Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat dengan keadaan dan kondisi masalah yang ada disana. Penelitian dari segi kualitas sumber air ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo dan dari segi Kuantitas sumber air ini dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado. 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan eksperimen murni atau percobaan dimana kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Dengan rancangan one group pretest posttest, Rancangan ini tidak ada kelompok perbandingan (control), tetapi sudah dilakukan observasi pertama (pretest).Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variable yang lain. 3.2 Variabel Penelitian Variabel
penelitian
ini
terdiri
dari
variabel
independen
(yang
mempengaruhi) dan variable idependen (yang di pengaruhi). Klasifikasinya adalah :
27
28
3.2.1 Variabel Independen Variable
independen
(bebas)
yaitu
variabel
yang
diduga
akan
mengakibatkan perubahan pada variable dependen. Yang termasuk dalam variable ini adalah dosis dan waktu. 3.2.2 Variabel Dependen Variable Dependen (terikat) yaitu variabel yang diduga akan mengalami perubahan akibat dari pengaruh variable independen. Yang termasuk dalam variable ini adalah Penurunan Kesadahan. 3.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif Definisi operasional dan kriteria objektif dalam penelitian penurunan kesadahan antara lain adalah : 1. Kesadahan adalah parameter kimia air yang mengandung kation seperti kalsium dan magnesium dalam jumlah yang cukup tinggi. 2. Abu merang adalah hasil pembakaran sempurna / jerami 3. Dosis adalah banyaknya/jumlah abu merang yang digunakan untuk menurunkan kesadahan, dosis antara 10gr/5 ltr, 20gr/5ltr, 30 gr/5ltr. 4. Waktu kontak adalah waktu yang digunakan dalam proses perendaman air kesadahan selama 2 jam dan 4 jam. 3.4 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumber air yang ada di Lingkungan satu Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo sebanyak 148 sumur.
29
3.5 Sampel Sampel penelitian ini sebanyak 7 sumur yang diambil dari 7 titik yang ada di lingkungan satu Kelurahan Buliide yang dengan Teknik Pengambilan sampel di lakukan dengan cara Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan metode penarikan sampel dengan hanya mengambil sampel yang memenuhi kriteria. Penarikan sampel dapat ditarik dari menentukan kriteria sebagai berikut : 1. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terangkau dan akan di teliti (Nursalam; 2008). a. Air sumur yang berdekatan langsung dengan pertambangan kapur b. Efektivitas sabun rendah 2. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan dan mengeluarkan subjek yang memenuhi inklusi dari studi karena dari berbagai sebab, antara lain : a.
Air sumur tidak berdekatan dengan pertambangan kapur
b.
Efektivitas sabun tinggi
3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Pengambilan sampel air Sampel air diambil dari sumber air sumur yang digunakan oleh warga Kelurahan Buliide di lingkungan satu yang diambil pada jam 4 dini hari sebelum warga setempat melakukan aktivitasnya. Dalam mengambil contoh dengan menggunakan galon aqua, dan teknik pengambilan sampel dengan cara membilas galon tersebut dengan air yang akan diambil sebagai sampel sambil dikocok bebearapa kali. Kemudian dibuang sebanyak 3 kali. galon sampel air diisi air
30
sampai penuh kemudian ditutup dan diberi label pada masing-masing galon sampel. 3.6.2 Tahap Persiapan Dalam Tahap persiapan ini yang dilakukan yakni Pembuatan Abu Sekam Padi (ASP): 1. Sekam Padi dikeringkan dengan sinar matahari langsung. 2. Sekam Padi yang telah dikeringkan kemudian diarangkan (karbonisasi) dengan cara disangrai. 3. Setelah Sekam menjadi abu (berwarna abu-abu) diangkat dan disiram air. 4.
Abu Sekam Padi dikeringkan dibawah sinar matahari langsung
5. Abu Sekam Padi siap digunakan. 3.6.3 Pemeriksaan kesadahan air sebelum penyaringan a. Pemekrisaan Kalsium (Ca) 1.
Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 1ml larutan Ammonia(NH3),sehingga timbul kekeruhan karena terbentuknya kalsium karbonat.
2.
Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 1ml larutan asam sulfat encer (H2SO4), sehingga terbentuk endapan putih kalsium sulfat.
3.
Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 1ml larutan kalium kromat (K2CRO4), sehingga tidak terjadi endapan.
31
4.
Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer
tambahkan
1ml
larutan
Ammonium
Oksalat
(H(COOH)2),terbentuk endapan putih kalsium oksalat. 5.
Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 1ml larutan Asam oksalat,sehingga timbulnya kekeruhan.
6.
Mengulang kembali perlakuan1-5 dengan menggunakan sampel yang lain.
b. Pemekrisaan Magnesium (Mg) 1. Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 1ml larutan Ammonia(NH3),sehingga adanya pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih dan seperti Gelatin. 2. Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 1ml larutan Natrium Hidroksida (NaOH), sehingga terbentuk endapan putih Magnesium. 3. Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 1ml larutan dinatrium hydrogen (Na2HPO4), sehingga terbentuk endapan kristalin putih. 4. Mengambil sampel air A sebanyak 3 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer
tambahkan
1ml
(Na2CO3),terbentuk endapan putih.
larutan
Ammonium
Karbonat
32
5. Mengulang kembali perlakuan1-5 dengan menggunakan sampel yang lain. 3.6.4 Pemeriksaan kadar kesadahan air sebelum penyaringan a. Pemekrisaan Kadar Kalsium (Ca) 1.
Mengukur 50 ml sampel air, dimasukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 1ml larutan buffer sadah.
2.
Menambahkan 1 sendok indicator murexide sehingga menjadi warna merah muda.
3.
Metitrasi dengan EDTA 0.01 M sampai terjadi perubahan warna merah muda menjadi violet.
4.
Menghitung banyaknya titrasi yang digunakan Perhitungan : Kalsium (Ca) =
× Ml Titrasi × 0,98 × 0,24 =
mg/ltr
a. Pemekrisaan Kadar Kalsium (Mg) Dalam penentuan kadar magnesium tidak dilakukan pemekrisaan langsung tetapi hanya diperkurangkan dengan jumlah titrasi total dikurangi dengan jumlah titrasi kalsium yaitu: Mg = (∑ Titrasi total- ∑ Titrasi kalsium)×F= 0,98×0,24 = Mg/ltr (Rosman, 2008) 3.6.5 Prosedur Penyaringan Air a. Mempersiapkan Abu sekam Sekam Padi b.
Menimbang Abu sekam Sekam Padi dengan komposisi berat perbandingan 10 gr , 20 gr , 30 gr,
33
c. Memasukkan Abu Sekam Padi yang telah ditimbang kedalam masingmasing wadah yang di gunakan. d. Memasukkan sampel air A sebanyak 5 liter kedalam masing-masing wadah. e. Masing-masing wadah ditutup dan didiamkan selama dua jam dan empat jam , dengan tujuan untuk menghomogenkan air dengan Arang Sekam Padi f. Masing-masing wadah yang telah didiamkan selama 2 jam dan 4 jam dimasukkan kedalam wadah penyaringan. g. Menjalankan aliran air dengan membuka kran air (laju air diperkirakan) h.
Air hasil penyaringan dimasukkan kedalam botol sampel. (dinding botol ditempelkan label keterangan).
i.
Mengulangi perlakuan a sampai i untuk sampel air lainnya .
3.7 Teknik Pengumpulan Data a. Data Sekunder, yaitu penulis memperoleh data sekunder yang ditelurusi dalam dari hasil penelitian maupun literatul yang ada hubungannya dengan objek penelitian. b. Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung terhadap air sumur yang ada di Lingkungan 1 Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Pengumpulan data primer juga menggunakan uji laboratorium, pengujian dilakukan dengan pengukuran di lapangan serta hasil di laboratorium. 3.8 Teknik Analisa Data Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji 2 sampel dependen. Data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji non parametrik.
34
Pada statistic parametrik uji berpasangan artinya satu sampel dilakukan pengukuran dua kali yaitu saat sebelum dan sesudah yang dikenal dengan uji “pair t test” uji ini mempersyaratkan IID, sehingga jika persyaratan tidak terpenuhi, maka harus ada solusi uji statistic lainnya. Uji statistic non parametrik menjadi solusinya yaitu dengan menggunakan uji Wilcoxon.