BAB III METODA PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian 3.1.1
Gambaran Umum Perusahaan Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank Mandiri. Semenjak didirikan, kinerja Bank Mandiri terus meningkat terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp 5,3 Triliun di tahun 2004. Selain itu, Bank Mandiri juga mencatat prestasi penting dengan melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 Milliar lembar saham. Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengalami permasalahan yang mengakibatkan menurunnya kinerja bank. Salah satunya adalah dengan meningkatnya kredit bermasalah, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) net konsolidasi yang meningkat dari 1,60% di tahun 2004 menjadi 15,34% di tahun 2005. Hal ini secara langsung berdampak pada penurunan laba Bank Mandiri secara signifikan dari sebelumnya sebesar Rp 5,3 Triliun di tahun 2004, menjadi Rp 603 Miliar di tahun 2005 atau mengalami penurunan sebesar sekitar 80%. Dari 38
sisi kepercayaan investor di bursa, harga saham Bank Mandiri juga mengalami penurunan dari Rp 2.050 pada Januari 2005 hingga ke level Rp 1.110 pada November 2005. Proses transformasi yang telah dijalankan Bank Mandiri sejak tahun 2005 hingga tahun 2010 secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja Bank Mandiri, tercermin dari peningkatan berbagai parameter finansial. Kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio NPL net konsolidasi yang turun dari sebesar 15,34% di tahun 2005 menjadi 0,62% di tahun 2010. Selain itu laba bersih Bank Mandiri juga tumbuh sangat signifikan dari Rp 0,6 Triliun di tahun 2005 menjadi Rp 9,2 Triliun di tahun 2010. Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai-nilai budaya untuk menjadi pedoman pegawai dalam berperilaku. Bank Mandiri menetapkan 5 (lima) nilai budaya perusahaan yang disebut "TIPCE" yaitu : Kepercayaan (Trust), Integritas (Integrity),
Profesionalisme
(Professionalism),
Fokus
pada
pelanggan (Customer focus), dan Kesempurnaan (Excellence). Kinerja Bank Mandiri yang terus meningkat ini direspon positif oleh investor yang tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara signifikan dari posisi terendah Rp 4.325 per lembar saham pada tanggal 8 Februari 2010 menjadi Rp 8.050 per lembar saham pada 27 Juli 2011. Salah satu upaya untuk mewujudkan visi transformasi lanjutan, Bank Mandiri melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (right issue) pada awal tahun 2011 dalam rangka meningkatkan struktur permodalan. Pada kuartal III tahun 39
2011, permodalan Bank Mandiri telah mencapai Rp 59,7 Triliun sehingga menjadi bank pertama di Indonesia yang meraih predikat sebagai Bank Internasional sesuai kriteria Arsitektur Perbankan Indonesia. Pada periode ini, Mandiri dapat menegaskan diri sebagai lembaga keuangan di Indonesia dengan asset terbesar mencapai Rp 501,9 Triliun, penyalur kredit terbesar mencapai Rp 297,5 triliun, serta penghimpun dana masyarakat terbesar mencapai Rp 376,4 triliun. Kualitas kredit Bank Mandiri juga dapat terjaga dengan baik yaitu sebesar 2,56% untuk NPL gross dan 0,66% untuk NPL netto. Bank Mandiri pada kuartal III tahun 2011 mempekerjakan 27.305 karyawan dengan 1.526 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan 7 kantor cabang/perwakilan/anak perusahaan di luar negeri. Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan jaringan Electronic Data Capture sebanyak 70.616 unit, serta electronic channels yang meliputi Mandiri Mobile, Internet Banking, SMS Banking, e-Toll Card, e-Money dan Call Center 14000. Bank Mandiri juga didukung 6 pilar bisnis anak perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah, pasar modal, pembiayaan, asuransi jiwa, asuransi umum, serta bank fokus di segmen mikro (www.mandiri.co.id).
3.2
Desain Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
deskriptif
yang
menganalisis
pengukuran resiko pasar dari saham PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. yang diwakili oleh resiko harga saham. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang 40
dilakukan terhadap suatu objek yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta sifat - sifat objek penelitian tersebut.
3.3
Variabel Penelitian Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah data historis harga saham
penutupan (close) harian saham BMRI.
3.4
Metode Pengumpulan Data a. Riset kepustakaan, dimana data diperoleh dari sumber data yang sudah tersedia dalam bentuk laporan harian tertulis maupun data dari web site (www.idx.co.id) dan yahoo finance (www.finance.yahoo.com). Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh informasi dan data melalui literatur - literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yang dapat berupa buku, jurnal, halaman web. b. Penelitian lapangan dengan melakukan pengumpulan data sekunder dari internet dan Bursa Efek Indonesia.
3.5
Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang telah disajikan di web Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Yahoo finance (www.finance.yahoo.com) dalam bentuk data time series harian saham penutupan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 41
3.6
Periode Penelitian Periode penelitian dimulai dari tanggal 30 Desember 2010 sampai
dengan 28 Desember 2012. Jumlah hari perdagangan adalah 514 hari.
3.7
Definisi Operasional Resiko Harga Saham adalah kemungkinan kerugian yang dialami oleh
Investor terhadap harga saham yang diperdagangkan di BEI dalam waktu tertentu. Value at risk (VaR) adalah suatu metode pengukuran risiko secara statistik yang memperkirakan kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu instrumen finansial pada tingkat kepercayaan (level of confidence) tertentu. Metode variance covariance adalah salah satu metode Value at Risk yang
dapat
mengukur
potensi
kerugian
maksimal
dari
saham
yang
mengasumsikan bahwa return saham memiliki distribusi normal dalam jangka waktu tertentu dan tingkat kepercayaan tertentu.
3.8
Metode Analisis Data Analisa data dalam penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft excel
dan program Eviews 5.0. Analisa data dilakukan untuk melihat karakteristik dari harga saham BMRI yang merupakan data time series selama 514 hari yang digunakan untuk menghitung potensi kerugian maksimal harga saham BMRI. Metodologi yang digunakan adalah Value at Risk model variance covariance. Value at Risk merupakan metodologi yang dapat mengukur kerugian
42
maksimal dan dapat dinyatakan dalam satuan nilai mata uang bukan dalam bentuk resiko ekspektasi.
3.8.1 Langkah – langkah perhitungan Value at Risk dengan Metode Variance covariance Gambar 3.1 Flowchart Metode Value at Risk Variance Covariance Data Saham Penutupan BMRI
Return
Uji Stasioneritas
tidak Differencing
ya Nilai α Cornish Fisher Expansion
Tidak normal
Normal
Uji Normalitas
α tabel Z
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastis
Homoskedastis
Hitung Standar deviasi Biasa
Hitung Standar deviasi ARCH/GARCH
Hitung Nilai VaR
Kesimpulan
Asumsi dalam perhitungan menggunakan metode variance covariance adalah data return saham berdistribusi normal. Sebagian besar uji yang dilakukan 43
menggunakan bantuan program software Eviews. Berikut langkah – langkah perhitungannya : 1. Menentukan faktor pasar yang akan diobservasi dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan BMRI. 2. Menentukan periode waktu observasi terhadap data saham tersebut. 3. Menghitung return dengan rumus R = Ln
(
Pt +1 Po
)
4. Melakukan uji stasioneritas dengan dengan uji ADF (Augmented Dickey Fuller) test , dimana data dikatakan stasioner apabila noilai ADF lebih kecil dibandingkan nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5%. Bila belum stasioner maka dilakukan differencing hingga data tersebut stasioner. 5. Uji normalitas data dengan test Jarque-Berra, dengan cara membandingkan nilai Jarque Berra dan Chi square (χ2). Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Jarque Berra lebih kecil dari nilai χ2 , namun apabila data tidak berdistribusi normal maka nilai skewness dapat digunakan untuk menghitung nilai Z Koreksi dengan menggunakan rumus Cornish Fisher Expansion (ά). 6. Uji heteroskedastisitas data dengan metode white heteroscedasticity test (no cross) untuk mencari nilai volatilitas (σ) dengan bantuan software Eviews. Data dikatakan heteroskedastis apabila probabilitas lebih kecil dari 5%. Sebaliknya diakatakan homoskedastis apabila nilai probabilitas lebih besar dari 5%. 7. Setelah diketahui nilai α dan σ maka dapat dihitung nilai value at risk dengan menggunakan rumus VaR = Vo x σ x α x √t.
44