Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
BAB III KONDISI UMUM
3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga di mancanegara. Wilayah ini mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan. Julukan kepulauan “Segantang Lada” sangat tepat untuk mengambarkan betapa banyaknya pulau yang terdapat di wilayah ini.
Kondisi Umum
14
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Secara geografis, wilayah Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga terletak antara 2° 00’ Lintang Utara, 1° 20’ Lintang Selatan dan 104° 00’ Bujur Timur- 108° 30’ Bujur Timur, dengan batas-batas sebagai berikut : • Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kabupaten Natuna dan Malaysia Timur
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Provinsi Bangka Belitung • Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kabupaten Karimun, Kota Batam, Kota
Tanjungpinang,
Kabupaten
Indragiri
Hilir
dan
Singapura • Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat
Menurut letak geografis, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga memiliki nilai strategis dan berada dekat dengan jalur pelayaran dunia yang merupakan salah satu simpul dari pusat koleksi dan distribusi barang dunia. Kedekatan ini merupakan salah satu keunggulan komparatif yang dimiliki Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga dalam menghadapi Pasar Bebas.
3.2. Sosial Ekonomi dan Budaya
3.2.1. Kependudukan 3.2.1.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bintan dan Lingga meliputi areal daratan seluas 4.063,85 km2. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2000, penduduknya mencapai 168.947 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 84.492 jiwa dan jenis kelamin perempuan 84.455 jiwa dengan jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Bintan Utara (37.460 jiwa) sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Tambelan (4.162 jiwa). Dengan demikian kepadatan penduduk (perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayahnya) rata-rata sebesar 43 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Kondisi Umum
15
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Tabel 3.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bintan dan Lingga, Tahun 2000 No
Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Singkep Singkep Barat Lingga Senayang Teluk Bintan Bintan Utara Bintan Timur Gunung Kijang Tambelan JUMLAH
Luas Daratan (Km2) 359,93 469,07 892,72 396,00 185,00 627,59 416,00 548,12 169,42 4.063,85
Jumlah Penduduk (Jiwa) LK 12.003 6.452 11.634 8.259 4.094 16.820 16.312 6.788 2.130 84.492
PR 11.822 6.050 10.917 8.131 4.011 20.640 14.595 6.257 2.032 84.455
Jumlah
Kepadatan (Jiwa/Km2)
23.825 12.502 22.551 16.390 8.105 37.460 30.907 13.045 4.162 168.947
66 27 25 41 44 60 74 24 25 43
Sumber : Kabupaten Dalam Angka, Tahun 2000
Tabel di atas memperlihatkan bahwa beberapa kecamatan yang terletak di Pulau Bintan dan berdekatan dengan Kota Tanjung Pinang memiliki kepadatan yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
3.2.1.2 Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk yang terdapat di Kabupaten Bintan dan Lingga pada tahun 2000 mencapai 168.947 jiwa. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 1990 yang berjumlah 142.275 jiwa, maka penduduk pada tahun 2000 mengalami pertambahan sebanyak 26.672 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk dari tahun dari tahun 1990 – 1996 sebesar 1,72 % per tahun. Tahun 1996 sampai 2000 laju perkembangan penduduknya sebesar 1,86 % per tahun. Kondisi ini masih berada di bawah laju pertumbuhan Penduduk Provinsi Riau (4,02 % per tahun). Laju pertumbuhan penduduk tertinggi tahun 1990-1996 ada di Kecamatan Teluk Bintan yaitu sebesar 13,86 % per tahun. Namun pada tahun 1996-2000 perkembangan penduduknya per tahun kecamatan tersebut hanya sebesar 1,81 %. Sebaliknya di Kecamatan Singkep pada tahun 1990-1996 mengalami penurunan sebesar 1,54 % per tahun namun kemudian pada tahun 1996-2000 mengalami pertumbuhan sebesar 1,08 % per tahun.
Kondisi Umum
16
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Pada tahun 1996-2000, laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi terdapat di Kecamatan Bintan Utara (7,19 %), dan di kecamatan lainnya laju pertumbuhan penduduk kurang dari 2,5 % per tahun. Penurunan jumlah penduduk per tahun (tahun 1996-2000) terjadi di Kecamatan Singkep Barat (0,06 %), Kecamatan Tambelan (0,31 %), Kecamatan Lingga (1,01 %) dan Kecamatan Senayang (1,43 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 . Jumlah dan Perkembangan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Riau, Tahun 1990 – 2000 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan Singkep Singkep Barat Lingga Senayang Teluk Bintan Bintan Utara Bintan Timur Gunung Kijang Tambelan Jumlah
Luas Daratan (Km2) 359,926
23.825
LPP (19901996) -1,54
LPP (19962000) 1,08
1990
1996
1997
1998
1999
2000
25.17
22.841
22.847
22.771
22.858
469,074
13.815
12.536
12.82
12.845
12.586
12.502
-1,54
-0,06
892,720
22.98
23.513
23.6
23.681
22.528
22.551
0,39
-1,01
396,000
15.617
17.39
17.435
17.705
16.727
16.39
1,89
-1,43
185,000
4.125
7.555
7.569
7.588
7.622
8.105
13,86
1,81
627,590
17.982
28.531
32.043
32.663
37.007
37.46
9,78
7,19
416,000
27.095
28.435
29.033
29.663
30.364
30.907
0,82
2,11
548,120
11.366
11.928
12.196
12.42
12.732
13.045
0,82
2,26
169,420
4.125
4.214
4.236
4.239
4.219
4.162
0,36
-0,31
4.063,85
142.28
156.94
161.78
163.58
166.64
168.95
1,72
1,86
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 1990 – 2000, Monografi Desa, 1990 – 2000
3.2.1.3. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur
Berdasarkan struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Bintan dan Lingga terlihat bahwa jumlah penduduk usia 5 - 9 tahun (22.022 jiwa) serta usia 10 - 14 tahun (21.129 jiwa) menunjukan jumlah yang tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Kondisi Umum
17
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Tabel 3 .3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Kepulauan Riau, Tahun 2000 N o
Struktur Umur
1 2
STRUKTUR UMUR PENDUDUK PERKECAMATAN (JIWA)
JUMLAH (JIWA)
Singkep
Singkep Brt
Lingga
Senayang
Teluk Bintan
Bintan Utara
Bintan Timur
Gn. Kijang
Tambelan
0-4
2.592
1.254
2.05
1.858
744
4.014
3.925
1.557
406
18.686
5-9
3.24
1.57
2.566
2.271
787
4.882
3.69
1.656
483
22.022
3
10 - 14
3.112
1.556
2.436
1.43
860
4.88
3.977
1.678
458
21.129
4
15 - 19
2.89
1.407
2.136
2.656
952
4.34
2.974
1.255
398
18.961
5
20 - 24
1.902
1.039
1.797
1.01
831
3.74
2.635
1.112
396
13.581
6
25 - 29
1.747
1.01
1.74
1.514
697
2.62
2.346
990
374
13.275
7
30 - 34
1.691
932
1.674
910
551
2.519
2.233
942
256
11.802
8
35 - 39
1.553
863
1.71
607
570
2.438
1.69
713
272
11.122
9
40 - 44
1.235
704
1.611
820
481
2.152
1.548
653
281
9.454
10
45 - 49
1.115
594
1.288
1.003
435
1.42
1.519
641
242
7.927
11
50 - 54
1.017
545
1.52
771
317
1.536
1.518
639
227
7.204
12
55 - 59
947
535
1.057
748
274
1.465
1.455
614
193
6.794
13
> 60
784
493
966
792
606
1.454
1.397
595
176
6.99
Jumlah
23.825
12.502
22.551
16.39
8.105
37.46
30.907
13.045
4.162
168.947
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2000
3.2.1.4 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikannya, penduduk Kabupaten Bintan dan Lingga sebagian besar berpendidikan dasar sampai menengah. Jumlah tamatan tingkat sekolah dasar 41.451 jiwa dan tamatan tingkat menengah pertama sebesar 22.847 jiwa. Sedangkan jumlah pendidikan tingkatan tinggi seperti akademi dan perguruan tinggi menduduki jumlah yang paling kecil, yaitu 2.146 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
3.2.1.5 Struktur Penduduk Menurut Agama Jumlah penduduk menurut agama di Kabupaten Bintan dan Lingga sebagian besar memeluk agama Islam (145.726 jiwa). Agama lain yang dianut seperti Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha serta Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Khusus untuk penganut Kepercayaan jumlahnya paling sedikit yaitu 41 jiwa, dan hanya tersebar di Kecamatan Bintan Timur dan Kecamatan Gunung Kijang. Untuk lebih jelasnya mengenai penduduk menurut agama dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Kondisi Umum
18
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Tabel 3.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kepulauan Riau, Tahun 2000 KECAMATAN Singkep Singkep Barat Lingga Senayang Teluk Bintan Bintan Utara Bintan Timur Gunung Kijang Tambel an Jumlah
BELUM SEKOLAH
TIDAK SEKOLAH
TIDAK TAMAT SEKOLAH
BELUM TAMAT SD
2.914
2.107
3.908
4.026
4.192
1.382
2.47
1.93
2.166
2.031
2.437
5.669
1.698
2.065
1.451
TAMAT SLTA
AKADEMI/ PT
JUMLAH
3.128
3.127
423
23.825
2.202
1.459
841
52
12.502
3.127
7.828
1.066
312
81
22.551
3.831
2.471
4.802
1.202
276
45
16.39
1.81
543
927
2.65
444
256
24
8.105
5.509
2.719
4.183
3.542
9.634
6.842
4.204
827
37.46
4.107
1.128
2.353
6.346
6.73
6.091
3.534
618
30.907
1.62
2.639
1.125
2.121
2.805
1.803
903
29
13.045
687
162
425
684
608
812
737
47
4.162
21.399
17.537
23.967
25.41
41.451
22.847
14.19
2.146
168.947
SD
SLTP
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2000
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Kepulauan Riau, Tahun 2000 NO
KECAMATAN
ISLAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Singkep Singkep Barat Lingga Senayang Teluk Bintan Bintan Utara Bintan Timur Gunung Kijang Tambelan Jumlah
19.55 10.466 21.524 14.57 7.634 31.361 26.591 9.938 4.092 145.726
PROTE STAN
KATHO LIK
BUDHA
211 49 249 65 12 1.789 331 273 8 2.987
199 10 104 1.597 14 1.303 2.148 453 5 5.833
3.86 1.977 674 158 437 3.007 1.828 2.345 57 14.343
HINDU
LAIN
5 8 4 17
5 36 41
JUMLAH 23.825 12.502 22.551 16.39 8.105 37.46 30.907 13.045 4.162 168.947
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2000
Kondisi Umum
19
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
3.2.1.6 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian di Kabupaten Bintan dan Lingga didominasi oleh kegiatan nelayan dengan tenaga kerja sebanyak 28.325 jiwa (42,68 %) dan kegiatan pertanian (petani, peternak, perkebunan) dengan tenaga kerja sebanyak 18.689 jiwa (28,16 %). Mata pencaharian lainnya (seperti pedagang, buruh industri, pegawai negeri dan lainlain) hanya 29,17 % dari jumlah tenaga kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 3.6. Tabel 3.6.Jumlah Penduduk Menurut Jenis Matapencarian di kabupaten Kepulauan Riau, Tahun 2000 MATA PENCAHARIAN DI KECAMATAN TAHUN 2000 NO 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
MATA PENCAHARIAN Petani - Pemilik Tanah - Penggarap Tanah - Buruh Tani Nelayan Pengusaha Sedang/Besar Pengrajin/industri kecil Buruh Industri Buruh Bangunan Buruh Pertambangan Buruh Perkebunan Pedagang Pengangkutan Pegawai Negeri Sipil ABRI Pensiunan (PNS/ABRI) Peternak Jasa Karyawan Lain-lain JUMLAH
Singkep
Sngkp Barat
83 -
1.76 -
128 3.66
Lingga
JUMLAH (JIWA)
Senayang
Teluk Bintan
Bintan Utara
Bintan Timur
Gn. Kijang
Tambelan
1.487
237 -
706 -
396 349
1.378 459
1.464 854
1.442 -
7.466 3.149
263 3.112
200 4.688
9.015
1595
12 228 2.241
868 2.358
584 931
725
212 2.071 28.325
-
-
-
198
-
-
-
-
66
264
222 497 66
162 154 32
502 140 30
-
86 26 -
222 -
401 672 -
194 154 -
62
1.789 1.643 190
109
43
-
-
15
452
-
-
-
619
2.244 395 203
1.776 45 98
285 68
-
175 -
124 760 45
522 -
689 -
51 -
5.355 1.711 414
509
124
415
162
93
576
1.101
202
219
3.401
40
35
23
-
6
160
56
9
-
329
124 81 69 841 24 9.295
38 44 14 116 8 7.824
35 243 594 8.71
164 9.776
18 52 2.772
206 50 614 100 30 6.565
443 1.982 1.91 12.15
38 720 647 6.486
144 86 2.795
884 436 893 3.759 3.463 66.373
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2000
Kondisi Umum
20
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
3.2.2. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Struktur sosial budaya masyarakat Kabupaten Bintan dan Lingga merupakan hasil perjalanan sejarah yang cukup panjang, dari sejak jaman Kerajaan Melayu hingga masa setengah abad lebih setelah kemerdekaan. Pada saat ini penduduk yang mendiami wilayah Kabupaten Bintan dan Lingga berasal dari berbagai suku bangsa, kebudayaan dan golongan sosial. Umumnya masyarakat Kepulauan Riau berasal dari Suku Melayu yang masih kental budayanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti: bahasa melayu, Agama Islam dan berbagai adat istiadat berkenaan dengan lingkaran hidupnya. Masyarakat Melayu terkenal dengan masyarakat yang taat dalam menjalankan Sholat 5 waktu, ramah, mementingkan hidup secara kekeluargaan, dan secara ekonomi tidak agresif
atau
rakus.
Secara
tradisional
masyarakat
melayu
umumnya
bermatapencaharian sebagai petani, berkebun, menangkap ikan dan berdagang. Sedangkan dalam struktur pemerintahan, orang melayu umumnya lebih baik mengabdi sebagai Guru Pendidikan dibandingkan dengan pekerjaan pemerintahan lainnya. Suku lainnya yang cukup banyak terdapat di Kabupaten Bintan dan Lingga adalah masyarakat yang berasal dari Suku Jawa, China, Batak, Bugis, Minangkabau, dan suku lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Kepulauan Riau memiliki heterogenitas suku bangsa yang secara langsung akan merupakan suatu penggerak dan atau sebaliknya dapat menghambat jalannya proses pembangunan. 3.2.3. Kondisi Perekonomian Wilayah Perekonomian suatu wilayah baik secara agregat maupun menurut lapangan usaha dapat dilihat dari angka Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku ataupun harga konstan. Masing-masing harga berlaku dan harga konstan tahun 1993 sebagai tahun dasar. Berdasarkan harga berlaku 1993 nilai PDRB 2000 adalah sebesar Rp.1.781.914,59 juta, mengalami kenaikan sebesar ± 13 % dari nilai PDRB tahun 1999. Sementara berdasarkan harga konstan 1993 nilai PDRB tahun 1999 adalah senilai Rp. 759.918,30 juta, juga mengalami kenaikan sebesar 5,63 %.
Kondisi Umum
21
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, sektor yang mempunyai nilai tertinggi pada tahun 2000 adalah sektor Industri Pengolahan sebesar Rp. 459.492,35 juta, kemudian sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran senilai Rp. 439.954,15 juta. Sedangkan sektor yang nilai terkecil adalah sektor Listrik dan Air senilai Rp. 19.296,74 juta. Bila dibandingkan dengan tahun 1999 semua sektor berdasarkan atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan. Sedangkan nilai PDRB tahun 2000 atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha, sektor yang mempunyai nilai terbesar adalah juga sektor Industri Pengolahan dengan nilai Rp. 202.359,62 juta, selanjutnya sektor juga sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar Rp. 194.277,60 juta. Sedangkan sektor lainnya dengan nilai sebesar di atas Rp. 50.000 juta, kecuali sektor Listrik dan Air hanya senilai Rp. 10.988.91 juta. Untuk lebih jelasnya mengenai nilai PDRB setiap sektor di Kabupaten Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 3.7. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kepulauan Riau, 1998 – 2000 No.
PDRB (Dalam Jutaan Rupiah) Lapangan Usaha
1998
1999
2000
1.
Pertanian
113.359,78
129.399,42
141.630,26
2.
Pertambangan Dan Penggalian
166.981,09
172.467,25
191.902,81
3.
Industri Pengolahan
364.729,68
402.037,76
459.942,35
4.
Listrik dan Air
14.638,21
16.431,36
19.296,74
5.
Bangunan
121.234,37
135.540,68
157.332,37
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
324.132,39
382.536,26
439.954,15
7.
Pengangkutan Dan Komunikasi
114.258,61
126.515,80
140.234,41
8.
Keuangan, Persewaan Dan Jasa
93.662,60
87.225,74
94.935,81
9.
Jasa-Jasa
117.093,69
124.751,20
136.685,69
1.430.090,42
1.576.905,47
1.781.914,59
PDRB
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Riau
Kondisi Umum
22
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Tabel 3. 8. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (1993) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kepulauan Riau, 1998 – 2000 No.
Lapangan Usaha
PDRB (Dalam Jutaan Rupiah) 1998
1999
2000
1.
Pertanian
46.722,16
48.790,23
50.485,42
2.
Pertambangan Dan Penggalian
45.079,46
45.316,00
46.948,91
3.
Industri Pengolahan
171.749,59
187.383,06
202.359,62
4.
Listrik dan Air
6.650,06
10.362,91
10.988,91
5.
Bangunan
63.057,92
65.784,02
69.087,03
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
176.139,84
182.952,48
194.277,60
7.
Pengangkutan Dan Komunikasi
60.437,15
62.402,32
66.686,18
8.
Keuangan, Persewaan Dan Jasa
55.489,00
51.611,57
52.383,88
9.
Jasa-Jasa
62.120,93
64.839,25
66.700,75
687.446,11
719.441,84
759.918,30
PDRB
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Riau
Di samping itu, dapat juga dikemukakan tentang PDRB per kapita untuk Kabupaten Kepulauan Riau. Menurut harga berlaku, PDRB per kapita tahun 2000 adalah Rp. 4.760.000,00. Sementara bila dilihat berdasarkan harga konstan tahun 1993 maka PDRB per kapita tahun 2000 adalah Rp. 2.170.000.
3.3. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga terdiri dari tata guna lahan untuk kampung, industri, sawah, tanah kering, kebun campuran, perkebunan, hutan, hutan kosong/rusak, perairan dan tataguna lainnya. Lebih dari separuh kawasan merupakan tanah kering, sehingga kawasan ini kebanyakan dipergunakan untuk lahan perkebunan oleh masyarakat (sayuran, buah-buahan, dan karet). Hampir sebelas persen kawasan Kabupaten dan Kabupaten Lingga msih berhutan, dan hutan yang telah rusak mencapai hamper sepuluh persen dari luasan kedua kabupaten ini. Luasan setiap tata gunan lahan di Kabupaten Bintan dan Lingga dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Kondisi Umum
23
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Table 3.9. Tataguna lahan di Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga No.
Tata Guna Lahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kampung/Permukiman Industri Sawah Tanah Kering Kebun Campuran Perkebunan Hutan Semak, Padang Rumput Hutan Kosong, Rusak Perairan dan Lainnya
Luas 77.706,50 4.040,70 1.406,00 428.949,00 0,00 44.937,00 92.010,10 0,00 79.696,20 110.030,50
Sumber : BPS Kepulauan Riau tahun 2003
Kondisi Umum
24