BAB II URAIAN TEORITIS II.1
Komunikasi Dan Komunikasi Massa
II.1.1 Definisi Komunikasi Secara epistemologi, istilah kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni communication dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Jika diartikan secara sederhana, berarti sebuah proses komunikasi yang bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna dan pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Menurut Dr. Everett Keinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya dengan bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2003: 1). Beberapa pakar menilai bahwa komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang yang hidup bermasyarakat. Suatu teori dasar biologi mengatakan bahwa yang mendorong manusia untuk berkomunikasi adalah
kebutuhan
untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya
dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Teori tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Wilbur Schramm bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek itu saling melengkapi dalam pelaksanaannya. Harold D.Laswell menyebutkan tiga fungsi yang menyebabkan manusia berkomunikasi, yaitu: 1. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya 2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya 3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi
25 Universitas Sumatera Utara
26
Harold juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan efek apa”. Dari definisi komunikasi yang telah diuraikan sebelumnya, pada dasarnya komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi yakni sebagai proses, sebagai simbolik, sebagai sistem, dan sebagai multi-dimensional. Maka tidak heran bila komunikasi juga mempunyai tujuan yang sangat universal. Tujuan dari sebuah proses komunikasi yaitu: 1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude) 2. Untuk mengubah opini dan/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Untuk mengubah prilaku (to change the behaviour) 4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society) Selain itu, komunikasi juga memiliki fungsi: 1. Untuk menginformasikan (to inform) 2. Untuk mendidik (to educate) 3. Untuk menghibur (to entertain) 4. Untuk mempengaruhi (to influence)
II.1.2 Unsur-unsur Komunikasi Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan seseorang yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan dimengerti. Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya menyertakan unsur-unsur berikut:
Universitas Sumatera Utara
27
1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau source, sender, atau encoder. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau propaganda. Sering disebut juga sebagai message, content, atau informasi. 3. Media Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Termasuk juga telepon, surat kabar, dan media massa lainnya. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima biasanya terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai bahkan negara. Sering juga disebut sebagai khalayak, sasaran, komunikan, atau audience. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai macam
Universitas Sumatera Utara
28
masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biasa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetaoi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Aristoteles mengatakan suatu pesan akan terlaksana dengan baik hanya cukup dengan tiga unsur saja, yaitu sumber, pesan, dan penerima. Sedangkan Claude E.Shannon dan Warren Weaver (1949) menyatakan bahwa proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. (Cangara, 2003: 22)
Universitas Sumatera Utara
29
II.1.3 Fungsi Komunikasi Karlinah, dalam Karlinah, dkk (1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah (dalam Ardianto, 2004: 19): 1. Fungsi informasi Media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. 2. Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara yang mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku pada pemirsa atau pembaca. 3. Fungsi mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. 4. Fungsi proses pengembangan mental Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain.
Universitas Sumatera Utara
30
5. Fungsi adaptasi lingkungan Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut. 6. Fungsi memanipulasi lingkungan Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.
II.1.4 Definisi Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak definisi itu, ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa yang dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern. Komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Dalam hal ini, juga perlu membedakan massa dalam arti umum dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Massa dalam komunikasi massa
Universitas Sumatera Utara
31
lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan prilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, atau pembaca. Dalam komunikasi massa, kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disc, dan buku). Definisi yang dikemukakan diatas menekankan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Intinya adalah dalam proses komunikasi massa disamping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan atau menyebarkan informasi. Media massa tidak berdiri sendiri. Didalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada audiensnya. Mereka yang bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertainya. Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri, dilihat dari sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas, sedangkan dari sifat
Universitas Sumatera Utara
32
penyebarannya pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak, dan luas (Cangara, 2003: 27) Komunikasi massa juga memiliki jumlah sasaran ataupun komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Sejarah dan penggambaran media massa sudah cukup menjadi bukti bahwasanya segala unsur komunikasi massa akan kita rasakan melalui media massa. Ini dikarenakan sumber dari komunikasi massa bukanlah seorang individu ataupun satu orang, melainkan suatu organisasi formal dan pengirimnya adalah komunikator profesional. Pesan yang disampaikan beraneka ragaman dan pesan tersebut merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan satu arah yang tercipta, jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan lebih mengarah kepada interpersonal, bahkan juga terkadang bersifat non moral dan kalkulatif, artinya komunikator tidak bertanggung jawab atau konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijual belikan dengan uang ataupun menukarnya dengan perhatian tertentu (McQuail, 1996: 33). Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima saluran media massa seperti televisi, surat kabar, radio, majalah, atau film. Definisi sederhana dari komunikasi massa juga dikemukakan oleh Bitner, yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Terlihat bahwa hal penting dalam komunikasi massa adalah media massa itu sendiri. Itu artinya, jika suatu pesan disampaikan kepada khalayak yang
Universitas Sumatera Utara
33
jumlahnya cukup banyak sekalipun, jika tidak menggunakan media massa maka tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi massa. (Wiryanto, 2004:3). Gerbner (1967) dalam bukunya “Mass media and human communication theory“ mendefinisikan komunikasi massa sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan pada teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berlanjut serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Ia menekankan bahwa komunikasi massa itu akan menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).
II.1.5 Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect). Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with what effect (Effendy,2005:10): 1. Who (sumber atau komunikan) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah.
Universitas Sumatera Utara
34
2. What (pesan) Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak. 3. Which (saluran atau media) Menyangkut
pada
peralatan
mekanik
yang
digunakan
untuk
menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film, dan internet. 4. Whom (penerima atau mass audience) Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar diberbagai lokasi tidak dilakukan dengan
tatap
muka
dan
tidak
terikat
ditempat
yang
sama;
(2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa) 5. What (unsur efek atau akibat) Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan
dengan
jumlah
khalayak
secara
keseluruhan
yang
merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh
Universitas Sumatera Utara
35
khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed.
II.1.6 Ciri-ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu, seperti: 1. komunikator bersifat melembaga Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang
dikemukakan
oleh
komunikator
biasanya
untuk
mencapai
keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. 2. komunikan bersifat heterogen Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. pesannya bersifat umum Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
36
4. komunikasinya berlangsung satu arah Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback). 5. menimbulkan keserempakan Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan. 6. mengandalkan peralatan teknis Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 7. dikontrol oleh gatekeeper gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
II.1.7 Fungsi Komunikasi Massa Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai: 1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya.
Universitas Sumatera Utara
37
2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar dari media massa. 4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal. 6. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran. 7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup. 8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat(Effendy, 2004: 27-28).
II.2
Teknologi Informasi Teknologi Informasi mencakup sistem-sitem komunikasi seperti satelit
siaran langsung, kabel interaktif dua-arah, penyiaran bertenaga rendah (low-ower broadcasting), komputer (termasuk personal computer dan Notebook), dan televisi (termasuk video disk dan video tape cassette), teknologi informasi yang
Universitas Sumatera Utara
38
dimaksudkan adalah cara-cara mengumpulkan, menyimpan, mengolah, atau menelusuri informasi (Nasution,1990:5). Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa “revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif minicomputer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seseorang dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah komputer. Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaanya telah menghilangkan garis-garis batas antarnegara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain, karena batasan atarnegara tidak dikenal dalam dunia maya. Penerapan teknologi, seperti LAN, WAN, Globalnet, Intranet, Internet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat (Bungin,2006:143). Dalam banyak kesempatan pertemuan baik di dalam dan di luar negeri banyak orang yakin bahwa mengakses segala informasi itu menjadi dasar yang akan mendidik bangsa dengan lebih mudah dan murah, meningkatkan sikap positif terhadap segala yang baik dan berguna, bermoral, berakhlak, kerja leih efisien dan produktivitas lebih nyata, berbudaya, damai, mengurangi konflik, dan kerjasama (Febrian, 2005:3).
Universitas Sumatera Utara
39
II.3
Teknologi Komunikasi Perkembangan teknologi elektronik mendorong semakin berkembangnya
teknologi komunikasi. Kemajuan teknologi di bidang komunikasi dan informasi berkembang luar biasa dengan banyaknya penemuan-penmuan baru. Diawali dengan transistor, kemudian berkembang ke microchip, sistem komunikasi satelit dan lain-lain. Perubahan terbesar di bidang komunikasi sejak munculnya televisi adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Internet merupakan bagian dari komunikasi digital. Komunikasi digital juga mencakup elemen yang tidak ada di internet, seperti CD-ROM, multimedia, atau perangkat lunak komputer VR/Virtual Reality yaitu gambar tiga dimensi yang seperti nyata (Severin dan Tankard, 2007: 443). Laju perkembangan teknologi komunikasi telah memperlancar arus informasi dari dan ke seluruh penjuru dunia. Kemajuan teknologi di bidang komunikasi telah meningkatkan mobilitas sosial, mempermudah orang untuk saling berhubungan. Dengan kemajuan teknologi komunikasi manusia mampu mengatasi jarak tempat dan waktu, dunia seolah-olah menjadi sempit, sehingga sering disebut dunia sebagai a global village. “Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi komunikasi” adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. “Komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan “kebersamaan dalam makna” (common in meaning). Dengan demikian teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
40
II.4
Internet Perubahan terbesar dibidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak
munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet (Severin dan Tankard,2007:443). Sayling Wen, 2001 menjelaskan sekarang ini yang terpenting dan paling luas adalah internet, yang menghubungkan komputer-komputer pribadi yang paling sederhana hingga komputer super yang paling canggih, inilah struktur jaringan komputer yang saling berhubungan (Bungin, 2006:136). Lahirnya era komunikas interaktif ditandai dengan terjadinya diversivikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet (Bungin, 2006:113). Internet merupakan salah satu solusi luar biasa yang pernah diciptakan oleh manusia, informasi apapun dan dari manapun memungkinkan untuk didapatkan melalui teknologi ini (Febrian,2005:1). II.4.1 Sekilas Mengenai Internet Internet berasal dari kata Interconecction Networking
yang berarti
jaringan yang saling berhubungan. Disebut demikian karena internet merupakan bantuan jalur telekomunikasi (Akbar, 2005:10). Selain itu, internet juga merupaan kumpulan dari manusia-manusia secara aktif berpartisipasi sehingga membuat internet menjadi sumber daya informasi yang sangat berharga (Febrian,2005:22). Jalur komunikasi ini berfungsi mengatur integrasi dan komunikasi jaringan internet adalah sebuah protokol yang biasa disebut TCP/IP, TCP singkatan dari Transfer Control protocol sementara IP singkatan dari Internet Protocol. TCP berguna memastikan bahwa semua koneksi bekerja secara semestinya, sementara
Universitas Sumatera Utara
41
IP berfungsi melakukan transfer data dari sebuah komputer ke komputer lainnya sehingga TCP/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik untuk transmisi data atau memilih rute alternatifnya jika suatu rute tidak fisibel untuk transmisi data(Akbar,2005:10). Pada awalnya internet berasal dari beberapa komputer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk sebuah jaringan (network). Kemudian jaringan jaringan tersebut saling dihubungkan lagi sehingga membentuk internetwork. Untuk bisa berhubungan dengan jaringan inter-network tersebut, sedikitnya kita harus mempunyai terminal(komputer)yang mempunyai sambungan ke jaringan lain. Langkah awalnya dimulai dengan gebrakan besar yang dilakukan di UCLA, sewaktu komputer pertama di koneksikan ke ARPANET. ARPANET sendiri dikoneksikan ke empat site, satu diantaranya ke UCLA, selanjutnya ke Stanford Research Institute (SRI), UC Santa Barbara, dan University of Utah. Internet mulai digunakan untuk kepentingan akademis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi tersebut di awa 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan. Pada mulanya jaringan interkonekasi ini disebut DARPA Internet, tetapi lama kelamaan disebut sebagai internet saja (Febrian, 2005:21). Internet sendiri masuk keIndonesia pada tahun 1994 dimana sebeumnya pada tahun 1980-an telah berdiri suatu jaringan yan menhubungkan 5 Universitas yang disebut dengan UNInet dan pada Jun 2004 jaringan Iptek nasional IPTEK net
menjadi
Internet
Service
Provider(ISP)
pertama
di
Indonesia
(Febrian,2005:22).
Universitas Sumatera Utara
42
Menurut Febrian (2005:22) Saat ini, terdapat lebih dari 4 juta host interet di seluruh dunia. Sejak tahun 1988, internet tumbuh secara eksponensial, yang ukurannya kira-kira berlipat ganda setiap tahunnya. Istilah internet pada mulanya diciptakan oleh para pengembangnya karena merka memerlukan kata yang dapat menggambarkan jaringan dari jaringan-jaringan yang saling terkoneksi yang mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan komputer di dunia yang selurhnya terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran telepon, masing-masing pihak juga dapat berkomunikasi karena menggunakan bahasa yang umum dipakai. II.4.2. Pemanfaatan internet Perkembangan internet yang begitu memukau dan begitu cepat dengan varian-varian programnya menjadikan bumi ini berada dalam cengkeraman teknologi (Bungin,2006:135). Febrian (2005:29) mengatakan dewasa ini, penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan bahkan keagamaan. Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Aneka refensi, jurnal, referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang diplubikasikan melalui internet tersedia daam jumlah yang berpelimpah. Para mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerakan tugas-tugas kuliah. Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan dapat segara ditemukan (Febrian,2005:30).
Universitas Sumatera Utara
43
Menurut Syafrizal (2005:14) dalam bukunya menyebutkan manfaat jaringan komputer (internet) bagi user dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu untuk kebutuhan perusahaan dan jaringan untuk umum. Untuk perusahaan : 1. Resource sharing yang bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya data, bisa digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan tanpa terpengaruh oleh lokasi resource dan pemakai. 2. Keandalan tinggi (High realibility) yang diperoleh karena tersedianya sumber daya alternatif. 3. Menghemat uang (Saving money) komputer berukuran kecil mempunai rasio harga/kinerja yang lebih baik dibanding dengan komputer yang lebih besar. Untuk Umum : 1. Akses informasi yang berada di tempat lain (seperti akses berita hari ini, info e-government, e-commerce atau e-business) semuanya up todate. 2. Komunikasi orang ke orang (person to person seperti e-mail, chatting, video conference dll). 3. Hiburan interaktif (seperti nonton acara tv online, radio streaming, download film atau lagu dll).
II.4.3 Manfaat Dan Kekhawatiran Internet Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa internet merupakan jaringan yang mampu menjangkau penggunanya dimana saj, kapan saja dan bagi siapa saja,
sejauh fasilitas dan
infrastrukturnya tersedia,
sehingga
pengguna
Universitas Sumatera Utara
44
memungkinkan berkomunikasi secara global. Berikut ini beberapa manfaat internet bagi penggunanya : Manfaat umum 1. Memudahkan penggunanya berkomunikasi secara global 2. Penyampaian dan penerimaan informasi sangat cepat dan biayanya relatif murah. 3. Dapat mengakses dan men “download” berbagai informasi yang diperlukan, yang tidak didapatkan dari media cetak. 4. Menambah jaringan komunikasi. Manfaat khusus 1. Internet dapat digunakan sebagai media promosi perusahaan. 2. Dapat digunakan sebagai media transaksi secara online. 3. Mempermudah dan mempercepat pengiriman dan penerimaan informasi, seperti laporan, proposal, surat, memo, dan lain-lain. 4. Dapat digunakan untuk konferensi jarak jauh. Misalnya antara kantor pusat dengan perusahaan afiliasinya di luar negeri. Tidak hanya terfokus pada kelebihannya saja namun juga banyak hal-hal lain di dunia internet yang ditawarkan yakni juga menyimpan kekurangan. Berlimpahnya informasi yang tersedia dan bermacam-macam sumber membuat para netters harus jeli dalam memilah-milah (Febrian,2005:31). Kehawatiran Internet Internet memberikan manfaat yang cukup besar bagi kemudahan penggunanya, selain juga dapat menumbulkan berbagai kekhawatiran terhadap berbagai pihak, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
45
1. Menyebarnya berbagai paham dan idiologi atau pandangan yang tidak sesuai dengan paham atau idiologi yang dianut oleh suatu masyarakat. 2. Pengguna yang masih dibawah umur (belum dewasa) dapat dengan mudah membuka atau akses ke alamat website yang tidak layak diakses bagi mereka. 3. Munculnya website yang berkaitan dengan tindakan-tindakan yang membahayakan diri sendiri, misalnya bagaiaman merkait bom, bagaimaan melakukan bunuh diri, dan lain-lain, yang tentnya mengkhawatirkan banyak orang. 4. Adanya pengguna yang iseng yang dapat mengacak-acak web sites orang atau lembaga lain, yang dapat berakibat fatal, misalnya rusaknya sistem operasi
atau
rusaknya
data
yang
tersimpan,
atau
dicuri
(http://www.stekpi.ac.id/skin/kombis/Bab%2xI@20-%201.pdf).
II.4.4 Internet Sebagai Media Komunikasi Pertumbuhan
dramatis
internet
telah
mempresentasikan
gagasan
“mediamorfosis” oleh Roger Fidler yang berarti sebagai perubahan bentuk media komunikasi yang biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari kebutuhankebutuhan penting, tekanan-tekanan kompetitif dan politis dan inovasi-inovasi sosial dan teknologi (Severin dan Tankard,2007:459). Internet telah membentuk ruanf fan waktu baru, yang bersifat nirjanak dan nirwaktu, yang disebut cyberspace. Hampir semua media komuniaksi saat ini yang kita kenal akhirnya berkonvergensi menyatu membuat internet disebut sebagai multimedia. Sebagian buku megelompokkan internet yang multimedia
Universitas Sumatera Utara
46
sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antarpribadi. Kedua pendapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirnya. Karena,kedua endapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakikat internet yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media masa, misalnya ketika seseorang berkunjung ke majalah elektonik Tempo Online. Pada tataran lain ia adalah media natar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektronik ke seorang teman, misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau mengkajinya (Vardiansyah, 2004:106). Survei penelitian Perse dan Dunn (1995) dalam Severin dan Tankard (2007,362) menyebutkan tentang surveinya mengenai penggunaan komputer adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan Internet, atau yang oleh para penulisnya disebut sebgai konektivitas komputer. Orang yang menggunakan komputer sebagai saran komunikasi elektronink untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut: pembelajaran, hiburan, interaksi sosial, pelarian, melewatkan waktu dan lepas dari kebiasaan. Profesor Gabriel Weimann, guru besar Ilmu Komunikasi pada Universitas Haifa, Israel mengemukakan bahwa para ilmuwan perlu mencermati secara serius adanya kecenderungan yang kini terjadi di media internet yang dinamakan narrowcasting yang berbanding terbalik dengan broadcasting. Yang artinya sebagai penyebaran informasi untuk kalangan terbatas, bukan ditujukan untuk publik
sebagaimana
peran
yang
dilakukan
dunia
penyiaran
konvensional(broadcasting) (Majalah Dictum, hal 2, Desember 2007).
Universitas Sumatera Utara
47
Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangan-kalangan tertentu dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities). Ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok yang diapakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi (Severin dan Tankard, 2007:447).
II.4.5 Detik.com Detik.com adalah sebuah portal web yang berisi mengenai berita aktual dan artikel daring di Indonesia. Detik.com merupakan salah satu situs terpopuler di Indonesia, Detik.com hanya mempunyai edisi online. Detik.com sebenarnya sudah dapat diakses pada 30 Mei 1998 tetapi baru mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Detik.com didirikan oleh Bodiono Darsono(eks wartawan DeTik),Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (eks wartawan Tempo) dan Didi Nugrahadi. Semula Detik.com terfokus pada berita politik, ekonomi dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai stabil dan ekonomi membaik, Detik.com memutuskan untuk melampirkan berita hiburan dan olahraga. Dari hal tersebutlah tercetus keinginan membentuk sebuah situs berita tidak menggunakan karakterisktik media cetak yang harian,mingguan ataupun
bulanan.
Detik.com
menyediakan
berita
breaking
news
(http://id.wikipedia.org/wiki/DetikCom). Detik.com merupkan situs informasi yang memiliki pengunjung paling banyak di Indonesia. Seperti data yang dikemukakan oleh Alexa.com sebuah situs survei mengenai pengunjung situs-situs di internet bahwa Detik.com masuk dalam peringkat 10 besar situs yang diakses oleh pengguna internet yang ada di Indonesia. Detik.com juga merupakan situs berita yang paling banyak diakses di
Universitas Sumatera Utara
48
Indonesia mengalahkan pesaing-pesaingnya seperti Kompas.com, VivaNews.com ( http://www.alexa.com/topsites/countries/ID). Detik.com banyak menyediakan fitur-fitur : -
detikNews
-
detikOto
-
detikFinance
-
detikFood
-
detikHot
-
detikHealth
-
detiki-Net
-
detikFoto
-
detikSport
-
detikTV
Universitas Sumatera Utara
49
Gambar 1. Tampilan Halaman Utama Detik.com Situs Detik.com memiliki banyak fitur, dimana fitur-fitur utamanya adalah : -
detikNews
-
detiki-Net
-
detikFinance
-
detikSport
-
detikHot
-
detikOto
Universitas Sumatera Utara
50
-
detikFood
-
detikFoto
-
detikHealth
-
detikTV
detiki-Net merupakan salah satu bagian terlama dan terbesar dari situs Detik.com , dimana portal tersebut sudah ada sejak pertama kali Detik.com dibuat pada tahun 1998. detiki-Net adalah portal yang memuat semua informasi mengenai Teknologi Informasi, didalamnya terdapat lagi beberapa bagian yang diabagi
berdasarkan
berita
Teknologi
yang
ada
di
dalamnya.
Gambar 2. Tampilan Detiki-Net
Universitas Sumatera Utara
51
Keterangan: 1. News Dalam bagian ini terdapat informasi-informasi terbaru mengenai Teknologi Informasi, meliputi perkembangan teknologi terbaru, pertauran baru mengenai Teknologi. 2. Gadget Dalam bagian ini memuat mengenai ulasan tentang gadget-gadget atau perangkat terbaru sekaligus fitur-fitur terbaru mengenai produk lama yang diupgrade. 3. Games Ulasan mengenai game-game yang beredar serta game terbaru, berita disini bervariasi mulai dari cara membuat game, memainkan ataupun kelemahan dari sebuah game. 4. Produk Pilihan Dalam bagian ini terdapat informasi mengenai produk-produk terbaik menut Detiki-Net serta produk yang bekerja sama dengan Detik.com 5. Forum Dalam kolom ini disediakan tempat untuk berdiskusi antar pengunjung Detiki-Net membahas mengenai berita-berita terbaru mengenai Teknologi serta masalah yang dihadapai oleh para pengunjung mengenai Perangkat kepunyaan mereka. 6. Indeks Bagian ini adalah merupakan daftar isi dari berita-berita dalam Detiki-Net baik yang sedang ditayangkan ataupun berita yang sudah lewat.
Universitas Sumatera Utara
52
II.5
Teori Kebutuhan & Motivasi Penggunakan Media Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan
makhluk hidup dalam aktifitas-aktifitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha(http://id.wikipedia.org/kebutuhan). McQuail dkk berpendapat bahwa kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dam bahwa media massa sekalipun “ kadan-kadang dapat membantu membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan tertentu yang berhubungan dengan situasi sosialnya” (Lull,1998:117). Aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari untuk mencapai sasaran tertentu biasanya akan melalui proses pemuasan akan kebutuhan. Jika seseorang merasa kesepian dan ingin bersosialisasi, tetapi malu dan terhalang dalam situasi sosial, dia dapat berpaling pada media untuk mendapatkan interaksi tidak langsung
dan kemudian
kebutuhannya pun terpuaskan sesuai apa yang dinikmatinya di media yang ia tunjuk. Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media. Sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut dalam rangka memuaskan kebutuhan dalam penggunaan mereka terhadap media massa maka dikaitkanlah motif-motif tertentu dalam tindakan sosialnya. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam
Universitas Sumatera Utara
53
melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2004: 87). Motif adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motif dan tingkah laku sangat berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang juga bisa termotivasi untuk bertingkah laku. Idealnya, kita tidak berpengalaman tinggi dalam gerakan, tetapi kita juga berkesempatan untuk bertingkah laku dengan maksud memenuhi kebutuhan. Barelson (1989) mengemukakan alasan khalayak membaca surat, alasan tersebut ternyata terbagi ke dalam lima kategori yaitu membaca untuk memperoleh informasi, membaca untuk memperoleh prestise sosial, membaca untuk melarikan diri dari ketegangan atau stress, membaca sebagai kebutuhan sehari-hari, dan membaca untuk megetahui keadaan lingkungan sosial Jika dihubungkan dengan penggunaan media, motif seorang angaota kahalayak adalah untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fungsi media itu sendiri. Adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan Uses and Gratification adalah: 1. Informasi
− Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia
Universitas Sumatera Utara
54
− Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
− Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum − Belajar, pendidikan sendiri 2. Identitas diri
− menemukan penunjang nilai-nilai pribadi − menemukan model prilaku − mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) − meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Integrasi dan interaksi sosial
− menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial − memperoleh teman − memperoleh pegetahuan tentang orang lain, empati sosial 4. Hiburan
− melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan − bersantai − memperoleh kenikmatan jiwa (Mc Quail, 1996: 72).
II.6. Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratifications. Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati.
Universitas Sumatera Utara
55
Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak (What do the media do to people?). Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama
bukanlah media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Effendy, 2003:289). Model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past
(Swanson, 1979), yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum
hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah
uses and gratifications,
penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komunikasi media diarahkan oleh mot if (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivty); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Dalam Rakhmat (2005:205), Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, uses and gratificaions meneliti asal mula kebbutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumbersumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau
Universitas Sumatera Utara
56
keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Blumler dan Katz 1974 menjelaskan bahwa mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini: 1. Khalyak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalama proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalyak artinya, oang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus diangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawankawan dan mereka menemukan empat tipilogi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – persons interactions sebagai berikut (Severin dan Tankard, 2007:356): 1. Pengalihan – pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi.
Universitas Sumatera Utara
57
2. hubungan personal manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan. 3. identitas pribadi atau psikologi individu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya. 4. pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu. Dalam kajian yang dialkukan oleh Frank Biocca dalam artikelnya yang berjudul “Opposing Conceptions of the Audience : The Active and Passive
Hemispheres of Communication Theory”(1998), yang kemudian diakui menjadi tulisan paling komprehensif mengenai perdebatan tentang khalayak aktif versus khalyak pasif, ditemukan beberapa tipologi dari khalayak aktif. Pertama adalah selektifitas (selectivity). Khalayak aktif dianggap selektif dalam proses konsumsi media yang mereka pilih untuk digunakan. Merka tidak asal-asalan dalam mengkonsumsi media, namun didasari alasan dan tujuan tertentu. Misalnya, kalangan bisnis lebih berorientasi mengkonsumsi Majalah Swasembada dan Harian Bisnis Indonesia untuk mengetahui perkembangan dunia bisnis, penggemar olahraga mengkonsumsi Tabloid Bola untuk mengetahui hasil berbagai pertandingan olah raga dan sebagainya. Karakteristik kedua adalah utilitarianisme (utilitarianism) di mana khalayak aktif dikatakan mengkonsumsi media dalam rangka suatu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu yang mereka miliki. Karakteristik yang ketiga adalah intensionalitas (intentionality), yang mengandung makna penggunaan secara sengaja dari isi media. Karakteristik yang
Universitas Sumatera Utara
58
keempat adalah keikutsertaan (involvement) , atau usaha. Maksudnya khalayak secara aktif berfikir mengenai alasan mereka dalam mengkonsumsi media. Yang kelima, khalayak aktif dipercaya sebagai komunitas yang tahan dalam menghadapi pengaruh media (impervious to influence), atau tidak mudah dibujuk oleh media itu sendiri. Khalayak yang lebih terdidik (educated people) cenderung menjadi bagian dari khalayak aktif, karena mereka lebih bisa memilih media yang mereka konsumsi sesuai kebutuhan mereka dibandingkan khalayak yang tidak terdidik (http://komunikasimassa-umy.blogspot.com/2005/11/teorimedia-dan-khalayak-dalam.html). Penggunaan media merupakan aktifitas dari individu sebgai upaya pemenuhan kebutuhan media massanya dengan mengkonsumsi isi media, dimana dalam hal aktifitas penggunaan media terdapat dua unsur penting yang dapat menentukan dampak media berupa gratifikasi media yaitu tingkat perhatian pada isi media dan frekuensi penggunaan media, sedangkan efek menggambarkan bagaimana khalayak berubah setelah menggunakan media seperti surat kabar, televisi
dan
lain
sebagainya,
efek
disini
terdiri
dari
kepuasan
dan
pengetahuan.(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/ikom/2006/jiunkpe-ns-s1-200651402018-3856-extravaganza-chapter2.pdf) Teori Uses and Gratifications beroperasi dalam berbagai cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini (Nurudin,2004:183) :
Universitas Sumatera Utara
59
Sumber non media - Keluarga dan teman - Hubungan inter personal - Hobi - Istirahat dll Lingkungan Sosial - Ciri-ciri demografis - Keanggotaan dalam kelompok - Ciri- ciri Kepribadian
Kebutuhan - Kognitif - Afektif - Integrasi sosial - Integrasi personal - escapism
Sumber Media - Jenis media - Isi media - Terpaan media - Konteks sosial terhadapa terpaan media
Fungsi Media - Pengawasan - Hiburan - Identitas diri - Integrasi diri
II.6.1 Kritik Teori Manfaat dan Gratifikasi Pendekatan manfaat dan gratifikasi telah memicu sejumlah kritik, terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsepkonsep utama (misalnya, ”kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data. Salah satu kritik pendekatan manfaat dan gratifikasi adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu (Elliot, 1974). Pendekatan ini bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur
Universitas Sumatera Utara
60
tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Robin dan Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi dengan teori ketergantungan (Ball-Rokeach dan DeFleur, 1976). Model manfaat dan ketergantungan mereka (Rubin dan Windahl) menempatkan individu di dalam sistem-sistem kemasyarakatan yang membantu membentuk kebutuhan-kebutuhan mereka. Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka (White, 1994). Menurut penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar untuk mengelak (Severin and Tankard, 2007:358).
II.6.2 Pekembangan Terkini dalam Penelitian Manfaat dan Gratifikasi Kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media. Arah baru lainnya difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaat media adalah untuk mengatasi rasa kesepian. Canary dan Spitzberg (1993) menemukan bukti yang mendukung manfaat ini, namun kaitannya tergantung
Universitas Sumatera Utara
61
pada kadar kesepiannya. Mereka menemukan bahwa manfaat media yang paling besar dalam mengatasi kesepian adalah dalam kondisi sepi secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu. Mereka menemukan manfaat media yang tidak begitu besar untuk mengatasi kesepian pada kondisi sepi secara
kronis, atau mereka yang merasa kesepian dalam jangka waktu bertahun-tahun. Penjelasan atas temuan ini agaknya adalah bahwa mereka yang sepi secara kronis merekatkan sifat-sifat kesepian mereka pada faktor-faktor internal dan dengan tidak meyakini bahwa komunikasi itu dengan sendirinya akan menjadi pelepasan (Severin and Tankard, 2007:363).
Universitas Sumatera Utara