BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi1. 2.1.1
Pentingnya Komunikasi Antar Budaya 2.1.1.1 Mobilitas Mobilitas
masyarakat
di
seluruh
dunia
sedang
mencapai
puncaknya. Perjalanan dari satu Negara ke Negara lain dan dari satu benua ke benua lain banyak di lakukan. Saat ini orang sering kali mengunjungi budaya budaya lain untuk mengenal daerah baru dan orang orang yang berbeda serta untuk menggali peluang peluang ekonomis. Hubungan antar peribadi kita menjadi hubungan antar budaya. 2.1.1.2 Saling Kebergantungan Ekonomi Masa kini kebanyakan Negara secara ekonomis bergantung kepada Negara lain. Beberapa waktu yang lalu belum lama berselang kehidupan ekonomi Amerika banyak terkait dengan Negara Negara Eropa yang 1
Joseph A Devito. Komunikasi Antar Manusia. Hal: 473
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
kulturnya banyak bermiripan dengan kultur Amerika. Tetapi sekarang ini banyak kegiatan perdagangan amerika khusunya di bidang peralatan teknologi yang berorientasi ke Asia Timur, Jepang, Korea dan Taiwan yang kulturnya sangat berbeda dengan kultur Amerika. Kehidupan ekonomi bangsa Amerika bergantung pada kemampuan bangsa ini untuk berkomunikasi secara efektif dengan kultur kultur yang berbeda. Hal yang lain berlaku pula untuk bangsa lain di dunia termasuk Indonesia2. 2.1.1.3 Teknologi Komunikasi Meningkat pesatnya teknologi komunikasi telah membawa kultur luar yang ada kalanya asing masuk ke rumah kita. Film film seri import yang datang membuat kita mengenal adat kebiasan dan riwayat bangsa lain. Berita berita dari luar negri merupakan hal yang lumrah3. 2.1.1.4 Pola Imigrasi Hamper di setiap kota besar di dunia kita dapat menjunmpai orang orang dari bangsa lain. Kita bergaul bekerja atau bersekolah dengan orang orang yang sangat berbeda dari kita. Pengalaman sehari hari kita telah menjadi semakin antar budaya4. 2.1.1.5 Kesejahteraan Politik. Sekarang ini kesejahteraan politik kita sangat bergantung pada kesejahteraan politik kultur Negara lain. Kekacauan politik di belahan dunia lainmempengaruhi keamanan kita. Komunikasi dan 2
ibid ibid 4 ibid 3
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
saling pengertian antar budaya saat ini terasa sangat lebih penting ketimbang sebelumnya5. 2.1.2
Kesukaran Memahiri Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antar budaya merupakan bidang yang sulit untuk dipelajari dan
diriset serta lebih sukar lagi di mahiri. Kita dapat mengidentifikasi dua kesuluitanh utama untuk mengilustrasikan lebih jauh ke khasan bidang ini 2.1.2.1 Etnosentrisme Suatu kesulitan adalah kecendrungan kita untuk melihat orang lain dan perilaku mereka melalui kacamata culture kita sendiri. Etnosentrisme adalah kecendrungan untuk mengevaluasi nilai kepercayaan dan perilaku dalam kultur sendiri labih baik lebih logis dan lebih wajar ketimbang dalam kultur lain. Kita perlu menyadari bahwa kita dan orang lain berbeda tetapi setara, tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi. 2.1.2.2 Kesadaran (mindfulness) dan Ketidak sadaran (mindlusness) Kita dapat melihat kesulitan kedua dengan memperhatikan perbedaan antara penuh kesadaran (mindfull) dan ketidaksadaran yang di kemukakan oleh ahli psikologi Ellen langer (1978,1989)6. Bila kita berhubungan dengan orang lain dari kultur yang berbeda kita sering kali berada dalam keadaan ketidaksadaran diri dan karenanya bertindak tidak rasional dalam banyak hal. Kita menyadari bahwa orang lain dan system
5 6
ibid ibid
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
kultur lain memang berbeda, tetapi tidak lebih buruk atau lebih baik dari system kita7. 2.1.3
Hakikat Komunikasi Antar Budaya 2.1.3.1 Enkulturasi Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur di transmisikan dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Kultur di transmisikan melalui proses belajar bukan melalui gen. orang tua, kelompok teman, sekolah, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan merupakan guru guru utama di bidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka8. 2.1.3.2 Akulturasi Akulturasi mengacu pada peruses dimana kultur seseorang di modifikasi melaui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain, misalnya dengan media massa9. 2.1.3.3 Komunikasi Antar Budaya: Kepercayaan, Nilai, Dan Sikap Joseph A Devito dalam Bukunya mengatakan bahwa Komunikasi antar budaya mengacu pada komunikasi antar orang orang yang berbeda antara orang orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara berperilaku cultural yang berbeda10. Menurut Deddy Mulyana dan Jallaludin Rahmat11 dalam bukunya komunikasi antar budaya yang juga sebagai acuan dalam skripsi ini menjelaskan:
7
ibid ibid 9 ibid 10 ibid 11 Deddy Mulyana, Jallaludin Rahmat. Komunikasi Antar budaya, hal 28 8
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
1. Kepercayaan Kepercayaan secara umum dapat dipandang sebagai kemungkinan-kemungkinan subjektif yang diyakini individu bahwa suatu objek atau peristiwa memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Kepercayaan melibatkan hubungan antara objek yang dipercayai dan katakteristik yang membedakannya12. 2. Nilai Nilai-nilai adalah aspek evakluatif dari system-sistem kepercayaan, nilai dan sikap.
Dimensi-dimensi
evaluative
ini
meliputi
kualitas-kualitas
seperti
kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan, dan kesenangan13. 3. Sikap Sikap didefinisikan sebagai suatu kecendrungan yang diperoleh dengan cara belajar untuk merespons suatu objek secara konsisten. Sikap itu dipelajari dalam suatu konteks budaya14.
Kultur s/p
Pesan
Kultur s/ p
Gambar 1 Model Komunikasi Antar Budaya (Joseph A Devito)
12
ibid ibid 14 ibid 13
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Model pada gambar menjelaskan konsep ini lebih jauh. Lingkaran yang lebih besar menggambarkan kultur dari komunikastor, sedangkan lingkarang yang lebih kecil menggambarkan komunikatornya (sumber atau penerima). Dalam model ini masing masing komunikatornya adalah anggota dari kultur yang berbeda15. Semua pesan dikirimkan dari konteks kultural yang unik dan spesifik, dan konteks itu mempengaruhi isi dan bentuk pesan. Kultur mempengaruhi setiap aspek dari pengalaman komunikasi kita. Kita menerima pesan melauli penyaring (filter) yang di timbulkan oleh konteks cultural. Konteks ini memperngaruhi apa yang kita terima dan bagaimana kita menerimanya16. Budaya A
Budaya B
Budaya C
Gambar 2 Model komunikasi antar budaya (Deddy Mulyana, Jallaludin Rahmat)
15 16
Joseph A Devito. Komunikasi Antar Manusia. Hal 474 Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya. Hal 28
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tiga budaya diwakili dalam model ini oleh tiga bentuk geometri yang berbeda. Budaya a dan budaya b relative serupa dan masing-masing diwakili oleh suatu segi empat dan suatu segi delapan yang tak beraturan yang hamper menyerupai segi empat. Budaya c sangat berbeda dari budaya a dan budaya b. perbedaan yang lebig besar ini tampak pada bentuk melingkar budaya c dan jarak fisiknya dari budaya a dan budaya b17. 2.1.4
Subkultur Subkultur sering kali mengembangkan system komunikasi mereka sendiri untuk
meningkatkan efisiensi komunikasi, untuk memungkinkan para anggota saling mengenal satu sama lain, untuk menjamin kerahasiaan komunikasi, dan untuk menciptakan kesan tertentu atau membuat bingung orang lain. 2.2
Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya 2.2.1
Relativitas Bahasa Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia18.
2.2.2
17 18
Bahasa Sebagai Cermin Budaya
ibid Jodeph A Devito. Komunikasi Antar Manusia. Hal 475
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing)19. 2.2.3
Mengurangi Ketidak-pastian Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
2.2.4
Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri20.
2.2.5
19 20
Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya
ibid ibid
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya21. 2.2.6
Memaksimalkan Hasil Interaksi Dalam komunikasi antarbudaya - seperti dalam semua komunikasi - kita berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antarbudaya. Sebagai contoh, orang akan berintraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat berbeda22. Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi23. Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif. dalam komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan apa yang menurut
21
ibid ibid 23 ibid 22
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang menurut anda akan memberikan hasil negatif24.
2.3
Fungsi Komunikasi Antar Budaya 2.3.1
Fungsi Pribadi Fungsi pribdi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui
perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.25 2.3.1.1 Menyatakan Identitas Sosial Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang26. 2.3.1.2 Menyatakan Integrasi Sosial Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaanperbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator
24
ibid ibid 26 ibid 25
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi27. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi merekaidem. 2.3.1.3 Menambah Pengetahuan Seringkali
komunikasi
antarpribadi
maupun
antarbudaya
menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masingmasing28. 2.3.1.4 Melepaskan Diri atau Jalan Keluar Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris. Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perlaku yang berbeda.Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer, perbedaan diantara dua pihak dimaksimumkan.Sebaliknya hubungan yang
27 28
ibid ibid
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
simetris dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya.Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya29. 2.3.2
Fungsi Sosial 2.3.2.1 Pengawasan Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya
fungsi
ini
bermanfaat
untuk
menginformasikan
"perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda30. 2.3.2.2 Menjembatani Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui
pesan-pesan
yang mereka pertukarkan,
keduanya saling
menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa31.
29
ibid ibid 31 ibid 30
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
2.3.2.3 Sosialisasi Nilai Fungsi
sosialisasi
merupakan
fungsi
memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan
untuk
mengajarkan
dan
suatu masyarakat kepada
masyarakat lain32. 2.3.2.4 Menghibur Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya33. 2.4
Budaya dan Komunikasi Hubungan budaya dan komunikasi penting dipahami untuk komunikasi antar budaya, oleh karena melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar komunikasi. Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip pula terhadap suatu objek sosial atau suatu peristiwa. Cara-cara kita berkomunikasi, keadaankeadaan komunikasi kita, bahasa, dan gaya bahasa yang kita gunakan, dan perilakuperilaku nonverbal kita, semua itu terutama merupakan respons terhadap dan fungsi budaya kita. Komunikasi itu terikat oleh budaya. Sebagaimana budaya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, maka praktik dan perilaku komunikasi individu-individu yang diasuh dalam budaya-budaya tertentu pun akan berbeda pula34. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Unsur-unsur sosio
32
ibid ibid 34 Deddy Mulyana, Jallaludin Rahmat. Komunikasi Antar Budaya. Hal 27 33
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
budaya ini merupakan bagian-bagian dari komunikasi antar budaya. Bila kita memadukan unsur-unsur tersebut, sebagaimana yang kita lakukan ketika kita berkomunikasi, unsurunsur tersebut bagaikan komponen-komponen suatu sistem stereo-setiap komponen berhubungan dengan dan membutuhkan komponen lainnya. Unsur-unsur tersebut tidak terisolasi dan tidak berfungsi sendiri-sendiri. Melainkan membentuk suatu matriks yang kompleks mengenai unsur-unsur yang sedang berinteraksi yang beropersi bersama-sama, yang merupakan suatu fenomena kompleks yang disebut komunikasi antar budaya35. 2.4.1
Budaya Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berfikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya36. Budaya37 adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Serta formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan, ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.
35
Deddy Mulyana, Jallaludin Rahmat, Komunikasi Antar Budaya. Hal 24 ibid 37 ibid 36
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
2.4.2
Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)38. Komunikasi39 didefinisikan sebagai suatu proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya dengan sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan melalui saluran (chanel) guna merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu. Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku harus mengandung makana. Dengan kata lain, setiap perilaku yang dapat diartikan adalah suatu pesan40.
2.5
Kebudayaan Kata “Kebudayaan” atau “Culture” berasal dari kata Sansekerta Buddhayah, yaitu bentuk jamak dari Buddhi yang berarti “Budi” atau “Akal”. Dengan demikian Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Ada sarjana lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi-daya yang berarti “Daya dan Budi”. Karena itu mereka membedakan “budaya” dari “kebudayan”. Demikianlah budaya adalah “Daya dari Budi” yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan “Kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Dalam istilah
38
Onong Uchyana Efendi, Komunikasi Teori dan Praktik. Hal 15 Deddy Mulyana, Jallaludin Rahmat, Komunikasi Antar Budaya. Hal 12 40 ibid 39
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
antropologi Budaya perbedaan itu di tiadakan. Kata “Budaya” disini hanya dipakai sebagai suatu singkatan dari “Kebudayan” dengan arti yang sama. Adapun kata culture, yang merupakan kata asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin Colere yang berarti “Mengolah, Mengerjakan” terutama mengolah tanah atau bertani.dari arti ini berkembang arti Culture sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan merubah alam41. Honigman42 yang dalam buku pelajaran antropologinya yang berjudul “The World of Man” (1959:hal 11-12) membedakan adanya tiga gejala kebudayaan yaitu: 1. Gagasan (Wujud ideal) Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. 2. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. 3. Artefak (karya)
41 42
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Hal 67 Ibid
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia43. Dari ketiga wujud itu dapat ditarik kesimpulan menjadi: 1.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak
dapat di raba atau di foto. Lokasinya ada didalam kepala-kepala, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan itu hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka tadi dalam tulisan, , maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat bersangkutan. Sekaerang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disc, arsip, kolesi mikro-film dan mikrofish, kartu computer, silinder, dan pita computer. 43
Koentjaraningrat , Pengantar Ilmu Antropologi, hal 179-181
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Wujud kedua dari kebudayaan yang di sebut system social atau social system, mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. System social ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakukan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam suatu masyarakat, system social itu bersifat kongkrit, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bias di observasi, difoto, dan di dokumentasi. Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan tak memerlukan banyak penjelasan. Karena berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling kongkrit, dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto. Ada benda-benda yang sangat besar seperti pabrik baja: ada bendabenda yang amat kompleks dan canggih seperti computer berkapasitas tinggi, atau benda-benda yang besar dan bergerak, suatu kapal tangki minyak: ada bangunan hasil seni arsitek seperti suatu candi yang indah: atau adapula benda-benda kecil seperti kain batik, atau yang lebih kecil lagi seperti kain baju.44 2.6
Apresiasi Film 2.6.1
Apresiasi Apresiasi secara harfiah berarti suatu penghargaan. Apresiasi film adalah sebuah cara dalam menilai sebuah film melalui proses melihat, menganalisis dan mengevaluasi45. Ada juga yang mengatakan apresiasi adalah sebuah proses
44 45
Koentjaraningrat , Pengantar Ilmu Antropologi, hal: 181-188 Soemarno. Dasar-dasar Apresiasi Film. Hal 5
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
memahami, menikmati dan menghargai sebuah karya. Puncak dari apresiasi atau proses lanjut darinya adalah kritik film. Seorang kritikus film harus mempunyai kemampuan kritis, yaitu kemampuan untuk bertanya dan menjawab pertanyaanpertanyaan tentang seni46. Setiap bentuk kesenian seperti seni musik, seni sastra, seni tari dan seni rupa memerlukan apresiasi dari penikmat. Secara harfiah, apresisi seni berarti penghargaan terhadap kehadiran sebuah karya seni47. Apresiasi seni dibedakan dengan kritik seni. Kritik seni bertolak dari apresiasi. Namun, pada prinsipnya kritik seni menelaah suatu karya seni secara menyeluruh dan secara mendalam48. Penghargaan yang tinggi dan rendah yang diungkap dalam apresisi, lalu di bahas secara lebih matang. Isi pernyataan suka dan tidak suka, atau menarik dan tidak menarik yang muncul dalam apresiasi kemudian dirumuskan dengan tegas dan jelas disertai dengan alsan-alsan49. 2.6.2
Film Bila kita mau membuka kamus KBBI Edisi Ketiga yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, kita akan menemukan bahwa pengertian film adalah50 :
a. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif yang kemudian akan menjadi sebuah potret atau untuk gambar positif yang akan dimainkan di bioskop. b. Film adalah lakon (cerita) gambar hidup.
46
Gotot Prokoso. Film Pinggiran. Antologi Film Pendek, Film Pinggiran, dan Film Eksperimental. Hal 14 Gazalba, Islam dan Kesenian. Hal 10 48 Goenawan Mohamad. Seks, Sastra, dan Kita. Hal 21 49 Marseli Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, hal: 4-5 50 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian film, hal 71 47
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Awalnya film berupa pita film memang digunakan untuk memproduksi sebuah gambar hidup. Namun dengan semakin majunya teknologi, era digital pun melibas seluloid/pita film. Film dapat diproduksi dengan format digital, disebarluaskan juga dalam bentuk digital. Maka pengertian film pun bergeser51. Sebut saja dalam kata ‘memfilmkan’ artinya bukan berarti membuat seluloid atau pita film, tetapi membuat alur cerita atau novel menjadi sebuah gambar bergerak yang di dalam gambar bergerak itu terdapat konflik, artis, pemain, view dan lain sebagainya. Pengertian film dalam kata ‘memfilmkan’ pun menjadi arti dalam kalimat sebagai berikut : “Sutradara XXX akan segera memfilmkan novel ZZ.” Perfilman pun kini memiliki arti sebagai semua hal yang bersangkutan tentang film. Pengertian film secara keseluruhan disebut juga sebagai sinema. Sinema sendiri dalam KBBI dijelaskan sebagai ; 1. Gedung tempat pertunjukan film ; bioskop; 2. Film : gambar hidup. Sinematografi adalah tehnik perfilman ; tehnik pembuatan film. Jadi sekolah sinematografi adalah sekolah untuk belajar tehnik membuat film52. 2.7
Film Sebagai Expresi Budaya Berbicara tentang film sebagai expresi budaya, setidak-tidaknya ada dua hal yang perlu mendapat penekanan. Pertama adalah berkenan dengan bagaimana cara pandang dan anggapan kita terhadap kebudayaan dan terhadap film sebagai produk budaya. Dan
51 52
Prakosa, Gotot. Film pinggiran, Antologi Film endek, Film Experimental, dan Film Dokumenter. Hal 36 Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal: 88
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
yang kedua sebagai konsekuensinya, bagaimana dan dimana meletakan posisi dan peran kita sebagai pelaku budaya53. Bagi Clifford Geertz, kebudayaan adalah “pola nilai dalam bentuk symbol-simbol yang diwariskan secara historis, suatu acuan wawasan yang dinyatakan dalam bentuk perlambangan lewat mana masyarakat berkomunikasi, meneruskan dan mengembangkan pengerahuan mereka tentang kehidupan dan sikap mereka atas kehidupan” (Geertz 1973)54. Dengan mengatakan bahwa kebudayaan adalah acuan wawasan, maka kebudayaan kita pahami sebagai “penunjuk arah” bagaimana penganut budaya tertentu berperilaku. Kebudayaan bersifat normative karena mengandung sejumlah aturan atau definisi yang membolehkan atau tidak membolehkan orang untuk melakukan sesuatu. Ia juga mengandung social expectation serta prarasa tentang bagaimana orang akan menanggapi tingkah laku orang lain55. Pendek kata kebudayaan mengandung social attitude yang akan menunjukan arah dari tindakan-tindakan yang potensial akan dilakukan orang dalam situasi-situasi tertentu. Dalam berperilaku, acuan utamanya adalah nilai-nilai yang diterima bukan saja sebagai warisan, tetapi juga terbentuk melalui proses social yang dinamis dari perkembangan masyarakat56. Oleh karena itu, kalau terjadi perubahan kebudayaan maka yang bias diterangkan dari sini adalah karena kebudayaan juga merupakan proses dinamik tadi. Atau dalam
53
Teguh Karya dan Teater Populer. Hal 87 Alisjahbana, S. Takdir. Antropologi baru. Hal 28 55 Ibid 56 Mustopo, M. Habib. Ilmu Budaya Dasar. Hal 10 54
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
bahasa Umar Kayam, kebudayaan adalah “Proses upaya masyarakat yang dialektik dalam menjawab setiap permasalahan dan tantangan yang dihadapkan kepadanya”57. Disamping mengisyaratkan adanya suatu “Kontinuitas” suatu kesinambungan sejarah, sifat dialek ini juga mengandung pengertian bahwa kebudayaan adalah dalam bahsa kayam lagi sesuatu yang gelisah, yang terus menerus bergerak secara dinamis dan pendek58. Dalam spectrum pemahaman kebudayaan begini, persoalan yang kita hadapi sekarang bukan lagi polemic antara tradisionalisme dan modernism, melainkan telah bergeser dan ditekankan kepada kondisi kekinian, yang mengakui kecanggihan teknologi dunia ilmu pengetahuan dan sains, era informasi dan computer. Atau dalam kata-kata Dr.M Sastrapratedja “Demotologi ilmu dan teknologi” (Sastrapratedja 1986)59. Tantangan yang kita hadapi dari anggota suatu masyarakat yang sedang mengalami transformasi membuat pemahaman kita atas kebudayaan bukan hanya fungsi preservasi, mengawetkan, melestarikan, dan “Nguri-nguri” unsure-unsur dan nilai budaya lama tetapi yang mendesak untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan objektif masyarakat yang sedang mengalami transformasi tersebut60. S.I. Poeradisastra dalam kaitan ini mengatakan, kebudayaan adalah “Suatu organism hidup yang berubah-ubah didalam ruang dan waktu, menjawab keperluan insani”61. Sementara Bronislaw Malinovsky mengungkapkan hal serupa ketika mengatakan, bahwa “Culture is essentially a response to human need”. Pada sisi ini kita melihat, esensi kebudayaan adalah pada fungsinya mengantisipasi dan merespon perkembangan57
Goenawan Mohamad. Seks, Sastra, dan Kita. Hal 34 Ibid 59 Akhdiati Ikram. Bunga Rampai Bahasa, Sastra, dan Budaya. Hal 48 60 Ignas Kleden. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Hal 57 61 ibid 58
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
perkembangan yang terjadi, kemudian secara aktif mencari pola-pola yang dapat dipakai sebagai acuan wawasan untuk menjawab tantangan-tantangan yang dilahirkan oleh perkembangan dan perubahan masyarakat. Maka, kebudayaan merupakan cerita tentang manusia dan masyarakat beserta perubahan-perubahan yang diakibatkannya; riwayat manusia yang selalu member wujud baru kepada pola-pola kebudayaan yang ada62. Kebudayaan juga berbicara mengenai perubahan-perubahan yang terkjadi antara hubungan manusia, manusia dengan alam sehingga menentukan pola pikirnya: Mitis, Ontologis, dan Fungsional (Van Peursen 1985)63. 2.8
Peran Didalam kamus Bahasa Indonesia, peran memiliki arti yang sama dengan peranan yaitu, pemain atau orang yang menjadi atau melakukan sesuatu yang khas64. Menurut Ralph Linto dalam bukunya, the study of man an introduction (1956), mengatakan bahwa apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya berarti sudah menjalankan suatu peran. Peran lebih menunjukan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Peran mencakup tiga hal, yaitu65: 1.
Peranan meliputi dengan norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang masyarakat.
2.
Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi.
62
Mohamad, Goenawan. Seks, Sastra, dan Kita. Hal 34 Alisjahbana, Antropologi Baru. Hal 29 64 S. Wojo Wasito, Kamus Bahasa Indonesia, hal 82 65 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hal 25 63
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi strukur social masyarakat.
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com