20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Ilmu Komunikasi dianggap bagian dari ilmusosial dan merupakan ilmu terapan (applied science), yang sifatnyainterdisipliner atau multidisipliner. Dikatakan demikian karena obyekmaterialnya sama dengan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu sosial dan ilmukemasyarakatan. Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi adalah: Prosespernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atauperasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasasebagai
alat
penyalurnya27.
Menurut
Hovland,
Janis
dan
Kelly,communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals.Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanyadalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. MenurutLouis Forsdale, communication is the process by wich a system is established, mainteained, and altered by means of shared signals that operate according to rule. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah28.
27
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2003, hal.28 28
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi., Jakarta: BUMI AKSARA, 1995, hal. 2.
21
Berdasarkan pengertian komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Pengirim ataupun penerima pesan dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi. Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara terus-menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor29.
2.1.1. Proses Komunikasi Komunikasi seperti dinyatakan Curtis yaitu meliputi pengiriman dan penerimaan pesan-pesan di antara dua orang, kelompok kecil masyarakat, atau dalam satu lingkungan atau lebih dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku dalam suatu organisasi.10 Dengan bahasa yang lebih sederhana, proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feedback) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Komunikasi ditinjau pada lima unsur utama (bauran komunikasi) yang disampaikan pada teori komunikasi Lasswell yaitu; who says what in which channel to whom and with what effect. Teori tersebut sebetulnya terkandung 29
Ibid, hal. 4.
22
formulasi yang sama seperti yang dinyatakan oleh Everett M. Roger dan W. Floyd Shoemaker, dalam bukunya berjudul Communication of Innovation. New York: Free Press (1971), yaitu: “A common model of communication is that source, message, channel, receiver, and effect” yang dikenal dengan model proses komunikasi dengan formula S-M-C-R-E, yaitu30:
Source Sumber
Message Pesan
Channel Media
Receiver Penerima
Effects Efek
•Penemu •Ilmuwan •Pemimpin
•Penemuan baru yang diumumkan •Ide •Gagasan
•Saluran Komunikasi Massa: a. Media Massa b. Antar Personal
•Sistem anggota kemasyarakatan yang ada
•Pengetahuan yang baru •Perubahan suatu sikap •Persuasif •Menerima atau menolak
Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi S-M-C-R-E
Model komunikasi SMCRE di atas dapat dijabarkan sebagai berikut31:
30
Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006. Hal. 101 31
ibid. Hal 71
23
a. Source, yaitu individu atau pejabat humas yang berinisiatif sebagai sumberatau untuk menyampaikan pesan-pesannya. b. Message,
adalah
suatu
gagasan,
ide
berupa
pesan,
informasi,
pengetahuan,ajakan, bujukan atau ungkapan yang akan disampaikan komunikator kepada komunikan. c. Receiver, merupakan pihak yang menerima pesan dari komunikator. Receiver seringkali disebut sebagai komunikan. d. Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya. e. Effects, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut, yang dapat berakibat positif maupun negatif menyangkut tanggapan,persepsi, dan opini dari hasil komunikasi tersebut.
2.1.2. Periklanan Periklanan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi, yang merupakan faktor pendukung kegiatan pemasaran suatu produk. Periklanan mengandung unsur membujuk atau mempersuasi konsumen agar menerima serta menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Penyajian periklanan dituangkan melalui cetakan, tulisan, kata-kata, gambar-gambar ataumenggunakan orang, produk, atau jasa yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaandengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaianatau untuk memperoleh suara, dukungan atau pendapat.
24
Dari definisi diatas, dikatakan bahwa periklanan sebagai suatu proses yang terdiri dari empat macam kegiatan yakni, penyiapan (preparation), perencanaan (planning), pelaksanaan (execution), pengawasan (control) Definisi periklanan menurut para praktisi periklanan di Indonesia adalah : "Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan".32 Menurut Kustadi Suhandang, Periklanan adalah: "suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya.33 Dengan melihat beberapa definisi periklanan tersebut bisa dikatakan bahwa pembuatan iklan dipersiapkan dengan proses yang panjang dan serius, dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak untuk membujuk mereka agar menggunakan produk yang ditawarkan dengan berbagai proses.
Adapun fungsi dan peran periklanan yaitu34: a. Membangun awareness atas produk dan merk
b. Membentuk image produk
c. Menyediakan informasi atas produk dan merk 32
Endah Muwarni, Dasar - Dasar Periklanan, Jakarta : Wacana Jurnal Ilmiah komunikasi, 2004,hal 15 33
Kustadi Suhandang, Periklanan Manajemen, Kiat dan Strategi, Bandung : Nuansa, 2005 hal 13 William D. Wells, Sandra Moriarty, and John Burnett, Advertising Principle and Practice (7thed)
34
New Jersey : Pearson Prentice Hal, 2006 hal 10
25
d. Mendorong audiens mengambil tindakan
e. Sarana untuk mengingatkan merk terhadap audiens
f. Memperkuat minat pembelian dan pengalaman merk
g. Membujuk audiens.
2.1.3. Periklanan sebagai Proses Komunikasi
Periklanan merupakan proses komunikasi di mana di dalam periklanan terdapat pengoperanlambang (verbal-visual) dari produsen kepada konsumen agar konsumen mengubah tingkahlakunya sesuai keinginan produsen. Lebih jelasnya, periklanan merupakan bentuk komunikasitidak langsung melalui perantaraan media berbentuk audio (dengar), visual (pandang) dan audiovisual (dengar pandang). Berikut ini adalah gambaran mengenai periklanan di dalam struktur sistem komunikasi:
26
Komunikasi
Tak Langsung (non face to face)
Langsung (face to face)
Periklanan Lewat media perantara
Audio (dengar)
Visual (pandang)
Audio Visual (dengarpandang)
Gambar 2.2: Sumber:Sadjiman Ebdi Sanyoto, Metode Perancangan Komunikasi VisualPeriklanan, (Yogyakarta: Dimensi Press, 2006), hal 11
27
2.1.4. Elemen Iklan Televisi Wujud dari iklan televisi adalah beruba sequence, atau urutan gambar, atau video. Dimana gambar dalam video tersebut silih berganti atau tidak statis, itulah yang membedakan iklan televisi dengan iklan media lain seperti majalah, koran, dan radio; yaitu menciptakan berbagai gerakan, tindakan, dan peragaan melalui kekuatan visual. Adapun komponen - komponen penyusunan dari kekuatan visual televisi, yaitu 35: 1. Audio Bisa berupa jingle, lagu pengiring, musik, suara,ataupun efek suara yang terdengar di dalam iklan. 2. Casting / Talent Adalah tokoh atau pemeran dalam iklan. Mereka yang mendukung produk yang mereka sokong (endorser) dalam iklan baik penyiar, spokeperson, penggunaan karakter atau artis. 3. Video Segala sesuatu yang terlihat di dalam iklan berupa rangkaian gerakan (ekspresi, sikap, bahasa tubuh) ataupun pesan / kata-kata.
35
William Wells, Sandra Moriarty, & John Burnet. Advertising Principle and Practice (7thed) New
Jersey : Pearson Prentice Hal, 2006, hal 374
28
4. Setting Latar belakang / tempat pengambilan adegan sebuah iklan.
5. Properties Gambar atau gambar pendukung produk yang diiklankan.Iklan harus menggambarkan sifat-sifat dasar dari sebuah produk. 6. Costumes Penggunaan pakaian yang spesial dan menarik. Kostum menjadi bagian penting sebuah iklan tergantung dari karakteristik iklan itu sendiri. 7. Lighting Pencahayaan iklan yang tepat agar iklan terlihat menarik dan jelas. 8. Pacing Kecepatan dari adegan iklan.Pacing menggambarkan seberapa cepat atau seberapa lambat irama dari suatu adegan.
29
2.1.5. Format Iklan Televisi Format pesan iklan televisi yang umum digunakan adalah36: a. News Announcement Menyajikan pesan secara lugas, langsung dan faktual, serta menggunakan gaya penyajian berita dan pendekatan logika. b. Inherent Drama Mendramatisasi sebuah karakter merek menjadi sebuah cerita yang membedakan merek tersebut dengan competitor. c. Testimonial / Endorsemen Menggunakan selebriti/para ahli/orang biasa untuk menyampaikan pesan dan mengiklankan produk. d. Talking Head Menggunakan seorang pembicara untuk menceritakan produk dengan kata-katanya sendiri melalui dialog/monolog/wawancara. e. Lifestyle Mengasosiasikan produk dengan cara sesuai gaya hidup pengguna. Berfokus pada gaya hidup pengguna dan bukan kelebihan spesifikasi produk.
36
Tom Duncan, Advertising & IMC, New York : McGraw – Hill / Irwin. 2005 hal 309
30
f. Problem Solution Menyajikan sebuah masalah yang dapat diselesaikan dengan produk yang diiklankan g. Demonstration Mengundang audiens untuk menyaksikan dan mempercayai bukti dengan mata kepala sendiri. h. Comparison Menunjukan kelebihan produk dengan membandingkan suatu produk dengan produk lain melalui serangkaian test. i. Picture Caption Menyampaikan sebuah cerita dengan illustrasi dan potongan gambar. j. Humor Menghibur, menyentil
dengan kelucuan,
menyingkirkan citra negatif dan
menciptakan kepribadian yang menyenangkan bagi produk. k. Animation / Cartoon Menggunakan gambar kartun / animasi untuk mengomunikasikan pesan- pesan sulit dan mencapai pasar tertentu.
31
2.2.Brand Awareness Brand Awareness adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.37 Aaker menambahkan bahwa brand awareness menggambarkan kehadiran suatu merek di dalam ingatan konsumen.38Brand Awareness merupakan bentuk paling sederhana dari pengetahuan akan suatu merek yang merupakan kesadaran konsumen akan suatu merek.39
2.2.1. Komponen Brand Awareness Brand awareness dikelompokan pada dua komponen besar yaitu depth of brand awareness dan breadth of brand awareness dengan penjelasan sebagai berikut40: 1. Depth of Brand Awareness (kedalaman brand awareness) Depth of Brand Awareness ini ditentukan berdasarkan brand recall dan brand recognition
37
Freddy Rangkuti, The Power Of Brand, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal 39
38
David A. Aaker, Building Strong Brand, New York : The Free Press, 1996, hal 330
39
Don E. Schultz & Beth E. Barnes, Strategic Brand Communication Campaign (5thed), Chicago : NTC Business Books, 1999 hal 144 40
Kevin Lane, Keller. Strategic Brand Management : Building, Measuring, and managing Brand Equity (2nded), New Jersey : Prentice Hall, 2003 hal 77
32
2. Breadth of Brand Awareness (keluasan brand awareness) Breadth of Brand Awareness ini ditentukan berdasarkan jumlah purchase dan consumption pada situasi dimana merek diingat. Breadth of Brand Awareness ini bergantung pada banyaknya pengetahuan atas produk dalam pikiran seseorang.
2.2.2. Indikator Brand Awareness Di dalam bukunya, Keller menjelaskan 4 indikator brand awareness untuk mengevaluasi seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah merek, yaitu41 :
1. Recall Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang mereka ingat secara umum, dipercaya bahwa untuk meningkatkan brand recall maka nama merek yang dipilih haruslah : a. Untuk meningkatkan brand recall, maka sangat diperlukan nama merek yang sederhana dan mudah untuk diucapkan. Kesederhanaan nama merek dapat mempermudah konsumen dalam memahami nama merek. Nama merek yang pendek
41
Kevin Lane, Keller. Strategic Brand Management : Building, Measuring, and managing Brand Equity (2nded), New Jersey : Prentice Hall, 2003, hal183-185
33
dapat memfasilitasi brand recall karena nama merek yang pendek akan mudah diingat.
b. Kemudahan untuk diucapkan diperlukan untuk meningkatkan pengulangan secara lisan dalam rangka membangun daya ingat yang kuat. Pengucapan juga mempengaruhi timbulnya perhatian dan keinginan konsumen untuk menyebutkan nama merek secara lisan.
c. Idealnya nama merek harus jelas, dapat dipahami dan tidak memiliki arti yang ambigu. Nama merek yang ambigu akan berpengaruh besar atas pemahaman akan sebuah merek. Konsumen akan memiliki persepsi yang berbeda akan suatu merek apabila merek tersebut memiliki pengucapan ambigu sehingga menimbulkan arti yang berbeda. d. Untuk mempertinggi brand recall maka nama merek harus terdengar akrab dan memiliki arti.
2. Recognition Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam satu kategori tertentu. Untuk meningkatkan brand recognition maka nama merek haruslah berbeda, khusus dan tidak biasa.
34
3. Purchase Yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk / layanan.
4. Consumption Yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka sedang menggunakan produk / layanan pesaing. 2.3.Endorser dalam Iklan Orang atau tokoh pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan pemasaran suatu produk disebut endorser.Endorser juga dikenal dengan bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan. Endorser atau model merupakan salah satu bagian dari elemen - elemen iklan.Karena penentuan endorser sangat penting, penggunaan endorser dalam sebuah iklan mungkin menjadi pilihan bagi produsen untuk memperkenalkan produknya, agar pesan iklan yang disampaikan mengenai produk bisa mendapat perhatian oleh masyarakat. 42 Penggunaan endorser pada sebuah iklan agar produk tersebut bisa langsung dikenal dikalangan masyarakat luas, apalagi endorser tersebut sudah dikenal di kalangan
42
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1, Ed. 5, Jakarta : Erlangga, 2003 hal 460
35
masyarakat luas seperti tokoh masyarakat, artis, dan atlet sehingga memudahkan produsen dalam mempromosikan produk tersebut. Endorser dibagi 2 jenis yaitu43 : 1. Endorser Adalah orang - orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena prestasinya. Definisi endorser adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan publik figur yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan di bidangnya masing-masing dari bidang yang didukung.44Endorser sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa.45
2. Typical Person Endorser Adalah memanfaatkan beberapa orang bukan selebriti untuk menyampaikan pesan suatu produk.
43
Ibid
44
Ibid
45
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion :an intergrated marketing communication perspective, New York : McGraw-Hill/Irwin, 2004. Hal 173
36
2.3.1. Komponen Endorser Di dalam memilih tokoh yang menjadi endorser diperlukan pertimbangan pertimbangan dari pengiklan kerena karakter endorser diakui sangat efektif dalam mengangkat citra produk dan brand awareness.46
Dalam mengevaluasi selebriti yang akan digunakan sebagai endorser Amy Dyson dan Douglas Turco mengemukakan konsep FRED (familiarity, relevance, esteem, differentiation).47
a. Familiarity
Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorstment. Artinya khalayak sasaran harus mengenal (aware) pada sosok sang artis dan melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan (likeable) dan bisa dipercaya (trustworthy)
b. Relevance
Artinya terdapat hubungan yang berarti (kecocokan) antara image merek yang diiklankan dan selebriti, serta antara selebriti dengan target market.
46
Frans M. Royan, Marketing Celebrities,Selebriti Dalam Iklan dan Strategi Iklan Selebriti Memasarkan Diri Sendiri, Jakarta : PT. Media Elex Komputindo, 2005 hal 23. 47
A.R. Miciak & W.L. Shanklin, Marketing Management (3nded), New Jersey : Pearson Prentice Hall, 1994 hal 51.
37
c. Esteem
Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap selebriti (kredibel).
d. Differentiation
Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan eksklusif atas produk yang dimilikinya.Ini merupakan sebuah kontribusi besar bagi efektivitas seorang endorser.
2.3.2. Penggunaan Selebriti Sebagai Endorser
Penggunaan artis sebagai endorser dalam iklan diharapkan dapat memberikan asosiasi positif antara produk dengan endorser.Selebriti digunakan untuk menarik perhatian khalayak dan meningkatkan awareness produk.
Selebriti diasumsikan lebih kredibel daripada non selebriti, karena tampilan fisik seorang selebriti membuat sebuah iklan lebih menarik dan disukai oleh konsumen mengenai performa, citra dan kepopuleran selebriti dapat lebih menarik perhartian target audience untuk menyaksikan iklan sehingga dapat mempengaruhi persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian.
38
Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi yang baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di mata konsumen.Iklan merupakan elemen yang penting dan saling berpengaruh dalam menanamkan brand image kepada konsumen seiring dengan ciri fisik dan kualitas produk yang mengikuti suatu brand tertentu.
Ditinjau dari sisi branding, selebriti memang dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek. Selebriti adalah wujud nyata suatu merek. Andaikata suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energic muda dan penuh stamina, maka selebriti pun harus mewakili semua asosiasi tersebut.48
Seperti halnya David A. Aaker dalam "building strong brand" membenarkan mudahnya produk diterima oleh konsumennya jika iklan yang ditayangkan melalui personafikasi dengan tokoh selebriti, pasalnya tokoh atau selebriti ini ditunjuk mewakili karakter dan disebutkan oleh A. Aaker sebagai makna budaya yang paling diharapkan bisa mendekati target konsumen dengan baik.49
48
Frans M. Royan, Marketing Celebrities,Selebriti Dalam Iklan dan Strategi Iklan Selebriti Memasarkan Diri Sendiri, Jakarta : PT. Media Elex Komputindo, 2005 hal 10 49
Ibid, hal 120
39
2.4.Hierarchy of Effectsdan AIDA
Untuk mengetahui tingkat ketertarikan khalayak terhadap suatu produk yang ditawarkan
bisa
dilakukan
pengukuran
dengan
mengaplikasikan
teori-teori
komunikasi, diantaranya teori Hierarchy of Effectsdan AIDA.
2.4.1.Hierarchy of Effects
Hirarki yang dimaksud adalah sikap khalayak yang merupakan rangkaian tingkat kesiapan calon pembeli dari awal mengetahui adanya barang atau jasa yang ditawarkan sampai dengan melakukan tindakan akhir terhadap barang atau jasa tersebut, baik mencoba maupun menggunakan atau memilikinya.50 Adapun Hirarki Efek dimaksud terdiri atas : 51
1. Awareness (mengetahui/menyadari) Tahap dimana konsumen bisa mengenal dan mengingat barang atau merknya. 2. Interest (perhatian/minat) Tahap dimana teqadi keinginan konsumen untuk mempelajari beberapa keistimewaaan barang atau merk tersebut.
50 51
Ibid, hal 61
Kustadi Suhandang, Public Relation Perusahaan : Kajian Program Implementasi, Bandung : Nuansa 2004 hal 99
40
3. Evaluating (penilaian) Tahap dimana konsumen menilai barang atau mcrek dimaksud sesuai dengan perasaan harapannya. 4. Trial (percobaan) Tahap dimana timbul kesungguhan konsumen untuk mengawali pembelian dengan mencoba memakai barang atau merek tersebut. 5. Adoption (penerimaan) Tahap dimana setelah memperoleh pengalaman yang menyenangkan pada awal pembelian (percobaan) tadi, konsumen akan membeli lagi dan memakai barang atau merek itu seterusnya.
2.4.2.AIDA
Dan teori komunikasi yang lainnya adalah AIDA, yakni Attention, Interest, Desire dan Action. 52
1. Attention, merupakan tahapan dimana khalayak memperhatikan suatu iklan yang menawarkan produk/jasa yang ditawarkan, biasanya hal ini diukur dari intensitas menonton iklan, terpaan iklan serta frekuensi menyaksikan iklan tersebut.
2. Interest, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mempunyai hasrat untuk memilih produk/jasa yang ditawarkan. 52
Kustadi Suhandang, Public Relation Perusahaan : Kajian Program Implementasi, Bandung : Nuansa 2004 hal 120
41
3. Desire, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mempunyai hasrat untuk memiliki produk / jasa yang ditawarkan.
4. Action, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan produk/jasa yang ditawarkan.
Dari definisi komunikasi diatas dapat disimpulkan efek pertama dari iklan adalah awareness (kesadaran) dan Attention (perhatian), oleh karena itu keberadaan endorser menjadi salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dan kesadaran khalayak akan produk untuk sampai ketahap berikutnya.
42
2.5. Kerangka Berfikir Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupan, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan - tindakan komunikasi.
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosiyang merupakan faktor pendukung kegiatan pemasaran suatu produk. Periklanan mengandung unsur membujuk atau mempersuasi konsumen agar menerima serta menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan.
Variabel Bebas (X)
Variabel Terkait (Y)
- Endorser (X)
- Brand Awareness (Y)
PENGARUH PENGGUNAAN ENDORSER TERHADAP BRAND AWARENESS
43
2.6. Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian adalah pernyataan sementara terhadap hasil penelitian. Hipotesis diajukan dalam bentuk pernyataan sebagai statement terhadap hasil penelitian. Adapun hasil hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : Tidak ada pengaruh Endorser“JKT48” terhadap Brand Awareness“Advan Gaia” H1 : Ada pengaruh Endorser“JKT48” terhadap Brand Awareness“Advan Gaia”