BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut Hendrik L. Blum, derajat kesehatan dipengaruhi 4 faktor yaitu faktor lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan inilah yang paling besar menentukan status kesehatan. Yang kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang kompoten dan siap siaga dalam melayani masyarakat. Ketersediaan tenaga dan tempat pelayanan yang memadai. Faktor ketiga adalah faktor perilaku dalam hal ini faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pemahaman dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan. Faktor terakhir adalah keturunan. Semua faktor saling berkaitan satu sama lain. (Notoatmodjo, 2007). PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat Adalah wujud keberdayaan masyarakat
yang sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. (Depkes RI, 2011). PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
18
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan– kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum tablet tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.(Notoatmodjo S, 2007) Program ini dapat membawa manfaat bagi rumah tangga yang melaksanakan, seperti: Peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga dan mencegah penyakit, Membantu anak tumbuh sehat dan cerdas, Meningkatkan produktivitas setiap anggota keluarga dalam kegiatan atau pekerjaan masingmasing, Menurunkan biaya untuk pengobatan penyakit, sehingga meningkatkan
2
efektivitas penggunaan keuangan rumah tangga, dan dapat dipergunakan untuk pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha. .(Notoatmodjo S, 2007) 2.1.1 Indikator PHBS Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS di rumah tangga. Namun, jika dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi hanya 10 indikator. Indikator PHBS di rumah tangga adalah : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan). 2. Memberi bayi ASI eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan. 3. Menimbang balita setiap bulan adalah balita (umur 12-60 bulan) ditimbang setiap bulan dan tercatat di KMS atau buku KIA. 4. Menggunakan air bersih adalah rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan serta memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti tempat penampuangan kotoran atau limbah.
3
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah penduduk 5 tahun keatas mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah mencebok anak, dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan sabun. 6. Menggunakan jamban sehat adalah anggota rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung, jamban plengsengan. 7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakukan pemberantasan jentik nyamuk di dalam atau di luar rumah tangga seminggu sekali dengan 3M plus/ abatisasi/ ikanisasi atau cara lain yang dianjurkan. 8. Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari. 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari adalah penduduk/ anggota keluarga umur 10 tahun keatas melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari. 10. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/ anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga. (Rahmawati. 2012.)
4
2.2 Pengertian Tatanan Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup bekerja, bermain, berinteraksi,dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat umum. Dalam penelitian ini adalah pada tatanan rumah tangga karena rumah tangga adalah unit terkecil di masyarakat yang di dalamnya terdiri dari Bapak , Ibu, Anak serta anggota keluarga lainnya yang hidup untuk bekerja, bermain, berinteraksi dan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuannya adalah upaya memberdayakan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga. (Depkes RI, 2011). Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu di berbagai tempat atau sistem sosial dimana ia melakukan kegiatan sehari-harinya. Di setiap tatanan, faktorfaktor individu, lingkungan fisik dan lingkungan sosial berinteraksi dan menimbulkan dampak pada kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa satu tatanan adalah suatu tepat dimana manusia secara aktif memanipulasi lingkungan, sehingga menciptakan dan sekaligus juga mengatasi masalahmasalahnya di bidang kesehatan. (Depkes RI, 2011). Telah disepakati ada lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehata. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga.telah ditetapkan 10 indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah mempraktikkan PHBS. Kesepuluh indikator tersebut merupakan sebagian dari
5
semua periloaku yang harus dipraktikkan di rumah tangga dan dipilih karena dianggap mewakili atau dapat mencerminkan keseluruh perilaku. (Depkes RI, 2011). PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. (Depkes RI, 2011). 2.3 Rumah Tangga Rumah Tangga adalah suatu wahana yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak serta anggota keluarga lainnya dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. Keluarga adalah unit terkecil dimasyarakat. Oleh karena itu pemberdayaaan dimulai dari rumah tangga, anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) karena rumah tangga yang sehat merupakan aset pembangunan. (Lamawati, 2011). Tujuan umum pelaksanaan program PHBS di rumah tangga adalah: Peningkatan hidup bersih dan sehat di rumah tangga lewat peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik serta kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan (Depkes RI, 2011). Sedangkan tujuan ksususnya adalah Meningkatkan perilaku anggota keluarga di rumah tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan, dan gaya hidup (Depkes
6
RI, 2008). Tujuan khusus dari Program PHBS adalah meningkatkan pengetahuan dan kemauan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS agar anggota rumah tangga berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat Manfaat dilaksanakannya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Beberapa manfaat bagi masyarakat atas dilaksanakannya perilaku hidup bersih dan sehat, yakni : a. Manfaat bagi rumah tangga : 1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. 2. Anak tumbuh sehat dan cerdas. 3. Pengeluaran biaya rumah tangga yang tadinya untuk berobat dapat ditujukan untuk memenuhi pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. b. Manfaat bagi masyarakat 1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat. 2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan. 3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. 4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain (Depkes RI, 2011).
7
2.4 Pendidikan dan Perilaku kesehatan 2.4.1 Peranan pendidikan kesehatan Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat, sabagai salah satu negara yang sudah maju. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap kesehatan. Kemudian berturut-turut di susul oleh perilaku mempunyai andil nomor dua setelah faktor lingkungan. Bagaimana proporsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di inidonesia belum ada penelitian. Apabila dilakukan penelitian mungkin perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar. (Notoatmodjo S, 2007). Intervensi terhadap faktor perilaku secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan, yaitu: a. Tekanan (enforcement) Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara-cara tekanan, paksaan atau koersi (Coertion). Upaya enforcement ini bisa dalam bentuk undang-undang atau peraturanperaturan (law enforment), instruksi-instruksi, tekanan-tekanan (fisik dan non fisik) sanksi-sanksi dan sebagainya. b. Edukasi (Education) Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran dan sebagainya. Dalam rangka pembinaan
8
dan peningkatan perilaku kesehatan masyarakat, tampaknya pendekatan edukasi (pendidikan kesehatan) lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koesi. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. (Notoatmodjo S, 2007). Perilaku dilatar belakangi atau dipengruhi oleh tiga faktor pokok, yakni faktor predisposisi (predisposing factors) faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor yang memperkuat atau mendukung (reinfircing factors). Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan pada ketiga faktor pokok tersebut. (Notoatmodjo S, 2007). Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. (Notoatmodjo S, 2007). 2.4.2 Definisi perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sabab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup dari tubuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, Kerana mereka mempuyai aktifitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas
9
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. (Notoatmodjo S, 2007) Menurut Skiner (1983) dalam Notoajtmojdo seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner ini disebut teori “S-O-R” atau stimulus organisme respons. Skiner membedakan adanya dua respons. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Perilaku tertutup (covert behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatiain, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behaviour atau unobservable behaviour, misalnya: seorang ibu hamil tau pentingnya pemeriksaan kehamilan. 2. Perilaku terbuka (overt behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah diamatiatau dilihat oleh orang
10
lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktik misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilan atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli Psikologi pendidikan yang membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 kelompok yakni: 1.
Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan telinga.
2.
Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
3.
Tindakan (practice)
11
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. (Notoatmodjo S, 2007) 2.4.3 Perilaku sehat Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit,
serta
berperan
aktif
dalam
Gerakan
Kesehatan
Masyarakat.perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseoarng yang sehat dan meingkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah. Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur dan menggosok gigi sebelum tidur. (Notoatmodjo S, 2007). 2.4.4 Domain Perilaku Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organism yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organism tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung.
12
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karateristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangutan. Halo ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinam perilaku dapat dibedakan menjuadi dua, yakni: 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang. (Notoatmodjo S, 2007). 2.4.5 Perilaku Kesehatan Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu : a. Perilaku Pemeliharaan kesehatan (health maintanance) Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit atau usaha untuk menyembuhkan bilamana sakit. Oleh karena itu perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek yaitu:
13
1. Perilaku pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit bilamana sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. 2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. 3. Perilaku makanan dan minuman, makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang tetapi bisa juga sebaliknya. b. Perilaku pencarian dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampi mencari pengobatan diluar. c. Perilaku kesehatan lingkungan Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. (Notoatmodjo S, 2007). 2.4.6 Pembentukan Perilaku Perilaku manusia sebagian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat dipelajari. Proses terbentuknya perilaku seseorang adalah sebagai berikut : a. Kebiasaan Terbentuknya perilaku karena kebiasaan yang dilakukan. Misalnya menggosok gigi sebelum tidur, bangun pagi, sarapan pagi,dll. b. Pengertian
14
Terbentuknya perilaku ditempuh dengan pengertian. Misalnya bila naik motor harus memakai helm, karena untuk keamanan diri. c. Penggunaan model Pembentukan perilaku melalui contoh atau model yang dianggap dipercaya atau dituakan. Model yang dimaksud adalah pimpinan, orang tua, tokoh panutan lainnya. 2.5 Strategi dalam Promosi Kesehatan Untuk mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan maka diperlukan cara pendekatan yang strategis agar tercapai secara efektif dan efisien. Cara ini sering disebut ”strategi”. Jadi Strategi adalah cara untuk mencapai dan mewujudkan visi dan misi pendidikan kesehatan tersebut secara efektif dan efisien (Notoatmodjo S, 2007). a. Advokasi (advocacy) Kegiatan ini ditujukan kepada pembuat keputusan (decission makers) atau penentu kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan maupun disektor lain diluar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap publik. b. Dukungan Sosial (Social support) Kegiatan ini ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun informal yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Hal ini bertujuan agar kegiatan atau program kesehatan memperoleh dukungan dari para tokoh masyakarakat (toma dan tokoh agama (toga). c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
15
Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini kegiatannya lebih pada bentuk penggerakkan masyarakat untuk kesehatan, seperti adanya dana sehat, adanya pos obat desa, gotong royong kesehatan, dan sebagainya. (Notoatmodjo S, 2007). 2.6 Gambaran Desa Tunas Jaya Desa Tunas Jaya terletak di Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato. Terdiri atas 2 dusun yaitu dusun Bina Karya
dan Tunas Karya,
masyarakat yang tinggal di desa tersebut sebanyak dari 97 kepala keluarga dan 428 jiwa.
16
2.7 Kerangka Berfikir 2.7.1 Kerangka Teori
Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Memberi ASI Ekslusif
Menimbang balita setiap bulan
PHBS
Makan sayur dan buah setiap hari
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik nyamuk
Tidak merokok dalam di rumah
Melakukan aktifitas fisik setiap hari Peningkatan PHBS rumah tangga
Meningkatkan perilaku sehat anggota keluarga di rumah tangga
17
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS, Visi Indonesia sehat 2014 yang melakukan 10 PHBS yaitu : (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI ekslusif, (3) menimbang balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah.
18
2.7.2 Kerangka Konsep
Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Menggunakan air bersih
Memberi ASI Ekslusif
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun PHBS Tatanan Rumah tangga
Menimbang balita setiap bulan
Makan sayur dan buah setiap hari
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik nyamuk
Tidak merokok dalam di rumah
Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Keterangan = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
19