BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
A. KONSEP DASAR Pelayanan
Kesehatan
Utama
atau
Primary
Health
Care
yang
dideklarasikan di Alma Ata tahun 1978 memiliki kesepakatan global untuk mencapai kesehatan bagi semua tahun 2010 (Health for All 2010) dengan sasaran utama adalah tercapainya derajat kesehatan yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomi. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) adalah pelayanan kesehatan pokok berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah, dan social yang dapat diterima secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan Negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination) (Mubarak dan Cahyatin, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Definisi lain mengatakan pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan yang esensial yang berdasarkan pada metode teknologi yang praktis secara umum dapat dijangkau individu dan keluarga dalam masyarakat melalui peran serta penuh dari mereka dan dengan beban biaya yang dapat dipikul oleh masyarakat dan negara dalam suasana kepercayaan atas kemampuan sendiri dan menentukan nasib sendiri (Freeman & Henrich, 1992). Sasaran pelayanan kesehatan Utama adalah individu, keluarga atau kelompok dan masyarakat dengan focus upaya kesehatan primer, sekunder, dan tersier.strategi Pelayanan Kesehatan Utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Dengan demikian diharapkan yang tadinya tidak mau, tidak tahu dan tidak mampu akan mendiri dalam menangani masalah kesehatannya sehingga peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat tercapai. Tujuan Primary Healt Care (PCH) dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan Umum yaitu: mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan. 2. Tujuan Khusus yaitu: a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayanai b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
Universitas Sumatera Utara
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan sumber – sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Prinsip dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Utama berorientasi pada distribusi pelayanan kesehatan yang merata dengan melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat guna yaitu menggunakan sarana dan fasilitas yang ada didalam masyarakat itu sendiri berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Ada delapan unsur utama Pelayanan Kesehatan Utama yaitu : 1.
Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan panyakit serta pengendaliannya.
2.
Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3.
Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Dasar
4.
Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5.
Imunisasi terhadap Penyakit – penyakit Infeksi Utama
6.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Endemik Setempat
7.
Pengobatan Penyakit Umum dan Ruda Paksa
8.
Penyediaan Obat – obat Esensial
1. Konsep Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesa dari praktek keperawatan dan praktek keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan.Model praktek keperawatan kesehatan komunitas
Universitas Sumatera Utara
dimodifikasi
sesuai
dengan
model
yang
terkait
dengan
kesehatan
masyarakat.Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Comtemporary Nursing Center (Barger, 1995) yang menekankan pada pendekatan sistem unutk mengatasi masalah kesehatan.
Improved community self-estexem, selfdetermination and imege
Community
Purpose of the nurse center
Community
Community input in center
Client-centered
Community evaluation of the center
Client
Community Community
Improved health status of community
Universitas Sumatera Utara
Skema 1: Contemporary Nursing Center Model Model temporary Nursing Center tersebut akan ditetapkan perawan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan (lingkaran ke-3) yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
Advanced Practice Nurse (APNs) Perawat
dengan
keperawatan
pendidikan
kepada
tambahan
individu,
keluarga
unutk dan
memberikan komunitas
asuhan (perawat
pelaksana/perawat bidan, perawat spesialis, APNs) 2.
Community Health Nurse Perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan health promotion di komunitas yang melakaukan perencanaan, implementasi, evaluasi dan home visite sesuai dengan kebutuhan (kelompok khusus)
3.
Nurse Executive Perawat
yang
menjalankan
fungsi
manajemen
yaitu
perencanaan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi keefektifan asuhan keperwatan sesuai dengan kebutuhan komunitas. Perawat ini memiliki pendidikan tambahan dibidang manajemen dan kepemimpinan 4.
Clinical Nurse Peran perawat tersebut akan menentukan jenis pelayanan keperwatan yang akan diberikan kepada masyarakat (lingkaran ke-4), misalnya: APNs di
Universitas Sumatera Utara
Nursing Center melakukan Pelayanan Kesehatan Utama dan Community Health Nursing akan melakukan home visite. Tetapi secara umum perawat juga harus dapat merumuskan diagnosa keperawatan, melakukan intervensi keperawatan, melakukan intervensi keperawatan, meningkatkan derajat kesehatan dan mengoptimalkan fungsi kesehatan masyarakat. Sedangkan pada lingkaran yang paling dalam menunjukkan inti dari pelayanan
keperawatan
berorientasi
pada
klien
dimana
Nursing
Centerakanmemberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada klien (individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat). Fokus pelayanan keperawatan tidak hanya pada satu masalah yang spesifik teteapi lebih pada keperawatan yang komprenensif sehingga pelayanan yang diberikan dapat diketahui melalui umpan balik dari klien atau evaluasi dari Nursing Center sendiri terhadap pelayanan yang diberikannya. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang yang membentuk masyarakat (Anderson, 1988) yaitu individu, keluarga, dan masyarakat. a. Tingkat Individu Perawat
memberikan
asuhan keperawatan kepada
individu
yang
mempunyai masalah kesehatan (missal : ISPA, penyakit kulit, diare, DBD) yang dijumpai di puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan secara individu.
b. Tingkat Keluarga
Universitas Sumatera Utara
Sasaran kegiatan adalah anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengguanakan pendekatan proses keperawatan keluarga serta menilai sejauhmana telah tercapainya tugas kesehatan keluarga berikut : 1) Mengenal masalah kesehatan 2) Mengambil keputusan untuk mengatsi masalah kesehatan tersebut 3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga 4) Menciptakan lingkungan yang sehat 5) Memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga
c. Kelompok Khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005).
d. Tingkat Komunitas Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu dan keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan keperawatan ini diberikan pada kelompok beresiko atau diwilayah binaan di masyarakat. Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien, dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga aspek, pencegahan yaitu primer, sekunder, dan tersier melalui proses individu,
Universitas Sumatera Utara
kelompok dan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dan bekerjasama merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi peran serta masyarakat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu : 1. Pencegahan Primer Pencegahan dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit dan diaplikasikan kepada populasi yang sehat pada umumnya.Pencegahan primer ini mencakup identifikasi faktor-faktor terjadinya penyakit, kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup kegiatan peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit seperti simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga, asuhan anak dan balita, imunisasi, penyuluhan gizi dan balita, penyuluhan pencegahan terhadap kecelakaan, asuhan prenatal, pelayanan KB, perlindungan gigi dan lainlain.
2. Pencegahan Sekunder
Universitas Sumatera Utara
Adalah intervensi atau kegiatan yang dilakukan pada saat terjadi perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosaa dini, intervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau tingkat keseriusan penyakit, contohnya mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala termasuk gigi dan mata pada balita.
3. Pencegahan Tersier Pencegahan tersierpada tingkat pencegahan ini adalah mempertahankan kesehatan setelah terjadinya gangguan beberapa system tubuh, yaitu pada saatsaat atau terjadii ketidakmampuan sampai stabil atau menetap dan tidak dapat diperbaiki (irreversible). Rehabilitasi sebagai tujuan, pencegahan tersiertidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya tetapi juga mengembalikan individu kepada tingkat fungsi yang optimal dari ketidakmampuannya, contoh perawat mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan latihan nafas dalam, mengajarkan batuk efektif. Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat. 1.
Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada
Universitas Sumatera Utara
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.Falsafah yang melandasi yang mengacu pada paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu; manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. 2.
Pengorganisasian masyarakat Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998) meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action). Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapantahapan berikut: a. Tahap persiapan Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat. b. Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan. c. Tahap pendidikan dan pelatihan Melalui
kegiatan-kegiatan
pertemuan
teratur
dengan
kelompok
masyarakat melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada individu, keluarga dan masyarakat. d. Tahap pormasi kepermimpinan
Universitas Sumatera Utara
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan. e. Tahap koordinasi Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan masyarakat
f. Tahap akhir Supervisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.
2.
Peran Perawat Komunitas Peranan yang dapat dilakukan perawat komunitas diantaranya adalah: a. Penyedia pelayanan (Care provider) Memberikan
asuhan
keperawatan
yang
keperawatan ada,
melalui
merencanakan
mengkaji
tindakan
masalah
keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Helvie, 1997). b. Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Universitas Sumatera Utara
Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
individu,
keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997). Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal
yang
baik
dan
untuk
meningkatkan
perkembangan seseorang. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji
kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat
pengajaran.Selama
membuat
pelaksanaan
tujuan perawat
khusus
dan
strategi
menerapkan
strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005). c. Panutan (Role Model) Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997). d. Pembela (Client Advocate)
Universitas Sumatera Utara
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997).Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung
jawab
membantu
klien
dan
keluarga
dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005). e. Manajer kasus (Case Manager) Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997). f. Kolaborator
Universitas Sumatera Utara
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997). g. Perencana tindakan lanjut (Discharge Planner) Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).
h. Pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder) Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997). i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services) Peran
perawat
sebagai
koordinator
antara
lain
mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota
Universitas Sumatera Utara
tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005). j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader) Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005). Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan,
perasaan
dan
perilaku
yang
dapat
meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005). k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher)
Universitas Sumatera Utara
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).
3.
Proses Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok masyarakat resiko tinggi (keluarga dengan resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin, dan tidak terjangkau pelayanan kesehatan), upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan aspek pengobatan dan rehabilitasi.Pelayanan kesehatan yang diberikan dapat dijangkau oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan. Keperawatan komunitas pada akhirnya bertujuan untuk kemandirian masyarakat dalam upaya menanggulangi masalah kesehatan yang ada, dimana dilakukan dengan tindakan yang berkelanjutan dan menggunakan metode keperawatan dalam hal ini proses keperawatan yang dilakukan melalui lima tahapan sebagai berkut 1.
Pengkajian keperawatan komunitas
Universitas Sumatera Utara
Langkah awal pada fase pengkajian keperawatan komunitas adalah pengumpulan data aktual yang relevan, memunculkan data yang hilang dan interpretasi dasar.Tujuan utama dari pengumpulan data ini untuk dapat mendapatkan
informasi
yang
bermanfaat
tentang
komunitas
dan
kesehatannya. a. Pengumpulan/penghimpunan data Data dikumpulkan dengan cara interview, koesioner dan suvey. Biasanya data ini menggambarkan demograpi seperti : umur, jenis kelamin, sosio ekonomi dan distribusi suku ; statistik vital yang meliputi : data morbilitas dan mortalitas, institusi komunitas meliputi pelayanan kesehatan dan jenis pelayanan yang disediakan; karateristik kesehatan penduduk b.
Pemunculan data Ini merupakan proses penggabungan data yang tidak tersedia secara aktual melalui interaksi dengan anggota komunitas atau kelompok komunitas. Data ini meliputi: pengetahuan dan kepercayaan komunitas, nilai dan sentimen, tujuan dan persepsi, norma, proses pemecahan masalah dan struktur kepemimpinan atau orang yang berpengaruh. Data ini didapat melalui interview dan observasi dan merupakan data kualitatif.
c. Penggabungan data dasar Ini dibuat dengan mengkombinasikan pengumpulan dan pemunculan data, kemudian data diinterpretasikan.
Universitas Sumatera Utara
2.
Diagnosa keperawatan komunitas Aktivitas pengkajian dan pembuatan penggabungan data dasar akan menghasilkan
identifikasi
masalah-masalah
keperawatan
komunitas.
Masing-masing masalah perlu untuk diidentifikasi secara jelas dan dinyatakan sebagai diagnosa keperawatan komuniatas. Diagnosa keperawatan komunitas mengandung komponen utama yaitu : a. Problem : yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal seharusnay terjadi. b. Etiologi : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan. c. Sign/Simptom
3.
Perencanaan keperawatan komunitas Fase perencanaan mencakup analisa masalah pada diagnosa keperawatan dan
pembuatan
prioritas,
pembuatan
tujuan
dan
sasaran,
dan
pengidentifikasian aktifitas intervensi yang akan menyelesaikan tujuan. a. Analisa masalah/data Analisa masalah/data yaitu kemampuan untuk mengkaitkan data atau menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan/masalah yang di hadapi oleh masyarakat.Apakah itu masalah keperawatan/masalah kesehatan yang dihadapai oleh masyarakat.Pembuatan analisa masalah membutuhkan kerjasama dari perawat, orang-orang yang ahli dengan masalah
Universitas Sumatera Utara
kesehatan/masyarakat, organisasi-organisasi yang mampu membantu melaksanakan intervensi dan perwakilan dari komunitas. b. Prioritas masalah Masing-masing masalah kesehatan/keperawatan diidentifikasi sebagai bagian dari penilaian proses yang harus ditentukan proses ranking. Dalam proses ranking masalah dievaluasi dan diprioritaskan dimana sebelumnya disusun kriteria disebut penyusunan prioritas masalah. Prioritas masalah diabmbil dengan mempertimbangkan keterlibatan anggota masyarakat, sustansi yang tepat, para administrator dan sumbersumber pengontrol. Kriteria prioritas masalah :
1) Kesadaran masyarakat terhadap masalah 2) Motivasi masyarakat untuk memecahkan masalah 3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi pemecahan masalah 4) Kemampuan yang sesuai untuk pemecahan masalah 5) Seberapa berat akibat jika masalah tidak diatasi 6) Kecepatan masalah yang dapat dicapai c. Menetapkan tujuan dan kriteria hasil Tujuan adalah pernyataan umum dari hasil yang ingin dicapai.Kriteria hasil
adalah
pernyataan
yang
tetap
dari
hasil
yang
ingin
dicapai.Penetapan tujuan dan kriteria hasil harus mencakup kolaborasi
Universitas Sumatera Utara
antara keperawatan dan prilaku masyarakat yang sesuai dengan masalah dan tujuan intervensi. d.
Mengidentifikasi rencana intervensi Ini diartikasn sebagai cara pencapaian, strategi dalam mencapai kriteria hasil, cara yang akan merubah prilaku dan cara untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah dalam rencana intervensi keperawatan komunitas : 1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan 2) Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan 3) Libatkan peran serta masyarakat dalam menyususn perencanaan 4) Pertimbangan sumber daya masayarakat dan fasilitas yang tersedia 5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat. 6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai 7) Tindakan harus bersifat realistis 8) Disusun secara berurutan
4.
Implementasi keperawatan komunitas Implementasi merupakan fase keempat dari proses keperawatan meliput: aktifitas yang bertujuan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Implementasi dibentuk oleh peran yang dipilih oleh perawat, tipe masalah kesehatan yang dipilih sebagai fokus, intervensi, kesiapan komunitas untuk berpartisipasi dala resolusi masalah dan karateristik proses perubahan sosial.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah : a. Inovative Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005). b. Terintegrasi Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005). c. Rasional Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005). d. Mampu dan mandiri Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2005). e. Optimis Perawat
kesehatan
masyarakat
harus
yakin
dan
percaya
atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
Universitas Sumatera Utara
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005). 5.
Evaluasi keperawatan komunitas Secara sederhana, evaluasi digambarkan sebagai penilaian efek beberapa program/aktifitas yang terorganisir. Evaluasi dapat melibatkan desain dan mengarahkan riset evaluasi dimana metode riset ilmu sosial digunakan untuk menentukan efektifitas program, efesiensi, keadekuatan, kelayakan dan konsekuansi yang tidak diharapkan. Proses evaluasi sebenarnya dimuali pada fase perencanaan, ketika tujuan dan sasaran dibuat dan tindakan pencapaian tujuan teridentifikasi. Setelah mengimplementasikan tindakan pemenuhan tujuan dan efek tindakan intervensi harus di kaji. Proses evaluasi diorientasikan menuju kesehatan komunitas karena tujuan dan sasaran intervensi berasal dari konsep kesehatan oleh komunitas dan perawat. Dengan evaluasi seluruh proses terbuka untuk renegosiasi untuk mencapai kesehatan komunitas. Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi : masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil (output). Fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah : a. Revalensi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
b. Perkembangan atau kemajuan proses, apakah sesuai dengan rencana, dengan peran serta stad atau pelaksanaan tindakan serta fasilitas dan jumlah peserta c. Efisiensi biaya : bagaimana pencaharian sumber daya dan sumber dana serta apa keuntungan program d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien maupun masyarakat merasa puas e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam enam bulan atau setahun.
B. ANALISA LINGKUNGAN KOMUNITAS Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor terbagi dalam 13 lingkungan yang masing-masing dikepalai oleh Kepala Lingkungan (Kepling). Di dalam kelurahan ini juga terdapat satu buah Puskesmas Pembantu Gedung Johor. Sebagai wilayah Praktik Belajar Lapangan Komprehensif, lingkungan XI ini dipimpin oleh seorang kepala lingkungan. Di Lingkungan XI memiliki 429 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk di lingkungan XI adalah sebanyak 2166 jiwa.Secara umum didapatkan gambaran wilayah lingkungan XI sebagai berikut: Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kelurahan Pangkalan Mansyur
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Desa Namorambe
Universitas Sumatera Utara
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kelurahan Titi Kuning
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kelurahan Kuala Bekala
1. Pengkajian Dalam penulisan praktik belajar lapangan komprehensif ini, masyarakat yang menjadi klien dalam penulisan ini sebanyak 3 orang masing-masing warga yang bertempat tinggal di Lingkungan XI Kelurahan gedung johor.Ke 3 orang yang menjadi klien dalam penulisan ini mengalami diabetes mellitus yang sudah cukup lama lebih kurang sekitar 6 tahun yang lalu. Berdasarkan hasil dari wawancara praktikan kepada 3 orang klien tersebut didapatkan bahwa, masih rendahnya pengetahuan 3 orang klien tersebut mengenai penyakit diabetes mellitus yang dialaminya dan pengetahuan klien akan diet diabetes mellitus juga masih rendah ini dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan oleh klien dari petugas kesehatan. 2. Analisa Situasi Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan analisa situasi yaitu tingkat pendidikan klien yang cukup rendah dan pengetahuan klien tentang diabetes mellitus cukup rendah dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan klien dari petugas kesehatan, sehingga klien tidak mengetahui tentang informasi tentang penyakitnya. Kurangnya informasi kepada klien tentang diabetes mellitus dan diet bagi penderita diabetes mellitus dapat mengakibatkan timbulnya beberapa masalah penyakit lain dari penyakit diabetes mellitus yang dialami klien. 3. Rumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Rumusan masalah yang didapat dari pengkajian dan analisa situasi adalah masih rendahnya tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit diabetes mellitus yang dialami klien, serta kurangnya pengetahuan klien tentang diet diabetes mellitus dan cara pengendalian gula darah agar tetap dalam keadaan stabil. 4. Rencana Penyelesaian Masalah Rencana penyelesaian masalah yang akan dilakukan berdasarkan pengkajian, analisa situasi, dan rumusan masalah yang didapatkan yaitu, klien harus mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap mengenai diabetes mellitus dan diet diabetes mellitus melalui pendidikan kesehatan agar meningkatnya pengetahuan klien tentang penyakitnya dan klien dapat hidup sehat dengan menjaga dietnya. 5. Implementasi Implementasi yang akan diberikan kepada klien berupa pendidikan kesehatan mengenai diabetes mellitus, perilaku hidup sehat penderita diabetes mellitus, dan diet diabetes mellitus. Metode yang digunakan pada implementasi ini berupa leaflet dan booklet tentang diet diabetes mellitus. Praktikan juga akan mengajarkan kepada klien cara menyusun menu yang tepat dan seimbang sesuai berat badan klien. Setelah dilakukan implementasi praktikan akan melakukan evaluasi kepada klien mengenai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya dan mengevaluasi kestabilan kadar gula darah klien.
Universitas Sumatera Utara
C. PEMBAHASAN Pengelolaan asuhan keperawatan dilakukan dengan mengambil kasus kelolaan di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor, dimana kasus yang dikelola adalah klien yang menderita diabetes mellitus. Berdasarkan hasil wawancara mahasiswa yang melakukan Praktek Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK), pengetahuan klien tentang diabetes mellitus dan cara pengaturan pola makan seimbang, dan diet diabetes mellitus pada klien cukup rendah, klien tidak mengatur pola makan dan menjaga keseimbangan gula darah yang optimal, klien juga memakan makanan yang disukainya tanpa batasan.. Berdasarkan pengelolaan kasus yang akan dilakukan pada 3 orang klien yang mengalami diabetes mellitus maka dilakukanlah asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan memberikan pendidikan kesehatan klien tentang diabetes mellitus, diet diabetes mellitus, serta cara pengaturan pola makan yang seimbang pada penderita diabetes. Adapun tujuan dari pendidikan kesehatan in yaitu untuk meningkatkan pengetahuan klien tentanga penyakitnya dan meningkatkan derajat kesehatan klien. Metode pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien berupa leaflet dan booklet yang berisi tentang diet dan cara mengatur pola makan bagi penderita diabetes.
Universitas Sumatera Utara