BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT LATIHAN CABANG OLAH RAGA RENANG BALI DI DENPAS Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan teori serta beberapa tinjauan langsung ke lapangan dengan obyek yang sejenis terkait judul “Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali di Denpasar”.
2.1
Tinjauan Umum Olah Raga Manusia wajib perlu menjaga kebugaran fisiknya dengan tujuan menjaga kesehatan dan
meningkatkan kemampuan tubuhnya. Kegiatan dari menjaga kebugaran ini disebut dengan olah raga dan bidang yang mengaturnya disebut keolahragaan. Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan. (Kementerian Pemuda dan Olahraga. 2010)
6
2.1.1 Pengertian Olah Raga
Olah raga merupakan suatu aktivitas gerak tubuh, mulai dari anggota tubuh bagian atas dan bagian bawah. Dikatakan aktivitas karena memiliki tujuan pada akhirnya, yakni kualitas hidup yang meningkat sehingga menjadikan tubuh menjadi sehat dan bugar. Aktivitas menyehatkan ini selain dijadikan aktivitas pengisi waktu luang, u adapt dijadikan sebagai sarana untuk mengasah kemampuan diri dalam berolahraga atau wadah untuk menjadi atlet professional atau olah raga prestasi.(Rahmani. 2014 Hal:1)
2.1.2 Jenis Olah Raga
Menururt Kementerian Pemuda dan Olahraga mencantumkan beberapa jenis olahraga berdasarkan ruang lingkupnya yang berlaku di Indonesia. Jenis olahraga itu adalah: a. Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. b. Olahraga
rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan
kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan
nilai
budaya
masyarakat
setempat
untuk
kesehatan,
kebugaran,
dan
kegembiraan. c. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. d. Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau kegemaran berolahraga. e. Olahraga profesional adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga. f. Olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseorang.
7
2.1.3 Jenis Gedung Olah Raga
Badan Standardisasi Nasional menyatakan terdapat 3 jenis gedung olahraga dan persyaratannya: (Badan Standardisasi Nasional. 1994.) a) Tipe A, dengan ukuran minimal panjang 50m dan lebar 30 m, tinggi langit-langit permainan adalah 12,5 m dan tinggi langit-langit bebas 5,5 m. Gedung tipe ini dapat menampung 3000-5000 penonton. b) Tipe B, dengan ukuran minimal panjang 32m dan lebar 22 m, tinggi langit-langit permainan adalah 12,5 m dan tinggi langit-langit bebas 5,5 m. Gedung tipe ini dapat menampung 1000-3000 penonton. c) Tipe C, dengan ukuran minimal panjang 24m dan lebar 16 m, tinggi langit-langit permainan adalah 9 m dan tinggi langit-langit bebas 5,5 m. Gedung tipe ini dapat menampung maksimal 1000 penonton.
2.1.4 Kelembagaan Olah Raga
Dalam pengelolaan kelembagaan keolahragaan ada 2 macam yaitu : a) Lembaga pemerintah Pada kelembagaan keolahragaan yang dikelola oleh pemerintah dilaksanakkan oleh Dinas Pendidikan Nasional dan sub Dinas Pemuda dan Olah Raga, dalam menangani pelatihan dan pendidikan olah raga menggunakkan jalur pendidikan sekolah dari : 1) SD (Sekolah Dasar) 2) SMP (Sekolah Menengah Pertama) 3) SMA (Sekolah Mengah Atas) 4) Perguruan Tinggi Raga Nasional Indonesia juga mewakili pemerintah dalam hubungan di forum internasional , yaitu Asian Games Federation, International Olimpic Comite dan lain-lain.
8
b)
Lembaga Non Pemerintah Lembaga yang ditetapkan sebagai non pemerintah yaitu, KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) menangani olah raga berprestasi, dengan amatirsme dijadikan dasar keanggotaan.
2.2 Olah Raga Renang Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian dari olah raga renang, jenis kompetisi olah raga renang, peralatan dan perlengkapan, juga klasifikasi kolam renang.
2.2.1 Pengertian Olah Raga Renang
Renang merupakan salah satu olah raga air yang sangat mudah untuk dinikmati oleh masyarakat. Olah raga renang sering dijadikan olah raga alternative selain sepakbola. Hal ini dikarenakan sarananya yang mudah dan tersedia dilingkungan masyarakat, juga karena harganya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. (Rahmani. 2014 Hal:24)
2.2.2 Jenis Kompetisi Olah Raga Renang
Olah raga terdiri dari beberapa jenis gaya, yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Empat gaya tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dsaat dipelajari. Namun banyak yang menganggap bahwa gaya bebas adalah induk segala gaya renang. Olah raga renang memiliki beberapa nomor yang sering diperlombakan, seperti renang gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Sementara nomor lainnya yang diperlombakan di Olimpiade adalah gaya ganti perorangan, gaya estafet, gaya bebas estafet, dan maraton. Berikut table mengenai jarak pada setiap nomor yang dipertandingkan, khususnya pada Olimpiade. Tabel: 2.1 Jenis Kompetisi Cabang Olah raga Renang
No
Nomor
Jarak
1
Gaya Bebas
50m,100,200 m, 400m, 800m (Putri), 1500 m (Putra)
2
Gaya Kupu-kupu
100 m dan 200 m
3
Gaya Punggung
100 m dan 200 m
4
Gaya Dada
100 m dan 200 m 9
5
Gaya Ganti Perorangan
200 m dan 400 m
6
Gaya Ganti Estafet
4 x 100 m
7
Gaya Bebas Estafet
4 x 100 m 4 x 200 m
8
Maraton
10 km Sumber:(Rahmani. 2014 Hal:25)
2.3 Standar Fasilitas Pusat Latihan Renang Ketentuan dan desain dari kolam renang umum telah berubah sejak tahun 90an. Pada awalnya adalah suatu yang normal untuk memakai kolam renang kompetisi utuk kepentingan publik,
tetapi seiring berjalannya waktu desain kolam renang publik akhirnya semakin
berubah demi memenuhi kepentingan hiburan dan bersantai di kolam renang.
2.3.1 Difinisi dan Tipe Untuk menentukan tipe kolam yang akan direncanakan sebaiknya diketahui siapa saja yang akan menjadi pengguna kolam nantinya dan prioritas untuk kegiatan berbeda yang dapat dilakukan. Keperluan akomodasi akan bervariasi sesuai besar dan tipe kolam, akan tetapi kapasitas maksimum orang yang daat menggunakan kolam akan tergantung pada kapasitas tritmen air kolam. (Pickard. 2002. Hal: 359) Semua kolam renang buatan selain kolam khusus hunian secara umum merupakan kolam renang yang ditujukan untuk publik. Kolam renang publik ini diklasifikasi untuk tujuan penentuan standar minimumnya. Klasifikasi didasarkan atas beberapa kategori yaitu karakteristik khusus dari ukuran, penggunaan, dan faktor lainnya. Tipe-tipe kolam tersebut adalah: a. Tipe A, yaitu kolam kota seperti kolam renang sekolah, kolam untuk komunitas tertentu, dan kolam renang atletik atau klub renang. b. Tipe B, yaitu kolam renang institusi seperti pramuka, militer, kemah khusus dan lainnya. c. Tipe C, yaitu kolam renang untuk hotel lebih dari 100 unit kamar dengan luas permukaan air lebih dari 150 meter persegi. d. Tipe D, yaitu kolam renang untuk perumahan, hotel kecil, apartemen, dimana kolam ini bersifat semi publik dengan luasan tidak lebih dari 150 meter persegi. e. Tipe E, yaitu kolam renang untuk perawatan seperti terapi. 10
f.
Tipe F, yaitu kolam renang indoor atau dalam ruangan.
Tipe-tipe kolam renang ini adalah dasar untuk membentuk variasi kolam lainnya yang sesuai dengan standar minimum kolam renang publik. 2.3.2 Persyaratan Kolam Renang
Dalam cabang olah raga renang, tidak banyak peralatan yang dibutuhkan. Perenang mengenakan pakaian renang yang sesuai, kacamata renang, dan jika diperlukan dapat menggunakan sepatu katak yang dapat membuat dorongan pada kaki lebih cepat. Hanya saja fasilitas atau tempatnya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, seperti kolam renang dan tali pembatas sebagai batasan lintasan. Kolam renang berskala olimpiade harus dilengkapi dengan alat pengukur waktu dan papan blok untuk start. A) Kolam Renang Kolam renang yang sesuai dengan standar olimpiade ada 2 jenis, yaitu sepanjang 50 m dan sepanjang 25 m, dengan toleransi +0,03 m dan -0,00 m. Kedalaman kolam bervariasi, terdalam 3-3,3 m dan terdangkal 2 m. (Pickard. 2002. Hal: 359)
(A)
(B)
Gambar: 2.1 (A) Kolam 50m (B) Kolam 25 m Sumber: Pickard, 2002: 360
11
Tabel 2.2 Tabel Ketentuan Ukuran Sarana Renang
Sumber : FINA Standard
Gambar 2.2 Standar Ukuran Kolam Renang Kompetisi Sumber : FINA Standard
B) Lintasan Lebar kolam
renang adalah sepanjang 25 meter, jika terdapat 8 papan
blok start, maka lebar masing-masing lintasan sekitar 2,5 meter. Lintasan dibatasi dengan menggunakan tali yang berbahan dasar plastic tebal dan kuat seperti pelampung berbentuk bulat dan berukuran kecil. Bentuknya ini memungkinkan dapat berputar atau bergerak mengikuti riak air kolam.
12
Tali pembatas lintasan berbahan dasar plastic tebal dan kuat seperti pelampung berbentuk bulat dan berukuran kecil ini dibedakan warnanya. Warnawarna tersebut berdasarkan nomor lintasan. Tali lintasan berwarna hijau untuk menandai lintasan 1 dan 8, tali lintasan berwarna biru untuk menandai lintasan 2,3,6, dan 7, tali lintasan berwarna kuning untuk menandai lintasan nomor 4 dan 5. (Rahmani. 2014 Hal:30)
Gambar 2.3 Tali Pembatas Lintasan Sumber : FINA Standard
Penempatan perenang pada papan blok start pun tidak sembarangan dipilih. Mereka harus melalui tahapan penyisihan, dimana perenang dengan catatan waktu terbaik akan ditempatkan pada posisi lintasan yang berada di tengah. Sementara untuk perenang dengan catatan waktu dibawahnya akan ditempatkan pada lintasan lainnya secara berurutan, yaitu lintasan 5,3,6,2,7,1, dan 8. (Rahmani. 2014 Hal:30) C) Balok Start Kolam renang yang berskala internasional memiliki balok start, dimana terdapat pengeras suara yang berfungsi sebagai tanda start. Suara yang keluar dari pengeras suara tersebut adalah suara tembakan pistol. Balok start ini memiliki ketinggian 1 meter dari permukaan kolam. (Rahmani. 2014 Hal:31)
Gambar 2.4 Balok Start Kolam Renang Sumber : FINA Standard
13
Ukuran permukaan balok start adalah 0,5 meter x 0,5 meter dengan dilapisi bahan yang membuat balok start tidak licin dan aman digunakan. Kemiringan balok start pun perlu diperhatikan, yaitu tidak melebihi dari 10 derajat karena akan mempengaruhi tolakan atau awalan start. (Rahmani. 2014 Hal:31) D) Dinding dan Lantai Dinding dan lantai
harus berasal dari batu, keramik atau material lain yang
lembam, tahan air dan tahan lama. Finishing dari material ini harus sangat halus dan memiliki warna yang ringan dan cerah. E) Penanda Kedalaman Air Pada kedalaman harus diberi penanda pada bagian dalam atau atas permukaan
kolam pada dinding vertikal kolam dan deck disekeliling kolam. Pada
titik tertinggi, terendah, dan batas antara area dangkal serta area dalam kolam juga harus diberi penanda dengan empat digit angka yang berisikan kedalaman kolam. Penanda ini harus memiliki warna yang kontras dengan kolam dan diletakkan di kedua sisis kolam. F) Kursi Lifeguard Kursi lifeguard harus ada di setiap kolam. Seorang lifeguard dibutuhkan untuk area seluas 190 meter persegi permukaan air. Jika lebar kolam lebih dari 15 meter maka lebih dari 1 kursi lifeguard dibutuhkan. G) Life Line Pada life line harus dibuat dekat dengan area dimana area dangkal akan menjadi area dalam. Bentuk life line dapat berupa perbedaan warna keramik dan atau berupa pelampung di area tersebut. H) Tangga Kolam Tangga kolam harus disediakan setiap 25 meter. Dan setiap kolam renang harus memiliki minimal 2 buah tangga. Jika sudah ada perbedaan level lantai kolam renang menuju keluar kolam maka keberadaan tangga dapat dihilangkan. I) Jalur Pejalan Kaki Disekitar Kolam Alur pejalan kaki disekitran kolam harus disediakan dengan lebar minimal 2,5 meter. Tekstur dari permukaannya harus anti licin, tetapi masih memberikan
14
kenyamanan bagi pejalan kaki yang berjalan tanpa alas. (Callender. 2004 Hal: 1139) J) Ruang Ganti 1) Tipe Ruang Ganti Ruang ganti untuk kolam renang secara umum dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu: a) Dalam Ruangan (Cubicle Changing) Dapat dipergunakan oleh kedua jenis kelamin dalam area yang sama, namun dipisahkan dalam zone yang berbeda. Penggunaan jenis ini akan meningkatkan biaya pekerjaan, namun dapat menghemat dari segi jumlah staff karena akan memudahkan pengawasan. Berikut gambar dari ruang Cubicle.
Gambar: 2.5 Tipe Cubicle Sumber : Geraint, 2004 :87
b) Terbuka (Open Plan Changing) Tipe ini banyak diterima karena kebanyakan pemakai kolam renang adalah anak-anak. Ruang ganti terbuka biasanya lebih murah, lebih fleksibel dalam hal pemakaian ruangan dan lebih mudah dalam pembersihannya. Berikut gambar ruang terbuka.
Gambar: 2.6 Tipe Terbuka Sumber : Geraint, 2004 :87
15
c) Perpaduan keduanya (Mixture) Solusi yang paling tepat adalah perpaduan antara ruang ganti terbuka dengan sejumlah ruang ganti tertutup untuk menciptakan privacy. Di ruangan untuk wanita, privacy lebih diinginkan oleh karena itu jumlah ruang ganti tertutup harus lebih dari ruang terbuka. Berikut gambar ruang mixture pada (Gambar: 2.6).
Gambar: 2.7 Tipe Mixture Sumber : Geraint, 2004 :87
2) Perhitungan Jumlah Ruang Ganti Jika fasilitas ruang ganti dan tempat penyimpanan pakaian dipisahkan, maka disarankan jumlah ruang ganti adalah sebagai berikut: a) Satu ruang ganti untuk setiap 8,4 m2 luas area kolam renang utama, atau satu buah untuk setiap 6,5 m2 luas kolam rekreasi. b)
Untuk kolam latihan 1 buah tiap 4,2 m2
c)
Kalau terdapat kolam khusus untuk loncat indah maka harus disediakan 2 buah ruang ganti tambahan.
3) Kriteria Desain a) Tempat duduk (bench) harus disediakan pada desain ruang ganti terbuka dengan perhitungan dasar 0,5 meter tiap orang dewasa dan 400mm tiap anak-anak, dengan tinggi 375 mm dan lebar 300 mm. b) Ukuran ruang ganti adalah minimal 800mm x 900mm dan untuk pemakai kursi roda ukurannya 2,5m x 1,5m c)
Posisi ruang ganti harus berada dekat dengan ruang bilas, dan untuk alasan keamanan, kedua ruangan ini harus berada dekat dengan kolam dangkal. 16
d) Untuk memudahkan pembersihan dan menghindari kelembaban maka partisi pada ruang ganti dapat dinaikkan setinggi 150-130mm dari permukaan lantai. e) Tinggi partisi cukup setinggi bahu (1,40m) atau setinggi mata (1,80m), sedangkan untuk ruang ganti pria dapat lebih rendah.
4) Tempat Penyimpanan Pakaian Ada dua metoda penyimpanan pakaian yang dapat dipakai, yaitu: a) Menggunakan keranjang dan gantungan baju (basket bag and hanger system), maksudnya pakaian yang dibawa oleh pengunjung, setelah diganti kemudian dititipkan kepada petugas penitipan pakaian. b) Menggunakan loker (locker system), akan lebih memudahkan karena pengunjung langsung memegang kunci lokernya sendiri.
5) Penempatan tempat duduk pada ruang ganti lebih baik dalam bentuk cantilever karena akan lebih memudahkan dalam pembersihan. Beberapa jenis tempat duduknya antara lain: a) cantilever pada dinding
b) alternatif tipe cantilever
c) kursi kayu di atas pasangan bata
d) kursi kayu di atas rangka aluminium
Gambar : 2.8 Tipe Penempatan Kursi Sumber : Geraint, 2004 : 124
17
6) Ruang Ganti Atlet memiliki ketentuan khusus sebagai berikut : a) Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton. b) Kelengkapan ruang ganti atlet antara lain berupa toilet, ruang bilas dan ruang ganti pakaian. 7) Ruang Ganti Pelatih dan Wasit memiliki ketentuan khusus sebagai berikut : a) Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang ada di bawah tempat duduk penonton. b) Kelengkapan ruang sama dengan kelengkapan ruang ganti atlet. K) Ruang Bilas Perhitungan kebutuhan sanitair pada ruang bilas adalah sebagai berikut: a) Kakus: 1 buah tiap 15-20 pria, dan 1 buah tiap 7-10 wanita b) Urinals: 1 buah tiap 15-20 pria c) shower: 1 buah tiap 8 pria, dan 1 buah tiap 8 wanita d) wastafel: 1 buah tiap 15 pria, dan 1 buah tiap 15 wanita Untuk toilet bagi pengunjung yang tidak berenang (masih berpakaian lengkap) lebih baik ditempatkan di sekitar entrance karena jadi akan lebih memudahkan bagi para penonton, staff dan lainnya untuk masuk dan keluar dari bangunan. Untuk toilet Penyandang Cacat dengan ketentuan: a) Toilet untuk pria dipisahkan dengan toilet wanita. b) Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk perpindahan dari kursi roda ke kakus duduk yang diletakkan di depan dan di samping kakus duduk setinggi 80 cm. Berikut gambar ruang bilas.
(a)
(b) Gambar: 2.9 (a) Dimensi Toilet Difable (b) Dimensi Shower Sumber : Neufert: 531
18
L) Gudang atau Ruang Penyimpanan Pada ruang kolam renang sangat penting sebagai tempat penyimpanan alatalat untuk keperluan kolam renang, seperti: sapu, alat bersih bermesin, kursi, meja untuk wasit, tali lintasan kolam, starting blocks, net untuk polo air, dan peralatan lain. Akses gudang harus langsung dari sisi kolam renang agar pencapaian alat dan prasarana lainnya menjadi lebih cepat. M) Ruang Kesehatan Ruang kesehatan perlu dilengkapi dengan peralatan untuk menangani kecelakaan yang sifatnya serius. Ruang kesehatan harus diberi nama atau tanda sebagai ruang kesehatan, berhubungan langsung dengan ruang kolam dan jika memungkinkan ditempatkan pada kolam yang paling dalam atau kolam loncat indah karena daerah ini paling sering terjadi kecelakaan yang serius. Ruang kesehatan harus dekat dengan ruangan luar dimana ambulance ditempatkan, dan mempunyai akses yang cukup lebar. Jika kolam tidak berada satu level dengan akses menuju ambulance maka harus mempunyai lift. Pintu harus mempunyai lebar minimal 1,07 m untuk memudahkan sirkulasi dan harus mudah dibersihkan. N) Ruang Pemanasan Pada ruang pemanasan direncanakan untuk tipe A minimal 150 m2, tipe B minimal 81 m2 dan maksimal 196 m2 sedangkan tipe C mainimal 81 m2.(Ackroyd. 2008 Hal: 18-19) O) Ruang pijat dengan luasan minimal 12 m2 . P) Ruang Panel Ruang panel yang diletakkan dengan ruang staff teknik, dan ruang mesin dengan luas ruangan sesuai dengan kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi mesin tidak
menimbulkan suara bising yang mengganggu ruang arena dan
penonton Q) Tempat parkir dengan ketentuan sebagai berikut: a) Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga adalah 15 m. b) 1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada saat jam sibuk. 19
R) Jalur Sirkulasi untuk Penyandang Cacat Jalur ini harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8% dengan panjang maksimal 10 meter. b) Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan-bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air. c) Pada ujung tanjakan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm. d) Selasar harus cukup lebar untuk melakukan perputaran kursi roda 1800. S) Sistem Pemanasan Air Dalam pemanasan air diperlukan untuk menjaga temperatur air dalam kolam renang, temperatur yang disarankan adalah 28-30 0 C untuk kolam renang latihan, dalam menjaga suhu kolam renang indoor yang disarakan, pada pagi dan siang hari memanfaatkan bukaan sinar matahari yang dapat meningkatkan suhu udara di dalam, udara yang panas akan menghangatan air T) Pusat Kebugaran Pusat kebugaraan
adalah tempat dimana terdapat peralatan latihan yang
tujuannya untuk melatih fisik seseorang. Sebagian besar pusat kebugaran memiliki area workout utama yang terdiri dari peralatan kecil seperti barbel dan dumbbel sampai alat untuk melatih beban. Area ini biasanya dilengkapi dengan cermin besar agar pengunjung dapat memantau gerakan dan postur olahraga yang tepat selama berlatih. Selain area workout area lainnya adalah area kardio yang meliputi latihan kardiovaskular seperti, sepeda, treadmill dan mesin dayung. Area ini biasanya memiliki display audio-visual,
untuk
membuat orang yang latihan mendapat
hiburan selama latihan kardio yang panjang. ( http://en.wikipedia.org/wiki/Health_club / 14 Maret 2015) U) Ruang Konferensi Pers Ruang konferensi pers adalah area yang menjadi tempat untuk konferensi pers bagi para atlet setelah ataupun sebelum bertanding. Ruang ini harus cepat terhubung dengan area luar ataupun area belakang bangunan yang tidak menjadi akses publik, dengan tujuan melindungi atlet dari incaran media ataupun publik diluar waktu konferensi. 20
2.3.3 Klasifikasi Kolam Renang Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional, kolam renang dapat dibedakan seperti berikut : (Badan Standarisasi. 1994 Hal :4) A) Tipe A , yaitu standar nasional dan internasional, untuk kompetisi dewasa, memiliki ukuran : 1,2 m
2,25 m 50 m
1,2 m
2,25 m 30 m 50 m
B) Tipe B , yaitu untuk kompetisi yang bersifat lokal untuk dewasa maupun remaja ,memiliki ukuran : 1,2 m 25m C) Tipe C ,yaitu untuk latihan atau bagi pemula, memiliki ukuran : 0,50m
1,2 m 12,25-16,60 m
D) Tipe D ,yaitu untuk anak-anak, memiliki ukuran : 0, 40m
1,2 m Bebas
2.3.4 Sistem Penghawaan, Pencahayaan, dan Akustik A. Sistem Penghawaan Sistem ventilasi / penghawaan buatan sangat diperlukan terutama pada ruangan kolam (pool halls) dan ruang loker / ruang ganti / ruang bilas. Hal ini dikarenakan kelembaban ruang tersebut sangat tinggi dan menghindari masuknya zat kimia untuk water treatment, bau badan dan lain-lain. Syarat dari sebuah ventilasi buatan adalah tidak boleh menimbulkan kebisingan di dalam arena dan tempat penonton. Keseimbangan penyaluran energi dalam ruangan sangatlah perlu, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
21
Gambar: 2.10 Skema Penyaluran Energi Sumber : Geraint, 2004 : 10
Beberapa alternatif sistem distribusi udara yang dapat dipakai antara lain:
Gambar: 2.11 Alternatif Sistem Penyaluran Udara Sumber : Geraint, 2004 :106
Apabila menggunakan ventilasi alami, maka harus memenuhi: a) Luas bukaan minimum adalah 6% dari luas lantai efektif b) Perletakan ventilasi alami harus diatur mengikuti pergerakan udara silang B. Sistem Pencahayaan 1. Pencahayaan Alami Pencahayaan alami dalam gelanggang renang harus tetap disediakan, namun sinar langsung lebih baik dihindari karena akan mengakibatkan silau pada para pemakai. 22
Pemakaian v/h blind, louvers, overhang, tinted glass dan sebagainya merupakan solusi yang paling
tepat,
namun
perlu
diperhatikan
bahwa
para
pemakai tetap
menginginkan
pemandangan ke arah luar bangunan dimana hal tersebut justru mengakibatkan adanya cahaya langsung yang masuk ke ruangan. Oleh karena itu pemakaian jendela dengan ambang rendah dengan mengkombinasikannya dengan pemakaian tanaman sebagai penahan cahaya pada ruang luarnya dapat menjadi solusi yang baik, berikut skema pencahayaan alami pada gambar dibawah.
b)
a)
c)
Gambar: 2.12 Skema Pencahayaan Alami Sumber : Geraint, 2004 :125
Pencahayaan lewat atap merupakan pencahayaan alami yang mampu mengurangi pantulan dari permukaan air kolam dan memberi pencahayaan yang baik bagi air kolam, dapat dilihat pada (Gambar: 2.13).
Gambar: 2.13 Pencahayaan Melalui Atap Sumber : Geraint, 2004 :125
23
2. Pencahayaan Buatan Tingkat penerangan, pencegahan silau serta sumber cahaya lampu memenuhi ketentuan dimana tingkat penerangan horizontal pada orang 1 m di atas permukaan lantai sebesar:
a) Untuk latihan dibutuhkan minimal 200 lux. b) Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux. c) Untuk pengambilan video dokumentasi dibutuhkan minimal 300 lux. d) Penerangan buatan dan atau penerangan alami tidak boleh menimbulkan penyilauan pada pemain e) Sumber cahaya lampu atau bukaan harus diletakkan dalam satu area pada langitlangit
sedemikian
rupa
sehingga
susut
yang
terjadi antara garis yang
menghubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik yang terjauh dari arena setinggi 1,5 m garis horisontalnya minimal 30 0 f) Apabila gedung olahraga dipergunakan untuk menyelenggarakan lebih dari satu kegiatan cabang olahraga, maka untuk masing-masing kegiatan harus tersedia tata lampu yang sesuai untuk kegiatan yang dimaksud g) Masing-masing tata lampu harus merupakan instalasi yang terpisah satu dengan lainnya. h) Apabila menggunakan tata cahaya buatan, harus disediakan generator set yang kapasitas dayanya minimum 10 % dari daya terpasang generator harus dapat bekerja maksimal 10 detik pada saat aliran PLN padam. C. Sistem Akustik Bising merupakan masalah yang cukup serius dalam merancang fasilitas kolam renang, bising
yang
ditimbulkan
harus
ditanggulangi
karena
akan
mengurangi
kenyamanan
pengunjung dan mengganggu lingkungan di sekitar bangunan. Besarnya ruangan dengan finishing yang berasal dari material padat menyebabkan semakin bertambahnya bising yang ditimbulkan, oleh karena itu penanggulangan bising ini harus sangat diperhatikan. Waktu gaung ruangan kolam disarankan maksimal 2 detik dengan frekuensi 500 Hz, dan tingkat kebisingannya maksimal 50db. sedangkan dalam kolam latihan gaung maksimum adalah 1,5 detik.
24
Pencegahan kebisingan ini dapat berupa peredam bunyi. Peredam bunyi dapat ditempatkan pada langit-langit maupun tembok, harus jauh dari jangkauan pengunjung. Material yang dipakai haruslah tahan air dan bahan kimia. Misalnya dengan menggunakan papan gypsum, fiberglass maupun mineral wool. Langit-langit yang rendah dan atap berprofil dapat membantu pembentukan akustik dalam ruangan. 2.3.5 Sistem Utilitas Kolam renang terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan ketebalan yang tertentu yang menyatu dengan kontruksi utilitasnya, Company (1997). Secara garis
menurut Swimming Pool Mc Graw Hill Book
besar, kolam renang digolongkan atas dua sistem sirkulasi
yaitu sistem sirkulasi Overflow dan sistem sirkulasi Skimmer, yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama membersihkan permukaan air dari kotoran atau sampah yang mengambang dan tak dapat tenggelam. A. Sistem Sirkulasi Overflow Pada sistem sirkulasi overflow ini air dihisap oleh pompa dari balancing tank kemudian dikirim ke kolam dengan melalui proses filtrasi di dalam filter. Air yang masuk ke dalam kolam
melalui inlet akan meluap, dimana memang dibuat
agar meluap dan tumpah ke dalam gutter atau saluran yang dibuat sebagai tampungan luapan tersebut. Kemudian melalui gutter drain, air kembali ke dalam balancing tank, dimana selanjutnya akan disedot kembali oleh pompa sirkulasi. Umumnya kolam renang baik commercial maupun domestik mempergunakan sistem ini, karena air tidak banyak terbuang ketika terjadi penambahan tinggi air kolam, baik karena penambahan jumlah pengguna kolam maupun penambahan akibat air hujan akan tertampung di dalam balancing tank. Penambahan air akibat adanya pengurangan air kolam karena terjadinya penguapan dll, dilakukan di dalam balancing tank.
B. Sistem Sirkulasi Skimmer Pada sistem sirkulasi skimmer ini proses sirkulasi air kolam tidak memerlukan balancing tank, sebab air langsung dihisap oleh pompa sirkulasi dari dalam kolam melalui skimmer, dan dikembalikan lagi ke dalam kolam. Jika terjadi 25
penambahan tinggi air kolam akibat pengguna kolam atau air hujan, maka akan langsung dibuang ke saluran buangan dan penambahan air jika terjadi pengurangan volume air akibat penguapan dll yang dilakukan di dalam kolam. Sistem ini biasanya dipegunakan untuk proses sirkulasi jacuzzi atau whirlpool dan sebagian kolam domestik atau rumahan. Sistem ini memiliki kekurangan bagi praktisi kolam renang yang dianggap cukup signifikan yaitu terlalu sering terjadi penambahan air baru pada setiap kolam yang dipergunakan, karena pasti ada air yang terbuang.
2.4 Studi Banding Dalam Sub Bab ini akan memaparkan hasil pengamatan proyek sejenis yang sudah dibangun di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang timbul di proyek sejenis, studi banding ini mengamati kolam renang yang dipergunakkan untuk latihan para atlet-atlet renang Bali, yaitu kolam renang Tirta Arum, dan Segara Madu.
2.4.1 Kolam Renang Tirta Arum A. Lokasi Kolam Renang Tirta Arum terletak di Jl. Sutomo, Desa Blakiuh, Badung, Bali.
Gambar: 2.14 Peta Lokasi Kolam Renang Tirta Arum Sumber : Google Map
26
B. Lay Out Kolam Renang Tirta Arum
Gambar: 2.15 Lay Out Kolam Renang Tirta Arum Sumber : Dwipayana.EkaObservasi
Pada kolam renang Tirta Arum yang berlokasi di Desa Blahkiuh, Kab Badung ini salah satu kolam renang umum yang beroprasi dari pukul 08.00-18.00 WITA, tetapi sering digunakkan para atlet-atlet Bali berlatih. Berikut gambar kolam renang Tirta Arum.
Gambar: 2.16 Kolam Renang Tirta Arum Sumber : Observasi. 20 April 2015
Kolam renang Tirta Arum ini memiliki ukuran dengan panjang 50 meter dan lebar 25 meter, dengan 8 lintasan. Kolam renang Tirta Arum tidak dinyatakan mengikuti Standar Nasional, hal yang menyebabkan tersebut menurut Komisi Teknik Olah Raga renang PENGPROV PRSI Bali, pada kolam renang Tirta Arum tidak adanya fasilitas tribun penonton, ruang atlet, dan ruang pelatih. Fasilitas yang terdapat pada kolam renang Tirta Arum, selain kolam renang yaitu: Fasilitas Parkir Kendaraan, Cafetaria, Ruang tunggu, Gudang, Shower, Ruang pompa, Kamar ganti dan Toilet. Berikut gambar fasilitas kolam renang Tirta Arum.
27
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Gambar: 2.17 Fasilitas Kolam Renang Tirta Arum (a) Parkir Kendaraan, (b) Cafetaria, (c) Ruang tunggu, (d) Kamarganti dan Toilet (e)Shower (f) Gudang Sumber : Observasi. 20 April 2015
Pada balok start di kolam renang Tirta Arum dapt di lihat pada (Gambar: 2.15) , balok start dilapisi dengan batu candi, Kemiringan balok start tidak melebihi dari 10 derajat, dan ketinggian balok start ini dari permukaan kolam renang yaitu 70 cm.
Gambar: 2.18 Balok Start Kolam Renang Tirta Arum Sumber : Observasi. 20 April 2015
28
C.
Pengelola Kolam Renang Tirta Arum Tabel 2.3 Tabel Pengelolaan Kolam Renang Tirta Arum
PRSI BALI Wakil Ketua PRSI Bali I Nyoma Madi Adnyana Komisi Teknik Renang Bali
I Made Wiarta
Sumber : PRSI BALI
2.4.2 Kolam Renang Segara Madu A. Lokasi Kolam Renang Segar Madu terletak di Jl. Raya Batu Bolong, Desa Canggu, Badung, Bali.
Gambar: 2.19 Peta Lokasi Kolam Renang Segara Madu Sumber : Google Map
B. Lay Out Kolam Renang Segara Madu
Gambar: 2.20 Lay Out Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015
29
Pada kolam renang yang berlokasi di Desa Canggu, Kab Badung yang beroprasi dari pukul 08.00-19.00 WITA, memiliki 2 jenis kolam yaitu, kolam renang dan kolam rekreasi. Kolam renang Segara Madu, pada tanggal 13 Maret 2015 sampai dengan 16 Maret 2015 dilaksanakan perlombaan renang tingkat Provinsi yaitu KEJURPROV Renang 2015 (Kejuaraan Provinsi) yang diikuti 311 atlet renang Bali. Dapat dlihat pada gambar dibawah kolam renang Segara Madu
Gambar: 2.21 Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015
Kolam renang Segara Madu memiliki panjang 60 meter dan lebar 25 meter dengan 8 lintasan. Pada kolam renang Segara madu tidak dinyatakan mengikuti Standar Nasional, Kolam renang yang dipergunakan untuk perlombaan adalah panjang kolam renang 50 meter, lebar 25 meter, dan 8 lintasan. Saat dilaksanakannya perlombaan renang tingkat Provinsi Bali di kolam renang Segara Madu, pada ujung kolam renang ditutup 10 cm dengan menggunakan fiberglass agar panjang kolam renang mengikuti standar nasional, berikut (Gambar: 2.17).
Gambar: 2.22 Penutup
fiberglass Pada Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015
30
Balok start kolam renang Segar Madu dilapisi dengan batu candi, Kemiringan balok start tidak melebihi dari 10 derajat, dan ketinggian balok start ini dari permukaan kolam renang yaitu 1 meter, dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar: 2.23 Balok Start Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015
Tali lintasan pada kolam renang segara madu tidak ada perbedaan warna, tali yang berbahan dasar plastic tebal dan kuat seperti pelampung berbentuk bulat dan berukuran kecil, dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar: 2.24 Tali Lintasan Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015
Fasilitas yang terdapat pada kolam renang Segara Madu yaitu, kolam renang, kolam rekreasi, cafeteria, ruang seminar, kantor PRSI Bali, parkir kendaraan, ruang tiket, pos satpam, gudang, ruang tunggu, shower, kios perlengkapan renang, ruang pompa, penitipan barang, Restaurant, toilet dan kamar ganti.
C.
Pengelola Kolam Renang Segara Madu Taman Segara Madu dikelola oleh pihak swasta dengan struktur organisas pengelolanya
adalah sebagaimana seperti pada tabel berikut.
31
Tabel 2.4 Organisasi Pengelola Taman Segara Madu Sumber: http://www.tamansegaramadu.com/about.html
2.4.3 Studi Fasilitas Sejenis Dalam
pembahasan ini akan memaparkan fasilitas Stadion Renang Gelora Bung
Karno, yang dapat menjadi suatu perbandingan atau acuan dalam perencanaan pengadaan Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali.
Gambar: 2.25 Lay Out Stadion Renang Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id
A. Kolam Tanding (outdoor) Kolam renang Gelora Bung Karno memiliki ukuran dengan panjang 50 meter dan lebar 23 meter dengan kedalaman 2,5 meter, dan 8 lintasan.Lampu Arena 18.000 watt, Tribune 8.000 seat, Sound System, Elektronik Device, Berikut kolam tanding Gelora Bung Karno.
32
Gambar: 2.26 Kolam Renang Tanding Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id
Fasilitas Pendukung yang ada di kolam renang tanding Gelora Bung Karno yaitu : ruang ganti, ruang office, ruang kesehatan, musholla, ruang bilas/toilet, dan parkir.
B. Kolam Loncat Indah (outdoor) Pada Kolam Loncat Indah berukuran 25 x 21 meter pada (Gambar: 2.21), kedalaman 5 meter, papan Loncat 5 buah, Tinggi 1,5 s/d 10 meter. Dan penerangan lampu Arena, Tribune 8.000 seat, Sound System, Elektronik Device. Fasilitas pendukung pada locat indah Gelora Bung Karno yaitu: ruang ganti, ruang office, ruang kesehatan, musholla, ruang bilas/toilet, parkir, dan diving.
Gambar: 2.27 Kolam Loncat Indah Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id
C. Kolam Renang Pemanasan (outdoor) Kolam Pemanasan berukuran. 25 x 7 meter, dan kedalaman 1,8 meter. Lampu Arena, Tribune 8.000 seat, Sound System, Elektronik Device. Fasilitas Pendukung : ruang ganti, ruang office, ruang kesehatan, musholla, ruang bilas/toilet, dan parkir, dapat dilihat pada gambar berikut.
33
Gambar: 2.28 Kolam Renang Pemanasan Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id
D. Kolam Renang Latihan (outdoor) Pada kolam renang latihan Gelora Bung Karno memiliki ukuran. 50 x 25 m pada (Gambar: 2.23), kedalaman 1,5 m, lampu Arena, 8 lintasan. Fasilitas Pendukung ; ruang ganti, ruang bilas/toilet, dan parkir.
Gambar: 2.29 Kolam Renang Latihan Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id
E. Taman Parkir Timur (outdoor) a) Lahan Ukuran. 8,6 ha b) Lampu Penerangan, Parkir
Gambar: 2.30 Taman Parkir Timur Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id
F. Kridaloka (outdoor) a) Lahan Ukuran 4 ha, Taman, Outbond Area b) Lintasan (jogging track) 1.000 m c) Lampu Penerangan, Sound System, R. Ganti, Toilet, Parkir
G. Ruang Fitness dan Aerobic (indoor) a) Uk. 19 x 11 m, Ruang Berkaca b) Lampu Penerangan, Sound System, R. Ganti, Locker, Toilet, Parkir 34
2.4.4 Kesimpulan Tabel: 2.5 Kesimpulan Studi Banding dan Studi Fasilitas Sejenis
Fasilitas Pada Studi Banding NO
1
Nama
Kolam renang Tirta Arum
Jam
Lokasi
Jl.Sutomo,
Operasi
Arsitektural
Studi Banding Desa a) Kolam renang
Blakiuh, Badung, Bali
08.00-18.00 WITA
Non Arsitektural a) Penitipan
b) Ruang tunggu
barang
c) Kamar ganti
b) Penyewaan
d) Toilet e) Gudang
Pelampung c) Penyewaan
f) Ruang tunggu
pakaian
g) Shower
renang
h) Tiketing i) Ruang Pompa j) Cafetaria k) Parkir 2
Kolam renang Jl.Raya Batu Segara Madu
Bolong,Desa Canggu,Badung, Bali
08.00-19.00 WITA
a) Kolam renang
a) Penitipan
b) Kolam rekreasi
barang
c) Kamar ganti d) Toilet
b) Penyewaan pelampung
e) Gudang
c) Seluncur
f) Ruang Tunggu
d) Penyewaan
g) Shower
pakaian
h) Tiketing
renang
i) Ruang pompa j) Cafetaria k) Kios perlengkapan renang l) Kantor Pengelola 35
m) Ruang Seminar n)Restaurant o)Parkir 3
Stadion
Studi Fasilitas Sejenis Jl. Konferensi a) Kolam Tanding
Renang
Tingkat Tinggi
Gelora
Bung (KTT) Senayan,
Karno
Jakarta 10270
07.00-20.00 WITA
b) Kolam Loncat
a)Penitipan Barang
Indah
b)Penyewaan
c) Kolam
pelampung
Pemanasan d) Kolam Latihan a) Ruang Ganti b) Ruang Office c) Ruang Kesehatan d) Ruang
Fitness
dan Aerobic e) Jogging Track f) Toilet n) Ruang Ibadah a) Parkir Sumber : Hasil. Observasi dan www.gelorabungkarno.co.id
2.5 Spesifikasi Umum Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Pada pembahasan
sub bab ini mengenai kreteria umum dari Pusat
Latihan Cabang
Olah Raga Renang Bali 2.5.1 Pengertian Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali merupakan suatu fasilitas untuk mewadahi atlet renang Bali untuk latihan yang diadakan dalam ruangan
dengan standar
internasional.
36
2.5.2 Tujuan Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali bertujuan untuk menjadi suatu wadah latihan untuk mengembangkan kemampuan atlet renang Bali, dan kedepannya dapat meningkatkan prestasi Bali maupun Indonesia nantinya.
2.5.3 Sasaran Sasaran pada Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali, memberikan kelengkapan pada fasilitas utama yaitu kolam renang pemanasan dan kolam renang latihan.
2.5.4 Lingkup Pelayanan Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali memiliki lingkup pelayanan yang menyangkut civitas yang beraktivitas di dalamnya yang sasaran
utamanya yaitu atlet
renang.
2.5.5 Persyratan Lokasi Pemilihan lokasi terletak di daerah yang belum teralu ramai dan padat tetapi memiliki akses yang mudah dicapai selain itu wilayah ini uga masih terdapat lahan luas yang mencukupi dalam menampung segala fasilitas yang dibutuhkan.
2.5.6 Fasilitas Tabel: 2.6 Fasilitas Pada Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang
37