BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Sepanjang hasil observasi penulis, telah banyak penelitian-penelitian sebelumnya tentang hubungan bahkan pengaruh antara ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa, di antaranya penelitian yang di lakukan oleh Nasaru ( 2006 ) tentang “ hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan motivasi belajar siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi di SMA Muhammadiyah Batudaa “. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Secara silmultan ada hubungan antara ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa untuk melanjutkan ke perguruaan tinggi. Selanjutnya penelitian oleh maftukah ( 2007 ) tenteng “ Pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas VIII SMP N 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang “. Penelitian tersebut menyimpulkan adanya pengaruh kondisi sosial
ekonomi orang tua terhadap
prestasi belajar geografi. Jika kondisi sosial ekonomi orang tua tinggi maka prestasi belajar anak akan tinggi pula, namun sebaliknya apabila ekonomi orang tua rendah maka prestasi belajar anak juga rendah, karena kurangnya dukungan sarana prasarana yang menunjang kebutuhan belajar anak dan hal ini dapat menghambat motivasi anak pula untuk belajar. Penelitian oleh Pontoh (2012) “hubungan kondisi ekonomi orang tua dengan motivasi belajar siswa pada matadi pelajaran ekonomi di SMA N 1 Kotabunan Kab. Bolaang Mongondow timur. Penelitian tersebut menyimpulkan
5
bahwa antara ekonomi orang tua dengan motivasi belajar siswa tidak berhubungan karena di lihat keinginan anak itu untuk belajar sangat tinngi dan mempunyai kemauan untuk belajar sehinnga ekonomi orang tua tidak terlalu berpengaruh untuk mempunyai motivasi dalam berprestasi. Selain itu penelitian lain oleh Sry Bandiyah (2009) tentang “ Pengaruh motivasi dan kemampuan ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas IX jurusan IPS SMA 2 Sukoharjo”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara Motivasi dan Kemampuan ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas IX jurusan IPS SMA 2 Sukohardjo. Meskipun demikian sepanjang observasi sesuai informasi dari pihak sekolah SMK GOTONG ROYONG TELAGA bahwa belum ada yg meneliti tentang Hubungan Antara status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa khususnya pada mata pelajaran PKn di sekolah tersebut, untuk itu peneliti tertarik mengambil judul ini sekaligus melakukan penelitian. 2.2 Pengertian Belajar Belajar telah mengalami perkembngan secara evaluasi, sejalan dengan perkembamngan cara pandang dan pengalaman para ilmuan. Pengertian belajar dapat di devinisikan sesuai dengan nilai filosofis yang dianut dan pengalaman para ilmuan atau pakar itu sendiri dalam membelajarkan para siswa.
6
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesoorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Slameto ( 2010:2 ). Purwanto ( 2007:84 ) Mengatakan “ belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Dari beberapa devinisi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. 2.2.1 Teori - Teori Belajar Menurut Slameto ( 2010:8 ) mengemukakan bahwa ada beberapa teori belajar antara lain sebagai berikut : 1. Teori Gestalt Dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang di hadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal – hal yang harus di pelajari, tetapi memngerti atau memperoleh insting. 2. Teori belajar Menurut J. Bruner Kata bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku sesoorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikina rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dengan mudah.
7
3. Teori belajar Dari Piaget Pendapat Piaget mengeni perkembangan proses belajar pada anak adalah sebagai berikut : a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa b. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak c. Perkembangan mental anak melalui empat factor yaitu : 1. Kemasakan 2. Pengalaman 3. Interaksi sosial d. Ada tiga tahap perkembangan yaitu : 1. Berpikir secara intuitif 2. Beroperasi secara kongkrit 3. Beroperasi secara formal 4. Teori Dari R. Gagne Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua devinisi, yaitu : 1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh prestasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku. 2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang di peroleh dari instruksi.
8
2.3 Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar Menurut Biga (2013:14) yaitu penilaian pendidikan tentang perkembangan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang karena usahanya untuk emiliki suatu kecakapan, ilmu pengetahuan atau perubahan-perubahan yang dicapai seseorang dalam usahanya untuk memiliki suatu kecakapan maupun keterampiln-keterampilan tertentu, perubahan yang dicapai oleh insdividu dalam proses belajar mengajar meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Prestasi belajar adalah merupakan indikator dan derajat perubahan tingkah laku siswa (Hamalik, 1994 ).
Prestsai belajar adalah penilaian tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah
yang menyangkut pengetahuan, kecakapan,
keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penelitian (Djamarah, 1994 ) Dari pengertian diatas, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh individu setelah individu yang bersangkutan mengetahui suatu proses belajar di sekolah dalam jangka waktu tertentu. Prestasi ini dilambangkan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar yang diwujudkan secara nyata dalam bentuk buku raport siswa.
9
2.4 Hakekat Belajar PPKn 2.4.1 Pengertian belajar PPKn Menurut Lanto ( 2005:13 ) Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebut “ civis” selanjutnya dari kata “ civic “ ini dalam bahasa ingris timbul kata “ civic “ artinya mengenai warga Negara atau kewarganegaraan. Dari kata ‘civic” lahir kata “civics”, ilmu kewarganegaraan dari civic Edcation, pendidikan kewarganegaraan. Menurut Daryono ( 2008:1 ) PPKn adalah nama dari suatu pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah. PPKn berusaha membina perkembangan moral anak didik sesuai dengan nilai-nilai pancasila, agar mencapai perkembangan secara optimal dan dapat di wujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berbudi luhur pekerti, Berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, bertanggungjawab serta sehat rohani dan jasmani. Pernyataan di atas harus di laksanakan dan hendak di tempuh melalui pendidikan kewarganegaraan. Undang-undang No 2 tahun 1989 tentang system pendidikan
nasional
meyebutkan
bahwa
kurikulum
danisi
pendidikan
kewarganegaraan harus di tingkatkan dan di kembangkan di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Pendidikan Kewarganegaraan ( Civic Education ) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial, kultur, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang di landasi oleh Pancasila dan UUD 1945. 2.4.2 Tujuan Belajar PKn Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mendidik warga Negara yang baik, yaitu: (1). Peka terhadap informasi yang baru yang di jadikan pengetahuan
10
dalam kehidupan, (2) warga Negara yang berketrampilan, (3)
pekat dalam
menyerap informasi, (4) membina pola hubungan interpersonal dan partisipasi social dan (6) warga negara yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi, yang di syaratkan dalam membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis dan beradap, maka setiap warga Negara harus memiliki karakter atau jiwa yang demokratis yaitu meliputi : 1. Rasa hormat dan tanggung jawab terhadap sesama warga Negara terutama dalam konteks adanya pluralitas masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis, suku, ras, keyakinan agama, dan idiologi politik. Selain itu, sebagai warga Negara yang berdemokrasi, seseorang warga negara juga dituntut untuk terus bertanggung jawab menjaga keharmonisan hubungan antara etnis serta keteraturan dan ketertiban negara yang berdeiri di atas pluralitas tersebut. 2. Bersikap kritis terhadap kennyataan empiris ( realitas sosial, budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supra empiris ( agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga di tunjukan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu di sertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu sikap kritis ini harus di dukung oleh sikap yang bertanggungjawab apa yang di kritik. 3. Membuka diskusi dan dialog yakni perbedaan dan pandangan serta perilaku merupakan realitas empiris yang pasti terjadi di tengah komunitas masyarakat yang pluraldan multi etnis.
11
4. Bersikap terbuka yang merupakan bentuk penghargaan terhadap kebebasaan sesama manusia. Termasuk rasa menghargai terhadap hal-hal yang mungkin asing. Sikap terbuka yang di dasarkan atas kesadaran akan pluralism dan keterbatasan diri akan melahirkan kemampuan untuk menahan diri dan tidak secepatnya menjatuhkan penilaian dan pilihan. 2.5 Status Sosial Ekonomi orang tua / Keluarga 2.5.1 Pengertian Sosial Ekonomi Orang Tua / Keluarga Sosial Ekonomi ialah keluarga yang perekonomiannya cukup serta mempunyai peranan terhadap perkembangan siswa, sehingga ia mendapat kesempatan yang lebih luas di dalam memperkenalkan bermacam-macam kecakapan, yang mana kecakapan-kecakapan tersebut tidak mungkin dapat di kembangkan kalau tidak ada alat-alatnya. Ahmadi ( 2007:91 ) Menurut Rose dalam Ahmadi ( 2007:166 ) bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga merupakan kondisi yang terjadi dalam lingkungan keluarga menyanggkut usaha-usaha keluarga (sumber pendapatan ) dalam memenuhi berbagai kebutuhan baik dalam memiliki kebutuhan benda bernilai ekonomis ataupun kebutuhan lainnya. Terpenuhinya segala kebutuhan dalam keluarga tersebut dapat membuat merasa ada kepuasan tersendiri untuk dapat hidupsejahtera, tenteram dan damai. Berhubungan dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan status sosial ekonomi keluarga dalam penelitian ini adalah keadaan atau kedudukan orang tua (keluarga) siswa dalam masyarakat berdasarkan pada tingkat pendidikan, pekerjaan, kaya, dan miskin. Menurut Ahmadi ( 2007:108 ) Keluarga adalah wadah yang sangat penting di antara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluargalah sudah barang tentu yang pertama pula yang menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anakanak. Menurut Purwanto ( 2007:68 ) Keluarga adalah orang tua berarti ibu dan ayah kandung, orang yang sudah tua, orang yang di anggap tua ( pandai cerdik ).
12
Menurut Wirowidjojo dalam Slameto ( 2010:61 )Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa keluargalah yang sangat berperan penting terhadap perkembangan siswa di dalam kehidupan. Interaksi sosial di artikan sebagai hubungan timbal balik yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perorangan, antara kelompok, manusia maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia. Menurut Seomanto ( 2003:61 ) Interaksi sosial merupakan hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial dalam keluarga di dasarkan atas rasa kasih sayang antara anggota keluarga, yang diwujudkan dengan memperhatikan orang lain, belajar bekerja sama dan bantu membantu. Ineraksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu: A. Adanya kontak sosial Kontak sosial adalah hubungan antara satu atau lebih melalui percakapan dengan saling mengreti tentang maksud dan tujuan masing- masing dalam kehidupan masyarakat. B. Komunikasi Komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada prilaku orang lain (yang terwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniyah dan sikap). Perasaanpersaan apa yang ingin di sampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin di
13
sampaikan orang lain tersebut, sikap-sikap pada perasaan-perasaan suatu kelompok manusia atau orang perseorangan dapat di ketahui oleh kelompok lain atau orang-orang lainnya. 2.6 Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang tua Terhadap Prestasi belajar Siswa Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa sekolah itu membagi tanggung jawab untuk mendidik siswa. Pendidikan di mungkinkan adanya perubahan-perubahan dan biasanya sistem pendidikan itu di pengaruhi juga oleh perubahan penduduk dan perkembangan ekonomi dalam masyarakat. Masyarakat mempengaruhi sistem pendidikan dan semakin banyak yang berkeinginan untuk sekolah, maka semakin banyak pula gedung-gedung sekolah yang di butuhkan untuk melayani para siswa dalam mendapatkan prestasi di sekolah. Sekolah sebagai pusat pendidikan dalam kehidupan masyarakat dan tidak untuk penduduk dari semua umur dan kelas. Pada prinsipnya sekolah ini sangat berhubungan dengan masyarakat. Sekolah disini sebagai pelaksanaan pembelajaran agar para siswa menjadi baik dan aktif dalam bagian masyarakat, semua itu tidak terlepas dari ekonomi masyarakat yang mampu memberikan fasilitas terhadap anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang sangat layak dan mampu bersaing dengan semua kalangan. Dalam menikmati pendidkan sebagai siswa wajib membayar kewajiban yang di pungut oleh pihak sekolah dalam menunjang fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah tersebut. Sangat terlihat Nampak bahwa adanya hubungan yang sangat erat antara ekonomi orang tua di dalam menunjang prestasi belajar anak. Karena
14
dengan adanya ekonomi yang lebih dari orang tua mereka mampu memberikan fasilitas kepada anak-anak mereka untuk mengenyam yang namanya dunia pendidikan. 2.7 Kerangka Pikir Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua sangat berhubungan dengan prestasi belajar siswa dimana keadaan ekonomi orang tua siswa memegang peranan yang sangat penting terutama bagi siswa untuk menunjang keberhasilannya, maka di butuhkan berupa fasilitas yang memadai, sedangkan prestasi belajar siswa siswa merupakan kebutuhan siswa dimana siswa lebih mempunyai ketekunan belajar, mempunyai penguatan belajar, dan keinginan untuk menyelesaikan tugas dari guru sangat besar baik berupa PR maupun tugas – tugas lain yang di berikan dari sekolah, sehingga dari kedua fariabel antara ekonomi dan prestasi saling berhubungan antar satu dan lainnya, bila dilihat dari keadaan orang tua siswa yang berbeda-beda mulai dari keadaan ekonomi paling tinggi atau atas yang bekerja sebagai pegawai maupun pejabat, keadaan ekonomi orang tua sedang bekerja sebagai pedagang atau wirasuasta dan keadaan ekonomi orang tua bahwa bekerja sebagai petani atau buruh ini menunjukan pentingnya ekonomi orang tua untuk menunjukan keberhasilan siswa. Disini penulis ingin mengetahui hubungan status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas yang baik. Berikut adalah bagan kerangka berpikir yang di gunakan oleh peneliti.
15
Gambar 1 Kerangka Berpikir Prestasi Belajar Siswa
Masalah
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Metodologi Penelitian
Bagi orang tua siswa yang kurang mampu sebaiknya memperhatika anaknya untuk lebih berprestasi lagi dan memberikan fasilitas belajar kepada siswa tersebut.
Hipotesis
16