BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Pustaka Di dalam penelitian ini, penulis telah membaca beberapa penelitian-
penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan referensi di dalam penulisan skripsi ini, yakni : Pertama, Sucita Anggraini Siregar (2012) dalam skripsinya berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan Deskripsi Bahasa Mandarin Mahasiswa Sastra Cina USU”. Di dalam penelitian ini penulis meneliti tentang kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan deskripsi. Di sini penulis hanya menjadikan mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina FIB USU sebagai objek penelitiannya dan hanya memfokuskan 10 tanda baca saja pada kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan deskripsi. Kedua, Fitri Rahmini (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Penggunaan Tanda Baca pada Kolom Opini di Surat Kabar Batam Pos”. Fitri Rahmini meneliti tentang penggunaan tanda baca pada Kolom Opini di Surat Kabar Batam Pos, dan menguraikan apa saja yang menjadi kesalahan penggunaan tanda baca tersebut. Peneliti hanya memfokuskan dua tanda baca saja, yaitu tanda baca titik dan tanda baca koma, penulis juga menemukan berbagai macam penggunaan tanda baca pada kolom opini tersebut. Ketiga, 顾书平gùshūpíng (2000) dalam jurnalnya berjudul 正确使用标点 符号(zheng que shi yong biaodian fuhao) menjelaskan tentang penggunaan tanda baca yang benar. Di sini, peneliti hanya memfokuskan pada penggunaan tanda
8
baca saja dan hanya membahas pada tanda baca titik, tanda baca koma, tanda baca tanya, tanda baca seru, tanda baca kurung, tanda baca titik dua, dan tanda baca petik dua.
2.2
Konsep Menurut Singarimbun dan Effendi (2011:33) pengertian konsep adalah
generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. Berikut ini adalah konsep tentang analisis wacana, tanda baca, tanda baca dalam bahasa Mandarin yang akan dijelaskan secara singkat. 2.2.1 Analisis Wacana Menurut Tesis Nuraini Fatimah (2009) “istilah wacana digunakan oleh para linguis Indonesia sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu discourse. Dari istilah itu lahirlah istilah analisis wacana (discourse analysis).” Stubbs (1984:1) mengungkapkan: “Analisis Wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas klausa dan kalimat, dan karenanya juga mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau bahasa tulisan. Konsenkuensinya, analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, khususnya interaksi antarpenutur.”
9
Selanjutnya Stubbs (1984:7) menyatakan, “However it has become increasingly clear that a coherent view of language, ingluding syntax must take account of discourse phenomena”. Analisis wacana menggunakan aturan-aturan atau batasan-batasan bahasa. Aturan-aturan itu termasuk sintaksis atau tata kalimat dan harus memperhatikan fenomena dari wacana. Sependapat dengan pendapat diatas, Suwandi (2008:145) mengemukakan bahwa analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi bahasa atau penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi.
2.2.2 Tanda Baca Nafiah (1981:12) menyatakan bahwa tanda baca adalah alat bantu berupa tanda-tanda baca yang digunakan untuk memperjelas maksud dan tujuan yang terkandung dalam bahasa itu sendiri. Tanpa adanya tanda baca, suatu bahasa akan sangat sulit menduduki dirinya sebagai sarana komunikasi yang paling efektif. Akhadiah (1992:1) menegaskan bahwa tanda baca di dalam bahasa tulis dapat dipakai sebagai alat pengganti yaitu tanda baca dapat menggantikan unsurunsur non bahasa dalam batas-batas tertentu seperti mimik. jeda, lagu, intonasi, dan aksen yang terdapat dalam bahasa lisan, sehingga gagasan atau pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh pembaca. KBBI menyatakan: “ tanda baca adalah tan·da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah tampak -- nya; 3 bukti: itulah -- bahwa mereka tidak mau bekerja sama; 4 pengenal; lambang: kontingen Indonesia mengenakan – Garuda Pancasila; 5 petunjuk; -- baca tanda yang dipakai dl sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua).”
10
2.2.3 Tanda Baca dalam Bahasa Mandarin Menurut Tata Bahasa Mandarin, kegunaan tanda baca dalam bahasa Mandarin adalah sebagai berikut: 1. Tanda baca titik (。/ 句号/ jùhào) a. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan atau seruan. b. Tanda titik digunakan diakhir kalimat imperatif yang menenangkan atau mendiamkan. 2. Tanda baca titik dua (:/ 冒号/ màohào) a. Tanda titik dua digunakan setelah ungkapan atau kata sapaan untuk menyatakan kejadian selanjutnya. b. Tanda titik dua digunakan setelah kata berkata, berpikir, adalah, membuktikan,
mengumumkan,
mencatat
bahwa,
mengungkapkan,
misalnya, sebagai berikut, dan lain-lain untuk menyatakan kelanjutan. c. Tanda titik dua digunakan setelah wacana yang menyatakan, menimbulkan atau mengakibatkan kejadian selanjutnya. d. Tanda titik dua digunakan setelah kata-kata atau ungkapan yang membutuhkan penjelasan, menyatakan memperoleh penjelasan atau pembuktian. e. Tanda titik dua digunakan didepan kata ungkapan yang meliputi atau mencakup, serta untuk menyampaikan bab atau paragraf yang terdahulu. 3. Tanda baca petik (‘…’,“…”/ 引号/ yǐnhào) a.
Tanda petik digunakan sebagai bagian gaya penulisan dalam kutipan langsung.
11
b.
Tanda petik digunakan kepada fokus objek yang dijelaskan atau diceritakan.
c.
Tanda petik digunakan pada kata yang mempunyai arti khusus.
d.
Tanda petik digunakan pada penggunaan tanda petik tunggal, dimana tanda petik tunggal digunakan pada pada lapisan dalam dan tanda petik ganda digunakan pada lapisan luar.
4. Tanda baca seru (!/ 叹号/ tànhào). a.
Tanda seru digunakan diakhir kalimat yang menggunakan kalimat seruan.
b.
Tanda seru digunakan diakhir kalimat imperatif yang menyatakan penekanan atau penegasan.
c.
Tanda seru digunakan diakhir kalimat retorik yang menyatakan penegasan.
5. Tanda baca tanya (?/ 问号/ wènhào). a.
Tanda tanya digunakan diakhir kalimat yang menanyakan informasi.
b.
Tanda tanya digunakan diakhir kalimat pertanyaan retorik.
c.
Tanda tanya digunakan diakhir kalimat yang menanyakan pemilihan.
d.
Tanda tanya digunakan untuk menyatakan setengah rasa yang mengandung makna pertanyaan.
2.3
Landasan Teori Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan adalah teori Tata
Bahasa Mandarin dengan pendekatan analisis wacana yang terkait pada penggunaan tanda baca. Teori ini digunakan untuk menganalisa letak tanda baca yang terdapat pada wacana hiburan harian Xun Bao.
12
Suprapto (2003:3) menegaskan bahwa teori Tata Bahasa Mandarin adalah kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan di dalam menyusun kata, gabungan kata, dan kalimat.
13