BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1
Pengertian Manajemen Keuangan
Pengertian manajemen menurut Oei Liang Lee (Basu Swastha, 2002:82) : “Manajemen
adalah
ilmu
dan
seni
merencanakan,
mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan alatalat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”. Sedangkan pengertian manajemen keuangan menurut Prawironegoro (2007:1) adalah : “Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya seefektif, efisien dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.” Manajemen keuangan menurut Brigham & Houston (2006:6) : Manajemen Keuangan adalah bidang yang terluas dari pasar uang dan modal, investasi dan keuangan bisnis dan paling banyak memiliki peluang pekerjaan, memiliki arti penting di semua jenis bisnis, termasuk perbankan dan intuisi-intuisi keuangan lainnya, sekaligus perusahaan-perusahaan industry dan ritel. Manajemen keuangan juga merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Sehubungan dengan pengertian dan fungsi-fungsi manajemen diatas maka tujuan daripada
manajemen
menurut
Brigham
6
&
Houston
(2006:19)
adalah,
7
“Memaksimalkan kekayaan pemegang saham atau memaksimalkan harga dari saham biasa perusahaan”. 2.1.2
Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi manajemen Keuangan http ://Organisasi.Org (10/04/2009) :
1). Perencanaan Keuangan Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. 2). Penganggaran Keuangan Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan. 3). Pengelolaan Keuangan Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. 4). Pencarian Keuangan Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. 5). Penyimpanan Keuangan Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman. 6). Pengendalian Keuangan Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan system keuangan pada perusahaan. 7). Pemeriksaan Keuangan
8
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
2.2 Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan adalah suatu proses penilaian yang dilaksanakan oleh manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil dari aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan perusahaan, dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : -
Bagi pihak manajemen, merupakan dasar dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan dan penyusunan langkah-langkah di masa yang akan dating.
-
Bagi pihak luar manajemen, untuk mengetahui kinerja di suatu perusahaan dimana ia akan menanamkan modalnya (investor), selain itu untuk mengetahui likuiditas dari perusahaan (kreditor).
2.3 Laporan Keuangan 2.3.1
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Melalui media system akuntansi semua transaksi yang dilakukan perusahaan dapat dicatat dalam buku perusahaan dan bermuara ke laporan akuntansi yang disebut juga laporan keuangan.
9
Proses akuntansi meliputi pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasi berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukura, pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat keuangan. Informasi keuangan yang relevan dan saling berhubungan satu sama lain dapat memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil perusahaan dalam uatu periode. Laporan posisi keuangan perusahaan tersebut digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya. Kondisi keuangan dan hasilhasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang dapat menggambarkan performa atau kinerja keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Fungsi akuntansi dalam suatu perusahaan adalah untuk mencatat transaksitransaksi yang terjadi serta akibatnya terhadap aktiva, hutang, pendapatan dan biaya dalam perusahaan. Transaksi-transaksi yang terjadi ini dilaporkan dalam bentuk laporan yang bernama laporan keuangan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, penulis akan mengutip beberapa definisi yang diungkapkan beberapa sumber, antara lain : Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2004:5) adalah :
10
Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adlah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Ada waktu akhirakhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftarketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan).
Pengertian laporan keuangan menurut IAI (2007:2) adalah : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu, yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan aliran kas,serta catatan atas laporan keuangan. 2.3.2
Tujuan Laporan Keuangan Adapun tujuan laporan keuangan menurut IAI (2007:4) adalah :
”menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untukdapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
11
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumberdaya. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktifitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode laporan.
Selain
berguna
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan terdiri atas pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal antara lain : a)
Pemilik Perusahaan Dengan mengetahui laporan keuangan, maka pemilik perusahaan dapat menilai sukses atau tidaknya manajer dalam memimpin perusahaan, dan kesuksesan manajer dapat diukur dengan membandingkan laba yang dihasilkan perusahaan dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.
b)
Pihak Pimpinan atau Manajer Laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan seluruh operasional perusahaan oleh manajer kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.
12
Pihak eksternal antara lain : a) Investor, berkepentingan terhadap prospek dan perkembangan perusahaan dimasamendatang, untuk mengetahui jaminan investasinya, dan untuk mengetahui kondisi usaha serta kondisi keuangan jangka pendek perusahaan. b) Kreditor, berkepentingan untuk mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pengajuan kredit oleh pihak perusahaan. c) Pemerintah, berkepentingan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. 2.3.3
Karekteristik Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan cirri khas membuat
informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik kualitatif keuangan menurut IAI (2007:7) adalah : a) Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalamlaporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
13
b) Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. c) Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan, atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Selain itu informasi harus diarahkan pada kebutuhan pemakai, dan tidakbergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu (netralistis). Dalam hal menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, maka ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan hakikat dan tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence). Agar dapat diandalkan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialistis dan biaya (kelengkapan). Kesenjangan untuk tidak mengungkapkan dapat mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan.
14
d) Dapat dibandingkan Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan
kinerja
memperbandingkan
keuangan.
laporan
Pemakai
keuangan
antar
juga
harus
dapat
perusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut. 2.3.4
Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuanga adalah : Neraca, Laporan Rugi Laba, Laporan Aliran Kas, Laporan Laba ditahan, serta Laporan Perubahan Modal. 1). Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatuperusahaan pada suatu saat tertentu. Pos-pos pada neraca disusun mulai dari yang likuid, mudah dicairkan menjadi uang tunai sampai yang paling tidak likuid. Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : a). Aktiva Menurut Munawir (2004:14) pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
15
a. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual, atau dikonsumer dalam periode berikutnya. b. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur
kegunaan
relative permanent atau jangka panjang. b) Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. a. Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. b. Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang berjangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca). c) Modal Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus, dan laba yang ditahan.
16
2). Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan, biaya-biaya, dan laba perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini seringkali dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan. Menurut Hanafi dan Halim (2005:59), ada tiga elemen pokok dalam laporan laba rugi, yaitu : a).Pendapatan operasional Pendapatan didefinisikan sebagai asset masuk atau asset yang naik lainnya, selama periode dimana perusahaan memproduksi atau menyerahkan barang atau memberikan jasa, atau aktifitas lainnya yang merupakan aktifitas pokok perusahaan. b). Beban operasional Beban operasional dapat didefinisikan sebagai asset keluar atau munculnya hutang selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang, memberikan jasa, atau melakukan aktifitas lain yang merupakan operasi pokok perusahaan. c). Untung atau Rugi Untung didefinisikan sebagai kenaikan modal saham dari transaksi yang bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan operasional dan investasi oleh pemilik saham. Rugi didefinisikan sebagai penurunan modal saham dari transaksi yang bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan
17
selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari beban operasional dan distribusi ke pemilik saham. 3). Laporan Aliran Kas Laporan aliran kas dipakai untuk menganalisis aliran kas masuk dan keluar perusahaan. Laporan aliran kas bertujuan untuk melihat efek kas dari kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan suatu perusahaan selama periode tertentu. Ada dua periode penyusunan laporan aliran kas, yakni metode langsung dan metode tidak langsung. Metode yang biasa digunakan adalah metode tidak langsung, dimana dalam periode ini laba bersih ditaruh pada baris pertama. 4). Laporan Laba Ditahan Laporan laba ditahan menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. 5). Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau modal saham dalam perusahaan perseroan. 2.3.5
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodic yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Menurut Munawir (2004:6) laporan keuangan tersebut bersifar histories dan sebagai suatu Progress report laporan keuangan terdiri dari data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :
18
1). Fakta yang telah dicatat, berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, dimana pencatatan ini dilakukan dari pos-pos berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam hargaharga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya bersifat histories. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak Nampak dalam laporan keuangan. 2). Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan denga tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. 3). Pendapatan pribadi, berarti walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan dan menjadi standar pokok pembukuan, namun penggunaan dari konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Judgement atau pendapat ini tergantung pada pendapat atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan dalam beberapa hal.
19
Dengan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas, maka menurut Munawir (2004:9) dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain : a). Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. b). Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. c). Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti
kenaikan
tingkat
harga-harga.
Jadi
suatu
Analisis
dengan
memperbandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru (missleading). d). Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai factor yang dapat mempengaruhi posisi ataukeadaan keuangan perusahaan karena factor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
20
2.4 Analisis Laporan Keuangan Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : Menurut Kamus Akuntansi (2002:48) adalah sebagai berikut : Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncu. Misalnya seorang pemeriksa (auditor) akan melakukan Analisis perkiraan pengeluaran untuk menentukan apakah pengeluaran telah dibebankan terhadap pos yang tepat, yang diuji / diverifikasi dengan dokumen. Contoh lainnya, penilaian kesehatan keuangan suatu perusahaan dengan melakukan analisis laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi atau kredit.
Harahap (2008:189) mendefinisikan bahwa “Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil”. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis adalah menguraikan suatu unit terkecil / pos-pos laporan keuangan untuk diuraikan menjadi suatu formasi yang lebih kecil untuk kemudian dievaluasi dan mencapai titik kesimpulan sehingga dapat diambil suatu keputusan yang tepat. Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi jasa, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat diprediksi tentang apa yang akan terjadi dimasa mendatang, dengan cara mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi
21
dan analisis trend. Disinilah arti pentingnya suatu analisis terhadap laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuanganakan membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. 2.4.1
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Data laporan keuangan tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan mendukung keputusan yang akan diambil. Tujuan Analisis Laporan Keuangan menurut Harahap (2008:197) : a) Screening Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengantujuan untuk memilih kemungkinan investasi. b) Forecasting Analisis digunakan untukmeramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. c) Diagnosis Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan, atau masalah lain.
22
d) Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi. Terdapat kesenjangan antara informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai apa yang telah terjadi, sementara para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin akan terjadi dimasa datang. 2.4.2
Prosedur Analisis Sebelum melakukan analisis terhadap suatu laporan keuangan penganalisis
harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisis harus dapat menggambarkan aktifitas-aktifitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Dengan kata lain agar dapat menganalisis laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan, maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut. Penganalaisis juga harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup didalam mengambil suatu kesimpulan, disamping harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan tingkat harga yang terjadi. 2.4.3
Metode dan Teknik Analisis Menurut Munawir (2004:36), metode dan teknik yang digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan adalah : 1) Metode Analisis a) Analisis Horisontal
23
Analisis ini disebut juga analisis dinamis. Disebut dinamis karena meliputi beberapa periode tertentu. Disebut horisontal karena membandingkan angka-angka dari pos tertentu selamabeberapa periode berturut-turut. b) Analisis Vertikal Analisis inimeliputi satu periode saja yaitu dengan memperbandingkan antar pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu saja. Disebut juga analisis statis karena kesimpulan yang diperoleh
hanya
untuk
satu
periode
saja
tanpa
mengetahui
perkembangannya. 2) Teknik Analisis a) Analisis Horisontal a.
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periodeatau lebih.
b.
Trend Percentage Analysis Suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik bahkan turun.
c.
Analisis Rasio Suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
24
d.
Gross Profit Analysis Suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tertentu.
b) Analisis Vertikal a. Common Size Statement Suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masingmasing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. b. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. c. Cash Flow Statement Analysis Suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. d. Analisis Break Even Suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
25
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan sama agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2.4.4 Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan Menurut Agnes Sawir (2005:44), keterbatasan analisis rasio antara lain adalah : a) Kesulitan dalam mengidentifikasikan kategori jasa dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. b) Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. c) Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. d) Informasi rata-rata dalam perusahaan jasa adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.
2.5 Rasio Keuangan Analisis laporan keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Hasil analisis laporan keuangan akan
membantu
menginterprestasikan
berbagai
hubungan
kunci
dan
kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.
26
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan diperlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lain. Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsure dengan unsure lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio kecil artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suatu standart rasio yang layak dijadikan dasar perbandingan dari penafsiran rasio-rasio suatu perusahaan. Penganalisa tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau rugi. Rasio standart dapat ditentukan berdasarkan alternatif dibawah ini : 1.
Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
tahun-tahun yang lalu. 2.
Didasarkan pada rasio dari perusahaan lain yang menjadi pesaingnya,
dipilih satu perusahaan yang tergolong maju dan berhasil. 3.
Didasarkan pada data laporan keuangan yang dibudgetkan (disebut “goal
ratio”. Dengan
menggunakan
analisis
rasio
dimungkinkan
untuk
dapat
menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan leverage serta informasi-informasi lain yang diperlukan. Pada dasarnya macam angka-angka rasio itu banyak sekali menurut kebutuhan penganalisis, namun demikian angka rasio itu digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
27
1.
Rasio atas dasar sumber data a.
Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio) adalah rasio yang semua
datanya bersumber pada neraca. Misalnya current ratio, acid test ratio. b.
Rasio-rasio laporan laba rugi (Income Statement Ratio) adalah semua
angka yang datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating rasio dan sebagainya. c. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratio) adalah semua angka rasio yang datanya berasal darineraca dan data lainnya dari laporan laba rugi, misalnya inventory, sales to fixed assets dan lain sebagainya. Angka rasio yang didasarkan pada sumber data ini kurang begitu dimanfaatkan oleh penganalisa, mengingat tujuan dari analisis tersebut bukan dari mana data tersebut diperoleh, tetapi apa arti gunanya dari data angka rasio tersebut atau kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari rasio-rasio tersebut. 2.
Rasio atas dasar analisis Tujuan tipe penganalisa pada umumnya untuk mengetahui tingkat
rentabilitas, solvabilitas, likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini digolongkan menjadi :
a.
Profitabilitas Ratio
b.
Short-term Solvency Ratio (Liquidity Ratio)
c.
Long-term Solvency Ratio
d.
Efficiency (turn over) ratio
28
Berikut ini diuraikan rumus-rumus dan penjelasan yang umum digunakan dan dirangkum dari berbagai buku teori analisis laporan keuangan : 1. Rasio Likuiditas Rasio-rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Masalah likuiditas adalah
“masalah
yang
berhubungan
dengan
masalah
suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi “ (Bambang Riyanto 2001:25). Rasio likuiditas yaitu “rasio yang digunakan untuk menganalisis posisi
keuangan
jangka
pendek
dan
dapat
menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya “(Munawir 2004:31). Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancer dan hutang lancer. Rasio-rasio likuiditas yang digunakan menurut Umar (2003:89) adalah : a. Current Ratio Current Assets =
X 100% Current Liabilities
29
Current Ratio digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. b. Quick Ratio Cash+Short term investment+receveble =
X 100% Current Liabilities
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.
2. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjangnya. Rasio-rasio solvabilitas yang digunakan menurut Umar (2003:89) adalah : a. Debt to Total Assets Ratio Total Debt =
X 100% Total Assets
30
Rasio ini memperlihatkan jumlah antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasinya, cenderung semakin besar resiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. b. Debt to Equity Ratio Total Debt =
X 100% Total Equity
Rasio ini menggambarkan perbandingan antara utang dan ekuitas
dalam
pendanaan
perusahaan
dan
menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah “rasio yang menggambarkan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan, penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya” (Menurut Sofyan Safri 2008:308). Kegiatan perusahaan lainnya adalah segala sesuatu yang menyangkut kegiatan perusahaan dalam hal penggunaan dana dan penerimaan hasil kegiatan-kegiatan itu meliputi penjualan baik secara kas maupun secara kredit yang menimbulkan pos piutang, penagihan piutang, pembayaran hutang proses produksi dan lain-lain.
31
Penjualan merupakan aktivitas utama dalam suatu perusahaan industri, perdagangan maupun jasa. Hasil penjualan dapat diterima langsung secara kas ataupun tunai dan dapat pula di bayar kemudian. Dari hasil penjualan yang dibayar kemudian akan menimbulkan pos piutang. Perusahaan besar banyak menjual produknya secara kredit dengan tujuan untuk memperbesar volume penjualan. Piutang juga merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keaadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Piutang mempunyai tingkat likuiditas lebih tinggi dari pada persediaan, karena perputaran dari piutang ke kas itu hanya membutuhkan satu langkah saja. Bagi perusahaan yang produknya secara kredit diperlukan manajemen piutang, baik yang menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan perusahaan. Kegiatan-kegiatan
lain
yang
tidak
kalah
penting
yaitu
memanfaatkan dana-dana cadangan atau penyisihan. Dana-dana itu dapat ditanamkan dalam bentuk deposito. Bunga atau deviden yang diperoleh perusahaan merupakan hasil perusahaan diluar usaha pokok. Hal ini menghindari dana-dana yang menganggur dari penanaman ini merupakan hasil tambahan kalau terjadi penurunan penjualan sehingga pembayaran deviden dapat tetap dilakukan. Rasio aktivitas menurut Agnes Sawir (2005:14) adalah sebagai berikut :
32
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva, yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lain. Rasio-rasio aktivitas dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) Perputaran total aktiva adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang di investasikan untuk menghasilkan revenue. “ Rasio ini menunjukan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan
dalam
rangka
menghasilkan
penjualan
“ (Ridwan dan Inge 2003:139) dapat juga menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam
bentuk harta perusahaan. Kalau perputaran
lambat, ini menunjukan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. Penjualan Netto Total Asset Turn Over =
X 100% Jumlah Aktiva
b. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) Piutang yang dimiliki perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran
33
waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata. Menurut Ridwan dan Inge (2003:36) : Jika perusahaan mempunyai kesulitan dalam penagihan, maka perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasionya rendah. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit yang baik maka saldo piutang rendah sehingga resikonya tinggi.
Penjualan Kredit Bersih Receivable Turn Over =
X
100%
Pitang Rata-rata Semakin tinggi rasio ini berarti semakin cepat pengembalian modal dalam bentuk kas atau makin tinggi rasio ini menunjukkan modal kerja yang ditanamkan pada piutang rendah, sedangkan rasio yang rendah berarti ada over investment dalam piutang. Menurut munawir (2004:75), penurunan rasio penjualan kredit dengan rata-rata piutang dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang. 2. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar. 3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar. 4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap. 5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.
34
Hal-hal yang dapat memperbaiki perputaran piutang adalah sebagai berikut : 1. Kurangi waktu penanganan internet birokrasi di perusahaan. 2. Mempercepat perhitungan piutang. 3. Mengurangi jangka waktu kredit 4. Mengubah strategi dengan menjual langsung ke konsumen serta cost dan delivery.
4.
Rasio Profitabilitas Rasio ini menggambarkan tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan menurut Umar (2003:89) adalah : a. Gross Profit Margin Gross Profit =
X 100% Service Revenue
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atau rasio ini, kita dapat melakukan pengendalian terhadap pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.
35
b. Operating Profit Margin Operating Profit =
X 100% Service Revenue
Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dan mengukur seberapa banyak penjualan bisa dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
c. Net Profit Margin Net Income =
X 100% Service Revenue
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
d. Return on Asset Net Income =
X 100% Total Asset
36
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
e. Return On Investment EBIT =
X 100% Total Asset
Rasio
ini
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.
2.6 Kinerja Laporan Keuangan Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan
dan
manajer
perusahaan
didalam
melaksanakan
pertanggungjawabannya. Menilai kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasiokeuangan.
37
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:503) :”Kinerja adalah sesuatu yang dapat dicapai atau prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja”. Menurut Bernadin dan Russel yang terdapat didalam buku Sistem Manajemen Kinerja oleh Ahmad dan Ruky (2004:15) :”Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh di fungsi-fungsi pekerjaan tertentu akan kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu”. Dari definisi tersebut, maka kinerja merupakan kemampuan atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan suatu tindakan tertentu selama kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja menurut Kamus Akuntansi (2002:628) adalah : Penilaian kinerja adalah pertimbangan kumulatif tentang faktorfaktor (yang bersifat subyektif atau obyektif) untuk menentukan indikator representatif atau penilaian tentang aktiva individu atau badan usaha, atau kinerja yang berkaitan dengan sejumlah batasan (atau standar) selama beberapa periode. Faktor-faktor yang dipertimbangkan meliputi derajat pencapaian tujuan cara-cara pengukuran item-item dan standar yang digunakan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:415) : Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagan organisasi, dan karyawannyaberdasarkan sasaran standard an criteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan.
38
Performa suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui keadaan financial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu. Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara membaca,
membuat
analisis,
dan
menginterprestasikan
laporan
keuangannya. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu metode dalam menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini mencoba menginterpretasikan kondisi keuangan dari hasil-hasil operasi perusahaan dengan melihat hubungan dari berbagai pos pada laporan keuangan. Angka rasio ini mempunyai arti tertentu yang dapat menggambarkan baik buruknya kondisi keuangan perusahaan, sehingga dapat di lihat kinerja perusahaan tersebut. Menilai kinerja perusahaan dapat di lakukan dengan membandingkan rasio dari waktu ke waktu atau membandingakan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang bergerak pada jasa yang sama atau sejenis. Penilaian
kinerja
juga
digunakan
oleh
manajemen
untuk
mengidentifikasi kekurangan dan melakukan perbaikan terhadap kinerja perusahaan serta membantu dalam mengatasi kondisi keuangan di masa yang akan datang. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan untuk mengetahui
39
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Melalui hasil penilaian kinerja perusahaan berdasarkan analisis laporan keuangan tersebut, maka pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk menetapkan program jangka pendek atau jangka panjang. Kinerja keuangan perusahaan yang tergambar dalam laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi para pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu manajemen perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dari period ke periode. Dari keseluruhan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan : 1. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan selanjutnya dari kinerja tersebut dapat di tentukan tingkat kesehatan perusahaan, yaitu dengan cara melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan, selalu dapat mengevaluasi kinerja perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis. 2. Dari hasil analisis terhadap kinerja perusahaan, maka dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi kondisi keuangan dimasa yang akan datang. 3. kinerja perusahaan merupakan informasi yang di butuhkan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.