BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen Operasi 2.1.1. Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006:4), produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa sedangkan Manajemen Operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, berlangsung di semua organisasi. Dalam perusahaan manufaktur terlihat aktivitas yang produksi yang menghasilkan barang sedangkan pada perusahaan yang tidak menghasilkan barang secara fisik, fungsi produksi tidak terlihat secara jelas. Menurut Reid (2009: 2), manajemen operasi adalah fungsi bisnis yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan sumberdaya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Dan juga merupakan sebuah fungsi manajemen yang mana di dalamnya termasuk mengatur sumberdaya manusia, peralatan, teknologi, informasi, dan sumberdaya lainnya.
Manajemen operasi merupakan fungsi pusat untuk
setiap perusahaan, baik perusahaan besar atau kecil, perusahaan profit atau non-profit, perusahaan barang ataupun jasa, karena itu setiap perusahaan memiliki sebuah fungsi manajemen operasi, tanpa operasi maka tidak ada barang atau jasa yang dihasilkan. Menurut Schroeder (2008: 23) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan produksi dan operasi pada 3 hal, yaitu : 1. Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa. 2. Adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.
11
12 3. Adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan, atau pembuatan barang, jasa atau kombinasinya melalui proses transformasi dari masukan sumber daya produk menjadi keluaran yang diinginkan. Umpan balik dari konsumen dan informasi mengenai performa produk dan jasa tersebut digunakan untuk melakukan
penyesuaian
yang
berkelanjutan
terhadap
input,
proses
transformasi dan output. 2.1.2. Pengertian Riset Operasi Operations didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesa. Sementara kata research adalah suatu proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesa tadi. Operation Research yang selanjutnya akan disebut OP secara teoritis merupakan ilmu pengetahuan yang berakar ke Scientific Management yang dipelopori oleh Taylor pada abad XVII. Menurut Siswanto (2007:3), Operations Research merupakan pendekatan kuantitatif yang digunakan di dalam penyelesaian suatu persoalan, di mana matematika dan statistika memegang peranan yang sangat dominan. Menurut teori evolusi manajemen, Operations Research sebagai suatu pengetahuan baru mulai berkembang sejak tahun 1945, yaitu pada saat Perang Dunia Kedua. Dipicu oleh keberhasilan OP di dalam operasi - operasi militer, berbagai bidang industri dan usaha secara bertahap menjadi tertarik dengan bidang baru ini. Paling sedikit ada dua faktor yang memainkan peranan penting di dalam perkembangan penerapan OP yang sangat pesat di bidang industri. Pertama adalah kemajuan yang pesat di dalam perbaikan dan perkembangan teknik-teknik OP. Setelah perang selesai, beberapa ahli yang berpartisipasi di dalam tim OP termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut. dramatik.
Faktor kedua adalah perkembangan teknologi komputer yang Komputer telah memungkinkan perhitungan yang rumit pada
teknik OP dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Namun demikian,
13 kedua faktor ini juga telah menjadi faktor pendorong yang luar biasa bagi perkembangan teknik-teknik OP di bidang Industri. Model-model dalam OP adalah teknik-teknik optimisasi, yaitu suatu teknik
penyelesaian
terhadap
permasalahan
menghasilkan sebuah jawaban optimal.
matematis
yang
akan
Istilah optimal bersifat teoritis,
artinya bisa dibuktikan secara matematis. Model adalah penggambaran atau tiruan dari dunia nyata. Di dalam OP, abstraksi tersebut diwujudkan ke dalam model-model matematis.
Oleh karena itu, keputusan optimal dari
sebuah model mungkin merupakan keputusan terbaik, atau mungkin tidak. Hal itu tergantung kepada kemampuan model untuk mewakili persoalan. Sebuah penyelesaian optimal yang dihasilkan oleh sebuah model adalah sebuah penyelesaian matematis sehingga hasil tersebut hendaknya ditafsirkan sehingga dapat dibuat sebuah kebijaksanaan. 2.2. Scientific Management Sains manajemen (yang sering disebut sebagai operation research, metode kuantitatif, analisis kuantitatif, dan ilmu pengetahuan pembuatan keputusan) adalah penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen dalam rangka membantu manajer untuk mengambil keputusan yang baik.
Sains manajemen menggabungkan teknik
orientasi matematika yang telah dikembangkan dalam lingkup sains manajemen atau diadaptasi dari disiplin lain, seperti : ilmu alam, matematika, statistik, dan teknik.
Dapat dikatakan pula bahwa sains manajemen meliputi pendekatan
logika pada pemecahan masalah, yang dilakukan secara logis, konsisten, dan sistematis (Taylor, 2006: 2). Penerapan teknik-teknik sains manajemen telah meluas dan dianggap telah meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan, bahkan dapat pula digunakan dalam pemecahan masalah pada berbagai jenis organisasi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam memecahkan masalah digambarkan sebagai berikut :
14
Sumber :Introduction toManagement Science
Gambar 2.1 Tahapan-Tahapan Penerapan Management Science 1. Pengamatan (Observation) Merupakan tahap awal dimana mengenali dan mempelajari masalah-masalah yang terdapat dalam organisasi atau sistem.Perlu adanya pengamatan sistem secara terus-menerus dan dengan saksama agar masalah tersebut dapat diketahui pada saat terjadi atau dapat diantisipasi sebelumnya.Identifikasi masalah tidak hanya dapat dilakukan oleh manajer yang rutin bekerja di suatu tempat, tetapi juga oleh pakar sains manajemen yang secara teknis menguasai teknikteknik sains manajemen dan terlatih untuk memecahkan permasalahan dengan menggunakan teknik-teknik sains manajemen.
2. Definisi masalah (Problem Definition) Setelah diketahui adanya suatu masalah, masalah tersebut harus dapat dijabarkan dengan singkat dan jelas, agar penyelesaian masalah pun dapat ditangani dengan tepat.Definisi masalah harus meliputi batasan-batasan masalah dan tingkatan di mana masalah tersebut mempengaruhi unit organisasi lainnya.Adanya suatu masalah juga menyatakan secara tidak langsung bahwa tujuan perusahaan tidak dapat dicapai dalam beberapa hal.
15 3. Perumusan Model (Model Construction) Suatu model sains manajemen merupakan penyajian yang ringkas dari situasi masalah yang sedang berjalan. Penyajian dapat berupa grafik atau diagram, meskipun biasanya model sains manajemen mencakup suatu set hubungan matematis. matematis
ini
menggunakan
angka-angka
Hubungan
dan
simbol-
simbol.Parameter adalah nilai konstan yang biasanya merupakan koefisien dari variabel-variabel (simbol-simbol) dalam persamaan. Parameter-parameter ini biasanya tetap konstan selama proses pemecahan suatu masalah. Nilai parameter berasal dari data (atau informasi) yang diperoleh dari lingkungan masalah.
4. Solusi (Solution) Suatu teknik sains manajemen biasanya diterapkan untuk jenis model tertentu. Jadi, jenis model dan metode pemecahan merupakan bagian dari teknik sains manajemen.Suatu model dapat diselesaikan, karena model tersebut merupakan masalah.Solusi model juga berarti penyelesaian masalah yang sedang diamati.Beberapa teknik dalam ilmu pengetahuan manajemen tidak menghasilkan jawaban atau usulan, tetapi hanya memberikan hasil-hasil deskriptif, yang merupakan hasil-hasil yang menjelaskan sistem yang telah dibuat model.
5. Implementasi (Implementation) Ini merupakan tahap akhir dari proses pemecahan masalah. Implementasi merupakan pelaksanaan nyata dari model yang telah dikembangkan atau pemecahan dari masalah yang dihasilkan oleh model yang telah dikembangkan.Jika model sains manajemen dan solusinya tidak diimplementasi, maka semua usaha dan sumber daya yang digunakan dalam pengembangan model menjadi sia-sia.
16 2.3. Metode Simpleks Menurut Sudarsana (2009:186) Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel (dapat dilaksanakan) ke pemecahan yang fisibel lainnya dan ini dilakukan berulangulang (dengan jumlah ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai suatu pemecahan dasar yang optimal dan pada setiap langkah menghasilkan suatu nilai dari fungsi tujuan yang selalu lebih besar (lebih kecil) atau sama dari langkah – langkah sebelumnya. Apabila suatu masalah program linear hanya mengandung dua kegiatan atau variabel – variabel keputusan saja, maka akan dapat diselesaikan dengan metode grafik. Tetapi bila melibatkan lebih dari dua kegiatan maka metode grafik tidak dapat digunakan lagi, sehingga diperlukan metode simpleks. Metode simpleks merupakan suatu cara yang lazim digunakan untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variable atau lebih. Dalam metode simpleks, model diubah ke dalam bentuk suatu tabel, kemudian dilakukan beberapa langkah matematis pada tabel tersebut. Langkah langkah matematis ini pada dasarnya merupakan replikasi proses pemindahan dari suatu titik ekstrim lainnya pada batas daerah solusi (solution boundary). Tidak seperti metode grafik, dimana kita dapat dengan mudah mencari titik terbaik diantara semua titik – titik solusi, metode simpleks bergerak dari satu solusi ke solusi yang lebih baik sampai solusi yang terbaik didapat. Metode simpleks lebih efisien serta dilengkapi dengan suatu tes kriteria yang bisa memberitahukan kapan hitungan harus dihentikan dan kapan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu solusi optimal (keuntungan maksimal, pendapatan maksimal, biaya minimal, dan lain sebagainya).Pada umumnya dipergunakan tabel-tabel dari tabel pertama yang memberikan pemecahan dasar permulaan yang fisibel (initial basic feasible solution) sampai pada pemecahan terakhir yang memberikan solusi optimal. Semua informasi yang diperlukan (tes kriteria, nilai variabel – variabel, nilai fungsi tujuan) akan terdapat pada setiap tabel, selain itu nilai fungsi tujuan dari suatu tabel akan lebih besar atau kecil atau sama dengan tabel sebelumnya. Pada umumnya suatu persoalan linear programming bisa diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu :
17 1. Tidak ada pemecahan yang fisibel (there is no feasible solution). 2. Ada pemecahan optimal (maksimum atau minimum). 3. Fungsi objektif tidak ada batasnya (unbounded) Menurut Render, Stair, & Hanna (2012:250) Linear Programming (LP) merupakan model yang bersifat matematis dengan teknik desain yang sering digunakan untuk membantu manajer dalam merencanakan dan mengambil keputusan bagi pengalokasian sumberdaya perusahaan. Dalam masalah program linier harus memiliki karakteristik sebagai berikut : Tabel 2.1 Karakteristik Linear Programming Karakteristik Linear Programming 1. Satu Fungsi Tujuan 2. Dua atau lebih kendala (keterbatasan) 3. Ada tindakan alternatif 4. Fungsi tujuan dan kendala adalah linier 5. Certainty 6. Divisibility 7. Non-negative variables Sumber: Quantitative Analysis for Management
1. Permasalahan memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya, yang disebut sebagai fungsi tujuan. Biasanya, perusahaan manufaktur lebih sering memilih untuk memaksimalkan keuntungan, sedangkan untuk perusahaan yang bergerak di bidang sistem distribusi atau transportasi, seperti : truk dan kereta api menggunakan fungsi tujuan yang meminimalkan biaya, yakni biaya pengiriman. Tujuan harus jelas dan didefinisikan secara matematis.Tidak ada batasan dalam menetapkan, baik keuntungan maupun biaya, sehingga dapat berupa sen, satuan, atau bahkan jutaan dalam satuan mata uang apapun.
2. Kendala atau keterbatasan dalam mencapai tujuan, akan membentuk fungsi kendala. Ada keterbatasan atau kendala dalam mencapai tujuan, seperti : jumlah produk yangmampu diproduksi pada perusahaan manufaktur
18 terbatas pada ketersediaan tenagakerja atau mesin yang dimiliki, pemilihan kebijakan periklanan atau portofoliokeuangan dibatasi oleh jumlah uang yang tersedia untuk dipakai atau diinvestasikan.
3. Harus ada alternatif yang tersedia Contohnya jika suatu perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda,
manajemen
dapat
menggunakan
program
linier
untuk
memutuskan bagaimana pengalokasian produk dengan sumber daya yang terbatas (tenaga kerja, mesin, dan sebagainya).
Maksudnya, ada
keputusan perusahaan dalam menggunakan kapasitas produksi hanya untuk satu jenis produk saja, ataukah jumlah yang sama pada ketiga produk, atau mengalokasikan sumber daya dengan perbandingan tertentu.
4. Hubungan matematis yang linier atau dalam bentuk pertidaksamaan Hubungan matematis yang linier berarti bahwa semua kondisi dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala berada pada tingkat pertama (bukan persamaan kuadrat, memiliki pangkat tiga atau di atasnya, atau muncul lebih dari satu kali). Contoh : 2A + 5B = 10 merupakan fungsi linier dan dapat diterima dalam penyelesaian program linier, sedangkan 2A2 + 5B3 + 3AB = 10 tidak disebut linier, karena variabel A memiliki pangkat dua, variabel B memiliki pangkat tiga, dan dua variabel (A dan B) muncul kembali sebagai produk satu sama lain.
5. Certainty Diasumsikan bahwa kondisi yang berlaku adalah selalu sama, yakni jumlah yang ditetapkan pada tujuan dan kendala diketahui pasti dan tidak berubah selama periode tersebut.
6. Divisibility Asumsi bahwa solusi tidak selalu memberikan dalam bilangan bulat (integer), tetapi dapat juga berupa bilangan pecahan atau desimal yang jika muncul memiliki arti bahwa produk tersebut merupakan work in process dimana dapat diselesaikan pada tahap selanjutnya.Namun, ada
19 beberapa jenis produk yang tidak dapat disebut dalam bentuk pecahan, sehingga ada teknik penyelesaian yang disebut integer programming.
7. Non-negative variables Semua jawaban atau variabel bukan bilangan negatif, karena tidaklah memungkinkan bahwa nilai negatif dapat berupa kuantitas berbentuk fisik.Secara sederhana, perusahaan tidak dapat memproduksi produk (kursi, baju, lampu, komputer, dan lain-lain) dalam jumlah yang negatif. Menurut Heizer dan Render (2011:723) semua masalah Linear Programming memiliki empat syarat, yaitu tujuan, batasan-batasan, alternatif, dan bersifat linear. Berikut adalah penjelasannya: •
Masalah dari Linear Programming ialah untuk memaksimalisasi atau meminimalisasi suatu kuantitas (biasanya keuntungan atau biaya). Hal ini mengacu pada fungsi tujuan dari masalah Linear Programming. Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan profit-nya dalam jangka waktu yang panjang.
Sebaliknya dalam bisnis jasa seperti
pengantaran barang ataupun maskapai udara dalam sistem distribusinya, seringkali menggunakan fungsi tujuan minimalisasi dari biaya dari shipping cost. •
Kehadiran dari kebatasan, atau hambatan-hambatan,
membatasi
kemampuan kita untuk mencapai tujuan yang kita tetapkan.
Sebagai
contoh, untuk menentukan seberapa banyak unit dari setiap produk dalam lini produksi suatu perusahaan untuk dikerjakan terbatas oleh ketersediaan tenaga kerja dan mesin/alat produksi yang ada. Ketika kita menginginkan untuk memaksimalkan atau meminimalkan suatu kuantitas (fungsi tujuan) suatu subjek pasti terhambat oleh keterbatasan sumberdaya (batasan). •
Dalam melakukan analisa Linear Programming diharuskan untuk memiliki alternatif untuk dipilih. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memproduksi tiga produk yang berbeda, pihak manajemen bisa menggunakan Linear Programming untuk menentukan bagaimana alokasi antara produk tersebut dengan sumberdaya produksi yang terbatas (tenaga kerja, alat produksi, dan lain-lain). Jika tidak ada suatu alternatif untuk dipilih, maka Linear Programming tidak dibutuhkan.
20 •
Tujuan dan batasan-batasan dalam masalah Linear Programming harus dinyatakan dalam bentuk perhitungan yang linier.
Pada masa sekarang masalah-masalah Linear Programming yang melibatkan banyak variabel – variabel keputusan dapat dengan cepat diselesaikan melalui bantuan komputer, tetapi bila variabel keputusan yang dikandung tidak terlalu banyak, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan suatu logaritma yang biasanya sering disebut metode simpleks tabel. Adapun langkah-langkah Metode Simpleks Tabel sebagai berikut :
Langkah 1 : Mengubah tujuan dan batasan - batasan fungsi tujuan diubah menjadi fungsi implisit. Misalnya fungsi tujuan tersebut Z = C1X1 + C2X2 + …… + CnXn diubah menjadi Z – (C1X1 + C2X2 + …… + CnXn) = 0. Pada bentuk standar semua batasan mempunyai tanda lebih kecil sama dengan (≤).
Ketidaksamaan ini harus diubah menjadi kesamaan caranya
dengan menambah slot variabel yaitu variabel tambahan yang mewakili tingkat pengangguran atau kapasitas yang merupakan batasan variabel slot ini adalah Xn + 1, Xn + 2,…….,Xn + m seperti contoh di bawah ini : •
a11X1 ≤ b1 menjadi a11X1 + anX1 = b1
•
a21 X2 ≤ b2 menjadi a21X2 + Xn + 2 = b2
•
am1X1+am2≤ bm menjadi am1X1+am2X2 + am2X = bm
Berdasarkan perbahan persamaan - persamaan di atas dapat disusun formulasi yang diubah sebagai berikut : Fungsi tujuan maksimum Z – C1X1 – C2X2 - ….. –CnXn = 0, dengan batasan – batasan : 1. a11X1 ≤ b1 menjadi a11X1 + Xn + 1 = b1 2. a21X2 ≤ b2 menjadi a21X2 + Xn + 2 = b2 3. am1X1 + am2X2 ≤ bm menjadi am1X1 + am2 +am2X = bm
Langkah 2 : menyusun persamaan-persamaan di dalam tabel. Setelah formulasi diubah kemudian disusun ke dalam tabel dalam bentuk simbolseperti pada tabel 2.2 berikut :
21 Tabel 2.2Simpleks Dalam Bentuk Simbol
Sumber : Evaluasi Pembangunan Perumahan Grand Renon Prime Residence
NK adalah nilai kanan persamaan, yaitu nilai di belakang tanda sama dengan (=). Variabel dasar adalah variabel nilainya sama dengan sisi kanan dari persamaan. Apabila belum ada kegiatan apa-apa berarti nilai X1 = 0, dan semua kapasitas masih menganggur, pada tabel tersebut nilai variabel dasar (Xn + 1,Xn + 2,Xn + m) pada fungsi tujuan pada tabel permulaan ini harus nol (0), dan nilainya pada batasan bertanda positif. Setelah data disusun ke dalam tabel di atas kemudian diadakan perubahan perubahan agar nilai mencapai titik optimal dengan langkah-langkah berikutnya.
Langkah 3 : Memilih kolom kunci Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk mengubah tabel pada langkah ke dua. Pilihlah kolom yang mempunyai nilai pada garis fungsi tujuan yang bernilai negatif dengan angka terbesar. Kalau suatu tabel sudah
22 tidak memiliki nilai negatif pada fungsi tujuan berarti tabel itu tidak bisa dioptimalkan lagi (sudah optimal).
Langkah 4: Memilih baris kunci Baris kunci yang merupakan dasar untuk mengubah tabel pada langkah kerja ke tiga. Untuk itu terlebih dahulu carilah indeks tiap-tiap baris dengan cara membagi nilai-nilai pada kolom NK dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci.
Pilihlah baris yang mempunyai indeks positif dengan angka terkecil. Nilai yang masuk dalam kolom kunci dan juga termasuk dalam baris kunci disebut angka kunci.
Langkah 5 : Mengubah nilai –nilai baris kunci Nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka kunci. Gantilah variabel dasar pada baris itu dengan variabel yang terdapat di bagian atas kolom kunci.
Langkah 6 : Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci. Nilai-nilai baris yang lain pada baris kunci dapat diubah dengan rumus sebagai berikut : Baris baru = baris lama-(koefesien pada kolom kunci) x nilai baru baris kunci.
Langkah 7 : Melanjutkan perbaikan-perbaikan atau perubahanperubahan. Ulangilah langkah-langkah perbaikan mulai langkah 3 hingga langkah 6 untuk memperbaiki tabel -tabel yang telah diubah atau diperbaiki nilainya. Perubahan baru berhenti setelah pada baris pertama (fungsi tujuan) tidak ada lagi yang bernilai negatif.
23 Kalau dilihat dari baris pertama (z) tidak ada lagi nilai negatif, semua positif. Berarti tabel itu tidak dapat dioptimalkan lagi, sehingga hasil dari tabel tersebut sudah merupakan hasil optimal. 2.4. Layout Heizer dan Render (2011:376) "Layout is one of the key decisions that determines the long-run efficiency of operations. Layout has numerous strategic implications because it establishes an organization's competitive priorities in regard to capacity, processes, flexibility, and cost, as well as quality of work life, customer contact, and image".
Atau dalam
terjemahannya layout merupakan keputusan utama yang menentukan operasi efisiensi jangka panjang. Layout memiliki banyak implikasi strategi karena layout membangun prioritas kompetitif dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, bersamaan dengan kualitas pekerjaan, kontak dengan pelanggan, dan kesan. Layout yang efektif dapat membantu sebuah organisasi mencapai strategi yang membantu menciptakan suatu keunikan, biaya rendah, atau respon perusahaan. Benetton, sebagai contoh, membantu sebuah strategi diferensiasi dengan cara melakukan investasi besar-besaran pada layout pergudangan (Warehouse Layout) yang memberikan kecepatan, keakuratan dalam penyortiran dan pengiriman pada 5,000 outlet mereka. Layout pada toko Wal-Mart menggunakan strategi biaya rendah (Low Cost), dengan menggunakan warehouse layout.Office layout yang dilakukan Hallmark, dimana para profesional mengoperasikan dengan cara menciptakan komunikasi yang terbuka dalam Work Cells, menciptakan pembangunan yang cepat.
Tujuan dari strategi layout adalah membangun kefektifitasan dan
kefisienan layout yang akan mencapai ekspektasi dari kebutuhan perusahaan. 2.4.1. Tujuan Layout
Dalam berbagai kasus, layout design harus memperhatikan bagaimana untuk mencapai hal - hal sebagai berikut : •
Tingginya pemanfaatan ruang, peralatan, dan pekerja
•
Meningkatkan pergerakan informasi, material, dan pekerja
24 •
Meningkatkan moral karyawan dan keamanan kondisi dalam bekerja
•
Meningkatkan interaksi pelanggan/klien
•
Fleksibilitas Dalam peningkatan siklus jangka pendek, mass-customized,
layout design harus dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Maksud hal ini yaitu mempertimbangkan peralatan yang kecil, mudah dipindah, dan fleksibel. Display toko butuh untuk mudah dipindah, meja kantor dan partisi bersifat modular, dan rak pergudangan bisa dibongkar pasang. Untuk menciptakan perubahan yang mudah dan cepat dalam model produk dan dalam tingkat produksi, manajer operasi harus
merawat peralatan,
menjaga
investasi
rendah,
mendekatkan tempat kerja, dan menggunakan alat kecil dan mudah dipindah. Dalam beberapa kasus, peralatan yang memiliki roda boleh digunakan, dalam mengantisipasi perubahan berikut dalam produk, proses, ataupun volume. 2.4.2. Office Layout
Menurut Heizer dan Render (2011:378) Office layout membutuhkan grup dari pekerja, peralatan mereka, dan ruang untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Keunikan dari office layout adalah pentingnya pergerakan informasi. Office layout pun memiliki aliran yang konstan ketika perubahan teknologi mengubah fungsi dari hubungan antar pekerja dalam kantor. Walaupun pergerakan informasi meningkat secara elektronik, analisis dari office layout tetap membutuhkan pendekatan berdasarkan tugas ( task-based approach ). Manajer pun perlu melihat antara elektronik dan komunikasi konvensional, pemilahan kebutuhan, dan berbagai kondisi lainnya yang mempengaruhi keefektifan pekerja. Alat yang berguna untuk analisis tersebut adalah relationship chart yang ada pada Gambar 2.2. Bagan ini, disiapkan untuk sebuah kantor dari product designers, yang mengindikasikan bahwa CEO harus (1) dekat dengan lokasi designer, (2) tidak begitu dekat dengan sekretaris
25 dan file utama, dan (3) tidak semua harus dekat dengan copy center ataupun accounting department.
Sumber :Operation Management, Global Edition
Gambar 2.2 Relationship Chart 2.5. Program QM for Windows Di dalam bisnis, pengambilan keputusan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam keseharian seorang manajer.
Pendekatan dalam
pengambilan keputusan bisnis secara sederhana dapat dibagi ke dalam dua bagian yakni pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan dengan menggunakan pengalaman, intuisi, perkiraan, emosi dalam pengambilan keputusan.
Pendekatan kuantitatif
adalah pendekatan ilmiah menggunakan proses matematis untuk menentukan keputusan terbaik. Keputusan terbaik tentu saja adalah keputusan yang dapat menggabungkan kedua pendekatan tersebut secara harmonis. Pendekatan kuantitatif pada mulanya berasal dalam dunia militer. Militer pada saat Perang Dunia II mengembangkan cara optimasi untuk memenangkan peperangan dengan sumber daya yang terbatas. Setelah PD II usai, cara-cara optimasi ini kemudian dikembangkan dan diterapkan dalam
26 dunia bisnis.
Dalam tataran akademik, ada banyak nama yang
menggambarkan topik ini antara lain: metode kuantitatif, riset operasi manajemen kuantitatif, manajemen sains, analisa kuantitatif untuk bisnis, dan nama lainnya yang berisikan obyek yang sama. QM for Windows merupakan perangkat lunak yang dikembangkan dan menyertai buku-buku teks seputar manajemen operasi yang diterbitkan oleh Prentice-Hall’s. Terdapat tiga perangkat lunak sejenis yang mereka terbitkan yakni DS for Windows, POM for Windows dan QM for Windows. Perangkat-perangkat lunak ini user friendly dalam penggunaannya untuk membantu proses perhitungan secara teknis pengambilan keputusan secara kuantitatif.
POM for Windows ialah paket yang diperuntukkan untuk
manajemen operasi; QM for Windows ialah paket yang diperuntukkan untuk metode kuantitatif untuk bisnis dan DS for Windows berisi gabungan dari kedua paket sebelumnya. Software ini dirancang oleh Howard J. Weiss tahun 1996 untuk membantu penghitungan dalam bisnis yang bersifat kuantitatif. Software ini dibekali beberapa modul, namun kali ini saya akan membahas pengoperasian modul Linear Programming saja.
Yang patut diketahui, software ini
dirancang hanya untuk membantu perhitungannya saja jadi kita harus dapat menginterpretasikan masalah dan teori Linear Programming. Ada pula langkah-langkah dalam mengoperasikan QM for Windows, sebagai berikut : •
Bila program telah ter-install, kita dalam mulai menggunakan QM for Windows. Klik logo windows lalu pilih QM for Windows.
27
Sumber : Naskah TutorialQm for Windows
Gambar 2.3IconAwal QM for Windows
Akan muncul tampilan pembuka seperti tampak berikut.Tunggu hingga usai loading.
Sumber : Naskah Tutorial Qm for Windows
Gambar 2.4 Tampilan Pembuka QM for Windows •
Selanjutnya akan muncul halaman awal atau interface program QM for Windows dapat dilihat pada tampilan berikut. Selain toolbar yang khas, program juga langsung memperlihatkan modul-modul yang terdapat pada QM for Windows.
28
Sumber : Naskah Tutorial Qm for Windows
Gambar 2.5 Tampak Modul QM for Windows 2.6. Definisi Perumahan dan Pemukiman Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman mendefinisikan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Hal utama yang harus dipertimbangkan
dalam
perencanaan
perumahan
adalah
manajemen
lingkungan yang baik dan terarah, karena lingkungan suatu perumahan merupakan faktor yang sangat menentukan dan keberadaannya tidak boleh diabaikan. Hal tersebut dapat terjadi karena baik buruknya kondisi lingkungan akan berdampak terhadap penghuni perumahan. Pengertian permukiman secara jelas dan rinci dapat kita temukan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, yang mengandung pengertian sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.
29 2.7. Biaya Produksi Menurut Siswanto (2007:3), di dalam dunia nyata, biaya-biaya yang timbul dari pengoperasian sebuah sistem bisa dikelompokkan ke dalam tiga macam biaya, yaitu : 1. Biaya Variabel, merupakan elemen biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan satuan yang diproduksi. Secara singkat bisa dikatakan bahwa bila suatu elemen biaya bertambah besar karena produksi bertambah maka elemen biaya tersebut adalah biaya variabel. 2. Biaya Tetap, merupakan elemen biaya yang tidak berubah pada setiap satuan barang yang diproduksi.
Biaya tetap pada dasarnya telah
dibayarkan sehingga tidak ada keputusan yang dapat mempengaruhi pengeluaran tersebut. 3. Biaya Semi Variabel, merupakan biaya yang berubah dengan arah yang sama dengan unit yang diproduksi namun kurang proposional, atau dengan kata lain tidak linier. Biaya-biaya pemeliharaan, tenaga tidak langsung, pengawas adalah contohnya. Untuk teknik-teknik OP yang menggunakan fungsi-fungsi matematika berkarakteristik linier, tidak semua jenis biaya tersebut dapat digunakan, hanya biaya variabel yang memiliki karakteristik linier yang dapat digunakan. Biaya-biaya variabel yang tidak memiliki karakteristik linier kemudian harus dipisahkan menjadi biaya variabel dan variabel tetap. Sedangkan menurut Giatman (15:2006) pengertian biaya ada dua istilah atau terminologi biaya yang perlu mendapat perhatian, yaitu : 1. Biaya (cost), yang dimaksud dengan biaya di sini adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang. 2. Pengeluaran (expence), yang dimaksud dengan expence ini berkaitan dengan sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan sesuatu hasil yang diharapkan. Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya (cost) mempunyai pengertian yang jauh lebih lengkap dan mendalam dari pengeluaran (expences).
30 Biaya yang akan dihitung disini adalah biaya perkiraan (predictive cost) yaitu perkiraan biaya yang akan dikeluarkan bila kegiatan itu dilaksanakan. Ada beberapa tujuan orang menghitung biaya prediktif ini, antara lain : •
Memperkirakan pemakaian biaya dalam merealisasikan suatu rencana kegiatan masa datang dalam rangka menjawab pertanyaan berikut : o Berapakah biaya yang diperlukan untuk menjalankan rencana tersebut? o Cukupkah dana yang tersedia? o Apakah biaya itu sudah ideal atau terlalu mahal
•
Memastikan apakah biaya yang akan dikeluarkan itu masih mungkin diperbaiki atau diturunkan tanpa mengurangi hasil secara kualitas maupun kuantitas;
Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan suatu analisis yang komprehensif dan interaktif pada aspek-aspek teknis rencana tersebut.Penggunaan data biaya
prediktif
pada
umumnya
selalu
dipakai
oleh
kelompok
perencana/desainer termasuk kelompok Teknik Industri. Untuk menganalisa biaya perkiraan (predictive cost) ada punya biaya-biaya yang dihitung, antara lain : •
Biaya investasi (Investment cost), yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada awal-awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka panjang untuk kesinambungan usaha tersebut. Investasi sering juga dianggap sebagai modal dasar usaha yang dibelanjakan untuk penyiapan dan pembangunan sarana prasarana dan fasilitas usaha termasuk pengembangan dan peningkatan sumber daya manusianya. Berikut adalah contohnya : o Pembuatan/penyediaan bangunan kantor, pabrik, gudang, fasilitas produksi lainnya serta infrastruktur yang diperlukan untuk itu; o penyediaan fasilitas produksi, mesin-mesin, peralatan dan fasilitas kerja lainnya; o pengadaan armada kendaraan; o pengadaan sarana pendukung seperti perabotan kantor, komputer untuk sistem informasi manajemen, dan sebagainya;
31 o pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia; o dan lain-lain. •
Biaya operasional (Operation Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dikeluarkan secara rutin atau periode waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau sesuai dengan jadwal kegiatan/produksi. Contoh pemakaian biaya ini antara lain : o Pembelian bahan baku produk; o pembayaran gaji/upah karyawan; o pembelian bahan pendukung lainnya; o pengeluaran-pengeluaran aktivitas organisasi dan administrasi usaha; o dan lain-lain.
•
Biaya perawatan (Maintenance Cost), yaitu biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga/menjamin performance kerja fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan yang dibedakan menjadi dua yaitu biaya perawatan rutin (preventive maintenance) dan biaya perawatan insidentil.
2.8. Permintaan Pasar Menurut Kotler, bapak Pemasaran Dunia, permintaan adalah keinginan terhadap produk tertentu, yang didukung oleh daya beli. Jadi, jelas bahwa keinginan yang tidak didukung oleh daya beli bukanlah permintaan (demand). Sementara itu pengertian permintaan pasar atau suatu produk/jasa adalah jumlah keseluruhan yang akan dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu di dalam suatu daerah tertentu, dalam waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu dan dalam suatu program pemasaran tertentu (Kotler,2011). Permintaan adalah keinginan untuk suatu produk yang spesifik yang didukung oleh keinginan dan kemampuan untuk membayar. Penjual tidak menciptakan keinginan. Keinginan lebih ada dulu daripada penjual itu ada. Penjual bersama pengaruh sosial lainnya lah yang mempengaruhi keinginan tersebut.
32 Permintaan: jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan membeli pada berbagai tingkat harga. Permintaan efektif: permintaan yang didukung oleh daya beli. Permintaan potensial: permintaan yang didasarkan pada kebutuhan saja. Permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan menentukan jumlah barang dan jasa yang harus dihasilkan. Permintaan perseorangan tidak akan mempengaruhi harga, namun apabila bersama-sama akan membentuk permintaan dalam pasar. Untuk dapat dipakai dalam pengambilan keputusan manajemen, dalam analisis antara jumlah barang yang diminta dengan semua jumlah variabel yang mempengaruhinya. Sedangkan permintaan pasar untuk suatu produk adalah: Jumlah volume total yang akandibeli oleh kelompok pelanggan tertentu dalam wilayah geografis tertentudalam jangka waktu tertentu dan dalam lingkungan pemasaran tertentu dibawah program pemasaran tertentu. Studi aspek pasar dan pemasaran penting artinya karena studi pasar akan memberikan gambaran mengenai informasi tentang pertimbangan dan minat konsumen dalam memilih perumahan dan meramalkan jumlah permintaan produk pada masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk memproyeksikan jumlah produk pada masa
yang
akan
datang
dilakukan
dengan
mengekstrapolir
trend
perkembangan produk tersebut selama beberapa tahun terakhir. Agar angkaangka proyeksi jumlah permintaan dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya, salah satu syarat yang perlu dipenuhi adalah permintaan produk pada masa lampau berfluktuasi secara konstan, artinya gelombang kenaikan dan penurunan tidak terlalu tajam. 2.9. Sampling Menurut Sekaran dan Bougie (2010:266) Sampling merupakan proses dalam memilih jumlah yang cukup dengan elemen yang tepat dari populasi, sehingga studi dari sampel dan mengerti ciri khas atau karakteristiknya memungkinkan kita untuk
menyamaratakan seperti ciri khas atau
karakteristik dari elemen populasi. Dalam suatu penelitian, seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh individu dalam suatu populasi. Hal ini dapat dikarenakan jumlah populasi
33 yang amat besar, cakupan wilayah penelitian yang cukup luas, atau keterbatasan
biaya
penelitian.
Untuk
itu,
kebanyakan
penelitian
menggunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan atau menggambarkan populasi.
Pemilihan sampel
dengan metode yang tepat dapat menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya penelitian secara efektif. Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian. Untuk menghitungnya terdapat rumus slovin, yaitu sebagai berikut :
Keterangan: n: jumlah sampel N: jumlah populasi e: batas toleransi kesalahan (error tolerance) Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. persentase.
Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan
Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel
menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan. Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam metode pemilihan sampel. Yakni probability sampling dan nonprobability sampling. Dalam metode probability sampling, seluruh unsur (misalnya: orang, rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel. Dalam metode ini, cara pemilihan sampel harus dilakukan secara acak (random). Demikian pula dengan jumlah sampel minimum, harus dihitung secara matematis berdasarkan probabilitas.
34 Sebaliknya, dalam metode nonprobability sampling, unsur populasi yang dipilih sebagai sampel tidak memiliki kesempatan yang sama, misalnya karena ketersediaan (contoh: orang yang sukarela sebagai responden), atau karena dipilih peneliti secara subyektif. Sebagai akibatnya, penelitian tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. 2.9.1. Simple Random Sampling
Menurut Sekaran dan Bougie (2011:278) dalam desain unrestricted probability sampling, atau yang lebih dikenal sebagai simple random sampling, setiap elemen dalam populasi diketahui dan memiliki kemungkinan yang setara untuk terpilih sebagai subjek penelitian. Sebagai contoh sebut saja ada 1000 elemen dalam populasi, dan kita membutuhkan 100 sampel.
Maka kita bisa melakukannya dengan
menaruh potongan kertas di topi, dimana berisi nama dari setiap elemen, dan tarik 100 dari kertas-kertas tersebut yang berada pada topi tersebut dengan mata tertutup. Kita tahu bahwa potongan pertama akan memiliki kemungkinan 1/1000 untuk diambil, berikutnya 1/999, dan seterusnya. Dalam kata lain, kita tahu bahwa kemungkinan dari terpilihnya salah satu darimereka adalah satu dalam angka dari kemungkinan untuk terpilih. Hal ini juga bisa dilakukan secara terkomputerisasi. 2.10.
Optimasi Keuntungan Menurut Sirat (2005:2) Optimasi atau optimalisasi merupakan
memilih alternatif terbaik berdasarkan kriteria tertentu yang tersedia. Sedangkan pengertian keuntungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sesuatu yang diperoleh dengan menjual barang lebih tinggi daripada pembeliannya atau mendapat untung dari suatu usaha dengan kata lain laba. Jadi berdasarkan kedua kata di atas dapat disimpulkan bahwa optimasi keuntungan merupakan untung atau laba yang didapatkan dengan memilih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria tertentu yang tersedia. Dalam hal ini perusahaan harus memilih alternatif terbaik yang tersedia dari kriteria yang tersedia untuk mencapai hal ini.
35 2.11.
Pajak Property Menurut Rahmany (2013:6) pajak properti merupakan pajak yang
dikenakan oleh pemerintah, baik dalam bentuk pajak bumi dan bangunan ataupun pajak yang dikenakan sewaktu transaksi properti dilakukan. Besarnya tarif pajak berdasarkan ketentuan UU nomor 12/1985 yang telah diubah dengan UU Nomor 12/1997 tentang PBB adalah marginal tax rate 5% x 20% dari NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) untuk nilainya kurang dari 1 milyar. Untuk obyek pajak yang NJKP (Nilai Jual Kena Pajak)nya di atas 1 milyar dikenakan sebesar 5% x 40% x NJOP baik dari nilai tanah maupun nilai bangunannya. Tingkat pajak biasanya berbeda-beda menurut besarnya pendapatan terkena pajak dari suatu perusahaan. Dasar hukum Pajak Penghasilan (PPh) adalah Undang-Undang No.7 tahun 1984 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.7 tahun 1991 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1994. Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21. Dalam penelitian ini hitungan yang digunakan untuk penghitungan pajak akan berbeda dengan aturan undang-undang, yaitu akan digunakan dengan menggunakan rumus 11% dikalikan dengan harga jual rumah tersebut. Hal ini didasarkan pada hitungan yang digunakan pada perusahaan untuk menghitung pajak sebelumnya dan untuk menghindari adanya ketidaksamaan data yang diolah. 2.12.
Kerangka Pemikiran Berikut adalah kerangka pemikiran yang peneliti buat dalam
penelitian yang dituangkan dalam skema sebagai berikut:
36
Mulai
Latar Belakang Studi Pustaka
Perumusan Objek
Pengumpulan Data
Hubungan aktivitas antar
Data Penjualan dan
pegawai dan
Pengeluaran
Pengolahan Data Minat Pasar
kepentingannya
Pembuatan
Analisa
Relationship Diagram
Optimasi Lahan
dan Penataan
Perbandingan Pendapatan Sebelum dan Sesudah
Simpulan dan Saran
Selesai
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran