5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Teori Manajemen Keuangan
2.1.1
Pengertian, Arti Penting Fungsi Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional
dalam suatu perusahaan,
yang mempelajari
tentang penggunaan dana,
memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan,Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan (Weston dan Copeland, 1992: 2) Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumbersumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut. Untuk membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat memenuhinya dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan pihak yang dapat menyediakan dana. Dana yang berasal dari pasar modal ini dapat berbentuk hutang (obligasi) atau modal sendiri (saham).Sumber dari dalam perusahaan berasal dari penyisihan laba perusahaan (laba ditahan), cadangan,maupun depresiasi. Setelah dana diperoleh, dana tersebut harus digunakan untuk membelanjai operasi perusahaan.
6
Dana akan tertanam pada berbagai kekayaan riil perusahaan, baik kekayaan yang berwujud atau pun yang tidak berwujud. Sedangkan sumbersumber dana perusahaan, baik kekayaan yang berwujud atau pun yang tidak berwujud. Sedangkan sumber-sumber dana perusahaan akan diwujudkan dalam berbagai aktiva finansial, yaitu selembar kertas yang mempunyai nilai pasar, karena dengan memiliki kertas tersebut, pemilik dapat memperoleh penghasilan (baik yang tetap, atau pun tidak tetap). Besar kecilnya dana yang harus diperoleh oleh manajer keuangan tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk operasi perusahaan itu. Penggunaan dana untuk operasi perusahaan dapat digunakan untuk keperluan yang sangat bermacam-macam. Tetapi kalau dipandang dari dimensi waktunya, maka penggunaan dana tersebut dapat untuk modal kerja (jangka pendek) dapat juga untuk investasi modal (jangka panjang). Setelah dana tersebut dipergunakan, maka diharapkan perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari penggunaan dana tersebut. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan maka harus diputuskan apakah keuntungan ini akan dibagikan kepada pemilik modal ataukah diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Dengan demikian maka manajer keuangan intinya harus melakukan tugas-tugas utama (fungsi) yaitu: memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut. Untuk memperoleh dana, ia harus mengambil keputusan pembelanjaan, yaitu mencari dana dari pasar modal (dalam bentuk hutang maupun modal sendiri/saham). Di samping itu, dana juga dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan. Besar-kecilnya dana ini tergantung
7
pada kebijakan dividen, yaitu penentuan besar-kecilnya keuntungan yang harus dibagi (dan ditahan). Semakin banyak yang ditahan, semakin banyak dana yang diperoleh dari dalam perusahaan. Untuk fungsi menggunakan dana, manajer keuangan harus mengambil keputusan investasi yaitu penentuan untuk apa dana yang dimiliki oleh perusahaan akan dipergunakan. Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat (4) aspek yaitu: 1. Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan. 2. Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya. 3. Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin 4. Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan. Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya.Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
8
2.1.2
Fungsi dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan Manajer Keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa
yang telah dilakukannya. Menurut Drs R.Agus Sartono,MBA(2001:6) adapun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokan ke dalam tiga (3) jenis: 1. Mengambil keputusan investasi (investment decision)Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada, memilih
satu
atau
lebih
alternatif
investasi
yang
dinilai
paling
menguntungkan. 2. Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision) Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yangmenimbulkan biaya paling murah. 3. Mengambil keputusan dividen (dividend decision)Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akandibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitaspembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham. Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya
dipergunakan
oleh
perusahaan
yaitu
memaksimumkan
nilai
perusahaan.Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya perusahaan dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini akan dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya nilai
9
perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga mereka menjadi lebih senang.
2.1.3 Kedudukan
Manajer
Keuangan
Dalam
Struktur
Organisasi
Perusahaan Di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan dipimpin oleh seorangmanajer keuangan (chief funancial manager).Manajer keuangan atau sering disebut direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur keuangan ataupresiden direktur.Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam suatu perusahaan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian/divisi yang dipunyai oleh seorang kepada divisi meliputi: 1. Divisi anggaran, bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan memperbaiki bugdet operasi (operating bugdet) 2. Divisi penganggaran modal (capital budgeting) yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan analisis pengeluaran modal 3. Divisi perencanaan keuangan, yang bertanggung jawab untuk mengambil alternatif pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang 4. Divisi perencanaan keuangan jangka pendek, yang bertanggung jawab terhadappemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta investasi jangka pendek padasurat berharga (marketable securities) 5. Divisi kredit, bertanggung jawab untuk menentukan kredit yang akan diberikankepada langganan, disamping itu divisi ini juga bertanggung jawab dalam negoisasi dengan kreditor (lembaga keuangan Bank dan bukan Bank)
10
6. Divisi
hubungaan masyarakat
(human
relation), bertanggung jawab
terhadappembentukan image/komunikasi antara perusahaan, pemegang saham, parainvestor dan masyarakat keuangan secara umum.
2.1.4 Tujuan dari Manajemen Keuangan (The Main Objective of FinancialManagement) Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham
atau
memaksimumkan
nilai
perusahaan,
bukan
memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut: 1. Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. 2. Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian
akuntansi.Kelebihan
tujuan
memaksimumkan
nilai
perusahaan/kemakmuran pemegangsaham adalah secara konseptual jelas sebagai pedoman di dalam pengambilan keputusan yang memprtimbangkan faktor risiko. Dalam pencapaian tujuan tersebut,manajemen keuangan harus dapat menyeimbangkan kepentingan pemilik, kreditor, dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham/pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajiban sosial.
11
Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan perusahaan, maksudnya: 1. Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan. 2. Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja,keamanan produk juga harus diperhitungkan. 3. Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. 4. Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan.
2.1.5
Lingkungan Keuangan Aspek lingkungan yang penting dipahami para manajer keuangan adalah
sektor keuangan di bidang perekonomian, yang terdiri dari pasar keuangan (financialmarkets), lembaga keuangan (financial institutions) dan instrumen keuangan(financial instruments). 1. Pasar keuangan, menunjukkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva finansial (financial asset) atau sering disebut sebagai sekurities. Sekurities adalah secarik kertas (surat) yang mempunyai nilai pasar karena surat tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil perusahaan (misalnya mesinmesin, pabrik,bahan baku, barang dagangan, merek dagang, dll.)
12
2. Lembaga keuangan yaitu lembaga yang berperan sebagai lembaga intermediary (financial intermediation) dengan mempertemukan unit surplus dengan unit defisit. Contoh lembaga keuangan dalam sistem moneter adalah Bank sentral,Bank pencipta uang giral/bank umum. Lembaga keuangan dan di luar system moneter (bank
bukan
pencipta uang giral/BPR), lembaga
pembiayaan,perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga di bidang pasar modal, dll. 3. Instrumen Keuangan, contohnya adalah uang, saham, hutang, dan surat berharga di pasar uang dan pasar modal lainnya.
2.2
Teori Kinerja Keuangan
2.2.1
Kinerja keuangan perusahaan Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
13
Adapun aspek-aspek penilaian kinerja pada bank untuk menentukan kondisi suatu bank menurut (Kasmir,2006) yaitu Salah satu alat ukur penilaian kinerja perbankan telah memiliki berbagai aspek yaitu: 1. Aspek Permodalan(Capital) adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasar pada kewajiban penyediaan modal minimum bank,penilaian tersebuit didasar
pada
CAR(Capital
Adequacy Rasio)
yang ditetapkan
oleh
BI.Perbandingannya adalah modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (AMTR). 2. Aspek Kualitas Asset (ASSET) aspek ini mengukur kualitas asset bank dengan menilai jenis-jenis asset yang dimiliki bank,penilaian ini sesuai dengan peraturan BI dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yg diklasifikasikan
tehadap
aktiva
produktif,kemudian
rasio
penyisihan
penghapusan aktiva produktif diklasifikasikan.Rasio ini dapat dilihat pada neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada BI. 3. Aspek kualitas manajemen(Management) untuk menilai kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya(pendidikan serta pengalaman) dalam mengelola bank,dalam hal perbankan yang dinilai adalah manajemen permodalan,kualitas aktiva,manajemen umum,rentanbilitas dan manajemen likuiditas yang bersangkutan terhadap manajemen bank. 4. Aspek Earning merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menciptakan profitabilitasnya.Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentanbilitas yang terus meningkat diatas standar yang ditetapkan.
14
5. Aspek likuiditas (liquidity) bank dapat dikatakan likuid jika bank mampu membayar hutang-hutang
terutama jangka pendek mksdnya simpanan
tabungan,giro,deposito dan lain-lain dikatakan likuid pada saat ditagih mampu membayar kemudian dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007;18) pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu :“Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investement) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban.Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002 : 17). Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari
baik
buruknya
keputusan
manajemen
dalam
pengambilan
keputusan.Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi.Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja (Performance) perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara
15
terus menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Manfaat penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut : a. Untuk mengukur prestasi yang telah dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
2.2.2
Tujuan penilaian kinerja keuangan perusahaan :
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
16
c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk
melakukan
usahanya
dengan
stabil,
yang
diukur
dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.2.3
Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu
tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Kieso, Weygandt dan warfield (2002, p.3) “laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi
17
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu.Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.
2.3
Laporan Keuangan
2.3.1
Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2002: 2) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan Dwi Prastowo D. dan Rifka Julianty (2002: 3) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
obyek dari analsis terhadap laporan keuangan. Oleh karna itu
memahami latar belakang penyusunan
dan penyajian laporan keuangan
merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri. Pemakai laporan keuangan meliputi berbagai macam pihak seperti investor dan calon investor, kreditor, pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan,
18
pemerintah, karyawan, masyarakat, dan para pemengang saham.Manajemen juga berkepentingan terhadap informasi yang disajikan pada laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 1.2) menyatakan “Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari lima, yakni: laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan”.Dua jenis laporan keuangan yang dibuat umumnya oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi (biasanya dilengkapi dengan laporan perubahan modal). Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu. Meskipun neraca dan laporan laba rugi merupakan dua dokumen yang terpisah, akan tetapi keduanya mempunyai hubungan yang erat dan saling terkait, serta merupakan suatu siklus. Antara laporan neraca dan laporan laba rugi sering dihubungkan dengan suatu laporan yang disebut laporan perubahan modal (laba Ditahan) yang memberikan mengenai perubahan modal (laba ditahan) selama periode tertentu. (Prasotowo, Julianty, 2002 : 16)
2.3.2
Tujuan Laporan Keuangan Menurut Kieso, Weygandt dan warfield (2002, p.5) “tujuan laporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
19
Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu.Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen persahaan.Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.Secara umum laporan keuangan bertujun untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan.Baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan, yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : 1. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tenteng perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
20
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 8. Informasi keuangan lainnya.
2.3.3
Sifat Laporan Keuangan Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku.Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat : a. sifat historis dan, b. menyeluruh Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau data yang sudah lewat dari masa sekarang.Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun kebelakang (tahun atau periode sebelunya). Kemudian, bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin.Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi tentang keuangan suatu perusahaan.
2.3.4 Pihak-pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan informasi kepada berbagai pihak
21
yang berkepentingan terhadap perusahaan. Artinya pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan.Pihak yang paling berkepentingan tentunya pemilik dan manajemen perusahaan itu sendiri.Sementara itu, pihak luar adalah pihak yang memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.Masing-masing pihak memiliki kepentingan tersendiri tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Berikut ini pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan : 1. Pemilik Pemilik pada saat ini adalah mereka yang memiliki usaha tersebut.Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya. Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah: a. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan. 2. Manajemen Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka juga buat juga memiliki arti tertentu.Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang mereka buat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut ini nilai penting laporan keuangan bagi manajemen :
22
a. Dengan laporan keuangan yang dibuat, manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode, apakah sudah mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. b. Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang ada selama ini. c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. d. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan keuangan kedepan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian kedepan sehingga target-target yang diinginkan dapat tercapai. Dalam menilai kinerjanya, pihak manajemen dapat membuat ukuran tersendiri yang ditentukan sebelumnya seperti berikut ini : a. Pertumbuhan laba yang diperoleh dalam suatu periode apakah mencapai target atau bahkan melebihi target. Jika mencapai target atau melebihi target manajemen dapat dikatakan berhasil, namun jika sebaliknya diperoleh laba yang tidak mencapai target, mereka dapat dikatakan gagal dalam menjalankan misi perusahaan. b. Bagaimana pengembangan sumber daya perusahaan seperti pengembangan asset yang dimiliki, apakah mengalami penambahan atau justru sebaliknya? Dari sudut ini kita dapat melihat atau menilai apakah pihak manajemen bekerja secara efisien atau tidak.
23
c. Pada akhirnya bagi manajemen, laporan keuangan ini juga akan menentukan mereka untuk memperoleh kompensasi berupa bonus, karier atau sebaliknya dari pemilik usaha. Tentu saja jika memenuhi target seperti yang diinginkan atau melebihi target, sudah merupakan kewajiban perusahaan untuk memberikan penghargaan atas jerih payah yang dilakukan seperti bonus, dan peningkatan enjang karier. 3. Kreditor Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya pihak pemberi dana seperti bank, atau lembaga keuangan lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal pemberian pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya.Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat diperlukan. Kepentingan pihak kreditor sebagai berikut : a. Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut (macet). Oleh karena itu, pihak kreditor,
sebelum
mengucurkan
kreditnya,
terlebih
dahulu
melihat
kemampuan perusahaan untuk membayarnya. Salah satu ukuran kemampuan perusahaan dapat diihat dari laporan keuangan yang telah dibuat. b. Pihak kreditor juga perlu memantau terhadap kredit yang sudah berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar kewajibannya. Oleh karena itu, kelayakan usaha yang akan dibiayai, dan besarnya jumlah pinjaman yang disetujui akan tergambar dari laporan keuangan yang dibuat.
24
c. Pihak kreditor juga tidak ingin kredit atau pinjaman yang diberikan justru menjadi beban nasabah dalam pengembaliannya apabila ternyata kemampuan perusahaan di luar dari yang diperkirakan. 4. Pemerintah Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan.Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan perusahaan secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi pemerintah adalah : a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya. b. Untuk mengetahui kewajiban perusahan terhadap Negara dari laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan itu akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada Negara secara jujur dan adil. 5.
Investor Investor adalah pihak yang ingin menanamkan dana di suatu perusahaan.
Jika suatu perusahaan menginginkan dana untuk memperluas usaha atau kapasitas usahanya disamping memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank, dapat pula diperoleh dari investor melalui penjualan saham. Dalam memilih sumber dana, pihak perusahaan memiliki berbagai pertimbangan tentunya seperti faktor bunga dan jumlah angsuran kedepan. Namun, di sisi lan, perusahaan juga ingin memberikan peluang kepemilikan kepada masyarakat atau pihak lainnya. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbankan beberapa
25
hal secara matang.Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang disajikan perusahaan untuk ditanamnya. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya (deviden) serta perkembangan nilai saham kedepan. Setelah itu, barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak.
2.3.5
Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat perusahaan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut.Masingmasing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain. Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu : 1. Neraca (balance sheet) Yaitu merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.Artinya penyusunan komponen neraca harus didasarkan
26
likuiditasnya atau komponen yang paling mudah dicairkan.Misalnya kas disusun lebih dulu karena merupakan komponen yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya, kemudian bank dan seterusnya.Semntara itu, berdasarkan jatuh tempo, yang menjadi pertimbangan adalah jangka waktu, terutama untuk sisi pasiva.Contohnya untuk kewajiban (utang) disusun dari yang paling pendek sampai yang paling panjang.Misalnya pinjaman jangka pendek lebih dulu disajikan dan seterusnya yang lebih panjang.
2. Laporan Laba Rugi (income statement) Merupakan laporan keuangan
yang menggambarkan hasil usaha
perusahaan dalam suatu periode tertentu.Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh.Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi.Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba.Sebaliknya jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi. 3. Laporan Perubahan Modal Merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki saat ini.Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal diperusahaan.Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal.Artinya laporan ini baru dibuat bila memang ada perubahan modal.
27
4. Laporan Arus Kas Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.Laporan kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu.Kas masuk terdiri dari uang yang masuk keperusahaan, seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya seperti pembayaran biaya operasional perusahaan. 5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas.Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.
2.4
Keterbatasan Laporan Keuangan Walaupun laporan keuangan sangat berguna dalam pengambilan
keputusan bagi para pemakai laporan keuangan. Menurut Simamora (2002) laporan keuangan memiliki keterbatasan, diantaranya: 1. Laporan keuangan hanya menyajikan informasi yang diukur dengan satuan mata uang.
28
2. Informasi akuntansi biasanya melibatkan pertimbangan (judgement dan estimasi). 3. Laporan keuangan berisi informasi yang bersifat history. 4. Adanya proses penyederhanaan dan peringkasan dalam laporan keuangan.
2.5 Tehnik Analisis Laporan Keuangan Metode dan tehnik analisis
(alat-alat analisis) digunakan untuk
menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, seperti misalkan: diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Ada beberapa tehnik analisis yang biasa digunakan oleh para analis dalam menganalisis laporan keuangan, diantaranya adalah: 1. Analisis perbandingan laporan keuangan, yaitu : metode atau tehnik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan: a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah; b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah; c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase; d. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio; e. Prosentase dari total.
29
Analisis dengan menggunakan metode ini akan diketahui perubahanperubahan yang akan terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan evaluasi serta penelitian lebih lanjut. 1. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), yaitu suatu metode dan tehnik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuanganya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 2. Laporan dengan porsentase per komponen atau common-size statement, yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui porsentase investasi pada masingmasing aktiva terhadap total aktivanya, juga utuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 3. Analisis Du Pont, adalah merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan. Bagan du pont mula-mula dikembangkan oleh manajemen Du Pont
Corporation
untuk
pengendalian
divisi.
Analisis
Du
Pont
menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit margin, dan menunjukan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan margin laba penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI). Sistem Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika ROI untuk divisi tertentu berada dibawah angka yang ditargetkan, melalui sistem
30
Du Pont dapat ditelusuri sebab-sebab terjadinya penurunan ROI (Sawir, 2005 : 26). Disamping itu dengan menggunakan analisis ini, pengendalian biaya dapat diukur dan efisiensi perputaran aktiva sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat diukur. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis Du Pont System merupakan analisis yang mencakup rasio aktivitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menentukan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Dari analisis ini juga dapat diketahui efisiensi atas penggunaan aktiva perusahaan. Analisis
ini
biasanya
digunakan
oleh
perusahaan-perusahaan
besar.Diharapkan melalui Du Pont System, perusahaan pusat dapat menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat investasi berdasarkan ROI yang dicapai. a. Return On Investment 1.
Pengertian Return On Investment Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut Return On
Total Assets dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya. 2. Kelebihan dan Kelemahan ROI Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain: 1.
Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakansebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.
31
2.
ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.
3.
Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada. Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:
a.
Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan
prinsip
yang
dihadapi
adalah
kesulitan
dalam
membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain. b.
Dengan menggunakan analisa rate of returnatau return on investment saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan. Sistem Du Pont sering dipergunakan untuk pengendalian dalam
perusahaan besar. Oleh karena itu kebijakan leverage financial dan pajak dibuat atas dasar perusahaan secara keseluruhan bukan secara divisional. Jika Du Pont system digunakan untuk pengendalian divisional maka disebut dengan pengendalian ROI, menurut Sartono (2002:344)
32
a. Setiap divisi didefinisikan sebagai profit center, dengan investasi sendiri dan diharapkan menghasilkan return yang cukup. b. Jika ROI divisi yang bersangkutan turun dibawah target, maka staff perusahaan pusat akan meneliti kembali dengan Du Pont System untuk mencari penyebabnya. c. Prestasi manajer divisi dinilai atas dasar ROI divisi yang dipimpinnya dan dimotivasi untuk berusaha menccapai tingkat ROI yang ditargetkan. d. Return On Investment juga dipengaruhi oleh faktor selain kemampuan manajerial, seperti: kebijakan depresiasi (penyusutan), nilai buku, dll.
33
2.6. Definisi fungsi Analisis Dupont untuk pengendalian divisi Harga Pokok Penjualan Biaya Penjualan Penjualan
dikurangi dibagi Laba Bersih
Biaya Administrasi Bunga
dikali Total Biaya Margin Laba
Pajak
dibagi Penjualan
ditambah
ROI
Kas Penjualan Aktiva Lancar
Perputaran total aktiva
Bank
Piutang Total aktiva Aktiva Tetap
sumber: Weston dan Copeland, 1999
Gambar 2.1 Bagan analisis Du Pont untuk pengendalian divisi
Persediaan
34
Bagan Du Pont adalah bagan yang dirancang untk memperlihatkan hubungan antara pengembalian atas investasi, perputaran aktiva dan margin laba. (Weston dan Brigham, 1990:307). Du pont tersebut merupakan uraian dari skema ROI, yang merupakan rasio antara laba yang diperoleh perusahaan dengan besarnya perputaran aktiva perusahaan. Perputaran total aktiva didefinisikan sebagai hasil bagi antara penjualan dengan total aktiva, sedangakan margin laba didefinisikan sebagai rasio antara laba bersih dengan hasil penjualan. Selanjutnya total aktiva didefinisikan sebagai penjumlahan antara aktiva lancar dan aktiva tetap perusahaan dan laba bersih didapatkan dari pengurangan antara penjualan dan total biaya (Soediyono,1991:149). Tujuan dari Sistem Du Pont Menurut.Munawir (2004:89) tujuan dari sistem Du Pont yaitu: 1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh, Apabila perusahaan sudah menjalankaan praktek akuntansi yang baik maka manajemen dengan menggunakan teknik ROI dapat mengukur efisinsi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efesiensi bagi penjualan. 2. Membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan lain yang sejenis sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada dibawah atau sama atau diatas rata-ratanya, Dengan demikian akan dapat diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
35
3. Mengukur efesiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal kedalam bagian yang bersangkutan. 4. Mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 5. Untuk mengawasi daalam perencanaan di dalam perusahaan. Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Du Pont - Kriteria perusahaan yang baik ROI (Du Pont System) berada di atas rata-rata industri menunjukkan bahwa perputaran aktiva dan net profit margin sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin baik - Kriteria perusahaan yang kurang baik ROI (Du Pont System) berada dibawah rata-rata industri menunjukkan bahwa perputaran aktiva dan net profit margin sangat rendah Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba kurang baik. 6. Analisis ratio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari
36
periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis break-even, adalah suatu analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan anlisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Metode dan tehnik analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Analisis Rasio.
2.7 Analisis Rasio Keuangan Syahyunan (2004:81) menyatakan bahwa : “Analisis Rasio Keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasian kondisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan”. Rasio keuangan merupakan suatu cara membuat perbandingan data keuangan perusahaan, sehingga menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting keadaan keuangan suatu perusahaan. Mempelajari hubungan antara berbagai pos – pos laporan keuangan itu. Hubungan antara pos yang satu dengan yang lain dinyatakan dengan angka yang dinamakan rasio. Menurut S. Munawir (2002: 36) ada dua metode analisis yang dapat digunakan yaitu :
37
a. Anaslis horizontal, yaitu analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan
untuk
beberapa
periode
sehinggga
dapat
diketahui
perkembangannya. b. Analisis vertikal, dilakukan apabila laporan keuangan yang dianalsis hanya meliputi satu periode, yaitu dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehuingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu saja. Menurut Syahyunan ( 2004:82) untuk mengidentifikasikan
kondisi
keuangan dapat dibandingkan dengan dua cara yaitu perbandingan antar waktu dan perbandingan antar perusahaan. a. Perbandingan Antar Waktu (Trend Analysis) Perbandingan antar waktu adalah rasio keuangan yang sekarang dibandingkan dengan perkiraan rasio keuangan tahun yang akan datang dalam perusahaan yang sama suatu perusahaan. Perbandingan itu dapat dilihat arah perubahan apakah naik atau sebaliknya turun. b. Perbandingan Antar Perusahaan Perbandingan antara perusahaan ini dapat dilihat apakah rasio keuangan perusahaan relative sama atau berbeda dengan perusahaan lainnya atau rata – rata industri.
38
2.7.1
Jenis – Jenis Analisis Rasio Keuangan
a . Likuiditas Sebagaimana diketahui bahwa likuiditas merupakan bentuk kemampuan yang dalam hal ini adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan peusahaan memenuhi kewajibannya pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likwid”, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut memiliki alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaiknya jika suatu perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “illikuid”. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan yaitu : 1. Rasio Lancar (current ratio) Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik.Untuk mengatakan kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio
39
yang digunakan, misalnya rata-rata industry atau perusahaan sejenis.Dalam praktiknya, sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan.Artinya dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa dititik aman dalam jangka pendek. 2. Rasio Cepat (quick ratio) Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).
b. Solvabilitas Adapun solvabilitas merupakan suatu kemampuan dari perusahaan dalam hal memenuh kewajiban keuangannya pada saat dan atau apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun kewajiban keuangan jangka panjang. Harahap (2006:303) menyatakan bahwa “Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang – hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.Suatu perusahaan dikatakan “solvabel” apabila suatu perusahaan tersebut memiliki aktiva atau kekaaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “insolvable”.
40
Jenis-jenis rasio solvabilitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan yaitu : a. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva ) Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. b. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas) Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
c. Rentabilitas atau profitabilitas Rentabilitas atau profitabilitas merupakan kemampuan dari sebuah perusahaan dalam hal menghasilkan laba selama periode tertentu.Rentabilitas dari suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas dari suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan yaitu :
41
a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor). Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih). Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. c. Return on Investment (ROI) Merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.Artinya semakin tinggi rasio ini, semakin baik.Artinya posisi pemilik perusahaan, semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
42
d. Aktivitas Rasio aktvitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas
perusahaan
dalam
menggunakan
aktiva
yang
dimilikinya.Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Dari hasil pengukuran ini, akan diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehingga manajemen dapat mengukur kinerja mereka selama ini. Hasil yag diperoleh misalnya dapat diketahui seberapa lama penagihan suatu piutang dalam periode tertentu. Kemudian hasil ini dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau dibandingkan dengan hasil pengukuran beberapa periode tertentu. Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dan investasi dalam aktiva untuk suatu periode. Artinya diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan dengan aktiva seperti sediaan, piutang dan aktiva tetap lainnya.Kemampuan manajemen untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki merupakan tujuan utama rasio ini. Jenis-jenis rasio aktivitas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan yaitu : a. Receivable Turn Over (perputaran piutang) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin
43
rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over investment dalam piutang.Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang. b. Inventory Turn Over (perputaran sediaan)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Dapat diartikan
pula
bahwa
perputaran
persediaan
merupakan
rasio
yang
menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun.Semakin kecil rasio ini, dapat dikatakan semakin buruk demikian pula sebaliknya.
44
2.8. Kerangka Pikir Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan laporan keuangan PT. Bank Mega Tbk. tahun 2009 sampai dengan 2011 yang berupa laporan neraca keuangan dan laba/rugi. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 1 Kerangka Pikir PT.Bank Mega Tbk
Laporan Keuangan Tahun 2009-2011 Analisis kinerja keuangan dengan du pont system model Data keuangan Tahun 2009-2011 Analisis Kinerja Tahun 2009-2011
Berdasarkan hasil dari analisis dengan menggunakan Analisis du pont system
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Pikir