BAB II KONSEP TEORI A. Kerangka Teori Kerangka teoritis berguna untuk memberikan kerangka dasar teori yang menjadi landasan penelitian sehingga mampu menjawab persoalan secara teoritis. Dari kerangka teoritis
k
emudian dikembangkan konsep operasional yang menjadi acuan pemecahan masalah di lapangan. 1. Efektivitas Belajar Siswa a. Pengertian Efektivitas Efektivitas
merupakan
derivasi
dari
kata
efektif
yang
dalam
bahasa
Inggris effective didefinisikan “producing a desired or intended result” (Concise Oxford Dictionary,) atau “producing the result that is wanted or intended” dan definisi sederhananya “coming into use” (Oxford Learner’s Pocket Dictionary,). Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan efektif dengan “ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)” atau “dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan)” dan efektivitas diartikan “keadaan berpengaruh; hal berkesan” atau ” keberhasilan (usaha, tindakan)”. 1 Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingkat kepuasaan pengguna.
1
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html
Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas belajar dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing. Efektivitas belajar dapat diukur dengan mengadaptasi pengukuran efektivitas pelatihan yaitu melalui validasi dan evaluasi .2 Efektivitas menurut Miarso adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Suatu yang dikatakan efektif bila kegiatan itu diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang di inginkan. Efektivitas menekankan pada perbandingan anatara rencana dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu efektivitas sering di ukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai dalam mengelola suatu situasi. 3 b. Pengrtian Efektivitas Belajar Suharsimi Arikunto memberikan pengertian bahwa efektivitas belajara adalah merupakan proses perubahan yang menghasilakan dampak positif yakni terkuasanya pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Efektivitas belajar juga merupakan metode belajar siswa dengan usaha yang maksimal dan memamfaatkan metode-metode belajar tertentu untuk menghasilakn prestasi siswa yang maksimal.4 Umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang banyak tampa mengeluarkan biaya,tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau dengan kata lain efisien. Efisiensi adalah sebuah konsep yang 2
Ibid, hal. 40 Bambang Warsita, Loc.Cit, hal. 287 4 Muhibbin Syah, Psikolagi Belajar, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2011, hal. 134 3
mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasil. Maka demikian efektivitas belajar adalah suatu usaha untuk memaksimalkan waktu yang ada sebaik mungkin demi tercapainya tujuan yang diharapkan.5 Baik dan hasil belajar siswa tuntas, serta menghantarkan mereka ketujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melihar perserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Seluruh perserta didik harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam belajar, sehingga suasana belajar kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi perserta didik. Belajar yang efektif menuntut keterlibatan perserta didik secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan belajar dan pembentukan kompetensi. Perserta didik harus didorong untuk menfsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterma oleh akal sehat. Dalam pelaksanaanya, hal ini merupakan proses pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka pencapain pemahaman yang sama terhadap materi standar. Belajar efektif perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai.6 Menurut Fitriani efektivitas belajar adalah suatu keadaan yang menunjukan sejauh mana hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.7 Adapun indikator dalam efektivitas belajar adalah: 1. Ketuntasan belajar Ketuntasan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah mencapai ketuntasan individual, yakni siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan. 5
Ibid, hal. 138 Mulyasa, kurikulum yang disempurnakan, Bandung: PT Rineka Cipta, hal. 287 7 Fitriani, model-model pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, hal. 6 6
2. Aktivitas belajar siswa Aktivitas belajar siswa adalah proses komunikasi dalam lingkungan kelas, baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru atau siswa dengan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkah laku, dan keterampilan yang dapat diamati melalui perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa, keterampilan siswa dalam bertanya/ menjawab. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas siswa yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pembelajaran dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.8 Menurut Wottuba and wright menyimpulkan ada tujuh indikator menunjukkan efektivitas belajar yaitu: a) Siswa secara aktif terlibat dalam pebelajaran b) Komunikasi secara efektif c) Siswa bersungguh-sungguh dalam belajar d) Siswa merasa senang saat belajar e) Pemberian nilai ujian yang adil f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
8
Ibid, hal 15
yang
g) Hasil belajar perserta didik yang baik9 c. Ciri-ciri Efektivitas Belajar Eggen dan Kauchak menyebutkan ciri efektivitas belajar adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaanperbedaan serta membentuk konsep generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan. 2. Siswa berinteraksi dalam pelajaran. 3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 4. siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran 5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir.10 d. Konsep Efektivitas Belajar Menurut Rivai efektivitas belajar adalah apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan metode affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektivitas belajar adalah outputnya, yaitu kompetensi siswa.11 Efektivitas belajar dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas belajar dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan,
9
Bambang Warsita Op.Cit, hal .55 Bambang Warsita, Op. Cit, hal. 289 11 Muhibbin Syah, psikologi belajar, jakarta: pt raja grafindo persada, 2011, hal. 134 10
implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing. Efektivitas belajar merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas belajar merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Efektivitas belajar tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas belajar juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh seseorang . Menurut Miskel efektivitas belajar adalah merupakan suatu konsep yang sangat penting kerena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan. 12 3. Kompetensi Guru Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Menurut Echols dan Shdily, Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi ini diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mendiri dengan memamfaatkan sumber belajar. Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencangkup beragam aspek, tidak saja terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga spiritual. Menurut Mulyasa, “ kompetensi guru merupakan panduan antara kemampuan personal, 8,keilmuan, tekoligi, sosoial dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar 12
Ibid, hal. 144
profesi guru, yang mencangkup penugasan materi, pemahaman terhadap perserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan prefesionalitas. Kompetensi menurut Usman adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitaif. 13 Piet dan Ida Sahertian menngatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat konigtif, afektif dan Psikomotor.14 Pengetian lainnya tentang kompetensi merujuk pada hasil kerja, individu maupun kelompok. Kompetensi berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan kepada seseorang. Kompetensi terkait erat dengan standar, seseorang disebut kompetensi dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan dan sikapnya serta hasil kerjanya yang sesuai dengan standar (ukuran) yang diditetapkan dan diakui oleh lembaganya atau pemerintah. Kompetensi merupakan tugas khusus yang berarti hanya dapat dilakukan oleh orang-orang spesial atau tertentu, artinya tidak semua orang dapat melakukan tugas tersebut. Kompetensi tidak terkait dengan kesuksesan seseorang dalam menjalakan tugasnya, tetapi apakah ia juga berhasil berkerja sama dalam sebuah tim, sehingga tujuan lembaganya tercapai sesuai dengan harapan. Kenezevich berpendapat bahwa, “ kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi”.15 Tugas individu dalam lembaga, jelas berbeda dengan pencapaian tujuan lembaga, meskipun ia sangat berkaitan. Tujuan lembaga hanya
13
Kunandar, Guru Propisional Implementasi KTSP Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakata: Raja Grapindo, 2007, hal. 51 14 Ibid, hal. 52 15 Jejen Mustafa, Peningkatan Kompetensi Guru, Bogor: Kencana, 2011, Hal. 28
mungkin tercapai ketika individu dalam lembaga itu tercapai ketika individu dalam lembaga itu berkerja sebagai tim sesuai standar yang ditetapkan. Kompetensi guru menurut Samana adalah kemampuan yang ditampilkan oleh guru dalam melaksanakan kewajibannya memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat .
16
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi
merupakan kemampuan seseorang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermamfaat bagi diri dan lingkungannya. Ketiga aspek kemampuan ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Kondisi fisik dan mental serta spiritual seseorang besar pengaruhnya terhadap produktifitas kerja seseorang, maka tiga aspek ini harus dijaga pula sesuai dengan standar yang disepakati. Sudjana membagagi kompetensi guru dalam tiga bagian yaitu : bidang konigtif, sikap dan perilaku. Ketiga kompetensi ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Peran dan kompetensi guru dalam proses mengajar dan belajar Keberhasilan guru melaksanakan peranannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peran yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar. Menurut Hamalik terdapat 13 perannan guru di dalam kelas ( dalam situasi belajar & mengajar ). Dalam tulisan ini hanya akan menyebutkan salah satu keterampilan yang dipandang inti untuk masing-masing peranan tersebut. a. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas. a. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok murid. 16
Martinis Yamin, Sandarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2010, Hal. 7
b.
Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.
c.
Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keteramilan menyiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.
d.
Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.
e.
Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumbersumber masyarakat yang akan digunakan
f.
Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan dan bahan pelajaran secara propesional.
g.
Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan ketertiban kelas.
h.
Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar kelas.
i.
Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah.
j.
Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi.
k.
Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak secara objektif, kontinu dan komprehensif.
l.
Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu anak yang mengalami kesulitan tertentu.17
4. 17
Kompetensi Pedagogis Guru Kunandar, Op. Cit , hal. 58
Tugas guru yang utama ialah mengajar dan mendidik murid dikelas dan luar kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap utama untuk menghadapi hidupnya di masa depan. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah: Badan Standar Nasional Pendidikan kompetensi pedagogik adalah Kemampuan dalam pengelolaan perserta didik yang meliputi : a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan adalah Seseorang guru harus memahami hakikat pendidkan dan konsep yang terkait dengannya. Di antara yaitu fungsi dan peran lembaga pendidikan, konsep pendidikan seumur hidup dan berbagai implikasinya, peranan keluarga dan masyarakat, pengaruh timbal balik anatara sekolah, keluarga, dan masyarakat, sistem pendidikan nasional, dan inivasi pendidikan. b. pemahaman perserta didik adalah Guru harus mengenal dan memahami siswa dengan
baik,
memahami
tahap
perkembangan
yang
telah
dicapainya,
kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Sukamadinata, Pada dasarnya anak – anak itu ingan tahu, dan sebagian tugas guru ialah membantu perkembangan keingintahuan tersebut, dan membuat mereka lebih ingin tahu. c. pengembangan kurikulum/silabus adalah Setiap guru menggunakan buku sebagai bahan ajar. Buku pelajaran banyak tersedia, demikian pula buku penunjang. Guru dapat mengadaptasi meteri yang akan diajarkan dari buku-buku yang telah
distandardisasi oleh depdiknas, tepatnya badan standardisasinasional pendidikan ( BSNP ). d. peracangan pembelajaran adalah guru efektif mengatur kelas mereka dengan prosedur dan pereka menyiapkannya. Dari hari pertama masuk kelas, mereka telah memikirkan apa yang telah mereka ingin siswa lakukan dan bagaimana hal itu harus dilakukannya. “ jika guru memberi tahu sejak awal sebagaimana guru mengharapkan
mereka
bersikap
dan
belajar
dikelas,
guru
menegaskan
otoritasnnya, maka mereka akan serius belajar. e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogi adalah pada anak-anak dan remaja, inisiatif belajar muncul daripara guru, karena mereka pada ummunya belum memahami pentingnya belajar. Maka, guru harus mampu menyiapkan pembelajaran yang menarik, menantang, dan tidak menoton, baik dari sisi kemasan maupun isi atau materinya f. evaluasi hasil belajar adalah . kesuksesan seorang guru sebagai pendidik profesional tergantung pada pemahamannya terhadap penilaian pendidikan, dan kemampuannya berkerja efektif dalam penilaian. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengelolaan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar perserta didik g. pengembangan perserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya adalah Pengembangan perserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Belajar merupakan proses dimana pengetahuan,
konsep, keterampilan dan perilaku yang diperoleh, dipahami, diterapkan, dan dikembangkan.18 . Izza Rohali lebih menjelaskan, bahwa kompetensi pedagogis mempunyai peranan penting dalam peningkatan proses belajar mengajar, seperti pengelolaan kelas, penggunaan media, penggunaan metode mengajar dan sebagainya. Penguasaan kompetensi pedagogis yang baik akan berdampak kualitas belajar yang baik pula, demikian sebaliknya.19 Mahmuddin, kompetensi pedagogis guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran perserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistim pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian anatara latang belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memeiliki pegetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran dkelas. 2. Pemahaman terhadap perserta didik . Guru memiliki pemahaman terhadap psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar 18
Jejen Musfat, Op. Cit, hal. 31 Izza Rohali, pelatihan lesson studi guru-guru bahasa prancis Se DIY dan Jatim, 2008, diakses dari http://www.rohali.info.phpd16 19
belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menetukan solusi dan pendekatan yang tepat. 3. Pengembangan kurikulum atau silabus Guru memiliki kemampuan mengembangakn kurikulum pendidikan nasional yang sesuai dnegan kondisi spesifik lingkungan sekolah. 4. Perancangan pembelajaran Guru memiliki kemampuan merancangn sistem pembelajaran
yang
memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai alhir telah direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat dari skenario yang direncanakan 5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru menciptakan situasi belajar yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang luas bagi anak untuk dapat mengekplor potensi dan kemampuannya dan dapat dilatih dan dikembangkan. 6. Pemamfaatan teknologi pembelajaran Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan bahan elajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi, serta membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi. 7. Evaluasi hasil belajar Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perancangan, respon anak, hasil belajar anak , metode dan pendekatan .
untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran yang benar. 8. Pengembangan perserta didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya.20 Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran perserta didik sekurang-kurangnya meliputi: a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b) Pemahaman terhadap perserta didik c) Pengembangan kurikulum atau silabus d) Perencanaan pembelajaran e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik f) Pemamfatan teknologi pembelajaran g) Evaluasi hasil belajar h) Pengembangan perserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.21 Pengaruh Kompetensi Pedagogis Terhadap Efektivitas Belajar Siswa. Seorang guru harus memiliki kemapuan dalam pengelolaan pembelajaran perseta didik meliputi: pemahaman wawasan, pemahaman terhadap perserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan yang mendidik, evaluasi belajar, dan pengembangan perserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikin. Izza Rohali menyatakan bahwa guru yang memiliki kompetensi 20 21
Mahmudin, Kompetensi Pedagogis Guru, Jakarta: Alfabeta, 2000, hal 102 Winasanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, Kencana: Bandung, 2008, Hal., 279
pedagogis akan berpengaruh terhadap efektivitas belajar, dengan demikian guru yang memiliki kompetensi pedagogis merupakan syarat yang mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkulaitas. 22 Proses belajar guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran peserta didik. Dengan demikian efektivitas belajar terletak dipundak guru. Oleh karena itu efektivitas belajar sangat dipengaruhi oleh kualitas atau kemampuan guru. Bagaimanapun kita tidak bisa berharap banyak akan terjadi proses belajar yang efektif dan kondusif serta dapat menghasilakan perserta didik yang berprestasi jika para guru tidak memiliki kompetensi pedagogis. 23
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian tentang kompetensi guru telah banayk diteliti oleh orang diantaranya: 1. Syahron ( 2002 ) meneliti tentang kompetensi pedagogis guru SMP Negeri Se Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Persoalan yang dikaji dalam penelitian tersebut adalah bagaimana kompetensi pedagogis guru SMP Negeri Se Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, dan apa faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogis guru SMP Negeri Se Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Hasil peenlitian tersebut bahwa kompetensi pedagogis guru di SMP Negeri Se Kecamatan
22
Izza Rohali, pelatihan lesson studi guru-guru bahasa prancis Se DIY dan Jatim, 2008, diakses dari http://www.rohali.info.phpd16 23 Ibid
Tambusai Kabupaten Rokan Hulu adalah baik dengan angka persentase 80.30% menunjukkan bahwa kompetensi pedagogis guru sangat baik.24 2. Yurina ( 2001 ) yang meneliti tetang kompetensi pedagogis guru dalam melaksanakan proses mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sedanau Kecematan Buguran Barat Kabupaten Natuna. Persoalan yang dikaji dalam penelitian tersebut adalah bagaimana kompetensi guru agama islam dalam pelaksanaan proses belajar mengajar disekolah tersebut dan faktor yang mempengaruhinya. Hasil dari penelitian tersebut dinyatakan kemampuan guru kurang baik.25 3. Uswatun (2012) meneliti tentang Pengaruh Efektivitas belajar Aqidah Akhlak Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tambang. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses belajar yang efektif itu sangat berpengaruh bagi siswa karena dapat membangkitkan minat belajar mereka. Belajar yang efektif membawa siswa jadi efektif pula. Semakin tinggi tingkat keefektifan guru dalam mengajar semakin tinggi pula minat siswa dalam belajar.26
C. Konsep Operasional Konsep operasional ini merupakan alat yang digunakan untuk memberi batasan terhadap konsep teoritis , selain itu juga menetukan ukuran-ukuran secara spesifik dan teratur agar mudah dipahami untuk menghindari kesalah pahaman terhadap penulisan ini. Konsep-konsep Pengaruh
Efektivitas Belajar Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogis Guru Pada Mata Pelajaran
24
Syahron, Kompetensi Kepribadian Guru Smp Negeri Se Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu,
2002 25
Yurina, Kemampuan Atau Kompetensi Guru Dalam Melaksanakan Proses Mengajar Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sedanau Kecematan Buguran Barat Kabupaten Natuna, 2001 26 Uswatun Pengaruh Efektivitas belajar Aqidah Akhlak Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tambang, 2012
Ekonomi Kelas XI Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kampar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Indikator kompetensi pedagogis guru menurut badan standar nasional pendidikan adalah:27 1. Guru merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran 2. Guru memahami teori-teori tentang pembelajarn 3. Guru mendiskripsikan tujuan pembelajaran 4. Guru mengatur tempat duduk siswa 5. Guru memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didik berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, 6. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, 7. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. 8. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain, 9. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik. 10. Guru menggunakan buku sebagai bahan ajar 11. Guru menyiapkan metode dan mendia pembelajaran setiap akan mengajar 12. Guru menyimpulkan setiap pokok materi pelajaran pada akhir proses pembelajaran. 13. Guru mengevalusai hasil belajar perserta didik secara objektif 14. Guru mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh perserta didik
27
Jejen musfah, Op. Cip
15. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing. Indikator efektivitas belajar menurut Wottuba adalah sebagai berikut:28
1. Siswa berani presentasi didepan kelas 2. Siswa berani mengungkapkan pendapatnya saat proses belajar 3. Siswa bertanya menggunakan bahasa yang mudah dipahami guru 4. Siswa memperhatikan guru saat proses belajar berlangsung 5. Siswa bisa menarik kesimpulan materi pelajaran 6. Siswa merasa senang saat guru memberikan materi pelajaran 7. Siswa merasa senang saat diberikan latihan-latihan soal 8. Siswa mendapat nilai sesuai dengan kemampuannya 9. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru 10. Siswa bisa mengerjakan tugas dengan benar 11. Siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan D. Asumsi Dan Hipotesis 1. Asumsi Dasar Kompetensi pedagogis guru dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa. 2. Hipotesis Sejalan dengan asumsi dasar diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
28
Bambang Warsita, Op. Cit
Ha : Ada pengaruh antara kompetensi pedagogis guru dengan efektivitas belajar siswa kelas XI SMA N 2 Kampar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Ho : Tidak ada pengaruh antara kompetensi pedagogis guru terhadap efektivitas belajar siswa kelas XI SMA N 2 Kampar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.