BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP Biaya kualitas Menurut Hansen dan Mowen (2005:7), kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegitan yang dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas yang buruk, sehingga yang disebut biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegitan terkait dengan kualitas yaitu kegitan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan. Kegiatan pengendalian dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk, kegiatan pengendalian ini terdiri dari kegiatan pencegahan dan penilaian sehingga menimbulkan biaya pengandalian. Biaya pengendalian adalah biaya-biaya yang dikeluarakan untuk menjalankan pengendalian. Sedangkan kegiatan karena kegagalan dilakukan oleh perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk. Hal tersebut menimbulkan biaya kegagalan yang berarti biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadinya kegiatan karena kegagalan. Besarnya biaya kualitas menurut Hansen dan Mowen (2005 : 12), adalah bahwa biaya kualitas berdasarkan prinsip yang berlaku umum sebaiknya kurang dari 2,5%.
5
Menurut Vincent Gasperz (2006) mengemukakan biaya kualitas sebagai berikut : a. Biaya Pencegahan (Prevention Cost) Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan demikian, semakin besar biaya pencegahab yang dikeluarkan, maka jumlah produk cacat yang dihasilkan akan berkurang dan biaya kegagalan semakin kecil. Biaya – biaya yang termasuk dalam biaya pencegahan diantaranya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk : 1) Perencanaan Kualitas (Quality Planning) Adalah biaya – biaya yang berkaitan dengan aktivitas perencanaan kualitas secara keseluruhan, termasuk penyiapan prosedur – prosedur yang diperlukan untuk mengkomunikasikan rencana kualitas keseluruh pihak yang berkepentingan. 2) Penelaah Produk Baru (New Products Review) Biaya – biaya yang berkaitan dengan rekayasa keadaan (reliability engineering) dan aktivitas laian yang terkait dengan kualitas yang berhubungan dengan pemberitahuan desain baru. 3) Pelatihan (Trainning) Biaya – biaya yang berkaitan penyiapan dan pelaksanaan program – program pelatihan yang berkaiatan dengan kualitas.
6
4) Pengendalian Proses (Process Control) Biaya – biaya inspeksi dan pengujian dalam proses untuk menentukan status dari proses, bukan status dari produk. b. Biaya Penilaian Biaya penilaian adalah biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk dan jasa telah memenuhi persyratan kualitas yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari fungsi penilaian ini adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kerusakan produk sampai ke tangan konsumen. Biaya – biaya yang termasuk dalam biaya penilaian adalah : 1) Inspeksi Bahan-bahan Biaya - biaya yang berkaitan dengan penetuan kualitas dari material yang di beli, apakah melalui inspeksi pada saat penerimaan, melalui inspeksi yang dilakukan pada pemasok atau melalui inspeksi yang dilakukan pihak ketiga. 2) Pemeliharaan Ketetapan Alat Pengujian Kualitas Biaya
–
biaya
untuk
melakukan
penyesuaian
untuk
mempertahankan akurasi instrument pengukuran dan peralatan. 3) Evaluasi Persediaan Biaya – biaya yang berkaitan dengan pengujian produk dalam penyimpanan untuk menilai degradasi kualitas.
7
c. Biaya kegagalan Internal Biaya Kegagalan Internal adalah biaya yang dikeluarkan kerena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan namun sudah dapat dideteksi sebelum produk dikirim ke pelanggan. Yang termasuk dalam kategori biaya ini adalah : 1) Sisa Bahan Biaya atas bahan-bahan sisa yang secara teknis tidak dapat dihindarkan, mau tidak mau harus ada bahan yang tetbuang. 2) Pengerjaan Ulang atau Perbaikan Biaya
yang
dikeluarkan
untuk
memperbaiki
kesalahan
(mengerjakan ulang) produk agar memenuhi spesifikasi yang ditentukan. 3) Pengujian Kembali Biaya – biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ualang dan pengujian ualang produk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan kembali. 4) Down Time Down Time merupakan biaya karena adanya fasilitas menganggur sebagai akibat kesalahan atau kerusakan produk. Pada beberapa perusahaan biaya ini sangat besar dan diabaikan.
8
5) Disposition Disposition merupaka kerugian karena memperoleh keuantungan yang lebih rendah dibandingkan keuntungan yang diperoleh apabila pengendalian kualitas ditingkatkan. d. Biaya Kegagalan Eksternal Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan, namun bau dapat dideteksisetelah produk berada ditangan pelanggan. Biaya ini merupakan biaya yang paling merugikan, kerena dapat menyebabkan reputasi perusahaan buruk, kehilangan pelanggan dan pangsa pasar. Tetapi biaya ini dapat hilang apabila perusahaan tidak menghasilkan produk cacat atau rusak. Yang termasuk biaya kegagalan eksternal adalah : 1) Penanganan Keluahan Pelanggan Biaya
–
biaya
yangdikeluarkan
untuk
penyelidikan
dan
penyelesaian keluahan yang berkaitan dengan produk cacat. 2) Retur Barang Biaya – biaya yang berkaitan dengan penerimaan dan penempatan produk cacat yang dikembalikan oleh pelanggan.
9
3) Biaya Garansi Biaya yang dikeluarkan untuk pengantian atau perbaikan kembali produk yang masih berada dalam masa jaminan. Nalar Konsep Menurut Hansen dan Mowen (2005:13-15), terdapat dua pandangan mengenai biaya kualitas yang optimal yaitu : a. Tingkat mutu yang dapat diterima (acceptable quality level) Pandangan kualitas ini mengasumsikan bahwa terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian meningkat maka biaya kegagalan akan turun. Selama penerunan biaya kegegalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit – unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. b. Pandangan cacat nol Menurut pandangan ini, biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara
10
biaya kegagalan dan biaya pengendalaian. Model cacat nol menyatakan bahwa dengan mengurangi unit cacat hingga nol maka akan diperoleh keunggulan biaya Adanya hubungan yang terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan dapat dilihat pula dari hasil uji korelasi person. Uji korelasi person bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional Nugroho (2005:35).
11