BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akanmembahas studi literatur yang dilakukan guna menunjang referensi penelitian secara ilmiah. Literatur yang digunakan berkaitan dengan pengaruh
investasi
asing
langsung
(FDI)
pada
angka
tenaga
kerja
(employment).Teori-teori yang terkait ditujukan untuk menunjang pemahaman terhadap penelitian ini dan beberapa kajian empiris yang telah dilakukan oleh penelitipeneliti sebelumnya sehingga teori-teori yang dijelaskan dapat membangun dasar dari kerangka pemikiran yang dituliskan ke dalam model penelitian.
2.1 KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Investasi Langsung Asing (FDI) dan Tenaga kerja (employment) Investasi di luar negeri biasanya di dasari oleh pertimbangan stratejik, pertimbangan perilaku dan pertimbangan ekonomis yang kompleks. Menurut Krugman (1994) yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan control terhadap perusahaan di luar negeri. UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional.di Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut R. Vernon dalam teori product cycle nya mengatakan bahwa ada tahap dimana produk sudah terstandarisasi sehingga riset ketrampilan manajemen tidak lagi penting.Tenaga kerja yang tidak terampil dan setengah terampil mulai mendapat tempat dan konsekuensinya produk bergerak ke negara-negara yang sedang berkembang dimana ongkos tenaga kerjanya masih lebih rendah. Produk-produk yang dihasilkan di negara berkembang tersebut akan diimpor kembali kenegara asal dan juga ke pasar negara yang lebih maju. Oleh karena itu, lokasi produksi akan lebih ditentukan oleh perbedaan biaya dari jarak pasar. Pada dasarnya motivasi untuk melakukan portofolio investment ataupun direct investment adalah karena didasari adanya motivasi untuk mendapatkan hasil imbal balik yang lebih tinggi diluar negeri. Namun Salvatore (2007) membedakan ada beberapa motivasi direct investments. Yang pertama, banyak perusahaan besar mempunyai pengetahuan produk dan keahlian manajerial yang lebih mudah dan lebih menguntungkan apabila digunakan di negara lain sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan control langsung terhadap produksinya. Kedua, untuk memperoeh atas kebutuhan bahan baku dan memastikan pasokan bahan baku untuk produksi tidak terganggu. Ketiga untuk menghindari tarif tambahan. Motivasi-motivasi tersebut menunjukan bagaimana FDI dapat berperan dalam penyerapan tenaga kerja.Menurut Appleyard, Field dan Cobb (2008) terdapat potensi keuntungan dari FDI yakni salah satunya ialah dengan adanya pergerakan FDI yang masuk maka diharapkan jumlah pengangguran di dalam negeri dapat terserap oleh lahan pekerjaan baru yang dihasilkan dengan adanya FDI. Namun mereka juga mengingatkan bahwa proses FDI tersebut harus tetap diawasi oleh pemerintah karena akan beresiko justru meningkatkan angka pengangguran. Argument tersebut didasarkan pada kondisi negara berkembang dimana biasanya perusahaan asing yang
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA masuk menggunakan tekhnik produksi yang cenderung capital-intensive, sehingga seharusnya tidak cocok jika digunakan di negara berkembang, yang mayoritas memiliki jumlah tenaga kerja yang berlimpah. Menurut Bonigen (1997) jumlah keseluruhan orang yang bekerja diluar agrikultur dan sektor informal memungkinkan terbias oleh dampak masuknya arus FDI.Arus danaFDI mungkin saja, sebagai perumpamaannya, meningkatkan tingkat kopmpetitif di suatu negara dengan menggabungkan aspek perusahaan dan aset khusus negara. Ketimbang mengenalkan industri baru dan mengokohkan perusahaan baru di negara asal penanam modal, arus dana pada FDI dapat meningkatkan kesempatan kerja dengan memperkuat hubungan perusahaan domestik menggunakan barang dan jasa lokal.
2.1.2 PDRB dan Tenaga Kerja (employment) Menurut Todaro pembangunan ekonomi mengisyaratkan pendapatan nasional yang lebih tinggi dan untuk itu tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan pilihan yang harus diambil.Namun yang menjadi permasalahan bukan hanya soal bagaimana cara memacu pertumbuhan tetapi juga siapa yang melaksanakan dan berhak menikmati hasilnya.Sehingga secara teori setiap adanya peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah di dapat diukur melalui peningkatan atau penurunan PDB atau di indonesia sendiri dapat diukur dengan PDB yang dihasilkan suatu daerah atau disebut dengan PDRB, karena salah satu indikator yang berhubungan dengan jumlah angka tenaga kerja adalah PDRB. Beberapa negara memiliki hubungan positif antara PDRB dengan angka pengangguran namun ada juga
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA yang berhubungan negative.Hubungan yang positif dikarenakan pertumbuhan ekonomi tidak di iringi oleh peningkatan kapasitas produksi sehingga tidak adanya penyerapan tenaga kerja. Sedangkan hubungan negatif disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat namun di iringi peningkatan peluang kerja karena orientasi yang lebih pada padat karya sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja yang akan membantu mengurangi angka pengangguran. Fungsi produksi agregat Blanchard (2003) ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara faktor produksi terhadap jumlah output yang di produksi sehingga dapat terlihat bahwa ketika sebuah perusahaan menurunkan salah satu faktor produksi maka perusahaan akan melakukan down sizing capital yang akan berdampak pada penurunan jumlah pekerja. Menggambarkan sebuah fungsi produksi agregat yang menggambarkan hubungan antara output agregat dan input yang digunakan dalam melakukan produksi di suatu perekonomian. Fungsi ini pada dasarnya mengamsumsikan bahwa hanya ada dua input faktor produksi yang digunakan yaitu input tenaga kerja dan input modal (capital) dimana hubungan antara output agregat dan input dalam proses produksi dapat dituliskan persamaan seperti berikut ; Y= F (K,N) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.1) Dimana Y merupakan output agregat, sedangkan K merupakan input yang berupa modal (capital) yang merupakan penjumlahan dari semua mesin, pabrik, gedung kantor dalam perekonomian, sedangkan N adalah input berupa tenga kerja dalam sebuah perekonomian. Jika kedua input yang digunakan dalam kegiatan produksi digandakan maka hasil output atau pengembalian yang didapatkan akan sama dengan besar penggandanya (X). kondisi ini disebut sebagai constant return toscale yakni jika kedua input digandakan, output juga ikut naik dua kali. Persamaan di bawah ini menunjukan kondisi output jika input digandakan :
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2Y =F(2K, 2N) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2) xY = F(xK, xN) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3) dari persamaan di atas ditunjukan bahwa dampak dari peningkatan input modal dan tenaga kerja terhadap output produksi dalam kondisi constant return to scale. Kemudian bagaimana jika hanya salah satu dari variabel input saja yang meningkat? Jika salah satu variabel tersebut meningkat maka tentu saja output tetap akan meningkat, tetapi dengan diasumsikan bahwa kenaikan yang sama atas modal akan menyebabkan kenaikan yang semakin kecil atas kenaikan output periode sebelumnya. Jika pada awal produksi digunakan sedikit modal maka dengan adanya sedikit tambahan modal lainnya akan banyak meningkatkan output. Sedangkan jika pada awal produksi sudah digunakan banyak modal maka sedikit tambahan modal hanya akan memberikan sedikit perubahan pada output. Kondisi dimana tingkat pengembalian modal yang semakin berkurang dari periode ke periode ini didefenisikan oleh Blanchardsebagai kondisi decreasing return to capital. Sama halnya juga terhadap input tenaga kerja dimana semakin banyak penambahannya dalam proses produksi maka akan menyebabkan semakin sedikitnya tambahan pada output dari period ke periode. Untuk melihat pengaruh modal terhadap output maka bisa digunakan persamaan agregat dengan melihat kondisi output per pekerja, yakni semua variabel dalam persamaan dibagi dengan jumlah pekerja (N). sehingga didapatkan persamaan baru sebagai berikut : Y/N = F(K/N, N/N). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4) Y/N = F(K/N, 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5) Dari persamaan di atas maka didapatkan bahwa output per pekerja (Y/N) merupakan increasing function dari modal per pekerja (K/N).dengan asumsi bahwa ada decreasing return to capital, maka semakin besar rasio modal per pekerja
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA semakin kecil pula efeknya pada output per pekerja. Jika diasumsikan bahwa N adalah konstan maka faktor produksi yang berubah antar waktu hanya modal kapital saja. Dengan asumsi bahwa tidak ada perbaikan tekhnologi maka dapat disimpulkan hubungan antara output dan modal per pekerja sebagai berikut : Y/N = F(K/N) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)
Grafik 2.1 Hubungan output per pekerja (Y/N) dan modal per pekerja (K/N)
Sumber Blanchard, Olivier. Macroeconomics (2002)
Hubungan kedua variabel tersebut digambarkan pada grafik 2.1 dimana ditunjukan bahwa kenaikan modal memicu pertumbuhan output yang semakin lama semakin kecil pertumbuhannya dari waktu ke waktu.Hal ini menunjukan kondisi decreasing return to scale. Dimana pada saat modal per pekerja yang digunakan sebesar A maka output per pekerjaanya adalah sebesar A’. Saat modal per pekerja ditingkatkan menjadi B maka output per pekerjaanya akan naik sebesar B’hingga A’.
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sampai pada susatu titik, maka jumlah penambahan output per pekerja tidak akan sebesar kenaikan periode sebelumnya. Bahkan cenderung untuk terus berkurang jumlah output per pekerjanya.Hal ini ditunjukan dimana saat modal per pekerja ditingkatkan dari B ke C, maka pertumbuhannya (C’ hingga B’) tidaklah sebesar penambahan output per pekerja pada periode sebelumnya (B’ hingga A’). Pada teori hukum okun yang menyatakan hubungan antara pertumbuhan produk produksi dengan fluktuasi pengangguran dengan kurva Phillip dan kurva permintaan agregat.Di dalamhukum okun menyebutkan bahwa tingkat perubahan di angka pengangguran dengan tingkat pertumbuhan GDP yang dapat dijelaskan sebagai
berikut : Grafik 2.2 Okun’s law curve sumber : Mankiw (2003)
Menurut N. Gregory Mankiw (2006)hukum okun adalah relasi negatif antara pengangguran dan GDP. Hukum okun merupakan pengingat bahwa faktor-faktor yang menentukan siklus bisnis pada jangka pendek sangat berbeda dengan faktorfaktor yang membentuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hukum Okun
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Okun’s law) merupakan hubungan negatif antara pengangguran dan GDP, yang mengacu pada penurunan dalam pengangguran sebesar satu persen dikaitkan dengan pertumbuhan tambahan dalam GDP yang mendekati dua persen.
2.2 KAJIAN EMPIRIS Penelitian Elissa Braunstein dan Gerald Eipstein (2002) menjelaskan bagaimana investasi asing langsung berperan dalam penyediaan kesempatan kerja di 29 provinsi di cina. Dengan menggunakan metode panel penelitian tersebut menghasilkan bahwa investasi menambah penyediaan kerja di cina walaupun hanya berdampak sangat kecil, perusahaan-perusahaan asing di cina cenderung padat modal namun demikian penelitian tersebut menunjukan bahwa setiap kenaikan satu persen dalam FDI dapat meningkatkan kesempatan kerja sebesar 0,16 persen. Pada penelitian Malik Danish Habib (2011) menjelaskan bagaimanaFDI menjadi peran penting pada ekonomi.Tidak hanya menyediakan lapangan kerja tapi juga membantu stabilitas ekonomi dari pembangunan dan perkembangan ekonomi di negara berkembang dimana pasar keuangan tidak seluruhnya berkembang. Studi dalam jurnal milik Malik Danish Habib ini fokus pada dampak FDI pada angka pekerja di Pakistan dengan data yang digunakan 1970 hingga 2010 variabel yang digunakan angka pekerja, FDI, exchange rate, dan PDB. Studi ini menggunakan Johansson co intergration untuk menganalisa hubungan jangka panjang antara dependent dan independent variable.Analisis empiris menunjukkan bahwa ada hubungan jangka panjang antar variabel.Untuk mengukur sifat hubungan, output normal menggambarkan bahwa FDI berhubungan secara positif dengan Tingkat Ketenagakerjaan, alasannya karena karena arus masuk investasi langsung asing
21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA kesempatan kerja lebih tersedia.Selain PDB juga berhubungan positif dengan tingkat pekerjaan, Sementara terdapat hubungan negatif antara kurs dan tingkat Ketenagakerjaan. Penelitian milik P.S Andersen dan P. Hainaut (1998)mencari bukti tentang hubungan yang tepat antara arus keluar FDI dan lapangan kerja di 21 negara-negara uni eropa pada tahun 1985 hingga 1995. Bukti empiris sebagian besar bergantung pada estimasi hubungan antara arus FDI dan berbagai komponen permintaan, tetapi berasal dari analisis time-series untuk masing-masing negara serta dari regresi panel.estimasi empiris menunjukkan bahwa investasi domestik cenderung menurun dalam menanggapi arus, meskipun harus diingat bahwa kegiatan FDI masih didominasi oleh aliran antara negara-negara industri sehingga net outflow ke negaranegara emergingmarket agak kecil. mereka juga menemukan bahwa biaya tenaga kerja tinggi mendorong arus keluar dan mencegah arus masuk dan bahwa efek tersebut dapat diperkuat oleh pergerakan nilai tukar. Mereka menemukan bukti yang jelas bahwa arus masuk FDI lebih melengkapi daripada menjadi pengganti untuk ekspor dan dengan demikian lebih membantu untuk melindungi daripada menghancurkan pekerjaan. Elias Ajaga dan Peter Nunnenkamp (2008)penelitian ini meneliti hubungan jangka panjang antara FDI ke dalam dan hasil ekonomi dari segi nilai tambah dan lapangan kerja di tingkat negara bagian AS.Teknik yang dipakai ialah kointegrasi Johansen serta Toda dan Yamamoto (1995) tes kausalitas Granger diterapkan pada data untuk periode 1977-2001.Mereka menemukan kointegrasi serta kausalitas dua arah antara FDI dan variabel hasil.Hal ini berlaku untuk kedua ukuran FDI (saham dan pekerjaan di afiliasi asing) dan terlepas dari apakah kita mempertimbangkan keseluruhan ekonomi negara-negara atau sektor manufaktur mereka.Artikel ini 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA menemukan bukti yang cukup kuat dalam efek FDI yang menguntungkan pada output dan kesempatan kerja di negara bagian AS. Sune Karlsson Nannan, Lundin, Fredrik, danPing (2004)penelitian ini menguji pengaruh FDI terhadap penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur di Cina. Sebagai salah satu penerima terbesar FDI, Cina telah menikmati manfaat dari operasi perusahaan multinasional di pasar Cina dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pembentukan modal dan daya saing ekspor ditingkatkan. Namun, efek dari FDI pada penciptaan lapangan kerja dapat menjadi positif dan negatif, tergantung pada spillover
dan
kompetisi
yang
berhubungan
dengan
masuk
pasar
perusahaan
FDI.Berdasarkan bukti empiris dari sampel besar perusahaan manufaktur untuk periode 1998-2004, mereka menemukan bahwa perusahaan yang menerima FDI memiliki keduanya yaitu efek langsung dan tidak langsung pada pertumbuhan lapangan kerja.Dampak positif dari penciptaan lapangan kerja di perusahaan FDI dikaitkan dengan akses ke pasar ekspor. Selain itu, ada juga efek tidak langsung positif
spill-over
pada
perusahaan-perusahaan
swasta
domestik
yang
menerima.Berdasarkan bukti empiris, pada akhirnya mereka menyimpulkan bahwa FDI telah memberikan kontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur China, baik melalui akses mereka ke pasar internasional dan spill-over efek pada perusahaan-perusahaan swasta domestik. Syed Zia Abbas Rizvi dan Dr. Mohammad Nishat (2009)berfokus dengan penciptaan lapangan kerja dengan FDI selama periode 1985 hingga 2008 di Pakistan, India dan Cina. Dengan menggunakan The Im-Pesaran-Shin test (IPS) dari unit root diterapkan untuk mengetahui urutan integrasi.Hubungan jangka panjang diselidiki melalui uji kointegrasi.Akhirnya digunakan metode Regresi (SUR). Dan hasilnya adalah tampak tidak ada hubungan dalam estimasi yang ditunjukan terhadap dampak 23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA dari arus masuk FDI pada tingkat pekerjaan di dua negara tersebut, yaitu india dan pakistan. Mereka mengimplikasikan bahwa apa pun manfaat yang mungkin diperoleh dari FDI tidak bisa diharapkan atau diterapkan untuk menciptakan kesempatan kerja di salah satu dari tiga negara secara langsung dan juga harus dilengkapi dengan ukuran lain dalam merangsang pertumbuhan lapangan kerja. Estimasinya menunjukan pertumbuhan lapangan kerja tidak akan terjadi hanya karena sebagai konsekuensi spontan pertumbuhan PDB. Seperti meningkatnya pengangguran sektor formal khususnya tenaga teknis dan profesional menjadi masalah dan semakin penting untuk dipikirkan.Namun beberapa keterbatasan penting dari penelitian ini juga perlu diperhatikan, pada artikel ini tidak secara eksplisit membedakan antara dampak langsung dan tidak langsung pertumbuhan FDI. Sehingga juga ada kemungkinan yang mereka nyatakan bahwa bahwa dampak pekerjaan terhadap FDI mungkin berbeda dari negara-negara industri dan karena semua hubungan yang masih belum signifikan antara FDI dan pertumbuhan lapangan kerja juga mungkin mencerminkan bahwa mungkin saja terdapat dampak positif dan negatif pada arus FDI pada lapangan pekerjaan di industri yang berbeda. Beata Javorcik (2013)menjelaskan salah satu alasan mengapa para pembuat kebijakan di negara berkembang dan negara-negara berusaha untuk menarik investasi asing langsung (FDI) adalah untuk menciptakan lapangan kerja baru di negara mereka. Tapiia memoertanyakan apakah pekerjaan yang diciptakan oleh perusahaan multinasional adalah pekerjaan yang baik. Ia berpendapat jika memang kita harus menerima teori tersebut maka negara-negara berkembang juga harus mulai fokus tidak hanya pada penciptaan lapangan kerja tetapi juga harus berusaha untuk menciptakan pekerjaan yang baik.Dengan melihat data empiris dari negara-negara di Eropa dengan rentan waktu 1986 hingga 2008.Hasil penelitiannya ialah konsisten
24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA dengan pandangan bahwa pekerjaan yang diciptakan oleh FDI adalah pekerjaan yang baik, baik dari segi pekerja maupun melihat dari segi negara. Dari perspektif pekerja, itu karena pekerjaan tersebut kemungkinan membayar upah lebih tinggi dari pekerjaan
di
perusahaan-perusahaan
pribumi,
setidaknya
di
negara-negara
berkembang dan karena “majikan asing” cenderung menawarkan pelatihan lebih untuk perusahaan lokal. Kesimpulan lainnya ialah dinyatakan termasuk kedalam pekerjaan yang baik karena arus masuk FDI cenderung meningkatkan produktivitas agregat dari negara tuan. Ismail Aktar, Latif Ozturk, dan Nedret Demirci (2008)mengkaji berbagai keterkaitan antara tenaga kerja, investasi asing langsung, pertumbuhan ekonomi, ekspor, dan total investasi tetap untuk periode 1987 dan 2007 di Turki. Mereka menerapkan uji kointegrasi Johansen untuk menganalisis keterkaitan.Hasilnya mereka menemukan bahwa ada dua vektor kointegrasi dalam sistem, yang menunjukkan hubungan jangka panjang. Meskipun semua variabel yang mempengaruhi tingkat pengangguran secara signifikan, ekspor dan total investasi tetap memiliki tanda konsisten dengan harapan teoritis. Namun, GNP memiliki dampak negatif pada tingkat pengangguran. Rollad Craigwell (2006) meneliti bagaimana kebijakan-kebijakan negara dalam usahanya menarik investasi asing dapat mempengaruhi arus FDI dan bagaiman FDI itu sendiri berpengaruh terhadap ketersediaan tenaga kerja di negara-negara kepulauan karibia dari tahun 1990 hingga tahun 2005. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa kebijakan-kebijakan terbukti membawa pengaruh baik terhadap derasnya arus FDI di beberapa negara di karibia.Namun walaupun tidak semua negara mempunyai kebijakan yang mempengaruhi terdapat pengaruh yang signifikan
25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA bagaimana FDI dapat memenyebabkan peningkatan ketersediaan tenaga kerja serta peningkatan tekhnologi di karibia.
Tabel 2.1 Ringkasan Kajian Empiris Tempat, Waktu dan Variabel Penelitian
Nama Peneliti
Kesimpulan
Elissa braunstein dan Gerald Epstein
Cina, tahun 1986-1999 FDI, employment, GDP/pop
Terdapat hubungan yang negatif antara FDI dengan penyediaan kesempatan kerja di cina.
Malik Danish Habib (20110
Pakistan, tahun 1970- 2010. Employment, FDI, GDP, EXR
P.S Andersen dan P. Hainaut (1998)
21 negara Uni Eropa, 19851995. employment dan FDI Negara-negara bagian di Amerika Serikat, tahun 19772001. FDI, Gross state product, employment
Terdapat hubungan negatif antara angka FDI dan GDP dengan tenaga kerja. Sedangkan exchange rate memiliki hubungan negatif terhadap angka tenaga kerja di Pakistan. Terdapat hubungan positif antara arus masuk FDI dengan ketersediaan pekerjaan
Elias Ajaga dan Nunnenkamp (2008)
Peter
terdapat bukti yang cukup kuat dalam efek FDI yang menguntungkan pada output dan kesempatan kerja di negaranegara bagian di Amerika Serikat. FDI telah memberikan kontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur China, baik melalui akses mereka ke pasar internasional dan spill-over efek pada perusahaan-perusahaan swasta domestik. Terdapat hubungan yang negatif antara FDI dan ketersediaan pekerjaan di Pakistan dan Cina. Namun terdapat dampak yang positif antara FDI dengan ketersediaan pekerjaan di Cina.
Sune Karlsson Nannan, Lundin, Fredrik, dan Ping (2004)
Cina, tahun 1998-2004.
Syed Zia Abbas Rizvi dan Dr. Mohammad Nishat (2009)
Pakistan, India dan Cina, tahun 1985-2008. FDI dan employment
Beata Javorcik (2013)
Sebagian besar negara-negara Eropa tahun 1986-2008. FDI dan employment
Menyimpulkan terdapat hubungan yang baik antara FDI dengan ketersediaan lapangan pekerjaan di sebagian besar negara-negara di Eropa. Juga kesimpulan lainnya ialah ia menyatakan ketersediaan pekerjaan termasuk kedalam pekerjaan yang baik karena arus masuk FDI cenderung meningkatkan produktivitas agregat dari negara tuan.
Ismail Aktar, Latif Ozturk, dan
Turki, tahun 1987-2007.
semua
26
variabel
yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Nedret Demirci (2008)
Unemployment, export
FDI,
GNP,
Cristina Jude dan Monica Iona (2011)
Negara CEE, tahun 1998-2003. FDI inflow, employment, GDP
Rolland Craigwell (2006)
Karibia, tahun 1990-2005. FDI, Employment,
mempengaruhi tingkat pengangguran secara signifikan, ekspor dan total investasi tetap memiliki tanda konsisten dengan harapan teoritis. Namun, GNP memiliki dampak negatif pada tingkat pengangguran. menyimpulkan bahwa potensi kontribusi positif dari FDI ke lapangan kerja dan pertumbuhan yang ada di negara-negara CEE. Masuknya FDI secara signifikan meningkatkan ketersediaan tenaga kerja serta ia juga menambahkan terjadinya dampak bagaimana FDI meningkatkan kemajuan tekhnologi di negara-negara karibia.
2.3 KERANGKA PEMIKIRAN Seperti yang telah disebutkan investasi adalah salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, secara tidak langsung investasi akan membuat kenaikan output (meningkatnya kapasitas dalam berproduksi) lalu bertahap akan mendorong permintaan input (permintaan akan produksi) dan dengan begitu akan berdampak bertambahnya lapangan kerja dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Karena terjadinya peningkatan pendapatan dalam masyarakat maka mengakibatkan peningkatan konsumsi rumah tangga sehingga pada akhirnya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan garis besar teori tersebutlah menjadi salah satu alasan atau gagasan utama untuk sebuah negara gencar menarik investasi asing langsung, khususnya untuk negara-negara berkembang.Mengingat bagaimana penanaman modal asing kini berpengaruh dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi sehingga
27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA pemerintah cenderung memberi banyak cukup perhatiaan kepada FDI sebagai akibat bagaimana arus investasi masuk maupun yang keluar dari negara tersebut dapat memberi dampak yang cukup signifikan.Serta mengingat Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah memberi alasan perlunya melihat apakah hal tersebut juga di iringi dengan penyediaan kesempatan kerja yang memadai dengan melihat bagaimana investasi tersebut berpengaruh benar terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada penelitian Elias Ajaga dan Peter Nunnenkamp (2008) penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara investasi asing langsung dan angka tenaga kerja di negara bagian di Amerika Serikat. Pada penelitian Sune Karlsson Nannan, Lundin, Fredrik, dan Ping (1998) yang menguji pengaruh FDI terhadap penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur di Cina juga memberi hasil bahwa investasi asing langsung tidak hanya memberi dampak langsung namun juga memberi dampak yang positif terhadap ketenaga kerjaan di Cina. Namun berbeda dengan Penelitian Malik Danish habib (2011) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat dampak positif antara investasi asing langsung dengan angka tenaga kerja di Pakistan. Begitu juga dengan jurnal Syed Zia Abbas Rizvi dan Dr. Mohammad Nishat (2009) yang berjudul yang meneliti dampak investasi asing langsung terhadap tingkat kesempatan kerja di Pakistan, India dan Cina, hasil penelitannya menunjukan bahwa dampak langsung positif hanya terjadi di negara Cina namun tidak di negara India dan Pakistan. Untuk mengalisa bagaimana FDI mempengaruhi angka tenaga kerja di Indonesia maka akan digunakan data pada tingkat daerah sehingga dapat dilihat bagaimana pengaruhnya di keseluruhan daerah yang memiliki sumber daya yang berbeda-beda. Sehingga karena hal tersebut digunakan PDB tingkat daerah atau yang
28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA disebut juga dengan PDRB sebagai variabel pendukung. Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
FDI
PDB
Demand of labor
Demand of labor
Employment level
Pada gambar 2.1 menjelaskan bagaimana FDI mempengaruhi angka tenaga kerja di Indonesia. Investor asing akan mencari negara dengan upah pekerja yang rendah untuk melakukan ekspansi pada perusahaannya, melalui penanaman modal dengan pembangunan pabrik-pabrik di Indonesia sehingga akan membuka ketersediaan lapangan pekerjaan yang cukup besar, hal tersebutlah yang akan memberi dampak pada angka tenaga kerja di Indonesia. Variabel lainnya, yaitu PDRB akan mempengaruhi penciptaan ketersediaan kerja dengan terjadinya peningkatan pendapatan maka konsumsi masyarakat juga akan meningkat pada peningkatan konsumsi tersebut yang akan mendorong faktor produksi sehingga terciptalah lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi angka tenaga kerja. 29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.4 MODEL PENELITIAN Model analisis yang digunakan adalah dengan pembentukan model matematis panel yang digunakan dalam menentukan hubungan yang berlaku antara investasi asing langsung (FDI), produk dometik regional bruto, padaangka tenaga kerja. Dengan penggunaan data 33 provinsi di Indonesia dari tahun 2002 hingga tahun 2011.
2.5 METODE ANALISIS Berdasarkan adaptasi dari penelitian Elissa Braunstein dan Gerald Epstein (2002)metode yang akan digunakan dalam analisis regresi ini dengan menggunakan metode panel. Model ekonometriksebagai berikut :
dimana : = Employment level = Koefisien regresi = Produk domestik regional bruto = Foreign direct investment = error term
2.6 HIPOTESIS berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ho = Foreign direct investment memiliki dampak positif pada employment level pada33 provinsi diIndonesia. Ha = foreign direct investment memiliki dampak negatif pada employment level pada33 provinsi diIndonesia.
30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Ho = PDRB memiliki dampak positifdengan employment level pada33 provinsi di Indonesia. Ha = PDRB tidak memiliki dampak negatifdengan employment level pada 33 provinsi di Indonesia.
31