BAB II PEMAHAMAN APARTEMEN UNTUK TENAGA KERJA ASING
Dalam pemahaman apartemen untuk tenaga kerja asing ini akan dijabarkan mengenai pemahaman apartemen, pemahaman tenaga kerja asing, pemahaman fasilitas sejenis, serta spesifikasi proyek secara umum.
2.1 Pemahaman Apartemen Apartemen pada dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan rumah tinggal atau rumah susun yaitu sebagai fungsi hunian. Istilah apartemen merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang memberikan suatu nilai tambahan yang sarat akan pelayanan dan kenyamanan fasilitas yang lengkap.
2.1.1
Pengertian Apartemen Berikut ini akan dijelaskan pengertian apartemen menurut beberapa
sumber, diantaranya: 1. Apartemen adalah tempat tinggal (terdiri dari ruang duduk, ruang tidur, kamar mandi, dapur, dan lain-lain) yang berada pada satu lantai bangunan
7
bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dan lain-lain) (Moeliono. 2001) 2. Apartemen berarti suatu wadah akomodasi berupa gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi di dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang dapat digunakan secara terpisah yang dilengkapi dengan bagian - bagian bersama dan tanah sama (UU RI. No. 20 Th. 2011).
3. Apartemen didefinisikan sebagai “....several dwelling units share a common (usually an indoor) access and are enclosed by a common structural envelope...”, yang berarti beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur kulit bangunan yang sama (Lynch. 1984) 4. Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup hunian, berupa rumah flat atau rumah petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan di perkotaan. Secara umum sasaran konsumen pada suatu apartemen ditujukan pada target pasar masyarakat berpenghasilan menengah ke atas atau tenaga kerja asing sehingga memiliki harga sewa atau beli yang relatif tinggi (Marlina. 2008) Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa apartemen merupakan suatu hunian vertikal yang disewakan maupun diperjualbelikan untuk konsumen dengan kemampuan ekonomi menengah ke atas yang biasanya berlokasi pada daerah strategis perkotaan dengan tambahan layanan harian (kebersihan, keamanan, laundry, internet dan sebagainya) serta fasilitas lengkap (kolam renang, coffee shop, pusat kebugaran, minimart, dan lain-lain) sehingga memiliki harga relatif tinggi.
2.1.2
Jenis dan Klasifikasi Apartemen Jika ditinjau secara umum, apartemen dapat digolongkan dalam
berbagai kriteria jenis dan klasifikasi tergantung pada pertimbangan kebutuhan, yaitu (Schmert. 1981):
8
1. Menurut kemampuan ekonomi Low cost apartments (golongan pendapatan rendah), middle apartments (golongan pendapatan menengah), luxury apartments (untuk golongan pendapatan tinggi). 2. Menurut status kepemilikan Apartemen yang disewakan atau dijual, biasanya dibangun oleh badan usaha milik swasta, diantaranya: a. Apartemen sewa Merupakan apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha bersama dengan unit-unit apartemen yang disewakan kepada konsumen dengan harga dan jangka waktu tertentu. b. Apartemen beli Merupakan apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha bersama dengan unit-unit apartemen yang dijual kepada konsumen dengan harga tertentu. Apartemen seperti ini dapat dimiliki oleh konsumen secara menetap. Kepemilikannya dapat dibedakan lagi sebagai berikut : o Apartemen kepemilikan bersama (Cooperative) Merupakan apartemen yang dimiliki bersama oleh penghuni yang ada. Pembiayaan dan perawatan dan pelayanan dalam apartemen dilakukan bersama oleh semua pihak penghuni sehingga tanggung jawab pengembangan gedung menjadi tanggung jawab semua penghuni. o Apartemen kepemilikan perseorangan (Condominium) Merupakan apartemen yang unit-unit huniannya dapat dibeli dan dimiliki oleh penghuni. Penghuni tetap berkewajiban membayar pelayanan apartemen yang mereka gunakan kepada pihak pengelola. 3. Menurut struktur penghuni Untuk penghuni satu orang (single people apartment), untuk untuk suami istri yang belum mempunyai anak (alone parent‟s apartment), keluarga dengan satu sampai dengan tiga orang anak (family apartment). 4. Berdasarkan sistem distribusi horizontal dan vertical a. Sistem distribusi horizontal : o Central coridor system (Inner corridor / double loaded coridor) Merupakan sistem yang paling ekonomis. Hal yang kurang menguntungkan adalah panjang koridor akan menimbulkan masalah pencahayaan, penghawaan dan masalah psikis yaitu perasaan menjemukan, keamanan juga kurang dapat dikontrol (lihat gambar 2.1).
CORIDOR
Gambar 2.1 Central coridor system Sumber: Chiara et.al. 1990
9
o Exterior coridor system (single loaded coridor) Merupakan sistem yang kurang ekonomis bila dibandingkan dengan central corridor system, tetapi masalah yang timbul dari penggunaan central coridor system dapat diatasi (lihat gambar 2.2).
CORIDOR
Gambar 2.2 Exterior coridor system Sumber: Chiara et.al. 1990
o Point block system Merupakan sistem ini hampir sama dengan central coridor system, tetapi pada sistem ini koridor ini lebih pendek dan memusat. Bentuk massa biasanya bujur sangkar dengan core dipusat serta unit-unit apartemen disekelilingnya yang bisa menghadap ke empat arah untuk mendapatkan view pada apartemen (lihat gambar 2.3).
CORIDOR
CORE CORIDOR
Gambar 2.3 Point block system Sumber: Chiara et.al. 1990
o Multicore system Merupakan tipe apartemen yang terdiri dari beberapa core. Biasanya tipe ini dibangun di area-area pusat kota dengan luasan site cukup. Kelebihan dari tipe ini adalah panjang koridor lebih pendek dan memperoleh view serta pencahayaan yang cukup sehingga lebih manusiawi, namun cost relatif lebih mahal dibandingkan dengan central coridor system (lihat gambar 2.4).
CORIDOR
CORIDOR
Gambar 2.4 Multicore system Sumber: Chiara et.al. 1990
10
b. Sistem distribusi vertical : Apartemen biasanya dibangun bertingkat banyak sebagai solusi untuk memaksimalkan luas lantai sewa/jual dalam keterbatasan lahan. Untuk menambah kenyamanan pada bangunan vertikal, dibutuhkan aksesibilitas sebagai sarana sirkulasi seperti (Imelda. 2008): o Walk up apartment, yaitu apartemen yang menggunakan tangga untuk sirkulasinya dan biasanya untuk low rise apartment. o Elevator apartment, yaitu apartemen yang menggunakan lift untuk sirkulasi vertikal, biasanya digunakan pada middle rise dan high rise apartment. Peletakan jalur aksesibilitas vertikal pada sebuah apartemen dapat direncanakan sebagai berikut: o Thru flat exterior corridor Merupakan pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu simplex apartemen dengan koridor yang terletak di tepi bangunan (lihat gambar 2.5).
Gambar 2.5 Thru flat exterior corridor Sumber: Chiara et.al. 1990
o Thru duplex exterior corridor Merupakan pencapain/hubungan unit-unit dalam suatu duplex apartemen dengan koridor yang terletak di bagian tepi bangunan (lihat gambar 2.6).
Gambar 2.6 Thru duplex exterior corridor Sumber: Chiara et.al. 1990
o Thru flat skip stop corridor Merupakan pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen dengan koridor yang terletak di bangian tepi bangunan dengan selang beberapa lantai (lihat gambar 2.7). 11
Gambar 2.7 Thru flat skip stop corridor Sumber: Chiara et.al. 1990
o Double loaded interior corridor Merupakan pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen dengan koridor yang terletak di bagian dalam bangunan serta melayani dua sisi unit hunian dalam apartemen (lihat gambar 2.8).
Gambar 2.8 Double loaded interior corridor Sumber: Chiara et.al. 1990
o Interior corridor thru duplex Merupakan pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu duplex apartemen dengan koridor yang terletak di bagian dalam bangunan serta melayani dua sisi unit hunian dalam apartemen (lihat gambar 2.9).
Gambar 2.9 Interior corridor thru duplex Sumber: Chiara et.al. 1990
12
o Interior corridor split and flat combination Merupakan pencapain/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen dengan koridor yang terletak di bagian dalam bangunan serta melayani dua sisi unit hunian dalam apartemen secara split atau berselang pada beberapa lantai (lihat gambar 2.10).
Gambar 2.10 Interior corridor split and flat combination Sumber: Chiara et.al. 1990
5. Berdasarkan ketinggian bangunan a. Low Rise Apartment, yaitu apartemen yang terdiri dari 2 sampai 4 lantai dimana biasanya menggunakan tangga sebagai alat transportasi vertical namun dalam perkembangannya menggunakan elevator demi kepraktisan terutama bagi masyarakat perkotaan. b. Middle Rise Apartment, yaitu apartemen yang terdiri dari 4 sampai 7 lantai, dimana alat transportasi vertikal cukup menggunakan hidrolic elevator. c. High Rise Apartment, yaitu apartemen dengan ketinggian bangunan mencapai 8 lantai ke atas. Apartemen ini termasuk apartemen untuk golongan menengah ke atas karena biasanya berlokasi di tengah kota yang memiliki keterbatasan lahan dengan harga lahan mahal. alat transportasi vertikal apartemen tipe ini menggunakan electric elevator. 6. Berdasarkan penyusunan letak ruang (Marlina. 2008). a. Simplex Apartement, yaitu unit hunian apartemen yang terdiri dari ruang-ruang hunian berada pada satu lantai (one level). b. Duplex Apartement, yaitu tipe apartemen dimana ruang keluarga, dapur dan ruang makan berada dilantai satu dan ruang tidur berada dilantai lainnya dengan dihubungkan oleh tangga dalam ruangan. c. Triplex Apartement, yaitu penyusunan ruangan seperti apartemen tipe duplex dengan penambahan area istirahat berada dilantai ketiga, sistem penghubung lantai perlantai dengan menggunakan tangga dalam ruangan. 7. Berdasarkan bentuk massa bangunan Ada 3 macam tipe apartemen berdasarkan bentuk massa bangunannya menurut buku Apartments: Their Design and Development, yaitu: a. Apartemen berbentuk slab Pada apartemen berbentuk slab, antara tinggi bangunan dan lebar/panjang bangunan hampir sebanding sehingga bangunan
13
berbentuk seperti kotak yang pipih. Biasanya memiliki koridor yang memanjang dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua sisi koridor. b. Apartemen berbentuk tower Pada apartemen berbentuk tower, lebar/panjang bangunan lebih kecil dibandingkan dengan tingginya sehingga bentuk bangunan seperti tiang. Biasanya ketinggian bangunannya diatas 20 lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan sistem core karena menggunakan lift. Ada berbagai variasi bentuk tower antara lain: o Single tower Apartemen dengan hanya satu massa bangunan dengan core yang terletak di tengah sehingga ruang koridor dapat diminimalkan. Unit-unit hunian akan terletak dekat dengan tangga dan lift. apartemen dengan satu tower dapat dibedakan menjadi tower plan, expanded tower plan, circular plan, cross plan, dan five wing plan. o Multi tower Apartemen yang memiliki lebih dari satu massa bangunan. Antara massa bangunan dapat dihubungkan oleh suatu massa penghubung ataupun hanya berupa pedestrian penghubung saja. Bila massa bangunan dihubungkan oleh suatu massa penghubung, umumnya massa penghubung (lift atau tangga) terletak di tengah dengan massa lain mengelilinginya. Sementara untuk massa yang hanya dihubungkan oleh pedestrian, tiap massa akan memiliki lift dan tangga masing-masing. c. Apartemen dengan bentuk varian (campuran antara slab dan tower) 8. Berdasarkan standart besaran ruang Berdasarkan standart besaran unitnya, ruang – ruang pada unit apartemen dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya (Tabel 2.1): Tabel 2.1 Standart Besaran Ruang Berdasakan Tipe Unit Jenis Ruang R. Tidur Utama R. Tidur 1 R. Tidur 2 R. Duduk R. Makan Dapur K. Mandi Utama K. Mandi 1 R. Cuci K. M. Pembantu R. T. Pembantu R. Tamu R. Keluarga/Hobby Balkon/Teras Jumlah Sirkulasi 20%
Besaran Ruang Menurut Tipe Unit (standart) 1 Kamar Tidur 2 Kamar Tidur 3 Kamar Tidur 10m² (9.3m²) 15m² (9.3m²) 25m² (9.3m²) 10m² (6m²) 18m² (9m²) 18m² (9m²) 10m² (9m²) 10-15m² (9m²) 20m² (11.25m²) 4m² (4.6m²) 6-8m² (4.6m²) 15m² (6.24m²) 4m² (3m²) 5-8m² (4m²) 6m² (4.8m²) 5m² (3m²) 5-8m² (3m²) 6m² (3m²) 6m² (3m²) 2m² 4m² ≥ 2.25m² 2.5m² ≥ 4m² ≥ 4m² 12m² 3m² 3-5m² 9m² 38m² 56-73.25m² 145.5m² 7.8m² 11.2-14.65m² 29.1m²
14
Total Kebutuhan Jenis Tipe
45.8m² T. 46
67.2-87.9m² T. 70-T. 96
174m² T. 180
Sumber: Tadjipramana. 2004
9. Berdasarkan karateristik ruang Berdasarkan karateristik ruangnya, apartemen dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya (Tabel 2.2): Tabel 2.2 Karateristik Ruang Berdasakan Tipe Unit 1 Kamar Tidur
2 Kamar Tidur
Apartemen terkecil; r. keluarga dan r. tidur terpisah; fasilitas memasak, makan r. tidur; r. makan dan r. duduk menyatu; k. mandi; dapur
1 K. mandi; tempat ganti baju 13.5 m²–27
Efisien (Studio)
Karateristik Umum
Kebutuhan Ruang
Fasilitas Toilet Luas Min.
Jenis Penghuni
Pertimbangan Perencanaan
Minimal apartemen; fasilitas untuk masak, kamar mandi; untuk dihuni sementara/istirahat R. tidur; r. makan dan r. duduk menyatu; k. mandi; dapur/pantry; tempat penyimpanan
m² Single, pasangan muda; orang tua; penghuni sementara Memperkecil jumlah anak dalam tiap unit; occupancy mudah/ cepat berubah; minim fasilitas komunitas
1 parkir/unit Kebutuhan
3 Kamar Tidur
4 Kamar Tidur
5 Kamar Tidur
R. kelurga cukup; fasilitas masak; k. mandi, r. makan terpisah; r. penyimpanan R. tidur utama; r. tidur; r. makan; r. duduk; k. mandi; teras minim; dapur
Untuk keluarga
Umumnya untuk keluarga besar; generasi berbeda dalam 1 unit R. tidur utama; 3 r. tidur kecil; r.keluarga; r. makan; r. duduk; k. mandi; teras/ balkon; dapur
Untuk keluarga besar; beberapa generasi dalam 1 unit
1 K. mandi (3 fixtures )
1 K. mandi (4 fixtures )
1.5 – 2 K. mandi
2 K. mandi
36 m²– 54 m² Pasangan muda; orang tua; keluarga + 1 anak Jumlah anak sedikit; tipe unit fliksibel dengan berbagai variasi; occupansy relati f stabil 1 parkir/unit
54 m²– 72 m² Keluarga + (1-2 anak/orang tua/ sanak saudara) Ada fasilitas sekolah anak; area rekreasi; occupancy umumnya stabil
72 m²–99
99 m²– 135
Min. 135
m²
m²
m²
Keluarga + (2-4 anak/orang tua/ sanak saudara) Kebutuhan berbagai tingkatan/ jenjang pendidikan/ sekolah; fasilitas rekreasi.
Keluarga + (3-6 anak/orang tua/ sanak saudara) Kebutuhan berbagai tingkatan/ jenjang pendidikan/ sekolah; fasilitas rekreasi.
1.25 – 1.5 parkir/ unit
1.5 – 2 parkir/ unit
2 parkir/ unit
Keluarga + (>6 anak/orang tua/ sanak saudara) Kebutuhan berbagai tingkatan/ jenjang pendidikan/ sekolah; fasilitas rekreasi; fasilitas untuk orangtua. 2–3 parkir/ unit
R. tidur utama; 2 r. tidur anak; r. makan; r. duduk; k. mandi; teras/ balkon; dapur
1-2 R. tidur utama; 3-4 r. tidur kecil; r.keluarga; r. makan; r. duduk; k. mandi; teras/ balkon; dapur 2.5 – 3 K. mandi
Sumber: Tadjipramana. 2004
15
10. Berdasarkan tipe unit Berdasarkan jumlah penghuninya, apartemen memiliki kebutuhan kapasitas yang berbeda-beda. Sebagai respon terhadap variasi kebutuhan penghuni ini, apartemen dirancang dengan berbagai tipe berdasarkan jumlah kamar dalam setiap unit apartemennya yang dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai berikut: Tabel 2.3 Tipe Unit Apartemen Berdasakan Jumlah Kamar Tipe efisien (studio): 18m² - 45m² Terdapat ruang besar yang menunjang o Terdapat ruang kecil untuk menunjang aktifitas hidup penghuni, seperti ruang aktifitas khusus seperti dapur, kamar keluarga, ruang tamu, ruang makan, dan mandi, dan lain - lain. lain - lain Tipe 1 ruang tidur: 27m² - 54m² Living room sekaligus dining room o Kamar mandi Dapur kecil (pantry) o Teras outdoor 1 ruang tidur Tipe 2 ruang tidur: 45m² - 90m² Living room o Full kitchen Dinning room o Kamar mandi 2 ruang tidur o Teras outdoor Tipe 3 ruang tidur: 54m² - 180m² Living room o Full kitchen Dinning room o 1 - 2 kamar mandi 3 ruang tidur o Teras outdoor Tipe 4 ruang tidur: 100m² - 135m² Living room o Full kitchen Dinning room o 2 kamar mandi 4 ruang tidur o Teras outdoor
o
o o o o o o o o o o o o
Penthouse: < 300m² Unit hunian mewah - super mewah ini o Penthouse umumnya terdiri dari dua berada di lantai paling atas sebuah highrise empat kamar tidur atau dirancang khusus apartment. Luasnya lebih besar daripada sesuai keinginan pemiliknya. Penthouse unit-unit dibawahnya. Terkadang satu lantai dapat berupa unit satu lantai maupun dua hanya satu - dua unit saja. Penthouse juga lantai dengan tangga penghubung yang sangat private karena memiliki lift khusus memiliki view ke beberapa arah dan ruang untuk penghuninya. terbuka (open space) di atasnya.
o
Sumber: Marlina. 2008 (edit)
2.1.3
Fungsi dan Tujuan Apartemen Dalam pengadaannya sebuah Apartemen tentu memiliki beberapa
fungsi dan tujuan, diantaranya (Wayan Ekasari. 2005): 1. Fungsi apartemen dibedakan menjadi dua yaitu: a. Fungsi ke dalam Secara hakiki fungsi apartemen adalah sebagai tempat tinggal, tempat berlindung, tempat beristirahat, berekreasi serta tempat mengadakan
16
komunikasi dan interaksi diantara anggota keluarga. Dalam makna yang lebih luas, apartemen harus dapat membuka jalan aspirasi dan keinginan manusia secara penuh menuju perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan manusia. Dalam hubungannya dengan manusia sendiri, apartemen dapat dianggap sebagai sarana pengaman, memberikan ketenangan, dan pembentukan pribadi. b. Fungsi ke luar Fungsi apartemen dalam skala yang lebih luas juga merupakan hubungan antara satu dengan yang lainnya yang membentuk pusat kegiatan atau budaya untuk tujuan hidup. Disini terlihat bahwa apartemen berfungsi sebagai kebutuhan sosial dan sebagai unsur identitas diri terhadap lingkungannya. 2. Tujuan a. Tujuan sosial Apartemen didirikan oleh pemerintah dengan tujuan sosial, seperti untuk menangani masalah pemukiman penduduk terutama masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah yang lebih dikenal dengan rumah susun. b. Tujuan pendidikan dan pelengkap Apartemen didirikan oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti universitas atau unit pemerintahan yang diperuntukkan bagi mahasiswa atau karyawan sebagai sarana hunian yang aksesnya dekat dengan tempat kuliah atau tempat kerja yang sering disebut asrama. c. Tujuan komersial Apartemen didirikan oleh investor/pengembang (real estate) untuk disewakan maupun diperjualbelikan demi mendapatkan keuntungan, biasanya dibangun di daerah bisnis atau strategis perkotaan.
2.1.4
Status Kepemilikan Status hukum kepemilikan apartemen yang sering kita dengar
adalah Strata Title. Sebenarnya istilah Strata Title tidak dikenal dalam hukum di Indonesia. Namun adalah lembaga rumah susun yang merupakan istilah
17
resmi yang diperkenalkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun yang kemudian mengalami perubahan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Sebagian orang menyebut apartemen, tetapi sebenarnya pengertian apartemen lebih sesuai untuk rumah susun yang disewakan sedangkan untuk rumah susun yang dapat dimiliki lebih tepat disebut kondominium, namun istilah apartemen lebih populer. Untuk dapat dikategorikan sebagai rumah susun, suatu bangunan harus memiliki 4 unsur: a. Adanya bagian bersama, yaitu bagian yang tidak terpisahkan secara struktural pada suatu kompleks bangunan yang dimiliki secara bersama, contohnya: fondasi, kolom, balok, dinding, atap, koridor, pintu dan tangga darurat, serta tempat parkir dalam gedung. b. Adanya benda bersama, yaitu benda yang strukturnya terpisah dari bangunan namun digunakan untuk kepentingan bersama, contohnya: jaringan air, listrik, telepon, gas, taman, lift, eskalator, tempat sampah, alat pemadam kebakaran, generator listrik, dan arena bermain. c.
Adanya tanah bersama yang digunakan dan dimiliki secara bersama.
d.
Adanya unit dari satu bangunan yang dapat dimiliki secara pribadi, dalam
Bukti bahwa seseorang memiliki Satuan Rumah Susun (sarusun) adalah berupa Sertifikat Hak Milik atas (sarusun). Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun mewakili hak perseorangan atas unit sarusun yang dimilikinya dan hak pemilikan bersama atas bagian, benda dan tanah bersama. Istilah sertifikat hak milik atas sarusun dapat dipergunakan bagi rumah susun yang didirikan diatas tanah dengan hak apapun, baik Hak Pakai, Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Milik, maupun Hak Pengelolaan. Apabila apartemen dibangun di atas tanah dengan status bukan Hak Milik, berarti suatu ketika kelak akan diperlukan dana untuk memperpanjang hak atas tanah, biaya ini akan ditanggung bersama oleh seluruh pemilik apartemen (Sutendi,2010).
2.1.5
Fasilitas Apartemen Dalam sebuah apartemen dibutuhkan fasilitas - fasilitas yang akan
menunjang kelancaran operasional di dalamnya, diantaranya (Schmert. 1981):
18
1. Fasilitas standar Ruang tidur utama, ruang tidur tambahan, dapur (kitchen), ruang makan (dinning room), ruang tamu (guest room), ruang keluarga (living room), ruang kerja (dens), ruang baca, tempat parkir (parking area), ruang cuci dan pengeringan, jalur pedestrian (pedestrian ways). 2. Fasilitas tambahan Coffe shop, sauna tubs, kolam renang (swimming pool), fasilitas kebugaran (gym) dan sebagainya.
2.1.6
Struktur Bangunan Apartemen Pada bagian awal telah disampaikan bahwa apartemen adalah
kumpulan hunian yang disusun secara vertikal. Struktur dan komponen bahan bangunan yang digunakan pada pembangunan apartemen harus sesuai untuk bangunan berlantai banyak. Beberapa sistem struktur yang sering digunakan pada pembangunan apartemen adalah sebagai berikut (Juawana. 2005): 1. Sistem struktur ‘flate-plate cast in place reinforced concrete’ dengan peletakan kolom secara acak. Struktur ini menggunakan plat-plat beton pabrikasi yang dicetak di pabrik dan dipasang langsung di tempat dalam bentuk siap pasang. Ukuran plat bervariasi dan ukuran kolom tersebut menyesuaikan dengan dimensi plat tersebut. Jarak antar kolom disesuaikan dengan modul ruang dalam apartemen tersebut. Jarak antar kolom yang ekonomis adalah 12ft - 18ft (dari as ke as). Sistem struktur ini digunakan karena mempunyai kelebihan sebagai berikut: a. Elemen servis horizontal (ducting) yang diperlukan apartemen dapat diletakan di dalam lempengan beton sehingga dapat meniadakan penggunaan plafond gantung. Lempengan beton tersebut juga dapat berfungsi sebagai lantai atasnya sehingga dapat mengurangi jarak antar lantai. b. Memungkinkan peletkan kolom secara acak sesuai dengan layout lantai tipikal apartemen. c. Memungkinkan adanya bukaan-bukaan pada elemen servis vertikal.
19
2. Sistem „steel frame structure‟ yang lebih kuat dan lebih mudah dalam pemasangannya dibandingkan dengan beton. Sistem struktur ini cenderung mempunyai pola grid yang teratur, dengan jarak kolom yang ekonomis 16ft - 24ft, dan memiliki penahan angin (wind bracing) yang dapat digunakan sebagai elemen struktur pada bangunan apartemen dengan ketinggian 10-12 lantai.
2.1.7
Pemilihan Lokasi Apartemen Sesuai karakter utama konsumen apartemen yang mengutamakan
aspek efisiensi, maka pemilihan lokasi merupakan aspek penting pada perancanagn apartemen. Apartemen direncanakan berada berdekatan dengan daerah perkantoran atau komersial sehingga meminimalkan biaya dan waktu tempuh. Secara umum beberapa pertimbangan dalam pemilhan lokasi apartemen (Ditjen Cipta Karya, DPU. 1980): 1. Waktu tempuh paling lama 30 menit untuk mencapai tempat kerja dan pusat-pusat pelayanan di perkotaan. 2. Sudah terdapat jaringan infrastruktur yang lengkap. Kelengkapan jaringan infrastruktur dapat meminimalkan biaya pengadaan jaringan baru pada pengembangan apartemen. 3. Aksesibiltas baik, meliputi ketersediaan sarana dan prasarana transportasi dengan kulitas baik. 4. Memberikan kesempatan untuk dapat membina individu dan keluarga serta terjamin dari segala bahaya. Misalnya dengan pemilihan lokasi di area-area yang tidak rawan bencana dan memungkinkan terjdinya iteraksi antar penghuni dengan berbagai fasilitas layanan pengembangan sumber daya (fasilitas pendidikan, fasilitas sosial, fasilitas komersial, dsb)
2.1.8
Sistem Pengelolaan Apartemen Pengelolaan apartemen meliputi pemasaran, sistem sewa, persyaratan
sewa, besar harga sewa, perawatan gedung dan pelayanan kepada penghuni serta kegiatan administrasi. Apartemen dikelola dengan sistem sewa kontrak yaitu penghuni membayar uang sewa secara periodik sesuai persetujuan, dan
20
bila masa kontrak berakhir dapat diadakan perjanjian baru (Heru Susanto. 1995). Pengelolaan sebuah apartemen yang terutama yang dikhususkan bagi golongan ekonomi menengah ke atas dalam hal ini pekerja asing dilakukan dengan menggunakan sistem organisasi linear sesuai dengan tugas tiap bagian. Pengorganisasian tugasnya dapat dilihat dari struktur organisasi apartemen pada gambar 2.11 berikut: GENERAL MANAGER
HEAD HOUSEKEEPER
ACCOUNTS
FRONT OF HOUSE MANAGER
MARKETING
CORPORATE SALES EXECUTIF
HOUSEKEEPER
STAFF
FRONT
STAFF
STAFF
Gambar 2.11 Struktur Organisasi Pengelola Apartemen St Thomas Mews, Oxford Sumber: http/// www.StThomasMews.Apartment.co.br (edit), 2014
2.2 Pemahaman Tenaga Kerja Asing Tenaga kerja asing (TKA) pada dasarnya sama seperti warga negara Indonesia yang menetap dan berdomisili di wilayah negara Indonesia dengan kewajiban dan hak yang diatur undang-undang. Hal yang membedakan adalah asal negara tenaga kerja tersebut diluar dari negara Indonesia serta berkewarganegaraan lain sehingga dianggap tenaga kerja asing.
2.1.2 Pengertian Tenaga Kerja Asing Pada umumnya tenaga kerja asing yang menetap cukup lama di Indonesia mempunyai kepentingan profesi maupun berbisnis sehingga terkait dengan ketenagakerjaan asing. Berikut ini dijelaskan pengertian tenaga kerja asing menurut beberapa sumber: 1. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia (UU RI. No. 13 Th. 2003). 2. Tenaga kerja asing atau ekspatriat adalah orang yang melepaskan kewarganegaraannya. pengertian lainnya adalah orang yang meninggalkan
21
negeri asalnya atau warga negara asing yang menetap di suatu negara (Moeliono. 2001).
3. Tenaga kerja asing atau ekspatriat adalah seseorang yang tinggal sementara maupun menetap di luar negara di mana dia dilahirkan dan dibesarkan, atau dengan kata lain, orang yang berkewarganegaraan asing yang tinggal di Indonesia, biasanya oleh karena suatu tugas negara atau profesional (http://id.wikipedia.org/wiki/ekspatriat.2014). Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja asing adalah warga negara asing yang tinggal di wilayah Indonesia untuk sementara waktu demi kepentingan profesi maupun bisnis dengan kewajiban dan hak yang diatur undang-undang.
2.1.3 Karakteristik Tenaga Kerja Asing Secara umum tenaga kerja asing yang tergolong kelas ekonomi atas mempunyai ciri-ciri sosial budaya sebagai berikut (Cousins. 1979): 1. Hubungan antara manusia terutama berdasarkan pada kepentingan pribadi, sikap individualisme tinggi sehingga hubungan antara manusia atau tetangga menjadi renggang karena kesibukan sehari-hari. 2. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat berlangsung dengan cepat, terutama akibat pengaruh media massa, media elektronik dan teknologi. 3. Menghendaki yang bersifat praktis dan sangat menghargai privasi. 4. Seringkali merasa bosan, tegang akibat kesibukan pekerjaan maupun bisnis yang dialami sehari-hari.
2.1.4 Tuntutan Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing Perbedaan karakter penghuni yaitu sasaran konsumen yang berasal dari golongan menengah ke atas yang pada umumnya mempunyai karakter khusus sehingga menuntut hal-hal sebagai berikut (Sepuluh alasan tinggal di apartemen, (http.//www.angelfire.com..iireg.property.htm) diakses Oktober 2014):
1. Dekat, yaitu faktor jarak untuk tenaga kerja asing yang ingin cepat dan dekat kemana-mana merupakan pilihan utama tenaga kerja asing
22
membeli apartemen, karena pendirian apartemen biasanya didirikan di pusat - pusat bisnis dan keramaian. 2. Aman, yaitu keamanan apartemen biasanya dijaga 24 jam non-stop, sehingga penghuninya merasa lebih aman. 3. Fasilitas, yaitu apartemen biasanya di lengkapi fasilitas kenyamanan tinggal lebih baik, seperti tersedianya fasilitas olahraga, swimming pool, jogging track, hiburan. 4. Praktis, yaitu penghuni tidak perlu repot memikirkan perawatan taman, rumput, sampah, tukang cuci, semuanya sudah di sediakan oleh manajemen di apartemen. 5. Privasi, yaitu rasa privasi tanpa gangguan dari tetangga merupakan hal yang menarik tinggal di apartemen. Sehingga bisa lebih menikmati kenyamanan yang sudah ada di apartemennya. 6. Hemat, yaitu jarak yang dekat, serta adanya fasilitas bersama membuat tinggal di apartemen menjadi relatif lebih murah. 7. Kualitas hidup, yaitu tinggal di apartemen selayaknya penghuni akan merasakan kualitas hidup yang cukup baik layaknya di hotel. 8. Pergaulan, yaitu banyaknya para eksekutif muda maupun tenaga kerja asing yang telah memilih tinggal di apartemen, membuat faktor pergaulan menjadi bermakna. 9. Gaya hidup dimana tinggal di apartemen dianggap sebagai gaya hidup moderen. 10. Keindahan, yaitu apartemen dengan lingkungan yang indah terasa asri.
2.1.5 Kriteria Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing Jenis apartemen bagi tenaga kerja asing dapat dilihat dari beberapa kriteria
yaitu
(House
or
Apartment,
Home
Living,
(http///Expat
Home
Living.Expat.Com.My.htm), diakses 20 Oktober 2014):
1. Berdasarkan tujuan pembangunan tergolong bersifat komersil karena didirikan oleh swasta sebagai proyek investasi yang berorientasi pada keuntungan.
23
2. Berdasarkan sistem kepemilikan merupakan apartemen sewa karena penghuni hanya menetap sementara. 3. Berdasarkan sistem pelayanan. a. Apartemen sewa (non-service) yaitu apartemen yang disewakan (baik fully furnished maupun non-furnished) tanpa layanan harian (daily service). b. Apartemen service, yaitu apartemen yang disewakan berikut layanan harian layaknya hotel. 4. Berdasarkan kemampuan ekonomi penghuni tergolong apartemen mewah, karena penghuni merupakan orang asing golongan ekonomi menengah ke atas (high class).
2.3 Pemahaman Fasilitas Sejenis Berikut akan dijelaskan pemahaman terhadap beberapa fasilitas sejenis yang berhubungan dengan apartemen untuk tenaga kerja asing.
2.3.1 Denpasar Residence, Jakarta Denpasar Residence merupakan kompleks mega block di Jakarta Selatan yang dikembangkan PT. Arah Sejahtera Abadi yang terletak di area segitiga emas Jakarta (Thamrin - Sudirman - Kuningan), (lihat Gambar 2.12)
Gambar 2.12 Denpasar Residence - Kuningan City Sumber: http://www.kuningancity.com/residence
Berikut ini profil Denpasar Residence - Kuningan City : o Luas area : ± 2,9 ha o Project size :
24
Denpasar Residence Apartement 9000 m² Mall 85000 m² Office 65000 m² Convention Hall 3000 m² o Fasilitas Lifestyle and Entertainment Centre Balinese Tematic Garden Water Feature Kolam Renang Jakuzzi/Sauna Fitnes centre Sport Centre Picnic area Ruang serba guna ATM, Mini Market, Laundry, Car Wash o Keunggulan
Lokasi berada di sentral bisnis Jakarta, dikelilingi hotel, perkantoran, dan kedutaan besar. Merupakan pengembangan kawasan yang akan menjadi pusat international shoping belt. Dikembangkan oleh Agung Podomoro Group. Menggunakan konsep mixed use development yang mampu menarik investasi lebih besar.
Denpasar Residence Apartement terdiri dari 40 lantai dengan 2 tower (Kintamani dan Ubud Tower) dengan jumlah unit mencapai 468 unit.
Gambar 2.13 Master plan Denpasar Residence Sumber: http://www.kuningancity.com/residence Keterangan : A. Kintamani Tower
E. Poll and Children Play
B. Ubud Tower
F. Barbeque Area and Jogging Track
C. Gourmet Tower
G. Tennis Cout and Basket Ball Half Court
D. Office Tower
H. Parking Area
E. Multi function Hall
25
Berikut ini akan diperlihatkan floor plan Ubud Tower dan Kintamani Tower yang merupakan fasilitas utama serta fungsi utama dari Denpasar residence (Gambar 2.14 dan Gambar 2.15):
Gambar 2.14 Floor plan Ubud Tower Sumber: http://www.kuningancity.com/residence
Gambar 2.15 Floor plan Kintamani Tower Sumber: http://www.kuningancity.com/residence
2.3.2 Rasuna Said Apartment, Jakarta Rasuna Said Apartement dibangun pada tahun 1980-an di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Apartemen ini banyak dihuni oleh kaum ekspatriat karena kawasan Kuningan dikelilingi oleh banyak gedung-gedung perkantoran
26
yang sebagian besar berskala Internasional serta kantor-kantor kedutaan dari berbagai negara. Rasuna Said Apartement kemudian menjadi salah satu pelopor perkembangan pembangunan apartemen di Jakarta. (Gambar 2.16)
Gambar 2.16 Rasuna Said Apartment, Jakarta Sumber: http://www.efratadenny.com/apartmen taman rasuna, Oktober 2014
Berikut ini profil Rasuna Said Apartment, Jakarta: o Lokasi : Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan o Bentuk Gedung : Tower Plan o Jumlah Tower : 7 Tower o Jumlah Kamar per tower : 250 – 300 Kamar
Gambar 2.17 Denah Rasuna Said Apartment, Jakarta Sumber: http://www. inforumah.net, diakses Oktober 2014
27
o Tipe-Tipe Kamar: Tipe 1 Bedroom Tipe 2 Bedroom Tipe 3 Bedroom o Tipe Kepemilikan: Penuh (Beli) Sementara (Sewa) o Fasilitas:
Lobby dengan pengamanan elektronik, internet lounge, tv kabel, dan lainnya. Swimming pool Lapangan tenis Lapangan basket Fitnes center Jogging track Food Center Mini Market MMC Hospital Cinema Epicentrum IXX Praktek dokter gigi ATM Shuttle Bus
Rasuna Said Apartment merupakan contoh apartemen yang berlokasi di pusat kota Jakarta sebagai respons terhadap tuntutan konsumen atas efisiensi dan aksesbilitas.
2.3.3 Cosmopolis Apartment, Surabaya Cosmopolis Apartement merupakan apartemen yang berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim no. 147, Surabaya (Gambar 2.18)
Gambar 2.18 Cosmopolis Apartment, Surabaya Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_profil.php, diakses November 2014
28
Apartemen ini dibangun oleh PT. Kreatifitas Putra Mandiri dengan jumlah lantai sebanyak 6 lantai dan dilengkapi fasilitas penunjang seperti taman, kolam renang, gym, dan tempat parkir (Gambar 2.19). Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2008) Apartemen Cosmopolis termasuk
kategori Walked-Up Apartemen. Kategori Walked-Up berarti
bangunan apartemen terdiri dari 3-6 lantai, terkadang memiliki lift
dan
biasanya untuk golongan menengah ke atas.
Gambar 2.19 Master Plan Cosmopolis Apartment, Surabaya Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_profil.php, diakses November 2014
Apartemen ini terdiri dari 3 tower yang dibangun di atas lahan seluas 24.000 m² dengan luas bangunan 17.000 m². dimana bangunan yang terdiri 5 lantai ditambah sebuah basement ini sengaja dibangun menyerupai resort dari pada apartemen pada umumnya. Begitu keluar dari ruangan, para penghuni apartemen bisa langsung menikmati pemandangan alam seperti pepohonan dan kolam renang yang sengaja dibuat sebagai view di apartemen ini.. Fasilitas Cosmopolis Apartment secara umum dibagi menjadi beberapa bagian: 1. Unit Hunian Ada 4 tipe hunian yang ditawarkan yakni; a. Tipe Studio: luas 29,27 m² (semi gross), jumlah 42 unit. fasilitas hunian: kamar tidur (tanpa sekat), kamar mandi, kitchen set. b. Tipe One bedroom : luas 42,27 m²(semi gross), jumlah 50 unit. fasilitas hunian: kamar tidur, kamar mandi/wc, ruang tamu, kitchen set.
29
Gambar 2.20 Tipe studio dan one bedroom cosmopolis apartment Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_buy_rent.php, diakses November 2014
c. Tipe Two bedroom: luas 65,75 m² (semi gross), jumlah 77 unit. fasilitas hunian: 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, kitchen set, kamar mandi/wc
Gambar 2.21 Tipe two bedrooms cosmopolis apartment Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_buy_rent.php, diakses November 2014
30
d. Tipe Three bedroom: luas 97,80 m² (semi gross) fasilitas hunian: 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, kitchen set, kamar mandi/wc
Gambar 2.22 Tipe three bedrooms cosmopolis apartment Sumber: http://www.metro-cosmo.com/metrocosmo/cosmo_buy_rent.php, diakses November 2014
2. Fasilitas publik dan penunjang: lantai 1 Pada apartemen ini terdapat beberapa fasilitas yang disediakan untuk menunjang kebutuhan para penghuni sehingga faktor kenyamanan benarbenar terpenuhi. Fasilitas yang dimiliki adalah lobby, fitness canter, food court, laundry, cosmo shop, dan swimming pool. Fasilitas yang dimiliki apartemen dapat dimanfaatkan oleh umum, kecuali untuk swimming poll hanya dapat digunakan oleh pemilik hunian saja. a. Shop Shop berada di lantai 1 yang difungsikan sebagai area bisnis, dapat diakses oleh semua tamu di cosmopolis ini dan tidak adanya pembatasan pengunjung. b. Cafe Cafe tidak hanya diperuntukkan untuk pengguna apartemen melainkan juga dapat dimanfaatkan untuk umum. Lokasi food court berada di dekat area kolam renang.
31
c. Fitness centre Fasilitas ini juga dapat difungsikan untuk umum, mayoritas pengguna fitness ini adalah penghuni apartemen (Gambar 2.23).
Gambar 2.23 Fitness centre Cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
d. Laundry Fasilitas ini hanya dapat digunakan untuk penghuni apartemen, sistemnya adalah mengambil dan mengantar laundry (Gambar 2.24)
Gambar 2.24 Laundry Cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
e. Swimming poll Fasilitas ini hanya dapat digunakan oleh penghuni aparteman dan dengan sisitem outdoor dapat menikmati view yang ada (Gambar 2.25).
Gambar 2.25 Swimming pool Cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
3. Fasilitas Pengelola: berada di basement berupa kantor pengelola. 4. Fasilitas Utilitas: berada di basement, yang terdiri dari ruang kontrol utama, ruang pompa, ruang pengolahan air kotor,dan ruang transformer (listrik).
32
5. Fasilitas Parkir: terdapat pada basement dan diluar bangunan. Sistem Utilitas Apartemen Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa system utilitas yang terdapat pada Cosmopolis Apartment diantaranya: 1. Penghawaan Pada apartemen ini pada koridor menggunakan penghawaan alami sedangkan untuk hunian diberlakukan bebas untuk menggunakan penghawaan alami maupun menggunakan penghawaan buatan seperti AC (air conditioning) (Gambar 2.26).
Gambar 2.26 Penghawaan alami (jendela kaca koridor) dan exaust fan Sumber: analisa penulis, 2015
Pada koridor diberi saluran hisap untuk menarik udara panas di koridor untuk dilepaskan ke luar bangunan. 2. Pencahayaan Menggunakan sistem pencahayaan buatan dan alami. Sistem pencahayaan buatan ini didukung oleh pasokan listrik yang diperoleh dari PLN setempat namun untuk mengatasi terjadinya pemadaman, pihak pengelola juga menyiapkan sebuah genset (Gambar 2.27). PLN
GARDU UTAMA
TRAVOLT
RUANG TRANSFER
TIAP LANTAI
UNIT HUNIAN
GENSET
Gambar 2.27 Sistem air bersih cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
33
3. Air Bersih dan Air Kotor a. Air bersih diperoleh dari PDAM yang kemudian ditampung pada penampungan apartemen dan dialirkan ke setiap hunian. Sistem pengaliran air bersihnya dapat dilihat pada gambar berikut (Gambar 2.28). TANDON BAWAH
PDAM
POMPA
TANDON ATAS
POMPA
HUNIAN
Gambar 2.28 Sistem air bersih cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
b. Sedangkan untuk pembuangan air kotor setiap dua unit hunian diberi shaft untuk pembuangan dan sistem pembuangannya langsung dari setiap hunian ke penampung utama (riser). Setelah itu baru diolah pada ruang pengolahan limbah yang selanjutnya dipakai lagi untuk keperluan menyiram dan lain sebagainya (Gambar 2.29 dan 2.30). HUNIAN
SHAFT
RISER
PENGOLAH LIMBAH
Gambar 2.29 Sistem air kotor cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
Gambar 2.30 Ruang pompa air bersih dan pengolahan air kotor Sumber: analisa penulis, 2015
4. Sirkulsai Pola sirkulasi yang terdapat pada bangunan objek dibedakan menjadi 2 bagian, yakni pola sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungi antar ruang secara horizontal dan pola sirkulasi vertikal yang memakai alat bantu berupa lift dan tangga (Gambar 2.31).
34
Gambar 2.31 Sirkulasi lift, koridor dan tangga darurat Sumber: analisa penulis, 2015
Namun pada bangunan tangga hanya dipakai pada saat dalam keadaan darurat seperti pada saat terjadi kebakaran. Berikut adalah gambar pola sirkulasi pengunjung dari luar ke dalam bangunan (Gambar 2.32).: MAIN ENTRANCE
PARKIRAN
LOBBY
HUNIAN
OUT
Gambar 2.32 Pola sirkulasi cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
5. Sistem Keamanan Sistem keamanan pada aparteman menggunakan card dan sidik jari sistem untuk mengakses ke hunian. Penghuni yang tinggal di lantai 5 tidak dapat mengakses ke lantai lain selain lantai tempat tinggalnya. Sistem ini dapat menjaga keamanan dan privasi pada setiap hunian yang ada.
Gambar 2.33 Ruang kontrol cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
35
Keamanan semakin terjaga dengan adanya ruang kontrol yang dapat mengetahui semua kegiatan dengan menggunakan CCTV dan juga dapat mengetahui adanya gangguan pada utilitas yang ada di dalam apartemen. 6. Sistem Kebakaran Pengamanan kebakaran menggunakan pemadaman aktif (sprinkler) dan pemadaman manual seperti hydrant box (Gambar 2.34).
Gambar 2.34 Hydrant dan tangga darurat cosmopolis apartment Sumber: analisa penulis, 2015
Sistem menggunaan smoke detector dan heat detector. Jika dalam 15 menit alarm berbunyi terus menerus maka semua detector yang ada di dalam gedung ikut berbunyi secara bersamaan sebagai pemberitahuan adanya kebakaran. Hydrant box terhubung ke ruangan kontrol sehingga dapat dilakukan pengontrolan pada saat terjadi kebakaran dan dari ruangan ini dapat diketahui lokasi hydrant terdekat dengan sumber api
2.3.4
Kuta Town House, Bali Kuta Town House merupakan salah satu apartemen yang terletak di
jantung kawasan Kuta, tepatnya di Jalan Poppies Lane 1, Kuta Bali. Apartemen ini dekat dengan berbagai spot di Kuta seperti pusat perbelanjaan Kuta Square, pantai Kuta, serta tempat hiburan malam yang berada di Jalan Legian. Kuta Town House didesain dengan perpaduan gaya Asia dan Eropa yang menawarkan akomodasi mewah dengan harga terjangkau (gambar 2.35).
36
Gambar 2.35 Kuta Town House Apartment, Bali umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014
Kuta Town House memiliki 15 unit studio dan 48 unit apartemen. Semua kamar memiliki pemandangan kolam renang yang berada di tengah bangunan (gambar 2.36). Semua kamar dan suite dilengkapi dengan perabotan bergaya modern termasuk TV cable dan safe box elektronik pribadi di dalam kamar. Semua unit studio dapat mengakomodasi 2 orang dewasa, sedangkan standart apartment bisa mengakomodasi hingga 3 orang dewasa atau 2 orang dewasa dengan 2 anak kecil. Tipe apartemen lainnya maksimal bisa diisi dengan 4 orang dewasa atau 3 orang dewasa dengan 1 anak atau 2 orang dewasa dengan 2 anak kecil dengan menggunakan ekstra bed yang tersedia tanpa tambahan biaya. Tipe studio dan standard tidak bisa mengakomodasi ekstra bed.
Gambar 2.36 View kearah kolam renang Sumber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014
Fasilitas yang terdapat pada setiap unit studio dan apartment antara lain pendingin udara, telepon IDD, TV saluran Australia dan saluran olahraga internasional, DVD player yang bisa anda sewa di resepsionis, layanan kamar
37
dari bar dan restaurant, mini bar, fasilitas pembuat kopi dan teh, binatu dan cleaning service, penyimpanan elektronik, lemari es luas dan peralatan memasak di semua apartment kecuali di unit studio. Kuta Town House juga menyediakan ranjang bayi dan stroller. Unit Studio merupakan kamar luas dengan balkon pribadi yang menghadap ke dua kolam renang besar di tengah bangunan. Unit studio dilengkapi dengan TV LCD sebesar 32 inchi dengan saluran lokal dan Australia, lemari es besar, kamar tidur dengan 2 single bed atau 1 king bed, serta kamar mandi modern. Unit studio terletak di lantai 2 hingga lantai 4 bangunan hotel yang dapat diakses dengan lift (gambar 2.37).
Gambar 2.37 Studio unit Sumber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014
Standard Apartment merupakan apartment dengan satu kamar tidur. Standard apartment memiliki dapur dengan lemari es besar dan peralatan memasak lengkap, ruang santai dengan dipan yang bisa anda tarik, serta kamar tidur luas dengan king size bed. Semua unit apartemen standard menawarkan pemandangan kolam renang internal yang indah dari balkon pribadi yang luas. Selain itu unit ini juga dilengkapi dengan TV layar datar dengan saluran lokal dan Australia (gambar 2.38).
38
Gambar 2.38 Standart 1 bedroom umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014
Superior Apartment memiliki 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Kamar tidur utama dilengkapi dengan king size bed, sedangkan kamar tidur kedua dilengkapi dengan 2 single bed. Unit apartment ini memiliki dapur luas lengkap dengan peralatan memasak, ruang santai, balkon pribadi yang besar, serta TV layar datar dengan saluran Australia dan lokal. Unit apartemen superior terletak di lantai 1 hingga lantai 4 bangunan hotel (gambar 2.39).
Gambar 2.39 Superior 2 bedrooms umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014
Deluxe apartment memiliki 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Kamar tidur utama dengan king size bed, dan twin bed di kamar lainnya. Deluxe room dilengkapi dengan dapur yang berisi lemari es besar dan peralatan memasak lengkap, ruang santai, dan balkon pribadi dengan pemandangan kolam renang internal dan beberapa menghadap kolam renang eksternal. Unit apartment
39
yang terdapat di lantai 1 hingga lantai 4 ini dilengkapi pula dengan TV bersaluran Australia dan local (gambar 2.40).
Gambar 2.40 Deluxe 2 bedrooms umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014
Executive apartment merupakan unit apartment dengan king bed size di master bedroom dan dua single bed di kamar tidur lainnya. Masing-masing kamar memiliki kamar mandi pribadi, untuk kamar master tersedia Spa bath besar. Executive apartment memiliki lemari es besar dan peralatan memasak lengkap, ruang santai, dan dilengkapi dengan balkon pribadi yang menghadap ke kolam renang. TV layar datar dengan saluran lokal dan Australia tersedia untuk menambah kenyamanan menginap anda (gambar 2.41).
Gambar 2.41 Executif apartment umber: http://jbatours.com/kuta-town-house-luxury-apartment, 2014
Fasilitas Kuta Town House yang bisa anda nikmati antara lain restaurant, Sport Bar, Bar & Cafe, keamanan 24 jam, taxi, dua kolam renang dengan keliling 25m, dua lift, gym, pijat dalam apartment anda, dan wifi. Restaurant Kuta Town House buka mulai jam makan pagi, makan siang dan makan
40
malam. Restaurant dan sport bar menspesialisasikan makanan Indonesia, Eropa dan Australia, dengan pilihan tempat makan di tepi kolam renang, ruang makan dan sebagainya.
2.4 Spesifikasi Umum Apartemen untuk Tenaga Kerja Asing Dari pemahaman teoritis dan pemahaman fasilitas sejenis sebelumnya maka dapat disimpulkan spesifikasi umum apartemen untuk tenaga kerja asing yaitu sebagai berikut:
2.5.1
Pengertian Judul Apartemen untuk tenaga kerja asing merupakan apartemen yang
tergolong hunian mewah dengan standarisasi pelayanan dan kenyamanan yang lengkap. Apartemen ini diperuntukkan bagi tenaga kerja asing yang tergolong berpenghasilan tinggi dengan fasilitas keamanan, kenyamanan dan privasi tinggi yang terletak di kawasan strategis dengan akses pencapaian mudah.
2.5.2 Fungsi Sebagai hunian tempat tinggal, tempat beristirahat, tempat berbisnis, tempat berekreasi serta sarana bagi tenaga kerja asing mengadakan komunikasi dan interaksi diantara individu, anggota keluarga atau antara anggota keluarga satu dengan lainnya dalam lingkup apartemen tersebut.
2.5.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari pengadaan apartemen ini antara lain: o Bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan hunian bagi para pekerja asing yang bekerja dan menetap dengan fasilitas kenyamanan dan keamanan yang lengkap. o Bertujuan untuk mendapatkan keuntungan melalui penyediaan fasilitas hunian bagi tenaga kerja asing yang bekerja atau berbisnis yang disewakan secara komersial.
41
o Ikut berperan dalam usaha pelestarian lingkungan sekitar dengan menciptakan hunian vertikal yang meminimalisir penggunaan lahan berlebih atau ruang terbuka hijau dalam perencanaannya. Sasaran dari pengadaan apartemen ini antara lain: o Tenaga kerja asing yang menetap lama untuk kepentingan profesi maupun bisnis. o Masyarakat sekitarnya sebagai sumber mata pencarian dan sebagai salah satu upaya peningkatan pendapatan daerah.
2.5.4 Klasifikasi Kegiatan Kegiatan dalam apartemen ini dikelompokkan menjadi beberapa diantaranya: 1. Kelompok kegiatan utama, merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam apartemen antara lain: beristirahat - tidur, makan - minum, bersantai, menerima tamu, bekerja, belajar, masak, MCK. 2. Kelompok kegiatan penunjang, merupakan kelompok kegiatan yang memberikan pelayanan pada pelaku kegiatan utama (TKA) untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup penghuni dalam hal rekreasi olah raga, rekreasi hiburan, belanja kebutuhan sehari-hari, makan dan minum, melakukan perawatan kesehatan ataupun berkumpul dengan sesama penghuni 3. Kelompok kegiatan pengelola, merupakan kegiatan yang difokuskan dalam pengelolaan apartemen baik administrasi, pengelolaan gedung dan lainlain. 4. Kelompok kegiatan servis, merupakan kegiatan yang menunjang semua fasilitas dan utilitas dalam apartemen.
2.5.5 Klasifikasi Fasilitas Untuk mendukung kegiatan tersebut, fasilitas-fasilitas yang disediakan adalah sebagai berikut: 1. Fasilitas utama, merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan utama dimana berupa unit-unit hunian apartemen terdiri atas kamar tidur, kamar
42
mandi (bathroom), dapur (kitchen), ruang keluarga (living room), ruang makan (dinning room), ruang tamu (guest room). 2. Fasilitas penunjang, merupakan fasilitas untuk menunjang dari kegiatan utama, yaitu terdiri dari fasilitas untuk olahraga dan rekreasi (swimming pool, lapangan tenis, lapangan basket, jogging trek, fitness center), coffee shop, minimarket, apotek dan klinik, serta arena bermain anak. 3. Fasilitas pengelola, merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan pengelola operasional apartemen secara keseluruhan yang terdiri dari ruang general manager (GM), ruang manager, ruang sekretaris, ruang staff, ruang rapat, dan lain-lain. 4. Fasilitas servis, merupakan fasilitas penunjang operasional fisik bangunan seperti ruang mechanical electrical (ME), gudang peralatan dan sebagainya.
2.5.6 Lingkup Pelayanan Apartemen ini memberikan pelayanan kepada tenaga kerja asing berupa hunian yang dilengkapi fasilitas lengkap dan kenyamanan tinggi yang diwadahi dalam fungsi utama yaitu unit-unit apartemen dan fungsi penunjang yaitu fasilitas olahraga dan hiburan di dalam lingkup apartemen sendiri.
2.5.7 Sistem Pengelolaan Sistem pengelolaan dan pembiayaan dari apartemen ini dilakukan oleh pihak swasta/investor asing sebagai owner dengan tetap mengacu pada Perda khususnya yang berkaitan dengan bangunan komersial.
2.5.8 Persyaratan Lokasi Lokasi apartemen harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Pemilihan lokasi terletak pada kawasan yang memiliki lingkungan kerja dimana terdapat potensi penyerapan tenaga asing profesional maupun bisnis di lokasi tersebut. 2. Lokasi tersebut tersedia jaringan infrastruktur pendukung yang lengkap, seperti: air bersih, listrik, dan saluran telepon
43
3. Berada tidak jauh dari akses jalan utama dengan arus sirkulasi dan pencapaian yang mudah dan aman. 4. Berada tidak jauh dari kawasan potensial bisnis, hotel dan perkantoran. 5. Berada tidak jauh dari pusat kota Denpasar dan akses ke bandara.
44