BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1
PENGERTIAN JUDUL
Kasus proyek yang akan direncanakan adalah “Aceh Convention Center”, dilihat dari judul maka mengandung pengertian: −
Aceh adalah daerah atau nama provinsi yang terletak di Pulau Sumatra yang saat ini bernama Nanggroe Aceha Darussalam dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia yang terkenal dengan julukan Serambi Mekkah.
−
Convention 1 berasal dari bahasa Inggris yang berarti konvensi/rapat, pertemuan, pejanjian, persetujuan nasional dan internasional. •
Dalam bahasa Indonesia Konvensi 2 adalah permufakatan atau kesepakatan, perjanjian
antar
negara-negara
atau
pemerintah,
perjanjian
tokoh-tokoh
masyarakat ataupun partai politik dengan tujuan khusus. •
Convention 3 adalah pertemuan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mempunyai beberapa masalah yang sama, atau untuk tukar menukar informasi, gagasan, pemikiran yang menarik, dan biasanya memiliki tema khusus dan diikuti dengan kegiatan pameran.
•
Convention 4 adalah forum pertemuan dengan peserta-peserta baik dari dalam maupun luar negeri untuk aneka ragam keperluan yang diselenggarakan oleh suatu instansi, lembaga, asosiasi, perhimpunan, perkumpulan. Kelompok organisasai lainnya sebagai rangkaian kegiatan sesuai tujuan organisasi yang bersangkutan.
−
Center berasal dari bahasa latin yang berarti Centrum sedangkan bahasa Yunani yang berarti Ketron. Dalam bahasa Inggris, Center 5 berarti pusat atau bagian yang di tengah, terpusat/tertuju. Sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti pokok pangkal atau yang menjadi tumpuan, semuanya diarahkan atau dikumpulkan di/pada dan kepada.
1
Shadily, Hassan, 2003, An English-Indonesia Dictionary, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2
Poerwadarminta, 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta,
3
Lawson, Fred, 1981, Convention, and Exhibition Facilities, The Architectural Press Ltd, London,
4
Keputusan Menteri Perhubungan No. Sk. 85/07001/phb-78,
5
Salim, Peter, 1990, The Contemporary English-Indonesia Dictionary, Modern English Press, Jakarta,
Universitas Sumatera Utara
Aceh Convention Center (ACC) adalah sebagai pusat untuk melakukan pertemuan oleh sekelompok orang untuk bermusyawarah membicarakan semua permasalahan, gagasan atau informasi sambil belajar sekaligus menjadi tempat untuk kegiatan pameran, pertunjukan, pagelaran seni, pertemuan resepsi keluarga/HUT sebagai sarana penujang di Aceh yang bertempat di Banda Aceh. 2.1.1
Tinjauan Umum Convention Center
Aceh Convention Center yang direncanakan merupakan suatu wadah sarana fisik untuk menampung kegiatan konvensi, pertemuan formal atau non formal dan pameran baik skala regional, nasional maupun internasional. Kegiatan konvensi diawali dengan membentuk suatu kebutuhan untuk menginformasikan penemua-penemuan baru kepada pihak yang berkepentingan berhubungan dengan teknologi dan inovasi-inovasi baru di bidang sains dan sosial, pertigaan situasi politik dunia dan pertemuan antar negara.
Kegiatan konvensi bukan hanya sekedar pertemuan biasa namun merupakan gabungan dari kegiatan perjalanan dan rekreasi (wisata konvensi). Dewasa ini kegiatan konvensi berupa pertemuan bisnis, pengenalan penemuan baru, training dan lain-lain, yang pesertanya adalah usahawan atau kelompok dan keluarga.
2.1.2 −
Jenis-jenis/kelompok kegiatan konvensi 6:
Konferensi Konferensi adalah kegiatan pertemuan secara formal antara suatu kelompok organisasi profesi untuk bertukar fikiran mengenai masalah organisasi, operasional, kenyataan yang terjadi atau informasi-informasi terbaru. Kegiatan pertemuan yang bersifat interaktif, pembicaraab atau pembahasan timbal balik setiap peserta dapat berbicara langsung dari tempat duduknya. Lama kegiatan minimal selama enam jam, dengan pembahasan masalah-masalah besar kemudian dilanjutkan dengan rapatrapat komisi yang biasanya diadakan lebih dari satu hari, maka akan membutuhkan tempat yang relatif dekat dengan penginapan atau bahkan menyediakan penginapan. Pengaturan interior untuk konferensi yaitu meja diatur menurut pola lingkaran, setengah lingkaran, atau bahkan persegi. Untuk suatu konferensi yang besar dengan jumlah peserta lebih dari 150 orang menggunakan lantai bertrap, sehingga peserta yang duduk di belakang dapat mengikuti kegiatan dengan baik.
6
Lawson, Fred, 1981, Convention, and Exhibition Facilities, The Architectural Press Ltd, London.
Universitas Sumatera Utara
−
Kongres Merupakan kegiatan pertemuan berupa diskusi untuk menyelesaikan beberapa masalah. Kongres merupakan jenis kegiatan pertemuan besar yang bersifat formal untuk bertukar informasi, mencari pemecahan terhadap permasalahan yang diajukan. Ruangan harus mampu menampung peserta dalam jumlah yang besar apalagi bertaraf internasional. Untuk penyusunan kursinya, biasanya disusun seperti kursikursi teater.
−
Forum Merupakan kegiatan diskusi yang menyanggah sebuah pendapat, dimana pesertanya dari bidang yang berlainan. Disini para peserta bebas untuk berpartisipasi.
−
Seminar Merupakan kegiatan tatap muka antara orang-orang yang telah memiliki pengalaman untuk melakukan diskusi dan membahas masalah serta membagi pengalaman antar peserta.
−
Simposium Merupakan kegiatan diskusi untuk membahas suatu persoalan dari berbagai sudut pandang dengan melakukan interaksi tanya jawab dari seorang ahli dalam bidangnya dengan peserta yang terlibat. Diskusi ini kadangkala meminta pendapat dari seorang ahli terlebih dahulu sebelum dilempar kepada peserta, melalui diskusi ini akan menghasilkan perbandingan pandangan paham serta titik-titik pokok dari suatu masalah.
−
Workshop Merupakan kegiatan untuk membahas suatu masalah secara bersama-sama antar kelompok peserta dan melatih satu sama lain sehingga setiap peserta akan mendapat pengetahuan, keahlian, dan wawasan mengenai hal-hal yang baru.
−
Panel Merupakan kegiatan tanya jawab atau diskusi antara dua atau lebih kelompok peserta sambil mengeluarkan pendapat masing-masing dan dipimpin oleh seorang moderator.
Universitas Sumatera Utara
−
Lecture Presentasi yang bersifat formal, dibawakan oleh seorang ahli dan diikuti dengan sesi tanya jawab.
−
Institusi/lembaga Merupakan kegiatan untuk membahas dan mendiskusikan persoalan dari berbagai sudut pandang antara beberapa orang. Kegiatan ini dibuat sebagai pengganti pendidikan formal untuk staff suatu perusahaan.
−
Kolokium Sebuah program kegiatan dimana peserta menentukan sendiri topik yang akan didiskusikan, pembimbing akan memberi gagasan atau masukan mengenai topik tersebut.
−
Lokakarya Kegiatan pertemuan yang dihadiri oleh sekelompok orang untuk mengadakan penelitian, pembahasan, dan bertukar pendapat mengenai masalah tertentu.
Direktorat Jenderal Pariwaisata, Departemen Jenderal Pariwisata dan Telekomunikasi mengklasifikasikan kegiatan konvensi berdasarkan penyelenggaranya, yaitu: −
International Organization / Organisasi Intenasional Merupakan kegiatan konvensi yang dihadiri oleh para peserta sebagian besar atau keseluruhannya yang merupakan anggota dari organisasi yang bernaung di bawah organsasi internasional, seperti : PBB (UNESCO, UNICEF, ILO), OPEC, dan lain-lain.
−
Association Convention / Rapat Asosiasi Pertemuan yang biasanya diselenggarakan oleh suatu asosiasi profesi baik tingkat nasional, regional, maupun internasional, seperti : •
Pertemuan dari Ikatan Dokter Indonesia se-Indonesia
•
Pertemuan dari Ikatan Ahli Penyakit Dalam se-Asia Pasifik
•
Pertemuan dari Asosiasi LNG se-dunia
Universitas Sumatera Utara
−
Incentive Programm Pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan besar atau support system. Para peserta adalah distributor khusus dari perusahaan atau Support System tersebut, yang bisa meningkatkan produktifitas perusahaan, program ini sering disebut Motivator ravel Program.
−
Commpany / Coorperate Event Pertemuan yang umumnya berupa rapat oleh anggota direksi, seminar bagi distributor, pertemuan antar distributor, atau rapat divisi.
−
Trade Fair / Exhition atau Pameran Bisa disebut juga Trade Show yang artinya bagian dari promosi bisnis perdagangan yang menuntut standar tinggi untuk memamerkan produk spesial, seperti penjualan dan produk launching (Lawson, 1981). Sedangkan pameran suatu kegiatan produksi barang dan jasa yang menunjang kemajuan dan peningkatan perkembagan perekonomian perusahaan. Sebagai media promosi yang paling efektik untuk menyampaikan informasi tentang produk baru untuk menciptakan trend baru pada masyarakat melalui riset dan persiapan yang matang membuat pameran dapat diterima
sebagai
pusat
informasi
produk
terbaru.
Pameran
yang
dapat
diselenggarakan secara nasional seperti Jakarta Fair, regional seperti Asean Fair, dan yang bersifat Internasional seperti Osaka Fair, Hanoover Fair, dan Leipzig International Fair. Kegiatan konvensi juga merupakan salah satu klasifikasi motif dan tipe wisata 7: −
Wisata konvensi Banyak pertemuan-pertemuan nasional maupun internasional untuk membicarakan bermacam-macam
masalah,
seperti
kelaparan
dunia,
pelestarian
hutan,
pemberantasan penyakit tertentu dan sebagainya. Banyak masalah yang sifatnya global, akan tetapi memerlukan kerjasama internasional, demikian juga mengenai keahlian. Semua keahlian dewasa ini adalah hasil akumulatif jerih payah ahli-ahli sebelumnya dari seluruh dunia, barang siapa mengisolasikan diri pasi ketinggalan, maka banyak kontak internasional, baik secara pribadi maupun dalam rangka organisasi keahlian. Dalam hubungan seperti maka ini banyak diselenggarakan konferensi, wisata yang ditimbulkan oleh konferensi tersebut
7
Soekardijo, R. G. 1997, Anatomi Pariwisata, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Universitas Sumatera Utara
dinamakan wisata konferensi (conference tourism). Bila konferensi diadakan antara ahli-ahli seprofesi, maka perjalanan wisata yang timbul juga disebut wisata profesi (profession tourism).
Dalam hal ini ada kecenderungan untk membuat wisata profesi yang berupa seminar, simposium atau lokakarya itu menjadi usaha bisnis. Ada lembaga-lembaga yang pertemuan-pertemuan tersebut dengan maksud mencari untung sebagai suatu usaha bisnis. Penyelenggaraannya tidak hanya secara insidental, akan tetapi secara terencana dan dijadwalkan dengan mengingat waktu para ahli yang bersangkutan. −
Wisata bisnis Bisnis merupakan dalam motif wisata bisnis, banyak hubungan terjadi antara orangorang bisnis, seperti kunjungan bisnis, pertemuan-pertemuan bisnis, pekan raya dagang baik besar maupun kecil dan sebagainya. Semuan peristiwa itu mengundang kedatangan orang-orang bisnis, baik dari dalam maupu dari luar negeri. Bila pekan raya dagang, pameran bisnis dan sebagainya itu diselenggarakan dengan baik dan berhasil, dampaknya pada arus kedatangan wisatawan akan terus terasa dalam waktu lama.
Kegiatan konvensi seperti yang telah dijelaskan diatas akan menberi dampak positif bagi pembangunan dan kepariwisataan: −
Dapat meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya, pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya;
−
Memperkenalkan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia;
−
Meningkatkan persaudaraan atau hubungan nasional/internasioanal.
2.1.3
Kegiatan Konvensi Non formal
Sebuh gedung Convention tidak pernah terlepas dari fungsi kegiatan pameran (exhibition). Pamera (Exhibition), yaitu ruangan yang disediakan untuk kegiatan memamerkan, pertunjukan suatu produk terbaru atau lainnya, seperti barang dan jasa, atau pameran seni kepada masyarakat.
Kegiatan non formal lainnya seperti pertunjukan atau pagelaran karya seni seperti seni tari, musik atau perfomance yang menjurus kearah hiburan kepada sekelompok penonton
Universitas Sumatera Utara
yang berminat untuk memenuhi batiniah. Interior untuk kegiatan seperti ini susunan tempat duduknya mengelilingi arena atau stage.
Untuk kegiatan pertemuan silaturahmi, resepsi pernikahan, HUT dan lain-lain, yang merupakan pertemuan antara sahabat secara informal yang bertujuan untuk merayakan atau memperingati suatu pristiwa penting. Dewasa ini kegiatan seperti ini lebih banyak diperingati dengan berdiri (standing party), sehingga dapat menampung lebih banyak pengunjung atau sistem penjamuan (Banquet). Kegiatan bersifat formal dan biasanya berlangsung tidak lebih dari empat jam, hal yang perlu diperhatikan untuk kegiatan seperti ini adalah kemudahan pencapaian kendaraan langsung menuju entrance bangunan untuk keperluan upacara yang menjadi bagian dari kegiatan. 2.1.4
Kegiatan penunjang
Kegiatan penunjang merupakan kegiatan yang berfungsi untuk menunjang kelancaran pengoperasian kegiatan convention, yaitu kegiatan pengelolaan, sistem manajemen / teknis bangunan dan kegiatan lain yang berfungsi untuk menghidupkan mobilitas manusia pada bangunan. 2.2
LOKASI PROYEK
Berikut ini akan dibahas tentang uraian deskripsi dan tinjauan lokasi proyek. 2.2.1
Studi Literatur
Aceh yang terletak di bagian paling barat gugusan kepualauan Nusantara, menduduki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebuadayaan yang menghubungkan Timur dan Barat sejak berabad-abad lampau. Aceh sering disebut sebagai tempat persinggahan para pedagang Cina, Eropa, India dan Arab, sehingga menjadikan daerah Aceh pertama masuknya budaya dan Agama Islam di Nusantara.
Berdasarkan catatan sejarah, Aceh adalah sebagai tempat pertama masuknya agama dan kerajaan Islam di Indonesia, yaitu Peureulak dan Pasai. Kerajaan yang dibangun oleh Sultan Ali Mughayatsyah dengan ibukotanya Bandar aceh Darussalam (Banda Aceh sekarang) lambat laun bertambah luasnya wilayah yang meliputi sebagian besar pantai Barat dan pantai Timur Sumatera hingga ke Semenanjung Malaka. Kehadiran daerah ini semakin bertambah kokoh dengan terbentuknya kesultanan Aceh yang mempersatukan
Universitas Sumatera Utara
seluruh kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di daerah itu. Dengan demikian kesultanan Aceh mencapai puncak kejaannya pada permulaan abad ke-17, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Pada saat itu pengaruh agama dan kebudayaan islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan Seuramo Mekkah (Serambi Mekkah). Namun keadaan ini tidak berlangsung lama, karena sepeninggalan Sultan Iskandar Muda para penggantinya tidak mampu mempertahankan kebesaran kerajaan tersebut. Sehingga kedudukan daerah ini sebagai salah satu kerajaan besar di Asia dan besarnya semakin rosot dan mulai dimasuki pengaruh luar.
Gambar 2.1 Peta Indonesia dan Nanggroe Darussalam Sumber: www.google.com/peta NAD.html
Daerah yang sekarang lebih dikenal dengan nama ”Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam” dengan luas daerah 57.365,57 km2 dan jumlah penduduk 4.084.586 juta jiwa. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dibagi dalam 21 Kabupaten, 6 Kotamadya yang terdiri dari 216 kecamatan, 642 mukim dan 5.750 desa serta 112 kelurahan. Kabupaten yang terdapat di NAD saat ini, yaitu Kabupaten Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Tamiang, Nagan Raya, Aceh Jaya, Bener Meriah, Banda Aceh, Sabang, Langsa, dan Lhokseumawe 8.
8
BPS Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Aceh dalam Angka 2006, Banda Aceh,
Universitas Sumatera Utara
Tinjauan Kota Banda Aceh −
Gambaran Secara Umum Kota Banda Aceh
Dalam kedudukannya sebagai Ibukota Provinsi, maka Banda Aceh mengemban fungsi utama sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat sosial budaya serta pusat politik dalam wilayah Proinsi Nanggrioe Aceh Darussalam. −
Kondisi Geografis9
Letak Geografis Kota Banda Aceh terletak antara 050 16’ 15” – 050 22’ 16” LU dan 950 16’ 15” – 950 22’ 35” BT, ketinggian rata-rata diatas permukaan laut 0,80 meter, dengan luas wilayah 61,36 km2. Batas-batas wilayahnya, yaitu: •
Utara
:
Selat Malaka, setelah melewati Selat Malaka dari Kota Banda Aceh dapat ditemui Pulau We dengan Ibu Kota Sabang.
•
Selatan
:
Kecamatan Darul Imarah dan Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar,
•
Timur
:
Kecamatan Barona Jaya dan Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar,
•
Barat
:
Samudera Indonesia
Kota Banda Aceh terdiri dari 10 kecamatan, 70 desa dan 20 kelurahan. Kecamatan yang berada dikota Banda Aceh yaitu kecamatan Meuraxa, Jaya Baru, Banda Raya, Baiturrahman, Lueng Bata, Kuta Alam, Kuta Raja, Syiah Kuala dan Ulee Kareng.
Gambar 2.2 Peta NAD dan Banda Aceh Sumber: www.google.com/peta NAD.html 9
BPS Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh Dalam Angka Tahun 2006, Banda Aceh,
Universitas Sumatera Utara
−
Kondisi Demografi
Pasca Tsunami jumlah penduduk Kota Banda Aceh berkurang sekitar 27% dari total jumlah penduduk Banda Aceh 263.668 jiwa menjadi 192.194 jiwa. Tabel 2.1 Jumlah penduduk Kota Banda Aceh pra dan pasca Tsunami. Kecamatan
Jumlah Penduduk Pra Tsunami Pasca Tsunami 37.449 36.783 55.062 43.113 31.218 5.657 35.514 42.779 18.360 18.254 20.217 5.122 19.071 19.015 22.005 11.384 17.510 17.388 263.668 192.194
Baiturrahman Kuta Alam Meuraxa Syiah Kuala Lueng Bata Kuta Raja Banda Raya Jaya Baru Ulee Kareng Total
Jumlah Pengungsi 5.052 23.971 867 6.411 5.229 230 9.451 6.163 8.126 65.500
Sumber: Visi, Misi dan Arah Pembangunan Banda Aceh, Situs Resmi Pemerintah Kota Banda Aceh, HTKL file, diakses pada 2 Februari 2009,
−
Kondisi Klimatologi: •
Temperatur rata-rata bulana berkisar antara 25,0 0C – 33,0 0C, temperature tertinggi mencapai 33,0 0C – 37,0 0C
•
Tekanan udara 1011,8 – 1008,5 mb
•
Kelembaban berkisar dari 81 – 91 %
•
Curah hujan rata-rata 2.345 mm/tahun
Untuk lebih rincinya dijelaskan pada table 2.1 sampai table 2.3, berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun Klimatologi Indrapuri Aceh Besr tahun 2003-2008. Tabel 2.2: Rata-rata Temperature/Suhu Udara (0C) Banda Aceh Tahun 2003-2007 Termperatur/Suhu udara (0C) Tahun
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
2003 1 26,4 26,5 27,0 27,6 28,0 27,7 27,0 26,9 26,1
2004 2 25,5 26,0 26,9 27,2 26,9 26,6 26 27,3 25,3
2005 3 26,3 26,4 25,5 25,9 27,2 27,3 25,9 25,5 26,2
2006 4 25,8 26,4 26,3 25,5 26,9 25,9 27,7 27,2 25,3
2007 5 25,9 26,2 25,9 25,8 26,4 26 25,8 26,8 26,2
2008 6 26,0 26,0 25,8 27,0 27,0 27,1 26,8
Universitas Sumatera Utara
Oktober November Desember Rata-rata
26,1 26,3 26,5 26,8
26 24,9 24,1 26,0
26,6 25 25,9 26,1
26,1 24,9 26,1 26,4
26,1 26,1 25,5 26,0
Sumber: Stasiun Klimatologi Indra Puri Aceh Besar, tahun 2008
Tabel 2.3: Rata-rata Kelembaban Udara Tahun 2003-2007 Tahun/Bulan Kelembaban (%) (1) (2) 2003 84 2004 84 2005 85 2006 86 2007 Januari 90 Februari 78 Maret 52 April 77 Mei 88 Juni 85 Juli 83 Agustus 90 September 82 Oktober 88 November 87 Desember 88 Rata-rata 82 Sumber: Stasiun Klimatologi Indra Puri Aceh Besar,2008
Rata-rata kelembaban setiap harinya/jam yaitu: −
07.00 WIB
:
90 %
−
13.00 WIB
:
65 %
−
18.00 WIB
:
70 %
Tabel 2.4: Arah Angin Terbanyak dan Kecepatan Angin Rata-rata di Banda Aceh Tahun 2007. Bulan Arah Angin Terbanyak Kecepatan Angin Ratarata (Knot) (1) (2) (3) Januari Timur 10 Februari Timur 10 Maret Timur 8 April Timur 9 Mei Barat Daya 11 Juni Barat Daya 9 Juli Barat Daya 11 Agustus Barat Daya 13 September Barat Daya 11 Oktober Selatan 9 November Timur 9 Desember Timur 10 Jumlah/total 10 Sumber: Stasiun Klimatologi Indra Puri Aceh Besar,2008
Universitas Sumatera Utara
−
Kondisi Klitologi
Kondisi tanah yang umumnya terdapat di Kota Banda Aceh secara umum dan khususnya di daerah pesisir ini didomonasi oleh jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) dan Regosol dengan tekstur tanah antara sedang sampai kasar. Sebagai hasil erosi partikelpartikel tanah diendapkan melalui media air sungai atau aliran permukaan pada daerah rendah.
3.2.2
Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek
Dalam memilih lokasi terdapat beberapa kriteria, karena fungsi bangunan yang direncanakan merupakan bangunan komersil yang bersifat publik dan berskala kota. Tabel 2.5: Kriteria Pemilihan Lokasi No Kriteria Pemilihan Lokasi 1 Tinjauan terhadap arsitektur kota
2
Pencapaian
3
Area pelayanan
4
Persyaratan lain
Keterangan Lokasi yang dipilih berada di kawasan pusat pemerintahan dan dekat dengan pusat kota maupun sub pusat kota, dengan pertimbangan komersil dan berskala kota. Lokasi harus dapat dicapai dari berbagai arah dan dengan segala alternatif (kendaraan umum, pribadi, pejalan kaki). Lokasi memiliki area pelayanan ±1 km dari berbagai fasilitas seperti bank, tempat ibadah, pasar, kantor dan lain-lain. Lokasi harus jelas kepemilikannya, terkait dengan pembebasan lahan, potensi dan peraturan yang berlaku.
Berdasakan beberapa studi banding dan beberapa literature yang ada, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebuah Convention Center adalah lokasi yang memiliki sarana infrastruktur jalan raya yang dapat menampung kapasitas besar. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas seperti pertemuan baik formal maupun non formal, pameran, konser atau performance dan lain sebagainya, yang dapat mendatangkan pengunjung dalam jumlah banyak, sehingga tidak menimbulkan simpul kemacetan ketika acara sedang berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3
Alternatif Pemilihan Lokasi
Beberapa alternatif pemilihan lokasi perancangan yang berada di Jalan T. Nyak Arif dengan Jalan P. Nyak makam (site A), Jalan T. Nyak Arif dengan Jalan Mayjen T. Hamzah (site B), Jalan Mohammad Jam dengan Jalan Abdullah Rimba (site 3) yang ditunjukkan pada gambar 2.3. Berikut ini data-data yang diperoleh mengenai tiga alternatif lokasi site Aceh Convention Center.
Site A
Site B Site C
U Gambar 2.3 Peta Lokasi Site Sumber: BRR NAD, Peta Kota Banda Aceh, 2006,
Universitas Sumatera Utara
−
Lokasi A
U Gambar 2.4 Lokasi usulan tapak A di Kecamatan Kuta Alam Sumber: Bappeda Banda Aceh
Jl. T. Nyak Arif
Jl. P. Nyak Makam
Gambar 2.5 Foto udara site A Sumber: Bappeda Banda Aceh
Universitas Sumatera Utara
−
Lokasi B
U Gambar 2.6 Lokasi usulan tapak B di Kecamatan Blang Padang Sumber: Peta Banda Aceh
Jl. Mayjend T. Hamzah
Jl. T. Nyak Arif
Jl. H. Dimurtala Gambar 2.7 Foto Udara Site B Sumber: Bappeda Banda Aceh
Universitas Sumatera Utara
−
Lokasi C
U
Gambar 2.8 Lokasi usulan tapak C di Kecamatan Blang Padang Sumber: Peta Kota Banda Aceh
Jl. Abdullah Rimba
Jl. Muhammad Jam
Gambar 2.9 Foto udara site C Sumber: Bappeda Banda Aceh,
Universitas Sumatera Utara
Table 2.6: Penilaian Alternatif Lokasi Penilaian Kriteria Lokasi A Lokasi Tata guna lahan Pelayanan umum, perdagangan dan jasa, pendidikan dan permukiman.
Luas lahan
3 25.000 m2 (2.5 ha)
Pemilik
Pemda
3
Citra lingkungan
3 Positif pelayanan umum, perkantoran, pendidikan dan komersial 3 Sangat strategis
Strategis
Pencapaian
Sirkulasi
Aksesibilitas
Potensi lahan
Lokasi C
Bisnis, perkantoran, pemukiman
Bisnis, Tempat ibadah, pemukiman
3 12.800 m² (1,2 ha)
3 10.000 m² (1 ha)
2 -
2 Pemda
Positif untuk perdagangan perkantoran.
jasa, dan
3 Sangat strategis
3 Positif untuk perdagangan perkantora
jasa, dan
3 Sangat strategis
3 Sangat mudah diakses dan dicapai
3 Mudah dicapai diakses
3 Kendaraan roda empat, roda dua pejalan kaki Kendaraan pribadi, kendaraan umum dan pejalan kaki
2 Kendaraan roda empat, roda dua dan pejala kaki Kendaraan pribadi, kendaraan umum dan pejalan kaki
1 Kendaraan roda empat dan roda dua.
3 Sangat bising
3 Sangat bising
2 Cocok untuk bangunan perkantoran dan komersial
1 cocok dijadikan tempat bisnis
1 cocok dijadikan tempat bisnis
3 26
2 19
2 20
3 Kebisingan
Lokasi B
Bising
Total penilaian
dan
2 Sulit diakses karena satu arah
Kendaraan pribadi, kendaraan umum dan pejalan kaki
Sumber: hasil olah data lapangan
Keterangan: 3 = Sangat baik 2 = Cukup baik 1 = Kurang baik
Berdasarkan penilaian potensi kawasan terhadap 3 alternatif lokasi yang dapat dilihat pada table 2.6, dengan berbagai pertimbangan atas dasar kriteria pemilihan lokasi proyek maka lokasi A yang terletak di Jl. T. Nyak Arif dengan Jl. P. Nyak Makam, Kecamatan Kuta Alam yang paling sesuai dijadikan sebagai Site Plan Aceh Convention Center dengan beberapa alasan:
Universitas Sumatera Utara
−
Lokasi sangat strategis yang berada pada sub pusat kota yang berdekatan dengan area fasilitas lainnya.
−
Lokasi berada pada kawasan campuran, seperti pelayanan umum, jasa dan perkantoran.
−
Lokasi berdasarkan informasi terkait akan direncanakan sebuah tempat pertemuan, mall dan kantor.
− 3
Lokasi mudah dikenal oleh masyarakat. Kondisi Eksisting Lokasi Proyek
9
1
2
U
5 6 10
7 8
4
3
Gambar 2.10 Foto udara lokasi site Sumber: Bappeda Banda Aceh
Universitas Sumatera Utara
Batas Utara
Batas Selatan
Kantor Gubernur NAD
SMK 3 Banda Aceh
1
3
Jalan T. Nyak Arif
SMEA Banda Aceh
2
4
Batas Timur
Batas Barat
Jalan P. Nyak Makan
Lahan kosong milik PDAM
5
7
Universitas Sumatera Utara
Kantor KB dan Kantor BRR
PDAM Tirta Daroi
6
8
Kondis site saat dari Jl. T. Nyak Arif
Kondis site saat dari Jl. P. Nyak Makam
9
10
Gambar 2.11 Lokasi dan suasana site Sumber: Dokumen pribadi, hasil survei lapangan
3.1
Deskripsi Proyek
−
Kasus proyek
:
Aceh Convention Center
−
Tema
:
Arsitektur High-Tech
−
Lokasi proyek
:
Jl. T. Nyak Arif - Jl. P. Nyak Makam, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, NAD
−
−
Batas-batas tapak •
Utara
:
Jl. T. Nyak Arif
•
Selatan
:
SMEA dan SMK 3
•
Timur
:
Jl. P. Nyak Makam
•
Barat
:
Lahan kosong dan PDAM Tirta Daroi
:
Pemerintah daerah Kota Banda Aceh
Pemilik
Universitas Sumatera Utara
−
Pemilik Dana
:
Pemerintah daerah Kota Banda Aceh yang bekerja sama dengan pihak swasta
−
Status proyek
:
Fiktif
−
Luas lahan
:
± 20.000 m2 (2 Ha)
−
KDB •
Jl. T. Nyak Arif
:
60 %
•
Jl. P. Nyak Makam
:
60 %
−
GSB
:
15,0 m
−
LLD (maksimum)
:
KDB x Luas lahan = 15.000 m2
3.2
TINJAUAN FUNGSI
Berikut ini akan dijelaskan tinjauan fungsi dari aspek pengguna, kegiatan, kebutuhan ruang dan persyaratan ruang. 2.4.1
Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
2.4.1.1 Kegiatan Utama
1. Pengunjung atau peserta Convention Center direncanakan dapat melayani semua pertemuan dengan skala regional, nasional sampai skala internasional, maka peserta yang akan datang terdiri dari peserta asing dan peserta lokal. Peserta ini berasal dari berbagai kalangan seperti ilmuwan, cendekiawan, partisipan dan masyarakat umum.
Peserta dalam suatu konvensi terdiri dari: −
Peserta biasa, yaitu perorangan atau wakil badan/instansi yang ikut serta secara aktif dalam pembahasan pertemuan tersebut
−
Penyaji, terbagi atas: •
Penyaji sambutan, yaitu pejabat atau atasan guna mengemukan pengarahan dan harapan tercapainya hasil pertemuan.
•
Penyaji pembawa acara, yaitu ahli yang telah dihubungi terlebih dahulu untuk mempersiapkan, menyusun dan mengemukakan suatu pandangan dan pemecahan dari masalah yang dibahas.
Universitas Sumatera Utara
−
Peninjau, yaitu perorangan atau wakil badab/instansi yang ikut serta secara pasif dalam pertemuan tersebut.
−
Konsultan, yaitu seorang ahli yang memberi konsultasi dari segi suatu permasalahan yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
2. Penyelenggara Memberi informasi menganai kegiatan pertemuan kepada para peserta dan mengadakan hubungan dengan perusahaan atau instansi yang terlibat dalam konvensi
3. Pengelola Mengelola dan mengatur semua jenis kegiatan dan jadwal kegiatan yang berlangsung dalam bangunan. Mengingat kepemilikan Pemda, dalam hal ini akan bekerjasama dengan pihak swasta agar tercapai tujuan yang diharapkan, pihak pengelola harus memegang peranan penting dalam mengatur strategi pemasaran yang ekektif dan pengaturan intensitas kegiatan yang berkesinambungan.
2.4.1.2 Kegiatan Pendukung
Selain kegiatan pertemuan disediakan juga fasilitas penunjang untuk memenuhi dan menghidupkan fasilitas gedung Convention, diantaranya yaitu restoran dan cafeteria, retail dan perkantoran. Vine Cledding, yaitu ruang terbuka yang hanya diatapi, yang didekor sesuai tuntutan kegiatan, misalnya acara resepsi, seminar terbuka dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3.3
STUDI BANDING FUNGSI SEJENIS
3.3.1
Tiara Convention Center
Tiara Convention Center merupakan salah satu tempat yang paling sering dipergunakan oleh masyarakat Medan untuk mengadakan pertemuan, seminar, rapat, resepsi, konser musik, pameran dan acara lainnya, merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh Hotel Tiara Medan.
Gambar 2.12 Tiara Convention Center Sumber: www.googlo.com/tiara. html
Tiara Convention Center terdiri dari 5 ruangan utama, yaitu : −
Balai Raya Balai raya merupakan ruang utama untuk kegiatan seperti pertemuan, resepsi,
pertunjukan
musik,
pameran dan ain-lain. Pada ruangan ini interiornya
seperti perletakan
kursinya tidak pemanen, sehingga bisa disesuaikan menurut keperluan konsumen. Ukuran ruang balai raya, 48 m x 28 m x 27 m. Gambar 2.13 Balai raya Sumber: www.google.com/tiara.html
Universitas Sumatera Utara
−
Balai Citra, sering digunakan sebagai banquet hall, ukuran ruang 17 m x 23 m.
−
Balai Wara, ukuran ruang 9 m x 18 m.
−
Balai Duta, ukuran ruang 9,6 m x 9 m.
−
Balai Tama, ukuran ruang 7,2 m x 9,5 m.
3.3.2
Monona Terrace Convention Center Madison, Wisconsin
Arsitek
: Frank Lyod Wright
Jenis bangunan
: Konvensi dan eksibisi
Merupakan
inspirasi
Frank
Lyod
Wright,
bangunan ini didesain tidak hanya untuk pertemuan
dengan
jumlah
peserta
yang
banyak, pameran, dan pertemuan industri, tapi juga
dilengkapi
dengan
kemudahan
aksesbilitrasi dan civic enjoyment. Monona Terase
Convention
Center
berlokasi
di
Madison, Wisconsin. About Monona Terrace Convention Center: −
250,000 square-foot, five-level facility, extending 90 feet over Lale Monona
−
37.200
square-foot
Exhibition
Hall,
accommodating 212 10’ x 10’ booths, seats 3,300 for concerts and 2,000 for banquets. −
13,524 square-foot Madison Ballroom, seating 1,400 theater style and 808 fr banquet round of 8.
−
Gambar 2.14 Monona Terrace Convention Center Sumber: www.google.com/Monona Terrace - State of the Art Meeting and Exhibition Facilities.htm
5,540 square-foot Lecture Hall, seating 320 and 21 break-out rooms.
−
45,590 square-foot William T. Evju Roof
Top Garden, accommoding 3,043 for a
reception. −
Gender convertible resr room on Level 1 Lakeside. Ample rest room on all levels.
−
600 parking spaces.
Universitas Sumatera Utara
Nama Ruang
Multimedia Lecture Hall Ruang
ini
dilengkapi
dengan
multimedia,
dapat
berkomunikasi langsung dengan negara lain melalui hubungan satelit, yang terdiri dari 320 tempat duduk tipe teater.
Ball Room Ball
room
dengan
luas
14,000
ft2
yang
dapat
menampung lebih dari 1000 orang undangan makan malam, yang merupakan insprirasi Wrigh. Ruan ini bisa diatur sesuai tututan fungsi.
Pre-Function space Luas 16.000 ft2 yang meliputi ruang tempat registrasi, ruang informasi, lobby dan sebagai tempat untuk menunggu jadwal sidang berikutnya. Banyak ruangan pada bangunan ini didesan sebagai ruang publik dengan pemandangan kearah danau Georgeous.
Universitas Sumatera Utara
Meeting Space and Ball Room Memiliki luas 28.000 ft2 dengan ruang yang fleksibel.
Shope, Dome & Stairway
Roof Top Garden Roof top memiliki luas 28.000 ft2
Gambar 2.15 Interior Monona Terrace Convention Center Madison Sumber: www.google.com/Monona Terrace - State of the Art Meeting and Exhibition Facilities.htm
Universitas Sumatera Utara
3.3.3
Scottish Convention Center and Exhibition (The Armadillo)
Arsiitek
: Norman Foster
Lokasi
: Kingston
Jenis bangunan
: Convention and Exhibition Center
Konstruksi
: Struktur Cangkang
The Armadillo terletak di pinggir sungai Clyde, sebelah barat jembatan Kingston dan pusat kota. Bangunan ini dijuluki “The Armadillo” karena bentuknya diadopsi dari binatang bernama sama yaitu armadillo (trenggiling).
Bangunan ini mampu menampung 3000 orang untuk kepentingan pertemuan tingkat dunia. Bangunan ini terdiri dari auditorium, aula ekshibisi dan ruang seminar. Strukturnya terbuat dari cangkang yang dilapisi alumunium yang terpisah-pisah dan diatur secara bertimpa menciptakan bentuk yang unik pada skyline. The Clyde Auditorium secara teknis merupakan pernyataan seni.Kompleks bangunan secara keseluruhan seluas 25 Ha di mana di dalamnya termasuk kompleks ekshibisi, konferensi dan kompleks hiburan dengan arena berkapasitas 12.500 orang sementara The Armadillo sendiri merupakan bangunan tambahan yang dibuka tahun 1997.
Gambar 2.16 Tampak dan Perspektif The Armadillo Sumber: www.google.com/The armadilo Convention .htm
Universitas Sumatera Utara
Hall 1 375 tempat duduk
Hall 1 2.500 tempat duduk
Hall 2
Hall 3
Hall 4 8.200 tempat duduk
Hall 4 10.000 tempat duduk
Loch Suite Lomond Auditorium
Loch Suite Alsh
Loch Suite Lomond Auditorium
Gambar 2.17 interior dan fasilitas pertemuan Sumber: www.google.com/The armadilo Convention .htm
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 Jenis dan besaran hall SECC UKURAN HALL Halls Luas keseluruhan
1
2
3
4
5
775
2,315
5,095
10,065
4,105
Dimensions (metres) ( Panjang x Lebar )
27.9 x 22.6
51.3 x 44.2
82.1 x 59.7
115.4 x 81.6
81.6 x 44.5
Tinggi
90
9.0
9.0
20
14
Bentang lebar
no
yes
yes
yes
yes
5,000
10,000
4,000
Kapasitas tempat duduk Teater
375
2,500 Konser
Duduk
-
-
4,232
9,275
4,200
Duduk dan Berdiri
-
3,200
4,656
10,103
5,200
berdiri
-
3,600
5,852
10,000
5,000
Fungsi Lain Stage Area
-
12
50
35
12
Banqueting
300
1,000
2,500
6,000
2,000
Akses Pintu masuk pengunjung
1
1
2
3
2
Pintu masuk kendaraan
1
2
3
2
3
Sumber: : www.google.com/The armadilo Convention .htm
−
Ruang konser Pada ruangan konser, terdapat area yang didisain layanan khusus bagi orang yang memakai kursi roda.
−
Perjalanan dengan kereta Bila perjalanan dilakukan dengan kereta bawah tanah ke pusat Exhibition, terdapat lift yang akan mengantar ke lantai atas. terdapat suatu jalan yang kemudian akan mengantar pengunjung masuk langsung ke entrance timur dari SECC Building.
−
Medical Centre Fasilitas ini terdapat di tengah bangunan utama dekat dengan entrance Timur. Memiliki staff untuk penanganan serius jika terjadi kecelakaan yang selanjutnya memperoleh bantuan pertama.
−
Parkir Area parkir dipisah dalam tiga bagian berdasar akan area fungsi sejenis di dalam bangunan.
Universitas Sumatera Utara
Kasus Tiara Convention Center Monona Terrace Convention Center Madison, Wisconsin Scottish Convention Center and Exhibition (The Armadillo)
Kesimpulan Ruang pertemuan yang bervariasi yang sesuai dengan jenis kegiatan dan fleksibel. Bangunan yang sangat inspiratif yang menawarkan suasana didukung dengan fasilitas, dan ruang yang fleksibel Ruang pertemuan yang sangat bervariasi dan dibuat sefleksiibel mungkin
Kesimpulan: Sebuah Convention Center menuntuk ruang yang sefleksibel mungkin yang sesuai dengan jenis kegiatannya dan fasilitas pendukung yang memadai.
Universitas Sumatera Utara