BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini membahas mengenai distro yang merupakan salah satu industri kreatif yang bergerak dibidang kebutuhan sandang. Distro sendiri merupakan singkatan dari distribution store atau distribution outlet, mengacu pada hal tersebut distro dapat diartikan sebagai jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian atau diproduksi sendiri 1. Distro memiliki keunikan fashion tersendiri berbeda dengan kebanyakan industri fashion lainnya yang tumbuh subur di berbagai pusat perbelanjaan, secara umum distro merupakan usaha kreatif dalam sebuah toko kecil yang menjual pakaian-pakaian dari merek yang berbeda dan sama dengan nama distro. Kehadiran distro ditengah banyaknya pusat perbelanjaan, butik, olshop, 2 store merek, bahkan pasar pakaian bekas tertentu membuat masyarakat memiliki banyak pilihan untuk memuaskan permintaan masyarakat akan konsep pakaian yang tiada habisnya. Sebagai makhluk hidup yang beradab dan menjungjung nilai dan norma serta adat istiadat, pakaian bagi setiap personal masyarakat menjadi kebutuhan pokok disamping kebutuhan pangan dan sandang. 1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Distro_(pakaian) (diakses pada tanggal 3 Juni 2016 pukul 14.45)
2
Olshop adalah singkatan dari online shop yang melakukan transaksi jual beli melalui online.
1
Universitas Sumatera Utara
Awalnya kebutuhan sandang hanya mengacu pada pakaian terbuat dari kulit kayu dan kulit hewan yang diberdayakan manusia untuk digunakan menutupi tubuhnya untuk terlindung dari panas dan dinginnya cuaca alam 3. Berkembangnya zaman dari masa ke masa yang menghadirkan globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Globalization is a term that has, in many instances, come to replace the older and no less complex notion of “development” 4. Globalisasi menghadirkan inovasi dan kemudahan informasi yang memperbaharui gagasan mengenai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali aspek kebutuhan sandang manusia. Sebagai kebutuhan sandang manusia pakaian mengalami pembaharuan, pakaian tidak dipandang dari fungsionalitasnya saja melainkan segi estetikanya juga. Pada awal pakaian yang berasal dari kulit hewan dan kulit kayu dengan peralatan dan keahlian membentuk kulit tersebut untuk digunakan menutupi tubuh menghindari cuaca alam yang berubah. Kebutuhan dasar tersebut semakin berkembang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong lahirnya industri-industri mode pakaian untuk memproduksi pakaian yang dapat menunjang penampilan pengguna pakaian. Permintaan dan terdapat kebutuhan manusia yang tidak pernah puas, melahirkan desainer yang bekerja sama dengan industri pakaian memproduksi pakaian dengan fungsi yang berbeda sesuai kebutuhan konsumen. Pakaian yang bersifat formal dapat digunakan pada acaraacara formal, pakaian simpel yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari, dan 3
http://yuk–fashion.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-perkembangan-fashion.html?m=1 (diakses
pada tanggal 28 Maret 2016 pada pukul 20.30) 4
st
H. James Birx. 21 Century Anthropology. SAGE Publications, Inc: Mexico. 2010
2
Universitas Sumatera Utara
pakaian yang diproduksi untuk kebutuhan olahraga tertentu atau aktivitas diluar ruangan, sampai kepada pakaian yang dapat dijangkau oleh kalangan-kalangan tertentu pada pilihan budget besar yang menjamin kualitas untuk pakain mewah dan berasal dari merek ternama atau budget kecil untuk pakaian
menjamin
dengan kualitas seadanya dan merek yang tidak terkenal. Pada perkembangan fashion mencakup pakaian yang dapat memperindah tampilan tubuh seseorang sehingga terlihat menarik dilihat kalangan banyak sesuai naluri individu yang memiliki keinginan selalu diperhatikan. Pakaian dari ujung kepala sampai pada ujung kaki didesain untuk kemudian dikomersilkan melalui proses produksi pada industri mode atau pakaian. Banyak perusahaan yang berkembang dan memiliki merek yang telah mendunia dan sejak lama fokus pada produksi mode atau pakaian yang mengkhususkan pada suatu bidang yang memiliki keunggulan masing-masing, baik pada kenyamanan fungsi atau pada desain yang diproduksi. Nike, Adidas, Puma, Umbro, Diadora, New Balance, Specs, League, Macron, Lotto, Mizuno, Asics, Joma, Eureka, Kappa, Reebok, adalah sederet perusahaan yang fokus pada olahraga sepakbola, basket, volley, dan olahraga lari. Terdapat Volcom, Hurley, Oakley, Stussy, Quicksilver, Ripcurl, Billabong, Roxy, fokus pada olahraga surfing. Atau Huf, The Hundrends, Diamond, Airwalk, Vans, Macbeth, Atticus, Famous, Converse, Dickies, Juice Matic, DC fokus pada kegiatan urban street semisal sepeda bmx, skateboard, musik dengan ragam genre. Dan merek Zara, H&M, Gucci, Polo, Piere Cardin, Mango, Lacoste, Hush Puphies, Louis Vuitton, Fossil, Timberland, Calvin Klein, Prada, GEOX, Pedro, sederet merek yang fokus pada gaya formal sampai casual.
3
Universitas Sumatera Utara
Merek tersebut adalah deretan merek yang terkenal sampai ke Indonesia dan menghiasi pusat perbelanjaan di Indonesia. Merek tersebut menjadi kiblat pada industri pakaian di Indonesia, merek tersebut tumbuh subur menghiasi masyarakat Indonesia. Toko resmi berdiri dibeberapa kota di Indonesia atau membaur dengan megahnya pusat perbelanjaan yang menyediakan lahan bagi merek- merek luar negeri dan dalam negeri yang mempunyai kemampuan modal yang kuat untuk menyambut datangnya konsumen yang memiliki kebutuhan untuk tampil dengan gaya pakain tertentu sesuai keinginan konsumen. Kalangan konsumen di Indonesia dengan budget menengah keatas menjadi peminat belanja di pusat perbelanjaan dengan merek yang sudah memilki nama. Mengacu pada konsep pakaian yang berbeda-beda, fashion hadir dengan menyediakan lahan untuk konsumen yang lapar akan keindahan fashion. Indonesia sendiri banyak terdapat tempat-tempat pemenuhan kebutuhan akan fashion, salah satunya adalah distro. Fashion yang ditawarkan dari sebuah distro memilki penggemarnya tersendiri di masyarakat, distro menawarkan fashion yang dapat menggolongkan masyarakat kepada kelompok golongan atau komunitas yang memiliki minat yang sama, ataupun konsep pakaian dijadikan sebagai trend5 masyarakat untuk berpakain bahkan menjadi citra diri seseorang untuk dilihat dikalangan masyarakat banyak. Trend pakaian yang selalu berubah dan merupakan kebutuhan pokok masyarakat memunculkan inovasi yang lahir dari kalangan masyarakat itu sendiri melihat peluang lahirnya sebuah industri kreatif. 5
Trend adalah keadaan dimana suatu hal sedang digemari atau sedang menjadi perhatian
kebanyakan orang.
4
Universitas Sumatera Utara
Industri kreatif yang bergerak lewat ide dan kreatifitas konsep pakaian untuk memenuhi permintaan masyarakat yang memiliki selera berbeda dalam konsep pakaian. Masyarakat dari kalangan konsumen rela meluangkan waktu dan tenaga bahkan finansial yang terbilang tidak sedikit demi mendapatkan kepuasan dengan memenuhi kebutuhan konsep pakaian yang tidak pernah habisnya. Secara personal masyarakat menjadi penonton dan ditonton dalam berpakaian, seseorang melihat konsep pakaian yang menjadi ciri khas dari seseorang dalam lingkungan masyarakat yang mendorong seseorang tersebut untuk berpakain sama atau memodifikasi konsep pakaian bahkan menciptakan konsep pakaian yang berbeda. Usaha personal tersebut menunjukan konsep pakaian dijadikan sebagai eksistensi untuk menunjukkan karakter seseorang ketika berpakaian dengan konsep pakaian tertentu di kalangan masyarakat. Fenomena permintaan masyarakat yang tidak pernah habisnya terhadap konsep pakaian menjadi peluang bagi kalangan masyarakat industri kreatif yang mengembangkan usaha yang bergerak di industri pakaian dengan menghadirkan lahan pemenuhan berbelanja pakaian, salah satunya distro. Distro sebagai salah satu industri kreatif menjadi lahan untuk masyarakat memilih konsep pakaian yang mereka inginkan. Distro menyediakan produk-produk fashion mulai dari pakaian atasan seperti kaos, kemeja, sweater, dan kaos berkerah dengan klasifikasi model yang banyak. Pakaian bawahan terdapat celana jeans panjang dan pendek dengan desain model yang beragam, selain atasan dan bawahan terdapat juga sepatu dan tas serta aksesoris seperti topi, beanie atau kupluk,
5
Universitas Sumatera Utara
bracelet atau gelang, dompet, buff atau masker, ikat pinggang, kaos kaki, dan lainnya. Fashion yang berbeda-beda tergantung waktu memiliki trend atau gaya yang selalu mengalami perubahan. Banyak faktor yang mempengaruhi lahirnya sebuah trend konsep pakaian yang mempengaruhi kehidupan masyarakat sebagai pengguna atau pengkonsumsi wajib dari sebuah fashion yang menjadi kebutuhan pokok manusia. Distro sebagai lahan penyedia kebutuhan permintaan masyarakat akan konsep pakaian memiliki trend tersendiri yang membuat usaha industri kreatif ini berbeda dengan usaha pakaian sejenisnya. Distro dapat diidentikkan dengan menargetkan konsep pakaian untuk kalangan anak muda yang didominasi konsep pakaian casual 6, simpel dan elegan. Konsep pakaian yang ada di distro ada juga yang mengikuti sebuah aliran musik hingga hobi yang digemari kebanyakan kalangan anak muda, seperti skateboard 7sampai aliran musik tertentu. Sebagai salah satu lahan pemenuhan permintaan pakaian, distro berkembang pesat dikawasan perkotaan yang setiap harinya sibuk dengan masyarakat yang konsumtif. Jika diperkotaan banyak tumbuh subur pusat perbelanjaan yang lengkap dengan variasi barang yang diperdagangkan. Fashion menjadi salah satu komoditi yang banyak diperdagangkan di pusat perbelanjaan, berbagai store merek yang sudah memiliki konsumen dalam jumlah banyak 6
Casual adalah konsep pakaian yang digunakan sehari-hari, yang nyaman digunakan untuk
kegiatan apa saja tanpa tujuan. 7
Skateboard adalah suatu alat yang digunakan para skater untuk melakukan olahraga
skateboarding, pada umumnya terdiri dari suatu papan memanjang dengan 4 roda, dengan ukuran masing-masing bagian tergantung kepada medan yang akan digunakan.
6
Universitas Sumatera Utara
tumbuh subur menghiasi pusat perbelanjaan. Budaya konsumtif, tingginya gengsi untuk selalu tampil dengan gaya yang uptodate 8 atau terkini serta permintaan yang banyak dan tidak pernah habisnya dari masyarakat perkotaan membuat toko atau industri fashion berkembang pesat melahirkan store merek pakaian yang banyak dijumpain di pusat perbelanjaan suatu kota. Berkembangnya pusat perbelanjaan dengan banyaknya store pakaiannya yang ada tidak menjadi penghalang untuk masyarakat yang bergerak lewat sebuah indutri kreatif yang memasarkan barangnya lewat usaha kecil menengah seperti distro. Distro yang banyak berkembang dikota membuka lahan yang dapat dikunjungi dengan mudah layaknya mengunjungi kebanyakan toko dan tidak serumit ketika memasuki pusat perbelanjaan. Konsumen yang hendak berbelanja ke distro dapat dengan mudah menjumpai distro dipinggir jalan atau terpusat disuatu kawasan yang terdapat di suatu kota. Suatu kawasan yang dijadikan lahan berkumpulnya beberapa distro secara tidak langsung memperkenalkan kawasan tersebut menjadi pusat tempat berkumpulnya distro disuatu kota. Indonesia memiliki banyak kota besar dengan ciri khas masing masing, fashion menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari industri ekonomi kreatif. Berbagai model pakaian yang memiliki pelanggan tersendiri dari kalangan masyarakat banyak tumbuh subur di kota besar di Indonesia. Fashion di Indonesia identik dengan Kota Bandung yang dijuluki sebagai Paris Van Java 9 dan di Kota Bandung sendiri menjadi awal berdirinya 8
Uptodate adalah segala hal yang sifatnya terkini.
9
Paris Van Java merupakan julukan yang diberikan kepada Kota Bandung yang disamakan seperti
halnya Kota Paris yang dikenal masyarakat dunia sebagai kota fashion dan banyak masyarakat
7
Universitas Sumatera Utara
konsep distro pada sekitar tahun 1994 dengan hadirnya Reverse didirikan oleh Richard yang merupakan drummer Pas Band, kemudian ada Helvi dan Didit pada akhirnya mereka dikenal dengan Dxxxt sebagai tiga orang pendiri pertama Reverse 10. Selain Reverse sebagai pelopor lahirnya distro di Indonesia, Kota Bandung banyak menghadirkan distro yang mendiami beberapa kawasan di Kota Bandung sehingga menjadi salah satu destinasi wisata fashion bagi wisatawan domestik dan mancanegara jika hendak berkunjung ke Kota Bandung. Kota Bandung sebagai barometer perkembangan fashion di Indonesia menjadi kiblat untuk kota-kota besar lainnya di Indonesia membuat distro sebagai penyedia pakaian untuk kalangan anak muda yang berorientasi kepada ciri khas suatu komunitas maupun fashion yang mencirikan aliran band tertentu. Medan sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia turut menjadi lahan tumbuh suburnya distro dengan fashion yang berkiblat pada fashion distro di Kota Bandung sebagai tempat awal kelahiran distro di Indonesia. Distro di Kota Medan masih berkiblat pada distro di Kota Bandung serta merek yang berasal dari luar negeri yang tentunya sudah memiliki pasar dikalangan konsumen distro. Model fashion distro yang berbeda disetiap daerah dan menarik melihat fashion yang diandalkan atau yang menjadi ciri khas dari setiap distro yang berada dalam satu kawasan atau bahkan dalam satu kota menjadi sesuatu yang menarik dari luar Kota Paris sebagai ibukota Perancis untuk berbelanja dikota tersebut. Demikian halnya Kota Bandung yang merupakan salah satu kiblat fashion dengan banyaknya aktifitas indutri fashion diBandung yang dikunjungi dari berbagai negara tetangga Indonesia. 10
http://www.lacasacomics.com /2014/02/sejarah-dan-perkembangan-Distro-di.html?m=1
(diakses pada tanggal 6 Juni 2016 pada pukul 11.07)
8
Universitas Sumatera Utara
untuk diteliti. Sebagai salah satu UMKM yang bergerak dibidang perdagangan, dengan fokus bisnis pada usaha penjualan pakaian dan aksesoris yang dititipkan atau yang diproduksi sendiri 11. Berbagai macam distro berdiri disepanjang kawasan Jalan Dr. Mansyur dan Kawasan Jalan Halat dan biasanya distro di Kota Medan hadir bersamaan dengan adanya tempat-tempat nongkrong yang menarik konsumen dari kalangan anak muda. Sengaja atau tidak, distro di Kota Medan terpusat dan sangat familiar dengan kawasan Jalan Dr. Mansyur dan Kawasan Jalan Halat. Jika melintas sepanjang Jalan Dr. Mansyur mulai dari pintu empat Universitas Sumatera Utara sampai simpang Dr. Mansyur yang tembus ke Jalan Setia budi berjejer cafe-cafe dan distro serta UMKM lainnya. Ada banyak Distro yang dapat
dijumpai
sepanjang Jalan Dr. Mansyur, termasuk Snug x Raw, Victory, Box 19, Flangship mdn, Outlet Biru, Ckt, S.T.O.R.E, Rumah Sepatu, Dreamer, Scrabble, Kontjo Neo, LOCCAL Apparel, Rama Sport, Euphoria Rockstore, Ammunition, Ouval Research atau RSCH akan ditemukan berjejer dikiri dan kanan Jalan Dr. Mansyur. Untuk Jalan Halat sendiri, jika dilihat mulai simpang Jalan Halat hingga ke simpang Jalan A.R Hakim, ramai berjejer ragam kuliner, distro, boutique, warnet serta berbagai bisnis lainnya. Tercatat ada sekitar 29 distro, untuk yang pertama sekali dibuka adalah distro milik Rahmat dan Ijup yang bernama Kontjo 12. Kemudian ada X148, Gaul Khabe, Casablangka, Borneo, Byuse, Samurai, Blu 11
Diana Hasyim, “Kualitas Manajemen Keuangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi
Kasus pada Distribution Store (DISTRO) di Kota Medan)”, JUPIIS Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, Hal 107 12
http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/arsip/read/2012/02/19/70429/jalan-halat-dulu-
ditakuti-kini-disenangi/ (diakses pada tanggal 6 April pukul 23.09)
9
Universitas Sumatera Utara
Sky, HD & F Home, Sport ID, Sentral, Rock Line. Selain didua kawasan tersebut, tersebar diberbagai wilayah di kota Medan. Tisena, Akar bumi, Blue, D’vero, Bengkel, What’s, Presiden, Wad, Cafe, The Revolusion, Red Extreme, What East, Ontoy Brother, Buzz, Vectodrama, Cybercool adalah beberapa distro yang dapat dijumpai di Kota Medan. Kebutuhan akan penampilan dianggap sangat penting meskipun tidak terlalu mendesak. Fashion distro Kota Medan memiliki pasar tersendiri di kalangan anak muda yang menjadi target pemasaran pakaian, kawasan Jalan Dr. Mansyur menjadi salah satu yang familiar ditelinga anak muda Kota Medan sebagai pusat distro. Berbagai toko distro berderet di sepanjang jalan dengan konsep dari segi merek terutama yang terlihat jelas untuk konsumen. Distro di Kota Medan biasanya menawarkan percampuran produk pakaian dengan merek dagang sendiri, luar negeri dan merek lokal yang menawarkan pilihan barang dan desain yang beragam dan tentunya dengan jumlah terbatas. Selain itu harga produk yang ditawarkan beorientasi pada golongan masyarakat menengah. Keunikan yang ditawarkan distro dengan produk dan konsep pakaian yang dijual dengan jumlah tertentu (limited edition), yang memungkinkan produk pakaian akan jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan berfungsi untuk mempertahankan eksklusifitas produk dari distro 13. Selain itu, ciri khas yang ditampilkan memiliki kreatiftas tersendiri. Hal itu terlihat dari lingkungan distro dengan lahan yang kebanyakan tidak terlalu besar dan luas yang bisa disulap menjadi tempat berbelanja yang nyaman didukung dengan variasi desain toko 13
http://solop.co.id/kaos-Distro-itu-bisnis-paling-asyik-tau/ (diakses pada tanggal 1 April 2016
pukul 22.37)
10
Universitas Sumatera Utara
yang menampilkan graffiti 14 yang unik, foto-foto, maupun nuansa lampu dan alunan musik yang menambah keunikan distro itu sendiri. Distro dengan segala keunikan dan ketertarikan para konsumen untuk menjadikannya sebagai tempat pemenuhan keinginan untuk memenuhi gaya berpakaian
turut
serta
mempengaruhi
perkembangan
distro
yang
bisa
dikategorikan sangat pesat. Hal ini terbukti dengan perkembangan jumlah distro di Kota Medan yang diperkirakan berjumlah 100-an yang tersebar di Kota Medan 15. Semakin tumbuh pesatnya distro yang berada dalam satu
kota akan sangat
mempengaruhi kota tersebut mengalami budaya massa. Karena dengan mudahnya konsumen yang dapat menjangkau distro tanpa harus susah payah ketika berada pada suatu pusat perbelanjaan yang secara tidak langsung merupakan kawasan untuk kalangan masyarakat dengan taraf perekonomian kelas menengah keatas. Tantangan bagi pengusaha fashion distro yang menargetkan pasar usaha pada kalangan masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah untuk menarik masyarakat menggunakan fashion distro yang notabene merupakan usaha yang khas masyarakat Indonesia. Hadirnya distro dengan konsep toko yang berbaur dengan usaha bisnis lainnya pada lingkungan masyarakat, kenyamanan dan pelayanan yang diberikan tidak kalah dari pusat penyedia pakaian dengan fashion tertentu. Pakaian identik dengan kebutuhan manusia yang tidak ada pernah ada habisnya,
14
perkembangan
pakaian
dipengaruhi
oleh
perkembangan
ilmu
Graffiti adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis,
bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, symbol, atau kalimat tertentu. 15
http://www.hariansumutpos.com/arsip/Distro-rebut-pasar-pelajar-dan-mahasiswa?p=19217
(diakses pada tanggal 19 Maret 2016 pukul 19.43)
11
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan dan teknologi serta terdapat suatu peluang yang dimanfaatkan pihak tertentu sebagai sebuah peluang usaha pemenuhan kebutuhan pakaian manusia. Perkembangan dan peluang yang ada menciptakan munculnya konsep pakaian yang berbeda pada setiap waktu yang tidak tentu jangka waktu suatu konsep pakaian bertahan dalam lingkungan masyarakat dalam suatu wilayah bahkan secara global. Munculnya konsep pakaian dalam lingkungan masyarakat menimbulkan efek penggolongan masyarakat pada kalangan sosial tertentu, melalui konsep pakaian sesorang dapat menunjukkan kepada masyarakat sebuah identitas diri sampai citra diri gambaran seseorang dalam lingkungan masyarakat. Terdapat golongan masyarakat yang terikat dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan budaya yang terdapat dalam lingkungan individu berada, selain itu terdapat golongan masyarakat yang ingin bebas mengekspresikan diri tanpa terikat dengan aturan dan budaya yang berlaku, termasuk dalam hal ini konsep pakaian. Golongan masyarakat yang ingin bebas dalam mengekspresikan diri mereka melalui konsep pakaian yang dianut, model konsep pakaian ini adalah model konsep pakaian yang disebut streetwear 16. Filosofi bebas dan memiliki gaya seperti kebanyakan orang dijalanan, baik yang identik dengan kegiatan ekstrim tertentu atau genre musik tertentu yang berkembang dijalanan. Pada perkembangannya konsep pakaian ini banyak ditiru oleh individu yang berada pada kalangan anak muda, dengan usia yang sedang mencari jati diri. Kalangan 16
Streetwear adalah gaya khas fashion jalanan yang secara konstan dengan jenis pakaian yang umumnya berpusat pada pakaian casual, celana seperti jeans, t-shirt,, topi bisbol, dan sepatu kets. Gaya ini berakar dari budaya surfing dan skate di West Coast, dan telah berkembang mencakup unsure-unsur hiphop, street fashion Jepang, dan budaya haute modern.
12
Universitas Sumatera Utara
anak muda memiliki sifat yang mudah menerima perkembangan yang ada dan keinginan mencoba hal baru untuk mencari jati diri, dalam hal ini termasuk konsep pakaian. Indonesia berkembang dengan konsep pakaian streetwear melalui pengenal merek luar negeri terhadap olaraga ekstrim, seperti BMX, surfing, dan skateboard atau genre musik, seperti metal, rock metal, hiprock, death metal, hiphop, dan punk menjadi dasar produksi pakaian yang mendukung kegiatan tersebut. Banyak lahan yang bertindak sebagai produsen sampai pada pihak yang mendistribusikan pakaian tersebut. Untuk proses pendistribusian, Indonesia secara awam mengenal distro sebagai model usaha ekonomi yang mendistribusikan produk-produk fashion dari merek tertentu. Sebagai salah satu lahan penyedia produk pakaian yang hanya terdapat di Indonesia, distro tidak hanya sebagai model usaha ekonomi melainkan sebuah lahan penyedia produk pakaian yang memiliki model fashion tersendiri. Distro sebagai penyedia produk pakaian identik dengan sebuah toko, baik dengan ukuran besar sampai kecil dengan tujuan menjual produk pakaian distro. Sebagai lahan belanja buat konsumen, distro dihadapkan pada situasi model belanja secara elektronik yang dapat menjangkau berbagai wilayah di Indonesia. Pada satu sisi perkembangan ini membantu mengenalkan produk pakaian distro kepada kalangan masyarakat Indonesia yang dapat terjangkau melalui saluran elektronik, seperti media sosial internet instagram, facebook, sampai twitter yang menyediakan fitur tampilan foto. Perkembangan ini tentu semakin memudahkan
13
Universitas Sumatera Utara
masyarakat untuk mengenal fashion sebuah distro yang menyediakan produk pakaian. Selain strategisnya suatu lokasi distro, fashion yang mengacu pada model konsep pakaian yang dapat ditinjau dari segi motif, bentuk, serta warna yang ditawarkan oleh sebuah distro. Distro berkembang seiring arus globalisasi yang menghadapkan perkembangan teknologi informasi menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi pengusaha distro, termasuk pesatnya perkembangan online shop yang tentunya terdapat strategi untuk menghadapinya. Hal ini mendorong keinginan penulis untuk meneliti fashion distro. Sebagai seorang individu yang merupakan seorang mahasiswa dan tergolong pada kalangan anak muda Kota Medan, penulis melakukan penelitian pada salah satu pusat distro yang sudah awam pada kalangan anak muda Kota Medan untuk mengetahui model fashion yang ditawarkan oleh distro yang terdapat pada kawasan Jalan Dr. Mansyur.
1.2. Tinjauan Pustaka Fashion identik dengan pakaian atau busana, baik pakaian yang diproduksi dengan dengan desain model, bentuk, sampai motif atau hasil modifikasi dari beberapa jenis pakaian yang menghasilkan sebuah pakaian yang mengahasilkan sebuah konsep pakaian yang menjadi suatu fenomena yang berubah setiap waktu. Pakaian yang merupakan hasil cipta seorang manusia memiliki tampilan luar yang menjadi penerapan atas keinginan dari seorang individu untuk mencipakan bentuk pakaian yang sesuai dengan hasil pola pikir individu, dan menjadi hal yang membedakan dengan tipe pakaian yang sama. Seperti celana
14
Universitas Sumatera Utara
jeans, nama bahan dan jenis pakaian yang sama dapat menghasilkan banyak bentuk celana jeans, sebagai contoh celana skinny jeans yang memiliki potongan sempit dan melekat secara pas dikaki dari atas hingga bawah. Kemudian celana wide leg jeans yang memiliki potongan yang lebar mulai dari atas pada bagian bokong sampai kebawah tepat dimata kaki. Atau celana high rise jeans yang memiliki potongan tinggi atau high waist yang melekat pada bagian pinggang. Sebuah jenis pakaian bawahan atau celana dengan bahan jenis jeans dapat menghasilkan bentuk atau tampilan luar yang berbeda. Celana jeans sebagai salah satu produk pakaian merupakan bagian dari konsep pakaian dengan model atau tampilan luar celana jeans yang berbeda megikuti kebutuhan konsumen atau perkembangan fashion pada suatu waktu tertentu. Pakaian sebagai salah satu kebutuhan manusia merupakan hasil pemikiran manusia dalam sebuah karya yang digunakan pada awalnya untuk menutupi bagian tubuh manusia, selain menambah nilai estetika penampilan seseorang. Pakaian yang digunakan adalah golongan atasan, bawahan, sampai pada bagian aksesoris. Atasan misalnya terdapat jenis kaos, kemeja, jaket dengan klasifkasi masing-masing jenis. Pada bagian bawahan terdapat celana dengan jenis dan bentuk beragam sedangkan pada bagian aksesoris terdapat topi, ikat pinggang, tas, sepatu, gelang, kalung, anting, kacamata, kaos kaki dengan bentuk beragam. Pada awalnya jenis pakaian tersebut hanya sebatas kulit hewan dan kulit kayu yang didapatkan dari alam dari hasil berburu, dibentuk sedemikian untuk menutupi tubuh serta melindungi tubuh dari cuaca dan iklim. Seperti halnya Idi Subandy Ibrahim, dalam Budaya Populer Sebagai Komunikasi (2011:267),
15
Universitas Sumatera Utara
pakaian bisa melindungi kita dari cuaca yang buruk atau dalam olahraga tertentu dari kemungkinan cedera. Pakaian juga membantu kita menyembunyikan bagianbagian tertentu dari tubuh kita dan karenanya pakaian memiliki suatu kesopanan(modesty fuction). Jika melihat aspek fungsi pakaian digunakan manusi untuk melindungi tubuh dari perubahan cuaca dan iklim ekstrem ketika berada atau sedang beraktivitas baik dalam suatu ruangan atau ketika berada diluar ruangan. Fungsi pakaian dapat membantu seseorang untuk tidak mengalami gangguan dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi pada cuaca dan iklim yang berasl dari alam. Contohnya jaket yang merupakan bagian jenis pakaian yang digunakan seseorang yang berada dilingkungan cuaca dan iklim alam yang dingin untuk menjaga kehangatan pada tubuh pengguna jaket. Pakaian yang memiliki spesialisasi tertentu digunakan untuk aktivitas olahraga tertentu supaya dapat dengan leluasa bergerak dan terhindar dari cedera dalam suatu olahraga tertentu yang telah memiliki perlakuan khusus dari segi bentuk sampai bahan pakaian tersebut. Contohnya jersey pemain sepakbola yang dibentuk dari bahan yang dapat mengikuti bentuk tubuh seorang pemain sepakbola dengan tujuan memudahkan gerak seorang pemain sepakbola dalam mengolah bola dilapangan. Selain itu pakaian digunakan untuk menutupi bagian tubuh seseorang untuk lebih memantaskan diri dari segi kesopanan supaya dapat diterima dalam suatu lingkungan sosial. Contohnya celana dalam sampai celana panjang dan
16
Universitas Sumatera Utara
celana pendek merupakan sebagian dari jenis pakaian yang digunakan seorang pria untuk menutupi bagian aurat. Menurut Desmond Morris, dalam Manwatching: A Field Guide to Human Behaviour (1977), pakaian juga menampilkan peran sebagai pajangan budaya (cultural display) karena ia mengkomunikasikan afiliasi budaya kita (dalam Idi Subandy Ibrahim 2011: 267). Negara atau daerah menunjukkan identitas dan budaya melalui pakaian yang digunakan, sehingga masyarakat dapat mengetahui seseorang berasal dari negara atau daerah melalui pakaian yang digunakan. Sebagai contoh pakaian tradisonal dari Jepang, kimono. Pakaian lapis-lapis, ikat perut yang berat, ditambah gelungan rambut yang besar, dan sandal kayu kecil dan tinggi. Bagi wanita Jepang kimono adalah sebuah pakaian kehormatan, selain menunjukkan jati diri sebagai orang Jepang yang berkelas. Kimono sering digunakan dalam suatu upacara perayaan dan acara tertentu. Lewat pakaian seseorang dapat mengetahui identitas pengguna pakaian. Pakaian sebagai penanda seseorang yang dapat dilihat dari luar yang membuat kalangan banyak melihat dan menggolongkan seseorang pada bagian kultur tertentu. Keindentikan dalam pakaian yang menjadi gambaran seseorang berkembang menjadi sebuah gengsi dan penunjukan eksistensi seseorang dalam lingkungan sosial. Masyarakat bertransformasi dalam dunia yang memperhatikan detail desain, corak, dan bentuk pakaian yang dapat membuat seseorang dengan tampilan luar yang terdapat pada pakaian dapat menggolongkan seorang pengguna pakaian pada kelas sosial tertentu.
17
Universitas Sumatera Utara
Fashion selalu identik dengan penampilan diri dan gaya hidup. Oleh Featherstone (1987), gaya hidup dilihat mencakup praktik-praktik, cita rasa, perilaku, konsumsi, aktivitas waktu luang, modus bicara dan busana orang seharihari. Konsep pakaian dalam fashion dengan segala aksesoris pendukung bukan hanya sekedar penutup tubuh dan hiasan saja. Jenis fashion tertentu akan mampu memaksimalkan penampilan luar pengguna pakaian yang sesuai dengan kebutuhan jenis fashion tersebut. Selain sebagai pakaian yang digunakan sebagai penutup tubuh, pengguna pakaian dari fashion tertentu memiliki keinginan untuk dapat dilihat masyarakat sesuai dengan kelas sosial, komunitas, sampai pada citra diri tertentu yang diharapkan oleh pengguna fashion. Sebagai contoh, seorang yang menggunakan kaos sebagai atasan, celana jeans panjang, sneakers pada bagian kaki, serta aksesoris snapback dapat dikategorikan pada jenis fashion streetwear
yang digunakan ketika bermain
skateboard dijalanan. Semua pakaian yang digunakan dapat membantu dan melindungi seorang pemain skateboarding ketika meluncur dengan papan skateboard dengan manuver-manuver berbahaya khas olahraga outdoor. Selain membantu dan melindungi, pakaian yang digunakan menunjukkan para atlet olahraga skateboard yang cocok menggunakan pakaian mudah, ringan, serta gampang. Model fashion ini menjadi gambaran pada masayarakat umum tentang pakaian seorang pemain skateboard ketika bermain atau tidak bermain skateboard.
18
Universitas Sumatera Utara
Dalam ungkapan Chaney, “penampakan luar” menjadi salah satu situs yang penting bagi gaya hidup. Hal-hal permukaan akan menjadi lebih penting daripada substansi. Gaya desain menjadi lebih penting daripada fungsi 17. Gaya itu diciptakan, dipraktikkan, dijiplak, dan didaur-ulang dalam siklus kehidupan, terutama yang digerakkan oleh arus komunikasi dan budaya popular18. Dewasa ini fashion digunakan untuk berkeskpresi menunjukkan cara untuk dapat diterima dalam suatu kelompok sosial tertentu. Thomas Carlyle , pakaian menjadi “perlambang jiwa” (emblems of the soul) 19. Pakaian dapat menunjukkan siapa pemakainya. Seperti kata Umberto Eco, “I speak through my cloth”. (Aku berbicara lewat pakaianku). Pakaian yang dikenakan menjadi gambaran tentang busana kita, bahkan orang yang berinteraksi akan menafsir mereka yang tidak penuli busana seolah-olah sengaja membuat suatu pesan lewat penampilan 20. Komunikasi semacam ini adalah komunikasi artifaktual bersifat nonverbal yang berlangsung melalui pakaian, dan penataan berbagai artefak. Misalnya pakaian, dandanan, barang perhiasan, kancing baju, atau furnitur dirumah dan penataannya, ataupun dekorasi ruangan. Pakaian yang digunakan seseorang secara tidak langsung adalah bentuk komunikasi yang menyelipkan suatu makna dan keinginan untuk diperhatikan orang disekitar. Pengguna pakaian yang telah mendesain konsep pakaian supaya sesuai dengan fashion yang diinginkan seseorang dengan tujuan untuk menunjukkan eksistensi, identitas, sampai pada
17
David Chaney, Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprenhensif. Jalasutra: Yogyakarta. 1996.
18
Idy Subandy Ibrahim. Kritik Budaya Komunikasi. Jalasutra:Yogyakarta.2007. Hal 307.
19
Idy Subandy Ibrahim. Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Jalasutra:Yogyakarta.2007. Hal 266.
20
Malcom Barnard. Fashion Sebagai Komunikasi. Jalasutra: Yogyakarta. 2011.
19
Universitas Sumatera Utara
kalangan sosial seorang pengguna fashion hendak digolongkan dihadapan masayarakat yang menjadi penonton. Komunikasi secara tidak langsung terjalin antara mereka yang ingin selalu diperhatikan, yaitu pengguna fashion tertentu dan mereka yang berada pada golongan penonton yang mengamati setiap detail fashion. Umumnya setiap orang dihadapkan pada posisi untuk merasakan kedua hal tersebut, individu yang ingin diperhatikan dan individu yang memperhatikan, begitulah proses komunikasi tersebut terjadi dalam fashion. `Perkembangan fashion turut dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Media dengan bebas dengan tayangan yang dapat megundang keinginan masayarakat awam untuk meniru materi yang disediakan media. Media elektronik dengan tayangan televisi sampai pada aktivitas media sosial yang menyediakan eksplor dunia fashion. Bahkan media massa pada setiap cetakan serta terdapat media cetak yang khusus berbicara mengenai fashion, menjadi pembimbing bagi individu yang membaca untuk memilih fashion yang mengikuti perkembangan zaman. Seperti halnya Idi Subandy Ibrahim, dalam Budaya Populer Sebagai Komunikasi (2011:267), fashion dan kosmetika mengkin adalah arena yang paling jelas tempat bekerjanya hasrat konsumen untuk membeli produk karena mereka berhasrat untuk tampak seperti para model fashion yang mereka lihat dimajalah pop. Pahlawan dari dunia pop dan para model fashion menjadi penentu trend (trendsetter)
yang memainkan model peran (the role
models) terutama bagi kawula muda. Fashion pada penggunaanya menjadi produk konsumsi yang tidak hanya menekankan pada fungsinya saja, tetapi sudah lebih mendetail pada aspek gaya
20
Universitas Sumatera Utara
dan model fashion yang berkembang. Proses konsumsi simbolis merupakan tanda penting dari pembentukan gaya hidup dimana nilai-nilai simbolis dari suatu produk dan praktik telah mendapat penekanan yang besar dibandingkan dengan nilai-nilai kegunaan dan fungsional 21. Fashion menjadi sesuatu gaya berpakaian yang mendefenisikan dan mendeskripsikan diri melalui ekspresi pakaian untuk dapat berinteraksi dengan alam dan lingkungan sesama manusia. Fashion menjadi sesuatu yang jelas dari luar yang menjadikan tampilan lebih baik. Oleh Nancy Etcoff, dalam Survival of the Prettiest: The Science of Beauty (1999) menyebut gejala tersebut dengan “Lookism.” Lookism adalah teori yang menganggap bahwa lebih baik tampilan Anda, maka akan lebih sukseslah Anda dalam kehidupan 22. Sehingga menempatkan seseorang berada pada kelompok tertentu sesuai identitas yang berkembang dalam kelompok tersebut. Citra atau gambaran luar penampilan seorang individu menjadi bagian dari pemikiran dan penilaian masyarakat yang melihat seorang individu. Melalui tampilan luar seorang individu yang menunjukkan penampilan yang menggunakan pakaian yang menghias tubuh yang dapat terlihat dari luar oleh masyarakat yang didominasi oleh persepsi citra terhadap penilaian dan pemikiran masyarakat yang menyaksikan seorang individu. Kaidah-kaidah berpakaian menjadi sarana dalam membentuk dan mereproduksi berbagai kelompok masyarakat dalam pengertian bahwa ikatan terjalin diantara kelompok ini menjadi terlihat jelas sehingga sangat sulit di lintasi 21
Irwan Abdullah. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2006. Hal
33 22
David Chaney. Lifestyle: Sebuah Pengantar Komprehensif. Jalasutra: Yogyakarta. 1996. Hal 18
21
Universitas Sumatera Utara
(Hobsbawn, 1983: Weiner dan Schneider, 1985:1: Eicher, 1995). Dengan memperhatikan arti penting berpakaian sebagai suatu ekspresi dari identitas sosial, asal-usul, komitmen dan kesetiaan individu, tidaklah mengherankan bahwa orangorang seharusnya memandang pakaian hampir seperti perpanjangan diri mereka sendiri. Sekarang dapat dimengerti mengapa hubungan seseorang dengan pakaiannya bersifat langsung dan lebih akrab daripada hubungannya dengan semua objek materi yang lain. (Kuper 1973:366) Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan ada 3 macam: 1. Kebudayaan sebagai kompleks ide, gagasan , nilai, norma dan peraturan 2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat dan 3. Benda-benda sebagai karya manusia (Koentjaraningrat, 1976:186) Konsep 3 wujud kebudayaan ini relevan dengan fashion distro. Distro sebagai tempat pemenuhan keinginan mahasiswa untuk mengkonsumsi produkproduk pakaian dengan konsep yang beragam berawal dari gagasan atau ide kaum muda yang menjalani industri ekonomi kreatif. Para pelaku industri kreatif berkreasi dengan menghasilkan produk-produk yang menjadi ciri khas kalangan anak muda yang tertata dalam fashion distro. Pengamatan dan pengalaman dari pengusaha distro melihat aktivitas dan segala hal yang sedang berlangsung dalam lingkungan kalangan anak muda menjadi ide untuk menciptakan suatu kreasi pakaian yang menunjukkan citra diri pengguna pakaian, yaitu kalangan anak muda.
22
Universitas Sumatera Utara
Menurut Barnouw, dalam Pengantar Psikologi Lintas Budaya (1985:6), budaya didefenisikan sebagai sekumpulan sikap, nilai, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki bersama oleh sekelompok orang, yang dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya lewat bahasa atau beberapa sarana komunikasi lain. Fashion dengan produk pakaian yang memiliki konsep pada desain yang sesuai dengan keinginan dari konsumen sebagai pengguna pakaian distro menjadi salah satu sarana komunikasi. Melalui desain yang menjadi gambaran atau citra dari suatu identitas kelompok atau kelas sosial tertentu untuk menumbuhkan identitas pada setiap generasi yang ada. Fashion menjadi sarana untuk menunjukkan seorang konsumen atau pengguna pakaian tersebut ingin dipandang sebagai citra dari suatu identitas tertentu sesuai keinginan konsumen atau pengguna pakaian. Konsep berasal dari bahasa latin
conceptum, artinya sesuatu yang
dipahami. Aristoteles dalam “The Classical Theory of Concepts” menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. 23 Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambar mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam karakteristik. Konsep dalam fashion distro adalah tentang produk pakaian yang diproduksi oleh distro yang memiliki karakteristik yang membedakan dengan jenis produk pakaian dari suatu fashion. Produk pakaian distro merupakan hasil
23
https://id.m.wikipedia.org/wiki/konsep (diakses pada tanggal 20 Oktober 2016 pukul 11.02)
23
Universitas Sumatera Utara
ide dan pengalaman dalam mengamati lingkungan anak muda perkotaan dengan kegiatan yang menjadi citra dari seorang anak muda yang tinggal dikota. Kegiatan yang familiar dengan anak muda di perkotaan dan yang sedang menjadi trend menjadi sebuah ide yang terwujud dalam sebuah produk pakaian distro. Produk pakaian distro yang memiliki desain mengutamakan penampilan khas anak muda perkotaan dengan mengangkat konsep seperti musik atau olahraga ekstrem bmx dan skateboard yang familiar dengan anak muda perkotaan. Konsep ini dikemas dalam sebuah produk pakaian distro yang memiliki desain yang berbeda pada jenis produk pakaian, bahan pakaian, bentuk pakaian yang secara bentuk, motif, warna serta model dari sebuah produk pakaian menjadi citra seorang anak muda di perkotaan. Adanya ide ataupun gagasan mendorong setiap pelaku industri untuk menuangkan kreatifitas meraka dalam suatu kegiatan produksi produk fashion. Dalam hal ini proses clothing pakaian dan pembuatan aksesoris dengan menggunakan sentuhan teknologi untuk menghasilkan produk fashion yang menggambarkan citra fashion distro. Konsep dalam sebuah pakaian adalah tentang pakaian yang mengandung unsur bentuk yang dapat menjadi wujud dari sebuah ide dari pembuat sebuah produk pakaian. Desain sebuah produk pakaian, motif warna atau motif pola yang terdapat dari sebuah produk pakaian yang membuat produk pakaian tersebut identik dengan fashion distro. Desain warna dan bentuk dari sebuah produk pakaian yang memiliki ciri khas pada produk pakaian distro pada umumnya yang memiliki pasar penjualan pada konsumen dari kalangan anak muda. Desain jenis
24
Universitas Sumatera Utara
produk yang umum dijual pada sebuah distro adalah produk kaos yang memiliki desain yang berbeda pada setiap distro. Distro adalah sebuah akronim untuk mengungkapkan distribution store atau toko distribusi. Yaitu sejenis toko yang menjual pakaian, sepatu, atau aksesoris lainnya yang digunakan anak muda, yang komoditasnya terbatas.Merek independen ini biasanya digemari anak muda karena tidak pasaran dan mencitrakan diri eksklusif. Produk yang ada di distro biasanya tidak diproduksi secara massal. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan citra lux 24 pada suatu produk (Choesny 2011 : 6). Distro merupakan suatu fenomena dalam perkembangan fashion khususnya kaum muda. Distro sangat kental dengan konsep independent, yaitu tidak terikat dengan major label fashion tertentu. Distro memiliki desain dan merek sendiri, sekaligus pemasaran sendiri dengan membuka outlet-outlet yang khusus menyediakan produk fashion tersebut. Selain itu produk fashion yang diproduksi tidak bersifat massal, hal ini bertujuan untuk menjaga eksklusifitas produk dari distro. Pada sebuah distro yang memiliki kesamaan konsep antara konsep dari distro sendiri dan konsep yang dimiliki oleh produk pakaian yang dipasarkan, baik produk pakaian dari merek yang berbeda dari nama distro dan produk pakaian sebagai hasil produksi dari suatu distro. Kaos menjadi produk yang umum dijumpai pada distro menjadi wadah mengenalkan nama sebuah merek produk pakaian distro atau sebagai wadah mengenalkan sebuah paham atau aliran
24
Citra lux atau luxury adalah citra kemewahan dari sebuah barang.
25
Universitas Sumatera Utara
tertentu, musik semisal hardcore dan punk yang berkembang dari jalanan perkotaaan, atau aktivitas anak perkotaan seperti bmx dan skateboard. Lewat proses produksi tercipta produk fashion berupa pakaian, semisal kaos, kemeja, celana, topi bahkan sepatu dan aksesoris seperti gelang, buff 25, gantungan kunci, sticker menjaadi wujud nyata dari hasil ide ataupun gagasan para pelaku industri kreatif. Nantinya produk fashion distro ini digunakan sebagai identitas diri maupun gambaran serta ekspresi diri para konsumen fashion distro yang mengalami penerimaan maupun penolakan dari lingkungan. Wilson menunjukkan , “fashion adalah wajah seni yang mengalami degradasi atau tak bisa diterima”. (Wilson, 1990:209) Distro merupakan suatu fenomena dalam perkembangan fashion khususnya kaum muda. Distro sangat kental dengan konsep independent, yaitu tidak terikat dengan major label fashion tertentu. Distro memiliki desain dan merek sendiri, sekaligus pemasaran sendiri dengan membuka outlet-outlet yang khusus menyediakan produk fashion tersebut. Selain itu produk fashion yang diproduksi tidak bersifat massal, hal ini bertujuan untuk menjaga eksklusifitas produk dari distro. Sebagai salah satu fenomena yang terdapat pada anak muda perkotaan, distro tidak lepas dari pengaruh globalisasi. Tekonologi informasi berkembang dan memudahkan masyarakat dalam segala aspek kehidupan setiap hari. Kegiatan bisnis distro yang bergerak dalam bidang produk pakaian bersaing dengan bidang yang sama namun dalam ranah digital. Dalam Wikipedia Globalisasi diartikan 25
Buff adalah masker/slayer yang punya fungsi melindungi bagian tubuh, digunakan sebagai
masker mulut, bandana, ikat rambut, dan ikat kepala.
26
Universitas Sumatera Utara
sebagai proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Keajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunjulan telegraf dan internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin medorong saling ketergantungan aktivitas ekonomi dan budaya. Menurut Arjun Appadurai dalam 21st Century Anthropology (2010:868869) proposes that this chaotic world be grasped through five dimensionshe call scape, or the landscapes across which cultural flows travel: ethnoscapes, mediascapes,
technoscapes,
financescapes,
and
ideoscapes.
Globalisasi
diidentifikasi dalam lima tipe salah satu diantaranya adalah technoscapes, penyebaran teknologi keseleruh penjuru dunia yang marak dipraktekkan dinegara berkembang yang merupakan hasil penemuan negara-negara barat. Distro sebagai bentuk usaha dalam produk pakaian mengalami globalisasi dalam pemasaran dan proses pemesanan yang menggunakan sistem internet untuk dapat bersaing dengan usaha sejenis yang sudah berkembang diinternet menggunakan sistem belanja daring atau onlineshop. Menurut Ediko Waran dalam Perkembangan Teknologi Komunikasi Online (2009) kegiatan belanja daring merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari dan keseluruh dunia melalui media notebook, computer, ataupun handphone yang tersambung dengan layanan akses internet. Telah banyak literatur, tulisan, atau thesis yang menyinggung mengenai fashion yang dalam perkembangan terdapat jenis pakaian yang menjadi viral pada
27
Universitas Sumatera Utara
kalangan masyarakat, termasuk fenomena fashion yang ditawarkan oleh distro sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi yang menyediakan produk pakaian yang memiliki fashion yang berbeda dengan usaha ekonomi dalam bidang produk pakaian. Literatur, tulisan, atau thesis yang berkembang membahas fenomena yang terdapat dalam sebuah distro, baik tulisan yang membahas distro sebagai sebuah usaha ekonomi yang dipandang dari segi teori-teori ekonomi. Selain itu terdapat literatur, tulisan, atau thesis yang membahas mengenai desain sebuah distro dengan menggunakan paham ilmu arsitektur atau ilmu komputer yang membahas penggunaan aplikasi komputer untuk mencetak desain sebuah produk pakaian distro. Tulisan dari Kalvin Napitupulu (2013) adalah mahasiswa Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dengan judul skripsi Clothing Tauko Medan sebuah studi etnografi tentang ide pembuatan kaos berdasarkan identitas Kota Medan. Dalam tulisan ini dibahas mengenai clothing yang memiliki kemiripan dengan distro, baik dalam hal jenis produk pakaian dan konsep toko sebagai tempat pemasaran produk pakaian. Hanya yang membedakan pada konsep produksi dan desain produk pakaian, jika pada distro yang merupakan model usaha ekonomi yang memasarkan produk pakaian yang dititipkan oleh suatu merek yang memproduksi pakaian untuk sebuah distro. Sementara pada clothing adalah model usaha yang memasarkan produk pakaian hasil produksi sendiri dengan merek yang sama dengan nama toko.
28
Universitas Sumatera Utara
Pada skripsi yang membahas Clothing Tauko Medan sebagai sebuah studi etnografi tentang ide pembuatan kaos berdasarkan identitas kota medan terdapat data dalam tulisan sebagai hasil sebuah penelitian dan pengamatan tentang Clothing Tauko Medan. Dalam skripsi ini dibahas mengenai Clothing Tauko Medan bekerja sebagai sebuah usaha, tentu terdapat sebuah sistem organisasi yang mengatur aktivitas pemasaran produk pakaian dan aktivitas produksi produk pakaian. Kemudian dibahas mengenai ide dalam pembuatan produk pakaian Clothing Tauko Medan, ada sebuah identitas sebagai citra Clothing Tauko Medan yang identik dengan Kota Medan dengan lingkungan sosial. Pemanfaatan istilah, budaya, dan yang menjadi identitas Kota Medan baik suatu tempat, benda-benda yang hanya terdapat di kota medan, sampai alat transportasi digunakan sebagai ide dalam desain produk pakaian Clothing Tauko Medan. Ruth O Ginting (2016) dalam skripsi Mahasiswa Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terdapat kajian mengenai fashion androgini yang terdapat di lingkungan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa yang
dianggap seorang androgini, yaitu pembagian karakter antara feminim dan maskulin secara bersamaan. Androgini dari segi fashion mempunyai gaya tersendiri, dimana beberapa dapat mengunakan pakaian laki-laki dan laki-laki menggunakan pakaian perempuan. Lebih jauh androgini yang terdapat pada mahasiswa di Fakultas Ilmu
29
Universitas Sumatera Utara
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dibahas mengenai eksistensi dalam penggunaan fashion pada kehidupan sehari-hari. Belum adanya penelitian tentang model pakaian distro, membuat penulis tertarik dan memunculkan ide dari penulis untuk mengkaji tentang pakaian yang terdapat dalam distro sebagai bagian dari fashion, terutama fashion distro yang terdapat dikawasan Jalan Dr. Mansyur Medan.
1.3. Rumusan Masalah Perubahan zaman yang mengikut perubahan dari waktu kewaktu mempengaruhi sedikit banyak pemilihan pakaian pada setiap individu manusia. Sebagai hasil dari semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, produksi pakaian berkembang menjadi industri fashion yang memproduksi pakaian dengan fashion tertentu dalam sebuah merek. Fashion dengan ragam bentuk, corak sampai jenis bahan memproduksi pakaian-pakaian yang diklasifikasikan dalam beberapa jenis fashion. Beberapa industri fashion memiliki pasar ekonomi masing-masing, masyarakat diberi pilihan untuk memenuhi hasrat memiliki penampilan dan menjadi citra diri untuk dapat diterima pada kalangan masyarakat tertentu. Dalam hal salah satu industri fashion yang akrab dengan masyarakat Indonesia menjadi pilihan yang ideal untuk kalangan anak muda dan tentunya untuk masyarakat yang memilki ekonomi dengan taraf menengah kebawah. Pada penelitian ini memiliki pertanyaan peneliti yang sekaligus menjadi masalah yang ada dalam fashion distro yang mengacu pada konsep pakaian yang
30
Universitas Sumatera Utara
diperdagangkan pada distro yang berada disalah satu pusat distro Kota Medan, yaitu kawasan Jalan Dr. Mansyur. Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana konsep pakaian Distro SnugxRaw dan Distro LOCCAL? 2. Bagaimana model dan jenis fashion yang terdapat pada Distro SnugxRaw dan Distro LOCCAL? 3. Bagaimana konsep pakaian yang diminati oleh konsumen? 4. Bagaimana upaya distro bersaing dengan online shop?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Dengan adanya masalah yang telah diungkapkan, maka tujuan penulis melakukan penulisan penelian ini adalah: 1. Mendeskripsikan konsep pakaian Distro SnugxRaw dan Distro LOCCAL. 2. Mendeskripsikan model dan jenis fashion yang terdapat pada Distro SnugxRaw dan Distro LOCCAL. 3. Mengetahui konsep pakaian distro yang diminati konsumen. 4. Mengetahui upaya distro bersaing dengan online shop. Sedangkan manfaat dari penulisan hasil penelitian ini adalah sebagai pengetahuan bagi pembaca secara umum, untuk mengenal fashion yang terdapat dalam sebuah distro yang terdapat di kawasan Jalan Dr. Mansyur sebagai salah satu pusat distro. Secara khusus dapat menambah tulisan institusi pendidikan mengenai fashion distro yang terdapat di kawasan Jalan Dr. Mansyur, Medan.
31
Universitas Sumatera Utara
1.5. Lokasi Penelitian Sebagai salah satu pusat distro di Kota Medan yang terlihat dengan banyaknya distro disepanjang jalan protokol yang berada bersamaan dengan usaha ekonomi lain, seperti toko, warung, usaha laundry, boutique, POM Bensin, cafe, restoran, barbershop, mini market dan berdekatan dengan beberapa institusi pendidikan, seperti sekolah SMKN 8 Medan dan Kampus Universitas Sumatera Utara. Sebagai jalan protokol yang digunakan sebagai jalan lintas pengguna jalan yang datang dari arah simpang kampus menuju arah simpang Setia Budi atau arah sebaliknya menjadi lokasi strategis tempat berdirinya suatu usaha ekonomi, termasuk distro. Pada simpang Setia Budi terdapat Distro Ammunition, kemudian dekat dengan Hotel Raz Plaza terdapat Kontjho Neo, lalu bergeser ke Distro Sch atau Ouval Research yang baru buka pada tahun 2016. Kemudian dekat dengan Benz Cafe dan didepan Cafe Moorkov terdapat Distro LOCCAL yang menjadi salah satu lapangan penelitian. Distro LOCCAL dapat dengan mudah dijumpai dengan bentuk toko yang kecil lengkap dengan plangkat bertuliskan LOCCAL berukuran besar sehingga dapat dilihat oleh pengguna jalan yang datang dari arah setiabudi menuju simpang kampus atau arah sebaliknya. Menyusul dekat simpang kolam renang Selayang terdapat Distro Dreamer dan Distro Scrabbel, Lalu berada dikawasan epicentrum yang adalah sebuah lokasi tempat usaha seperti cafe, restoran siap saji dan termasuk Distro S.T.O.R.E yang masih satu owner dengan Victory dan Box 19 yang tidak jauh dari lokasi epicentrum hanya berada diseberang jalan dengan epicentrum. Lewat epicentrum sedikit, seberang jalan
32
Universitas Sumatera Utara
terdapat Distro CKT yang dekat dengan Restoran APJ dan usaha parfum isi ulang. Sebaris dengan Distro Victory dan Distro Box 19 terdapat Distro SnugxRaw yang menjadi tetangga dari Distro Victory dan Distro Box 19. Distro yang menjadi lokasi penelitian dilakukan pada Distro SnugxRaw yang dekat dengan Distro Victory dan Distro Box 19, disamping Distro LOCCAL yang dekat dengan Benz Café.
Gambar 1: Jalan Dr. Mansyur
Sumber: Google Map
1.6. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bungin (2007:5), penelitian kualitatif adalah penelitian yang memiliki tingkat kritisme yang lebih dalam semua proses penelitian. Kekuatan kritisme peneliti menjadi senjata utama menjalankan semua proses penelitian. 33
Universitas Sumatera Utara
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat studi etnografi, tidka hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi berarti belajar dari masyarakat (Spradley 1997:3). Melalui penelitian jenis etnografi, peneliti mampu melihat makna dibalik sesuatu yang tidak tampak.
1.6.1. Teknik Pengumpulan Data Data Primer •
Wawancara Wawancara dilakukan penulis untuk mendapatkan data mengenai fashion
distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur bertatap muka langsung dengan sejumlah informan. Informan yang diwawancarai adalah informan yang mampu memberikan keterang-keterangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data peneliti akan mencari data dengan melakukan wawancara dengan informan yang mampu memberikan informasi yang akurat tentang fashion distro. Informan yang akan diwawancara dimulai dari informan pangkal yaitu orang yang dapat membantu memberi tahu tentang informasi awal dan memberikan petunjuk kepada siapa saja peneliti dapat melakukan wawancara. Kemudian informan kunci adalah informan yang memiliki banyak pengetahuan dan mau bertukar informasi, yang intensitas pertemuannya berulang kali. Target penulis dalam wawancara adalah owner atau pemilik distro yang mengerti tentang detail dari sebuah distro. Owner atau pemilik distro karena suatu halangan tidak dapat bertatap muka langsung dengan penulis diganti dengan manajer atau supervisor yang mengerti tentang detail dari suatu distro. Karyawan
34
Universitas Sumatera Utara
selain sebagai pekerja juga mejadi konsumen pengguna produk pakaian dari distro menjadi informan untuk melengkapi data wawancara dengan owner atau pemilik distro atau manajer dan supervisor. Peneliti menggunakan media perekam dengan seizin informan untuk merekam setiap wawancara yang dilakukan.
•
Observasi Participant Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti dengan terjun
langsung pada lapangan penelitian, dengan menggunakan penglihatan penulis melihat dan memperhatikan ruang dan kegiatan dalam proses meneliti segala yang terdapat dilapangan. Distro sebagai lapangan penelitian menyediakan banyak pilihan pakaian dengan
corak, warna, bentuk sampai pada bahan yang dipajang sedemikian
menarik untuk menarik minat konsumen belanja pakaian distro. Peneliti dalam observasi ikut terlibat dalam kegiatan rutin yang dilakukan oleh karyawan yang bekerja pada distro dan memperhatikan setiap aktivitas konsumen yang datang ke distro seperti pilihan pakaian yang ingin dibeli serta setiap transaksi jual beli yang terjadi pada distro. Selain itu peneliti memperhatikan pakaian yang digunakan karyawan pada saat bekerja sebagai karyawan distro dan perubahan pakaian yang digunakan pada setiap harinya. Konsumen dengan pakaian yang digunakan ketika datang berkunjung ke distro. Setiap pengamatan yang dilakukan peneliti ketika berada dilapangan dicatat sebagai sebuah catatan langsung atau field note atau dengan seizin karyawan, owner, dan konsumen peneliti mengabadikan dalam sebuah foto.
35
Universitas Sumatera Utara
Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang diperoleh yang berhubungan dengan penelitian yang memiliki keterkaitan fungsi sebagai aspek pendukung keabsahan suatu penelitian. Selain itu data sekunder digunakan peneliti sebagai dasar pedoman sebelum melakukan penelitian kelapangan. Data sekunder berupa sumber-sumber atau referensi tertulis berupa studi kepustakaan seperti buku, majalah, artikel, literature, sumber yang tertulis dalam internet. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa teori-teori tentang fashion distro yang berasal dari buku sampai tulisan dalam situs internet. Untuk mendukung penulisan hasli penelitian fashion distro, peneliti menggunakan data sekunder berupa literatur, buku, dan sumber kepustakaan yang dapat mendukung penulisan tentang fashion distro.
1.6.2. Analisis Data Data yang dikumpulkan peneliti selama melakukan penelitian dilapangan diolah dengan menganalisis kelengkapan data yang sudah ada. Data dari lapangan penelitian dalam bentuk catatan langsung atau field note dan rekaman hasil wawancara digunakan dengan cara menyusun data yang ada sesuai dengan bagian-bagian dalam bentuk tulisan dalam sebuah skripsi. Untuk melengkapi informasi penulis menggunakan data kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian. Data-data kepustakaan berupa sumber-sumber tertulis seperti buku,
36
Universitas Sumatera Utara
majalah, jurnal, sumber elektronik seperti ebook dan artikel yang terdapat di internet.
1.7. Pengalaman Peneliti Sebelum peneliti mengangkat judul ini menjadi sebuah skripsi, peneliti sudah sering mengamati distro yang ada di Kota Medan, terutama yang berada dikawasan Jalan Dr. Mansyur. Kawasan Jalan Dr. Mansyur yang berdekatan dengan kampus Universitas Sumatera Utara yang juga merupakan tempat peneliti mengikuti kegiatan perkuliahan. Peneliti sering melintas dikawasan Jalan Dr. Mansyur baik ketika hendak berangkat kekampus atau pulang selesai dari akitivitas kampus. Selain sering melihat distro yang ada dikawasan Jalan Dr. Mansyur, peneliti juga gemar mengamati perkembangan fashion atau konsep pakaian yang sedang berkembang dikalangan masyarakat. Berawal dari ketertarikan peneliti dalam mengamati fashion atau konsep pakaian serta adanya pengamatan peneliti yang melihat kawasan Jalan Dr. Mansyur banyak tumbuh subur dan menjadi lahan tempat kumpulnya anak muda, salah satunya industri kreatif distro. Sepanjang kawasan Jalan Dr. Mansyur, dimulai dari pintu 4 Universitas Sumatera Utara hingga lampu merah persimpangan Jalan Dr. Mansyur dengan Jalan Setia Budi menjadi pusat tumbuh suburnya distro di Kota Medan. Selain itu pengalaman peneliti pada masyarakat mendengar kawasan Jalan Dr. Mansyur akan familiar dengan yang namanya distro-distro kenamaan.
37
Universitas Sumatera Utara
Berawal dari hal itu peneliti menjadikannya sebuah judul skripsi untuk diteliti hingga akhirnya di ACC pada tanggal 15 April 2016. Kemudian peneliti terjun kelapangan penelitian dikawasan Jalan Dr. Mansyur mengunjungi Distro SnugxRaw sambil dengan harapan dapat berjumpa dengan owner atau kepala toko distro tersebut. Hendak masuk ke distro, peneliti terheran melihat distro terbagi menjadi dua toko. Jika sepintas diperhatikan Distro SnugxRaw tidak terlihat dibagi dua toko, namun jika didekati kedalam toko pembagian distro menjadi dua toko terlihat jelas. Dua pintu yang berbeda menjadi pintu masuk ke Distro SnugxRaw, yang satu berlabel SNUG Store dan satu lagi berlabel RAW Labs. Peneliti kemudian
masuk lewat pintu RAW Labs kedalam Distro bersama
kawannya, didalam distro ada dua orang karyawan Distro berdiri sambil memainkan gadget mereka yang langsung menghentikan aktivitas mereka melihat kunjungan peneliti. Peneliti melihat satu per satu pakaian seperti kaos, kemeja, celana, topi, serta tas yang dipajang di toko RAW Labs. Mayoritas pakaian yang dipajang di toko RAW Labs berwarna gelap, menunjukkan ciri keras dengan corak pakaian bermotif tengkorak sampai gambar band dengan genre hardcore ditambah suasana toko yang sedikit gelap. Toko RAW Labs dihubungkan dengan satu pintu seukuran 3 orang dewasa yang berdekatan dengan kasir Distro SnugxRaw. Masuk ke toko SNUG Store suasana lebih santai dengan dekorasi ruangan yang rapi, elegan, stylist, dan suasana ruangan lebih terang dengan lampu ruangan putih kekuning kuningan. Pakaian yang dipajang menunjukkan tampilan formal dengan
38
Universitas Sumatera Utara
kemeja polos, bermotif, flannel, kaos dengan corak yang simpel, celana jeans dan jogger, tas, serta berbagai aksesoris. Tepat pada waktu peneliti berkunjung ke Distro SnugxRaw, ada beberapa pengunjung yang datang untuk berbelanja atau hanya sekedar melihat pakaian dan jika tidak cocok pembeli meninggalkan Distro SnugxRaw. Setelah cukup lama melihat pakaian yang dipajang, peneliti akhirnya tertarik membeli kaos hitam merek Maternal Disaster yang bergamabar kantong kresek bermata satu. Kemudian peneliti meminta karyawan toko untuk mencari size M. Salah satu karyawan bergegas menuju ruangan didekat kasir Distro SnugxRaw yang berada di toko SNUG STORE yang menjadi ruangan penyimpanan stok barang distro yang tersusun rapi sekilas terlihat dari luar ruangan yang tidak memiliki pintu ruangan. Sembari barang dicarikan peneliti mengajak karyawan yang stand by bersama saya berdiri. Karyawan tersebut menyebut Luluk ketika peneliti menanyakan nama, peneliti kemudian mengajak Luluk mengobrol sambil menyisipkan pertanyaan pertanyaan penelitian hingga karyawan yang tengah mencari barang yang hendak dibeli datang menghampiri. Kaos tersebut kemudian diterima peneliti untuk selanjutnya peneliti mencoba menggenakan kaos tersebut di fitting room 26. Merasa cocok dengan kaos tersebut, peneliti kemudian menuju kasir mendatangi Luluk dan kawannya sesama karyawan Distro SnugxRaw yang sudah menunggu tentunya. Kaos tersbut kemudian dilipat dengan rapi diberi 26
Fitting room adalah ruangan kecil yang terdapat dalam sebuah toko pakaian yang digunakan
oleh konsumen untuk mencoba dan melihat pakaian yang diinginkan sebelum dibelanjakan dengan menggunakan pakaian dan melihatnya dicermin diruangan tersebut.
39
Universitas Sumatera Utara
kantong belanja berlogo Distro SnugxRaw dan diberi faktur belanja. Sebelum membayar peneliti berkenalan dengan karyawan bernama April dan mengajak mengobrol bertanya seputar Distro SnugxRaw. Ketika peneliti mengobrol dan bertanya kepada Luluk dan April yang pada saat itu berada di toko untuk menjalankan kewajiban mereka menjaga distro SnugxRaw untuk shift pagi, pukul 10.00 sampai pukul 16.00 di sore harinya. Luluk dan April kurang tepat untuk dijadikan informan, karena ketika peneliti bertanya, mereka kurang paham tentang Distro SnugxRaw dan pengalaman kerja disana baru menginjak 3 bulan. Kemudian peneliti diarahkan untuk menjumpai owner dari Distro SnugxRaw pada malam hari ketika Distro SnugxRaw akan tutup. Peneliti kemudian meminta contact person owner Distro SnugxRaw, April merogoh kantong dan mendapati gadget untuk selanjunya memberikan id line dari owner Distro SnugxRaw kepada peneliti. Peneliti kemudian menambah pertemanan diaplikasi chat line dengan owner Distro SnugxRaw, tertulis nama Ersad pada aplikasi line. Pada malam hari sekitar pukul 21.30 peneliti mendatangi Distro SnugxRaw dengan tujuan menjumpai owner Distro SnugxRaw, yaitu bang Ersad. Distro SnugxRaw pada pukul 22.00 akan ditutup dan kembali beroperasi pada pagi hari pukul 10.00 oleh karyawan yang mendapat jatah shift 27 pagi. Peneliti dapat memanfaatkan waktu sebelum distro ditutup dengan mengajak karyawan distro pada shift malam untuk mengobrol dan memberitahu maksud dan tujuan peneliti ke Distro SnugxRaw. Ada Bang Herlambang yang dipanggil Mbeng dan
27
Shift adalah pembagian waktu kerja karyawan dalam sebuah perusahaan atau toko.
40
Universitas Sumatera Utara
Bang Hendra yang menjaga Distro SnugxRaw pada malam hari. Bang Mbeng adalah seorang mahasiswa yang sedang kuliah di Universitas Medan Area dengan konsentrasi jurusan psikologi. Ketika mengobrol Bang Mbeng bercerita banyak tentang fashion distro dan pengalaman bekerja di Distro SnugxRaw selama 3 bulan. Shift
malam bagi Mbeng memudahkannya untuk tetap mengikuti
perkuliahan pada pagi hari samapai sore hari dikampus Universitas Medan Area. Bersama Bang Hendra yang merupakan kepala toko yang dipercayakan owner Distro SnugxRaw. Bang Hendra sudah bekerja di Distro SnugxRaw selama kurang lebih satu tahun. Dipercaya untuk mengemban tanggung jawab untuk mengatur distro selama owner tidak berada didistro, membuat pengalaman dan kepemimpinan untuk mengajak sesama karyawan untuk bekerja bersama-sama mengurus Distro SnugxRaw. Obrolan malam berakhir ketika jam menunjukkan pukul 22.00 dan tepat pada jam itu juga, mobil pribadi berhenti didepan Distro SnugxRaw terdengar ucapan Bang Hendra yang mengatakan yang didalam mobil adalah Bang Ersad, owner Distro SnugxRaw. Peneliti yang berada diatas sepeda motor dipelataran Distro SnugxRaw melihat seorang pria memakai kaos hitam lusuh dangan tampilan santai berbadan besar dan gemuk menggunakan kacamata minus lengkap dengan brewok yang lumayan lebat terkesan sanggar. Pria tersebut langsung masuk kedalam Distro SnugxRaw menjumpai karyawan yang sedang bersiap-siap menutup distro, lampu dimatikan, pintu distro ditutup, komputer di kasir dimatikan, hingga karyawan mengadakan briefing didalam distro.
41
Universitas Sumatera Utara
Satu jam berlalu dari dalam Distro keluar Bang Mbeng bersama owner Distro SnugxRaw sementara Bang Hendra mengunci pintu Distro dan menarik pintu besi Distro, Bang Ersad diperkenalkan oleh Bang Mbeng dan peneliti memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud dan tujuan peneliti untuk melakukan penelitian di Distro SnugxRaw serta niatan untuk meminta waktu Bang Ersad untuk berjumpa dengan peneliti. Awalnya Bang Ersad bertanya-tanya seperti ada keraguan dan kecemasan dengan kehadiran peneliti untuk melakukan penelitian di Distro SnugxRaw. Namun dengan rapport yang dibangun oleh peneliti dangan baik, Bang Ersad akhirnya memahami dan mengindahkan maksud dan tujuan serta keinginan peneliti untuk meneliti. Peneliti kemudian menanyakan waktu yang tepat untuk dapat berjumpa dengan Bang Ersad, namun Bang Ersad mengutarakan membuat janji dengan peneliti untuk minggu depan, berhubung pada minggu ini Bang Ersad sibuk. Untuk memudahkan komunikasi dilain waktu, Bang Ersad dengan ramah memberi kontak nomor telepon. Malam semakin larut membuat Bang Ersad bergegas masuk kedalam mobil untuk berkendara kembali kerumah beristirahat. Besoknya pada siang hari setelah makan siang peneliti kembali ke distro SnugxRaw mendapati Bang Hendra dan Bang Dicky sedang duduk dikasir distro dengan kegiatan masing-masing. Peneliti menhampiri mereka dan berjabat tangan dan mengobrol dengan mereka dengan bahasa santai sambil bercanda. Ketika mengobrol dengan mereka peneliti menyisipkan pertanyaan-pertanyaan peneliti yang menyangkut dengan skripsi peneliti. Situasi distro yang khas dengan musik genre rock, pop hingga punk yang berasal dari komputer dikasir distro yang
42
Universitas Sumatera Utara
terhubung ke speaker yang dipasang disudut ruangan distro. Dengan volume yang lumayan keras musik yang terdengar menjadi hiburan tersendiri untuk karyawan yang menjaga Distro ketika tidak ada kustomer yang berbelanja dan menjadi hiburan yang familiar untuk kustomer yang datang berbelanja ke distro. Ketika Distro SnugxRaw belum kedatangan kustomer, karyawan yang menjaga distro biasanya sibuk dengan gadget, menyetel musik di komputer, bermain game di komputer atau gadget sampai PSP, serta menonton dvd lewat komputer. Peneliti mengalami kendala ketika dhadapkan pada situasi obrolan dengan karyawan distro ketika berada didalam distro dengan situasi musik terdengar keras dan ketika karyawan asyik dengan kegiatan masing-masing. Obrolan santai peneliti dengan karyawan ketika karyawan keluar dari dalam distro untuk selanjutnya duduk santai diatas sepeda motor sambil menghisap rokok sebatang sampai dua batang rokok. Suasana didalam distro yang sejuk dengan AC dan ruangan yang kedap suara dan udara membuat ruangan Distro SnugxRaw selalu dingin dan sejuk membuat karyawan merokok diluar ruangan Distro SnugxRaw. Sambil merokok peneliti bertanya tanya dengan mengobrol santai dengan harapan data yang diterima peneliti apa adanya dan diselingi canda tawa. Terkadang mereka meninggalkan rokok mereka dipelataran Distro SnugxRaw ketika kustomer datang berkunjung ke Distro SnugxRaw untuk melayani kustomer yang datang. Hal seperti ini menjadi keadaan yang menggangu keberlangsungan obrolan yang terjadi antara peneliti dan karyawan Distro SnugxRaw.
43
Universitas Sumatera Utara
Kendala-kendala yang dihadapi ketika mengobrol dengan karyawan distro pada saat distro beroperasi membuat peneliti inisiatif membuat janji dengan karyawan untuk jumpa diluar jam kerja Distro SnugxRaw. Ketika berada di Distro SnugxRaw peneliti mengambil kesempatan yang tepat untuk mengajak ngobrol atau bertanya singkat dan lebih banyak melakukan pengamatan terhadap suasana distro, kegiatan yang dilakukan karyawan selama berada pada distro, kustomer yang datang, dan pakaian yang dijul pada Distro SnugxRaw. Seminggu kemudian peneliti menghubungi Bang Ersad, pemilik Distro SnugxRaw. Ketika memanggil lewat sambungan jaringan handphone, peneliti menerima nomor yang dihubungi sibuk. Akhirnya peneliti memutuskan meninggalkan pesan dengan mengirim pesan singkat lewat handphone. Sampai malam hari peneliti tidak kunjung menerima pesan balasan dari Bang Ersad, hingga sekitar pukul 22.00 peneliti mengirim pesan chat lewat aplikasi line. Selang 15 menit berlalu, peneliti menerima pesan balasan yang berlanjut dengan membuat janji kembali pada dua hari berikutnya tepat pada Hari Rabu. Pada hari Rabu sesuai janji dengan Bang Ersad, peneliti mengirim pesan chat lewat aplikasi line kepada Bang Ersad. Dua jam berlalu peneliti menerima pesan balasan dan berkesepakatan jumpa pada siang hari selesai makan siang dengan tempat yang belum ditentukan untuk selanjutnya akan dikabari oleh Bang Ersad. Pada siang hari peneliti tidak kunjung menerima pesan atau kabar dari Bang Ersad hingga peneliti berkesimpulan Bang Ersad sedang sibuk dan memutuskan datang berkunjung pada malam sebelum Distro SnugxRaw tutup dimalam hari.
44
Universitas Sumatera Utara
Sekitar jam 21.30 peneliti berada di Distro SnugxRaw yang dijaga oleh Bang Luluk dan Bang Mbeng. Tampilan ala gaya distro menggunakan kaos putih polos, jeans ketat, aksesoris kalung putih longgar menggantung dileher serta cincin dengan kepala tengkorak, lengkap dengan sneakers hitam sol sepatu putih menjadi pilihan Bang Luluk untuk mengisi shift malam Distro SnugxRaw. Sementara Bang Mbeng menggunakan kupluk hitam, kaos putih dengan gambar simpel, celana jeans ketat diujung dilipat sampai semata kaki, menggunakan aksesoris cincin bermata tengkorak, lengkap dengan sepatu samata kaki hitam merek Dr. Marteen. Peneliti datang ketika mereka tengah duduk santai didudukan sepeda motor yang ada dipelataran parkir depan Distro SnugxRaw. Peneliti mengajak ngobrol hingga tiba waktu menutup distro setelah melihat kedatang Bang Ersad, owner Distro SnugxRaw. Bang Ersad menghampiri peneliti mengobrol sebentar untuk selanjutnya masuk kedalam distro untuk persiapan tutup Distro SnugxRaw dan briefing dengan karyawan Distro SnugxRaw. Selang beberapa lama, Bang Ersad dan menghampiri peneliti dan membuat janji ulang untuk jumpa besok pagi di Distro SnugxRaw bertepatan Distro akan bersih-bersih rutin tiap bulannya. Setelah sepakat, peneliti dan Bang Ersad bersalaman tanda pamit untuk pulang ketempat masing-masing. Peneliti kemudian menerima ajakan karyawan Distro SnugxRaw untuk nongkrong bareng dengan mereka disalah satu cafe yang ada di Kota Medan. Kemudian berangkat dengan tujuan Cafe Chirurgie yang ada di Jalan K.H Wahyid Hasyim, disana peneliti dan karyawan telah mendapati kawan-kawan dari Bang Luluk dan Bang
45
Universitas Sumatera Utara
Mbeng yang tengah asyik nongkrong disana. Peneliti nongkrong bersama mereka dan turut membahas permasalahan konsep pakaian distro yang ada pada Distro SnugxRaw. Besok paginya peneliti datang ke Distro SnugxRaw sekitar jam 10.15 dan mendapati pintu Distro SnugxRaw hanya dibuka setengah saja dengan pintu di toko RAW Lab tertutup rapat. Peneliti memarkir sepeda motor dipelataran Distro SnugxRaw, masuk kedalam distro mendapati Bang Hendra, Bang Luluk, dan Bang Dicky duduk santai dikasir. Didalam distro masih gelap dan udara tidak sejuk seperti biasanya, maklum saja pagi itu sekitaran kawasan Jalan Dr. Mansyur mengalami pepadaman listrik bergilir. Sementara mereka membersihkan distro, peneliti menunggu Bang Ersad di pelataran Distro SnugxRaw. Hingga sekitar jam 12.30 mobil sedan milik Bang Ersad terparkir dibadan jalan depan pelatran Distro SnugxRaw, dari dalam mobil keluar Bang Ersad dan seorang pria dan wanita. Begitu keluar dari dalam mobil Bang Ersad meminta waktu sebentar untuk masuk kedalam distro menjumpai karyawan-karyawan distro. Sekilas dari luar distro terlihat dari pintu kaca Distro SnugxRaw mereka berdiskusi ringan dengan pria dan wanita yang datang bersama Bang Ersad ke distro sebelumnya. Selang beberapa waktu Bang Ersad keluar dari dalam distro meninggalkan pria dan wanita tersebut bersama karyawan-karyawan yang bertugas pagi itu. Peneliti dan Bang Ersad kemudian duduk santai didepan sebuah barbershop28 tetanggaan dengan Distro SnugxRaw, didepannya ada sebuah kursi panjang dan 28
Barbershop adalah sebuah salon khusus pria yang memberikan pelayanan mulai dari potong
rambut, cuci rambut, pijat, dan perawatan lain yang ditujukan bagi kaum hawa.
46
Universitas Sumatera Utara
meja kecil sebagi tempat peneliti dan Bang Ersad duduk santai sambil mengobrol. Ditengah obrolan atau wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bang Ersad yang tidak sepengetahuannya telah direkam oleh peneliti, turun hujan lumayan deras. Mengharuskan peneliti dan Bang Ersad berteduh kedalam pelataran barbershop yang beratap dan melanjutkan wawancara yang terganggu. Bang Ersad menjadi salah satu informan yang paham benar tentang fashion distro, karena selain sebagai owner Bang Ersad juga membuat merek fashion distro sendiri yang diberi label Sir Alex serta bertindak juga sebagai konsumen yang gandrung dengan fashion distro sejak masih zaman SMA dulu. Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian dikawasan Jalan Dr. Mansyur yang menjadi salah satu pusat distro di Kota Medan. Sepanjang kawasan Jalan Dr. Mansyur terdapat ruko atau toko yang digunakan sebagai tempat usaha, baik usaha jajanan, butik, perlengkapang elektronik, cafe, restoran, angkringan, toko kelontong, sampai distro yang dapat ditemukan dengan mudah dikawasan Jalan Dr. Mansyur. Sebagai salah satu pusat distro, selain terdapat Distro SnugxRaw yang menjadi tempat penelitian. Peneliti menambah data yang ada dengan melakukan penelitian pada dua distro yang berbeda, satu diantaranya adalah Distro Dreamer yang dimiliki oleh Bang Hendra yang telah merintis usaha distro sejak 2008. Distro Dreamer menjadi populer dikalangan anak muda Kota Medan karena produk merek lokal dari kota lain diluar Kota Medan yang dititipkan untuk dipasarakan di Kota Medan melalui Distro Dreamer.
47
Universitas Sumatera Utara
Pada saat melakukan penelitian, peneliti dengan izin dari Bang Hendra yang pada suatu kesempatan untuk kunjungan pertama dapat berjumpa langsung dengan peneliti untuk dapat melakukan pengamatan dan wawancara dengan karyawan distro untuk mendapatkan sejumlah data mengenai fashion distro. Namun karena keterbatasan dan waktu yang relatif singkat pengalaman bekerja karyawan Distro Dreamer, peneliti mengalami kendala karena tidak menemukan data-data yang dapat membantu permasalahan penelitian. Pada akhirnya peneliti langsung melakukan wawancara dengan owner atau pemilik distro, yaitu Bang Hendra yang sudah mengerti tentang fashion yang terdapat pada Distro Dreamer. Selain Distro SnugxRaw dan Dreamer, peneliti melakukan pengamatan dan interkasi dengan karyawan dan owner atau pemilik Distro yang terdapat dikawasan Jalan Dr. Mansyur yaitu Distro LOCCAL. Distro LOCCAL adalah distro yang menjual produk pakaian dengan Merek LOCCAL sama persis seperti nama distro. Merek LOCCAL yang mejadi nama distro merupakan produk yang diproduksi di Kota Bandung dan telah bernaung dan memiliki Distro dan cabang di Kota Bandung. Distro LOCCAL yang terdapat di Kota Medan dipercayakan oleh owner atau pemilik kepada Bang Fadil yang bertindak sebagai menajer untuk mengontrol barang dan keungan distro. Peneliti membangun rapport dengan Bang Fadil yang telah bekerja sejak Distro LOCCAL berdiri di Kota Medan. Berkat pengalaman dan pengamatan selama menjalanakan usaha Distro LOCCAL, Bang Fadil mampu membantu peneliti untuk mejawab permasalahan penelitian. Perkenalan dengan tiga Distro yang menjadi lokasi penelitian, Bang Ersad sebagai owner atau pemilik Distro SnugxRaw, Bang Hendra sebagai owner
48
Universitas Sumatera Utara
atau pemilik Distro Dreamer, dan Bang Fadil sebagai manajer dari Distro LOCCAL sangat membantu penelitian yang dilakukan peneliti selama sebulan . Dalam proses pengambilan data dilapangan, peneliti membangun rapport baik secara langsung melalui tatap muka atau tidak langsung dengan membuat janji untuk menayakan kesedian waktu informan untuk melakukan wawancara. Selain kepada owner sampai manajer distro, peneliti juga melakukan rapport dengan beberapa konsumen yang sering berbelanja atau berkunjung ke distro baik untuk berbelanja atau untuk berjumpa dengan karyawan toko yang menjadi teman mereka. Pemilihan informan dilakukan dengan konsumen yang mengerti dengan fashion distro yang menjadi permasalahan penilitian. Perkenalan dan adanya hubungan yang baik dengan para informan turut berpengaruh pada kehidupan sehari-hari peneliti. Peneliti yang sering melintas dari kawasan Jalan Dr. Mansyur, tidak jarang bertegur sapa dengan para informan ketika berada pada Distro SnugxRaw, Dreamer, dan LOCCAL.
49
Universitas Sumatera Utara